Anda di halaman 1dari 15

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN KECERDASAN INTELEKTUAL

TERHADAP PERILAKU ETIS MAHASISWA AKUNTANSI DALAM PRAKTIK


PELAPORAN LAPORAN KEUANGAN

• Ahmad Fahdi Marruska (1601035010)


• Azhari Hidayat Fikri (1601035024)
• Khusnul Khasanah (1601035066)
• Ilham Imron Wismaya (1601035111)
• Ridwan Said Bone (1601035137)
• Yuliana Tande (1601035146)
• Aril Gunawan (1601035176)
• Muhammad Jabir (1601035177)
• Budi Prasetiyo (1701035027)
• Uray Silvia Fitri (1701035037)
BAB I
PENDAHULUAN

Sering kali kita temui banyaknya kasus yang melibatkan seorang akuntan, skandal terkait
manipulasi Pajak yang dilakukan oleh auditor eksternal maupun internal, manipulasi dalam
laporan pembukuan, penggelapan dana pemerintah, penyogokan aparat pajak, tidak lain
dilakukan oleh seorang akuntan, contohnya saja kasus yang sangat menyita perhatian yaitu
kasus manipulasi KAP Andersen dan Enron dan juga banyak lagi kasus seperti di indonesia
salah satu nya yang sampai sekarang masih dikenang yaitu kasus pelanggaran etika yang
dilakukan oleh Gayus Halomoan Tambunan, sikap etis dalam profesi akuntan menunjukkan
bahwa akuntan publik memiliki kesempatan untuk melakukan tindakan tidak etis. (Hodaifi,
Dwi Cahyono, 2013).

Untuk mempelajari perilaku dari para pemimpin di masa depan dapat dilihat dari perilaku
mahasiswa sekarang (Reiss & Mitra, 1998). Penelitian untuk mengatuhi sikap etis atau
tidak nya seorang akuntan bisa dilihat dari perilkaku mahasiswa, karna Institusi pendidikan
sangat mempengaruhi dan berperan penting dalam pembentukan prilaku mahasiswa
khususnya mahasiswa akuntansi yang merupakan sumber daya profesional yang di
butuhkan oleh publik dalam bidang akuntan, maka dari itu perlu adanya penilitian tentang
prilaku etis atau tidaknya para calon akuntan yaitu mahasiswa, oleh karena itu dituntut
dapat menghasilkan tenaga professional yang memiliki kualifikasi keahlian sesuai bidang
ilmunya, dan juga memiliki perilaku etis yang tinggi (Hastuti, 2007).
Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang di pecahkan


adalah:
• Apakah kecerdasan Emosional berpengaruh terhadap perilaku etis
mahasiswa dalam praktik pelaporan laporan keuangan ?
• Apakah kecerdasan Intelektual berpengaruh terhadap perilaku etis
mahasiswa dalam praktik pelaporan laporan keuangan ?
Tujuan Penelitian

Untuk menganalisa serta mendapatkan bukti yang benar bagaimana


pengaruh kecerdasan emosional dan kecerdasan intelektual terhadap
perilaku etis mahasiswa akuntansi dalam praktik pelaporan laporan keuangan.
Manfaat penelitian
Dalam penelitian ini di harapkan dapat memberikan manfaat sebagai
berikut :
• Hasil penelitian ini di harapkan semoga dapat memberikan input
bagi mahasiswa akuntansi untuk memperhatikan tingkat
kecerdasan emosional dan tingkat kecerdasan intelektual terhadap
perilaku etis mahasiswa akuntansi dalam praktik pelaporan laporan
keuangan.
• Hasil penelitian ini dapat menjadi pembelajaran ilmu pengetahuan
yang dapat di gunakan sebagai referensi peneliti sebelumnya,
terutama di bidang akuntansi keperilakuan.
• Hasil penelitian ini di harapkan mampu mendorong para akademisi
dalam praktik pelaporan laporan keuangan.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

1. Akuntasi Keperilakuan
Akuntansi keperilakuan merupakan bagian dari disiplin ilmu akuntasi yang mengkaji hubungan
antara perilaku manusia dan sistem akuntasi, serta dimensi keperilakuan dari organisasi dimana
manusia dan sistem akuntasi itu berada dan diakui keberadaannya.
Menurut (Suartana, 2010) akuntansi keperilakuan memperhatikan hubungan antara perilaku
manusia dan akuntansi. Akuntasi keperilakuan juga berkepentingan pada bagaiman pengaru
tersebut dapat diruba oleh perubahan era atau gaya yang dibawah dan bagaimana laporan
akuntasi dan prosedur dapat digunakan paling efektif untuk membantu individu dan organisasi
mencapai tujuan mereka.
2. Teori sikap
Sikap merupakan suatu hal yang mempelajari seluru tendensi tindakan, baik yang
menguntungkan maupun yang kurang menguntungkan, tujuan manusia, objek, gagasan, atau
situasi. Menurut Tikollah, M. Ridwan, Triyuwono Iwan dan Ludigno, H.Unti (2006:7), sikap
merupakan bentuk evaluasi atau reaksi perasaan terhadap suatu objek, yang dapat berupa
mendukung atau memihak maupun tidak mendukung atau tidak memihak.

Azwar (2007) menyatakan bahwa sikap memiliki 3 komponen yaitu:


a. Komponen kognitif
b. Komponen afektif
c. Komponen perilaku
3. Teori Disonansi Kognitif.
Teori disonansi kognitif merupakan sebuah teori dalam psikologi sosial yang membahas mengenai
perasaan ketidaknyamanan seseorang akibat sikap, pemikiran, dan perilaku yang saling
bertentangan dan memotivasi seseorang untuk mengambil langkah demi mengurangi
ketidaknyamanan tersebut.

4. Teori Tindakan Beralasan.


Teori ini pertama kali diperkenalkan oleh Martin Fishbein dan Ajzen dalam Jogiyanto (2007). Teori
ini menghubungkan antara keyakinan (belief), sikap (attitude), kehendak (intention) dan perilaku
(behavior). Kehendak merupakan prediktor terbaik perilaku, artinya jika ingin mengetahui apa
yang akan dilakukan seseorang, cara terbaik adalah mengetahui kehendak orang tersebut.
Namun, seseorang dapat membuat pertimbangan berdasarkan alasan-alasan yang sama sekali
berbeda (tidak selalu berdasarkan kehendak).

5. Kecerdasan Emosional
kecerdasan emosioal adalah kemampuan merasakan dan memahami secara lebih efektif
terhadap daya kepekaan emosi yang mencakup kemampuan memotifasi diri sendiri atau orang
lain, pengendalian diri, mampu memahami perasaan orang lain dengan efektif, dan mampu
mengelolah emosi yang dapat digunakan untuk membimbing pikiran untuk mengambil keputusan
yang terbaik.
Psikolog Daniel Goleman mengemukakan bahwa setidaknya ada lima komponen penting dalam
Kecerdasan Emosional yaitu:
1. Kesadaran diri
2. Pengaturan diri
3.KeterampilanSosialisasi 5.Motivasi
4. Empati
5.Motivasi
6. Kecerdasaan Intelektual
Kecerdasan Intelektual merupakan kemampuan untuk berpikir dan memahami serta kemampuan
untuk memecahkan sebuah masalah.
Komponen-komponen kecerdasaan intelektual menurut Stenberg dalam Dwijayanti (2009 : 58) adalah
sebagai berikut :
a). Kemampuan memecahkan Masalah
b). Inteligensi Verbal
c). Inteligensi Praktis
7. Etika dan Perilaku Etis
Etis sering berkaitan dengan tingkah laku perbuatan seseorang yang dipandang dari segi baik dan
buruk, sejauh yang dapat ditentukan oleh akal. Prinsip etis merupakan tuntutan bagi perilaku
moral. Contoh prinsip etika antara lain adalah kejujuran, pegang janji , membantu orang lain, dan
menghormati hak- hak orang lain. Menurut Griffin dan Ebert (2001), sikap etis adalah sikap yang
sesuai dengan norma-norma sosial yang diterima secara umum yang berkaitan dengan tindakan
tindakan yang bermanfaat dan yang tidak membahayakan.

8. Prinsip Etika Akuntansi


Menurut Ikatan Akuntan Publik Indonesia, kode etik adalah prinsip dasar dan aturan etia profesi
yang harus diterapkan oleh setiap individu dalam Kantor Akuntan Publik (KAP) atau jaringan KAP.
Kode etik ini memberikan suatu kerangka untuk membantu praktisi dalam mengidentifikasi,
mengevaluasi, dan menanggapi ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar etika profesi.
Prinsip perilaku profesi seorang akuntan yang tidak secara khusus dirumuskn oleh Iktan Akuntan
Indonesia tetapi dapat dianggap menjiwai kode perilaku IAI, berkaitan dengan karakteristik
tertentu yang harus dipenuhi oleh seorang akuntan.
Prinsip etika yang tercantum dalam kode etik akuntan Indonesia adalah sebagai berikut:
a). Tanggung jawab
b). Kepentingan Masyarakat
c). Objektivitas dalam Independensi
d). Keseksamaan
BAB III
METODE PENELITIAN

1. Defisi Operasional
Agar penelitian lebih terfokus pada permasalahan serta untuk menghindari salah penafsiran
atas variabel yang digunakan maka masing-masing variabel

a. Kecerdasan Emosional (𝑋1 )


Adalah kemampuan seseorang dalam menerima, menilai, mengelola, serta mengontrol emosi
dirinya dan orang lain di sekitarnya. Goleman (2003) dan (Rahmasari, 2012) menjelaskan
bahwa indikator kecerdasan emosional adalah sebagai berikut:
1. Kemampuan mengenali emosi diri
2. Mengelola emosi diri
3. Memotivasi diri sendiri
4. Mengenali emosi orang lain
5. Kemampuan membina hubungan dengan orang lain
b. Kecerdasan Intelektual 𝑋2
intelektual adalah kemampuan untuk bertindak secara terarah, berfikir secara rasional, dan
menghadapi lingkungan secara efektif. Menurut Wiramiharja (2003) dalam (Trihandini, 2005)
mengemukakan tiga indikator kecerdasan intelektual yaitu sebagai berikut:
1. Kemampuan figur yaitu merupakan pemahaman dan nalar dibidang bentuk
2. Kemampuan verbal yaitu merupakan pemahaman dan nalar dibidang bahasa
3. Pemahaman dan nalar dibidang numerik atau yang berkaitan dengan angka biasa disebut
dengan kemampuan numerik

c. Perilaku Etis (𝑌1 )


Menurut Chen dan Ni (2010) dalam (Jayanti & Rasmini, 2013) Perilaku etis merupakan sesuatu
yang diterima secara moral sebagai ‘baik’ dan ‘benar’ sebagai lawan dari ‘buruk’ atau ‘salah’
dalam peraturan khususnya. faktor-faktor yang mempengaruhi sikap dan perilaku etis
seseorang yaitu :
1. Aspek Individual
2. Aspek Organisasional
3. Aspek Lingkungan
2. Jenis Dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Data kualitatif,
b. Data kuantitatif
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Data primer
b. Data sekunder

3. Populasi Dan Sampel


(Riduwan, 2003:8) Populasi merupakan objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan
memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian.
Adapun kriteria sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan sarjana akuntansi di Universitas Mulawarman dan
memiliki indeks prestasi minimal 3,00.
b. Mahasiswa angkatan 2016 ke atas (alasan: karena dianggap sudah lulus dan paham tentang
pelaporan keuangan).
4. Instrumen Penelitian
Instrumen dalam studi ini adalah menggunakan angket (pernyataan), hal ini dilakukan dengan
pertimbangan bahwa yang dikumpulkan adalah merupakan data primer yaitu data yang
diperoleh langsung dari responden secara survei (penelitian lapangan), dengan wawancara
maupun observasi.

5. Metode Pengumpulan Data


Data dikumpulkan melalui metode angket, yaitu dengan mengajukan sejumlah daftar
pernyataan kepada responden yang disesuaikan dengan tujuan penelitian. Angket pada
penelitian ini dibuat berdasarkan inidikator dari masing-masing variabel penelitian, sedangkan
skala pengukuran untuk angket digunakan skala agree-disagree.

6. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan di Kota Samarinda Kalimantan Timur dengan sasaran yaitu mahasiswa
akuntansi Universitas Mulawarman. Penelitian ini dilakukan mulai bulan November 2019
sampai selesai.
7. Prosedur Pengumpulan Data
Data dikumpulkan dengan menggunakan metode survei dengan wawancara langsung dengan
responden, menggunakan daftar pernyataan yang didistribusikan untuk diisi dan
dikembalikan atau dapat juga dijawab dibawah pengawasan peneliti. Terdiri dari dua bagian,
yaitu:
a. Bagian pertama terdiri dari pertanyaan-pertanyaan untuk memperoleh data pribadi
responden.
b. Bagian kedua digunakan untuk mendapatkan data tentang indikator pertanyan dalam
kuesioner yang dibuat dengan menggunakan skala 1-10.

8. Analisis Jalur
Penelitian ini analisis data menggunakan pendekatan partial least square (PLS). Analisis
partial least square (PLS) adalah teknik statistika multivariate yang melakukan perbandingan
antara variabel dependen berganda dan variabel independen berganda.

9. Model Pengukuran atau Outer Model


Model pengukuran sendiri digunakan untuk menguji validitas konstruk dan reliabilitas
instrumen. Validitas terdiri atas validitas eksternal dan validitas internal. Validitas eksternal
menunjukkan bahwa hasil dari suatu penelitian adalah valid yang dapat digeneralisir ke
semua objek, situasi dan waktu yang berbeda.
Selain uji validitas, PLS juga melakukan uji reliabilitas untuk mengukur konsistensi internal alat
ukur. Uji reliabilitas dalam PLS dapat menggunakan dua metode yaitu Cronbach’s alpha mengukur
batas bawah nilai reliabilitas suatu konstruk sedangkan Composite reliability mengukur nilai
sesungguhnya reliabilitas suatu konstruk.

10. Model Struktural atau Inner Model


Uji R-square menjelaskan pengaruh total dari variabel independen terhadap variabel dependen.
Setelah itu lanjut ke uji Q-squre untuk mengetahui seberapa baik model penelitian,
Setelah R-square dan Q-square didapat, kemudian lanjut ke T-test atau uji hipotesis yang ada di
inner weight untuk menentukan apakah hipotesis diterima atau ditolak, ada dua penilaian
pengukuran di uji hipotesis yakni dengan meninjau original sampel apakah bertanda positif atau
negatif

Anda mungkin juga menyukai