Anda di halaman 1dari 14

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN PERILAKU BELAJAR

TERHADAP PEMAHAMAN AKUNTANSI


(Studi pada Mahasiswa Akuntansi Program S1 Universitas Brawijaya)

Oleh:
Ahmad Rizal Jayadi

Dosen Pembimbing:
Dra. Lilik Purwanti, M.Si., Ak

ABSTRACT

This research aims to examine impact of emotional intelligence that is measured


by self understanding, self control, motivation, empathy, and social ability, and
learning behavior that is measured by aspects of the habit following the lesson,
the habit of reading books, visiting libraries, and habits for exams whereas
accounting understanding was measured by score of accounting subjects.
Research sample is 80 respondents. Data analysis method is multiple regression.
Result of examination indicates that hypothesis 1 which stated that emotional
intelligence by self understanding, self control, motivation, empathy, and social
ability significantly influence the interest of accounting understanding.
Hypothesis 2 which stated that learning behavior measured by aspects of the habit
following the lesson, the habit of reading books, visiting libraries, and habits for
exams significantly influence the interest of accounting understanding. Hypothesis
3 which stated that emotional intelligence and learning behavior in a together
influence the interest of accounting understanding.

Keywords: Emotional Intelligence, Learning Behavior, Accounting


Understanding

PENDAHULUAN
Dewasa ini, persaingan di dunia kerja semakin tajam akibat adanya era
globalisasi. Aturan bekerja kini pun berubah. Kita dinilai tidak hanya berdasarkan
tingkat kepandaian, atau berdasarkan pelatihan dan pengalaman, tetapi juga
berdasarkan seberapa baik kita mengelola diri sendiri dan berhubungan dengan
orang lain. Pendidikan tinggi akuntansi sebagai sebuah institusi yang
menghasilkan lulusan dalam bidang akuntansi saat ini dituntut tidak hanya
menghasilkan lulusan yang menguasai kemampuan di bidang akademik, Tetapi
juga mempunyai kemampuan yang bersifat teknis analisis dalam bidang
humanistic skill dan profesional skill sehingga mempunyai nilai tambah dalam
bersaing didunia kerja.
Salah satu faktor yang mendukung keberhasilan seseorang dalam hal ini,
mahasiswa adalah mampu mengenali diri sendiri dalam kaitanya tentang
kecerdasan emosional. Menurut Goleman (2002: 38) kita mempunyai dua otak,
dua pikiran dan dua jenis kecerdasan emosional. Keberhasilan kita dalam
kehidupan ditentukan oleh keduanya. Tidak hanya IQ, tetapi kecerdasan
emosional yang memegang peranan. Intelektualitas tak dapat bekerja dengan
sebaik-baiknya tanpa kecerdasan emosional. Oleh karena itu, keberhasilan
mahasiswa tidak dilihat dari kecerdasan intelektualnya saja melainkan dari
kecerdasan emosional dan perilaku belajarnya yang akan mempengaruhi proses
dan hasil belajarnya di perguruan tinggi.
The Americcan Institute of Certified Public Accountants (AICPA) juga
telah memberikan pedoman bahwa dibutuhkan adanya tiga kompetensi yang harus
dimiliki oleh lulusan sarjana akuntansi agar dapat bersaing di tingkat
internasional, antara lain (1) kemampuan fungsional, merupakan kemampuan
secara teknik yang harus dimiliki akuntan, (2) kemampuan personal merupakan
kemampuan yang meliputi hal-hal kecakapan pribadi dan kecakapan sosial, serta
(3) pengetahuan yang luas akan bisnis, khususnya di luar negeri. Ketiga
kompetensi tersebut harus dimiliki oleh setiap akuntan apabila ingin bersaing di
dunia internasional dan menjadi seorang akuntan yang professional (Mula, 2007
dalam Purnama 2011).
Menurut Hidayat, dalam Tjun, dkk (2009), beberapa penelitian
menunjukkan bahwa perubahan yang selama ini kita rasakan telah merubah pola
kehidupan generasi kita menjadi pribadi yang individual, materialis, dan
cenderung kapitalis. Bahkan beberapa penelitian menunjukkan bahwa tidak semua
mereka yang memiliki jabatan dan titel kesarjanaan yang tinggi memiliki
kecerdasan emosional yang tinggi. Kecerdasan emosional adalah kemampuan
seseorang mengendalikan emosinya saat menghadapi situasi yang menyenangkan
maupun menyakitkan.
Melandy dan Aziza (2006) dalam Tjun, dkk (2009), menyatakan hasil
survei yang dilakukan di Amerika Serikat tentang kecerdasan emosional
menjelaskan bahwa apa yang diinginkan oleh pemberi kerja tidak hanya
keterampilan teknik saja melainkan dibutuhkan kemampuan dasar untuk belajar
dalam pekerjaan yang bersangkutan. Diantaranya adalah kemampuan mendengar
dan berkomunikasi lisan, adaptasi, kreatifitas, ketahanan mental terhadap
kegagalan, kepercayaan diri, motivasi, kerjasama tim, dan keinginan memberi
kontribusi terhadap perusahaan. Seseorang yang memiliki kecerdasan emosional
yang tinggi akan mampu mengendalikan emosinya sehingga dapat menghasilkan
optimalisasi pada fungsi kerjanya.
Peneliti menganggap bahwa penelitian tentang pengaruh kecerdasan
emosional dan perilaku belajar terhadap pemahaman akuntansi sangat penting,
karena pemahaman dasar ilmu akuntansi akan berdampak pada proses kedepan
yaitu dalam menghadapi dunia kerja. Karena keberhasilan mahasiswa tidak hanya
dipengaruhi oleh kecerdasan intelektual (IQ) saja, tetapi juga dipengaruhi
kecerdasan emosional (EQ) serta perilaku belajarnya.
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh
Yuniani (2010) diatas tentang pengaruh kecerdasan emosional terhadap tingkat
pemahaman akuntansi. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya
yaitu penelitian ini dilakukan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Brawijaya. Selain itu peneliti juga menambahkan variabel perilaku belajar dari
penelitian Suryaningsum dkk (2008) yang terdiri dari kebiasaan mengikuti
pelajaran, kebiasaan membaca buku, kunjungan ke perpustakaan, dan kebiasaan
menghadapi ujian.

KERANGKA TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS


Menurut Gardner (1989) dalam Goleman (2002: 52-53) menempatkan
kecerdasan pribadi dalam definisi dasar tentang kecerdasan emosional adalah
kemampuan untuk membedakan dan menanggapi dengan tepat suasana hati,
tempramen, motivasi, dan hasrat orang lain. Dan kunci menuju pengetahuan diri
akses menuju pengetahuan-pengetahuan diri seseorang dan kemampuan untuk
membedakan perasaan-perasaan tersebut serta memanfaatkanya untuk menuntun
tingkah laku.

Pengaruh Kecerdasan Emosional terhadap Pemahaman Akuntansi


Goleman (1995) dalam (Satiadarma, 2003: 25) menjelaskan inteligensi
emosional jauh lebih penting daripada kemampuan skolastik seseorang dalam
mempengaruhi sukses hidupnya. Salah satu hal yang mendasari pandangan ini
adalah bahwa gejolak perasaan sangat mempengaruhi proses berpikir.
Penelitian yang membahas tentang pengaruh kecerdasan emosional
terhadap pemahaman akuntansi adalah penelitian dari Yuniani (2010). Hasil
penelitianya menunjukan bahwa terdapat hubungan dari lima hipotesis yang
dikemukakan, hipotesis pertama, kedua, dan ketiga diterima yang menyatakan
bahwa pengenalan diri, pengendalian diri, motivasi berpengaruh terhadap tingkat
pemahaman akuntansi mahasiswa. Sedangkan hipotesis keempat dan kelima
ditolak yang menyatakan bahwa empati dan ketrampilan sosial tidak bepengaruh
terhadap tingkat pemahaman akuntansi. Dan menyatakan bahwa kecerdasan
emosional memiliki peranan yang penting untuk mencapai kesuksesan hidup, baik
dalam kehidupan pribadi maupu sosial. Dalam kehidupan akademik, tampaknya
kecerdasan emosional juga memiliki peranan besar.
Penelitian Yani (2012) yang membahas tentang pengaruh kecerdasan
intelektual, kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual terhadap pemahaman
akuntansi. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa Kecerdasan intelektual
berpengaruh terhadap pemahaman akuntansi pada mahasiswa. Kecerdasan
intelektual merupakan kecerdasan pertama yang dikembangkan yang mampu
membuat seorang mahasiswa berfikir secara rasional untuk belajar akuntansi dan
memahaminya.
Kecerdasan emosional berpengaruh signifikan terhadap pemahaman
akuntansi Hal ini karena setinggi-tingginya IQ hanya menyumbang kira-kira 20%
bagi faktor-faktor yang menentukan kesuksesan dalam kehidupan seseorang,
maka yang 80% diisi oleh kekuatan-kekuatan lain, banyak kita lihat mahasiswa
yang berhasil memahami akuntansi tanpa mengandalkan secara optimal
kecerdasan intelektual yang dimilikinya. Namun, mereka berusaha dengan
kekurangannya untuk mengandalkan kecerdasan lain, seperti berusaha untuk
berhubungan baik dengan orang lain, baik itu dengan dosen maupun teman dan
bisa mengelola emosi diri sendiri dan orang lain. Kecerdasan spiritual tidak
berpengaruh terhadap pemahaman akuntansi Berdasarkan uraian diatas, dapat
diajukan hipotesis yaitu:

H1 : Kecerdasan Emosional yang diukur dari pengenalan diri, pengendalian


diri, motivasi diri, empati, dan kemampuan sosial berpengaruh Signifikan
terhadap Pemahaman Akuntansi.

Pengaruh Perilaku Belajar terhadap Pemahaman Akuntansi


Hastuti (2003) Menyatakan bahwa perilaku belajar adalah kebiasaan,
kemauan dan keterampilan belajar yang dimiliki oleh seseorang. Sedangkan
Surachmad dalam Hanifah dan Syukriy (2001) mengemukakan lima hal yang
berhubungan dengan perilaku belajar yang baik, yaitu: Kebiasaan mengikuti
pelajaran, Kebiasaan memantapkan pelajaran, Kebiasaan membaca buku,
Kebiasaan menyiapkan karya tulis, dan Kebiasaan menghadapi ujian.
Penelitian dari Hanifah dan Syukriy (2001) yang menguji tentang perilaku
belajar terhadap tingkat prestasi akademik mahasiswa akuntansi. Perilaku belajar
diukur dengan kebiasaan mengikuti pelajaran, kebiasaan membaca buku teks,
kunjungan ke perpustakaan dan kebiasaan menghadapi ujian.Hasil penelitian
menunjukkan bahwa secara serentak faktor kebiasaan mengikuti pelajaran,
kebiasaan membaca buku teks, kunjungan ke perpustakaan dan kebiasaan
menghadapi ujian berpengaruh terhadap prestasi mahasiswa, Sementara secara
parsial hanya faktor kunjungan ke perpustakaan dan kebiasaan menghadapi ujian
yang signifikan. Berdasarkan uraian diatas, dapat diajukan hipotesis yaitu:

H2 : Perilaku Belajar yang diukur dari kebiasaan mengikuti pelajaran,


kebiasaan membaca buku, kunjungan ke perpustakaan, dan kebiasaan
menghadapi ujian berpengaruh Signifikan terhadap Pemahaman
Akuntansi.

Pengaruh Kecerdasan Emosional dan Perilaku Belajar Secara Bersama-


sama terhadap Pemahaman Akuntansi
Hanum (2011) menyatakan salah satu faktor yang mendukung
keberhasilan pendidikan tinggi akuntansi adalah sikap dan mental mahasiswa
dalam mengembangkan kepribadiannya. Kemampuan untuk mengembangkan
kepribadian mahasiswa pada masa sekarang ini lebih dikenal dengan istilah
Emotional Quotient (EQ) atau kecerdasan emosional.
Selanjutnya Hanum menjelaskan bahwa proses belajar mengajar dalam
berbagai aspek sangat terkait dengan kecerdasan emosional mahasiswanya.
Kecerdasan emosional mampu melatih kemampuan untuk memotivasi diri sendiri,
kesanggupan untuk tegar dalam menghadapi frustasi, kesanggupan
mengendalikan dorongan dan menunda kepuasan sesaat, dapat mengatur suasana
hati serta mampu berempati dan bekerja sama dengan orang lain. Kemampuan-
kemampuan ini mendukung seorang mahasiswa dalam mencapai tujuan dan cita-
citanya.
Penelitian mengenai pengaruh kecerdasan emosional dan perilaku belajar
terhadap pemahaman akuntansi dilakukan oleh Hanum (2011). Variabel
independen yang digunakan yaitu kecerdasan emosional dengan atribut
pengenalan diri, pengendalian diri, motivasi, empati dan keterampilan sosial. Dan
perilaku belajar dengan atribut kebiasaan mengikuti pelajaran, kebiasan membaca
buku, kunjungan ke perpustakaan, dan kebiasaan menghadapi ujian. Hasil
penelitian menunujukan bahwa kecerdasan emosional dan perilaku belajar secara
bersama-sama berpengaruh terhadap pemahaman akuntansi. Berdasarkan uraian
tersebut, dapat diajukan hipotesis yaitu:

H3 : Kecerdasan emosional dan perilaku belajar secara bersama-sama


berpengaruh terhadap pemahaman akuntansi.

METODE PENELITIAN
Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh mahasiswa jurusan akuntansi
program S1 angkatan 2010 Universitas Brawijaya. Dengan total mahasiswa pada
angkatan 2010 adalah 192. Mahasiswa Jurusan Akuntansi program S1 angkatan
2010 dipilih karena mahasiswa Jurusan Akuntansi program S1 angkatan 2010 kini
telah berada di akhir masa perkuliahan sehingga diharapkan telah memiliki
gambaran mengenai manfaat maksimal dari proses belajar akuntansi.
Pengambilan sampel pada penelitian ini adalah dengan menggunakan
Nonprobability Sampling dengan teknik judgement sampling. Metode judgement
sampling yaitu suatu metode pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu
yang melibatkan pemilihan dari subjek yang memiliki tempat paling
menguntungkan atau posisi terbaik yang menyediakan informasi yang dibutuhkan
(Sekaran, 2009: 137). Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer
yang diperoleh melalui kuesioner.

Variabel Penelitian
Variabel independen dalam penelitian ini adalah:
1. Kecerdasan Emosional
Variabel kecerdasan emosional dalam penelitian ini diukur dari lima
indikator yaitu. Pengenalan diri, pengendalian diri, motivasi diri, empati,
dan kemampuan sosial.
2. Perilaku Belajar
Variabel perilaku belajar dalam penelitian ini diukur dari empat indicator
yaitu. Kebiasaan mengikuti pelajaran, kebiasaan membaca buku,
kunjungan ke perpustakaan, dan kebiasaan mengahadapi ujian.

Variabel dependen merupakan variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi


oleh variabel independen (Indriantoro dan Supomo, 2009:63). Variabel dependen
dalam penelitian ini adalah pemahaman akuntansi. Pemahaman akuntansi yang
menjadikan rata-rata nilai mata kuliah yang berkaitan dengan akuntansi sebagai
pengukur tingkat pemahaman akuntansi.
Nilai mata kuliah tersebut diantaranya adalah nilai mata kuliah Pengantar
Akuntansi I, Pengantar akuntansi II, Akuntansi Keuangan I, Akuntansi Keuangan
II, Akuntansi Biaya, Akuntansi manajemen, Auditing I, Auditing II, Sistem
Informasi Akuntansi, Akuntansi Keuangan Lanjutan, Sistem Pengendalian
Manajemen, Akuntansi Sektor Publik, dan Teori Akuntansi.
Pengukuran variabel dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan skala
Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi
seseorang atau sekelompok tentang kejadian atau gejala sosial (Riduwan,
2010:87). Dalam penelitian ini instrumen diukur dengan skala 5 point di setiap
pertanyaannya untuk penentuan sikap responden, yaitu:

1. Sangat tidak setuju : diwakili oleh 1 point


2. Tidak setuju : diwakili oleh 2 point
3. Kurang setuju : diwakili oleh 3 point
4. Setuju : diwakili oleh 4 point
5. Sangat setuju : diwakili oleh 5 point

Pengujian Hipotesis
Statistik yang digunakan pada penelitian ini yaitu statistik parametrik
dengan skala interval, sedangkan metode analisis yang digunakan yaitu regresi
berganda. Regresi berganda merupakan studi yang melihat hubungan satu variabel
dependen terhadap lebih dari satu variabel explanatory (Ghozali, 2011:10). Model
persamaan regresi yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah:

Y= α + + +e

Keterangan:
Y = Pemahaman Akuntansi
a = Konstanta
,β2 = Koefisien regresi
= Kecerdasan Emosional
= Perilaku Belajar
e = Error

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Demografi Responden
Kuesioner yang disebar pada mahasiswa jurusan akuntansi program S1
sebanyak 100 eksemplar. Kuisioner yang dapat diolah sebanyak 80 eksemplar.
Demografi responden terbagi menjadi jenis kelamin dan IPK. Data demografi
responden dapat dilihat pada tabel 1 dan 2.

Hasil Pengujian Hipotesis


Hasil analisis regresi linear berganda dapat dilihat pada tabel 3. Persamaan
regresi yang diperoleh yaitu:
Y = -34,436 + 0,321 X1 + 0,376 X2
Dari tabel 3 tersebut, diketahui bahwa nilai signifikansi variabel
kecerdasan emosional adalah 0,000 (lebih kecil dari 0,05) dan t-hitung lebih besar
dari t-tabel yaitu 7,880 > 1,991. Hal ini menunjukkan bahwa kecerdasan
emosional berpengaruh terhadap pemahaman akuntansi. Pada variabel perilaku
belajar, nilai signifikansinya yaitu 0,000 (lebih kecil dari 0,05) dan t-hitung lebih
besar dari t-tabel yaitu 4,403 > 1,991. Hal ini menunjukkan bahwa perilaku
belajar berpengaruh pemahaman akuntansi. Pada tabel 4 diketahui bahwa nilai
nilai signifikansi adalah 0,000 (lebih kecil dari 0,05) dan f-hitung lebih besar dari
f-tabel yaitu 64,453 > 3,12. Hal ini menunjukkan bahwa kecerdasan emosional
dan perilaku belajar secara bersama-sama (simultan) berpengaruh terhadap
pemahaman akuntansi.

Pembahasan Hasil Penelitian


Pengaruh Kecerdasan Emosional yang diukur dari Pengenalan diri,
Pengendalian diri, Motivasi diri, Empati, dan Kemampuan sosial
berpengaruh Signifikan terhadap Pemahaman Akuntansi.

Hasil pengujian terhadap hipotesis 1 menunjukkan bahwa kecerdasan


emosional berpengaruh signifikan terhadap minat mahasiswa akuntansi terhadap
pemahaman akuntansi. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan
oleh Yani (2012) mengenai kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, dan
kecerdasan spiritual terhadap pemahaman akuntansi. Bahwa kecerdasan
emosional berpengaruh signifikan terhadap pemahaman akuntansi pada
mahasiswa pendidikan ekonomi Universitas Riau.
Yani (2012) menyatakan setinggi-tingginya IQ hanya menyumbang kira-
kira 20% bagi faktor-faktor yang menentukan kesuksesan dalam kehidupan
seseorang, maka yang 80% diisi oleh kekuatan-kekuatan lain, banyak kita lihat
mahasiswa yang berhasil memahami akuntansi tanpa mengandalkan secara
optimal kecerdasan intelektual yang dimilikinya. Namun, mereka berusaha
dengan kekurangannya untuk mengandalkan kecerdasan lain, seperti berusaha
untuk berhubungan baik dengan orang lain, baik itu dengan dosen maupun teman
dan bisa mengelola emosi diri sendiri dan orang lain.
Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian terdahulu yang
dilakukan oleh Yuniani (2010) yang menyatakan dari kelima hipotesis yang
diajukan. Yaitu hipotesis pertama, kedua, dan ketiga diterima yang menyatakan
bahwa pengenalan diri, pengendalian diri, motivasi berpengaruh terhadap tingkat
pemahaman akuntansi mahasiswa. Sedangkan hipotesis keempat dan kelima
ditolak yang menyatakan bahwa empati dan ketrampilan sosial tidak bepengaruh
terhadap tingkat pemahaman akuntansi.
Kecerdasan emosional pada intinya adalah kemampuan seseorang untuk
mengendalikan emosi dirinya sendiri dan orang lain, dan menggunakan informasi
tersebut untuk menuntun proses berpikir serta perilaku seseorang. Hasil penelitian
tentang kecerdasan emosional dalam komponen kecerdasan emosional yang
terdiri dari pengenalan diri dimana pengenalan diri merupakan proses mengenali
perasaan sewaktu perasaan itu terjadi. Mahasiswa yang merasa bahwa dalam
dirinya memiliki sebuah potensi yang besar akan berakibat pada kemampuan diri
sendiri yang besar pula serta masa depanya. Khususnya dalam memahami ilmu
akuntansi.
Kompenen yang kedua adalah pengendalian diri, yakni menguasai diri
sendiri sedemikian rupa sehingga berdampak positif kepada pelaksanaan tugas,
peka terhadap kata hati, dan sanggup menunda kenikmatan sebelum tercapainya
sasaran. Mahasiswa yang memiliki pengendalian yang baik dalam dirinya akan
berdampak pada penyelesaian yang tepat sasaran khususnya dalam proses belajar
memahami ilmu akuntansi.
Komponen yang ketiga adalah motivasi diri, Mahasiswa yang memiliki
motivasi yang kuat yakni menggunakan hasrat kita yang paling dalam untuk
menggerakkan dan menuntun untuk menuju sasaran khususnya juga dalam proses
belajar memahami ilmu akuntansi yang dipelajari, membantu agar mengambil
inisiatif dan bertindak sangat efektif dan untuk menghadapi kegagalan dan
frustasi.
Komponen yang keempat adalah empati, bahwa mahasiswa yang memiliki
empati yang baik dimana empati merupakan proses merasakan apa yang dirasakan
oleh orang lain, mampu memahami perspektif mereka, menumbuhkan saling
percaya, dan menyelaraskan ide dengan berbagai macam orang. Dari proses
tersebut mahasiswa akan mampu berkonsentasi dengan orang lain dalam hal
memahami akuntansi.
Kompenen kelima yaitu kemampuan sosial, kelancaran proses komunikasi
antar masiswa dengan mahasiswa lain maupun mahasiswa dengan dosen akan
mempengaruhi proses pemahaman belajar. Dimana dalam kemampuan Sosial,
yaitu menguasai dengan baik ketika berhubungan dengan orang lain dan dengan
cermat membaca situasi dan jaringan sosial, berinteraksi dengan lancar,
menggunakan keterampilan-keterampilan ini untuk mempengaruhi dan
memimpin, bermusyawarah, dan menyelesaikan perselisihan, serta untuk bekerja
sama dan bekerja dalam tim.

Pengaruh Perilaku Belajar yang diukur dari Kebiasaan Mengikuti


Pelajaran, Kebiasaan Membaca Buku, Kunjungan ke Perpustakaan, dan
Kebiasaan Menghadapi Ujian berpengaruh Signifikan terhadap Pemahaman
Akuntansi.
Hasil pengujian terhadap hipotesis 2 menunjukkan perilaku belajar
berpengaruh signifikan terhadap minat mahasiswa akuntansi terhadap pemahaman
akuntansi. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Hanifah
dan Syukriy (2001) mengenai perilaku belajar terhadap prestasi akademik. Bahwa
perilaku belajar yang di ukur dengan kebiasaan mengikuti pelajaran, kebiasaan
membaca buku, kunjungan ke perpustakaan, dan kebiasaan menghadapi ujian
dengan hasil analisis menunjukkan faktor – faktor tersebut berpengaruh terhadap
indeks prestasi mahasiswa.
Hasil Penelitian ini juga mendukung penelitian yang dilakukan Nugroho
dkk (2011) yang menguji tentang pengaruh perilaku belajar terhadap tingkat
pemahaman akuntansi. perilaku belajar diukur berdasarkan kebiasaan mengikuti
pelajaran, kebiasaan membaca buku teks, kunjungan ke perpustakaan, dan
kebiasaan menghadapi ujian.
Pembelajaran dapat didefinisikan sebagai pengaruh permanen atas perilaku,
pengetahuan, dan ketrampilan berpikir, yang diperoleh melalui pengalaman
(Santrock, 2001: 266).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa keempat kompenen perlilaku belajar
tersebut berpengaruh terhadap pemahaman akuntansi. Dimana kebiasaan
mengikuti pelajaran yaitu seberapa besar perhatian dan keaktifan seorang
mahasiswa dalam belajar. Perilaku belajar yang positif akan menimbulkan
intensitas kegiatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan perilaku belajar yang
negatif, mahasiswa yang sikap belajarnya positif akan belajar lebih aktif dan
dengan demikian akan memperoleh hasil yang lebih baik. Untuk dapat
meningkatkan pemahaman akuntansi mahasiswa.
Kebiasaan membaca buku, yaitu berapa lama seorang mahasiswa
membaca setiap hari dan jenis bacaan yang dibaca. membaca dan memahami
secara rutin isi dari buku akuntansi tersebut, maka mahasiswa dapat memperoleh
manfaat dari buku akuntansi yang mereka baca sehingga manfaat dari buku
tersebut bisa menambah tingkat pemahaman akuntansi mereka.
Kunjungan ke perpustakaan, yaitu seberapa sering mahasiswa ke
perpustakaan setiap minggu. Pendalaman ilmu akuntansi yang di pelajari
mahasiswa tentunya didukung oleh perilaku belajar positif dengan salah satunya
sering mengunjungi perpustakaan. Dengan sering membaca dan memahami ilmu
yang dipelajari tentunya mahasiswa akan mampu memahami akuntansi dengan
baik.
Dan kebiasaan menghadapi ujian, yaitu bagaimana persiapan belajar
seorang mahasiswa sebelum ujian. Dengan belajar secara teratur, disiplin dan
penuh konsentrasi. Mahasiswa akan mampu menghadapi ujian dengan lanacar.
Dengan persiapan yang matang inilah, mahasiswa tidak hanya mampu
mengahadapi ujian dengan baik. Tetapi mahasiswa dilatih untuk selalu siap
menghadapi tantangan di dalam dunia kerja.

Pengaruh Kecerdasan Emosional dan Perilaku Belajar Secara Bersama-


sama terhadap Pemahaman Akuntansi
Hasil pengujian terhadap hipotesis 3 menunjukkan bahwa kecerdasan
emosional dan perilaku belajar secara bersama-sama berpengaruh terhadap
pemahaman akuntansi. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Hanum
(2011) yang meneliti tentang pengaruh atribut kecerdasan emosional kecerdasan
emosional dengan atribut pengenalan diri, pengendalian diri, motivasi, empati dan
keterampilan sosial. Dan perilaku belajar dengan atribut kebiasaan mengikuti
pelajaran, kebiasan membaca buku, kunjungan ke perpustakaan, dan kebiasaan
menghadapi ujian terhadap tingkat pemahaman akuntansi. Hasil penelitianya
menunjukan bahwa atribut kecerdasan emosional dan pengaruh belajar secara
bersama-sama (simultan) berpengaruh terhadap tingkat pemahaman akuntansi.
Seseorang dengan kecerdasan emosional yang baik yaitu mampu melatih
kemampuan untuk memotivasi diri sendiri, kesanggupan untuk tegar dalam
menghadapi frustasi, kesanggupan mengendalikan dorongan dan menunda
kepuasan sesaat, dapat mengatur suasana hati serta mampu berempati dan bekerja
sama dengan orang lain. Tentunya dalam hal ini, mahasiswa yang didukung
dengan perilaku belajar yang positif selama proses belajar di perguruan tinggi.
Diharapkan dengan kemampuan-kemampuan tersebut akan mendukung seorang
mahasiswa dalam mencapai tujuan dan cita-citanya.

Penutup
Kesimpulan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa:
1. Kecerdasan emosional (X1) yang diukur dari pengenalan diri, pengendalian
diri, motivasi diri, empati, dan kemampuan sosial berpengaruh secara
signifikan terhadap pemahaman akuntansi.buku, kunjungan ke perpustakaan,
dan kebiasaan menghadapi ujian berpengaruh secara signifika
2. Perilaku belajar (X2) yang diukur dari kebiasaan mengikuti pelajaran,
kebiasaan membaca buku, kunjungan ke perpustakaan, dan kebiasaan
menghadapi ujian berpengaruh secara signifikan terhadap pemahaman
akuntansi.
3. Kecerdasan emosional (X1) dan perilaku belajar (X2) secara bersama-sama
berpengaruh terhadap pemahaman akuntansi.

Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan penelitian ini yaitu:
1. Oleh karena peneliti menempuh pendidikan di Universitas Brawijaya. Dengan
pertimbangan biaya dan waktu sampel yang diambil hanya berasal dari satu
universitas yaitu Universitas Brawijaya.
2. Variabel yang diteliti yaitu kecerdasan emosional dan perilaku belajar.

Saran
1. Bagi peneliti selanjutnya, dapat memperluas obyek penelitian dengan meneliti
lebih dari satu universitas.
2. Mengembangkan model dengan mempertimbangkan tiga model kecerdasan
yaitu kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual
terhadap pemahaman akuntansi.
3. Dari hasil penelitian ini yang menunjukan bahwa variabel kecerdasan
emosional berpengaruh signifikan terhadap pemahaman akuntansi bagi
pengelola Jurusan Akuntansi program S1, diharapkan dapat menambah mata
kuliah khusus dalam hal peningkatan dan pengembangan pendidikan yang
juga menekankan pada pengenalan diri, pengendalian diri, motivasi diri,
empati dan kemampuan sosial bagi peserta didik, selain pada peningkatan
intelegensi.

DAFTAR PUSTAKA
Aprilyan, Lara Absara. 2011. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Mahasiswa
Akuntansi dalam Pemilihan Karir Menjadi Akuntan Publik (Studi Empiris
pada Mahasiswa Akuntansi UNDIP dan Mahasiswa Akuntansi UNIKA).
Skripsi. Semarang: Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta. Rineta Cipta.

Budhiyanto, Suryanti J. dan Nugroho, Ika P., 2004, “Pengaruh Kecerdasan


Emosional terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi”, Jurnal Ekonomi
Bisnis, Vol. X.

Bungin, Burhan. 2009. Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi,


dan Kebijakan Publik serta Ilmu-ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana.

Depdiknas. 2008. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa.

Dameria, 2005. Pentingnya Pendidikan Kecerdasan Emosional.


(www.ganeca.blogspirit.com. diakses pada tanggal 15 april 2012)

Ghozali, Imam. 2011. Ekonometrika Teori, Konsep dan Aplikasi dengan SPSS 17.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Goleman, Daniel,2002. Emotional Intelligence (Terjemahan T Hermaya). Jakarta.


PT Gramedia Pustaka Utama.

Hanifah dan Syukriy Abdullah, 2001, Pengaruh Perilaku Belajar Terhadap


Prestasi Akademik Mahasiswa Akuntansi. Media Riset Akuntansi,
Auditing, dan Informasi, Vol. 1, No.3.

Hanum, Shieva. 2011. Pengaruh Atribut Kecerdasan Emosional dan Perilaku


Belajar Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi Pada Mahasiswa
Akuntansi STIE Perbanas Surabaya. Skripsi. Surabaya: Sekolah Tinggi
Ilmu Ekonomi Perbanas Surabaya.

Hastuti, Theresia Dwi. 2003, Pengaruh Kecerdasan Emosional dan Perilaku


Belajar Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi. Jurnal Akuntansi Bisnis.
Vol. 2, No.3.

Indriantoro, Nur dan Supomo, Bamabang. 2009. Metodologi Penelitian Bisnis


untuk Akuntansi & Manajemen. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.

Isgiyanto, Awal. 2009. Teknik Pengambilan Sampel pada Penelitian Non-


Eksperimental. Jogjakarta: Mitra Cendikia Press.

Nugroho, Paskah Ika. Tanggulungan, Gustin dan Wibowo, Besty Olivia


Benedicta. 2011, Pengaruh Perilaku Belajar terhadap Tingkat Pemahaman
Akuntansi. Proceeding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitektur dan
Teknik). Vol. 4.
Purnama, Happy Indra. 2011. Pengaruh Kecerdasan Emosional dan Kecerdasan
Spiritual terhadap Prestasi dan Stres Kuliah Mahasiswa Akuntansi. (Studi
pada Perguruan Tinggi Besar di Kota Malang). Skripsi. Malang: Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang.

Rachmi, Filia. 2010. Pengaruh Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Spiritual dan


Perilaku Belajar terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi. (Studi Empiris
pada Mahasiswa Akuntansi Universitas Diponegoro Semarang dan
Universitas Gajah Mada Yogyakarta). Skripsi. Semarang: Fakultas
Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang.

Riduwan. 2010. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti


Pemula. Bandung: Alfabeta.

Santrock, Jhon. W. 2001. Psikologi Pendidikan. New York: McGraw-Hill.

Saryanti, Endang. 2010. Kajian Empiris Atas Perilaku Belajar, Efikasi Diri dan
Kecerdasan Emosional Yang Berpengaruh pada Stress Kuliah pada
Mahasiswa Akuntansi Perguruan Tinggi Di Surakarta. Jurnal Akuntansi.
Surakarta: STIE AUB Surakarta.

Satiardarma dan Waruru. 2003. Mendidik Kecerdasan. Jakarta: Pustaka popular


Obor.

Sekaran, Uma. 2009. Metodologi Penelitian untuk Bisnis. Jakarta: Salemba


Empat.

Sumato. 1992. Metodologi penelitian Sosial dan Pendidikan. Yogyakarta: Andi

Suryaningsum, Marita Sri dan Shaalih, Hening Naafi. 2008. Kajian Empiris Atas
Perilaku Belajar dan Kecerdasan Emosional dalam Mempengaruhi Stress
Kuliah Mahasiswa Akuntansi. Simposium Nasional Akuntansi 11
Pontianak.

Suwardjono, 1999, Mamahamkan Akuntansi dengan Penalaran dan Pendekatan


Sistem. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol. 14 No 3.

Sunyoto, Danang. 2009. Analisis Regresi dan Uji Hipotesis. Yogyakarta: Media
Pressindo.

Tjun, Tjun Lauw. Setiawan, Santy dan Setiana, Sinta. 2009. Pengaruh Kecerdasan
Emosional terhadap Pemahaman Akuntansi dilihat dari Perspektif Gender.
Jurnal Akuntansi Vol.1 No.2 November 2009.

Wirartha, I Made. 2006. Metodologi Penelitian Sosial Ekonomi. Yogyakarta:


ANDI.
Yuniani, Anggun. 2010. Pengaruh Kecerdasan Emosional terhadap Pemahaman
Akuntansi. (Studi Empiris pada Mahasiswa Akuntansi Universitas
Diponegoro Semarang). Skripsi. Semarang: Fakultas Ekonomi Universitas
Diponegoro.

Tabel 1
Jenis Kelamin Responden
No. Jenis Kelamin Jumlah Prosentase (%)
1 Laki-laki 42 52%
2 Perempuan 38 48%
Total 80 100%
Sumber: Data primer yang diolah, 2013

Tabel 2
IPK Responden
No. IPK Jumlah Prosentase (%)
1 < 2,50 0 0%
2 2,50 – 3,00 4 5%
3 3,00 – 3,50 43 54%
4 > 3,50 33 41%
Total 80 100%
Sumber: Data primer yang diolah, 2013

Tabel 3
Hasil Uji Signifikansi Parsial (Uji-t)
a
Coefficients

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) -34.436 6.932 -4.968 .000

X1 .321 .041 .597 7.880 .000

X2 .376 .085 .334 4.403 .000

a. Dependent Variable: Y
Tabel 4
Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji-F)
b
ANOVA

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.


a
1 Regression 2706.469 2 1353.235 69.453 .000

Residual 1500.281 77 19.484

Total 4206.750 79

a. Predictors: (Constant), X2, X1

b. Dependent Variable: Y

Anda mungkin juga menyukai