TINJAUAN PUSTAKA
Bab kedua tesis ini berisi berbagai teori dan konsep yang digunakan
sebagai rujukan berfikir dan analisis. Secara garis besar bagian tinjauan pustaka
menguraikan teori dan konsep mengenai literasi keuangan, perilaku keuangan,
karakteristik sosial demografi (melingkupi jenis kelamin, tingkat pendapatan,
usia), dan toleransi resiko sebagai sebuah variabel yang nantinya akan
mempengaruhi dalam pengambilan beberapa keputusan terkait perencanaan
pengelolaan keuangan hari tua.
PSIKOLOGI
SOSIOLOGI BEHAVIORAL
FINANCE
FINANCE
1. Penggunaan dana. Dari mana pun sumber dana yang dimiliki, yang
menjadi persoalan adalah bagaimana cara mengalokasikan dana
(penggunaan dana) tersebut untuk memenuhi kebutuhan secara tepat.
Pengalokasian dana haruslah berdasarkan prioritas. Skala prioritas dibuat
berdasarkan kebutuhan yang anda perlukan, namun harus memperhatikan
presentase sehingga penggunaan dana tidak habis digunakan untuk
konsumsi sehari-hari saja. Presentasi pengalokasian dana yakni 70%
dapat digunakan untuk pemenuhan konsumsi sehari-hari, 20% untuk
ditabung, dan 10% investasi. Karena 70% digunakan untuk konsumsi
sehari-hari, maka diperlukan ketelitian dalam menghitung kebutuhan
pribadi dalam keseharian, seperti makan, minum, rekreasi, kos, dan
lainnya yang membantu anda pada tujuan pribadi. 70% ini haruslah tepat
dan tidak berlebihan. 20% yang ditabung berguna untuk kebutuhan
mendesak ataupun jika tidak digunakan, suatu saat dapat dipakai sebagai
modal investasi. 10% yang digunakan untuk investasi dapat direncanakan
dengan matang, sehingga investasi tersebut dapat mendatangkan
keuntungan dimasa mendatang. Memang sangat kecil presentase untuk
investasi, dikarenakan kebutuhan investasi bukanlah sesuatu yang utama
dalam pengelolaan keuangan pribadi. 10% tersebut tidaklah langsung
diinvestasikan jika anda memiliki rencana bisnis yang besar, namun
dapat ditabung dulu sebagai tabungan modal investasi. Perlu diingat,
bahwa untuk berinvestasi dibutuhkan perencanaan yang matang.
Didukung
dengan
variabel Hasil nya menunjukan
toleransi bahwa pejabat
Financial Menggunakan
risiko pemerintah di Malaysia
Shirley Literacy and variabel literasi
dikarenakan memiliki tingkat
Tan dan Financial keuangan,
adanya Financial Literacy yang
Kuppusa Behavior perilaku
2 fenomena tinggi dan memiliki
my among Young keuangan, dan
dimana perilaku keuangan yang
Singarave Adults: sosial demografi
seorang baik kecuali dalam
lloo Evidence and sebagai variabel
pegawai perencanaan pensiun
Implications bebas.
harus mereka yang masih
memilih rata-rata atau standar.
risiko
terkecil.
Hasil nya menunjukan
Financial bahwa mayoritas usia
Literacy and muda tidak memiliki
Menggunakan
de Bassa Financial pengetahuan dasar
variabel literasi
Scheresber Behavior tentang keuangan.
3 keuangan
g dan among Young Selain itu mereka yang
sebagai variabel
Carlo Adults: memiliki paham literasi
bebas.
Evidence and keuangan yang lebih
Implications tinggi cenderung
memiliki hasil
keuangan yang lebih
baik. Perempuan
cenderung lebih rendah
tingkat financial
klnowledge nya
dibanding dengan laki -
laki.
Hasilnya tidak ada
perbedaan yang
Didukung
signifikan antara skor
dengan
rata-rata pria dan
variabel
Financial wanita. Hasil lainnya
toleransi
Literacy, menunjukan tidak ada
risiko Menggunakan
Personal hubungan yang
Mohamed dikarenakan variabel literasi
Financial signifikan antara
E. Ibrahim adanya keuangan dan
Attitude, and kebangsaan dan
4 dan fenomena perilaku
Forms of keputusan untuk
Fatima dimana keuangan
Personal Debt meminjam dari teman /
R.Alqaydi seorang sebagai variabel
among anggota keluarga atau
pegawai bebas.
Residents of melalui kartu kredit.
harus
the UAE Kemudian terdapat
memilih
hubungan yang
risiko
signifikan antara
terkecil.
kebangsaan dan
pinjaman dari bank.
Didukung
dengan
variabel
Ruben Financial Menggunakan Hasilnya Financial
perilaku
Cox, Dirk Literacy, Risk variabel literasi Literacy dan Risk
keuangan
Brounen, Aversion and keuangan dan Aversion memiliki
5 serta faktor
dan Peter Choice of Risk Aversion dampak signifikan
sosial
Neuteboo Mortgage type sebagai variabel terhadap mortgage
demografi
m by Households bebas. choice.
sebagai
variabel
bebas.
2.2 Kerangka Berpikir
Literasi keuangan merupakan suatu hal yang patut untuk dimiliki oleh
seseorang dalam melakukan perencanaan keuangan hari tua, sebab seseorang yang
memiliki kriteria tingkat literasi keuangan yang baik biasanya akan lebih bijak
dalam melakukan perencanaan keuangan hari tua. Hal ini sejalan dengan teori
terdahulu yaitu teori kognitif yang menyatakan bahwa seseorang yang memiliki
keterampilan mempelajari konsep baru, memahami apa yang terjadi di lingkungan
sekitarnya, serta mampu menggunakan daya ingat dan menyelesaikan soal-soal
sederhana akan memiliki kemampuan literasi yang baik. Bila dikaitkan dengan
fenomena yang ada sesungguhnya mayoritas pegawai di kantor Lembaga Layanan
Pendidikan Tinggi Wilayah VI masih belum memiliki literasi keuangan yang
baik, sebab banyak dari pegawai yang akan pensiun dalam 1 tahun mendatang
sedikit sekali yang mengambil fasilitas masa persiapan pensiun, jika saja pegawai
mau mengambil masa persiapan pensiun tersebut dan dengan didukung literasi
keuangan yang baik, gaji bulanan yang masih mereka terima tentunya dapat
diputar kembali seperti melakukan usaha sampingan, ataupun bisa saja beralih
profesi menjadi dosen yayasan.
Selain faktor literasi keuangan terdapat juga faktor lain yang dapat
mempengaruhi perencanaan keuangan hari tua yaitu perilaku keuangan, pegawai
yang cenderung tidak melakukan investasi keuangan biasanya memiliki perilaku
keuangan yang tidak baik, sebab dengan pegawai melakukan investasi keuangan
seperti mengikuti asuransi ataupun tabungan tentu setelah pegawai tersebut
menghadapi masa pensiun tidak akan mengalami masalah keuangan sehingga
perencanaan-perencanaan keuangan yang telah mereka lakukan dengan cara
berinvestasi telah berhasil untuk menopang keuangan di masa purna
tugas/pensiun.
Faktor lainnya yang mempengaruhi perencanaan keuangan hari tua yakni
karakteristik sosial demografi, hal ini sudah banyak digunakan pada penelitian-
penelitian sebelumnya yang menemukan fakta bahwa laki-laki cenderung
memiliki perencanaan keuangan yang baik dibandingkan dengan perempuan
termasuk perencanaan keuangan hari tua. Faktor sosial demografi lainnya yang
mempengaruhi perencanaan keuangan hari tua adalah faktor tingkat pendapatan
dimana semakin tingginya pendapatan seseorang tentu seorang pegawai akan
lebih memiliki ruang untuk menyisihkan pendapatan yang diterima untuk
keperluan investasi hari tua. Faktor sosial demografi lainnya yang digunakan
dalam penelitian ini adalah faktor usia, dapat dikatakan bahwa semakin tinggi
umur seseorang maka akan semakin bijak seseorang dalam melakukan keputusan
berinvestasi hari tua. Jika dikaitkan dengan fenomena yang terjadi dilapangan
walaupun terdapat perbedaan jenis kelamin, tingkat pendapatan, dan umur
mayoritas pegawai tidak mengambil fasilitas masa persiapan pensiun untuk
menunjang hari tua.
Faktor lainnya yang digunakan oleh peneliti adalah faktor toleransi risiko,
faktor ini tentu menjadi salah satu hal yang patut diperhatikan sebab bila
seseorang memiliki toleransi risiko yang sangat rendah dalam investasi jangka
panjang, maka seseorang tersebut mungkin akan mengalami kesulitan dalam
menikmati masa pensiun yang memadai. Bila dikaitkan dengan fenomena yang
terjadi diduga mayoritas pegawai tidak ingin mengambil risiko dengan hilangnya
honor-honor yang biasa didapatkan ketika mereka masih aktif bekerja. Adapun
bagan kerangka berpikir pada penelitian ini adalah sebagai berikut: