Jurica Lucyanda
Program Studi Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Bakrie
Jl. H.R. Rasuna Said Kav. C-22, Kuningan, Jakarta Selatan 12920
e-mail: jurica.lucyanda@bakrie.ac.id
Gunardi Endro
Program Studi Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Bakrie
Jl. H.R. Rasuna Said Kav. C-22, Kuningan, Jakarta Selatan 12920
e-mail: gunardi.endro@bakrie.ac.id
Abstrak
Penelitian ini bertujuan menguji beberapa faktor yang mungkin memengaruhi perilaku etis
mahasiswa akuntansi di Universitas Bakrie. Faktor-faktor yang digunakan dalam penelitian ini
adalah faktor-faktor individual, meliputi: kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, kecerdasan
spiritual, gender, locus of control, dan equity sensitivity. Responden dalam penelitian ini adalah
mahasiswa akuntansi Universitas Bakrie yang telah mengambil mata kuliah Auditing. Data
dikumpulkan menggunakan metode survei dengan teknik personally administrative
questionnaire. Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 110 responden. Data dianalis
menggunakan multiple regression analysis. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa hanya
kecerdasan emosional yang memengaruhi perilaku etis mahasiswa akuntansi Universitas Bakrie.
Hasil ini mendukung argumen etika Aristotelian yang menekankan pengaruh karakter dan
kebijaksanaan-praktis (kecerdasan emosional) pada perilaku etis individu. Jadi, hasil penelitian ini
menggarisbawahi pentingnya pengembangan karakter yang bermoral dalam pendidikan akuntansi.
Kata kunci: perilaku etis, kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, kecerdasan spiritual,
gender, locus of control, equity sensitivity.
Abstract
The study aims to examine some factors that may influence ethical attitude of accounting
students of Bakrie University. The factors used in this study are factors of individual, namely:
intellectual intelligence, emotional intelligence, spiritual intelligence, gender, locus of control
and equity sensitivity. The respondents are the accounting students of Bakrie University who
have attended courses in Auditing. Data were collected using survey with personally
administrative questionnaire technique. Total number of samples was 110 respondents. Data
analysis used multiple regression analysis. The result shows that emotional intelligence is the
only factor that affects ethical attitude of the accounting students of Bakrie University. The
result supports the argument of Aristotelian ethics that emphasizes the effect of character and
practical wisdom (emotional intelligence) on ethical attitude of individuals. Thus, the result
underlines the importance of building moral character in accounting education.
113
Media Riset Akuntansi, Vol. 2 No. 2 Agustus 2012
PENDAHULUAN
Masalah etika dalam akuntansi menyangkut menunjukkan bahwa sikap dan perilaku etis akuntan
masalah kepercayaan masyarakat terhadap (auditor) dapat terbentuk melalui proses pendidikan
profesi akuntan dalam melaksanakan tugasnya yang terjadi dalam institusi pendidikan yang memiliki
sebagai akuntan. Masalah ini berkaitan dengan program studi akuntansi. Malone (2006) melakukan
praktik pelanggaran moral yang dilakukan oleh penelitian dengan mengukur perilaku etis mahasiswa
ak untan baik akunt an publi k, akunt an akuntansi dalam suatu lingkungan yang sudah
manajemen maupun akuntan pemerintahan. familiar bagi mahasiswa akuntansi, dimana hasil
Krisis kepercayaan dialami oleh para akuntan penelitian tersebut menunjukkan bahwa jika situasi
sejak merebaknya kasus Enron yang melibatkan yang membahayakan datang pada mahasiswa maka
kantor akuntan publik besar Arthur Anderson, mahasiswa tersebut tidak akan menyerah untuk
serta kasus-kasus lainnya yang terjadi di berperilaku tidak etis. Selain itu Malone (2006) juga
Indonesia. Finn, Munter, dan McCaslin (1994) menjelaskan perilaku etis mahasiswa saat ini akan
menjelaskan, sikap etis dalam profesi akuntan berlanjut ke masa yang akan datang ketika mereka
menunjukkan bahwa akuntan publik memiliki bekerja.
kesempatan untuk melakukan tindakan tidak
Penelitian mengenai faktor-faktor yang
etis. Perilaku etis akuntan sangat menentukan
memengaruhi sikap dan perilaku etis seseorang, baik
posisinya di masyarakat sebagai pemakai jasa
akuntan ataupun mahasiswa dilakukan oleh
profesi akuntan.
Mudrack (1993); Mueller dan Clarke (1998);
Untuk mempelajari perilaku dari para Maryani & Ludigdo (2001); Reiss & Mitra (1998);
pemimpin di masa depan dapat dilihat dari Nugrahaningsih (2005); Ustadi dan Utami (2005);
perilaku mahasiswa sekarang (Reiss & Mitra, Tikollah, Triyuwono, dan Ludigdo (2006);
1998). Perilaku mahasiswa perlu diteliti untuk Fatmawati (2007). Penelitian-penelitian tersebut
mengetahui sejauh mana mereka akan menggunakan beberapa variabel atau faktor yang
berperilaku etis atau tidak di masa yang akan memengaruhi perilaku etis antara lain: gender, locus
datang. Masalah etika menjadi suatu isu yang of control, equity sensitivity, pengalaman kerja,
penting dalam bidang akuntansi di perguruan umur atau usia, dan kecerdasan (kecerdasan
tinggi, karena lingkungan pendidikan memiliki intelektualitas, emosional dan spiritual).
andil dalam membentuk perilaku mahasiswa untuk
Tikollah et al. (2006) mengelompokkan
menjadi seorang yang professional. Perguruan
perilaku etis seseorang ke dalam tiga aspek, yaitu:
tinggi merupakan penghasil sumber daya manusia
(a) aspek individual (religiusitas, kecerdasan
yang professional, yang diharapkan dapat
emosional, gender, iklim etis individu, sifat-sifat
memenuhi kebutuhan pasar yang ada, oleh karena
personal dan kepercayaan bahwa orang lain lebih
itu dituntut dapat menghasilkan tenaga
tidak etis); (b) aspek organisasi (suasana etis
professional yang memiliki kualifikasi keahlian
organisasi, dan suasana organisasi); dan (c) aspek
sesuai bidang ilmunya, dan juga memiliki perilaku
lingkungan (lingkungan organisasi dan lingkungan
etis yang tinggi (Hastuti, 2007).
sosial). Penelitian Tikollah dkk (2006) serta Maryani
Sudibyo (1995) dalam Komsiyah dan dan Ludigdo (2001) menguji faktor kecerdasan
Indriantoro (1998) menjelaskan bahwa dunia individu yang memengaruhi sikap dan perilaku etis
pendidikan akuntansi mempunyai pengaruh yang seseorang. Penelitian yang dilakukan Tikollah dkk
besar terhadap perilaku etis auditor. Hal ini (2006) menekankan dimensi kecerdasan intelektual
114
Jurica Lucyanda, Gunardi Endro, Faktor-faktor yang Memengaruhi ...
(IQ), kecerdasan emosional (EQ), dan kecerdasan dan entitleds (getters). Penelitian Ustadi dan Utami
spiritual (SQ). Hasil penelitian tersebut menunjukkan (2005) menunjukkan bahwa mahasiswa akuntansi
bahwa kecerdasan intelektual memengaruhi sikap dengan kategori benevolent cenderung berperilaku
dan perilaku etis, sedangkan kecerdasan emosional lebih etis dibandingkan mahasiswa akuntansi dengan
dan kecerdasan spiritual tidak memengaruhi perilaku kategori entitleds, sejalan dengan hasil penelitian
etis. Penelitian Maryani dan Ludigdo (2001) Nugrahaningsih (2005) yang menemukan bukti
menunjukkan bahwa faktor-faktor yang bahwa auditor dengan kategori benevolent
memengaruhi perilaku etis akuntan adalah faktor cenderung berperilaku lebih etis dibandingkan
religiusitas, faktor pendidikan, faktor organisasional, auditor dengan kategori entitleds. Berbeda dengan
faktor kecerdasan emosional dan faktor lingkungan hasil penelitian Fatmawati (2007) yang menemukan
keluarga. faktor equity sensitivity tidak berpengaruh
terhadap perilaku etis auditor di Kantor Akuntan
Penelitian Mudrack (1993) menunjukkan
Publik.
bahwa faktor individu lainnya yang berpengaruh
terhadap perilaku etis adalah locus of control Berdasarkan hasil penelitian yang telah
(LoC). Penelitian Jones dan Kavanagh (1996) dan dilakukan sebelumnya yang menunjukkan hasil yang
Ustadi dan Utami (2005) menjelaskan bahwa berbeda-beda serta masih sedikitnya penelitian yang
individu yang memiliki internal LoC cenderung menguji faktor-faktor individu yang memengaruhi
berperilaku etis dibandingkan individu dengan perilaku etis maka penelitian ini ingin menguji kembali
eksternal LoC. Berbeda dengan penelitian yang faktor-faktor yang memengaruhi perilaku etis,
dilakukan Fatmawati (2007) yang menghasilkan khususnya perilaku etis mahasiswa program studi
LoC tidak memengaruhi perilaku etis auditor di akuntansi di Universitas Bakrie. Penelitian ini fokus
Kantor Akuntan Publik. pada faktor individual yaitu kecerdasan intelektual,
Selain itu faktor individu yang memengaruhi kecerdasan emosional, dan kecerdasan spiritual,
perilaku etis adalah gender. Hasil penelitian locus of control, gender dan equity sensitivity.
Fatmawati (2007) menunjukkan bahwa gender Mahasiswa akuntansi Universitas Bakrie dipilih
berpengaruh terhadap perilaku etis. Penelitian sebagai sampel karena Universitas Bakrie sebagai
Ameen, Guffrey, dan McMillan (1996) institusi pendidikan (perguruan tinggi) memiliki
menghasilkan simpulan bahwa mahasiswa akuntansi program studi akuntansi yang mempunyai andil dalam
wanita lebih sensitif terhadap isu-isu etis dan lebih membentuk perilaku mahasiswa akuntansi sekarang
tidak toleran terhadap perilaku tidak etis. Sedangkan dan di masa depan.
penelitian Nugrahaningsih (2005) menghasilkan Penelitian ini bertujuan menguji pengaruh
simpulan yang berbeda, dimana tidak ada perbedaan kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional,
perilaku etis antara auditor pria dan auditor wanita. kecerdasan spiritual, locus of control, gender, dan
Penelitian Mueller dan Clarke (1998) equity sensitivity terhadap perilaku etis individu
menunjukkan bahwa perilaku seseorang dipengaruhi mahasiswa akuntansi Universitas Bakrie. Hasil
oleh persepsi mereka terhadap equity sensitivity. penelitian ini diharapkan dapat memperkuat
Equity sensitivity didefinisikan sebagai variabel penelitian yang telah dilakukan sebelumnya
personalitas yang menunjukkan reaksi individu berkenaan dengan faktor-faktor individual yang
ketika merasakan adil atau tidak adil (Huseman, memengaruhi perilaku etis, serta memberikan
Hatfield & Miles, 1987). Huseman et al. (1985) masukan bagi institusi pendidikan (universitas)
menjelaskan bahwa individu dapat dikategorikan dalam mempertimbangkan kurikulum yang dapat
sebagai benevolent (givers), equity sensitivity, membentuk dan mengembangkan faktor-faktor
115
Media Riset Akuntansi, Vol. 2 No. 2 Agustus 2012
individual sehubungan dengan sikap dan perilaku komitmen moral seperti tanggung jawab,
etis bagi mahasiswa akuntansi sebagai calon keseriusan, disiplin dan intergritas moral (Hastuti,
akuntan. 2007).
116
Jurica Lucyanda, Gunardi Endro, Faktor-faktor yang Memengaruhi ...
dimiliki mahasiswa akuntansi dengan penekanan alam sekitar. Minat dan pembawaan yang khas
pada kemampuan kognitif (Tikollah et al., 2006). mengarahkan perbuatan pada suatu tujuan dan
Intelegensi fluid merupakan kecerdasan faktor merupakan dorongan atas perbuatan itu. Kebebasan
bawaan biologis sedangkan intelegensi crystallized mengandung makna bahwa manusia dapat memilih
merupakan kecerdasan karena adanya pengaruh metode-metode tertentu dalam memecahkan
pengalaman, pendidikan, dan kebudayaan dalam diri masalah. Dengan kebebasan, manusia dapat
seseorang (Azwar, 2004). Robbin dan Judge (2011) menentukan dan mengembangkan cara berfikirnya
menjelaskan tujuh dimensi kecerdasan intelektual secara tepat dan akurat.
adalah: (1) Kecerdasan angka, merupakan
Fudyartanta (2004) menjelaskan intelegensi
kemampuan untuk menghitung dengan cepat; (2)
dibagi dalam tiga kelompok. Pertama adalah
Pemahaman verbal, merupakan kemampuan
kelompok yang menekankan pada kemampuan
memahami apa yang dibaca dan didengar; (3)
adaptasi, dimana kelompok ini mempunyai
Kecepatan persepsi, merupakan kemampuan
kemampuan untuk mengorganisasi pola-pola tingkah
mengenali kemiripan dan beda visual dengan cepat
laku seseorang sehingga dapat bertindak lebih efektif
dan benar; (4) Penalaran induktif, merupakan
dan lebih tepat dalam situasi-situasi baru yang
kemampuan mengenali suatu urutan logis dalam
berubah-ubah. Kedua adalah kelompok yang
suatu masalah dan kemudian memecahkan masalah
menekankan pada kemampuan belajar, dimana
tersebut; (5) Penalaran deduktif, merupakan
semakin cerdas seseorang maka semakin besar
kemampuan logika dalam menilai implikasi dari
dapat dididik, dan semakin luas dan besar
suatu argument; (6) Visualisasi spasial, merupakan
kemampuannya untuk belajar. Ketiga adalah
kemampuan membayangkan bagaimana suatu kelompok yang menekankan pada kemampuan
objek akan tampak seandainya berada pada posisi abstraksi, dimana kelompok ini menekankan
dalam suatu ruang yang diubah; dan (7) Daya ingat, kemampuan dalam pemakaian konsep-konsep dan
merupakan kemampuan menahan dan mengenang simbol-simbol secara efektif dalam menghadapi
kembali pengalaman masa lalu. situasi-situasi terutama dalam memecahkan
Purwanto (2007) menjelaskan faktor-faktor masalah-masalah.
yang dapat memengaruhi intelegensi adalah Kecerdasan emosional (EQ) merupakan
pembawaan, kematangan organ tubuh, kemampuan untuk mengenali perasaan diri sendiri
pembentukan dari lingkungan, minat dan dan perasaan orang lain, memotivasi diri sendiri,
pembawaan yang khas, dan kebebasan memilih ketahanan dalam menghadapi kegagalan,
metode dalam memecahkan masalah. Pembawaan mengendalikan emosi dan menunda kepuasan serta
ditentukan oleh sifat-sifat dan ciri-ciri yang dibawa mengelola emosi diri sendiri dan dengan orang lain
sejak lahir, sehingga kemampuan dalam (Goleman, 2005). Solovey dan Mayer (1999)
memecahkan masalah ditentukan oleh pembawaan. dalam Tikollah et al. (2006) mendefinisikan
Kematangan ditentukan ketika seseorang mencapai kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk
kesanggupan dalam menjalankan fungsinya dan merasakan emosi, menerima dan membangun emosi
kematangan ini erat hubungannya dengan umur. dengan baik, memahami emosi dan pengetahuan
Pembentukan adalah segala keadaan diluar diri emosional sehingga dapat meningkatkan
seseorang yang memengaruhi perkembangan perkembangan emosi dan intelektual. Kecerdasan
intelegensi, dimana pembentukan terjadi dua emosi menuntut penilikan perasaan, belajar untuk
macam, yaitu yang disengaja seperti yang dilakukan mengakui, menghargai perasaan diri sendiri dan
di sekolah dan yang tidak sengaja yaitu pengaruh orang lain (Tikollah et al., 2006).
117
Media Riset Akuntansi, Vol. 2 No. 2 Agustus 2012
Kecerdasan emosional dibagi dalam lima unsur, persoalan makna dan nilai dengan menempatkan
yaitu: kemampuan mengenali emosi diri atau perilaku dan hidup manusia dalam konteks yang luas
kesadaran diri (self awareness), mengelola emosi (Zohar & Marshall, 2001). Zohar dan Marshall
atau pengaturan diri (self management), (2001) menjelaskan lebih lanjut bahwa kecerdasan
memotivasi diri sendiri (motivation), mengenali spiritual disimbolkan sebagai teratai diri yang
emosi orang lain atau empati (social awareness), menggabungkan tiga kecerdasan dasar manusia
dan kemampuan dalam membina hubungan dengan (rasional, emosional dan spiritual), tiga pemikiran
orang lain (relationship management) (Salovey (seri, asosiatif dan penyatu), tiga jalan dasar
dan Mayer, 1999 dalam Goleman, 2005). Self pengetahuan (primer, sekunder, dan tersier) dan tiga
awareness merupakan kemampuan seseorang tingkatan diri (pusat- transpersonal, tengah-asositif
untuk mengetahui perasaan dalam dirinya dan & interpersonal dan pinggiran-ego personal).
efeknya serta menggunakannya untuk membuat Dengan demikian, kecerdasan spiritual berkaitan
keputusan bagi diri sendiri, memiliki tolok ukur yang dengan unsur pusat dari bagian diri manusia yang
realistis dan mempunyai kepercayaan diri yang kuat paling dalam menjadi pemersatu seluruh bagian diri
dengan mengkaitkannya dengan sumber manusia lain.
penyebabnya. Self management yaitu kemampuan
Kecerdasan spiritual merupakan kecerdasan
menangani emosinya sendiri, mengekspresikan serta
yang tertumpu pada bagian dalam diri kita yang
mengendalikan emosi, memiliki kepekaan terhadap
berhubungan dengan kearifan di luar ego atau jiwa
kata hati yang digunakan dalam kehidupan sehari-
sadar, sehingga kecedasan spiritual menjadikan
hari. Motivation adalah kemampuan menggunakan
manusia yang benar-benar utuh secara intelektual,
hasrat untuk membangkitkan semangat untuk
emosional dan spiritual. Kecerdasan spiritual adalah
mencapai keadaan yang lebih baik serta mampu
kecerdasan jiwa yang dapat membantu manusia
mengambil inisiatif dan bertindak secara efektif serta
mampu bertahan menghadapi kegagalan. Social menyembuhkan dan membangun diri manusia
awareness merupakan kemampuan merasakan apa secara utuh (Zohar & Marshall, 2011). Selanjutnya
yang dirasakan oleh orang lain, mampu memahami Zohar dan Marshall (2001) menjelaskan, indikasi
perspektif orang lain, dan menjalin hubungan saling dari SQ yang telah berkembang dengan baik
percaya dan menyelaraskan diri dengan berbagai mencakup: (a) kemampuan untuk bersikap fleksibel;
tipe individu. Relationship management (b) adanya tingkat kesadaran diri yang tinggi; (c)
merupakan kemampuan menangani emosi dengan kemampuan untuk menghadapi dan memanfaatkan
baik ketika berhubungan dengan orang lain dan penderitaan; (d) kemampuan untuk menghadapi dan
menciptakan serta mempertahankan hubungan melampaui perasaan sakit; (e) kualitas hidup yang
dengan orang lain, mampu mempengaruhi orang lain, di ilhami oleh visi dan nilai-nilai; (f) keengganan untuk
memimpin, bermusyawarah, menyelesaikan menyebabkan kerugian yang tidak perlu; (g)
perselisihan dan bekerja sama dalam tim. kecenderungan untuk berpandangan holistik; (h)
Selanjutnya Goleman (2005) menjelaskan kelima kecenderungan untuk bertanya “mengapa” atau
unsur tersebut dikelompokkan ke dalam dua “bagaimana jika” dan berupaya untuk mencari
kecakapan yaitu: kecakapan pribadi yang meliputi jawaban-jawaban yang mendasar; dan (i) memiliki
kesadaran diri, pengaturan diri dan motivasi; dan kemudahan untuk bekerja melawan konvensi.
kecakapan sosial yang meliputi empati dan Ginanjar (2005) dalam Dwijayanti (2009)
keterampilan sosial. menjelaskan bahwa kecerdasan spiritual merupakan
Kecerdasan spiritual (SQ) merupakan kemampuan untuk memberikan makna spiritual
kemampuan untuk menghadapi dan memecahkan terhadap pemikiran, perilaku, dan kegiatan, serta
118
Jurica Lucyanda, Gunardi Endro, Faktor-faktor yang Memengaruhi ...
119
Media Riset Akuntansi, Vol. 2 No. 2 Agustus 2012
120
Jurica Lucyanda, Gunardi Endro, Faktor-faktor yang Memengaruhi ...
121
Media Riset Akuntansi, Vol. 2 No. 2 Agustus 2012
122
Jurica Lucyanda, Gunardi Endro, Faktor-faktor yang Memengaruhi ...
dikonstruksikan secara sosial maupun kultural Instrumen dikatakan valid jika nilai KMO’s MSA
(Fakih, 2001). Variabel ini menggunakan variabel diatas 0,50 (Kaiser & Rice, 1974). Uji reliabilitas
dummy, dimana 0 untuk laki-laki dan 1 untuk dilakukan dengan menghitung Cronbach’s Alpha
perempuan. dari masing-masing instrumen dalam suatu
variabel. Menurut Nunnaly (1978), instrumen
Locus of control (LoC) merupakan konsep
yang dipakai dikatakan andal (reliable) apabila
yang menjelaskan tentang persepsi seseorang
memiliki cronbach’s alpha lebih dari 0,60.
terhadap siapa yang menentukan nasibnya (Ustadi
& Utami, 2005). Variabel LoC diukur dengan
Uji Asumsi Klasik
menggunakan instrument Work Locus of Control
(WLC) yang digunakan dalam penelitian Reis dan Pengujian asumsi klasik diperlukan untuk
Mitra (1998). Intrumen terdiri atas 16 (enam mengetahui apakah hasil estimasi regresi yang
belas) pertanyaan dengan skala likert 1 sampai dilakukan benar-benar bebas dari adanya gejala
5 (lima). heteroskedastisitas, gejala multikolinearitas,
Equity sensitivity merupakan suatu gejala autokorelasi, dan data adalah normal.
persepsi seseorang terhadap keadilan dengan Model regresi dapat dijadikan alat estimasi yang
membandingkan inputs dan outcomes yang tidak bias jika telah memenuhi persyaratan BLUE
diperoleh dari orang lain (Ustadi & Utami, (best linear unbiased estimator) yakni tidak
2005). Variabel ini diukur menggunakan Equity terdapat heteroskedastistas, tidak terdapat
Sensit ivit y Instr ument (ESI) yang multikolinearitas, tidak terdapat autokorelasi dan
dikembangkan oleh Husemen et al. (1987), data normal. Dalam penelitian uji asumsi klasik
terdiri dari 5 pertanyaan. Dari setiap pasang yang dilakukan adalah uji normalitas, uji
pertanyaan diberi nilai dengan total nilai 10 heteroskekdastisitas, dan multikolinearitas.
(sepuluh) sesuai dengan pilihan responden,
sehingga dari total pasangan pertanyaan tidak Uji Hipotesis
melebihi nilai 10.
Pengujian hipotesis menggunakan analisi regresi
Metode Analisis Data berganda (multiple regression analysis).
Persamaan statistiknya adalah: Y = á + â1.1X1.1 +
Uji Validitas dan Uji Reliabilitas â1.2X1.2 + â1.3X1.3 + â2X2 + â3X3 + â4X4 + e
123
Media Riset Akuntansi, Vol. 2 No. 2 Agustus 2012
Model Penelitian
124
Jurica Lucyanda, Gunardi Endro, Faktor-faktor yang Memengaruhi ...
Sumber: Lampiran 6
125
Media Riset Akuntansi, Vol. 2 No. 2 Agustus 2012
Berdasarkan Tabel 1 variabel perilaku etis Berdasarkan pengujian validitas variabel equity
menunjukkan semua item pertanyaan (tujuh item sensitivity menunjukkan semua item pertanyaan
pertanyaan) adalah valid karena nilai korelasi butir- (lima item pertanyaan) adalah valid karena nilai
butir pertanyaan terhadap skor total memiliki nilai korelasi butir-butir pertanyaan terhadap skor total
yang lebih besar dari nilai r tabel yaitu sebesar memiliki nilai yang lebih besar dari nilai r tabel
0,1874 (Lampiran 6.1) dan nilai KMO’s MSA (Lampiran 6.5). Nilai KMO’s MSA sebesar 0,704
sebesar 0,670 > 0,5. Nilai cronbach’s alpha > 0,5 dan nilai cronbach’s alpha variabel equity
variabel perilaku etis sebesar 0,598 sudah sensitivity sebesar 0,738 sehingga dapat
mendekati 0,6 sehingga dapat disimpulkan reliabel. disimpulkan valid dan reliabel.
126
Jurica Lucyanda, Gunardi Endro, Faktor-faktor yang Memengaruhi ...
dan Kavanagh (1996); Reiss dan Mitra (1998); Tabel 2 menunjukkan hasil bahwa equity
Fauzi (2001); Nugrahaningsih (2005); Ustadi dan sensitivity tidak berpengaruh terhadap perilaku etis
Utami (2005); dan Hastuti (2007 yang mahasiswa. Hasil penelitian ini tidak mendukung
menunjukkan bahwa seseorang dengan locus of hasil penelitian yang dilakukan Huseman et al,
control internal lebih berperilaku etis dibandingkan (1987); Mueller dan Clarke (1998); Fauzi (2001);
dengan seseorang yang mememiliki locus of control Nugrahaningsih (2005); serta Ustadi dan Utami
eksternal. Namun hasil penelitian ini mendukung (2005), mendukung hasil penelitian yang dilakukan
hasil penelitian yang dilakukan oleh Fatmawati oleh Fatmawati (2007), yang menemukan bahwa
(2007). equity sensitivity tidak berpengaruh terhadap
perilaku etis auditor di KAP.
Sumber: Lampiran 7
Ditolaknya hipotesis 1.1, hipotesis 1.3, hipotesis yang menekankan pengaruh pengetahuan tentang
2, hipotesis 3, dan hipotesis 4 serta diterimanya tindakan-tindakan baik, Aristoteles (1915)
hipotesis 1.2. menunjukkan hasil yang menarik menekankan pengaruh keutamaan moral (moral
untuk dibahas. Hasil penelitian ini mendukung virtue) yang terbentuk dari kebiasaan melakukan
argumen etika Aristotelian yang menegaskan bahwa tindakan-tindakan baik (tepat) sesuai dengan pilihan
perilaku etis individu bukan dipengaruhi oleh kebijaksanaan praktis (phronesis) individu (Endro,
pengetahuannya tentang tindakan-tindakan yang 1999). Kebijaksanaan praktis (phronesis)
baik, melainkan dipengaruhi oleh kecenderungannya merupakan salah satu keutamaan intelektual
sendiri untuk melakukan tindakan-tindakan baik (intellectual virtue) yang berkenaan dengan
yang dibentuk dari kebiasaan. Berbeda dari Plato tindakan-tindakan sebagai fokus obyeknya. Dalam
127
Media Riset Akuntansi, Vol. 2 No. 2 Agustus 2012
penelitian ini, istilah kecerdasan emosional bisa Dalam penelitian ini, locus of control dan
merepresentasikan kebijaksanaan praktis equity sensitivity secara statistik tidak signifikan
(phronesis) yang harus dikembangkan bersamaan memengaruhi perilaku etis. Penjelasan yang bisa
dengan (dan tak bisa lepas dari) pengembangan diberikan disini adalah bahwa dua variabel
keutamaan moral (moral virtue) melalui tersebut merupakan bagian dari karakter individu
pembiasaan melakukan tindakan-tindakan baik. yang berkembang bersamaan dengan
Sejalan dengan pendapat Aristoteles (1915) bahwa perkembangan kecerdasan emosional, sehingga
kebijaksanaan praktis (phronesis) plus keutamaan pengaruhnya sudah dengan sendirinya terwakili
moral (moral virtue) berpengaruh pada perilaku oleh pengaruh kecerdasan emosional. Pilihan
etis individu, penelitian ini membuktikan bahwa tindakan yang baik (tepat) tidak secara langsung
kecerdasan emosional (diinterpretasikan sebagai ditentukan oleh letak pusat kontrol diri (locus of
kebijakan praktis) yang secara statistik signifikan control) dan tidak selalu terkait langsung dengan
memengaruhi perilaku etis individu, bukan rasa keadilan (equity sensitivity), tetapi
kecerdasan intelektual. ditentukan oleh karakter individu yang
berkeutamaan (virtuous) yaitu individu yang
Dalam penelitian ini, istilah kecerdasan
memiliki keutamaan moral (moral virtue) dan
intelektual bisa merepresentasikan apa yang
sekaligus tentu saja phronesis atau kebijaksanaan
Aristoteles (1915) sebutkan sebagai pengetahuan
praktis (kecerdasan emosional).
ilmiah (episteme) dan kebijaksanaan filosofis
(sophia). Bagi Aristoteles, pengetahuan ilmiah Dalam penelitian ini, kecerdasan spiritual
(episteme) dan kebijaksanaan filosofis (sophia) secara statistik tidak signifikan memengaruhi
tidak cukup memengaruhi perilaku etis individu, perilaku etis. Kuatnya peran karakter dalam
kecuali individu tersebut telah memiliki kebijakan memengaruhi perilaku etis tampaknya mampu
praktis (phronesis) (Endro, 1999). Pengetahuan mengesampingkan pengaruh spiritual dalam
ilmiah (episteme) dan kebijaksanaan filosofis perilaku etis. Namun segera dapat diduga bahwa
(sophia) hanya bisa berfungsi untuk mempertajan bilamana instrumen kuesioner pengukur perilaku
fungsi kebijakan praktis (phronesis) dalam memilih etis dibuat sedemikian rupa religiusnya (misalnya
tindakan paling baik (Endro, 1999). Oleh karena adanya ketidak-adilan duniawi hanya bisa
itu bisa dipahami bahwa kecerdasan intelektual dikompensasi oleh keadilan dalam hidup
secara statistik tidak signifikan memengaruhi perilaku sesudah mati), maka kecerdasan spiritual
etis, kecuali mungkin bilamana instrumen kuesioner sepertinya akan memengaruhi perilaku etis
pengukur perilaku etis dibuat sedemikian rupa karena individu-individu yang mempunyai
kompleksnya sehingga hanya orang-orang yang kecerdasan spiritual tinggi akan lebih mampu
mempunyai kecerdasan intelektual tinggi saja yang memahami nilai spiritual yang terkandung di
mampu memahaminya dan seterusnya mengambil dalamnya dan seterusnya mengambil alternatif
alternatif tindakan yang paling baik. tindakan yang paling baik.
128
Jurica Lucyanda, Gunardi Endro, Faktor-faktor yang Memengaruhi ...
kecerdarasan intelektual, kecerdasan spiritual, 1. Perlunya pembentukan sikap dan perilaku etis
gender, locus of control, dan sensitivity individu dengan cara pengembangan karakter
equity tidak berpengaruh terhadap perilaku etis yang berkeutamaan. Pengembangan karakter
mahasiswa akuntansi Universitas Bakrie. Hasil tersebut dapat diwujudkan melalui metode
penelitian ini menunjukkan bahwa kecerdasan pembelajaran yang sesuai dan diintegrasikan ke
dalam kurikulum melalui matakuliah-matakuliah
emo sion al s ecara st atis tik signifik an
yang mengandung aspek etika, terutama
memengaruhi perilaku etis mendukung argumen
misalnya etika bisnis dan etika profesi.
etika Aristotelian yang menekankan pentingnya
pembentukan karakter yang berkeutamaan 2. Untuk penelitian selanjutnya sebaiknya
untuk mengembangkan individu-individu yang menambah faktor-faktor lain diluar faktor-
mempunyai kecenderungan berperilaku etis. faktor individual, seperti misalnya faktor
lingkungan sosial dan budaya organisasi.
Saran
3. Memperluas sampel penelitian, dengan
Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah menggunakan responden mahasiswa akuntansi
dilakukan maka saran yang dapat dikemukan dari berbagai universitas, baik universitas negeri
sebagai berikut: maupun universitas swasta di Indonesia.
Aristotle (1915). “Ethica Nicomachea.” The Works Fakih. (2001). Analisi Gender dan Transformasi
of Aristotle: Volume IX, translated into En- Sosial. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
glish by W.D. Ross, ed. W.D. Ross, 1st ed.
Fatmawati, N. D. (2007). Analisis Pengaruh
London: Oxford University Press.
Faktor-faktor Individual terhadap
Azwar, S. (2004). Pengantar Psikologi Perilaku Etis Auditor di KAP (Survey pada
Intelegensi. Cetakan Keempat. Yogyakarta: Auditor di Kantor Akuntan Publik
Pustaka Pelajar. Yogayakarta dan Surakarta). Skripsi. Uni-
versitas Muhammadyah Surakarta,
Cohen, J. R., Pant, L. W., & Sharp, D. J. (1998). Surakarta.
The Effect of Gender and Academic Disipline
Diversity on the Ethical Evaluation, Ethical Fauzi, A. (2001). Pengaruh Perbedaan Faktor-
Intentions and Ethical Orientation of Poten- faktor Individual terhadap Perilaku Etis
tial Public Accounting Recruits. Accounting Mahasiswa Akuntansi. Tesis. Program
Horizons, Vol.12, No.3: 250-270. Pascasarjana Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta.
Dwijayanti, A. P. (2009). Pengaruh Kecerdasan
Emosional, Kecerdasan Intelektual. Finn, D. W., Munter, P., & McCaslin, T. E. (1994).
Kecerdasan Spiritual, dan Kecerdasan Ethical Perceptions of CPAs. Managerial
129
Media Riset Akuntansi, Vol. 2 No. 2 Agustus 2012
Auditing Journal, Vol.9, No.1: 23-28. Kantor Akuntan Publik: Sebuah Studi
Interpretif. Proceeding Simposium
Fudyartanta, K. (2004). Tes Bakat dan
Nasional Akuntansi IX Padang: 1-22.
Penskalaan Kecerdasan . Yogyakarta:
Pustaka Pelajar. Malone, F. L. (2006). The Ethical Attitudes os Ac-
counting Students. Journal of The Ameri-
Goleman, D. (2005). Kecerdasan Emosi untuk
can Academy of Business, Vol.8, No.1: 142-
Mencapai Puncak Prestasi. Edisi Keenam.
146.
Jakarta: PT Gramedia Putaka Utama.
Maryani, T., & Ludigdo, U. (2001). Survey atas
Hastuti, S. (2007). Perilaku Etis Mahasiswa dan
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sikap dan
Dosen Ditinjau dari faktor Individual Gen-
Perilaku Etis Akuntan. Jurnal TEMA 2 (1):
der dan Locus of Control. Jurnal Riset
49-62.
Ekonomi dan Bisnis, Vol.7 No.7 Maret: 58-
73. Mautz, R. K., & Sharaf, H. A. (1993). The
Philosofy of Auditing. USA: American Ac-
Huck, S. W., & Cormier, W. H. (1996). Reading
counting Association.
Statistics and Research. Second Edition.
New York: Harper Collins Publisher Inc. Mudrack, P. E. (1993). An Investigation into the
Acceptability Behaviors of A Dubious Etical
Husemen, R. C., Hatfield, J. D., & Miles, E. W.
Nature. Journal of Business Ethics, Vol.12,
(1987). A New Perspective on Equity
No.17: 517-524.
Theory: The Equity Sensitivity Construct.
Academy of Management Review, Vol.12: Mueller, S. L., & Clarke, L. D. (1998). Political-
222-234. Economic Context and Sensitivity to Equity:
Differences Between the United States and
Jones, G. E., & Kavanagh, M. J. (1996). An Ex- the Transition Economics of Central and East-
perimental Examination of the Effects of In- ern Europe. Academy of Management
dividual and Situasional Factors on Unethi- Journal, Vol. 41, No.3: 319-329.
cal Behavior Intentions in the Workplace.
Journal of Business Ethics, Vol. 15, No.5: Nugrahaningsih, P. (2005). Analisis Perbedaan
511-523. Perilaku Etis Auditor di Kantor Akuntan
Publik dalam Etika Profesi (Studi
Kaiser, H. F., & Rice, J. (1974). Little Jiffy, Mark terhadap Peran Faktor-faktor individual:
IV. Educational and Psychological Mea- Locus of Control, Lama Pengalaman
surement. Vol. 34/1, Spring: 111-117. Kerja, Gender, dan Equity Sensitivity).
Keraf, A. S. (1998). Etika Bisnis: membangun Proceeding Simposium Nasional Akuntansi
Citra Bisnis sebagai Profesi Luhur. VIII Solo: 617-630.
Yogyakarta: Penerbit Kanisius. Nunnaly, D. (1978). Psychometric Theory, New
York: Mc-Graw-Hill.
Khomsyah & Indriantoro, N. (1998). Pengaruh
Orientasi Etika terhadap KOmitmen dan Purwanto, M. N. (2007). Ilmu Pendidikan Teoritis
Sensitivitas Etika Auditor Pemerintah di DKI dan Praktis. Jakarta: Penerbit Rosda.
Jakarta. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia,
Ramly, Z., Chai, L. T., & Lung, C. K. (2008). Re-
Vol.1 (Januari): 13-28.
ligiosity as a Predictor of Consumer Ethical
Ludigdo, U. (2006). Strukturisasi Praktik Etika di Behavior: Some Evidence from Young
130
Jurica Lucyanda, Gunardi Endro, Faktor-faktor yang Memengaruhi ...
Consumers from Malaysia. Journal of Busi- Spiritual Terhadap Sikap Etis Mahasiswa
ness Systems, Governance and Ethics, Akuntansi (Studi pada Perguruan Tinggi
Vol.3, No.4: 43-56. Negeri di Kota Makasar Provinsi Sulawesi
Selatan). Proceeding Simposium Nasional
Reiss, M. C., & Mitra, K. (1998). The Effects of
Akuntansi IX Padang: 1-25.
Individual Difference Factors on the Accept-
ability of Ethical and Unethical Workplace Umar, N. (1999). Argumen Kesetaraan Gender
Behaviors. Journal of Business Ethics, Perspektif AlQuran. Jakarta: Paramadina.
Vol.17, No.12: 1581-1593. Ustadi, N. H., & Utami, R. D. (2005). Analisis
Robbins, S. P., & Judge, T. A. (2011). Organiza- Perbedaan Faktor-faktor Individual Terhadap
tional Behavior. 13th Edition. US: Prentice Persepsi Perilaku Etis Mahasiswa. Jurnal
Hall. Akuntansi & Auditing, Volume 01/No.02/
Mei: 162-180.
Rotter, J. (1966). Generalized Expextancies for In-
ternal versus External Locus of Control Re- Zohar, D., & Marshall, I. (2001). SQ:
inforcement. Pscohology Monographs: Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual
dalam Berpikir Integralistik dan Holistik
General and Applied, 80 Whole No.609.
untuk Memaknai Kehidupan.
Tikollah, M. R., Triyuwono, I., & Ludigdo, U. Diterjemahkan oleh Rahmi Astuti, Ahmad
(1006) Pengaruh Kecerdasan Intelektual, Najib Burhani dan Ahmad Baiquni. Bandung:
Kecerdasan Emosional, dan Kecerdasan Mizan.
131
Media Riset Akuntansi, Vol. 2 No. 2 Agustus 2012
LAMPIRAN
Lampiran 3. Uji Normalitas PPlot Perilaku Etis, Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Spiritual,
Locus of Control, dan Equity Sensitivity
132
Jurica Lucyanda, Gunardi Endro, Faktor-faktor yang Memengaruhi ...
PE KI KE KS Gender LoC ES
Spearman's PE Corr. Coeff. 1.000 -.016 .104 -.042 -.022 .186 .027
rho
Sig. (2-tailed) . .869 .280 .660 .817 .051 .779
Gender Corr. Coeff. -.022 -.174 -.046 -.034 1.000 -.096 -.143
LoC Corr. Coeff. .186 .032 .063 .179 -.096 1.000 -.012
133
Media Riset Akuntansi, Vol. 2 No. 2 Agustus 2012
PE KI KE KS Gender LoC ES
134
Jurica Lucyanda, Gunardi Endro, Faktor-faktor yang Memengaruhi ...
Lampiran 6. Uji Validitas dan Reliabilitas Perilaku Etis, Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Spiritual,
Locus of Control, dan Equity Sensitivity
135
Media Riset Akuntansi, Vol. 2 No. 2 Agustus 2012
136
Jurica Lucyanda, Gunardi Endro, Faktor-faktor yang Memengaruhi ...
N %
Excludeda 0 .0
137
Media Riset Akuntansi, Vol. 2 No. 2 Agustus 2012
Corrected Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance Item-Total Alpha if Item
Item Deleted if Item Deleted Correlation Deleted
138
Jurica Lucyanda, Gunardi Endro, Faktor-faktor yang Memengaruhi ...
139
Media Riset Akuntansi, Vol. 2 No. 2 Agustus 2012
Sig. .000
.738 5
140
Jurica Lucyanda, Gunardi Endro, Faktor-faktor yang Memengaruhi ...
141
Media Riset Akuntansi, Vol. 2 No. 2 Agustus 2012
142