Anda di halaman 1dari 23

TUGAS MINI PROPOSAL KELOMPOK 5

PENGARUH KECERDASAN SPIRITUAL, KECERDASAN


EMOSIONAL, DAN KECERDASAN INTELEKTUAL TERHADAP SIKAP
ETIS MAHASISWA AKUNTANSI UNIVERSITAS SYIAH KUALA

MINI PROPOSAL

Oleh

M. ICHSAN ADNAN (1401103010087)


M. FAUZI KURNIADI (1401103010142)
M. RIZKI ALWAHIDI (1401103010132)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM-BANDA ACEH
2018
i

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ........................................................................................................ ..i

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. ..1


1.1 Latar Belakang Penelitian ............................................................. ..1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................... ..4
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................... ..5
1.4 Kegunaan Hasil Penelitian ............................................................ ..5
1.4.1 Kegunaan Praktis .................................................................. ..5
1.4.2 Kegunaan Akademis dan Peneliti ........................................ ..6

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN


HIPOTESIS ........................................................................................ 7
2.1 Kajian Pustaka ............................................................................... 7
2.1.1 Etika ..................................................................................... 7
2.1.2 Kecerdasan emosional .......................................................... 8
2.1.3 Kecerdasan spiritual ............................................................. 9
2.1.4 Kecerdasan Intelektual .........................................................11
2.1.5 Penelitian terdahulu ..............................................................13
2.2 Kerangka Pemikiran ...................................................................... 16
2.2.1 Pengaruh Kecerdasan Spiritual Terhadap Sikap Etis
Mahasiswa.... ........................................................................ 15
2.2.2 Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Sikap Etis
Mahasiswa ............................................................................ 16
2.2.3 Pengaruh Kecerdasan Intelektual Terhadap Sikap Etis
Mahasiswa ............................................................................ 17
2.3 Hipotesis ........................................................................................ 19

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 21


1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Masalah etika dalam akuntansi menyangkut masalah kepercayaan masyarakat

terhadap profesi akuntan dalam melaksanakan tugasnya sebagai akuntan. Masalah ini

berkaitan dengan praktik pelanggaran moral yang dilakukan oleh akuntan baik

akuntan publik, akuntan manajemen maupun akuntan pemerintahan. Krisis

kepercayaan dialami oleh para akuntan sejak merebaknya kasus Enron yang

melibatkan kantor akuntan publik besar Arthur Anderson, serta kasus-kasus lainnya

yang terjadi di Indonesia (Lucyanda & Endro, 2012). Posisi seorang akuntan sangat

berkaitan dengan masyarakat sebagai pemakai jasa profesi akuntan dalam hal

perilaku etis akuntan.

Menurut Reiss & Mitra dalam Lucyanda (2012), untuk mempelajari perilaku

dari para pemimpin di masa depan dapat dilihat dari perilaku mahasiswa sekarang.

Perilaku mahasiswa perlu diteliti untuk mengetahui sejauh mana mereka akan

berperilaku etis atau tidak di masa yang akan datang. Masalah etika menjadi suatu isu

yang penting dalam bidang akuntansi di perguruan tinggi, karena lingkungan

pendidikan memiliki andil dalam membentuk perilaku mahasiswa untuk menjadi

seorang yang professional. Dunia pendidikan akuntansi mempunyai pengaruh besar

terhadap perilaku etis auditor (akuntan) yang dapat terbentuk melalui proses
2

pendidikan yang terjadi dalam lembaga pendidikan akuntansi, dimana mahasiswa

sebagai input sedikit banyaknya akan memiliki keterkaitan dengan akuntan yang

dihasilkan sebagai output (Riasning, Datrini, & Putra, 2017).

Pendidikan tinggi akuntansi yang diselenggarakan di perguruan tinggi

ditujukan untuk mendidik mahasiswa agar dapat bekerja sebagai seorang akuntan

profesional yang memiliki pengetahuan di bidang akuntansi. Proses ketika saat

menjadi mahasiswa sangat berpengaruh besar dan merupakan waktu yang tepat dalam

pembentukan karakter dan kepribadian mereka karena ketika di hadapkan dalam

dunia kerja, mereka akan di sibukan dengan rutinitas pekerjaan dan sudah harus siap

dalam mengambil segala keputusan, terutama keputusan moral. Karena mahasiswa

merupakan elemen masyarakat yang mempunyai tingkat intelektualitas yang tinggi

dan mempunyai independensi yang bebas dari kepentingan, oleh karena itu

pembentukan sikap dan perilaku etis mahasiswa sangat penting (Oktawulandari,

2015).

Robins dalam Fivi (2015), yang termasuk dalam perilaku individual seseorang

yaitu salah satunya kepribadian, termasuk diantaranya kecerdasan emosional,

kecerdasan spiritual, locus of control, dan equity sensitivity. Kecerdasan emosional

merupakan kemampuan lebih yang dimiliki seseorang dalam memotivasi diri,

ketahanan dalam menghadapi kegagalan, mengendalikan emosi, dan menunda

kepuasan serta mengatur keadaan jiwa. Dengan kecerdasan emosional tersebut

seseorang dapat menempatkan emosinya pada porsi yang tepat, memilah kepuasan,
3

dan mengatur suasana hati yang nantinya akan berpengaruh pada sikap etis seseorang

(Oktawulandari, 2015).

Selanjutnya, kecerdasan spiritual adalah kecerdasan yang memberikan

kemampuan untuk melihat nilai positif dalam setiap masalah dan kearifan untuk

menangani masalah. Goleman dalam Riasning (2017), membagi kecerdasan

emosional ke dalam dua kecakapan, yaitu: a) Kecakapan pribadi; yang meliputi

kesadaran diri, pengaturan diri dan motivasi serta b) Kecakapan sosial; yang meliputi

empati dan keterampilan sosial. Kecerdasan dalam arti umum adalah suatu

kemampuan umum yang membedakan kualitas orang yang satu dengan orang yang

lain, kecerdasan intelektual lazim disebut dengan inteligensi (Choiriah, 2013).

Inteligensi juga dapat dimaksud sebagai kemampuan global yang dimiliki oleh

individu agar bisa bertindak secara terarah dan berpikir secara bermakna serta bisa

berinteraksi dengan lingkungan secara efisien.

Berdasarkan penelitian Riasning (2017) emosional dan spiritual secara

simultan dan secara parsial berpengaruh positif terhadap sikap etis mahasiswa

akuntansi. Yang dominan berpengaruh terhadap sikap etis mahasiswa adalah

Kecerdasan Spiritual, karena kecerdasan spiritual melandasi kecerdasan emosional

dan kecerdasan intelektual. Penelitian Lucyanda (2012) menunjukkan bahwa

kecerdasan emosional berpengaruh terhadap perilaku etis mahasiswa akuntansi.

Sedangkan kecerdarasan intelektual, kecerdasan spiritual, gender, locus of control,

dan sensitivity equity tidak berpengaruh terhadap perilaku etis mahasiswa akuntansi.
4

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kecerdasan emosional secara statistik

signifikan memengaruhi perilaku etis mendukung argumen etika Aristotelian yang

menekankan pentingnya pembentukan karakter yang berkeutamaan untuk

mengembangkan individu-individu yang mempunyai kecenderungan berperilaku etis.

Dan penelitian Oktawulandari (2015) menunjukkan kecerdasan emosional,

kecerdasan spiritual, locus of control, equity sensitivity dan budaya etis organisasi

berpengaruh signifikan positif terhadap perilaku etis mahasiswa akuntansi.

Mengacu pada berbagai penjelasan yang telah dikemukakan diatas, maka

penelitian ini digunakan untuk menguji pengaruh kecerdasan spiritual, kecerdasan

emosional, dan kecerdasan intelektual terhadap sikap etis mahasiswa akuntansi

Universitas Syiah Kuala.

1.2 Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang yang sudah kami kemukakan di atas, Permasalahan dalam

mini proposal ini adalah:

1. Apakah kecerdasan spiritual, kecerdasan emosional, dan kecerdasan

intelektual secara bersama-sama berpengaruh terhadap sikap etis mahasiswa

akuntansi Universitas Syiah Kuala.

2. Apakah kecerdasan spiritual memiliki pengaruh terhadap sikap etis

mahasiswa akuntansi Universitas Syiah Kuala


5

3. Apakah kecerdasan emosional memiliki pengaruh terhadap sikap etis

mahasiswa akuntansi Universitas Syiah Kuala

4. Apakah kecerdasan intelektual memiliki pengaruh terhadap sikap etis

mahasiswa akuntansi Universitas Syiah Kuala

1.3 Tujuan penelitian

1. Mengetahui kecerdasan spiritual, kecerdasan emosional, dan kecerdasan

intelektual secara bersama-sama berpengaruh terhadap sikap etis mahasiswa

akuntansi Universitas Syiah Kuala.

2. Mengetahui kecerdasan spiritual memiliki pengaruh terhadap sikap etis

mahasiswa akuntansi Universitas Syiah Kuala

3. Mengetahui kecerdasan emosional memiliki pengaruh terhadap sikap etis

mahasiswa akuntansi Universitas Syiah Kuala

4. Mengetahui kecerdasan intelektual memiliki pengaruh terhadap sikap etis

mahasiswa akuntansi Universitas Syiah Kuala

1.4 Kegunaan Hasil Penelitian

1.4.1 Kegunaan praktis

Bagi kami peneliti, hasil penelitian ini di harapkan dapat mengembangkan

literature-literatur akuntansi mengenai kecerdasan spiritual, kecerdasan emosional,

dan kecerdasan intelektual yang sudah ada dan memperkuat penelitian sebelumnya

yang berkaitan dengan sikap etis mahasiwa akuntansi Universitas Syiah Kuala.
6

1.4.2 Kegunaan Akademis dan Peneliti

Penelitian ini di harapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang

pengaruh “ Kecerdasan spiritual, kecerdasan emosional, dan kecerdasan intelektual

terhadap sikap etis mahasiswa akuntansi Universitas Syiah Kuala.


7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Etika

Kanter di dalam Sukrisno (2014) menjelaskan bahwa etika berasal dari kata

Yunani yaitu ethos yang memiliki makna tempat tinggal, padang rumput, kandang,

kebiasaan, adat, watak, perasaaan, sikap, cara berpikir. Bentuk jamaknya dari kata

tersebut adalah ta etha, yang berarti adat istiadat. Dalam hal ini, etika dapat

dikatakan pengertiannya sama dengan moral. Moral berasal dari kata latin : mos, atau

mores yang berarti adat istiadat, kebiasaan , kelakuan, watak, tabiat, akhlak dan cara

hidup.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia terbitan Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan (1988), etika dapat di definisikan sebagai berikut:

a. Etika adalah ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk, dan juga

menyangkut tentang hak dan kewajiban moral (akhlak);

b. Etika juga dapat didefinisikan sebagai kumpulan asas atau nilai yang

berkenaan dengan akhlak;

c. Etika berhubungan dengan nilai mengenai benar dan salah yang dianut

suatu golongan atau masyarakat.

Sukrisno (2014) mengklasifikasikan etika dalam dua uraian sebagai berikut:


8

a. Etika sebagai praksis; sama dengan moral atau moralitas yang

bermakna adat istiadat, kebiasaan, nilai-nilai, dan norma-norma yang

berlaku dalam kelompok atau masyarakat.

b. Etika sebagai ilmu atau tata susila adalah pemikiran/penilaian moral.

Etika sebagai pemikiran moral bisa saja mencapai taraf ilmiah bila

proses penalaran terhadap moralitas tersebut bersifat kritis, metodis,

dan sistematis. Dalam tarf ini ilmu etika dapat saja mencoba

merumuskan suatu teori, konsep, asas, atau prinsip-prinsip tentang

perilaku manusia yang dianggap baik atau tidak baik, mengapa

perilaku tersebut dianggap baik atau tidak baik, mengapa menjadi baik

itu sangat bermanfaat dan sebagainya.

2.1.2 Kecerdasan Emosional

Asna (2014) mendefinisikan kecerdasan emosional sebagai kemampuan

seseorang untuk mengenali perasaannya sendiri dan orang lain, kemampuan untuk

beradaptasi pada situasi dan kondisi yang berbeda dan kemampuan untuk

mengendalikan atau menguasai emosi sendiri atau orang lain pada situasi dan kondisi

tertentu serta mampu mengendalikan reaksi serta perilakunya.

Kecerdasan Emosional adalah kemampuan mengenali perasaan diri sendiri

dan perasaan orang lain, memotivasi diri sendiri, serta mengelola emosi dengan baik

pada diri sendiri dan dalam hubungan dengan orang lain (Goleman, 2005). (Meyer

dan Salovey, 1999 didalam Lucyanda dan Endro, 2012) Kecerdasan emosional dibagi

kedalam lima uraian, yaitu:


9

a. Kemampuan mengenali emosi diri atau kesadaran diri (self awareness);

b. Kemampuan mengelola emosi atau pengaturan diri (self management);

c. Kemampuan memotivasi diri sendiri (motivation);

d. Kemampuan mengenali emosi orang lain atau empati (social awareness);

e. Kemampuan dalam membina hubungan dengan orang lain (relationship

management).

Dari uraian diatas dapat kita simpulkan bahwa, kecerdasan emosional adalah

kecerdasan yang berlandaskan kemampuan seseorang dalam mengontrol emosinya

dan juga memahami emosi orang disekitarnya sesuai dengan kondisi dan situasi yang

dihadapinya yang berdampak pada tindakan yang dilakukan setelah memproses emosi

tersebut.

2.1.3 Kecerdasan Spiritual

Ludigdo (2005) dalam Riasning dkk (2017) mendefinisikan kecerdasan

spiritual adalah kecerdasan untuk menghadapi dan memecahkan persoalan makna dan

nilai, yaitu menempatkan perilaku dan hidup manusia dalam konteks makna yang

lebih luas dan kaya, serta menilai bahwa tindakan atau hidup seseorang lebih

bermakna dibandingkan dengan yang lain.

Sinetar (2000) dalam Lisda (2012) mendefinisikan kecerdasan spiritual

sebagai pikiran yang mendapat inspirasi, dorongan, efektivitas yang terinspirasi, dan

penghayatan ketuhanan yang semua manusia menjadi bagian di dalamnya.


10

Ginanjar (2005) Lucyanda (2012) menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan

kecerdasan spiritual ialah kemampuan untuk diberikan makna spiritual terhadap

pemikiran, perilaku, dan kegiatan, serta mampu mensinergikan kecerdasan

intelektual, kecerdasan emosional dan kecerdasan sosial.

Lucyanda (2012:6) mendefinisikan kecerdasan spiritual adalah kecerdasan

yang bertumpu pada bagian dalam diri kita yang berhubungan dengan kearifan di luar

ego atau jiwa sadar, sehingga kecerdasan spiritual menjadikan manusia yang benar-

benar utuh secara intelektual, emosional dan spiritual.

Indikator dari SQ mancakup: a) Kemampuan untuk bersikap fleksibel, b)

Adanya tingkat kesadaran diri yang tinggi, c) Kemampuan untuk menghadapi dan

memanfaatkan penderitaan, d) Kemampuan untuk menghadapi dan melampaui

perasaan sakit, e) Kualitas hidup yang diilhami oleh visi dan nilai-nilai, f)

Keengganan untuk menyebabkan kerugian yang tidak perlu, g) Kecederungan untuk

berpandangan holistik, h) Kecenderungan untuk bertanya “mengapa” atau

“bagaimana jika” dan berupaya untuk mencari jawaban-jawaban yang mendasar, i)

Memiliki kemudahan untuk bekerja melawan konvensi (Zohar & Marshall, 2004

dalam Riasning dkk, 2017).

Dari beberapa pengertian diatas, dapat kita definisikan kecerdasan spiritual

adalah kecerdasan yang berasaskan nilai-nilai ataupun makna yang dapat mengilhami

sebuah perbuatan, pemikiran dan kegiatan seseorang berlandaskan nilai spiritual dan

kecerdasan tersebut mampu mengharmonisakan antara kecerdasan intelektual,

kecerdasan emosinal dan kecerdasan spiritual itu sendiri.


11

2.1.4 Kecerdasan Intelektual

Menurut John. W. Santrock (2010) dalam Riasning (2017) , Intelegensi adalah

keahlian memecahkan masalah dan kemampuan untuk beradaftasi pada pengalaman

hidup serta belajar dari pengalaman hidup sehari-hari. Riasning (2017:3)

mendefinisikan kecerdasan intelektual sebagai upaya pengalaman belajar yang

dilakukan dalam kehidupan sehari-hari serta kemampuan memecahkan permasalahan

yang dialami (baik dari diri individu, social, akademik, cultural, ekonomi dan

keluarga).

Kecerdasan dalam arti umum adalah suatu kemampuan umum yang membedakan

kualitas orang yang satu dengan orang yang lain, kecerdasan intelektual lazim disebut

dengan inteligensi. Inteligensi adalah kemampuan kognitif yang dimiliki organisme

untuk menyesuaikan diri secara efektif pada lingkungan yang kompleks dan selalu

berubah serta dipengaruhi oleh faktor genetik (Galton, dalam Choiriah, 2013).

Kecerdasan intelektual merupakan kemampuan menganalisis, logika dan rasio

seseorang. Dengan demikian, kecerdasan intelektual berkaitan dengan keterampilan

bicara, kecerdasan akan ruang, kesadaran akan sesuatu yg tampak, dan penguasaan

matematika (Novia, 2014 :6).

Intelegensi adalah kemampuan kognitif yang dimiliki organisme untuk

menyesuaikan diri secara efektif pada lingkungan yang kompleks dan selalu berubah

serta dipengaruhi oleh faktor genetik (Trihandini, 2005 dalam Mulyati dan Nur,

2016).
12

Inteligensi/Intelektual adalah kemampuan untuk bertindak secara terarah,

berpikir secara rasional dan menghadapi lingkungannya secara efektif. Secara garis

besar dapat disimpulkan bahwa inteligensi/ intelektual adalah suatu kemampuan

mental yang melibatkan proses berpikir secara rasional. Sehingga intelektual tidak

dapat diamati secara langsung, melainkan harus disimpulkan dari berbagai tindakan

nyata yang merupakan manifestasi dari proses berpikir rasional (Lisda, 2012).

Robbie dan Judge (2011) dalam Lucyanda dan Endro (2012) mengemukakan

bahwa terdapat tujuh dimensi kecerdasan intelektual, sebagai berikut:

1. Kecerdasan Angka, merupakan kemampuan berhitung dengan cepat;

2. Pemahaman verbal, merupakan kemampuan memahami yang dibaca dan

didengar;

3. Kecepatan persepsi, merupakan kemampuan mengenali kemiripan dan

beda visual dengan cepat dan benar;

4. Penalaran induktif, merupakan kemampuan mengenali suatu urutan logis

dalam suatu masalah dan kemudian memecahkan masalah tersebut;

5. Penalaran deduktif, merupakan kemampuan logika dalam menilai

implikasi dari suatu argumen;

6. Visualialisasi spasial, merupakan kemampuan membayangkan bagaimana

suatu objek akan tampak seandainya berada pada posisi dalam suatu ruang

yang diubah;

7. Daya ingat, merupakan kemampuan menahan dan mengenang kembali

pengalaman masa lalu.


13

Dari uraian tersebut, dapat kita simpulkan yang dimaksud dengan kecerdasan

intelektual ialah kemampuan seseorang dalam mengingat suatu hal dan juga

kemampuan seseorang dalam memecahkan suatu masalah dengan menggunakan

logika yang dimilikinya. Selain itu, kecerdasan intelektual ini berkaitan dengan

bagaimana seseorang mampu memahami apa yang dibaca dan di dengar. Umumnya,

kecerdasan intelektual ini ditandai dengan bagaimana seseorang kemampuan

seseorang dalam menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan angka-angka.

2.1.5 Penelitian Terdahulu

Riasning et al (2017) dalam penelitiannya pada mahasiswa akuntansi di kota

Denpansar menyatakan bahwa Kecerdasan intelektual, emosional dan spiritual secara

simultan dan secara parsial berpengaruh positif terhadap sikap etis mahasiswa

akuntansi di Kota Denpasar. Yang dominan berpengaruh terhadap sikap etis

mahasiswa adalah Kecerdasan Spiritual, karena kecerdasan spiritual melandasi

kecerdasan emosional dan kecerdasan intelektual. Hal tersebut berbeda dengan

penelitian yang dilakukan oleh Lucyanda dan Endro (2012) yang menyatakan bahwa

kecerdasan emosional berpengaruh terhadap perilaku etis mahasiswa akuntansi

Universitas Bakrie, sedangkan kecerdasan intelektul dan kecerdasan spiritual tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap perilaku etis mahasiswa akuntansi Universitas

Bakrie.

Mengenai penelitian terdahulu lebih lanjut dapat dilihat dalam pada tabel

berikut:
14

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

Variabel Bebas (X)


No Peneliti Judul Hasil Penelitian
dan Terikat (Y)

1 Ni Putu Pengaruh Y: Sikap etis 1. Tes regresi menunjukkan


Riasning,Luh kecerdasan mahasiswa bahwa dengan
Kade Datrini,I intelektual, akuntansi menggunakan simultan atau
Made Wianto kecerdasan X1: Kecerdasan parsial tes menunjukkan
Putra emosional dan intelektual intellectual Quotient,
(2017) kecerdasan X2: Kecerdasan Emotional Quotient dan
spiritual terhadap emosional Spiritual Quotient variabel
sikap etis X3: Kecerdasan memiliki efek positif dan
mahasiswa spiritual signifikan terhadap sikap
akuntansi di Kota etis mahasiswa. Dan
Denpasar 2. Berdasarkan tes parsial
menunjukkan bahwa
variabel Spiritual Quotient
memiliki efek yang paling
dominan terhadap sikap etis
siswa.
2. Jurica Faktor-faktor yang Y: Perilaku etis 1. Kecerdasan emosional
Lucyanda, mempengaruhi mahasiswa berpengaruh terhadap
Gunardi Endro perilaku etis akuntansi perilaku etis mahasiswa
(2012) mahasiswa X1: Kecerdasan akuntansi Universitas
akuntansi intelektual Bakrie.
Universitas Bakrie X2: Kecerdasan 2. Kecerdasan intelektual,
emosional kecerdasan spiritual,
X3: Kecerdasan gender, locus of control
spiritual dan sensetivity equity tidak
X4: Gender berpengaruh terhadap
X5: Locus of perilaku etis mahasiswa
control akuntansi Universitas
X6: Equity Bakrie.
sensitivity

3. Fivi Pengaruh faktor- Y: Perilaku etis 1. Kecerdasan emosional


Oktawulandari faktor individual mahasiswa berpengaruh signifikan
(2017) dan budaya etis akuntansi positif terhadap perilaku
organisasi X1: Faktor-faktor etis mahasiswa akuntansi
terhadap perilaku individual 2. Kecerdasan spiritual
X2: Budaya etis
etis mahasiswa berpengaruh signifikan
organisasi
akuntansi positif terhadap perilaku
etis mahasiswa akuntansi
15

3. Locus of control
berpengaruh signifikan
positif terhadap perilaku
etis mahasiswa akuntansi
4. Equity sensitivity
berpengaruh signifikan
positif terhadap perilaku
etis mahasiswa akuntansi,
dan
5. Budaya etis organisasi
berpengaruh signifikan
positif terhadap perilaku
etis mahasiswa akuntansi.
4. Novia Risabella Faktor-faktor Y: Perilaku etis 1. Ada pengaruh antara
(2014) yang mahasiswa kecerdasan intelektual
mempengaruhi akuntansi terhadap perilaku etis
perilaku etis Universitas mahasiswa akuntansi
mahasiswa Jember Universitas Jember.
akuntansi X1: Kecerdasan 2. Ada pengaruh antara
Universitas intelektual kecerdasan emosional
Jember X2: Kecerdasan terhadap perilaku etis
emosional mahasiswa akuntansi
X3: Kecerdasan Universitas Jember.
spiritual 3. Ada pengaruh antara
kecerdasan spiritual
terhadap perilaku etis
mahasiswa akuntansi
Universitas Jember.

2.2 Kerangka Pemikiran

2.2.1 Pengaruh Kecerdasan Spiritual Terhadap Sikap Etis Mahasiswa

Kecerdasan spiritual disimbolkan sebagai teratai diri yang menggabungkan tiga

kecerdasan dasar manusia (rasional, emosional dan spiritual), tiga pemikiran (seri,

asosiatif dan penyatu), tiga jalan dasar pengetahuan (primer, sekunder, dan tersier)
16

dan tiga tingkatan diri (pusat- transpersonal, tengah-asositif & interpersonal dan

pinggiran-ego personal) (Oktawulandari, 2015). Kecerdasan spiritual merupakan

kecerdasan yang tertumpu pada bagian dalam diri kita yang berhubungan dengan

kearifan di luar ego atau jiwa sadar, sehingga kecerdasan spiritual menjadikan

manusia yang benar-benar utuh secara intelektual, emosional dan spiritual (Lucyanda

& Endro, 2012). Kecerdasan spiritual ini bisa menentukan seseorang berperilaku etis

atau tidaknya dengan dapat memahami dan mengenali diri sendiri (Oktawulandari,

2015).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Dewanto dan Nurhayati (2009)

menunjukkan bahwa kecerdasan spiritual tidak berpengaruh terhadap sikap etis

mahasiswa. Hal tersebut mendukung penelitian yang dilakukan Lucyanda dan Endro

(2012) bahwa kecerdasan spiritual tidak berpengaruh terhadap sikap etis mahasiswa.

Berbeda dengan penelitian yang dilakukan Riasning et al., (2017) bahwa kecerdasan

spiritual berpengaruh dominan terhadap sikap etis juga erat kaitannya dengan

keberadaan mahasiswa sebagai sasaran penelitian dimana mahasiswa sebagai anak

didik dari suatu perguruan tinggi akan terdidik berdasarkan proses pendidikan yang

menekankan pada pembentukan moral seseorang. Hal ini juga sejalan dengan

penelitian Oktawulandari (2015) yang menujukkan bahwa kecerdasan spiritual

berpengaruh signifikan positif terhadap perilaku etis mahasiswa akuntansi.

2.2.2 Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Sikap Etis Mahasiswa

Apabila seseorang pandai menyesuaikan diri dengan suasana hati individu

yang lain atau dapat berempati, orang tersebut akan memiliki tingkat emosionalitas
17

yang baik dan akan lebih mudah menyesuaikan diri dalam pergaulan sosial. Menurut

Goleman, Boyatzis, McKee (2004) dalam Rahmasari (2012) mengatakan bahwa

kecerdasan emosional adalah kemampuan lebih yang dimiliki seseorang dalam

memotivasi diri, ketahanan dalam menghadapi kegagalan, mengendalikan emosi dan

menunda kepuasan, serta mengatur keadaan jiwa. Dengan kecerdasan emosional

tersebut seseorang dapat menempatkan emosinya pada porsi yang tepat, memilah

kepuasan dan mengatur suasana hati. Goleman (2005) dalam Lucyanda dan Endro

(2012) Kecerdasan emosional merupakan kemampuan untuk mengenali perasaan diri

sendiri dan perasaan orang lain, memotivasi diri sendiri, ketahanan dalam

menghadapi kegagalan, mengendalikan emosi dan menunda kepuasan serta

mengelola emosi diri sendiri dan dengan orang lain.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Dewanto dan Nurhayati (2009)

menunjukkan bahwa kecerdasan emosional tidak berpengaruh terhadap sikap etis

mahasiswa. Berbeda dengan penelitian Lucyanda dan Endro (2012) yang

menunjukkan bahwa kecerdasan emosional berpengaruh terhadap perilaku etis

mahasiswa. Hal ini mendukung penelitian yang dilakukan Oktawulandari (2015)

bahwa kecerdasan emosional berpengaruh signifikan positif terhadap perilaku etis

mahasiswa.

2.2.3 Pengaruh Kecerdasan Intelektual Terhadap Sikap Etis Mahasiswa

Kecerdasan dalam arti umum adalah suatu kemampuan umum yang

membedakan kualitas orang yang satu dengan orang yang lain, kecerdasan intelektual

lazim disebut dengan inteligensi. Inteligensi adalah kemampuan kognitif yang


18

dimiliki organisme untuk menyesuaikan diri secara efektif pada lingkungan yang

kompleks dan selalu berubah serta dipengaruhi oleh faktor genetik (Galton, dalam

Fabiola, 2005). Istilah intelegensi memiliki makna yang luas dan istilah tersebut

dipakai diberbagai disiplin ilmu lainnya. Purwanto (2007) dalam Lucyanda dan

Endro (2012) menjelaskan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi intelegensi adalah

pembawaan, kematangan organ tubuh, pembentukan dari lingkungan, minat dan

pembawaan yang khas, dan kebebasan memilih metode dalam memecahkan masalah.

Pembawaan ditentukan oleh sifat-sifat dan ciri-ciri yang dibawa sejak lahir, sehingga

kemampuan dalam memecahkan masalah ditentukan oleh pembawaan.

Kematangan ditentukan ketika seseorang mencapai kesanggupan dalam

menjalankan fungsinya dan kematangan ini erat hubungannya dengan umur.

Pembentukan adalah segala keadaan diluar diri seseorang yang mempengaruhi

perkembangan intelegnsi, dimana pembentukan terjadi dua macam, yaitu yang

disengaja seperti yang dilakukan di sekolah dan yang tidak sengaja yaitu pengaruh

alam sekitar. Minat dan pembawaan yang khas mengarahkan perbuatan pada suatu

tujuan dan merupakan dorongan atas perbuatan itu. Kebebasan mengandung makna

bahwa manusia dapat memilih metode-metode tertentu dalam memecahkan masalah.

Dengan kebebasan, manusia dapat menentukan dan mengembangkan cara berfikirnya

secara tepat dan akurat.

Berdasarkan hasil penelitian Lucyanda dan Endro (2012) menunjukkan bahwa

kecerdasan intelektual tidak berpengaruh terhadap perilaku etis mahasiswa. Hal ini

berbeda dengan penelitian Riasning et al., (2017) yang menunjukkan bahwa

kecerdasan intelektual berpengaruh positif terhadap sikap etis mahasiswa.


19

Kecerdasan Spiritual

Kecerdasan Emosional Sikap Etis Mahasiswa

Kecerdasan Intelektual

Gambar Skema Kerangka Pemikiran

2.3. Hipotesis

Hipotesis merupakan kesimpulan sementara yang diambil sebelum melakukan

penelitian untuk mendapatkan konfirmasi kebenarannya. Menurut Sekaran

(2006:135), hipotesis adalah hubungan yang diperkirakan secara logis di antara dua

atau lebih variabel yang diungkapkan dalam bentuk pernyataan yang dapat diuji.

Adapun hipotesis penelitian ini sebagai berikut:

H1 : Kecerdasan Spiritual, Kecerdasan Emosional, dan Kecerdasan Intelektual

secara bersama-sama berpengaruh terhadap sikap etis mahasiswa akuntansi

universitas syiah kuala.

H2 : Kecerdasan Spiritual berpengaruh positif terhadap sikap etis mahasiswa

akuntansi universitas syiah kuala

H3 : Kecerdasan Emosional berpengaruh negatif terhadap sikap etis mahasiswa

akuntansi universitas syiah kuala


20

H4 : Kecerdasan Intelektual berpengaruh positif terhadap sikap etis mahasiswa

akuntansi universitas syiah kuala


21

DAFTAR PUSTAKA

Choiriah, A. (2013). PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, KECERDASAN

INTELEKTUAL, KECERDASAN SPIRITUAL, DAN ETIKA PROFESI

TERHADAP KINERJA AUDITOR DALAM KANTOR AKUNTAN PUBLIK.

Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang.

Dewanto,A.M & Siti Nurhayati (2011). PENGARUH KECERDASAN

EMOSIONAL DAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP

SIKAP ETIS DAN PRESTASI MAHASISWA AKUNTANSI

Lucyanda, J., & Endro, G. (2012). FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI

PERILAKU ETIS MAHASISWA AKUNTANSI UNIVERSITAS BAKRIE.

Media Riset Akuntansi, 2(2).

Oktawulandari, F. (2015). PENGARUH FAKTOR-FAKTOR INDIVIDUAL DAN

BUDAYA ETIS ORGANISASI TERHADAP PERILAKU ETIS

MAHASISWA AKUNTANSI.

Riasning, N. P., Datrini, L. K., & Putra, M. W. (2017). Pengaruh kecerdasan

intelektual, kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual terhadap sikap etis

mahasiswa akuntansi di kota denpasar. KRISNA: Kumpulan Riset Akuntansi,

9(1), 50–56. https://doi.org/10.22225.KR.9.1.328.50-56

Risabella, N. (2014). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Etis Mahasiswa

Akuntansi Universitas Jember. Fakultas Ekonomi Universitas Jember

Anda mungkin juga menyukai