Anda di halaman 1dari 4

BAB III

PERILAKU KEUANGAN

3.1 Pengertian Perilaku


Terdapat banyak pendapat mengenai pengertian perilaku keuangan yang
berbeda beda, dibawah ini akan dijelaskan pengertian perilaki keuangan
menurut beberapa para ahli:

Perilaku Keuangan adalah mempelajari bagaimana manusia secara


actual berperilaku dalam sebuah penentuan keuangan, khususnya
mempelajari bagaimana psikologi mempengaruhi keputusan keuangan,
perusahaan dan pasar keuangan. Kedua konsep yang diuraikan secara jelas
menyatakan bahwa perilaku keuangan merupakan suatu pendekatan yang
menjelaskan bagaimana manusia melakukan investasi atau berhubungan
dengan keuangan dipengaruhi oleh faktor psikologi (Wicaksono dan
Divarda, 2015).
Perilaku keuangan menjadi gambaran cara individu berperilaku ketika
dihadapkan dengan keputusan keuangan yang harus dibuat. Perilaku
keuangan juga dapat diartikan sebagai suatu teori yang didasarkan atas ilmu
psikologi yang berusaha memahami bagaimana emosi dan penyimpanan
kognitif mempengaruhi perilaku investor. Di tengah perkembangan ekonomi
global saat ini, setiap individu harus dapat menjadi konsumen yang cerdas
untuk dapat mengelola keuangan pribadinya dengan cara membangun melek
finansial yang mengarah pada perilaku keuangan yang sehat. Kendali diri
merupakan perilaku keuangan yang sangat bermanfaat bila dipahami dan
dapat diterapkan di kehidupan seharihari (Lubis, et al., 2013).

Perilaku keuangan berhubungan dengan tanggung jawab keuangan


seseorang terkait dengan cara pengelolaan keuangan. Tanggung jawab
keuangan merupakan proses pengelolaan uang dan asset yang dilakukan
secara produktif. Pengelolaan uang adalah proses menguasai dan
menggunakan aset keuangan. Ada beberapa elemen yang masuk ke
pengelolaan uang yang efektif, seperti pengaturan anggaran dan menilai
pembelian berdasarkan kebutuhan. Aktivitas utama dalam pengelolaan uang
adalah proses penganggaran. Anggaran bertujuan untuk memastikan bahwa
individu mampu mengelola kewajiban keuangan secara tepat waktu dengan
menggunakan penghasilan yang diterima dalam periode yang sama (Ida dan
Dwinta, 2010).

Dari beberapa pengertian yang dijelaskan oleh para ahli diatas dapat
disimpulkan bawah Perilaku Keuangan adalah suatau kondisi dimana
seseorang berperilaku saat dihadapkan dalam mengambil suatu keputusan
dalam hal keuangan sehingga uang tersebut nantinya dapat dikelola dengan
optimal sesuai kebutuhan.

3.2 Dimensi Perilaku Keuangan


Menurut Dew dan Xiao (2011), financial behavior mencakup tiga
dimensi keuangan, yaitu:
a. Consumption
Konsumsi adalah pengeluaran atas berbagai barang dan jasa.
FinancialBehavior seseorang dapat dilihat dari bagaimana dia melakukan
kegiatan konsumsinya seperti apa yang dibeli seseorang dan mengapa dia
membelinya (Ida dan Dwinta, 2010).

b. Cash-flow management
Arus kas adalah indikator utama dari kesehatan keuangan yaitu
ukuran kemampuan seseorang untuk membayar segala biaya yang
dimilikinya, manajemen arus kas yang baik adalah tindakan penyeimbangan,
masukan uang tunai dan pengeluaran. Cash flow management dapat diukur
dari apakah seseorang membayar tagihan tepat waktu, memperhatikan
catatan atau bukti dan membuat anggaran keuangan dan perencanaan masa
depan (Hilgert dan Hogart, 2003).

c. Saving and Investment


Tabungan dapat didefinisikan sebagai bagian dari pendapatan yang
tidak dikonsumsi dalam periode tertentu. Karena seseorang tidak tahu apa
yang akan terjadi di masa depan, maka uang harus disimpan untuk
mengantisipasi kejadian yang tidak terduga. Investasi yaitu mengalokasikan
atau menanamkan sumber daya saat ini dengan tujuan mendapatkan manfaat
di masa mendatang (Herdijono dan Damanik, 2013).

3.3 Faktor yang mempengaruhi perilaku keuangan


3.3.1 Perilaku Konsumen
Pada buku Perilaku Investor Keuangan karangan Arlina dkk,
perilaku konsumen merupakan tindakan yang langsung terlibat dalam
mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk atau jasa,
termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusul tindakan
ini (Setiadi, 2003: 3). Perilaku konsumen merujuk pada perilaku
membeli konsumen akhir individu dan rumah tangga yang membeli
barang dan jasa untuk konsumsi pribadi (Kotler dan Amstrong, 2008 :
158).
Perilaku konsumen adalah tindakan-tindakan, proses, dan
hubungan sosial yang dilakukan individu, kelompok, dan organisasi
dalam mendapatkan, menggunakan suatu produk atau lainnya sebagai
suatu akibat dari pengalamannya dengan produk, pelayanan, dan
sumber-sumber lainya (Budi Rahayu, 2017).
Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan perilaku konsumen
adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh suatu individu, kelompok,
dan organisasi dalam membeli, mendapatkan, mengkonsumsi,
menggunakan suatu produk biak itu barang atau jasa.

Faktor – faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen:


1. Faktor Budaya, terdiri dari: Sub budaya, kelas sosial
2. Faktor Sosial, terdiri dari: Kelompok referensi, keluarga, peran dan
status
3. Faktor Pribadi, terdiri dari: Usia dan tahap siklus hidup, pekerjaan,
situasi ekonomi, gaya hidup, kepribadian dan konsep diri
4. Faktor Psikologis, terdiri dari: Motivasi (motivasi merupakan suatu
dorongan yang ada dalam diri manusia untuk mencapai tujuan
tertentu), persepsi (persepsi merupakan hasil pemaknaan seseorang
terhadap stimulus atau kejadian yang diterimanya berdasarkan
informasi dan pengalamannya terhadap rangsangan tersebut),
pembelajaran, kepercayaan dan sikap.
dari faktor – faktor perilaku konsumen diatas dapat mempengaruhi
perilaku keuangan seperti pada faktor budaya, budaya merupakan
suatu kepercayaan atau kebiasaan pada suatu daerah, setiap daerah
memiliki budaya yang berbeda – beda, karena perbedaan itulah
perilaku keuangan seseorang di setiap daerah berbeda. Begitu juga
dengan faktor pribadi yang dimiliki perilaku konsumen akan perilaku
keuangan mereka berbeda – beda pula, dapat dicontohkan usia pada
faktor pribadi, seseorang yang berusia 17 tahun perilaku konsumen
mereka akan berbeda dengan usia 40 tahun ke atas, barang atau jasa
yang dibeli atau dikonsumsi akan berbeda contohnya membeli
baranng, konsumen usia 17 tahun biasa akan membeli barang yang
berfokus pada penampilan sedangkan konsumen usia 40 tahun biasa
akan membeli barang yang berfokus pada kualitas barang tersebut,
begitu juga gaya hidup, gaya hidup seseorang yang biasa hidup mewah
dengan seseorang yang memiliki gaya hidup sederhaan akan memiliki
perbedaan pula dalam mengambil keputusan dalam mengelola
keuangan mereka (perilaku keuangan).
3.3.2 Perilaku Investor

Anda mungkin juga menyukai