Oleh:
Ahmad Rizal Jayadi
Dosen Pembimbing:
Dra. Lilik Purwanti, M.Si., Ak
ABSTRACT
PENDAHULUAN
Dewasa ini, persaingan di dunia kerja semakin tajam akibat adanya era
globalisasi. Aturan bekerja kini pun berubah. Kita dinilai tidak hanya berdasarkan
tingkat kepandaian, atau berdasarkan pelatihan dan pengalaman, tetapi juga
berdasarkan seberapa baik kita mengelola diri sendiri dan berhubungan dengan
orang lain. Pendidikan tinggi akuntansi sebagai sebuah institusi yang
menghasilkan lulusan dalam bidang akuntansi saat ini dituntut tidak hanya
menghasilkan lulusan yang menguasai kemampuan di bidang akademik, Tetapi
juga mempunyai kemampuan yang bersifat teknis analisis dalam bidang
humanistic skill dan profesional skill sehingga mempunyai nilai tambah dalam
bersaing didunia kerja.
Salah satu faktor yang mendukung keberhasilan seseorang dalam hal ini,
mahasiswa adalah mampu mengenali diri sendiri dalam kaitanya tentang
kecerdasan emosional. Menurut Goleman (2002: 38) kita mempunyai dua otak,
dua pikiran dan dua jenis kecerdasan emosional. Keberhasilan kita dalam
kehidupan ditentukan oleh keduanya. Tidak hanya IQ, tetapi kecerdasan
emosional yang memegang peranan. Intelektualitas tak dapat bekerja dengan
sebaik-baiknya tanpa kecerdasan emosional. Oleh karena itu, keberhasilan
mahasiswa tidak dilihat dari kecerdasan intelektualnya saja melainkan dari
kecerdasan emosional dan perilaku belajarnya yang akan mempengaruhi proses
dan hasil belajarnya di perguruan tinggi.
The Americcan Institute of Certified Public Accountants (AICPA) juga
telah memberikan pedoman bahwa dibutuhkan adanya tiga kompetensi yang harus
dimiliki oleh lulusan sarjana akuntansi agar dapat bersaing di tingkat
internasional, antara lain (1) kemampuan fungsional, merupakan kemampuan
secara teknik yang harus dimiliki akuntan, (2) kemampuan personal merupakan
kemampuan yang meliputi hal-hal kecakapan pribadi dan kecakapan sosial, serta
(3) pengetahuan yang luas akan bisnis, khususnya di luar negeri. Ketiga
kompetensi tersebut harus dimiliki oleh setiap akuntan apabila ingin bersaing di
dunia internasional dan menjadi seorang akuntan yang professional (Mula, 2007
dalam Purnama 2011).
Menurut Hidayat, dalam Tjun, dkk (2009), beberapa penelitian
menunjukkan bahwa perubahan yang selama ini kita rasakan telah merubah pola
kehidupan generasi kita menjadi pribadi yang individual, materialis, dan
cenderung kapitalis. Bahkan beberapa penelitian menunjukkan bahwa tidak semua
mereka yang memiliki jabatan dan titel kesarjanaan yang tinggi memiliki
kecerdasan emosional yang tinggi. Kecerdasan emosional adalah kemampuan
seseorang mengendalikan emosinya saat menghadapi situasi yang menyenangkan
maupun menyakitkan.
Melandy dan Aziza (2006) dalam Tjun, dkk (2009), menyatakan hasil
survei yang dilakukan di Amerika Serikat tentang kecerdasan emosional
menjelaskan bahwa apa yang diinginkan oleh pemberi kerja tidak hanya
keterampilan teknik saja melainkan dibutuhkan kemampuan dasar untuk belajar
dalam pekerjaan yang bersangkutan. Diantaranya adalah kemampuan mendengar
dan berkomunikasi lisan, adaptasi, kreatifitas, ketahanan mental terhadap
kegagalan, kepercayaan diri, motivasi, kerjasama tim, dan keinginan memberi
kontribusi terhadap perusahaan. Seseorang yang memiliki kecerdasan emosional
yang tinggi akan mampu mengendalikan emosinya sehingga dapat menghasilkan
optimalisasi pada fungsi kerjanya.
Peneliti menganggap bahwa penelitian tentang pengaruh kecerdasan
emosional dan perilaku belajar terhadap pemahaman akuntansi sangat penting,
karena pemahaman dasar ilmu akuntansi akan berdampak pada proses kedepan
yaitu dalam menghadapi dunia kerja. Karena keberhasilan mahasiswa tidak hanya
dipengaruhi oleh kecerdasan intelektual (IQ) saja, tetapi juga dipengaruhi
kecerdasan emosional (EQ) serta perilaku belajarnya.
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh
Yuniani (2010) diatas tentang pengaruh kecerdasan emosional terhadap tingkat
pemahaman akuntansi. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya
yaitu penelitian ini dilakukan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Brawijaya. Selain itu peneliti juga menambahkan variabel perilaku belajar dari
penelitian Suryaningsum dkk (2008) yang terdiri dari kebiasaan mengikuti
pelajaran, kebiasaan membaca buku, kunjungan ke perpustakaan, dan kebiasaan
menghadapi ujian.
METODE PENELITIAN
Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh mahasiswa jurusan akuntansi
program S1 angkatan 2010 Universitas Brawijaya. Dengan total mahasiswa pada
angkatan 2010 adalah 192. Mahasiswa Jurusan Akuntansi program S1 angkatan
2010 dipilih karena mahasiswa Jurusan Akuntansi program S1 angkatan 2010 kini
telah berada di akhir masa perkuliahan sehingga diharapkan telah memiliki
gambaran mengenai manfaat maksimal dari proses belajar akuntansi.
Pengambilan sampel pada penelitian ini adalah dengan menggunakan
Nonprobability Sampling dengan teknik judgement sampling. Metode judgement
sampling yaitu suatu metode pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu
yang melibatkan pemilihan dari subjek yang memiliki tempat paling
menguntungkan atau posisi terbaik yang menyediakan informasi yang dibutuhkan
(Sekaran, 2009: 137). Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer
yang diperoleh melalui kuesioner.
Variabel Penelitian
Variabel independen dalam penelitian ini adalah:
1. Kecerdasan Emosional
Variabel kecerdasan emosional dalam penelitian ini diukur dari lima
indikator yaitu. Pengenalan diri, pengendalian diri, motivasi diri, empati,
dan kemampuan sosial.
2. Perilaku Belajar
Variabel perilaku belajar dalam penelitian ini diukur dari empat indicator
yaitu. Kebiasaan mengikuti pelajaran, kebiasaan membaca buku,
kunjungan ke perpustakaan, dan kebiasaan mengahadapi ujian.
Pengujian Hipotesis
Statistik yang digunakan pada penelitian ini yaitu statistik parametrik
dengan skala interval, sedangkan metode analisis yang digunakan yaitu regresi
berganda. Regresi berganda merupakan studi yang melihat hubungan satu variabel
dependen terhadap lebih dari satu variabel explanatory (Ghozali, 2011:10). Model
persamaan regresi yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah:
Y= α + + +e
Keterangan:
Y = Pemahaman Akuntansi
a = Konstanta
,β2 = Koefisien regresi
= Kecerdasan Emosional
= Perilaku Belajar
e = Error
Penutup
Kesimpulan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa:
1. Kecerdasan emosional (X1) yang diukur dari pengenalan diri, pengendalian
diri, motivasi diri, empati, dan kemampuan sosial berpengaruh secara
signifikan terhadap pemahaman akuntansi.buku, kunjungan ke perpustakaan,
dan kebiasaan menghadapi ujian berpengaruh secara signifika
2. Perilaku belajar (X2) yang diukur dari kebiasaan mengikuti pelajaran,
kebiasaan membaca buku, kunjungan ke perpustakaan, dan kebiasaan
menghadapi ujian berpengaruh secara signifikan terhadap pemahaman
akuntansi.
3. Kecerdasan emosional (X1) dan perilaku belajar (X2) secara bersama-sama
berpengaruh terhadap pemahaman akuntansi.
Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan penelitian ini yaitu:
1. Oleh karena peneliti menempuh pendidikan di Universitas Brawijaya. Dengan
pertimbangan biaya dan waktu sampel yang diambil hanya berasal dari satu
universitas yaitu Universitas Brawijaya.
2. Variabel yang diteliti yaitu kecerdasan emosional dan perilaku belajar.
Saran
1. Bagi peneliti selanjutnya, dapat memperluas obyek penelitian dengan meneliti
lebih dari satu universitas.
2. Mengembangkan model dengan mempertimbangkan tiga model kecerdasan
yaitu kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual
terhadap pemahaman akuntansi.
3. Dari hasil penelitian ini yang menunjukan bahwa variabel kecerdasan
emosional berpengaruh signifikan terhadap pemahaman akuntansi bagi
pengelola Jurusan Akuntansi program S1, diharapkan dapat menambah mata
kuliah khusus dalam hal peningkatan dan pengembangan pendidikan yang
juga menekankan pada pengenalan diri, pengendalian diri, motivasi diri,
empati dan kemampuan sosial bagi peserta didik, selain pada peningkatan
intelegensi.
DAFTAR PUSTAKA
Aprilyan, Lara Absara. 2011. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Mahasiswa
Akuntansi dalam Pemilihan Karir Menjadi Akuntan Publik (Studi Empiris
pada Mahasiswa Akuntansi UNDIP dan Mahasiswa Akuntansi UNIKA).
Skripsi. Semarang: Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta. Rineta Cipta.
Ghozali, Imam. 2011. Ekonometrika Teori, Konsep dan Aplikasi dengan SPSS 17.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Saryanti, Endang. 2010. Kajian Empiris Atas Perilaku Belajar, Efikasi Diri dan
Kecerdasan Emosional Yang Berpengaruh pada Stress Kuliah pada
Mahasiswa Akuntansi Perguruan Tinggi Di Surakarta. Jurnal Akuntansi.
Surakarta: STIE AUB Surakarta.
Suryaningsum, Marita Sri dan Shaalih, Hening Naafi. 2008. Kajian Empiris Atas
Perilaku Belajar dan Kecerdasan Emosional dalam Mempengaruhi Stress
Kuliah Mahasiswa Akuntansi. Simposium Nasional Akuntansi 11
Pontianak.
Sunyoto, Danang. 2009. Analisis Regresi dan Uji Hipotesis. Yogyakarta: Media
Pressindo.
Tjun, Tjun Lauw. Setiawan, Santy dan Setiana, Sinta. 2009. Pengaruh Kecerdasan
Emosional terhadap Pemahaman Akuntansi dilihat dari Perspektif Gender.
Jurnal Akuntansi Vol.1 No.2 November 2009.
Tabel 1
Jenis Kelamin Responden
No. Jenis Kelamin Jumlah Prosentase (%)
1 Laki-laki 42 52%
2 Perempuan 38 48%
Total 80 100%
Sumber: Data primer yang diolah, 2013
Tabel 2
IPK Responden
No. IPK Jumlah Prosentase (%)
1 < 2,50 0 0%
2 2,50 – 3,00 4 5%
3 3,00 – 3,50 43 54%
4 > 3,50 33 41%
Total 80 100%
Sumber: Data primer yang diolah, 2013
Tabel 3
Hasil Uji Signifikansi Parsial (Uji-t)
a
Coefficients
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
a. Dependent Variable: Y
Tabel 4
Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji-F)
b
ANOVA
Total 4206.750 79
b. Dependent Variable: Y