Vito Gamaliel
Universitas Mercu Buana Meruya
Email : valianderkolom664@gmail.com
Abstrak
Artikel ini menjelaskan mengenai kehidupan finansial individu yaitu suatu fokus
subjek yang rumit dan penting yang mengambil beberapa perspektif tentang
konsumsi. Dengan metode deskriptif kualitatif, akan dijelaskan secara jelas
terhadap beberapa aspek yang di bahas dalam jurnal tersebut. Seperti perencanaan
keuangan yang mampu memberi penjelasan Langkah yang akan di ambil ke depan,
pengaruh konsumsi bisa dari siklus perubahan atas barang yang dibeli pada
beberapa masa tertentu, prioritas keuangan yang selalu menempatkan beberapa hal
terdahulu di depan dibandingkan dengan hal-hal yang lain, dan lain-lain.
Abstract
This article describes the financial life of individuals as a complex and important
subject focus that takes several perspectives on consumption. With the qualitative
descriptive method, it will be explained clearly to several aspects discussed in the
journal. Like financial planning that is able to explain the steps that will be taken
in the future, the effect of consumption can be from the cycle of changes in goods
purchased at certain times, financial priorities that always put some things ahead
compared to other things, and others.
Konsumsi dalam konteks keuangan personal merujuk pada pengeluaran atau pembelian
barang dan jasa yang dilakukan oleh individu atau keluarga. Pengaruh konsumsi terhadap
keuangan personal dapat dijelaskan dalam beberapa aspek konseptual:
Pendapatan dan Pengeluaran : Konsumsi sangat terkait dengan tingkat pendapatan. Jika
seseorang menghabiskan lebih dari yang mereka hasilkan, mereka dapat mengalami masalah
keuangan. Jadi, konsep ini menekankan pentingnya mengelola pengeluaran agar sesuai dengan
pendapatan yang ada. Kesejahteraan atau sejahtera dalam bentuk murninya adalah memiliki
banyak makna. Sejahtera lebih mencondong pada keadaan yang baik, situasi dimana setiap orang
dalam jangkauan pengukuran yang memadai, dalam Kesehatan dan ketentraman. Dalam aspek
ekonomi, sejahtera berhubungan dengan keuntungan suatu benda. Kemudian menurut Nasikun
(1993) kesejahteraan dapat dilihat dari 4 indikator yang harus terpenuhi yaitu rasa aman,
kesejahteraan, kebebasan dan jati diri.
Tabungan dan Investasi : Konsep konsumsi juga berkaitan dengan kemampuan untuk
menabung dan berinvestasi. Semakin banyak uang yang dihabiskan untuk konsumsi, semakin
sedikit yang dapat ditabung atau diinvestasikan. Ini dapat mempengaruhi masa depan keuangan
pribadi, khususnya persiapan untuk pensiun atau kebutuhan mendesak lainnya. Menurut Rahayu
(2014:74). Harrod-Domar: Tabungan dan Investasi Teori Harrod-Domar adalah salah satu teori
yang selalu dipakai dan akan lebih diteliti untuk dikemabangkan. Teori ini dicetuskan oleh Evsey
Domar dan Roy Harrod, walau kedua sosok ini bekerja terpisah namun membuahkan kesimpulan
yang sama dimana pertumbuhan ekonomi dipilih Nasib kelanjutannya oleh tingkat tabungan dan
investasi yang dicapai. Jika tabungan dan investasi masyarakat dibawah ekspektasi, maka
perkembangan ekonomi masyarakat atau negara tersebut bisa memiliki kondisi yang sam dengan
yang masyarakt miliki. Hal tersebut yang serupa bisa dilihat kepada negara maju dan
berkembang, masyarakat di Negara maju adalah masyarakat yang mampu memiliki investasi
yang tinggi yang di realisasikan dalam dana reksa, saham, indeks, dan bentuk investasi lain-lain.
Contohnya adalah masyarakat Singapura mampu mencapai tingkat investasi yang melebihi
negara-negara di Asia Tenggara. Fundamental asumsi teori ini yaitu masalah pembangunan
kepada asalnya adalah masalah investasi modal. Jika investasi modal sudah berjalan baik, maka
perkembangan ekonomi negara tersebut pun akan berkembang baik. Maka, salah satu tanda
dalam pembangunan di Indonesia, pemerintah meningkatkan penanaman investasi dan hal
tersebut menjadikan investasi tumbuh pesat dan subur di Indonesia.
Perencanaan Keuangan : Menurut Subiaktono (2013) langkah-langkah yang harus di
ambil terdahulu dari perencanaan keuangan adalah memperhatikan situasi keuangan
pribadi adalah melihat pengeluaran, pemasukkan, serta mencari tahu instrumen-instrumen
investasi yang akan dipilih, penentuan tujuan dibidik pada keinginan masing-masing pribadi,
mengidentifikasi suatu pola investasi yang akan diterjuni.
Utang : Konsumsi yang terlalu eksesif bisa menyebabkan terjadinya tambah hutang dari
waktu ke waktu. Utang ini jika terlalu lama di abaikan bisa menyebabkan kewajiban finansial
yang terlalu besar, dan membayar bunga terhadap utang dapat meminimalisir kekayaan pribadi.
Utang adalah tanggungan suatu perusahaan yang muncul dari transaksi pada waktu atau
aktivitas sudah lewat dan hanya bisa dibayar menggunakan kas, barang dan jasa pada masa
yang mendatang (Yusuf, 2001).
Sikap Terhadap Konsumsi : Konsep ini mengacu pada sifat dan nilai-nilai individu
kepada konsumsi. Beberapa orang selalu wajib bisa mengutamakan pengeluaran kepada barang-
barang berwujud nyata, sementara sisa dari hal-hal tersebut lebih memperhatikan pengeluaran
untuk pendidikan atau pengalaman. Sikap terhadap konsumsi mampu memaparkan kemampuan
untuk melakukan serangkaian kemampuan dalam pilihan keuangan personal. Menurut Theory of
Reasoned Action (TRA) perilaku disebabkan oleh niat, padahal niat dipengaruhi melalui sikap
dan norma subyektif. Teori ini di teliti lebih dalam lagi oleh Ajzen (1985) menjadikan Theory of
Planned Behavior (TPB) yang dibuat untuk memperkirakan perilaku individu dengan
pendekatan-pendekatan yang lebih spesifik. Konstruk yang di buat baru lagi kedalam teori ini
adalah persepsi kontrol perilaku (perceived behavioral control). The attitude toward behavior
adalah serangkaian pemikiran mengenai konsekuensi sidasari oleh suatu perilaku atau secara
singkat ditranslasikan keyakinan perilaku (behavioral beliefs) (Ajzen, 2005). Keyakinan
berhubungan dengan penilaian subyektif individu kepada dunia sekitarnya, cara seorang individu
memahami diri dan lingkungannya, di lakukan dengan cara mengaitkan antara perilaku tertentu,
lalu berbagai manfaat atau kerugian yang bisa saja diperoleh jika seorang individu bertindak atau
tidak terhadapnya. Keyakinan ini bisa memperketat sikap kepada perilaku yang sudah terpasang,
namun hanya bis a jika berdasarkan evaluasi yang sudah dilakukan oleh individu tersebut
(beliefs strength and outcome evaluation), dinyatakan data bahwa perilaku itu mampu
memberikan keuntungan baginya. Teori ini memberi pernyataan bahwa 13 keinginan suatu orang
untuk bersifat atau tidak dalam suatu tindakan di fundamentalisasikan melalui keyakinan dan
evaluasi berdasarkan hasil yang muncul atas perilakunya. Jadi, seseorang yang mampu
menyimpan keyakinan bahwa hasil yang diperoleh adalah positif, maka akan muncul positif
terhadap perilaku itu, begitu juga sebaliknya.
Perubahan Siklus Hidup : Konsumsi pada keuangan personal dapat memiliki beberapa
variasi selama siklus hidup seorang individu. Pada usia yang prioritas, berbeda, dan pengeluaran
bisa berubah. Misalnya, seorang mahasiswa bisa saja = fokus pada biaya pendidikan, sedangkan
seseorang yang sudah akan pensiun bisa lebih mempertimbangkan tabungan agar bisa memiliki
masa pensiun. Menurut Kotler yang diterjemahkan oleh Bob Sabran (2009:210) mengatakan:
“Gaya hidup secara luas didefinisikan sebagai pola hidup seseorang di dunia yang terungkap
pada aktifitas, minat dam opininya. Gaya hidup menggambarkan keseluruhan diri seseorang
yang berinteraksi dengan lingkungannya.” Gaya hidup menurut Sunarto (dalam Silvya 2009;93)
menunjukan cara orang hidup, bagaimana mereka melakukan pengeluaran uang dan bagaimana
mereka mengalokasikan waktu mereka. Dimensi gaya hidup merupakan pengidentifikasian
konsumen dilihat dari AIO activities (aktivitas), interest(minat) dan opinion (opini)
Penting untuk memahami kalau konsumsi itu selalu menjadi bagian penting berasal
kehidupan dan keuangan pribadi. Namun, pengeluaran wajib dikelola dengan bijak dan sejalan
dengan bidikan keuangan pribadi jangka pendek dan jangka panjang. Perencanaan keuangan
yang baik dan pemahaman mengenai bagaimana konsumsi mempengaruhi keuangan pribadi
sangat penting untuk mencapai kestabilan finansial dan keamanan di masa depan.
METODE PENELITIAN
PEMBAHASAN
Pengaruh konsumsi dalam keuangan personal adalah konsep yang mencakup berbagai
aspek dalam pengelolaan keuangan individu atau keluarga. Untuk memahami konsep ini lebih
dalam, mari kita bahas beberapa poin penting secara lebih detail:
Pendapatan dan Pengeluaran : Konsumsi yang tepat sejalan dengan pendapatan. Ini
berarti bahwa pengeluaran Anda seharusnya tidak melebihi pendapatan yang Anda
hasilkan. Mempertimbangkan pendapatan adalah langkah pertama dalam pengelolaan
keuangan pribadi yang sukses.
Prioritasi Pengeluaran : Pengaruh konsumsi dalam keuangan personal mencakup
pengambilan keputusan tentang bagaimana mengalokasikan dana yang tersedia. Individu
perlu memprioritaskan pengeluaran mereka, memisahkan kebutuhan (seperti makanan,
perumahan, dan utilitas) dari keinginan (seperti liburan atau barang-barang mewah).
Perencanaan Keuangan : Konsumsi yang bijak melibatkan perencanaan keuangan yang
matang. Ini termasuk membuat anggaran pribadi yang mencakup pengeluaran bulanan,
tabungan, dan investasi. Perencanaan keuangan membantu individu mengelola keuangan
mereka secara efisien dan mencapai tujuan keuangan jangka panjang.
Tabungan dan Investasi : Cara Anda mengelola konsumsi Anda akan memengaruhi
sejauh mana Anda dapat menabung dan berinvestasi. Jika Anda menghabiskan sebagian
besar pendapatan Anda untuk konsumsi, sisaannya untuk menabung dan berinvestasi
akan lebih sedikit. Investasi jangka panjang adalah kunci untuk mencapai stabilitas
keuangan di masa depan.
Utang : Konsumsi yang tidak terkontrol dapat mengarah pada penumpukan utang.
Membayar utang bisa memakan sebagian besar pendapatan Anda, dan itu dapat
menghambat pertumbuhan kekayaan Anda. Pengaruh konsumsi yang bijak adalah kunci
untuk menghindari masalah utang yang serius.
Sikap Terhadap Konsumsi : Pengaruh konsumsi juga mencakup nilai-nilai dan sikap
individu terhadap konsumsi. Beberapa orang mungkin cenderung menghabiskan uang
mereka pada barang-barang material, sementara yang lain lebih fokus pada pengalaman
atau kepentingan sosial. Memahami nilai-nilai ini adalah penting dalam mengambil
keputusan keuangan yang tepat.
Perubahan Selama Siklus Hidup : Jenis konsumsi dalam keuangan personal dapat
berubah seiring berjalannya waktu dan tahap kehidupan. Misalnya, pada masa muda,
prioritas keuangan mungkin terfokus pada pendidikan, sementara saat mendekati pensiun,
fokus dapat beralih ke tabungan pensiun dan kesejahteraan.
Pengaruh Eksternal : Pengaruh eksternal seperti budaya konsumsi, periklanan, dan
tekanan sosial juga dapat memengaruhi keputusan konsumsi. Penting bagi individu untuk
tidak terpengaruh oleh tekanan konsumsi yang tidak sehat dan tetap berpegang pada
prioritas keuangan pribadi.
Pengaruh konsumsi dalam keuangan personal adalah konsep dasar yang
menggarisbawahi pentingnya kesadaran, perencanaan, dan pengelolaan keuangan yang bijak.
Memahami konsep ini membantu individu mengambil langkah-langkah yang tepat untuk
mencapai stabilitas keuangan dan kesejahteraan di masa depan.
KESIMPULAN
KETERBATASAN
Ajzen, I. 1985. ―From Intentions To Actions: A Theory Of Planned Behavior. Action Control‖.
Springer-Verlag Berlin Heidelberg, pp. 11-39.
Ajzen, I. 2005. Attitudes, Personality and Behavior. Second Edition. USA: Open University
Press Book.
Al Haryono Yusuf. (2001). Dasar-Dasar Akuntansi, Yogyakarta, STIE YKPN
Aldiki, R., Agustin, D., & Zulfa, D. (2022). The Effect of Financial Knowlegde, Financial
Attitude on Financial Management Behavior in Coffee Shop in Tangerang City. Indikator: Jurnal
Ilmiah Manajemen dan Bisnis, 6(1), 119 - 130.
doi:http://dx.doi.org/10.22441/indikator.v6i1.14159
Firdaus, M., Ayati, A., & Aprilia, P. (2022). The Effect of Financial Literature, Income and
Herding Bias on Investment Decisions (Study on Students of the Faculty of Economics and
Business, Mercu Buana University, Jakarta). Indikator: Jurnal Ilmiah Manajemen dan Bisnis,
6(1), 1 - 11. doi:http://dx.doi.org/10.22441/indikator.v6i1.13913
Haryanto, R., & Sitio, A. (2022). Effect of Price and Service Quality on Customer Satisfaction
and Its Implications on Customer Loyalty PT. XYZ. Indikator: Jurnal Ilmiah Manajemen dan
Bisnis, 6(1), 12 - 20. doi:http://dx.doi.org/10.22441/indikator.v6i1.8093
Kotler dan Keller. 2009. Manajemen Pemsaran. Jilid I. Edisi ke Tigabelas, Terjemahan, Bob
Sabran, MM . Jakarta: Erlangga.
Lexy J. Moleong. (2002). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Nasikun. (1993). Sistem sosial Indonesia. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
NUGRAHA, R., EKSANTI, A., & HALOHO, Y. (2022). The Influence of Financial Literacy and
Financial Behavior on Investment Decision. Indikator: Jurnal Ilmiah Manajemen dan Bisnis,
6(2), 43 - 53. doi:http://dx.doi.org/10.22441/indikator.v6i2.14001
Octavia, A., Yuwono, C., & Monangin, F. (2022). The Effect of Financial Literature, Financial
Behavior, & Regret Aversion Bias on Millennial Investment Decisions. Indikator: Jurnal Ilmiah
Manajemen dan Bisnis, 6(1), 63 - 74. doi:http://dx.doi.org/10.22441/indikator.v6i1.14009
Rahayu. 2014. Teori Pembangunan Dunia Ke -3 Dalam Teori Modernisasi Jurnal Gema Eksos.
Neliti.com. Diakses Tanggal 20 Juni 2019.
Risman, A., Ali, A. J., Soelton, M., & Siswanti, I. (2023). The Behavioral finance of MSMEs in
the advancement of financial inclusion and financial technology (Fintech). The Indonesian
Accounting Review, 13(1), 91-101. doi:http://dx.doi.org/10.14414/tiar.v13i1.3213
Risman, A., Prowanta, E. & Siswanti, I. (2021). Behavioral Corporate Finance. Yogyakarta:
Penerbit KBM Indonesia.
Slameto. (2013). “Faktor-Faktor yang mempengaruhi Belajar”, dalam Belajar dan Faktor-faktor
yang Mempengaruhinya, edisi ke-6. Jakarta.
Sumaiya, A., Meliala, M., & Setiawan, T. (2022). The Influence of Investment Knowledge,
Investment Motivation and Financial Literature on Investment Interest (Case Study In Indonesia
Students Who Have Invested). Indikator: Jurnal Ilmiah Manajemen dan Bisnis, 6(2), 112 - 123.
doi:http://dx.doi.org/10.22441/indikator.v6i2.14153
Sunarto dalam Silvya. 2009. Efektivitas Organisasi. Erlangga, Jakarta.