Anda di halaman 1dari 15

TUGAS 1

 
MATERI PRILAKU MANAJEMEN KEUANGAN
 

Disusun oleh :
Saepudin (71200096)
Setiatun Wahyuningsih (71200103)
 
 
Mata Kuliah : Manajemen Keuangan
Dosen :Dr.Erliany Syaodih,M.Pd
 
 
Program Pasca Sarjana
Magister Manajemen
ARS University Bandung
PRILAKU MANAJEMEN KEUANGAN

 Menurut Kholilah dan Iramani (2013) perilaku manajemen keuangan


adalah kemampuan seseorang dalam mengatur (perencanaan,
penganggaran, pemeriksaan, pengelolaan, pengendalian, pencarian
dan penyimpanan) dana keuangan sehari-hari.
 Menurut Nababan (2012) perilaku keuangan berhubungan dengan
bagaimana seseorang memperlakukan, mengelola, dan
menggunakan sumber daya keuangan yang ada padanya. Individu
yang memiliki perilaku keuangan yang bertanggung jawab cenderung
efektif dalam penggunaan uang yang dimilikinya, seperti membuat
anggaran, mengontrol belanja, berinvestasi. Indikator perilaku
manajemen keuangan meliputi perencanaan keuangan,
penganggaran keuangan, evaluasi keuangan dan pengendalian
keuangan.
PRILAKU MANAJEMEN KEUANGAN
 Perilaku manajemen keuangan berhubungan juga dengan tanggung
jawab keuangan seseorang mengenai cara manajemen keuangan
yang dimiliki (Yohana, 2010). Tangung jawab keuangan adalah
proses manajemen uang dan aset lainnya dengan cara yang diangap
produktif. Terdapat beberapa elemen yang termasuk dalam
manajemen uang yang efektif, seperti pengaturan anggaran dan
pengeluaran, serta menilai perlunya dana cadangan untuk kondisi
darurat dan tabungan masa depan, yaitu dana pensiun, asuransi,
dan investasi dalam jangka waktu yang wajar. Tugas utama
manajemen uang adalah proses pengangaran. Anggaran bertujuan
untuk memastikan bahwa individu mampu mengelola kewajiban
keuangan secara tepat waktu dengan menggunakan penghasilan
yang diterima dalam periode yang sama.
Perilaku Manajemen Keuangan
Terbagi Menjadi Tiga Hal Utama
 Konsumsi, yakni pengeluaran oleh rumah tangga atas
berbagai barang dan jasa (kecuali pembelian untuk rumah
baru).
 Tabungan, yaitu bagian pendapatan yang tidak dikonsumsi
oleh sebuah rumah tangga pada suatu periode tertentu.
 Investasi, yakni mengalokasikan atau menanamkan sumber
daya saat ini dengan tujuan mendapatkan manfaat di masa
mendatang.
Faktor Perilaku Manajemen Keuangan

 Sikap keuangan (Financial Attitude)


 Pengetahuan keuangan (Financial Knowledge)
 Lokus Pengendali (Locus of Control)
 Kepribadian (Personality)
Sikap Keuangan (Financial Attitude)

Obsession, merujuk pada pola pikir seseorang tentang uang dan


persepsinya tentang masa depan untuk mengelola uang dengan baik.
Power, yaitu merujuk pada seseorang yang menggunakan uang sebagai alat
untuk mengendalikan orang lain dan menurutnya uang dapat menyelesaikan
masalah.
Effort, merujuk pada seseorang yang merasa pantas memiliki uang dari apa
yang sudah dikerjakannya.
Inadequacy, merujuk pada seseorang yang selalu merasa tidak cukup
memiliki uang.
Retention, merujuk pada seseorang yang memiliki kecenderungan tidak
ingin menghabiskan uang.
Security, merujuk pada pandangan seseorang yang sangat kuno tentang
uang seperti anggapan bahwa uang lebih baik hanya disimpan sendiri tanpa
ditabung di Bank atau untuk investasi.
Pengetahuan Kuangan
(Financial Knowledge)

 Pengetahuan keuangan juga dapat didefinisikan sebagai


penguasaan seseoang atas berbagai hal tentang dunia
keuangan, yang terdiri dari alat keuangan dan keterampilan
keuangan (Andrew andNanik, 2014).
 Untuk memiliki pengetahuan keuangan yang baik maka perlu
mengembangkan kemampuan keuangan (financial skill) dan
belajar menggunakan alat keuangan (financial tools) (Garman
dalam Aprilia, 2015).
 Alat keuangan merupakan bentuk dari perilaku keuangan
dalam mengambil keputusan.Keterampilan keuangan
(financial skill) menjelaskan bagaimana keterampilan
keuangan menjadi sebuah teknik untuk membuat keputusan
dalam manajemen keuangan pribadi(Yohana, 2010).
Lokus Pengendali
(Locus of control)
 Lokus pengendalian dapat diartikan sebagai cara
pandang seseorang apakah dapat atau tidak untuk
mengendalikan diri mereka untuk menentukan nasib pada
fenomena atau situasi yang terjadi pada diri sendiri
maupun terhadap lingkungan (Yusnia & Jubaedah, 2017).
 Jika seseorang memiliki pengendalian diri yang baik maka
perilaku manajemen keuangannya juga akan baik karena
dengan adanya pengendalian yang baik, seseorang dapat
memperkirakan atau melakukan peramalan serta
pengambilan keputusan dengan bijak (Pradiningtyas &
Lukiastuti, 2019).
Kepribadian (Personality)

 Kepribadian/Personality saat ini istilah personality oleh


para ahli dipakai untuk menunjukkan suatu atribut tentang
individu, atau untuk menggambarkan apa, mengapa, dan
bagaimana tingkah laku manusia (Kuncoro, 2009).
 Feist (2008) mengatakan kepribadian merupakan cara
hidup atau gaya keseluruhan tingkah laku individu yang
ditunjukkan dalam bentuk sikap, watak, nilai kepercayaan,
motif dan sebagainya, dan umumnya definisi tersebut
didasarkan oleh pandangan masing-masing ahli yang
memberi rumusan.
Kepribadian (Personality)
1) Tipe kebersetujuan (agreeableness) secara ekstrim
membedakan pribadi yang berhati lembut dengan pribadi
yang berhati kejam.Menurut Feist (2008) pribadi dengan
ciri agreeableness cenderung mudah mempercayai
siapapun, murah hati, suka menolong, dapat menerima
keadaan dan baik hati. Seseorang dengan
kecenderungan seperti ini adalah mudah simpatik
sehingga memungkinkan transaksi keuangan banyak
didasarkan rasa ingin menolong dan kebaikan hati. Pos
pengeluaran yang tidak direncanakan sering muncul dan
bukan karena prioritas anggaran yang telah disusun tapi
karena dorongan hati.
Kepribadian (Personality)
2) Tipe kenuranian (conscientiousness), individu
yang memiliki nilai tinggi pada kenuranian
(conscientiousness) ditunjukkan dengan perilaku
yang sangat cermat dalam penggunaan anggaran
keuangannya. Kepribadian ini dicirikan seperti
tertib atau teratur, penuh pengendalian diri,
terorganisasi, ambisius, fokus pada pencapaian
dan disiplin diri. Umumnya pribadi yang tinggi
kenuraniannya adalah seorang pekerja keras,
peka terhadap suara hati, tepat waktu dan tekun.
Kepribadian (Personality)
3) Tipe mengutamakan fisik (body focus), kepribadian dengan ciri
body focusditunjukkan pada aktifitas dimana penampilan diri
merupakan faktor sangat penting dalam interaksi sosial.
4) Tipe kebendaan (materialism), secara formal, materialsmdapat
diartikan sebagi individu yang memberi perhatian pada
masalah kepemilikan duniawi sebagai hal yang penting. Pada
tingkat yang tinggi, kepemilikan akan suatu hal atau benda
dapat diasumsikan sebagai tempat sentral dalam kehidupan
orang tersebut, serta menjadi sumber kepuasan terbesar jika
segalanya terpenuhi. Individu melihat, uang sebagai sumber
kekuatan dan harga diri, dan belanja merupakan salah satu
cara untuk mewujudkan karakter dari materialisme.
Kepribadian (Personality)
5)Tipe terakhir, kebutuhan untuk menstimulasi (need for arousal)
merupakan salah satu motivator utama dari kegiatan untuk mengisi
waktu luang. Pengisian waktu luang dengan hal-hal yang baru secara
temporer dapat meningkatkan tingkat dorongan diri dalam individu, yang
juga akan menghasilkan perasaan yang menyenangkan. Hal ini juga
mengacu pada pengertian need for arousal yang lebih kepada
kebutuhan berkelanjutan yang timbul dari peningkatan level stimulasi
seseorang. Tindakan membeli atau belanja adalah salah satu cara yang
dapat dilakukan dalam mengisi waktu luang yang ada untuk
mendapatkan perasaan gembira. Keduanya dilakukan secara simultan
untuk beberapa individu karena tindakan tersebut dianggap dapat
mewakili kekuatan dan status diri serta merupakan sebuah pencapaian
keinginan dalam mendapatkan sebuah input memuaskan atas barang
atau service atau keduanya.
Kepribadian menurut Arijanto (2010)
1) Tipe pribadi hemat Pribadi jenis ini tidak suka
membelanjakan uang untuk sesuatu yang tidak perlu,
bahagia melihat rekening tabungan terus bertambah tiap
bulan, senang menawar harga termurah saat belanja dan
menggunakan pasar biasa sebagai tempat belanja favorit.
Orang bertipe ini, hidup sesuai batas kemampuan namun
kurang berani mengambil risiko berinvestasi
2) Tipe pribadi pemboros Senang membeli barang-barang
yang tidak diperlukan, senang membuat orang lain
terkesan dengan memberi hadiah mahal, memiliki lebih dari
dua kartu kredit. Oleh sebab itu, orang bertipe ini tahu cara
menikmati hidup namun gaya hidup boros menyebabkan
mudah terjebak dalam jebakan utang berlebihan.
Kepribadian menurut Arijanto (2010)
3) Tipe pribadi suka menghamburkan uang Pada dasarnya orang
bertipe ini memiliki naluri untuk menabung, tetapi juga tidak pelit
dan dapat menikmati pengeluaran.
4) Tipe pribadi suka cemas Memiliki kebiasaan cemas terhadap
masalah uang sehingga perlu menuliskan setiap kekhawatiran
dan jangan ragu meminta rekomendasi perencanaan
keuangandari orang lain yang memiliki kemampuan mengelola
keuangan.
5) Tipe pribadi berjiwa social Seseorang yang dapat memfokuskan
diri terhadap sesuatu yang lebih penting dan bermakna dalam
kehidupan namun dapat membuat kondisi keuangan anda
bermasalah karena mengeluarkan uang untuk kegiatan sosial
melebihi batas kemampuan keuangan.

Anda mungkin juga menyukai