Anda di halaman 1dari 7

Journal of Applied Accounting and Taxation Article History

Vol. 4, No. 1, March 2019, 100-106 Received January, 2019


e-ISSN: 2548-9925 Accepted March, 2019

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat


Pemahaman Mahasiswa pada Mata Kuliah
Auditing di Politeknik Negeri Batam
Winanda Wahana Warga Dalama,* dan Sinartib
a
Manajemen Bisnis, Politeknik Negeri Batam, winanda@polibatam.ac.id, Indonesia
a
Manajemen Bisnis, Politeknik Negeri Batam, sinar@polibatam.ac.id, Indonesia

Abstract. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah kecerdasan emosional dan perilaku belajar berpengaruh terhadap
tingkat pemahaman mahasiswa dalam mata kuliah Auditing. Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh dari
responden mahasiswa Akuntansi Jurusan Manajemen Bisnis Politeknik Negeri Batam. Data yang diperoleh dianalisis
menggunakan analisis regresi dan diperoleh hasil bahwa secara parsial, variabel kecerdasan emosional dan perilaku belajar
berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap tingkat pemahaman mahasiswa dalam mata kuliah Auditing tetapi secara
simultan kedua variabel berpengaru positif dan signifikan terhadap tingkat pemahaman mahasiswa dalam mata kuliah Auditing.

Keywords: kecerdasan emosional, perilaku belajar, tingkat pemahaman mata kuliah auditing

Pendahuluan UNISSULA Semarang menemukan bahwa motivasi


dan kepribadian berpengaruh positif dan signifikan
Mata kuliah Auditing merupakan salah satu mata terhadap pemahaman Auditing sedangkan
kuliah inti dalam kurikulum Program Studi Akuntansi kemampuan komunikasi tidak berpengaruh secara
dan juga telah diterapkan di kurikulum Program Studi signifikan terhadap pemahaman mata kuliah Auditing.
Akuntansi dan Akuntansi Manajerial di Politeknik Penelitian yang dilakukan oleh Suprianto dan
Negeri Batam. Seorang lulusan akuntansi diharapkan Harryoga (2015) mengenai Faktor-faktor penentu
memiliki kemampuan selain menyusun laporan tingkat pemahaman akuntansi menemukan bahwa
keuangan juga memiliki pengetahuan tentang Audit. adanya pengaruh positif kecerdasan emosional dan
Untuk menciptakan lulusan akuntansi yang perilaku belajar terhadap tingkat pemahaman
memiliki pengetahuan yang memadai dalam bidang akuntansi tetapi budaya tidak berpengaruh positif
Auditing, diperlukan peran dosen dalam terhadap tingkat pemahaman akuntansi. Penelitian
menyampaikan mata kuliah tersebut kepada yang dilakukan oleh Nugraha (2013) mengenai
mahasiswa dalam proses belajar mengajar. Agar pengaruh kecerdasan emosional dan perilaku belajar
supaya materi Audit yang disampaikan dapat terhadap tingkat pemahaman akuntansi dengan
dipahami oleh mahasiswa, dosen harus memahami menggunakan responden mahasiswa akuntansi
faktor-faktor apa yang mempengaruhi mahasiswa agar Universitas Jember menemukan bahwa mahasiswa
dapat memahami mata kuliah Audit. yang memiliki kecerdasan emosional yang baik, dapat
Penelitian yang dilakukan Fuadiyah dan Sukesti memotivasi dirinya sendiri untuk terus belajar agar
(2013) mengenai analisis faktor-faktor yang dapat meningkatkan pemahaman tentang akuntansi
mempengaruhi mahasiswa dalam memahami mata dan bahwa perilaku belajar berpengaruh positif
kuliah Auditing studi empiris pada mahasiswa jurusan signifikan terhadap tingkat pemahaman akuntansi.
Akuntansi di Fakultas Ekonomi UNIMUS dan

*
Corresponding author. E-mail: winanda@polibatam.ac.id
W.W.W. Dalam, Sinarti | Journal of Applied Accounting and Taxation 4 (1) 100-106 101

Berdasarkan penjelasan di atas maka penulis yang keras serta dukungan dari pihak lain yang akan
tertarik untuk melakukan penelitian tentang faktor- mempengaruhi pengalaman hidup lulusan tersebut.
faktor yang mempengaruhi tingkat pemahaman mata Goleman menjelaskan bahwa kecerdasan emosi
kuliah Auditing dengan menggunakan variabel dapat didefinisikan dalam empat dimensi yaitu:
kecerdasan emosional dan perilaku belajar pada 1. Self-awareness yaitu kemampuan manusia untuk
mahasiswa Jurusan Manajemen Bisnis yang secara akurat memahami diri sendiri dan tetap
mempelajari mata kuliah Auditing. sadar terhadap emosi diri ketika emosi muncul,
termasuk tetap mempertahankan cara manusia
dapat merespons situasi tertentu dan orang-orang
Kajian Literatur tertentu di dalamnya terdapat kesadaran emosi
(emotional awareness), penilaian diri yang akurat
Kecerdasan emosional (accurate self-assessment), dan kepercayaan diri
(self confidence);
Kecerdasan adalah kemampuan kognitif pada suatu 2. Social Awareness, adalah kemampuan manusia
individu untuk memberikan alasan yang baik, belajar untuk secara tepat menangkap emosi orang lain
dari pengalaman, dan mengahadapi tuntutan hidup dan mengerti apa yang benar-benar terjadi, dapat
sehari-hari (Lahey, 2007). Chaplin (2009) diartikan memahami apa yang orang lain pikirkan
mendefinisikan kecerdasan sebagai kemampuan dan rasakan walaupun tidak merasakan yang sama,
menghadapi dan menyesuaikan diri terhadap situasi di dalamnya terdapat: empati, orientasi pelayanan
baru secara cepat dan efektif, kemampuan (service orientation), kesadaran berorganisasi
menggunakan konsep abstrak secara efektif, dan (organizational awareness);
kemampuan memahami pertalian-pertalian dan 3. Self Management, adalah kemampuan untuk
belajar dengan cepat sekali. menggunakan kesadaran emosi manusia untuk
Emosi dijelaskan oleh Chaplin (2009) sebagai satu tetap fleksibel dan secara positif mengarahkan
keadaan yang terangsang organisme. Mencakup perilaku diri manusia itu sendiri, yang berarti
perubahan-perubahan yang disadari, yang mendalam mengelola reaksi emosi manusia itu sendiri kepada
sifatnya, dan perubahan perilaku. Menurut Goleman semua orang dan situasi, di dalamnya terdapat:
(1999) emosi merupakan suatu perasaan yang kontrol emosi diri (emotional self-control), dapat
berkaitan dengan amarah, kesedihan, rasa takut, dipercaya (trustworthiness), teliti
kenikmatan, cinta, terkejut, jengkel dan malu. Dari (conscientiousness), kemampuan beradaptasi
penjelasan di atas bahwa emosi merupakan suatu (adaptability), dorongan berprestasi (achievement
tindakan, ketidakstabilan pikiran, perasaan, nafsu, drive), inisiatif;
yang tidak terkendali. 4. Relationship Management, kemampuan untuk
Salovey dan Mayer pada tahun 1997 menggunakan kesadaran emosi manusia dan emosi
mendefinisikan bahwa kecerdasan emosi melibatkan orang lain untuk mengelola interaksi yang
kemampuan untuk mengetahui, menilai, dan berhasil, termasuk berkomunikasi dengan jelas
mengeksperikan emosi secara akurat; kemampuan dan efektif untuk mengatasi konflik, yang
untuk menggunakan emosi untuk berpikir; didalamnya terdapat memajukan orang lain
kemampuan untuk memahami dan memiliki (developing others), dapat mempengaruhi
pengetahuan tentang emosi; serta kemampuan untuk (influence), komunikasi (communication),
mengelola emosi untuk mengembangkan diri manajemen konflik (conflict management), dapat
(Morgan, 2003). Goleman (1999) mendefinisikan memimpin (visionary leadership), catalyzing
bahwa kecerdasan emosi merujuk kepada kemampuan change, membangun ikatan (building bonds),
mengenali perasaan kita sendiri dan perasaan orang kerjasama dan berkolaborasi (teamwork and
lain, kemampuan memotivasi diri sendiri, dan collaboration).
kemampuan mengelola emosi dengan baik pada diri
sendiri dan dalam hubungan dengan orang lain. Perilaku belajar
Kecerdasan emosional memiliki peran lebih dari 80
persen dalam mencapai kesuksesan hidup, baik dalam Belajar di perguruan tinggi merupakan pilihan
kehidupan pribadi maupun kehidupan profesional. strategik untuk mencapai tujuan individual bagi
Untuk menjadi seorang lulusan akuntansi yang mereka yang menyatakan diri untuk belajar melalui
berkualitas, diperlukan waktu yang panjang dan usaha jalur formal. Dalam melaksanakan proses belajar
102 W.W.W. Dalam, Sinarti | Journal of Applied Accounting and Taxation 4 (1) 100-106

mengajar sebaiknya tidak terdapat kesenjangan independen, terhadap laporan keuangan yang telah
persepsi antara penyelenggara pendidikan, dosen dan disusun oleh manajemen, beserta catatan-catatan
mahasiswa. pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya, dengan
Kesenjangan persepsi dan pemahaman tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai
penyelenggara pendidikan, dosen dan mahasiswa kewajaran laporan keuangan tersebut audit
mengenai makna belajar di perguruan tinggi dapat merupakan aktivitas pemeriksaan sebuah entitas
menyebabkan proses belajar tidak berfungsi dengan ekonomi, dengan cara yang objektif dan dilakukan
baik. Belajar di perguruan tinggi tidak dapat secara kritis dan sistematis. Ini merupakan salah satu
mengubah wawasan dan perilaku akademik atau syarat karakteristik seoarang auditor yang baik, di
sosial, saat mahasiswa lulus dari perguruan tinggi mana ketika melakukan audit ia akan melakukan
barangkali mereka hanya bertambah keterampilan dan secara objektif, ini berarti bahwa seorang yang
atributnya (misalnya gelar) tetapi mereka sebenarnya melakukan audit akan bekerja secara bebas dari
tidak berbeda dengan mereka yang memperoleh konflik kepentingan yang akan ia hadapi.
ketrampilan yang sama. Bila keadaan ini terjadi,
perguruan tinggi akan menjadi sekadar tempat antri Tingkat pemahaman auditing
untuk memperoleh tiket masuk ke arena belajar yang
sesungguhnya yaitu praktik di dunia nyata. Akibatnya, Paham dalam kamus besar bahasa Indonesia
kontribusi pendidikan tinggi dalam mengubah (KBBI) adalah pandai dan mengerti benar (tentang
keadaan masyarakat menjadi lebih baik dan maju akan suatu hal), pemahaman adalah proses, perbuatan
menjadi kecil walaupun mungkin tujuan individual memahami atau memahamkan. Hal ini berarti bahwa
mahasiswa yang sempit dan jangka pendek tercapai orang yang memiliki pemahaman auditing adalah
(Suwardjono, 2004). orang yang pandai dan mengerti benar tentang
Perilaku belajar mahasiswa adalah untuk dapat auditing (Nugraha, 2013). Pemahaman auditing akan
bersaing di dunia kerja dan mengubah pemikirannya diukur dengan menggunakan nilai mata kuliah
dan perilakunya lebih akademis, pada saat ia lulus Auditing.
kuliah diharapkan bertambah skill pada bidang ilmu
tertentu. Apabila seorang mahasiswa hanya dapat Hipotesis
gelar saja dan tidak paham akan bidang keilmuannya,
maka mahasiswa tersebut tidak dapat menjadi lebih Penelitian tentang kecerdasan emosional dan
baik dari mereka yang tidak menempuh pendidikan di perilaku belajar sangatlah penting karena mahasiswa
perguruan tinggi dan hanya akan mendapatkan gelar saat ini kesulitan dalam hal pola belajar dan motivasi
tanpa ilmu. dalam belajar. Seseorang yang memiliki kecerdasan
emosional yang baik akan berdampak positif terhadap
Auditing perilaku belajarnya, karena mahasiswa termotivasi
dan lebih mudah manghadapi tekanan yang dihadapi
Auditing merupakan salah satu mata kuliah tanpa memiliki rasa putus asa. Memiliki keterampilan
keahlian yang ada dalam kurikulum pembelajaran sosial dan mental yang kuat dapat menciptakan
akuntansi. Mata kuliah ini dianggap penting untuk akuntan profesional yang mampu bersaing di dunia
dipahami karena dapat membuka lapangan pekerjaan nyata. Seorang mahasiswa yang memiliki sehingga
yang lebih luas bagi lulusan akuntansi. Saat ini telah diharapkan akan lebih mudah dalam memahami
banyak berdiri perusahaan perseorang atau auditing. Berdasarkan penjelasan tersebut, hipotesis
persekutuan yang bergerak di bidang akuntansi dan yang akan diuji adalah:
auditing yaitu Kantor Akuntan Publik (KAP) maupun H1: Kecerdasan emosional berpengaruh positif
Kantor Jasa Akuntan (KJA). terhadap tingkat pemahaman auditing
Menurut A Statement of Basic Auditing Concepts, H2: Perilaku belajar berpengaruh positif terhadap
(ASOBAC), auditing adalah suatu proses sistematik tingkat pemahaman auditing
untuk menghimpun dan mengevaluasi bukti secara
H3: Kecerdasan emosional dan perilaku belajar
objektif mengenai asersi tentang berbagai tindakan
atau kejaidan ekonomi untuk menentukan tingkat secara bersama–sama berpengaruh positif
kesesuaian antara asersi tersebut. Menurut Agoes terhadap terhadap tingkat pemahaman auditing
(2004), auditing adalah suatu pemeriksaan yang
dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh pihak yang
W.W.W. Dalam, Sinarti | Journal of Applied Accounting and Taxation 4 (1) 100-106 103

Metode Penelitian Empati 10 3 7


Kemampuan 10 4 6
Definisi operasional variabel yang dipakai dalam Sosial
Kebiasaan 5 2 3
penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 1. Mengikuti
Pelajaran
Tabel 1 Kebiasaan 5 3 2
Definisi Operasional Variabel Membaca Buku
Variable Indikator Skala Kunjungan Ke 5 3 2
Tingkat Tingkat pemahaman mahasiswa Rasio Perpustakaan
Pemahaman terhadap Auditing yang diteliti Kebiasaan 5 1 4
Auditing (Y) Mengikuti Ujian
Kecerdasan Unsur di dalam kecerdasan emosional Nominal Sumber: Data Primer, Diolah (2018)
Emosional (X1) yang akan diteliti adalah Pengenalan
diri, pengendalian diri, motivasi diri, Uji Reliabilitas
empati, kemampuan sosial
Perilaku Belajar Unsur perilaku belajar yang akan Nominal
(X2) diteliti adalah kebiasaan mengikuti Hasil uji reliabilitas dapat dilihat pada Tabel 3.
pelajaran, kebiasaan membaca buku,
kunjungan ke perpustakaan, dan
kebiasan menghadapi ujian Tabel 3
Tingkat Tingkat pemahaman mahasiswa Rasio Hasil Uji Realibilitas
Pemahaman terhadap Auditing yang diteliti
Auditing (Y) Cronbach's Alpha
Sumber: data diolah Based on
Cronbach's Alpha Standardized Items N of Items
,718 ,839 71
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini Sumber: Data Primer, Diolah (2018)
adalah data primer dan data sekunder. Data primer
adalah data yang diperoleh secara langsung dari Berdasarkan uji realibilitas menggunakan
sumber asli atau pihak pertama. Data primer yang Cronbach’s Alpha diperoleh hasil perhitungan sebesar
digunakan diperoleh dengan menyebarkan kuesioner 0,839, hasil ini lebih besar dari pada 0,82 ini dapat
ke mahasiswa Politeknik Negeri Batam. Data disimpulkan bahwa data yang didapat dari hasil
sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner tingkat pemahaman akuntansi, kecerdasan
nilai mata kuliah Auditing mahasiswa. emosional, dan perilaku belajar dinyatakan realibel,
Populasi penelitian ini adalah seluruh mahasiswa karena hasil perhitungan (0,839) > koefisien (0,82).
Politeknik Negeri Batam yang masih aktif.
Pengambilan sampel adalah dengan cara Uji Asumsi Klasik
menggunakan metode purposive sampling dengan
kreteria sampel penelitan adalah Mahasiswa Hasil uji asumsi klasik untuk uji normalitas
Politeknik Negeri Batam Jurusan Manajemen Bisnis diperoleh tingkat signifikansi dari kecerdasan
yang sudah mengambil mata kuliah Auditing, belum emosional sebesar 0,195 dan signifikansi dari perilaku
lulus sidang skripsi atau tugas akhir, dan tidak sedang belajar sebesar 0,064. Tingkat signifikan kecerdasan
cuti. Berdasarkan kriteria di atas maka jumlah sampel emosional (0,195) > 0,05, ini menunjukkan bahwa
yang dapat diambil adalah sebanyak 263 mahasiswa. data berdistribusi normal untuk kecerdasan emosional.
Tingkat signifikan perilaku belajar (0,064) > 0,05, ini
menunjukkan bahwa data berdistribusi normal untuk
Pembahasan perilaku belajar. Hasil uji multikolinearitas
menunjukkan bahwa angka VIF sebesar 1,379. Angka
Hasil uji validitas dapat dilihat pada Tabel 2. tersebut berada di antara 1 sampai dengan 10, yang
berarti bahwa di dalam data tersebut tidak ada
Tabel 2 multikolinieritas sehingga dapat digunakan dalam
Hasil Uji Validitas Pengenalan Diri
penelitian ini. Berdasarkan hasil uji heteroskeditas
Kelompok Pertanyaan Pertanyaan diperoleh tingkat signifikansi untuk kecerdasan
Pertanyaan
Pertanyaan Tidak Valid Valid
10 1 9 emosional sebesar 0,501 dan nilai signifikansi dari
Pengenalan Diri
10 4 6
perilaku belajar sebesar 0,651. Hasil dari uji
Pengendalian Diri
heteroskeditas kecerdasan emosional menunjukkan
Motivasi 10 3 7
104 W.W.W. Dalam, Sinarti | Journal of Applied Accounting and Taxation 4 (1) 100-106

bahwa variabel penelitian bebas dari Tabel 5


Hasil Uji Hipotesis 3
heteroskedastisitas hal ini dibuktikan dengan hasilnya
lebih besar dari 0,05. Hasil uji heteroskedastisitas Model Sum of df Mean F Sig.
perilaku belajar menunjukkan bahwa tidak terdapat Squares Square
1 Regression .815 2 .407 4.015 .010a
heteroskedastisitas hal ini dibuktikan dengan hasilnya Residual 13.294 131 .101
lebih besar dari 0,05. Hasil uji autokorelasi dengan Total 14.109 133
menggunakan Durbin-Watson test, diperoleh angka
sebesar 1,832. Berdasarkan jumlah sample (n=134), Berdasarkan hasil uji F didapat bahwa signifikan
jumlah variabel (k=2) dan nilai signifikan sebesar 5%, sebesar 0,01. Hasil ini lebih kecil dari nilai signifikan
didapat nilai dL dan dU, yakni sebesar 1,70282 dan sebesar 0,05, yang berarti bahwa secara bersama-sama
1,73286. Nilai tersebut dibandingkan dengan hasil uji variabel kecerdasan emosional dan variabel perilaku
DW statistic (1,832), dengan hasil: dU (1,73286) < belajar berpengaruh positif signifikan terhadap tingkat
DW statistic (1,832) < 4-dL (4-1,70282=2,29718). pemahaman Auditing.
Hasil ini menunjukkan bahwa DW statistic (1,832) di Berdasarkan uji hipotesis diperoleh hasil penelitian
atas dU (1,73286) dan DW statistic (1,832) di bawah bahwa kecerdasan emosional berpengaruh positif
4-dL (2,29718). Hal ini menunjukkan bahwa tidak tetapi tidak signifikan terhadap pemahaman
terdapat autokorelasi di antara data penelitian atau mahasiswa dalam mata kuliah Auditing. Hasil ini
bebas dari autokorelasi. sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Trisniwati dan Suryaningsum (2003), tetapi tidak
Uji Hipotesis sesuai dengan hasil penelitian Suprianto dan Harryoga
(2015) yang menemukan adanya pengaruh positif
Hasil uji hipotesis 1 dan hipotesis 2 dengan secara signifikan antara kecerdasan emosional
menggunakan uji-t dapat dilihat pada Tabel 4. terhadap tingkat pemahaman akuntansi hasil yang
berbeda ini kemungkinan terjadi karena terdapat
Tabel 4 faktor faktor lain yang lebih dominan mempengaruhi
Hasil Uji Hipotesis 1 dan Hipotesis 2 mahasiswa dalam memahami mata kuliah yang
Model Unstandardized Standardized berasal dari dalam diri mahasiswa itu sendiri seperti
Coefficients Coefficients intelligence quotient (IQ) atau kecerdasan intelektual
Std.
B Error Beta t Sig.
dan juga faktor eksternal seperti bagaimana dosen
1 (Constant) 2,747 ,266 10,347 ,000 melaksanakan pembelajaran di dalam kelas, kondisi
Kecerdasan ,003 ,002 ,146 1,465 ,145 kelas, permasalahan yang dihadapi oleh mahasiswa.
Emosional Penelitian ini juga menemukan bahwa perilaku
Perilaku ,009 ,007 ,129 1,298 ,196 belajar berpengaruh positif tetapi tidak signifikan
Belajar
terhadap tingkat pemahaman mahasiswa dalam mata
kuliah Auditing. Hal ini terjadi kemungkinan karena
Berdasarkan hasil uji-t untuk hipotesis pertama,
kebiasaan membaca buku yang masih rendah,
diperoleh tingkat signifikan variabel X1 (kecerdasan
mahasiswa jarang melakukan persiapan seperti belajar
emosional) sebesar 0,145. Hasil ini lebih besar dari
sebelum masuk kelas, dan terkait kunjungan ke
nilai signifikan 0,05 sehingga H1 tidak dapat
perpustakaan, mahasiswa mungkin lebih memilih
didukung, yang berarti bahwa kecerdasan emosional
untuk mengakses e-book atau menggunakan e-
berpengaruh positif tapi tidak signifikan terhadap
learning untuk belajar. Hasil penelitian ini berbeda
pemahaman mahasiswa dalam mata kuliah Auditing.
dengan hasil penelitian yang dilakukan Suprianto dan
Hasil uji-t untuk hipotesis 2, diperoleh tingkat
Harryoga (2015) yang menemukan adanya pengaruh
signifikan variabel X2 (perilaku belajar) sebesar
signifikan perilaku belajar terhadap tingkat
0,196, hasil ini lebih besar dari nilai signifikansi 0,05,
pemahaman akuntansi.
ini menandakan bahwa H2 tidak dapat didukung. Hal
Pengujian hipotesis ketiga memberikan hasil bahwa
ini berarti bahwa cara belajar mahasiswa berpengaruh
variabel kecerdasan emosional dan perilaku belajar
positif tetapi tidak signifikan terhadap tingkat
secara bersama-sama berpengaruh positif terhadap
pemahaman mahasiswa dalam mata kuliah Auditing.
tingkat pemahaman mahasiswa dalam mata kuliah
Hasil uji hipotesis 3 dengan menggunakan uji F
Auditing, artinya kecerdasan emosional dan perilaku
dapat dilihat pada Tabel 5.
budaya saling mendukung dalam memberikan
pengaruh positif terhadap tingkat pemahaman
W.W.W. Dalam, Sinarti | Journal of Applied Accounting and Taxation 4 (1) 100-106 105

mahasiswa. Selain kedua variabel ini, masih terdapat Departemen Pendidikan Nasional. (2001). Kamus Besar Bahasa
faktor lain yang mungkin berpengaruh seperti Indonesia, Edisi Kertiga. Jakarta: Balai Pustaka.
lingkungan belajar, ketersediaan lapangan kerja. Fuadiyah, E. and Sukesti, F., (2013). Analisis Faktor-Faktor yang
Batam masih dianggap sebagai wilayah yang memiliki Mempengaruhi Mahasiswa dalam Memahami Mata Kuliah
Auditing (Studi Empiris pada Mahasiswa Jurusan Akuntansi di
cukup banyak lapangan pekerjaan sehingga motivasi
Fakultas Ekonomi UNIMUS dan UNISSULA Semarang). Fakultas
untuk memahami suatu keahlian tertentu secara tekun Ekonomi Universitas Muhammadiyah Semarang, Semarang:
masih kurang karena adanya anggapan, tanpa perlu Universitas Muhammadiyah Semarang.
bersusah payah, lapangan pekerjaan bisa diperoleh,
Krismiaji. (2015). Sistem Informasi Akuntasi. Yogyakarta: UPP
perguruan tinggi lebih ke cara untuk memperoleh AMP YKPN.
pengakuan secara formal atas tingkat pendidikan yang
Marketeers Editor. (2015). Menghadapi MEA, Akuntan Indonesia
diperoleh. Perlu Berbenah http://marketeers.com/hadapi-mea-akuntan-
indonesia”.-perlu-berbenah/ diakses pada tanggal 11 Februari 2018.
Marita, Suryaningsum, S., & Shaalih, H. N. (2006). Kajian Empiris
Kesimpulan Atas Perilaku Belajar dan Kecerdasan Emosional Dalam
Mempengaruhi Stres Kuliah Mahasiswa Akuntansi. Simposium
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh Nasional Akuntansi 6. Padang.
kecerdasan emosional dan perilaku belajar terhadap Melandy, R., & Aziza, N. (2006). Pengaruh Kecerdasan Emosional
tingkat pemahaman mahasiswa dalam mata kuliah Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi, Kepercayaan Diri
Auditing. Hasil dari penelitian ini adalah secara Sebagai Variabel Pemoderasi. Simposium Nasional Akuntansi 6.
parsial kedua variabel tersebut tidak berpengaruh Padang
secara signifikan tetapi secara simultan memiliki Maryati, Sri. (2017). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat
pengaruh positif signifikan terhadap tingkat Pemahaman Akuntansi (Studi Empiris pada Mahasiswa Akuntansi
IBI Darmajaya Lampung). GEMA. Vol IX.
pemahaman mahasiswa dalam mata kuliah Auditing.
Hasil ini terjadi karena masih terdapat variabel lain Melandy, R., Widiastuti, F., & Aziza, N. (2007). Sinkronisasi
yang mungkin lebih memiliki pengaruh yang besar Komponen Kecerdasan Emosional dan Pengaruhnya Terhadap
Tingkat Pemahaman Akuntansi dalam Sistem Pendidikan Tinggi
dibandingkan kedua variabel yang diteliti baik dari
Akuntansi. Simposium Nasional Akuntansi. Makassar.
internal mahasiswa seperti kecerdasan intelektual
maupun dari eksternal mahasiswa seperti cara Nugraha, Aditya Prima. (2013). Pengaruh Kecerdasan Emosional
Dan Perilaku Belajar Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi
pembelajaran dosen di dalam kelas, lingkungan (Studi Empiris Pada Mahasiswa Akuntansi Universitas Jember).
belajar, lingkungan tempat tinggal dan lain-lain. Skripsi. Universitas Jember.
Purwanto, Erwan Agus., Sulistyastuti, D. R. (2017). Metode
Penelitian Kuantitatif: Untuk Administrasi Publik dan Masalah-
References Masalah Sosial”. Edisi Kedua.Yogyakarta: Penerbit Gava Media.
Pusat Data dan Informasi Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan
Agus Purwanto, Erwan dan Dyah Ratih Sulistyastuti. (2007). Pendidikan Tinggi. (2015). Statistik Pendidikan Tinggi 2014/2015.
Metode Penelitian Kuantitatif, untuk Administrasi Publik, dan Jakarta: Kementrian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
Masalah-masalah Sosial. Yogyakarta: Gaya Media. Republik Indonesia.
Arens, Alvin A., Elder, dan Beasley. (2008). Auditing dan Jasa Pusat Pembinaan Profesi Keuangan. (2015). Profil Akuntan Publik
Assurance Pendekatan Terintegrasi Jilid 1. Edisi 12. Jakarta: & Kantor Akuntan Publik 2014. Kementrian Keuangan Republik
Erlangga. Indonesia. Jakarta: Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan.
Arens, Alvin A., Elder, dan Beasley. (2010). Auditing and Rachmawati, Ai Rika. (2017). Indonesia Kekurangan Auditor
Assurance Services: An Intergrated Approach. Thirteenth Edition. Internal Tersertifikasi. http://www.pikiranrakyat.com/
Jakarta: Erlangga. bandungraya/2017/10/10/ indonesia-kekurangan-auditor-internal-
Audriene, Dinda. (2017). Kuartal III 2017, Investasi Asing Tembus tersertifikasi-411231. Diakses Pada Tanggal 11 Maret 2018.
Rp111 Triliun. https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/ Setiawan, Sakinah R. D. (2018). Ekonomi Indonesia 2017 Tumbuh
20171030144302-92-252163/kuartal-iii-2017-investasi-asing- 5,07 Persen, Tertinggi Sejak Tahun 2014.
tembus-rp111-triliun. Diakses pada tanggal 11 Maret 2018. https://ekonomi.kompas.com /read/2018/02/05/113820026/
Boynton, Wiliam C., Johnson, Raymond N & Walter G. Kell. ekonomi-indonesia-2017-tumbuh-507-persen-tertinggi-sejak-
(2001). Modern Auditing. 7th, Edition. New York: John Wiley & tahun-2014. Diakses pada tanggal 11 Februari 2018.
Sons, Inc. Sidik, Syahrizal. (2017). BI: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2017
Bungin, Burhan. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif, di Angka 5,05 Persen. http://www.tribunnews.com/
Komunikasi, Ekonomi, dan kebijakan Publik serta Ilmu-ilmu sosisal bisnis/2017/12/28/bi-pertumbuhan-ekonomi-indonesia-2017-di-
lainnya. Edisi Kedua, Jakarta: Kencana. angka-505-persen. Diakses pada tanggal 10 maret 2017.
106 W.W.W. Dalam, Sinarti | Journal of Applied Accounting and Taxation 4 (1) 100-106

Sujarweni, V. Wiratna. (2016). Kupas Tuntas Penelitian Akuntansi Suryaningsum, Sri, Sucahyo Heriningsih. (2005). Kajian Empiris
dengan SPSS. Pustaka Baru Press, Jogyakarta. Atas Pengaruh Kecerdasan Emosional Mahasiswa Akuntansi
Terhadap Stres Kuliah, Simposium Nasional Mahasiswa dan
Sukrisno, Agoes. (2004). Auditing (Pemeriksaan Akuntansi). Edisi
Alumni Pascasarjana Ilmu-Ilmu Ekonomi, MM UGM, Yogyakarta.
Ketiga, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta.
Suwardjono. (2004). Perilaku Belajar di Perguruan Tinggi.
Suprianto, Edy dan Harryoga, Septian. (2015). Faktor-Faktor
http://www-.suwardjono.com. Diakses pada tanggal 11 Maret 2018.
Penentu Tingkat Pemahaman Akuntansi. Jurnal Ekonomi dan
Bisnis, Vol XVIII No 3,Desember 2015.Hal 75-90. Trisnawati, Eka Indah dan Suryaningrum, Sri. (2003). Pengaruh
Kecerdasan Emosional Terhadap Pemahaman Akuntansi. Jurnal
Supranto, J. Limakrisna, Nandan. (2007). Statistika Ekonomi &
Akuntansi Manajemen. Vol. 6 No. 5, hal 1073- 1091.
Bisnis. Mitra Wacana Media, Jakarta.
Yusuf, Muri. (2014). Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif
Suryaningsum, Sri, Sucahyo Heriningsih dan Afifah Afuwah.
& Penelitan Gabungan. Jakarta: Prenadamedia Group.
(2004). Pengaruh Pendidikan Tinggi Akuntansi Terhadap
Kecerdasan Emosional Mahasiswa, SNA VII, Denpasar Bali. Daniel Goleman. (2003). Emotional Intelligence: Mengapa EQ
Lebih Penting daripada IQ. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Anda mungkin juga menyukai