Dosen Pengampu:
Disusun Oleh :
Kelompok 9
Kelas: ABT 7A
A. Hakikat Kepribadian
Schiffman dan Kanuk (2004) mendefinisikan kepribadian sebagai berbagai
karakteristik psikologis di dalam diri seseorang yang menentukan dan
menggambarkan reaksi mereka terhadap lingkungan. Yang dimaksud dengan
karakteristik psikologis dalam diri seseorang adalah berbagai sifat, atribut, perangai
dan perilaku yang membedakan satu individu dengan individu lainnya.
Tiga karakteristik yang perlu dibahas dalam pembahasan mengenai
kepribadian adalah berikut ini.
1. Kepribadian Mencerminkan Perbedaan Antrarindividu
Kepribadian manusia merupakan kombinasi yang unik dari berbagai
faktor karakteristik. Hal ini yang menyebabkan tidak ada dua manusia yang
sama persis. Sebagai conoh, seseorang dapat dikategorikan memiliki
keinginan yang tinggi untuk mendominasi, sementara ada yang dapat
dikategorikan memiliki keinginan rendah untuk mendominasi. Kepribadian
memudahkan pemasar untuk mengelompokkan konsumen berdasarkan
kemiripan dalam faktor kepribadian tertentu.
2. Kepribadian Bersifat Konsisten dan Berkelanjutan (Enduring)
Teori Neo-Freudian ini banyak digunakan oleh pemasar dalam merancang strategi
pemasarannya. Sebagai contoh, pemasar mengklaim bahwa produknya dapat
menjadikan seseorang memperoleh suatu pengakuan khsusu dari masyarakat. Strategi
ini disesuaikan dengan teori yang dikemukakan oleh Horney mengenai comliant
individual.
3. Teori Trait
a. Tingkat keinovatifan
Tingkat keinovatifan konsumen dapat diukur menggunakan instrument yang dibentuk
oleh para peneliti, yang bersifat fleksibel dalam domain kajiannya, misalnya untuk
diterapkan pada kategori produk yang luas (personal computer), subkategori produk
(komputer jenis notebook), ataupun tipe produk (komputer notebook mini berat 3
pound).
b. Dogmatisme
Dogmatisme merupakan karakteristik manusia yang mengukur kekakuan atau rigidity
dan keterbukaan yang ditunjukkan konsumen terhadap informasi atau hal-hal baru
yang kurang familiar atau yang tidak sesuai dengan sistem keyakinan mereka.
Konsumen dengan dogmatism tinggi akan sulit menerima hal-hal yang tidak familiar
dengan mereka. Penerimaan akan dilakukan dengan rasa tidak nyaman dan tidak
pasti, sedangkan konsumen dengan tingkat dogmatism rendah akan memiliki sikap
terbuka terhadap hal-hal yang kurang familiar atau tidak sesuai dengan sistem
keyakinan mereka.
c. Karakter sosial
Karakter sosial merupakan karakteristik seseorang yang meiliputi 2 titik ekstrem yaitu
linier-directedness dan other-directedness. Istilah yang pertama berarti konsumen
cenderung menggunakan nilai-nilai maupun keyakinan dalam dirinya sendiri dalam
mengevaluasi produk, sedangkan other-directedness mencerminkan karakteristik
konsumen yang lebih mempertimbangkan nilai-nilai atau petunjuk dari orang lain
mengenai apa yang benar dan apa yang salah dalam mengevaluasi produk.
D. Kepribadian Merek (Brand Personality)
Brand personality menggambarkan merek dengan mengambil perumpamaan
karakteristik manusia. Brand personality dianggap sebagai faktor yang berharga
dalam meningkatkan ikatan/hubungan antara merek dan pemakai.
Sebagai salah satu contoh, konsumen cenderung menganggap Volvo menggambarkan
citra keamanan yang tinggi, sementara Nike memberikan kesan bahwa setiap orang
memiliki jiwa sebagai atlet, dan BMW menampilkan kesan yang menekankan pada
kinerja kendaraan dalam hal menjaga keselamatan pengendara.
Semua kesan yang berhasil ditampilkan oleh merek tersebut dalam benak konsumen
menggambarkan bahwa konsumen dapat melihat karakteristik tertentu dari produk,
kemudian membentuk brand personality.
E. Perspektif Konsep Diri (Self Concept)
Konsep diri adalah persepsi, perasaan, dan sikap seorang individu terhadap dirinya
sendiri. Konsep diri manusia dapat dilihat dari 4 dimensi, yaitu.
1. Konsep diri aktual adalah siapa diri saya saat ini
2. Konsep diri ideal adalah saya ingin menjadi siapa saat ini
3. Private self adalah bagaimana saya ingin memandang diri saya sendiri
4. Social self adalah bagaimana saya ingin dipandang oleh orang lain
F. Pola Konsumsi dan Konsep Diri
Manusia sering kali berusaha untuk mempertahankan actual self-concept dan ingin
mencapai ideal self-concept salah satunya melalui pembelian dan penggunaan barang,
jasa, dan media. Produk dan merek memiliki nilai simbolik tersendiri di mata
konsumen. Konsumen mengevaluasinya berdasarkan konsistensi dengan pandangan
terhadap dirinya sendiri.
Berdasarkan penelitian, konsumen cenderung untuk memilih produk atau merek yang
sesuai dengan dirinya atau dengan apa yang ingin dicapainya sebagai manusia. hal ini
terutama berlaku bagi kaum wanita. Lebih banyak wanita daripada pria yang
menganggap bahwa produk yang mereka gunakan mencerminkan kepribadiannya
sendiri.
G. Pengaruh Konsep Diri Terhadap Perencanaan Pemasaran
Berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan, konsumen memiliki keterkaitan yang
kuat dengan suatu merek tertentu, melihat merek tersebut mencerminkan
kepribadiannya. Bagi pemasar, keterkaitan tersebut merupakan suatu langkah penting
dalam pembentukan kesetiaan konsumen dan hubungan yang positif dengan
konsumen. Hal ini mendatangkan impikasi strategis tersendiri bagi para pemasar.
Contohnya, mereka dapat melakukan segmentasi terhadap pasarnya berdasarkan
konsep diri yang relevan, kemudian memposisikan produk atau jasa yang ditawarkan
sebagai lambing dari konsep diri tersebut.
Pemasar sebaiknya mengembangkan citra produk sedemikian rupa sehingga sesuai
dengan konsep diri yang dianut oleh konsumen. Meskipun konsep diri yang dimiliki
seseorang bersifat sangat unik, ada kemungkinan konsep diri antar individu memiliki
beberapa kemiripan.
Sebagai contoh, banyak konsumen yang mengkategorikan dirinya sebagai seseorang
yang peduli pada lingkungan. Untuk memikat konsumen dengan konsep diri tersebut,
pemasar akan berusaha menampilkan citra produk yang mendukung konsep diri
tersebut.