Anda di halaman 1dari 94

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis Pengaruh Kecerdasan


Intelektual Dan Kecerdasan Emosional Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi
Dengan Minat Sebagai Variabel Moderating Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi
Jurusan Akuntansi di Universitas Sumatera Utara. Populasi dalam penelitian ini
adalah Mahasiswa S1 Akuntansi yang aktif pada angkatan 2012 yang berjumlah
365 Orang, dan yang menjadi sampel dalam penelitian ini sebanyak 78 orang.

Metode penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah


metode purposive sampling, sedangkan metode pengolahan data yang digunakan
adalah analisis regresi berganda dan uji interaksi. Penelitian ini menggunakan
metode survei yang menggunakan data primer yang diperoleh dari kuesioner yang
dibagikan kepada Responden.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa variabel Kecerdasan


Intelektual dan Kecerdasan Emosional Secara simultan berpangaruh positif dan
signifikan terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi, Namun Secara Parsial hanya
kecerdasan Intelektual saja yamng mempunyai pengaruh. Variabel Moderating
Minat tidak mampu sebagai moderasi antara Kecerdasan Intelektual dan
Kecerdasan Emosional terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi, sebagaimana
diperlihatkan dari hasil uji bahwa moderating ini tidak mempunyai nilai yang kuat
dan tidak signifikan.

Kata Kunci: Kecerdasan Intelektual , Kecerdasan Emosional, Tingkat


Pemahaman Akuntansi dan Minat.

ii

Universitas Sumatera Utara


Abstract

The objective of this research is to analyze the influence of Intelligence Quotient


and Emotional Quotient to the level of understanding of Accounting with the Interest as
Moderating variable to the College student of Economy Faculty of Accounting
Department of North Sumatera University. The population in this research is active
college student of S1 Accounting in 2012 for 365 persons and the sample is 78 persons.

The sampling method in this research is purposive sampling method, while the
data is processed by multi regression analysis and interaction test. This research applies
survey method using primary data collected from questionnaire distributed to the
respondent.

The results of research indicates that the Intelligence Quotient and Emotional
Quotient have positive and significant influence simultaneously to the Understanding
Level of accounting, but partially, it is only the Intelligence Quotient that has influence.
The interest as moderating variable did not able to moderate between the intelligence
quotient and emotional quotient to the understanding level of Accounting as shown in the
resulf of test that this moderating has a strong value but not significant.

Keywords : Intelligence Quotient, Emotional Quotient, Understanding level of

Accounting and Interrest

iii

Universitas Sumatera Utara


BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perkembangan dunia globalisasi sekarang ini telah membawa pengaruh

yang besar dalam sistem pendidikan akuntansi. Banyaknya teknologi yang

berkembang sekarang ini seperti internet, komputerisasi dan sebagainya sangat

memudahkan seorang mahasiswa dalam mengembangkan ilmu pengetahuannya.

Namun, tekhnologi yang semakin berkembang tersebut bukanlah jaminan bagi

dunia pendidikan untuk berhasil dan mencapai hasil yang maksimal. Hal ini

sangat tergantung dari konsistensi dunia pendidikan di Indonesia itu sendiri.

Berdasarkan suatu penelitian yang telah dilakukan di dunia pendidikan

terutama diperguruan tinggi yang berhubungan dengan pelajaran akuntansi,

ternyata tingkat pemahaman tentang pelajaran akuntansi sangatlah minim. Hasil

penelitian ini didukung oleh fakta yang ada dilapangan bahwa tingkat kemampuan

yang dimiliki para lulusan akademis rata-rata masih dibawah standar dari ilmu

akuntansi yangdiberikan di dalam pendidikan. Maka dari itu untuk menciptakan

Mahasiswa yang berkualitas dapat memahami matakuliah yang diberikan oleh

dosen. Dari apa yang disampaikan oleh dosen, kecerdasan yang dimiliki oleh

mahasiwa sangat mempengaruhi bagaimana suatu materi yang disajikan dapat

dipahami dan diminati, terutama kecerdasan intelektual.

Napitupulu (2009), Penelitian ini dilakukan untuk melihat Intelegensi

mahasiswa dalam memahami pemahaman pelajaran akuntansi dan mampu melatih

kemampuan mahasiswa tersebut, yaitu kemampuan untuk mengelola perasaannya,

Universitas Sumatera Utara


kemampuan untuk memotivasi dirinya, kesanggupan untuk tegar dalam

menghadapi frustasi, kesanggupan mengendalikan dorongan dan menunda

kepuasan sesaat, mengatur suasana hati yang reaktif, serta mampu berempati dan

bekerja sama dengan orang lain. Kemampuan-kemampuan ini mendukung

seorang mahasiswa dalam mencapai tujuan dan cita-citanya. Selama ini akuntansi

sangat dipandang sulit oleh semua kalangan, bahkan mata kuliah akuntansi sering

dianggap pelajaran yang membosankan.

Tingkat pemahaman akuntansi mahasiswa dinyatakan dengan seberapa

mengerti seorang mahasiswa terhadap apa yang sudah dipelajari yang dalam

konteks ini mengacu pada mata kuliah akuntansi dan Indeks Prestasi Kumulatif

(IPK). Tanda seorang mahasiswa memahami akuntansi tidak hanya ditujukan dari

nilai-nilai yang didapatkannya dalam mata kuliah tetapi juga apabila mahasiswa

tersebut mengerti dan dapat menguasai konsep-konsep yang terkait.

Seorang mahasiswa tetap perlu memiliki kecerdasan intelektual yang

tinggi agar bisa seorang mahasiswa meraih gelar sarjana dan setelah itu mencari

pekerjaan. Hanya saja, setelah keberhasilan dan kemajuan prestasinya tidak hanya

ditentukan oleh kecerdasan intelektualnya, tetapi oleh faktor emosional. Mereka

lebih sukses, terutama karena mereka lebih berempati, komunikatif dan lebih peka

akan kebutuhan orang lain . Mubayidh (2006 : 16) Tingkat pemahaman

akuntansi mahasiswa juga dipengaruhi oleh faktor Kecerdasan Intelektual.

Menurut Goddard Dalam Azwar (2006), Kecerdasan Intelektual mendefenisikan

sebagai tingkat kemampuan pengalaman seseorang untuk menyelesaikan masalah

– masalah yang langsung dihadapi dan untuk mengantisipasi masalah – masalah

Universitas Sumatera Utara


yang akan datang. Pada Kecerdasan Emosional menurut John Mayer (1990)

kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk memahami perasaan diri sendiri,

untuk berempati terhadap perasaan orang lain dan untuk mengatur emosi, yang

secara bersama berperan dalam peningkatan taraf hidup seseorang.

Pada penelitian ini akan menguji pengaruh kercerdasan intelektual dan

kecerdasan emosional terhadap tingkat pemahaman Akuntansi dengan minat

sebagai variabel moderating. Peneliti memilih minat sebagai variable pemoderasi

dikarenakan minat akan menjadi pendorong kemampuan seseorang untuk

memusatkan perhatian dan tindakannya pada suatu hal. Jahja (2011), menjelaskan

bahwa minat merupakan dorongan yang menyebabkan terikatnya perhatian

individu terhadap objek yang menarik, yaitu objek yang menyenangkan.

Seseorang yang memiliki minat yang tinggi terhadap suatu hal akan berusaha

untuk mencari tahu, mendalami dan memiliki. Oleh karena itu itulah minat akan

mampu memperkuat atau memperlemah pengaruh kercerdasan intelektual dan

kecerdasan emosional terhadap tingkat pemahaman Akuntansi. Seseorang yang

memiliki minat yang tinggi akan diperkirakan pemahaman akuntansinya juga

sangat baik walaupun selama ini akuntansi dipandang sulit dan cenderung

lebih aktif dalam menggali informasi mengenai akuntansi dibandingkan yang

tidak memiliki minat terhadap akuntansi.

Pada Penelitian Napitupulu (2009) melakukan penelitian mengenai “

Pengaruh Kecerdasan Intelektual dan Kecerdasan Emosional terhadap

Pemahaman Pelajaran Akuntansi dengan minat sebagai variabel moderating

(Studi pada siswa SMK Bisnis dan Manajemen di Kota Sibolga kelas XII Jurusan

Universitas Sumatera Utara


Akuntansi). secara simultan komponen Kecerdasan Intelektual dan Kecerdasan

Emosional mempunyai pengaruh terhadap pemahaman Pelajaran Akuntansi pada

siswa SMK di kota Sibolga, secara parsial komponen Kecerdasan Intelektual yang

mempunyai pengaruh terhadap Pemahaman pelajaran Akuntansi, sementara

untuk variabel Kecerdasan Emosional tidak mempunyai pengaruh secara

signifikan terhadap Pemahaman Pelajaran Akuntansi.

Penelitian ini termotivasi dari penelitian yang dilakukan oleh Napitupulu

(2009) Pada penelitian terdahulu oleh Napitupulu (2009) adalah Berdasarkan

banyaknya pemilihan sekolah – sekolah yang menjadi objek penelitian seperti :

SMK Negeri 1 Sibolga, SMK Sw Muhammadiyah 13 Sibolga, SMK 04 PGRI

Sibolga, SMK Sw HKBP Sibolga, SMK Sw Eka Satria Sibolga pada Bulan

Oktober 2008 sampai dengan Maret 2009 , sedangkan pada penelitian ini sampel

yang diambil oleh peneliti adalah Mahasiswa Jurusan Akuntansi Pada Fakultas

Ekonomi USU saja pada angkatan tahun 2012 dan 2013 karena peneliti

menganggap mahasiswa tersebut di anggap telah mendapatkan manfaat maksimal

dari pengajaran akuntansi dan dapatmemberikan umpan balik bagi perguruan

tinggi untuk dapat menghasilkan para akuntan yang berkualitas.

Fenomena yang terjadi di Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi

Universitas Sumatera Utara (USU) adalah suatu prestasi mahasiswa atau Indeks

Prestasi Mahasiswa yang cenderung datar saja atau tidak mengalami peningkatan

dan cenderung nilai-nilainya turun. Penelitian ini menggunakan obyek mahasiswa

Universitas Sumatera Utara


Universitas Sumatera Utara jurusan akuntansi, dengan alasan untuk mengetahui

sejauh mana pola pikir mahasiswa jurusan akuntansi Universitas Sumatera Utara

tentang tingkat pemahaman akuntansi dikalangan mahasiswa.

Berdasarkan uraian diatas penelitian ini berjudul “ Pengaruh

Kecerdasan Intelektual dan Kecerdasan Emosional terhadap Tingkat

Pemahaman Akuntansi dengan Minat sebagai vaiabel moderating pada

Mahasiswa fakultas Ekonomi jurusan Akuntansi di Sumatera utara.

1.2. Rumusan Masalah

Kecerdasan sangat penting bagi seorang lulusan akuntansi karena

kecerdasan memandu seorang untuk mengakui dan menghargai perasaan diri

sendiri dan orang lain serta untuk menanggapinya dengan tepat menerapkan

dengan efektif informasi dan energi dalam kehidupan sehari – hari. Berdasarkan

latar belakang yang ada, maka dengan ini peneliti merumuskan masalah sebagai

berikut :

1. Apakah Kecerdasan Intelektual dan Kecerdasan Emosional berpengaruh

secara parsial dan simultan terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi pada

mahasiswa Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Sumatera

Utara?

2. Apakah minat mahasiswa memoderassi pengaruh kecerdasaan

Intelektual dan Kecerdasan Emosional terhadap Tingkat Pemahaman

Akuntansi pada mahasiswa Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi

Universitas Sumatera Utara ?

Universitas Sumatera Utara


1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini

adalah untuk Menganalisis dan memperoleh bukti empiris dari :

1. Untuk mengetahui apakah Kecerdasan Intelektual dan Kecerdasan

Emosional berpengaruh terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi secara

parsial dan simultan pada mahasiswa Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi

Universitas Sumatera Utara.

2. Untuk mengetahui Apakah minat mahasiswa memoderasi pengaruh

kecerdasaan Intelektual dan Kecerdasan Emosional terhadap Tingkat

Pemahaman Akuntansi pada mahasiswa Fakultas Ekonomi Jurusan

Akuntansi Universitas Sumatera Utara.

1.4. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian ini maka diharapkan dapat memberikan

manfaat bagi pihak- pihak berikutAdapun manfaat yang diharapkan dari penelitian

ini adalah :

1. Bagi Peneliti

Penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan sehubungan

dengan pengaruh kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional

terhadap tingkat pemahaman pelajaran akuntansi pada mahsiswa

Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Sumatera Utara.

2. Bagi Akademik,

penelitian ini memberikan masukan dalam rangka pengembangan

kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional dan juga melihat sejauh

Universitas Sumatera Utara


mana minat mahasiswa dalam memperoleh pemahaman akuntansi

yang baik dan sempurna.

3. Pihak Staf dan Departemen / Jurusan

Memberikan masukan dan untuk menyusun dan menyempurnakan

sistem yang diterapkan pada jurusan atau program studi akuntansi

tersebut dalam rangka menciptakan akuntan yang berkualitas.

Universitas Sumatera Utara


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori

Bab ini akan menguraikan pengertian Kecerdasan Intelektual, kecerdasan

Emosional, Pemahaman Akuntansi dan Minat Mahasiswa. Menjabarkan teori

yang melandasi penelitian ini dan beberapa penelitian terdahulu yang telah

diperluas dengan referensi atau keterangan tambahan yang dikumpulkan selama

pelaksanaan penelitian.

2.1.1. Teori kecerdasan

Menurut Jahja (2011 : 391), “ kecerdasan merupakan kemampuan

untuk melihat suatu pola dan menggambarkan hubungan antara pola

dimasa lalu dan pengetahuan di masa depan”. Kecerdasan yang sering

diasah akan menjadikan seseorang semakin bertambah kecerdasannya.

Dengan demikian kecerdasan dapat diartikan sebagai

kesempurnaan akal budi seseorang yang diwujudkan dalam suatu

kemampuan untuk memperoleh kecakapan-kecakapan tertentu dan untuk

memecahkan suatu persoalan atau masalah dalam kehidupan secara nyata

dan tepat.

Universitas Sumatera Utara


2.2. Kecerdasan Intelektual

2.2.1. Pengertian Kecerdasan Intelektual

Menurut Syarif (2014 : 48 ), “ Istilah Intelek yang berasal dari

bahasa Inggris intelelect berarti antara lain, , 1) kekuatan mental dimana

manusia dapat berpikir, 2) suatu rumpun nama untuk proses kognitif,

terutama untuk aktifitas yang berkenaan dengan berpikir, ( misalnya untuk

menghubungkan, menimbang dan memahami), dan 3) kecakapan, terutama

kecakapan yang tinggi untuk berpikir.

Binet dan Simon Dalam Azwar, (2006 : 5) mendefinisikan

Kecerdasan Intelektual sebagai 1) kemampuan untuk mengarahkan pikiran

atau mengarahkan tindakan, 2) kemampuan untuk mengubah arah tindakan

bila tindakan tersebut telah dilaksanakan dan 3) kemampuan untuk

mengeritik diri sendiri atau melakukan autocritism.

Stoddard Dalam Azwar, (2006 : 6), mendefinisikan intelegensi

sebagai bentuk kemampuan untuk memahami yang bercirikan : 1)

mengandung kesukaran, 2) kompleks yaitu mengandung bermacam jenis

tugas yang harus diatsi dengan baik dalam arti bahwa individu yang

inteligen mampu menyerap kemampuan baru dan memadukannya dengan

kemampuan yang sudah dimiliki untuk kemudian digunakan dalam

menghadapi masalah, 3) abstrak, yaitu mengandung simbol – simbol yang

memerlukan analisis dan interprestasi, 4) ekonomis, yaitu dapat

diselesaikan dengan menggunakan proses mental yang efesien dari segi

pengguna waktu, 5) diarahkan pada satu tujuan, yaitu bukan dilakukan

Universitas Sumatera Utara


tanpa maksud melainkan mengikuti suatu arah atau target yang jelas, 6)

mempunyai nilai sosial yaitu cara dan hasil pemecahan masalah yang

dapat diterima oleh nilai dan norma social dan 7) berasal dari sumber yaitu

pola fikir yang membangkitkan kreativitas untuk menciptakan sesuatu

yang baru.

Menurut Weschler Dalam Milfayetty, (2015 : 57) mendefenisikan

intelegensi sebagai kumpulan atau totalitas kemampuan seseorang untuk

bertindak dengan tujuan tertentu, berrpikir secara rasional, serta

menghadapi lingkungan dengan efektif.

Menurut Walters dan Gardner Dalam Milfayetty, (2015:57)

mendefenisikan intelegensi sebagai suatu kemampuan atau serangkaian

kemampuan yang memungkinkan individu memecahkan masalah atau

produk sebagai konsekuensi eksistensi suatu budaya tertentu.

Thorndike ( Dalam Milfayetty , 2015 : 58), mendefenisikan bahwa

intelegensi dapat diklasifikasikan pada tiga bentuk kemampuan : a)

kemampuan abstraksi yaitu kemampuan untuk bekerja dengan

menggunakan gagasan dan simbol – simbol , b) kemampuan mekanik

yaitu suatu kemampuan untuk bekerja dengan menggunakan alat – alat

mekanis dan kemampuan untuk melakukan pekerjaan yang memerlukan

aktivitas indra gerak ( sensory-motor) dan c) kemampuan social yaitu

kemampuan untuk menghadapi orang lain disekitar diri sendiri dengan

cara-cara yang efektif.

10

Universitas Sumatera Utara


Menurut Sternbeg Dalam Azwar (2006) menemukan bahwa

konsepsi orang awam mengenai intelegensi mencakup tiga faktor

kemampuan utama, yaitu a) kemampuan memecahkan masalah-masalah

praktis yang berciri utama adanya kemampuan berfikir logis, b)

kemampuan verbal (lisan) yang berciri utama adanya kecakapan berbicara

dengan jelas dan lancar, dan c) kompetensi sosial yang berciri utama

adanya kemampuan untuk menerima orang lain sebagaimana adanya.

Menurut Syarif (2014 : 70), Tanpa mempertentangkan kedua

kelompok tersebut, pekembangan intelektual sebenarnya dipengaruhi oleh

dua faktor utama, yaitu hereditas, dan lingkungan. Jadi, pengaruh faktor

kedua tersebut terhadap perkembangan Intelektual dapat dijelaskan

sebagai berikut ini :

1. Faktor Keturunan /Hereditas

Berdasarkan teori Nativisme dari Schopenhauer & Limbrosso

mengatakan bahwa, perkembangan Individu ini tergantung sepenuh –

penuhnya pasa faktor hereditas. makdudnya hereditas adalah proses -

penurunan sifat - sifat atau ciri – ciri dari satu generasi ke generasi

berikutnya melalui plasma benih. Semenjak dalam kandungan, anak telah

memiliki sifat – sifat yang menentukan daya kerja intelektualnya. Secara

potensial anak telah membawa kemungkinan, apakah akan menjadi

kemampuan berpikir setaraf normal, diatas normal, atau dibawah normal.

Namun, potensi ini tidak akan berkembang atau terwujud secara optimal

apabila lingkungan tidak memberikan kesempatan untuk berkembang.

11

Universitas Sumatera Utara


Oleh karena itu, peranan lingkungan sangat menentukan perkembangan

intelektual anak.

2. Faktor Lingkungan

Ada 2 unsur lingkunagan yang mempengaruhi perkembangan

intelektualnya :

a. Keluarga

Peran orang tua atau keluarga sangat penting untuk

memberikan pengalaman kepada anak dalam berbagai bidang

kehidupan sehingga memiliki informasi yang banyak yng

merupakan alat bagi anak untuk berpikir. Cara-cara yang

digunakan, misalnya memberikan kesemptan kepada untuk

merealisasikan ide-idenya, menghargai ide-ide tersebut.

b. Universitas

Universitas adalah lembaga formal yang diberi tanggung

jawab untuk meningkatkan perkembangan anak termasuk

perkembangan berpikir anak. Beberapa cara diantaranya adalah

sebagai berikut :

 Untuk menciptakan interaksi atau hubungan yang akrab

dengan peserta didik.

 Memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk berdialog

dengan orang – orang yang ahli dan berpengalaman dalam

bidang ilmu, serta menunjang, serta menunjang

perkembangan intelektual anak.

12

Universitas Sumatera Utara


2.2.2. Komponen kecerdasan Intelektual

Faktor – Faktor dasar dalam Konsepsi Awam dan Konsepsi Ahli

mengenai Intelegensi ( Sternberg, 1981 dalam Rathus, 1986).

Tabel 2.1. Konsepsi Awam dan Konsepsi Ahli

Awam Ahli

 Kemampuan Praktis  Kemampuan Memecahkan


untuk Pemecahan Masalah:
Masalah : 1. Mampu menunjukkan
1. Nalar yang baik pengetahuan mengenai masalah
2. Melihat hubungan yang dihadapi.
diantara berbagai 2. Mengambil keputusan tepat
hal 3. Menyelesaikan masalah secara
3. Melihat aspek optimal
pemasalahan 4. Menunjukkan fikiran jernih
secara menyeluruh
4. Fikiran terbuka
 Intelegensi verbal
1. Kosakata baik
2. Membaca dengan penuh
 Kemampuan Verbal pemahaman
1. Berbicara dengan 3. Ingin tahu secara intelektual
artikulasi yang 4. Menunjukkan keingintahuan
baik dan fasih.
2. Berbicara lancar  Intelegensi Praktis
3. Punya pengetahuan 1. Tahu situasi
dibidang tertentu. 2. Tahu cara mencapai tujuan
3. Sadar terhadap dunia
 Kompetensi Sosial sekeliling
1. Menerima orang 4. Menunjukkan minat terhadap
lain seperti adanya dunia luar
2. Mengakui
kesalahan
3. Tertarik pada
masalah sosial
4. Tepat waktu bila
berjanji

13

Universitas Sumatera Utara


2.3. Kecerdasan Emosional

2.3.1. Pengertian kecerdasan Emosional

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Ginanjar, 2005 : 91) ,

emosi didefinisikan sebagai 1) Luapan perasaan yang berkembang dan

surut dalam waktu singkat, 2) keadaan dan reaksi psikologis dan fisiologis.

Menurut Goleman (Dalam Ali, 2004 : 62) dalam mendefinisikan

emosi merujuk pada makna yang paling harfiah diambil dari Oxford

English Dictionary yang memaknai emosi sebagai kegiatan atau

pergolakan pikiran, perasaan, nafsu, setiap keadaan mental yang hebat, dan

meluap – luap.

Daniel Goleman (1995) mengatakan bahwa emosi merujuk kepada

suatu perasaan dan pikiran – pikiran yag khas, suatu keadaan biologis dan

psikologis, dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak.

Istilah “ Kecerdasan Emosional “ Pertama kali dilontarkan pada

tahun 1990 oleh psikologi Peter Salovey dari Harvard University dan John

Mayer of New Hampshire untuk menerangkan kualitas – kualitas

emosional yang tampaknya penting bagi keberhasilan. Menurut Meyer

(1990), Kecerdasan Emosional adalah kemampuan untuk memahami

perasaan orang lain dan untuk mengatur emosi, yang secara bersama

berperan dalam peningkatan taraf hidup seseorang.

Kecerdasan Emosional menurut Goleman (2005) dalam Zakiah


(2013), menyatakan bahwa kemampuan akademik bawaan, nilai rapor, dan
prediksi kelulusan pendidikan tinggi tidak memprediksi seberapa baik
kinerja seseorang sudah bekerja atau sebarapa tinggi sukses yang
dicapainya dalam hidup. Goleman (2005) menyatakan bahwa seperangkat

14

Universitas Sumatera Utara


kecakapan khusus seperti empati, disiplin diri, dan inisiatif mampu
membedakan orang sukses dari mereka yang berprestasi biasa-biasa saja,
selain kecerdasan akal yang mempengaruhi keberhasilan orang dalam
bekerja.

Menurut Ginanjar (2005 : 23) Kecerdasan Emosional adalah

kemampuan untuk mengetahui apa yang kita dan orang lain rasakan,

termasuk tepat untuk menangani masalah. Menurut (Mubayidh, 2006),

kecerdasan Emosional adalah “kemampuan untuk menyikapi pengetahuan-

pengetahuan emosional dalam bentuk menerima, memahami, dan

mengelolanya.

Dari beberapa pendapat di atas dapat dikatakan bahwa kecerdasan

emosional menuntut diri untuk belajar mengakui dan menghargai perasaan

diri sendiri dan orang lain dan untuk menanggapinya dengan tepat,

menerapkan dengan efektif energi emosi dalam kehidupan dan pekerjaan

sehari-hari.

2.3.2. Komponen Kecerdasan Emosional

Goleman (2003) dalam Zakiah (2013) membagi kecerdasan

emosional menjadi lima bagian yaitu tiga komponen berupa kompetensi

emosional (pengenalan diri, pengendalian diri dan motivasi) dan dua

komponen berupa kompetensi sosial (empati dan keterampilan sosial).

Lima komponen kecerdasan emosional tersebut adalah sebagai berikut:

1. Pengenalan Diri (Self Awareness)


Pengenalan diri adalah kemampuan seseorang untuk
mengetahui perasaan dalam dirinya dan digunakan untuk membuat
keputusan bagi diri sendiri, memiliki tolok ukur yang realistis atas

15

Universitas Sumatera Utara


kemampuan diri dan memiliki kepercayaan diri yang kuat. Unsur-
unsur kesadaran diri, yaitu:
a) Kesadaran emosi (emosional awareness), yaitu mengenali
emosinya sendiri dan efeknya.
b) Penilaian diri secara teliti (accurate self awareness), yaitu
mengetahui kekuatan dan batas-batas diri sendiri.
c) Percaya diri (self confidence), yaitu keyakinan tentang harga
diri dan kemampuan sendiri.

2. Pengendalian Diri (Self Regulation)


Pengendalian diri adalah kemampuan menangani emosi diri
sehingga berdampak positif pada pelaksanaan tugas, peka
terhadap kata hati, sanggup menunda kenikmatan sebelum
tercapainya suatu sasaran, dan mampu segera pulih dari tekanan
emosi. Unsur-unsur pengendalian diri, yaitu:

a) Kendali diri (self-control), yaitu mengelola emosi dan


desakan hati yang merusak.
b) Sifat dapat dipercaya (trustworthiness), yaitu memelihara
norma kejujuran dan integritas.
c) Kehati-hatian (conscientiousness), yaitu bertanggung jawab
atas kinerja pribadi.
d) Adaptabilitas (adaptability), yaitu keluwesan dalam
menghadapi perubahan.
e) Inovasi (innovation), yaitu mudah menerima dan terbuka
terhadap gagasan, pendekatan, dan informasi-informasi
baru.

3. Motivasi (Motivation)
Motivasi adalah kemampuan menggunakan hasrat agar setiap
saat dapat membangkitkan semangat dan tenaga untuk mencapai
keadaan yang lebih baik, serta mampu mengambil inisiatif dan
bertindak secara efektif. Unsur-unsur motivasi, yaitu:
a) Dorongan prestasi (achievement drive), yaitu dorongan
untuk menjadi lebih baik atau memenuhi standar
keberhasilan.
b) Komitmen (commitmen), yaitu menyesuaikan diri dengan
sasaran kelompok atau lembaga.
c) Inisiatif (initiative), yaitu kesiapan untuk memanfaatkan
kesempatan.
d) Optimisme (optimisme), yaitu kegigihan dalam
memperjuangkan sasaran kendati ada halangan dan
kegagalan.

4. Empati (Emphaty)

16

Universitas Sumatera Utara


Empati adalah kemampuan merasakan apa yang dirasakan oleh
orang lain. Mampu memahami perspektif orang lain dan
menimbulkan hubungan saling percaya, serta mampu
menyelaraskan diri dengan berbagai tipe individu. Unsur-unsur
empati, yaitu:
a) Memahami orang lain (understanding others), yaitu
mengindra perasaan dan perspektif orang lain dan
menunjukkan minat aktif terhadap kepentingan mereka.
b) Mengembangkan orang lain (developing other), yaitu
merasakan kebutuhan perkembangan orang lain dan
berusaha menumbuhkan kemampuan orang lain.
c) Orientasi pelayanan (service orientation), yaitu
mengantisipasi, mengenali, dan berusaha memenuhi
kebutuhan pelanggan.
d) Memanfaatkan keragaman (leveraging diversity), yaitu
menumbuhkan peluang melalui pergaulan dengan
bermacam-macam orang.
e) Kesadaran politis (political awareness), yaitu mampu
membaca arus-arus emisi sebuah kelompok dan
hubungannya dengan perasaan.

5. Keterampilan Sosial (Social Skills)


Keterampilan sosial adalah kemampuan menangani emosi
dengan baik ketika berhubungan dengan orang lain, bisa
mempengaruhi, memimpin, bermusyawarah, menyelasaikan
perselisihan, dan bekerjasama dalam tim. Unsur-unsur
ketrampilan sosial, yaitu:
a) Pengaruh (influence), yaitu memiliki taktik untuk
melakukan persuasi.
b) Komunikasi (communication), yaitu mengirim pesan yang
jelas dan meyakinkan.
c) Manajemen konflik (conflict management), yaitu negoisasi
dan pemecahan silang pendapat.
d) Kepemimpinan (leadership), yaitu membangkitkan inspirasi
dan memandu kelompok dan orang lain.
e) Katalisator perubahan (change catalyst), yaitu memulai dan
mengelola perusahaan.
f) Membangun hubungan (building bond), yaitu
menumbuhkan hubungan yang bermanfaat.
g) Kolaborasi dan kooperasi (collaboration and cooperation),
yaitu kerjasama dengan orang lain demi tujuan bersama.
h) Kemampuan tim (tim capabilities), yaitu menciptakan
sinergi kelompok dalam memperjuangkan tujuan bersama.

17

Universitas Sumatera Utara


2.4. Minat Mahasiswa

2.3.1. Pengertian Minat Mahasiswa

Sebagaimana yang telah digambarkan pada latar belakang

penelitian, minat merupakan pilihan penulis yang digunakan sebagai

pendukung Kecerdasan Intelektual dan Kecerdasan Emosional, jika

seorang mahasiswa mempunyai minat yang sangat kuat akan diperkirakan

pemahaman akuntansinya juga sangat baik.

Ada beberapa definisi minat yang dikemukakan oleh beberapa ahli

tentang minat. Menurut W. S. Winkel, minat adalah kecenderungan yang

akan menetap dalam subjek merasa tertarik pada bidang/hal tertentu dan

merasa senang berkecimpung dalam bidang itu.

Rahardjo, ( 2013 : 25), Minat merupakan ketertarikan perasaan

seseorang terhadap sesuatu objek. Minat merupakan aspek pribadi individu

yang juga perlu dikenali dan dipahami oleh seorang mahasiswa. Sebab

minat dapat menjadi kekuatan motivasi. Seorang mahasiswa yang

berminat terhadap matakualiah akuntansi , maka harus bekerja keras untuk

mencapai prestasi yang tinggi dalam akuntansi. Sebaliknya mahasiswa

yang tidak berminat dengan mata kuliah akuntansi dia akan malas bahkan

mungkin saja sama sekali tidak mau mempelajari akuntansi, ia tidak peduli

berapa pun nilai akuntansi yang diperolehnya. Minat mahasiswa adalah

suatu keinginan yang tidak dapat dipaksakan oleh siapapun untuk

melakukan apa yang disukainya

18

Universitas Sumatera Utara


Menurut Jahja (2011), Minat adalah suatu suatu dorongan yang

menyebabkan terikatnya perhatian individu pada objek tertentu seperti

pekerjaan, pelajaran, benda, dan orang. Minat berhubungan dengan aspek

kognitif, afektif dan motorik dan merupakan sumber motivasi untuk

melakukannya.

Menurut Jahja (2011), Minat memiliki sifat dan karakter khusus,

sebagai berikut :

1. Minat bersifat pribadi ( individual), ada perbedaan antara minat

seseorang dan orang lain.

2. Minat menimbulkan efek diskriminatif.

3. Erat hubungannya dengan motivasi, mempengaruhi dan di

pengaruhi motivasi

4. Minat merupakan sesuatu yang dipelajari, bukan bawaan lahir

dan dapat berubah tergantung pada kebutuhan, pengalaman, dan

mode puas, sedangkan kegagalan akan menimbulkan perasaan

tidak senang dan mengurangi minat seseorng terhadap kegiatan

Dari berbagai definisi diatas dapat disimpulkan bahwa minat adalah

ketertarikan individu terhadap suatu hal dan individu tersebut merasa

senang berkecimpung didalamnya. Apabila seseorang telah memiliki minat

terhadap sesuatu maka ia akan memberikan perhatian dan perlakuan

khusus terhadap hal tersebut. Sehingga ia akan terus belajar dan berusaha

untuk memiliki dan memahami hal tersebut.

19

Universitas Sumatera Utara


2.5. Tingkat Pemahaman Akuntansi

2.5.1. Pengertian Pemahaman

Kamus Besar Bahasa Indonesia (2000 : 74) Pemahaman berasal

dari kata paham yang artinya pengertian; pengetahuan yang banyak. Jika

mendapat imbuhan pe-an menjadi pemahaman, artinya (1) proses, (2)

perbuatan, (3) cara memahami atau memahamkan (mempelajari baik-baik

supaya paham). Sehingga dapat diartikan bahwa pemahaman adalah suatu

proses, dan cara mempelajari baik-baik supaya paham dan pengetahuan

banyak.

Yang dikatakan Pemahaman adalah cara bagaimana seseorang

memiliki kemampuan untuk mengerti dan mengetahui sesuatu yang

disampaikan pada pelajaran akuntansi oleh pengajar. Ukuran pemahaman

ini adalah adanya respon dari mahasiswa terhadap pelajaran .

Dari pengertian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa

pemahaman adalah pengertian dan pengetahuan yang mendalam serta

beralasan mengenai reaksi-reaksi pengetahuan atau kesadaran untuk dapat

memecahkan masalah suatu problem tertentu denga tujuan mendapatkan

kejelasan.

20

Universitas Sumatera Utara


2.5.2. Pengertian Akuntansi

Ada banyak definisi tentang akuntansi. Akuntansi dapat

didefinisikan dari sisi akuntansi sebgai sebuah seni, ilmu (science),

maupun perekayasaan (technology). Namun, tentu saja defenisi akuntansi

dapat dilihat dari prespektif lain.

Berikut ini defenisi akuntansi dari presfektif “proses “. (Halim, 2012):

Menurut American Accounting Association , 1966 (Halim, 2012 :

10) , Mendefinisikan Akuntansi sebagai proses pengidentifikasian,

pengukuran, pencatatan, dan pelaporan transaksi ekonomi (keuangan) dari

suatu organisasi atau entitas yang dijadikan sebagai informasi dalam

rangka pengambilan keputusan ekonomi oleh pihak – yang memerlukan.

Menurut Accounting Principle Board, 1970), Mendefenisikan

Akuntansi sebagai suatu kegiatan yang fungsinya menyediakan informasi

kuantitatif, terutama yang bersifat keuangan tentang entitas ekonomi yang

dimaksudkan agar berguna dalam mengambil keputusan ekonomi

membuat pilhan – pilihan nalar diantara berbagai alternative arah tindakan.

Menurut Suwarjono (2002), akuntansi dapat didefenisikan sebagai

seni pencatatan, penggolongan, peringkasan, dan pelaporan transaksi yang

bersifat keuangan yang terjadi dalam suatu perusahaan. Pengertian seni

dalam defenisi tersebut dimaksudkkan untuk menunjukkan bahwa

akuntansi bukan ilmu pengetahuan eksakta, karena dalam proses penalaran

dan perancangan akuntansi banyak terlibat unsur pertimbangan

(judgement).

21

Universitas Sumatera Utara


2.5.3. Pengertian Tingkat Pemahaman Akuntansi

Suwardjono (2005: 4) menyebutkan Tingkat pemahaman akuntansi

merupakan pengetahuanakuntansi dapat dipandang dari dua sisi pengertian

yaitu sebagai pengetahuan profesi(keahlian) yang dipraktekkan di dunia

nyata dan sekaligus sebagai suatu disiplinpengetahuan yang diajarkan

diperguruan tinggi. Instrumen penelitian dibuat denganmengadopsi

indikator-indikator pemahaman akuntansi dari Suwardjono (2005: 4).

Napitupulu (2008), Pemahaman juga dapat dilihat dari hasil


mahasiswa yang telah dievaluasi oleh pengajar mata kuliah akuntansi dan
juga akan dilihat dari jawaban mahasiswa terhadap pertanyaan yang diajukan
oleh peneliti pada mahasiswa. Dengan demikian dapat diberi suatu
kesimpulan, bahwa pemahaman akuntansi memiliki tujuan, yaitu :
a. Pemahaman pengetahuan akuntansi tanpa menimbulkan kekeliruan
tentang arti akuntansi. Artinya jangan sampai mahasiwa mempunyai
wawasan yang sempit mengenai ruang lingkup akuntansi baik sebagai
pengetahuanmaupun sebagai bidang pekerjaan.
b. Menanamkan sifat positif terhadap pengetahuan akuntansi yang cukup
luas ruang lingkupnya, khususnya mereka yang tidak mengambil
jurusan akuntansi.
c. Memotivasi agar pengetahuan akuntansi dimanfaatkan dalam praktik
bisnis atau organisasi lain yang keberhasilannya sebenarnya
ditentukan oleh informasi keuangan.

Maka dapat disimpulkan yang dimaksud dengan Tingkat

pemahaman akuntansi adalah proses atau cara mahasiswa jurusan

akuntansi dalam memahami mata kuliah akuntansi.

2.5.4. Komponen Tingkat Pemahaman Akuntansi

Melandy dan Aziza (2006), pemahaman akuntansi merupakan


suatu kemampuan seorang untuk mengenal dan mengerti tentang
akuntansi. Pemahaman akuntansi ini dapat di ukur dari nilai mata kuliah
yang meliputi Pengantar Akuntansi, Akuntansi Keuangan Menengah 1,
Akuntansi Keuangan Menengah 2, Akuntansi Keuangan Lanjutan 1,
Akuntansi Keuangan Lanjutan 2, Auditing 1, Auditing 2, Auditing 3, dan
Teori Akuntansi. Mata kuliah tersebut merupakan mata kuliah yang di
dalamnya terdapat unsur-unsur yang menggambarkan akuntansi secara
umum.

22

Universitas Sumatera Utara


2.6. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Melandy dan Aziza (2006). meneliti Pengaruh Kecerdasan Emosional

Terhadap Pemahamn Akuntansi, Kepercayaan Diri sebagai Variabel Pemoderasi

dengan Sampel Mahasiswa Akhir Akuntansi pada beberapa perguruan tinggi negeri

yang ada di propinsi bengkulu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terlihat adanya

perbedaan pengenalan diri dan motivasi antara mahasiswa yang memiliki

kepercayaan diri kuat dengan mahasiswa yang memiliki kepercayaan diri lemah,

sedangkan untuk variabel pengendalian diri, empati, dan keterampilan sosial tidak

terdapat perbedaan.

Pada Penelitian Napitupulu (2009) melakukan penelitian mengenai

“Pengaruh Kecerdasan Intelektual dan Kecerdasan Emosional terhadap

Pemahaman Pelajaran Akuntansi dengan minat sebagai variabel moderating

(Studi pada siswa SMK Bisnis dan Manajemen di Kota Sibolga kelas XII Jurusan

Akuntansi). Hasil penelitiannya adalah secara simultan komponen Kecerdasan

Intelektual dan Kecerdasan Emosional mempunyai pengaruh terhadap

pemahaman Pelajaran Akuntansi pada siswa SMK di kota Sibolga, Secara parsial

hanya kecerdasaan intelektual yang mempunyai pengaruh terhadap pemahaman

akuntansi, sementara variabel kecerdasaan emosional tidak mempunyai pengaruh

terhadap pemahaman akuntansi. Jadi kesimpualannya, Hanya Kecerdasaan

Intelektual yang mempunyai pengaruh terhadap pemahaman akuntansi, sementara

Kecerdasaan Emosional dan Minat sebagai Pemoderasi tidak mempunyai

pengaruh terhadap pemahaman akuntansi.

23

Universitas Sumatera Utara


Yolla (2013), menelitiPengaruh Kecerdasan Emosional, Kecerdasan

Intelektual dan Minat Belajar terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi. Hasil

penelitiannya adalah variabel Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosional dan

Minat belajar sebagai variabel Moderating berpengaruh signifikan terhadap

pemahaman Akuntansi.

Zakiah (2013) melakukan penelitian mengenai ”Pengaruh Kecerdasan

Intelektual, Kecerdasan Emosional dan Kecerdasan Spiritual terhadap

Pemahaman Akuntansi (Studi Empiris Mahasiswa Jurusan Akuntansi Angkatan

Tahun 2009 di Universitas Jember)”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual baik secara

parsial maupun simultan berpengaruh positif signifikan terhadap pemahaman

akuntansi mahasiswa jurusan akuntansi angkatan tahun 2009 di Universitas

Jember. Selanjutnya disimpulkan juga bahwa kecerdasan intelektual mempunyai

pengaruh dominan terhadap pemahaman akuntansi mahasiswa jurusan akuntansi

angkatan tahun 2009 di Universitas Jember.

Pada Pasek (2015), melakukan penelitian mengenai Pengaruh Kecerdasan

Intelektual terhadap Pemahaman Akuntansi dengan Kecerdasan Emosi dan

Kecerdasan Spritual Sebagai variabel Pemoderasi. Hasil Penelitiannya adalah

1)Kecerdasan intelektual berpengaruh positif dan signifikan terhadap pemahaman

akuntansi. 2) Kecerdasan emosional dapat meningkatkan pengaruh kecerdasan

intelektual pada tingkat pemahaman akuntansi secara positif dan signifikan. 3)

Kecerdasan spiritual dapat meningkatkan pengaruh kecerdasan intelektual pada

tingkat pemahaman akuntansi secara positif dan signifikan

24

Universitas Sumatera Utara


Berikut adalah penelitian terdahulu yang berkaitan dengan kecerdasan

Intelektual, Kecerdasan Emosional, Pemhahaman Akuntansi, dan Minat yang

ditunjukkan dalam tabel dibawah ini :

Tabel 2.6.1. Tinjauan Penelitian Terdahulu

No Nama Variabel Hasil


Penelitian Penelitian Penelitian

1 Melandy dan Variabel independen: Secara simultan komponen


Aziza (2006) Kecerdasan emosional. kecerdasan emosional saling
memiliki pengaruh dan
Variabel dependen: sikronisasi, namun bila dilihat
Pemahaman akuntansi, secara parsial hanya ada
beberapa komponen yang
saling berpengaruh, yaitu
variabel Moderating: pengenalan diri, pengendalian
kepercayaan diri diri, dan motivasi, sedangkan
untuk empati dan
keterampilan sosial tidak
memiliki pengaruh.

2 Ilham Hidayah Variabel dependen : secara simultan komponen


pemahaman Akuntansi Kecerdasan Intelektual dan
Napitupulu Kecerdasan Emosional
Variabel independen : mempunyai pengaruh
(2009) Kecerdasan Intelektual, terhadap pemahaman
Kecerdasan emosional Pelajaran Akuntansi, Secara
parsial hanya kecerdasaan
Variabel Moderating : intelektual yang mempunyai
Minat pengaruh terhadap pemahaman
akuntansi, sementara variabel
kecerdasaan emosional tidak
mempunyai pengaruh terhadap
pemahaman akuntansi.
sementara Kecerdasaan
Emosional dan Minat sebagai
Pemoderasi tidak mempunyai
pengaruh terhadap pemahaman
akuntansi.

3 Yolla Yorika Variabel Independen : variabel Kecerdasan


Kecerdasan Emosional, Intelektual, Kecerdasan

25

Universitas Sumatera Utara


(2010) Kecerdasan Emosional dan Minat belajar
Intelektual,Minat belajar. sebagai variabel Moderating
berpengaruh signifikan
Variabel Dependen: terhadap pemahaman
Pemahaman Akuntansi. Akuntansi.

4. Farah Zakiah Variabel independen: Hasil penelitian menunjukkan


Kecerdasan Intelektual, bahwa kecerdasan intelektual,
(2013) Kecerdasan Emosional, kecerdasan emosional dan
Kecerdasan Spritual, kecerdasan spiritual baik
Kecerdasan Spritual secara parsial maupun
simultan berpengaruh positif
Variabel dependen: signifikan terhadap
Pemahaman Akuntansi pemahaman akuntansi..
Selanjutnya disimpulkan juga
bahwa kecerdasan intelektual
mempunyai pengaruh
dominant terhadap
pemahaman akuntansi
mahasiswa.

5. Nyoman Pasek Variabel Independen : 1)Kecerdasan intelektual


(2015) Kecerdasan Intelektual berpengaruh positif dan
signifikan terhadap
Variabel dependen : pemahaman akuntansi. 2)
Pemahaman Akuntansi Kecerdasan emosional dapat
meningkatkan pengaruh
Variabel Moderating: kecerdasan intelektual pada
Kecerdasan Emosi, tingkat pemahaman akuntansi
Kecerdasan Spritual secara positif dan signifikan.
3) Kecerdasan spiritual dapat
meningkatkan pengaruh
kecerdasan intelektual

2.7. Kerangka Konseptual

Berdasarkan landasan teori dan masalaah penelitian, maka peneliti

mengembangkan kerangka konsep penelitian yang akan diuji secara simultan dan

parsial sebagaimana telihat pada gambar 2.1.

26

Universitas Sumatera Utara


Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Kecerdasan

Intelektual (X1)

Pemahaman
Akuntansi (Y)
Kecerdasan

Emosional (X2)

Minat
(Z)

Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran adalah suatu model yang menerangkan bagaimana

hubungan suatu teori dengan faktor-faktor yang penting telah diketahui dalam

suatu masalah yang akan menghubungkan secara teoritis antara variabel-variabel

penelitian dan dapat dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan agar keputusan

yang diambil dapat lebih efektif.

Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa penelitian ini menggunakan

variabel independen yaitu Kecerdasan Intelektual (X1) dan Kecerdasan Emosional

(X2) sedangkan variabel dependen (Y) yang digunakan adalah Pemahaman

Akuntansi, dan menambah satu variabel lagi yaitu variabel moderating , yang

digunakan dalam variabel moderating (Z) adalah Minat.

27

Universitas Sumatera Utara


2.8. Hipotesis Penelitian

Hipotesis menurut Erlina (2011) adalah preposisi yang dirumuskan dengan

maksud untuk diuji secara empiris. Preposisi merupakan ungkapan satu

pernyataan yang dipercaya, disangkal, atau diuji kebenarannya menegnai konsep

atau konstruk yang menejelaskn atau mempredisksi fenomena-fenomena. Hipotesi

merupakan penjelasan sementara tentang prilaku, fenomena, atau keadaan tertentu

yang telah terjadi atau akan terjadi.

2.8.1. Hubungan Kecerdasan Intelektual terhadap Tingkat

Pemahaman akuntansi

Weschler (Dalam Milfayetty, 2015 : 57) mendefenisikan

intelegensi sebagai kumpulan atau totalitas kemampuan seseorang

untuk bertindak dengan tujuan tertentu, berrpikir secara rasional,

serta menghadapi lingkungan dengan efektif.

Para psikolog menyusun berbagai tes untuk mengukur

kecerdasan intelektual, dan tes ini menjadi alat memilah manusia

ke dalam berbagai tingkatan kecerdasan, yang kemudian lebih

dikenal dengan istilah IQ (Intellegence Quotient), yang katanya

dapat menunjukkan kemampuan mereka.Kecerdasan Intelektual

yang tinggi (diatas 120) mahasiswa dianggap punya potensi yang

lebih besar untuk berhasil dalam pelajaran dan karena punya masa

depan yang lebih baik. Oleh karena itu,seorang mahasiswa

akuntansi yang memiliki kecerdasan intelektual yang baik maka

mampu memahami akuntansi dan dapat membaca karena membaca

28

Universitas Sumatera Utara


dapat meningkatkan pemahaman dan memori, yang semula tidak

mengerti menjadi lebih jelas setelah membaca serta menunjukkan

keingintahuan terhadap akuntansi.

Pada Penelitian Napitupulu (2009), yang meneliti hubungan

Kecerdasan Intelektual terhadap pemahaman akuntansi. Hasil

penelitian menunjukan secara parsial dan simultan, Kecerdasasn

Intelektual mempunyai pengaruh terhadap pemahaman Pelajaran

akuntansi Pada Siswa SMK di Kota Sibolga. Jadi hubungan antara

Kecerdasan Intelektual dan Pemahaman Pelajaran Akuntansi sangat

signifikan dalam meningkatkan Pemahaman Pelajaran Akuntansi.

Atas dasar uraian tersebut, maka penelitian ini mengajukan

hipotesis pertama sebagai berikut:

H1 : Kecerdasan Intelektual berpengaruh terhadap Tingkat

Pemahaman Akuntansi

2.8.2. Hubungan Kecerdasan Emosional Terhadap Tingkat

Pemahaman Akuntansi

Menurut Meyer (1990), Kecerdasan Emosional adalah

kemampuan untuk memahami perasaan orang lain dan untuk

mengatur emosi, yang secara bersama berperan dalam peningkatan

taraf hidup seseorang. Menurut Ginanjar (2005:23) Kecerdasan

Emosional adalah kemampuan untuk mengetahui apa yang kita dan

orang lain rasakan, termasuk tepat untuk menangani masalah.

29

Universitas Sumatera Utara


Penelitian Zakiah (2013) yang menyatakan, kecerdasan

emosional ditandai oleh kemampuan pengenalan diri, pengendalian

diri, motivasi diri, empati, dan kemampuan sosial akan

mempengaruhi perilaku belajar mahasiswa yang nantinya juga

mempengaruhi seberapa besar mahasiswa dalam memahami

akuntansi. Oleh karena itu, Kecerdasan emosional yang baik dapat

dilihat dari kemampuan mengenal diri sendiri, mengendalikan diri,

memotivasi diri, berempati, dan kemampuan sosial.

Seseorang yang memiliki kecerdasan emosional yang baik

cenderung lebih kuat dalam menghadapi tantangan, berani

menggali sesuatu yang baru dan berani mengambil resiko. Karena

orang tersebut telah mampu mengendalikan diri memotivasi dirinya

sendiri dan mengenal dirinya dengan baik. Seseorang dengan

tingkat kecerdasan emosional yang tinggi akan dapat lebih mudah

menerima dan memahami sesuatu yang baru yang ia pelajari

dibandingkan dengan seseorang yang tingkat kecerdasan

emosionalnya lebih rendah.

Penelitian lain juga dilakukan oleh Napitupulu (2009), yang

meneliti hubungan Kecerdasan Emosional terhadap pemahaman

akuntansi. Hasil penelitian menunjukan secara parsial, Kecerdasasn

Emosional tidak mempunyai pengaruh terhadap pemahaman

Pelajaran akuntansi, Sedangkan Secara simultan mempunyai

pengaruh terhadap pemahaman pelajaran akuntansi pada Siswa

30

Universitas Sumatera Utara


SMK di Kota Sibolga. Dengan demikian Kecerdasan Emosional

tidak dapat berdiri sendiri dalam mempengaruhi Pemahaman

Pelajaran Akuntansi, namun dapat mempengaruhi Pemahaman

Pelajaran Akuntansi secara simultan. Atas dasar uraian tersebut,

maka penelitian ini mengajukan hipotesis kedua sebagai berikut:

H2 : Kercedasan Emosional berpengaruh terhadap pemahan

akuntansi

2.8.3. Hubungan Minat Terhadap Kecerdasan Intelektual dan

Tingkat Pemahaman Akuntansi

Menurut Jahja (2011), Minat adalah suatu suatu dorongan

yang menyebabkan terikatnya perhatian individu pada objek

tertentu seperti pekerjaan, pelajaran, benda, dan orang. Minat

merupakan hal yang penting dalam pengembangan kemampuan

seseorang dalam suatu bidang. Minat perlu ditumbuhkan dan

dikembangkan karena jika dalam diri individu tumbuh suatu minat

terhadap suatu bidang, maka individu tersebut akan dengan mudah

mempelajari bidang tersebut sehingga prestasi yang diharapkan

dapat tercapai

Pada penelitian Napitupulu (2009), telah meneliti hubungan

Minat terhadap Kecerdasan Intelektual dan pemahaman akuntansi.

Menunjukkan secara parsial dan simultan, Kecerdasan Intelektual

dengan Minat sebagai variabel moderating berpengaruh terhadap

31

Universitas Sumatera Utara


pemahaman pelajaran akuntansi pada siswa SMK di Kota Sibolga.

Jadi, hubungan antara Kecerdan Emosional dan Atas dasar uraian

tersebut, maka penelitian ini mengajukan hipotesis kedua sebagai

berikut :

H3 : Hubungan Minat memoderasi pengaruh Kecerdasan

Intelektual terhadap Pemahaman Akuntansi.

2.8.4. Hubungan Minat Terhadap Kecerdasan Emosional dan

Tingkat Pemahaman Akuntansi

Menurut Goleman (dalam Melandy dan Aziza ; 2006)

terdapat lima komponen kecerdasan emosional, yaitu 1)

Pengenalan diri (Self awareness), 2) Pengendalian diri (Self

regulation), 3) Motivasi (Motivation), 4) Empati (Empathy) dan 5)

Keterampilan sosial (Social skills). Dalam kaitannya dengan

Pemahaman Akuntansi apabila Seseorang dengan tingkat

kecerdasan emosional yang tinggi namun ia tidak memiliki minat

namun terhadap Akuntansi maka pengetahuannya mengenai

Akuntansi tidak akan berkembangterhadap sesuatu hal dikarenakan

ia tidak merasa tertarik dan tidak merasa senang ketika

mempelajarinya.dibandingkan dengan seseorang yang tingkat

kecerdasan emosionalnya lebih rendah. Minat seseorang tidak

dapat dipasakan, minat datang dengan sendirinya walaupun

awalnya minat itu diperlihatkan kepada dirinya.

32

Universitas Sumatera Utara


Penelitian yang dilakukan oleh Widaningrum, Nieke H,

Dkk (2008), menunjukkan secara parsial dan simultan variabel

minat mampu memoderasi pengaruh sarana pendidikan terhadap

tingkat pemahaman mahasiswa terhadap IFRS. Hasil penelitian

Napitupulu (2009), telah meneliti hubungan Minat terhadap

Kecerdasan Emosional dan pemahaman akuntansi. Menunjukkan

secara parsial, Kecerdasan Emosional dengan Minat sebagai

variabel moderating tidak berpengaruh terhadap pemahaman

pelajaran akuntansi pada siswa SMK di Kota Sibolga.Atas dasar

uraian tersebut, maka penelitian ini mengajukan hipotesis kedua

sebagai berikut :

H4 : Hubungan Minat Memoderasi pengaruh Kecerdasan

Intelektual terhadap Pemahaman Akuntansi.

33

Universitas Sumatera Utara


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis dan Sumber Data Penelitian

Pada penelitian ini jenis data yang digunakan adalah jenis data kualitatif.

Data Kualitatif (adalah jenis data penelitian yang berupa opini, sikap, pengalaman

atau karakteristik dari seseorang atau sekelompok orang yang menjadi subyek

penelitian atau responden. Sedangkan, untuk sumber data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah data primer yaitu sumber data yang diperoleh langsung dari

kuesioner yang telah diisi oleh responden yaitu mahasiswa akuntansi Universitas

Sumatera Utara. Penyebaran kuesioner dilakukan untuk memperoleh data diri

responden dan penilaian kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, terhadap

tingkat pemahaman akuntansi dengan minat sebagai variabel moderating.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengalisis pengaruh

kecerdasan intelektual, dan kecerdasan emosional terhadap tingkat pemahaman

mahasiswa akuntansi. Untuk menganalisis pengaruh tersebut data yang digunakan

dalam penelitian ini adalah hasil pengisian oleh mahasiswa akutansi Universitas

Sumatera Utara.

Lokasi Penelitian ini yaitu pada Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi di

Universitas Sumatera Utara yang beralamat di Jl. Prof TM. Hanafiah, SH –

Kampus USU Medan. Adapun rencaana waktu penelitian yaitu Oktober 2015 S.d.

Desember 2015.

34

Universitas Sumatera Utara


3.3. Populasi dan Sampel Penelitian

Menurut Erlina (2011 :81) “ Populasi adalah sekelompok entitas yang

lengkap yang dapat berupa orang, kejadian, atau benda yang mempunyai

karakteristik tertentu, yang berada dalam suatu wilayah dan memenuhi syarat –

syarat tertentu yang berkaitan dengan masalah penelitian.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Mahasiswa yang masih aktif

di Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi di Universitas Sumatera. Jumlah

Angkatan Tahun 2012 adalah 365 Orang . Oleh karena itu meneliti mengambil

Sampel Mahasiswa Universitas sumatera Utara sebanyak 78 orang.

Jumlah sampel mahasiswa didapatkan dengan menggunakan rumus Slovin

Sebagai berikut :

n= N
1 + N(e) 2
n= 365
1 + 365 ( 0,1) 2
= 365 = 78 orang.
4,65

Keterangan :

n : ukuran sampel

N : ukuran populasi

e : kemungkinan ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang dapat

ditolerir (e = 10%).

35

Universitas Sumatera Utara


Menurut Erlina (2011) “ Sampel adalah bagian populasi yang digunakan

Memperkirakan karakteristik populasi”. Teknik pengambilan sampel dalam

penelitian ini menggunakan metode purposive sampling, yaitu “teknik

pengambilan sampel berdasarkan suatu kriteria yang digunakan sebagai

pertimbangan tertentu. Adapun kriteria penentuan sampel adalah sebagai berikut:

1. Mahasiswa S1 jurusan akuntansi angkatan tahun 2012 yang masih

aktif, karena mahasiswa angkatan tersebut sudah mengalami proses

pembelajaran yang lama dan saat ini sedang melakukan tugas akhir

menjelang kelulusan.

2. Telah menyelesaikan mata kuliah Pengantar Akuntansi, Akuntansi

Keuangan Menengah 1, Akuntansi Keuangan Menengah 2, Akuntansi

Keuangan Lanjutan 1, Akuntansi Keuangan Lanjutan 2, Auditing 1,

Auditing 2, Auditing 3, dan Teori Akuntansi

`3. Telah menempuh 120 SKS Alasan dari pemilihan sampel ini, karena

peneliti menganggap mahasiswa tersebut dianggap telah mendapatkan

manfaat maksimal dari pengajaran akuntansi dan dapat memberikan

umpan balik bagi perguruan tinggi untuk dapat menghasilkan para

akuntan yang berkualitas.

3.4. Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer. Data

primer diperoleh dengan menggunakan metode Survey yaitu melalui kuesioner.

36

Universitas Sumatera Utara


disebarkan dengan mendatangi satu per satu calon responden, menanyakan apakah

calon memenuhi persyaratan sebagai calon responden untuk mengisi kuesioner.

3.5. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Penelitian ini melibatkan 4 variabel yang terdiri atas 1 variabel terikat

(dependent variable), 1 variable moderating, dan 2 variabel bebas (independent

variable). Variabel dependen tersebut adalah : Pemahaman akuntani. Variabel

moderating tersebut adalah : Minat. Sedangkan variabel independennya adalah

Kecerdasan Intelektual dan Kecerdasan Emosional

3.5.1. Variabel Independen

1. Kecerdasan Intelektual

Binet dan Simon (Azwar, 2006 : 5) mendefinisikan Kecerdasan

Intelektual sebagai 1) kemampuan untuk mengarahkan pikiran atau

mengarahkan tindakan, 2) kemampuan untuk mengubah arah tindakan bila

tindakan tersebut telah dilaksanakan dan 3) kemampuan untuk mengeritik

diri sendiri atau melakukan autocritism. Kecerdasan intelektual (Variabel

Independen/ X1Pengukuran menggunakan skala Likert dari skor 1 s/d 5.

2. Kecerdasan Emosional

Kecerdasan Emosional (Variabel Independen/X2). Menurut

Ginanjar (2005 : 23) Kecerdasan Emosional adalah kemampuan untuk

mengetahui apa yang kita dan orang lain rasakan, termasuk tepat untuk

menangani masalah. Menurut ( Mubayidh, 2006), kecerdasan Emosional

37

Universitas Sumatera Utara


adalah “ kemampuan untuk menyikapi pengetahuan- pengetahuan

emosional dalam bentuk menerima, memahami, dan mengelolanya.

Kecerdasan Emosional Variabel Independen/ X2Pengukuran

menggunakan skala Likert dari skor 1 s/d 5.

3. Minat

Minat (Variabel Independen/ X3) adalah ketertarikan perasaan

seseorang terhadap sesuatu objek. Minat adalah variabel penting yang

berpengaruh terhadap tercapainya presatasi belajar karena minat dapat

menjadi kekuatan motivasi. Minat mahasiswa adalah suatu keinginan yang

tidak dapat dipaksakan oleh siapapun untuk melakukan apa yang

disukainya.Minat disini adalah keinginan siswa yang benar – benar datang

dari dasar hatinya untuk mempelajari akuntansi, tetapi terkadang minat itu

diperkenalkan kepada mereka terlebih dahulu, sehingga mereka

mengenalnya dan menyukainya.Pengukuran menggunakan skala Likert

dari skor 1 s/d 5

3.5.2. Variabel ndependen

4. Pemahaman Akuntansi

Pemahaman akuntansi yaitu merupakan tingkat kemampuan

seseorang untuk mengenal dan mengerti tentang akuntansi.Pengukuran

menggunakan skala Likert dari skor 1 s/d 5

38

Universitas Sumatera Utara


Tabel 3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Variabel Penelitian Definisi Operaisonal Skala

Pengukuran

Variabel Intelegensi terbagi atas 3


Independen komponen : Skala Likert
Kecerdasan Intelektual 1) kemampuan untuk
(X1) mengarahkan pikiran atau
mengarahkan tindakan, 2)
kemampuan untuk mengubah
arah tindakan bila tindakan
tersebut telah dilaksanakan dan 3)
kemampuan untuk mengeritik
diri sendiri atau
melakukan autocritism.

Variabel Kecerdasan Emosional adalah


Independen kemampuan untuk memahami Skala Liket
Kecerdasan Emosional perasaan orang lain dan untuk
(X2) mengatur emosi, yang secara
bersama berperan dalam
peningkatan taraf hidup
seseorang

Indikator :
- Kesadaran emosional
a. Pengenalan diri - Penilaian diri yang kuat Skala Likert
- Kepercayaan diri

- Kontrol diri
b. Pengendalian diri - Dapat dipercaya Skala Likert
- Berhati-hati
- Adaptabilitas
- Inovasi

- Dorongan berprestasi Skala Likert


c. Motivasi - Komitmen
- Inisiatif
- Optimisme

d. Empati - Memahami orang lain Skala Likert

39

Universitas Sumatera Utara


- Mengembangkan orang lain
- Orientasi pelayanan

e. Keterampilan - Pengaruh
- Komunikasi
- Manajemen Konflik Skala Likert
- Kepemimpinan

Variabel Moderating Rahardjo, ( 2013 : 25), Minat Skala Likert


merupakan ketertarikan perasaan
Minat (X3) seseorang terhadap sesuatu objek.
Minat merupakan aspek pribadi
individu yang juga perlu dikenali
dan dipahami oleh seorang
mahasiswa. Sebat minat dapat
menjadi kekuatan motivasi.
Variabel Pemahaman akuntansi yaitu
Dependen merupakan tingkat kemampuan Skala Likert
seseorang untuk
Pemahaman Akuntansi mengenal dan mengerti tentang
(Y) akuntansi.

2.6. Metode Analisis Data

2.5.1. Statistik Deskriptif

Menurut Erlina (2011) “Statistik deskriptif merupakan proses

transformasi data penelitian dalam bentuk tabulasi, sehingga mudah

dipahami dan diinterprestasikan”.

40

Universitas Sumatera Utara


2.7. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

2.7.1. Uji Validitas

Menurut Ghozali (2005) , uji validitas digunakan untuk mengukur

sah atau tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dinyatakan valid jika

pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan

diukur untuk kuesioner tersebut.

uji validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir

dalam statu daftar (konstruk) pertanyaan dalam mendefinisikan suatu

variabel.untuk menghitung validitas suatu kuesioner dapat dilihat dari

hasil output spss pada table yang berjudul item-total statistics (Fatma,

2007 : 53) .Validitas ditentukan dengan mengkorelasikan skor masing-

masing item. Kriteria yang diterapkan untuk mengukur valid tidaknya

suatu data adalah jika r-hitung (koefisien korelasi) lebih besar dari r-tabel

(nilai kritis) maka dapat dikatakan valid. Selain itu jika nilai sig < 0,05

maka instrument dapat dikatakan valid.

3.7.2. Uji Reliabilitas

Menurut Ghozali (2005 :41), “uji reliabilitas adalah alat untuk

mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau

konstruk”.Pengujian reliabilitas bertujuan untuk mengetahui konsistensi

hasil pengukuran variabel-variabel. Suatu kuesioner dikatakan handal jika

jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten dari waktu ke

waktu.

41

Universitas Sumatera Utara


Dalam penelitian ini berarti reliabilitas menunjukkan sejauh mana

hasil pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran dilakukan beberapa

kali. Uji reliabilitas dapat dilakukan dengan menghitung cronbach alpha

masing-masing item dengan bantuan SPSS for windows. Suatu instrument

dikatakan reliabel jika mempunyai nilai alpha positif dan lebih besar dari

0,6. Dimana semakin besar nilai alpha, maka alat pengukur yang

digunakan semakin handal (reliable).

3.8. Uji Asumsi klasik

Sebelum melakukan regresi terdapat syarat yang harus dilalui yaitu

melakukan uji asumsi klasik. Model regresi harus bebas dari asumsi klasik yaitu,

uji normalitas, multikolinearitas, heteroskedasitas (Ghozali, 2005).

3.8.1. Uji Normalitas

Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi, variabel peganggu atau residual memiliki distribusi normal.

Seperti diketahui bahwa uji t dan f mengasumsikan bahwa nilai residual

mengikuti distribusi normal. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah

residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji

statistik (Ghozali, 2006 : 110). Syarat dalam analisis parametik yaitu data

harus normal (Priyatno, 2009 : 56).

42

Universitas Sumatera Utara


3.8.2. Uji Multikolinieritas

Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model

regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (indepemden)

(Ghozali,2006:91). Ketentuan untuk mendeteksi ada tidaknya

multikolinieritas yaitu jika nilai variance inflation factor (VIF) tidak lebih

dari 10 dan nilai tolerance tidak kurang dari 0,1, maka model dapat

dikatakan terbebas dari multikolinieritas. VIF= 1/Tolerance, jika VIF = 0

maka 1/10 = 0.1. Semakin tinggi VIF maka semakin rendah tolerance. Jika

nilai koefiseien kolerasi antara masing-masing vaiabel independen kurang

dari 0,70, maka model dapat dinyatakan bebas dari asumsi klasik

multikolinieritas. Jika lebih dari 0,70 maka diasumsikan terjadi kolerasi

yang sangat kuat antar variabel independen sehingga terjadi

multikolinieritas.

3.8.3. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke-

pengamatan lain jika variance dari residual satu pengamatan ke-

pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda

disebut heterokedastisitas (Ghozali, 2006 :105). Dasar analisis :

1. Dengan melihat apakah titik-titik memiliki pola tertentu yang

teratur seperti bergelombang, melebar kemudian menyempit, jika

terjadi makan mengindikasikan terdapat heterokedastisitas.

43

Universitas Sumatera Utara


2. Jika tidak terdapat pola tertentu yang jelas, serta titik-titik

menyebar diatas dan dibawah angka 10 pada sumbu Y maka

mengindikasikan tidak terjadi heterokedastisitas.

3.9. Model Pengujian Hipotesis 1 dan 2

3.9.1. Model Regresi Linear Berganda

Model Regresi Linear Berganda (Multiple Regression Analysis)

bertujuan untuk menguji pengaruh antara satu variabel terhadap variabel

lain. Regresi linear berganda melibatkan lebih dari satu variabel bebas

(Independen). Dengan menggunakan dua atau lebih variabel bebas

(Independen) dalam membuat persamaan regresi diharapkan mampu

menerangkan lebih baik karakteristik dari variabel tak bebas (dependen)

dan nilai koefisien determinasi diharapkan semakin besar dan nilai standar

error semakin kecil sehingga persamaan regresi yang dihasilkn lebih baik.

Model regresi linear berganda dikatakan model yang baik jika model

tersebut memenuhi asumsi normalitas data dan terbebas dari asumsi-

asumsi klasik statistik, baik multikolinieritas, dan heteroskedastisitas.

Maka, untuk pengujian hipotesis pertama dan kedua akan

dipergunakan analisis regresi berganda, tujuannya adalah untuk melihat

pengaruh antara variabel independen dengan variabel dependen, dengan

rumusan sebagai berikut :

44

Universitas Sumatera Utara


Y = a + b1.X1 + b2.X2 + e

Keterangan:

Y = Tingkat Pemahaman Akuntansi

a = Konstanta

X1 = Kecerdasan Intelektual

X2 = kecerdasan Emosioanal

b1 = Koefisien regresi Kecerdasan Emosional

b2 = Koefisien regresi Kecerdasan Emosional

e = error

3.9.2. Uji Signifikan Parsial (Uji-T)

Uji Signifikan Parsial (Uji-t) digunakan untuk mengetahui

pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel

dependen,apakah pengaruhmya signifikan atau tidak. Hipotesis nol (Ho)

yang hendak diuji adalah apakah parameter (bi) sama dengan nol, atau Ho

: bi = 0, artinya apakah suatu variabel independen bukan merupakan

penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis altenatif

(Ha) parameter suatu variabel tidak sama dengan nol, atau Ha : bi ≠ 0,

artinya variabel tersebut merupakan penjelas yang signifikan terhadap

variabel dependen. Dasar pengambilan keputusan yaitu :

1. Jika nilai signifikan > a (0.05), Ho diterima

2. Jika nilai signifikan < a (0.05), Ho ditolak

45

Universitas Sumatera Utara


3.9.3. Uji Signifikan Simultan (Uji-F)

Uji signifikan (Uji-F) pada dasarnya menunjukan apakah semua

variabel independen atau bebas yang dimasukan dalam model mempunyai

pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat

(Priyatno, 2009 : 48). Hipotesis nol (Ho) yang hendaknya diuji apakah

semua parameter dalam model sama dengan nol, atau : Ho : b1 = b2 = b3 =

b4 = b5 = b6 =0, artinya apakah semua variabel independen bukan

merupakan penjelasan yang signifikan terhadap variabel dependen.

Hipotesis alternatif (Ha) tidak semua parameter secara simultan sama

dengan nol, atau Ha : b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ b4 ≠ b5 ≠ b6 ≠ 0, artinya semua

variabel independen secara simultan merupakan penjelasan yang

signifikan penjelasan yang signifikan terhadap variabel dependen.

1. Jika nilai signifikan > a (0,05), Ho diterima

2. Jika nilai signifikan < a (0,05), Ho ditolak

3.9.4. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Uji Koefisien Determinasi (R2) digunakan untuk mengetahui

seberapa besar kemampuan variabel independen menjelaskan variabel

dependen. Koefisien determinasi terletak pada tabel summaryb dan tertulis

R Square yang disesuaikan atau tertulis Adjusted R Square yang

disesuaikan atau tertulis Adjusted R Square, karena disesuaikan dengan

jumlah Square variabel independen yang digunakan dalam penelitian.

46

Universitas Sumatera Utara


Nilai R Square dikatakan baik jika di atas 0,5 karena nilai R Square

berkisar antara 0 sampai 1.

3.10. Model Pengujian Hipotesis 3 dan 4

3.10.1. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Uji interaksi atau sering disebut dengan Moderated Regression

Analysis (MRA) merupakan aplikasi khusus regresi linear berganda dimana

dalam persamaan regresinya mengandung unsur interaksi (perkalian dua

atau lebih variabel independen) (Ghozali, 2006: 164).

Pengujian hipotesis yang ketiga dan keempat yaitu, variabel

independen, variabel dependen dan variabel moderating. Dalam penelitian

ini pengujian regresi dengan variabel moderating dilakukan dengan

metode Uji Interaksi, adapun rumus persamaan regresinya yaitu:

Y = a + b1.X1 + b2.X2 + b3.Z + b4.X1.Z + b5.X2.Z + e

Keterangan:

Y = Tingkat Pemahaman Akuntansi

a = Konstanta

X1 = Kecerdasan Intelektual

X2 = Kecerdasan Emosional

Z = Minat

b1 = Koefisien regresi Kecerdasan Intelektual

b2 = Koefisien regresi Kecerdasan Emosional

b3 = Koefisien regresi Minat

47

Universitas Sumatera Utara


b4 = Koefisien regresi Interaksi Kecerdasan Intelektual dan

Minat

b5 = Koefisien regresi Kecerdasan Emosional dan Minat

e = error

48

Universitas Sumatera Utara


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMABAHASAN

4.1. Gambaran Umum

Responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa

program studi Akuntansi Universitas Sumatera Utara angkatan 2012. Peneliti

menyebarkan kuesioner sebanyak 78 orang dari total keseluruhan kuesioner

yang disebarkan. Berdasarkan 78 orang tersebut, kemudian dilakukan

pengujian-pengujian yang meliputi, statistik deskriptif, uji validitas dan uji

realibilitas, uji asumsi klasik, uji hipotesis penelitian dan uji interaksi untuk

menguji variabel moderatingnya.

4.2. Hasil Penelitian

4.2.1. Statistik Deskriptif

Menurut Erlina (2011) “Statistik deskriptif merupakan proses transformasi

data penelitian dalam bentuk tabulasi, sehingga mudah dipahami dan

diinterprestasikan”.

Dalam penelitian ini statistik deskriptif digunakan untuk melihat nilai

mean,maximum,minimum dan standart deviasi dari variabel yang digunakan

dalam penelitian ini yaitu, Tingkat pemahaman Akuntansi (Y) sebagai variabel

dependen, Kecerdasan Intelektual (X1), Kecerdasan Emosional (X2) sebagai

variabel independen, dan Minat (Z) sebagai variabel moderating. Statistik

deskriptif meliputi karakteristik responden dan deskriptif variabel penelitian.

49

Universitas Sumatera Utara


4.2.1.1. Statistik Deskriptif Responden

Karakteristik responden digunakan oleh peneliti untuk

memberikan informasi mengenai data demografi responden ( jumlah SKS

yang telah ditempuh, jenis kelamin, dan tahun angkatan), sedangkan

deskriptif variabel peneliti berguna untuk mendukung hasil analisis data

yang menyajikan distribusihasil jawaban responden atas pertanyaan –

pertanyaan kuesioner penelitian. Responden penelitian adalah mahasiswa

jurusan akuntansi angkatan tahun 2012 pada Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara. Adapun jumlah responden dalam penelitian

ini sebanyak 78 Mahasiswa. Berikut ini disajikan statistik demografi

responden mahasiswa jurusan akuntansi angkatan tahun 2012 pada

Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi di Universitas Sumatera Utara.

4.2.1.2. Statistik Deskriptif Penelitian

Deskripsi variabel penelitian berguna untuk mendukung hasil

analisis data. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosional, Minat dan Pemahaman

Akuntansi. Berikut ini disajikan statistik deskriptif untuk masing-masing

variabel yang digunakan dalam penelitian ini.

50

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.1
Statistik Deskriptif Variabel Penelitian

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Y 78 10 25 18.19 4.267
X1 78 29 50 42.85 4.894
X2 78 35 56 47.59 4.605
Z 78 12 25 20.23 2.341

Sumber : Data Olahan SPSS

Apabila penilaian terhadap jawaban responden pada masing-masing item

dikategorikan dalam bentuk skor tertinggi sampai skor terendah. Formulasi

yang digunakan adalah sebagai berikut :

Nilai Tertinggi − Nilai Terendah


= Panjang kelas
Jumlah Kelas

Pengkategorian untuk analisis frekuensi dari masing-masing indikator

adalah sebagai berikut:

1. Indikator Kecerdasan Intelektual terdiri dari 10 pernyataan.

Skor tertinggi = 10 x 5 = 50

Skor terendah = 10 x 1 = 10
50−10
Panjang kelas = =8
5

Skor 10 –17 = masuk kategori sangat tidak baik

Skor 18 –25 = masuk kategori tidak baik

Skor 26 –33 = masuk kategori cukup baik

Skor 34 –41 = masuk kategori baik

51

Universitas Sumatera Utara


Skor 42 –50 = masuk kategori sangat baik.

2. Indikator Kecerdasan Emosional terdiri dari 13 pernyataan.

Skor tertinggi = 13 x 5 = 65

Skor terendah = 13 x 1 = 13
65−13
Panjang kelas = = 10,4
5

Skor 13–22 = masuk kategori sangat tidak baik

Skor 23–32 = masuk kategori tidak baik

Skor 33–43 = masuk kategori cukup baik

Skor 45–55 = masuk kategori baik

Skor 56–65 = masuk kategori sangat baik.

3. Indikator terdiri Minat Mahasiswa dari 5 pernyataan.

Skor tertinggi = 5 x 5 = 25

Skor terendah =5x1 =5


25−5
Panjang kelas = =4
5

Skor 5–8 = masuk kategori sangat tidak baik

Skor 9–12 = masuk kategori tidak baik

Skor 13–16 = masuk kategori cukup baik

Skor 17–20 = masuk kategori baik

Skor 21–25 = masuk kategori sangat baik.

4. Indikator terdiri Tingkat Pemahaman Akuntansi dari 5 pernyataan.

Skor tertinggi = 5 x 5 = 25

52

Universitas Sumatera Utara


Skor terendah =5x1=5
25−5
Panjang kelas = =4
5

Skor 5 –8 = masuk kategori sangat tidak baik

Skor 9 –12 = masuk kategori tidak baik

Skor 13 –16 = masuk kategori cukup baik

Skor 17 –20 = masuk kategori baik

Skor 21 –25 = masuk kategori sangat baik.

Berikut ini adalah penjelasan dari tabel 4.1 yang telah diolah.

1. variabel Kecerdasan Intelektual mempunyai nilai skor minimum

sebesar 29 dan nilai skor maksimum sebesar 50. Adapun nilai rata-

ratanya sebesar 42,85 dan standar deviasi (Sebaran data) sebesar

4,267. Berdasarkan kategori dapat dinyatakan bahwa variabel

Kecerdasan Intelektual berada pada rentang 34 – 41 atau

dikategorikan baik.

2. variabel kecerdsan Emosional mempunyai nilai skor minimum

sebesar 35 dan nilai skor maksimum sebesar 56. Adapun nilai rata –

ratanya sebesar 47,59. dan standar deviasi (sebaran data ) sebesar

4,605. Kecerdasan Emosional berada pada rentang 45 – 55 atau

dikategorikan baik.

3. variabel Minat mempunyai nilai skor minimum sebesar 12 dan nilai

skor maksimum sebesar 25. Adapun nilai rata – ratanya sebesar 20,23.

53

Universitas Sumatera Utara


dan standar deviasi (sebaran data) sebesar 2,341. Minat berada pada

rentang 17 – 20 atau dikategorikan baik.

4. variabel Pemahaman Akuntansi mempunyai nilai skor minimum

sebesar 10 dan nilai skor maksimum sebesar 25. Adapun nilai rata –

ratanya sebesar 18,19. dan standar deviasi (sebaran data) sebesar

4,267. Pemahaman akuntansi berada pada rentang 17 - 20 atau

dikategorikan baik.

4.2.2. Uji Validitas Data

4.2.2.1. Uji Validitas

Menurut Ghozali (2005) , uji validitas digunakan untuk mengukur

sah atau tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dinyatakan valid jika

pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan

diukur untuk kuesioner tersebut . Pada penelitian kali ini untuk mengukur

validitas digunakan uji korelasi bivariateantara masing-masing skor

indikator dengan total skor konstruk. Dari hasilperhitungan SPSS

diperoleh hasil validitas dari masing-masing variabel adalah:

Tabel 4.2 Uji Validitas

R hitung R tabel Keterangan

Kecerdasan Intelektual .824 0.2227 Valid

(X1)

Kecerdasan Emosional .618 0.2227 Valid

(X2)

54

Universitas Sumatera Utara


Tingkat Pemahaman .722 0.2227 Valid

Akuntansi ( Y)

Minat (Z) .555 0.2227 Valid

Sumber : Data Olahan SPSS

Berdasarkan Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa masing-masing

indikator yang digunakan baik dalam variabel independen, dependen

maupun variabel moderating (Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan

Emosional, Pemahaman Akuntansi dan Minat). Mempunyai nilai

signifikan r- hitung lebih kecil dari 0,05. Hal ini berarti indikator-indikator

yang digunakan dalam variabel penelitian ini layak atau valid digunakan

sebagai pengumpul data.

4.2.2.2. Uji Reliabilitas


Pengujian ini dilakukan untuk menunjukkan sejauh mana suatu

Hasil pengukuran relatif konsisten. Suatu pernyataan yang baik adalah

pernyataan yang jelas mudah dipahami dan memiliki interpretasi yang

sama meskipun disampaikan kepada responden yang berbeda dan waktu

yang berlainan. Hasil pengujian realibiltas adalah sebagai berikut:

Tabel 4.3 Hasil Uji Realibilitas

Cronbach's Alpha N of Items


.610 4
Sumber : Data Olahan SPSS

Berdasarkan ringkasan hasil uji reliabilitas seperti yang

terangkum dalam Tabel 4.3 di atas, dapat diketahui bahwa nilai koefisien

Cronbach Alpha padavariabel nilainya lebih besar dari 0,6, maka dapat

55

Universitas Sumatera Utara


disimpulkan semua butir pertanyaan dalam variabel penelitian ini adalah

reliabel. Menurut kriteria Numally (Ghozali, 2005 : 46) hal tersebut dapat

dikatakan Reliabel. Sehingga butir-butir pertanyaan dalam variabel

penelitian dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya.

4.2.3. Uji Asumsi Klasik

4.2.3.1. Uji Normalitas sebelum Transformasi

Sebelum dilakukan pengujian hipotesis maka terlebih dahulu

dilakukan pengujian normalitas data untuk menguji apakah data yang

digunakan berdistribusi normal atau tidak. Analisis normalitas

menggunakan uji Kolmogorov_Smirnov dengan menggunakan tingkat

signifikansi 5%.

Tabel 4.4
Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov Test

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 78
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation 3.52433948
Most Extreme Differences Absolute .060
Positive .052
Negative -.060
Test statistic .060
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d

a.Test distribution is Normal.


Sumber : Data Olahan SPSS

Berdasarkan dari analisis statistik Kolmogorov- Smirnov,pada tabel

4.4 di atas menunjukkan bahwa nilai memiliki p-value > 0,05 yaitu

56

Universitas Sumatera Utara


signifikansi pada angka 0,200 yang mempunyai arti bahwa data variabel

yang digunakan dalam penelitian ini telah terdistribusi normal.

Gambar 4.1.
Uji Normalitas Histogram

Berdasarkan gambar yang ada dapat dikatakan bahwa data

penelitian ini berdistribusi normal, dimana terlihat bahwa grafik histogram

masih berada dalam garis lengkung, yang mempunyai sisi yang sama

diantara titik nol, yang apabila dipotong secara vertikal kurva normal pada

titik nol, maka kedua bagian itu akan menjadi pencerminan satu sama lain.

57

Universitas Sumatera Utara


Gambar 4.2.
Uji Normalitas Grafik P-Plot

Pada gambar 4.2 P-P Plot terlihat bahwa nilai plot P-P terletak di

sekitar garis diagonal. Plot tidak menyimpang jauh dari garis diagonal dan

penyebaran titik-titik data searah mengikuti garis diagonal, yang

menunjukkan bahwa regresion residual model ini berdistribusi normal.

Dari hasil uji normalitas dalam seluruh tahap, menyimpulkan arti bahwa

semua Variabel dalam penelitian ini telah berdistribusi normal.

4.2.3.2. Uji Multikolinieritas sebelum Transformasi

Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model

regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen).

Ketentuan untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinieritas yaitu jika nilai

variance inflation factor (VIF) tidak lebih dari 10 dan nilai tolerance tidak

kurang dari 0,1, maka model dapat dikatakan terbebas dari

multikolinieritas. VIF = 1/Tolerance, jika VIF = 0 maka Tolerance = 1/10

58

Universitas Sumatera Utara


= 0,1. Semakin tinggi VIF maka semakin rendah tolerance. Hasil

pengujian untuk multikolinearitas dapat dilihat dalam tabel berikut.

Hasil olahan spss untuk uji multikolinieritas dapat di lihat pada tabel 4.5

sebagai berikut :

Tabel 4.5
Uji Multikolinieritas Sebelum Transformasi
Model Tolerance VIF Intreprestasi hasil
Terjadi
Kecerdasan Intelektual .015 67.756
multikolinearitas
Terjadi
Kecerdasan Emosional .010 103.641
multikolinearitas
Tidak terjadi
Minat .006 153.912
multikolinearitas
Tidak Terjadi
X1.Z .006 173.205
multikolinearitas
Terjadi
X2.Z .003 323.513
multikolinearitas
Sumber : Data Olahan SPSS

Uji Multikolonieritas dilakukan dengan melihat nilai Collinearity

statistic dan nilai koefisien korelasi di antara variabel bebas. Uji ini

bertujuan untuk mengetahui apakah model regresi ditemukan adanya

korelasi antar variabel bebas. Multikolinieritas terjadi apabila nilai

tolerance < 0,10 dan Variance Inflation Factor (VIF) > 10.Berdasarkan

tabel 4.5menunjukkan masih ada variabel yang memiliki nilai tolerance

kurang dari 0,10. Demikian juga hasil perhitungan Variance Inflation

Factor (VIF) masih ada variabel yang memiliki nilai VIF lebih besar dari

10. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dari model regresi yang

digunakan terjadi multikolinieritas.

59

Universitas Sumatera Utara


4.2.3.3. Uji Heteroskedastisitas sebelum Transformasi

Gambar 4.3.
Scatterplot Heteroskedastisitas sebelum Transformasi

Ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan

melihat ada tidaknya pola tertentu (bergelombang, melebar lalu

menyempit) pada grafik Scatterplot antara prediksi nilai variabel terikat.

Berdasarkan Gambar 4.3, terlihat bahwa titik-titik menyebar lebih meluas

dan secara acak baik di atas maupun di bawah garis 0 pada sumbu Y dan

Titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja sehingga

dapat disimpulkan tidak terdapat masalah heteroskedastisitas.

4.2.3.4. Uji Normalitas setelah Transformasi

Sebelum dilakukan pengujian hipotesis maka terlebih dahulu

dilakukan pengujian normalitas data untuk menguji apakah data yang

digunakan berdistribusi normal atau tidak. Analisis normalitas

60

Universitas Sumatera Utara


menggunakan uji Kolmogorov_Smirnov dengan menggunakan tingkat

signifikansi 5%.

Tabel 4.6
Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov Test

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 78
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation 3.52433948
Most Extreme Differences Absolute .060
Positive .052
Negative -.060
Test statistic .060
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d

a.Test distribution is Normal.


Sumber data : diolah SPPS

Berdasarkan dari analisis statistik Kolmogorov- Smirnov,pada tabel

4.6 di atas menunjukkan bahwa nilai memiliki p-value > 0,05 yaitu

signifikansi pada angka 0,200 yang mempunyai arti bahwa data variabel

yang digunakan dalam penelitian ini telah terdistribusi normal.

61

Universitas Sumatera Utara


Gambar 4.4.
Uji Normalitas Histogram

Hasil perhitungan SPSS untuk uji normalitas data menggunakan

Histogram Display Normal Curve pada gambar 4.4 variabel Pendapatan

Asli Daerah Regresi Residual menunjukkan bahwa bentuk histogram

mengikuti bentuk distribusi normal.

Gambar 4.5
Uji Normalitas Grafik P-Plot

62

Universitas Sumatera Utara


Pada gambar 4.5 P-P Plot terlihat bahwa nilai plot P-P terletak di

sekitar garis diagonal. Plot tidak menyimpang jauh dari garis diagonal dan

penyebaran titik-titik data searah mengikuti garis diagonal, yang

menunjukkan bahwa regresion residual model ini berdistribusi normal.

Dari hasil uji normalitas dalam seluruh tahap, menyimpulkan arti bahwa

semua Variabel dalam penelitian ini telah berdistribusi normal.

4.2.3.5. Uji Multikolinieritas Setelah Transformasi

Setelah dilakukan transformasi, diperoleh nilai korelasi yang

lebih besar dari 0,10 dan Variance Inflation Factor (VIF) lebih kecil dari

10. Hal ini menunjukkan bahwa variabel independen dalam penelitian ini

tidak saling berkolerasi atau tidak ditemukan adanya korelasi antara

variabel independen. Multikolinieritas terjadi apabila nilai tolerance <

0,10 dan VIF > 10. Hasil pengujian terlihat pada Tabel 4.7 berikut :

Tabel 4.7
Hasil Uji Multikolinieritas Setelah Transformasi

Model Tolerance VIF Intreprestasi hasil


Tidak terjadi
LnX1 .835 1.198 multikolinearitas
Tidak terjadi
LnX2 .895 1.117 multikolinearitas
Tidak terjadi
LnX3 .865 1.156 multikolinearitas
Tidak terjadi
LnX1.Z .322 3.105 multikolinearitas
Tidak terjadi
LnX2.Z .413 2.422 multikolinearitas
Sumber : Data Olahan SPSS

63

Universitas Sumatera Utara


Berdasarkan Hasil uji multikolinearitas pada tabel 4.7,

menunjukkan tidak ada variabel yang memiliki nilai tolerance kurang dari

0,10. Demikian juga hasil perhitungan Variance Inflation Factor (VIF)

tidak ada variabel yang memiliki nilai VIF lebih besar dari 10. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa dari model regresi yang digunakan

tidak terjadi multikolinieritas.

4.2.3.6. Uji Heteroskedasitas Setelah Transformasi

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan

kepengamatan lain jika variance dari residual satu pengamatan

kepengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika

berbeda disebut Heteroskedastisitas. Cara memprediksi heteroskedastisitas

adalah.

1. jika pola gambar scatterplot model tersebut adalah titik-titik data

menyebar di atas dan di bawah atau di sekitar angka 0.

2. Titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja.

3. Penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola bergelombang,

melebar kemudian menyempit dan melebar kembali. Penyebaran titik-

titik data sebaiknya tidak berpola.

Hasil dari pengujian heteroskedastisitas dapat dilihat dalam gambar

berikut :

64

Universitas Sumatera Utara


Gambar 4.6.
Scatterplot Heteroskedastisitas Setelah Transformasi

4.2.4. Model Pengujian Hipotesis 1 dan 2

4.2.4.1. Model Regresi Linier Berganda

Pengujian regresi berganda bertujuan untuk mengetahui koefisien

setiap variabel independen. Sehingga mengetahui besarnya pengaruh

setiap variabel independen secara simultan dan parsial. Persamaan regresi

berganda yangdigunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Y = -0,438 + 0,989X1 – 0,104X2 + e

Dari persamaan diatas dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut :

1. Konstanta (a) = – 0,438, menunjukkan nilai konstan, dimana jika nilai

variabel independen sama dengan nol, maka variabel Tingkat

Pemahaman Akuntansi (Y) sama dengan – 0,438.

65

Universitas Sumatera Utara


2. Koefisien X1 (b1) = 0,989, menunjukkan bahwa Kecerdasan intelektual

(X1) berpengaruh positif terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi (Y).

Artinya jika variabel Kecerdasan Intelektual ditingkatkan maka akan

meningkatkan Tingkat Pemahaman Akuntansi (Y) sebesar 0,989.

3. Koefisien X2 (b2) = –0,104, menunjukkan bahwa Kecerdasan

Emosional (X2) berpengaruh Negatif terhadap Tingkat Pemahaman

Akuntansi (Y). Artinya jika variabel Kecerdasan Emosional

ditingkatkan maka akan menurunkan Tingkat Pemahaman Akuntansi

(Y) sebesar –0,104

4.2.4.2. Uji Signifikan Parsial (Uji-t)

Uji t digunakan untuk mengetahui apakah secara individu atau

secara parsial variabel independen mempunyai pengaruh terhadap audit

delay dengan asumsi variabel independen lainnya konstan. Jika nilai

signifikansi di tabel coefficients < 0,05 maka hipotesis diterima, namun

bila nilai signifikansi > 0,05 maka hipotesis ditolak. Jika t hitung < t tabel

maka Ho diterima sedangkan t hitung > t tabel maka Ho ditolak.

Hasil pengujian untuk uji t dapat dillihat dalam tabel berikut.

66

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.8
Uji Signifikan Parsial (Uji-t)

Coefficientsa

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta T Sig.

1(Constant) -.438 1.041 -.420 .675

LnX1 .989 .208 .501 4.755 .000

LnX2 -.104 .247 -.044 -.419 .677

a. Dependent Variable: LnY


Sumber : Data Olahan SPSS

Berdasarkan tabel 4.8 dengan uji parsial (Uji-t) menunjukkan

bahwa :

H1 : Kecerdasan Intelektual berpengaruh terhadap Tingkat

Pemahaman Akuntansi

Dari tabel 4.8 dapat dilihat besarnya thitung untuk Variabel

kecerdasan Intelektual sebesar 0,989 : t hitung = 4,755, t tabel = 1,993,

dengan tingkat signifikan 0,000. Hasil ini menunjukan thitung > ttabel

(4,755 >1,993) dan signifikansi penelitian ini menunjukkan angka yang

lebih kecil dari 0,05 (0,000> 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa H1

diterima, yang artinya bahwa Variabel Kecerdasan Intelektual secara

parsial berpengaruh signifikan terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi.

H2 : Kecerdasan Emosional berpengaruh terhadap Tingkat

Pemahaman Akuntansi

Variabel kecerdasan Emosionalsebesar -0,104 : t hitung = -

0.419, t tabel = 1,993, dengan tingkat signifikan 0,677. Hasil ini

menunjukan t hitung < ttabel (-0,419 <1,993) dan signifikansi penelitian

67

Universitas Sumatera Utara


ini menunjukkan angka yang lebih besar dari 0,05 (0,677 > 0,05), maka

dapat disimpulkan bahwa H2 ditolak, yang artinya bahwa Variabel

Kecerdasan Emosionalsecara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap

Tingkat Pemahaman Akuntansi.

4.2.4.3. Uji Signifikan Simultan (Uji-F)

Uji signifikansi simultan (uji F) dilakukan untuk menguji

pengaruh yang ditimbulkan oleh keseluruhan variabel dependen yang ada

dalam model terhadap variabel independennya. Kriteria penerimaan atau

penolakan hipotesis adalah didasarkan pada nilai Fhitung > F tabel dan

probabilitas signifikansi. Jika nilai signifikansi < 0,05 maka hipotesis

diterima. Hal ini berarti model regresi dapat digunakan untuk memprediksi

variabel independen. Namun bila signifikansi > 0,05 maka hipotesis

ditolak. Hasil pengujian koefisien regresi simultan dapat dilihat pada tabel

berikut.

Tabel 4.9
Uji Signifikan Simultan (Uji-F)

ANOVAa

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1Regression 1.042 2 .521 11.822 .000b

Residual 3.305 75 .044

Total 4.346 77

a. Dependent Variable: LnY


b. Predictors: (Constant), LnX2, LnX1
Sumber : Data Olahan SPSS

Berdasarkan tabel 4.8 dengan uji simultan (Uji-F) menunjukkan

bahwa nilai F-hitung sebesar 11,822 dan tingkat signifikan sebesar 0,000

68

Universitas Sumatera Utara


(<0,05). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Kecerdasan

Emosional dan Kecerdasan Intelektual secara simultan bersama-sama

berpengaruh terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi.

4.2.4.4. Uji Koefesien Determinasi (R2)

Uji koefisien determinasi (R2) dilakukukan untuk menunjukkan

seberapa variasi variabel independen yang digunalan dalam model mampu

menjelaskan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi (R2)

terletak diantara nol dan satu. Hasil uji koefisien determinasi dapat dilihat

pada tabel berikut ini.

Tabel 4.10
Uji Koefisien Determinasi (R2)

Model Summary

R Adjusted R
Model R Square Square Std. Error of the Estimate

1 .490a .240 .219 .20991

a. Predictors: (Constant), LnX2, LnX1

Sumber : Data Olahan SPSS

Berdasarkan tabel 4.10 menunjukkan bahwa nilai adjusted R-

Square sebesar 0,219. Nilai tersebut memiliki arti bahwa seluruh variabel

independen yang digunakan dalam penelitian ini (Kecerdasan Intelektual

dan Kecerdasan Emosional) mampu menjelaskan pengaruh terhadap

variabel dependen (Tingkat Pemahaman Akuntansi) sebesar 21,9%

sedangkan sisanya sebesar 78,1% (100% - 21,9%) dijelaskan oleh variabel

lain yang tidak digunakan dalam model.

69

Universitas Sumatera Utara


4.2.5. Model Pengujian Hipotesis 3 dan 4

4.2.5.1 Uji Interaksi

Pengujian interaksi bertujuan untuk mengetahui apakah variabel

moderating dapat memperkuat atau memperlemah hubungan variabel

independen terhadap variabel dependen.

Tabel 4.11
Uji Signifikan Parsial (Uji-t) Moderating

Coefficientsa

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) -.742 .743 -.999 .321

LnX1 .963 .198 .488 4.871 .000


2 (Constant) -.438 1.041 -.420 .675
LnX1 .989 .208 .501 4.755 .000
LnX2 -.104 .247 -.044 -.419 .677
3 (Constant) -.785 1.069 -.734 .465

LnX1 .904 .217 .458 4.175 .000

LnX2 -.151 .249 -.064 -.608 .545

LnZ .283 .213 .143 1.328 .188

a. Dependent Variable: LnY

Partial Collinearity statistics


Model Beta In T Sig. correlation Minimum tolerance
LnX1.Z .219b 1.259 .212 .144 .329
LnX2.Z .70b .633 .529 .073 .835

a. Dependent Variable: LnY


b. Predictors in the Model: (Constant), LnX1
Sumber : Data Olahan SPSS

70

Universitas Sumatera Utara


Persamaan regresi berganda yangdigunakan pada hipotesis ketiga dan

keempat adalah sebagai berikut:

Y = – 0,785 + 0,904X1 - 0,151X2 + 0,283Z + 0,219X1.Z + 0,70X2.Z+ e

Dari persamaan diatas dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut :

1. variabel Kecerdasan Intelektual yang berpengaruh positif dan

signifikan terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi, karena t hitung

> t tabel (4,755 > 1,993) dan nilai signifikan menunjukkan angka

yang lebih kecil dari 0,05 (0,000 > 0,05). Dengan ini menunjukkan

bahwa H0 ditolak dan Ha diterima.

2. variabel Kecerdasan Emosional berpengaruh Negatif dan tidak

signifikan terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi, karena t hitung

< t tabel (-0,608 < 1,993) dan nilai signifikan menunjukkan angka

yang lebih besar dari 0,05 (0,545 < 0,05). Dengan ini menunjukan

H0 diterima dan Ha ditolak .

3. Variabel Minatberpengaruh Positif dan tidak signifikan terhadap

Tingkat Pemahaman Akuntansi, karena t hitung < t tabel (1,328 <

1,993) dan nilai signifikan menunjukkan angka yang lebihbesar dari

0,05 (0,188 < 0,05). Dengan ini menunjukan H0 diterima dan Ha

ditolak.

4. Variabel Moderating1 yang merupakan Interaksi dari kecerdasan

Intelektual dengan Minat berpengaruh positif dan tidak signifikan

terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi, hal ini terlihat dari nilai

71

Universitas Sumatera Utara


signifikan 0,212 lebih besar dari 0,05 dan nilai t hitung (1,259 <

1,993). Dengan ini menunjukan H0 diterima dan Ha ditolak.

5. Variabel Moderating2 yang merupakan Interaksi dari kecerdasan

Emosional dengan Minat berpengaruh positif dan tidak signifikan

terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi, hal ini terlihat dari nilai

signifikan 0,529 lebih besar dari 0,05 dan nilai t hitung (0,633 <

1,993). Dengan ini menunjukan H0 diterima dan Ha ditolak.

4.3. Pembahasan

4.3.1. Pengaruh Kecerdasan Intelektual terhadap Tingkat Pemahaman


Akuntansi

Hasil uji regresi menunjukkan variabel kecerdasan intelektual

berpengaruh Secara positif dan signifikan terhadap tingkat pemahaman

akuntansi dengan koefisien 0,989 dan tingkat signifikan 0,000.Hasil

penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Napitupulu (2009)

dan Zakiah (2011) yang menyimpulkan IQ berpengaruh positif dan

signifikan pada tingkat Pemahaman Akuntansi. Zakiah (2011) menyatakan

kecerdasan intelektual merupakan kemampuan seseorang untuk memperoleh

pengetahuan, menguasai dan menerapkannya dalam menghadapi

masalahyang di alami pada mahasiswa. Dengan begitu faktor kecerdasan

intelektual yang diukur melalui kemampuan memecahkan masalah,

intelegensi verbal, dan intelegensi praktis merupakan suatu faktor yang akan

mempengaruhi pemahaman akuntansi.Oleh karena itu, seorang mahasiswa

akuntansi yang memiliki kecerdasan intelektual yang baik maka mampu

72

Universitas Sumatera Utara


memahami akuntansi dan dapat membaca karena membaca dapat

meningkatkan pemahaman dan memori, yang semula tidak mengerti

menjadi lebih jelas setelah membaca serta menunjukkan keingintahuan

terhadap akuntansi.

Menurut Weschler Dalam Milfayetty (2015 : 57) mendefenisikan

intelegensi sebagai kumpulan atau totalitas kemampuan seseorang untuk

bertindak dengan tujuan tertentu, berrpikir secara rasional, serta menghadapi

lingkungan dengan efektif. Menurut Walters dan Gardner Dalam Milfayetty

(2015:57) mendefenisikan intelegensi sebagai suatu kemampuan atau

serangkaian kemampuan yang memungkinkan individu memecahkan

masalah atau produk sebagai konsekuensi eksistensi suatu budaya tertentu.

Seorang mahasiswa tetap perlu memiliki kecerdasan intelektual yang

tinggi agar bisa seorang mahasiswa meraih gelar sarjana dan setelah itu

mencari pekerjaan.Selama ini banyak orang menganggap bahwa jika

seseorang memilikitingkat IQ yang tinggi, maka orang tersebut memiliki

peluang untuk meraihkesuksesan yang lebih besar di banding orang lain.

4.3.2. Pengaruh Kecerdasan Emosional terhadap Tingkat Pemahaman


Akuntansi

Hasil uji regresi menunjukkan variabel kecerdasan Kecerdasan

Emosional berpengaruh Secara Negatifdan tidak signifikan terhadap tingkat

pemahaman akuntansi dengan koefisien -0,104 dan tingkat signifikan 0,677.

Penelitian Zakiah (2013)yang menyatakan, kecerdasan emosional ditandai

oleh kemampuan pengenalan diri, pengendalian diri, motivasi diri, empati,

73

Universitas Sumatera Utara


dan kemampuan sosial akan mempengaruhi perilaku belajar mahasiswa

yang nantinya juga mempengaruhi seberapa besar mahasiswa dalam

memahami akuntansi. Oleh karena itu, Kecerdasan emosional yang baik

dapat dilihat dari kemampuan mengenal diri sendiri, mengendalikan diri,

memotivasi diri, berempati, dan kemampuan sosial.

Seseorang yang memiliki kecerdasan emosional yang baik cenderung lebih

kuat dalam menghadapi tantangan, berani menggali sesuatu yang baru dan

berani mengambil resiko. Karena orang tersebut telah mampu

mengendalikan diri memotivasi dirinya sendiri dan mengenal dirinya

dengan baik. Seseorang dengan tingkat kecerdasan emosional yang tinggi

akan dapat lebih mudah menerima dan memahami sesuatu yang baru yang

ia pelajari dibandingkan dengan seseorang yang tingkat kecerdasan

emosionalnya lebih rendah.

4.3.3. Pengaruh Kecerdasan Intelektual terhadap Tingkat Pemahaman


Akuntansi yang dimoderasi oleh Minat

Berdasarkan pengujian secara parsial, diperoleh hasil dari variabel

Kecerdasan Intelektual berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap

Tingkat Pemahaman Akuntansi setelah dimoderasi oleh Minat Pada

Mahasiswa akuntansi. Hal ini terlihat dari signifikansinya 0,212 yang lebih

besar dari 0,05 dan nilai t hitung < t tabel (1,259 < 1,993). Suatu variabel

dianggap sebagai variabel moderating apabila nilai koefisien parameternya

positif dan signifikan. Oleh karena itu minat mahasiswa tidak dianggap

sebagai variabel moderating yang memoderasi hubungan antara Kecerdasan

74

Universitas Sumatera Utara


Intelektual terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi Pada Mahasiswa

Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi di USU.

Minat merupakan hal yang penting dalam pengembangan

kemampuan seseorang dalam suatu bidang. Minat perlu ditumbuhkan dan

dikembangkan karena jika dalam diri individu tumbuh suatu minat terhadap

suatu bidang, maka individu tersebut akan dengan mudah mempelajari

bidang tersebut sehingga prestasi yang diharapkan dapat tercapai. Banyak

mahasiswa yang mengatakan bahwa matakuliah akuntansi itu sulit tetapi

banyak mahasiswa yang memilih jurusan akuntansi dikarenakan dapat

mempermudah mereka memperoleh pekerjaan, jadi walaupun mereka

mengatakan sulit untuk mempelajrai akuntansi, mereka mempunyai minat

untuk mempelajarinya.

4.3.4. Pengaruh Kecerdasan Intelektual terhadap Tingkat Pemahaman


Akuntansi yang dimoderasi oleh Minat

Berdasarkan pengujian secara parsial, diperoleh hasil dari variabel

Kecerdasan Intelektual berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap

Tingkat Pemahaman Akuntansi setelah dimoderasi oleh MinatPada

Mahasiswa akuntansi. Hal ini terlihat dari signifikansinya 0,529 yang lebih

besar dari 0,05 dan nilai t hitung < t tabel (0,633 < 1,993). ). Suatu variabel

dianggap sebagai variabel moderating apabila nilai koefisien parameternya

positif dan signifikan. Oleh karena itu minat mahasiswa tidak dianggap

sebagai variabel moderating yang memoderasi hubungan antara Kecerdasan

75

Universitas Sumatera Utara


Intelektual terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi Pada Mahasiswa

Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi di USU.

Dalam kaitannya dengan Pemahaman Akuntansi apabila

Seseorang dengan tingkat kecerdasan emosional yang tinggi namun ia tidak

memiliki minat namun terhadap Akuntansi maka pengetahuannya mengenai

Akuntansi tidak akan berkembangterhadap sesuatu hal dikarenakan ia tidak

merasa tertarik dan tidak merasa senang ketika mempelajarinya.

dibandingkan dengan seseorang yang tingkat kecerdasan emosionalnya

lebih rendah. Minat seseorang tidak dapat dipasakan, minat datang dengan

sendirinya walaupun awalnya minat itu diperlihatkan kepada dirinya.

76

Universitas Sumatera Utara


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan pada hasil penelitian pada Bab IV maka dapat ditarik

kesimpulan sesuai dengan rumusan masalah dan model yang ditentukan dalam

Hipotesis Penelitian yakni sebagai berikut:

1. Secara parsial dan simultan, Kecerdasan Intelektual berpengaruh Positif dan

signifikan terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi. Hal ini berarti dengan

semakin baiknya penerapan kecerdasan Intelektual maka Tingkat Pemahaman

Akuntansi juga akan meningkat. Karena Kecerdasan Intelektual merupakan

kemampuan seseorang untuk memperoleh pengetahuan, menguasai dan

menerapkannya dalam menghadapi masalah yang di alami pada mahasiswa.

Penelitian ini mendukung hasil Penelitian Napitupulu (2009) dan Penelitian

Zakiah ( 2011).

2. Secara simultan Kecerdasan Emosional berpengaruh terhadap Tingkat

Pemahaman akuntansi pada Mahasiswa Universitas Sumatera Utara. Dan

scara Parsial kecerdasan Emosional berpengaruh negatif dan tidak signifikan

terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi. PEnelitian ini mendukung hasil

penelitian Napitupulu (2009) dan menolak hasil penelitian Zakiah (2011).

3. Hasil dari penelitian ini membuktikan bahwa pengaruh Kecerdasan Intelektual

dan Kecerdasan Emosional terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi yang

dimoderasi oleh Minat berpengaru positif dan tidak signifikan yang berarti

77

Universitas Sumatera Utara


bahwa minat sebagai variabel moderatingtidak mampu memoderasihubungan

Kecerdasan Intelektual terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi Pada

Mahasiswa Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi di USU.

5.2. Keterbatasan

1. Setelah melakukan analisis data dan interpretasi hasil, terdapat adanya

keterbatasandalam penelitian ini yaitu hasil penelitian menunjukkan bahwa

kecerdasanintelektual, kecerdasan emosional, dan Minat hanya dapat

menjelaskanpengaruhnya terhadap pemahaman akuntansi sebesar 24%.

Sedangkan sisanyadipengaruhi oleh faktor lain. Sehingga perlu digunakan

variabel lain yangmempengaruhi pemahaman akuntansi di luar model ini.

2. Pemilihan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive

sampling sehingga mahasiswa yang dijadikan sebagai sampel menjadi

terbatas padakriteria-kriteria yang telah ditetapkan dan hanya meneliti 78

mahasiswa jurusanangakatan tahun 2012 di Universitas Sumatera Utara.

5.3. Saran

1. Peneliti mendatang juga diharapkan dapat menggunakan sampel yang

lebih banyak dengan melihat pengaruh kecerdasan intelektual, kecerdasan

emosional, dan kecerdasan spiritual pada mahasiswa yang ada pada

Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara, Universitas Negeri Medan,

Universitas Islam Negeri (UIN) Medan.

2. Sebaiknya peneliti selanjutnya menambah tahun penelitian agar sesuai

dengan keadaan masa sekarang agar mendapatkan hasil yang akurat.

78

Universitas Sumatera Utara


3. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat meneliti lebih dalam tidak terbatas

pada variabel kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, dan Minat

Sebagai Varibel Moderating dalam kaitannya dengan pemahaman

akuntansi, melainkan perluadanya penambahan variabel lainnya serta

diharapkan dapat menggunakan Variabel Intervening dan cakupan obyek

penelitian yang lebih luas. Selain itu dalam penelitian lanjutandiharapkan

dapat dikembangkan model analisis yang ada untuk mendapathasil yang

lebih mendalam.

79

Universitas Sumatera Utara


SKRIPSI

PENGARUH KECERDASAN INTELEKTUAL DAN KECERDASAN


EMOSIONAL TERHADAP PEMAHAMAN AKUNTANSI DENGAN
MINAT SEBAGI VARIABEL MODERATINGPADA MAHASISWA
FAKULTAS EKONOMI JURUSAN AKUNTANSI
DIUNIVERSITAS SUMATERA UTARA

OLEH

LILI GUSMAYANI

120503084

PROGRAM STUDI STRATA I AKUNTANSI


DEPARTEMEN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2016

Universitas Sumatera Utara


PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya

bahwa skripsi saya yang berjudul “Pengaruh Kecerdasan Intelektual dan

Kecerdasan Emosional terhadap Tingkat Pemahamn Akuntansi dengan

Minat Sebagai Variabel Moderating Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi

Jurusan Akuntansi di Universitas Sumatera Utara” adalah benar hasil karya

tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban

akademik pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga,

dan/ atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/ atau

dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika

penulisan ilmiah.

Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam

skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, Maret 2015


Yang membuat Pernyataan

Lili Gusmayani
NIM. 120503084

Universitas Sumatera Utara


ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis Pengaruh Kecerdasan


Intelektual Dan Kecerdasan Emosional Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi
Dengan Minat Sebagai Variabel Moderating Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi
Jurusan Akuntansi di Universitas Sumatera Utara. Populasi dalam penelitian ini
adalah Mahasiswa S1 Akuntansi yang aktif pada angkatan 2012 yang berjumlah
365 Orang, dan yang menjadi sampel dalam penelitian ini sebanyak 78 orang.

Metode penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah


metode purposive sampling, sedangkan metode pengolahan data yang digunakan
adalah analisis regresi berganda dan uji interaksi. Penelitian ini menggunakan
metode survei yang menggunakan data primer yang diperoleh dari kuesioner yang
dibagikan kepada Responden.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa variabel Kecerdasan


Intelektual dan Kecerdasan Emosional Secara simultan berpangaruh positif dan
signifikan terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi, Namun Secara Parsial hanya
kecerdasan Intelektual saja yamng mempunyai pengaruh. Variabel Moderating
Minat tidak mampu sebagai moderasi antara Kecerdasan Intelektual dan
Kecerdasan Emosional terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi, sebagaimana
diperlihatkan dari hasil uji bahwa moderating ini tidak mempunyai nilai yang kuat
dan tidak signifikan.

Kata Kunci: Kecerdasan Intelektual , Kecerdasan Emosional, Tingkat


Pemahaman Akuntansi dan Minat.

ii

Universitas Sumatera Utara


Abstract

The objective of this research is to analyze the influence of Intelligence Quotient


and Emotional Quotient to the level of understanding of Accounting with the Interest as
Moderating variable to the College student of Economy Faculty of Accounting
Department of North Sumatera University. The population in this research is active
college student of S1 Accounting in 2012 for 365 persons and the sample is 78 persons.

The sampling method in this research is purposive sampling method, while the
data is processed by multi regression analysis and interaction test. This research applies
survey method using primary data collected from questionnaire distributed to the
respondent.

The results of research indicates that the Intelligence Quotient and Emotional
Quotient have positive and significant influence simultaneously to the Understanding
Level of accounting, but partially, it is only the Intelligence Quotient that has influence.
The interest as moderating variable did not able to moderate between the intelligence
quotient and emotional quotient to the understanding level of Accounting as shown in the
resulf of test that this moderating has a strong value but not significant.

Keywords : Intelligence Quotient, Emotional Quotient, Understanding level of

Accounting and Interrest

iii

Universitas Sumatera Utara


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan

berkat dan anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini guna

memperoleh Sarjana Akuntansi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Sumatera Utara. Penulis telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi, dan

doa dari berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, pada

kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

memberikan bantuan dan bimbingan, yaitu kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac., Ak., C.A., selaku Dekan Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, M.A.F.I.S., Ak., selaku Ketua

Departemen S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Sumatera Utara dan Bapak Drs. Hotmal Jafar, M.M., Ak., selaku Sekretaris

Departemen S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Sumatera Utara.

3. Bapak Firman Syarif, S.E., M.Si., selaku Ketua Program Studi S1 Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara dan Ibu Mutia

Ismail, S.E., M.M., Ak., selaku Sekretaris Program Studi S1 Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bi.,snis Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Drs. Lian Dalimunthe,M.EC, Ac, Ak.,selaku Dosen Pembimbing saya

yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, pengarahan,

dan perbaikan dalam menyelesaikan skripsi ini. Bapak Drs. Rustam, MS.i,

iv

Universitas Sumatera Utara


Akselaku Dosen Penguji serta Ibu Dra. Nurzaimah, MM, Akselaku Dosen

Pembanding yang telah memberikan arahan, kritik, dan saran yang

membangun sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

5. Kedua orang tua penulis yaitu ayahanda Yusman dan Ibunda Yuliani dan

Adek Irpan, Eka, Abang Syaman spesial serta keluarga besar. Terima kasih

atas segala curahan kasih sayang melalui perhatian, doa, dukungan, dan

pengorbanan yang selama ini telah diberikan, motivasi utama penulis untuk

terus berprestasi dan berusaha menjadi yang terbaik.

6. Kepada yang telah membantu dan memberikan dukungan, doa, arahan, kritik,

serta saran kepada penulis selama proses skripsi. Kepada sahabat terbaik saya

Ratika Putri ilyas, Uba Khoiriyah Lubis, Siti Chairuna Sarah, Afifah,

Rahimi, Nisa, Nina dan Sitiyang telah memberikan dukungan dan saran

kepada penulis selama proses skripsi, serta semua teman-teman FEB USU

yang selalu memberikan dorongan agar saya tetap semangat dan berjuang

untuk menyelesaikan studi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU.

Penulis skripsi ini masih jauh dari kata sempurna dan masih perlu banyak

perbaikan atas segala kekurangan. Akhir kata, semoga skripsi ini bermanfaat bagi

pembacanya.

Medan, Maret 2015


Penulis

Lili Gusmayani
NIM. 120503084

Universitas Sumatera Utara


Daftar Isi

Halaman
PERNYATAAN .................................................................................................................. i
ABSTRAK .......................................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... iii
Daftar Isi .............................................................................................................................vi
DAFTAR TABEL...............................................................................................................ix
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang .............................................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah .......................................................................................... 5
1.3. Tujuan Penelitian ............................................................................................ 6
1.4. Manfaat Penelitian .......................................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................ 8
2.1. Landasan Teori ............................................................................................... 8
2.1.1. Teori kecerdasan .................................................................................. 8
2.2. Kecerdasan Intelektual....................................................................................... 9
2.2.1. Pengertian Kecerdasan Intelektual ....................................................... 9
2.2.2. Komponen kecerdasan Intelektual ..................................................... 13
2.3. Kecerdasan Emosional..................................................................................... 14
2.3.1. Pengertian kecerdasan Emosional ...................................................... 14
2.3.2. Komponen Kecerdasan Emosional..................................................... 15
2.4. Minat Mahasiswa ............................................................................................. 18
2.3.1. Pengertian Minat Mahasiswa ............................................................ 18
2.5. Tingkat Pemahaman Akuntansi ....................................................................... 20
2.5.1. Pengertian Pemahaman ...................................................................... 20
2.5.2. Pengertian Akuntansi ......................................................................... 21
2.5.3. Pengertian Pemahaman Akuntansi ..................................................... 22
2.6. Tinjauan Penelitian Terdahulu ......................................................................... 23
2.7. Kerangka Konseptual....................................................................................... 26
2.8. Hipotesis Penelitian ......................................................................................... 28
2.8.1. Hubungan Kecerdasan Intelektual terhadap Tingkat Pemahaman
Akuntansi......................................................................................... 28

vi

Universitas Sumatera Utara


2.8.2. Hubungan Kecerdasan Emosional Terhadap Tingkat Pemahaman
Akuntansi......................................................................................... 29
2.8.3. Hubungan Minat Terhadap Kecerdasan Intelektual dan Tingkat
Pemahaman Akuntansi .................................................................. 31
2.8.4. Hubungan Minat Terhadap Kecerdasan Emosional dan Tingkat
Pemahaman Akuntansi ................................................................. 32
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................................... 34
3.1. Jenis dan Sumber Data Penelitian ................................................................ 34
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................................ 34
3.3. Populasi dan Sampel Penelitian.................................................................... 35
3.4. Metode Pengumpulan Data .......................................................................... 36
3.5. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ........................................... 37
3.5.1. Variabel Independen .......................................................................... 37
3.5.2. Variabel ndependen............................................................................ 38
2.6. Metode Analisis Data ................................................................................... 40
2.6.1. Statistik Deskriptif ............................................................................. 40
2.7. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas ................................................................ 41
2.7.1. Uji Validitas ...................................................................................... 41
3.7.2. Uji Reliabilitas ................................................................................... 41
3.8. Uji Asumsi klasik ......................................................................................... 42
3.8.1. Uji Normalitas .................................................................................... 42
3.8.2. Uji Multikolinieritas ........................................................................... 43
3.8.3. Uji Heteroskedastisitas ...................................................................... 43
3.9. Model Pengujian Hipotesis 1 dan 2 .............................................................. 44
3.9.1. Model Regresi Linear Berganda ........................................................ 44
3.9.2. Uji Signifikan Parsial (Uji-T)............................................................ 45
3.9.3. Uji Signifikan Simultan (Uji-F) ........................................................ 46
3.9.4. Uji Koefisien Determinasi (R2) ......................................................... 46
3.10. Model Pengujian Hipotesis 3 dan 4 .............................................................. 47
3.10.1. Uji Koefisien Determinasi (R2) ...................................................... 47
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMABAHASAN .............................................. 49
4.1. Gambaran Umum ......................................................................................... 49
4.2. Hasil Penelitian............................................................................................. 49
4.2.1. Statistik Deskriptif ............................................................................. 49
4.2.1.1. Statistik Deskriptif Responden ..................................................... 50

vii

Universitas Sumatera Utara


4.2.1.2. Statistik Deskriptif Penelitian ....................................................... 50
4.2.2. Uji Validitas Data.............................................................................. 54
4.2.2.1. Uji Validitas ............................................................................... 54
4.2.2.2. Uji Reliabilitas .............................................................................. 55
4.2.3. Uji Asumsi Klasik .............................................................................. 56
4.2.3.1. Uji Normalitas sebelum Transformasi .......................................... 56
4.2.3.2. Uji Multikolinieritas Sebelum Transformasi ................................ 59
4.2.3.3. Uji Heteroskedastisitas sebelum Transformasi............................ 60
4.2.3.4. Uji Normalitas setelah Transformasi ........................................... 60
4.2.3.5. Uji Multikolinieritas Setelah Transformasi.................................. 63
4.2.3.6. Uji Heteroskedasitas Setelah Transformasi ................................ 64
4.2.4. Model Pengujian Hipotesis 1 dan 2 ................................................... 65
4.2.4.1. Model Regresi Linier Berganda ................................................... 65
4.2.4.2. Uji Signifikan Parsial (Uji-t) ........................................................ 66
4.2.4.3. Uji Signifikan Simultan (Uji-F).................................................... 68
4.2.4.4. Uji Koefesien Determinasi (R2).................................................... 69
4.2.5. Model Pengujian Hipotesis 3 dan 4 ................................................... 70
4.2.5.1 Uji Interaksi ................................................................................. 70
4.3. Pembahasan .................................................................................................. 72
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN............................................................................ 77
5.1. Kesimpulan................................................................................................... 77
5.2. Keterbatasan ................................................................................................. 78
5.3. Saran ............................................................................................................. 78
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 80
LAMPIRAN...................................................................................................................... 82

viii

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

2.1 Konsepsi Awam dan Konsepsi Ahli ........................................... 13


2.6.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu .................................................... 33
3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel……………….. 39
4.1 Hasil Uji Statistik Deskriptif....................................................... 44
4.2 Hasil Uji Validitas ..................................................................... 54
4.3 Hasil Uji Realibilitas…………………………………………… 55
4.4 Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov Test........................ 56
4.5 Hasil Uji Multikolinieritas sebelum Transformasi ..................... 59
4.6 Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov Test ........................ 63
4.7 Hasil Uji Multikolinieritas setelah Transformasi........................ 65
4.8 Hasil Uji Signifikan Parsial (uji-t) .............................................. 67
4.9 Hasil Uji Signifikan Simultan (uji-F) ......................................... 68
4.10 Uji Koefisien determinas (R2)..................................................... 69
4.11 Uji Signifikan Parsial (uji-t) Moderating .................................... 70

ix

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1 Kerangka Konseptual .................................................................. 27


4.1 Uji Normalitas sebelum Transformasi…………………………. 57
4.2 Uji Normalitas Grafik P-Plot…………………………………... 58
4.3 Scatterplot Heteroskedastisitas sebelum Transformasi .............. 60
4.4 Uji Normalitas setelah Transformasi .......................................... 62
4.5 Uji Normalitas Grafik P-Plot ...................................................... 62
4.6 Scatterplot Heteroskedastisitas setelah Transformasi................. 65

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR PUSTAKA

Ali, Mohammad dan Asrori Mohammad. 2004. Psikologi Remaja


Perkembangan Peserta Didik, Cetakan Pertama, Penerbit PT Bumi
Aksara, Jakarta.
Agustian, Ary Ginanjar. 2003. Emotional Quatlity Management, Penerbit Arga.
Jakarta
Azwar, Saifuddin, 2004. Pengantar Psikologi Intelegensi, Cetakan Keempat,
Penerbit Pustaka Belajar, Yogyakarta.
Erlina, 2011. Metodologi Penelitian, USU Press, Medan.
Ghozali, Imam, 2006.Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS,
Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Lubis, Ade Fatma, Arifin Akhmad, dan Firman Syarif, 2007.Aplikasi


SPSS(Statistical Product And Service Solutions) untuk Penyusunan Skripsi
dan Tesis , USU Press, Medan.

Mifayetty, Sri, Anita Yus, Nuraini, Rahmulyani, Edidio Hutasuhut, dan


Zulhaini, 2015. Psikologi Pendidikan, Pascasarjana Unimed, Medan.
Mubayidh, Makmun, 2006. Kecerdasan & Kesehatan Emosional Anak ( Referensi
Penting bagi Para Pendidik& orangtua, Penerbit Pustaka Al- Kautsar,
Jakarta.
Napitupulu, Ilham, 2009. “Pengaruh kecerdasan Intelektual dan Kecerdasan
Emosional Terhadap Pemahaman Pelajaran Akuntansi dengan Minat
sebagai Variabel Moderating (Studi Pada Siswa SMK Bisnis dan
Manajemen di Kota Sibolga Kelas XII Jurusan Akuntansi)”, Tesis,
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, Medan.
Jahja, Yudrik. 2011. Psikologi Perkembangan, Cetakan Pertama, Penerbit
Prenada Media, Jakarta
Halim, Abdul dan Muhammad Syam Kusuf, 2012. Akuntansi Sektor Publik,
Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Priyatno, Duwi, 2009. SPSS untuk Analisis Korelasi, Regresi, dan
Multivariate, Gava Media, Yogyakarta.
Pura, Rahman, 2012. Pengantar Akuntansi 1 Pendekatan Siklus Akuntansi,
Penerbit Erlangga, Jakarta.

80

Universitas Sumatera Utara


Rachmi, Filia. 2010. ”Pengaruh Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Spiritual, dan
Perilaku Belajar Terhadap Pemahaman Akuntansi”. Skripsi Universitas
Diponegoro.
Sarwono, Sarliti W, 2009. Pengantar Psikologi Umum, Penerbit Rajawali Pers,
Jakarta.
Shapiro, Lawrence E, 2003. Mengajarkan Emotinal Intelligence Pada Anak,
Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama.
Syarif, kemali. 2014. Perkembangan Peserta didik, Cetakan Kedua, Penerbit
Unimed Press, Medan.
Yolla,Yorika, 2010.“Pengaruh Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Intelektual,
dan Minat Membaca terhadap Pemahman Akuntansi”, Jurnal Akuntansi &
Ekonomi,Universitas Riau.
Zakiah, Farah. 2013. “Pengaruh Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosional
dan Kecerdasan Spiritual terhadap Pemahaman Akuntansi”. Jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Jember.
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, “Buku Pedoman Penulisan Skripsi dan Ujian
Komprehensif Program Strata satu (S1)”. Medan

81

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai