Anda di halaman 1dari 22

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN KEPRIBADIAN MAHASISWA

TERHADAP PEMAHAMAN MATA KULIAH AUDITING (STUDI KASUS PADA


MAHASISWA AKTIF S1 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN
BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA)

Oleh:
Ariski Syifa S
ariski19061999@gmail.com
Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Brawijaya

Dosen Pembimbing:
Nurul Fachriyah, SE., MSA., Ak.

ABSTRAK
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk menguji
pengaruh kecerdasan emosional dan kepribadian terhadap pemahaman mata kuliah
auditing. Objek penelitian ini merupakan mahasiswa aktif Strata Satu (S1) Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang yang telah melewati dan lulus pada
mata kuliah auditing I dan auditing II. Penelitian ini menentukan sampel dengan jenis
random sampling dan teknik pengumpulan data melalui survei dengan instrument kuesioner
yang dibagikan secara daring terhadap para responden. Jumlah sampel dalam penelitian ini
sebanyak 82 responden. Teknik Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
regresi linier berganda melalui aplikasi SPSS ver 24. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa variabel kecerdasan emosional tidak memberikan berpengaruh terhadap pemahaman
mata kuliah auditing, sedangkan variabel kepribadian memberikan pengaruh terhadap
pemahaman mata kuliah auditing.

Kata kunci: Kecerdasan Emosional, Kepribadian, Pemahaman Mata Kuliah Auditing

ABSTRACT
This research is a quantitative study that aims to examine the effect of emotional
intelligence and personality on understanding of auditing courses. The object of this
research is active undergraduate (S1) students of the Faculty of Economics and Business,
Brawijaya University Malang who have passed and passed auditing I and auditing II
courses. This study determined a sample of the type of random sampling and the technique
of collecting data through a survey using a questionnaire that was distributed online to the
respondents. The data analysis technique used in this study is multiple linear regression
through the SPSS ver 24 application. The number of samples in this study were 82
respondents. The results of this study indicate that the emotional intelligence variable has
no effect on the understanding of auditing courses, while the personality variable has an
influence on the understanding of auditing courses.

Keywords: Emotional Intelligence, Personality, Understanding of Auditing Courses

PENDAHULUAN akuntansi dan keuangan telah meningkat


Pendidikan merupakan salah satu sebesar 44 persen dan diprediksi masih
pondasi dalam menciptakan generasi akan tumbuh sebesar 22 persen.
bangsa yang berkualitas. Semakin tinggi Dalam program studi akuntansi,
kualitas pendidikan di suatu Negara, mahasiswa akan mempelajari akuntansi
maka semakin tinggi pula kualitas sumber keuangan, akuntansi manajemen,
dayanya. Jenjang pendidikan terpenting akuntansi biaya, analisis laporan
yang banyak dipakai dalam dunia kerja keuangan, perpajakan, sistem informasi
adalah jenjang perguruan tinggi. Setiap akuntansi, akuntansi sektor publik,
perguruan tinggi memiliki peran strategis akuntansi pemerintahan, dan juga yang
sebagai pusat kajian, pengembangan ilmu tidak kalah pentingnya adalah mata kuliah
pengetahaun dan teknologi, serta seni. auditing. Dikutip dari Articles (2017),
Perguruan tinggi merupakan institusi auditing memberikan pengaruh besar
pendidikan yang diharapkan dapat dalam hal kebenaran dan kewajaran atas
menghasilkan lulusan dengan laporan keuangan yang dibuat oleh
kemampuan akademis pada bidang perusahaan. Awalnya, audit hanya
keilmuaan yang ditekuni. digunakan untuk menemukan kesalahan
Mahasiswa dituntut untuk dan kecurangan dalam sebuah laporan
mempunyai keterampilan teknis dan juga keuangan perusahaan. Namun seiring
memiliki kerangka pikir dan daya serta perkembangan, audit wajib dalam
sikap mental dan kepribadian tertentu, memberikan opini atas kewajaran sebuah
sehingga mempunyai wawasan luas laporan keuangan perusahaan dan
dalam menghadapi masalah di dunia dijadikan sebagai dasar pengambilan
nyata. Banyaknya jurusan kuliah pada keputusan oleh pihak yang
perguruan tinggi bukanlah persoalan, berkepentingan atau stakeholder.
salah satu jurusan yang ditawarkan di Menurut Suharyono dan Widodo
perguruan tinggi adalah jurusan (2017) mahasiswa akuntansi harus
akuntansi. Kompas.com (2020) memiliki kompetensi yang mengacu pada
menyebutkan bahwa jurusan akuntansi Standard Kompetensi Kerja Nasional
merupakan peringkat kedua dari lima Indonesia (SKKNI). Audit termasuk
jurusan yang paling dicari di tahun 2020. kompetensi utama dalam SKKNI, yaitu
Dia juga menyebutkan bahwa di tahun menjalankan proses di bidang audit yang
2020 lalu permintaan profesional berkaitan dengan informasi keuangan.
Mahasiswa yang telah mempelajari mata bersumber dari latar belakang pendidikan
kuliah audit diharapkan memiliki menengahnya. Pengetahuan akuntansi
kemampuan untuk mendapatkan mahasiswa yang berasal dari SMK/SMA
informasi terkait audit. Menurut Sahade jurusan akuntansi/IPS dinilai lebih besar
(2020) kenaikan hasil prestasi belajar apabila dibandingkan dengan mahasiswa
didominasi oleh kemandirian belajar. yang berasal bukan dari SMK/SMA
Mempelajari ilmu audit dibutuhkan jurusan akuntansi/IPS, sehingga
keseriusan dan fokus. bedampak pada tingkat pemahaman
Suharyono (2020) menyebutkan konsep dasar akuntansi, dan juga
bahwa audit mesti direncanakan sebaik berdampak pada pemahaman mata kuliah
mungkin agar dapat memeriksa laporan auditing.
keuangan suatu perusahaan dengan Faktor yang berasal dari dalam diri
optimal sehingga dapat menimbulkan rasa mahasiswa dapat bersumber dari motivasi
yakin bahwa laporan keuangan terhindar belajarnya. Mahasiswa memerlukan
dari kesalahan atau salah saji yang motivasi untuk menggerakkan atau
material. Mempelajari audit membantu menggugah dirinya agar timbul keinginan
memberikan pertanggungjawaban yang untuk melakukan sesuatu sehingga dapat
efektif dan mencegah penyalahgunaan tercapai tujuan yang diinginkan. Selain
uang di pemerintahan maupun di itu, tingkat pemahaman terhadap mata
perusahaan. Wibowo (2011) mengatakan kuliah auditing juga dipengaruhi oleh
bahwa proses kuliah auditing berkaitan intellectual quotient (IQ) dan emotional
erat dan tak terlepas dengan kebutuhan di quotient (EQ) seseorang. Goleman
dunia kerja dan dunia praktik. Ilmu audit (2002:512) berpendapat keseimbangan
merupakan dasar kompetensi yang wajib antara IQ dan EQ merupakan kunci
diterapkan kepada orang yang keberhasilan belajar siswa di sekolah. Dia
menginginkan berprofesi sebagai auditor. juga menyatakan bahwa seperangkat
Ilmu audit memiliki perspektif berbagai kecakapan khusus seperti empati, disiplin
bidang ilmu yang luas. diri, dan inisiatif mampu membedakan
Tingkat pemahaman mahasiswa, orang sukses dari mereka yang berprestasi
dalam konteks ini mengacu pada mata biasa-biasa saja, selain kecerdasan akal
kuliah auditing, dinyatakan dengan yang dapat mempengaruhi keberhasilan
seberapa mengerti seorang mahasiswa orang dalam bekerja. Ia juga berusaha
terhadap apa yang sudah dipelajari yang menemukan keseimbangan cerdas antara
dapat dilihat dari nilai yang emosi dan akal.
didapatkannya dalam mata kuliah Kepribadian mahasiswa juga
auditing. Banyak faktor yang memengaruhi tingkat pemahaman pada
memengaruhi pemahaman mahasiswa mata kuliah auditing. Kepribadian adalah
pada mata kuliah auditing. Faktor yang satu diantara variabel lain yang menjadi
berasal dari luar mahasiswa bisa indikator penentu kinerja seseorang,
dimana teori personality menjelaskan tahun 1990. Mereka (Solovey dan Mayer)
bahwa sikap seseorang dapat ditentukan mendefinisikan EQ (emotional
oleh kepribadiannya (Feist dan Feist, quotient/kecerdasan emosional) sebagai
2008). Kinerja seseorang merupakan kecerdasan emosi dalam melibatkan
cerminan dari perilakunya, dimana kemampuan untuk memahami, dan
kinerja yang baik dapat dihasilkan oleh mengeksperikan emosi secara akurat;
seseorang yang sikapnya selaras dengan kemampuan untuk menggunakan emosi
tujuan dari perusahaan. Oleh sebab itu, untuk berpikir; serta kemampuan untuk
kinerja dari individu dapat dilihat dan mengelola emosi untuk mengembangkan
ditentukan dengan kepribadiannya. diri; dan untuk berempati terhadap
Fuadiyah dan Fatmasari (2013) perasaan orang lain. Pada tahun 1995,
menyebutkan bahwa kepribadian adalah Daniel Goleman memperkenalkan teori
pola perilaku, pikiran, dan emosi yang EQ ini dalam bukunya “Emotional
unik dan relatif stabil yang dimiliki Intelligence, Why It Can More Than
individu dalam usahanya untuk IQ?”. Dia mengatakan bahwa untuk
menyesuaikan diri dan berinteraksi mencapai kesuksesan dalam pekerjaan
dengan lingkungannya. Kepribadian dibutuhkan bukan hanya "cognitive
terbentuk dari faktor keturunan maupun intelligence" tetapi juga "emotional
faktor lingkungan dalam kondisi intelligence” (Mangkunegara, 2005).
situasional. Menurut Goleman (2000:44) EQ
Penelitian ini memiliki tujuan menentukan 80% pencapaian kinerja
sebagai berikut: individu dan organisasi; sedangkan
1. Memeroleh bukti empiris tentang sisanya, 20% pencapaian kinerja
pengaruh kecerdasan emosional ditentukan oleh IQ (kecerdasan pikiran).
mahasiswa terhadap pemahaman Orang yang memiliki kecerdasan emosi
mata kuliah auditing. baik, akan mampu menggunakan otaknya
2. Memeroleh bukti empiris tentang dan kecerdasan pikiran secara optimal;
pengaruh kepribadian mahasiswa sebaliknya, orang yang kecerdasan
terhadap pemahaman mata kuliah emosinya buruk tidak mampu
auditing. menggunakan otak dan IQ dengan
optimal. Jadi dapat dikatakan bahwa
TELAAH PUSTAKA DAN kecerdasan emosionallah yang
PENGEMBANGAN HIPOTESIS menentukan penggunaan otak dan
kecerdasan pikiran.
Teori Kecerdasan Emosional Kecerdasan emosional kedalam 5
Teori mengenai kecerdasan (lima) komponen yaitu kesadaran diri,
emosional pertama kali dicetuskan oleh pengaturan diri, motivasi, empati dan
Salovey dan Mayer, psikolog dari keterampilan sosial (Goleman, 2002:513).
University of New Hampshire, pada
1. Kesadaran diri adalah mengetahui apa pandangan orang lain, menumbuhkan
yang dirasakan pada suatu saat dan hubungan saling percaya dan
menggunakannya untuk memandu menyelaraskan diri dengan berbagai
pengambilan keputusan diri sendiri. macam orang. Jika kesadaran diri
Selain itu kesadaran diri juga berarti berfokus pada pengenalan emosi
memiliki tolak ukur yang realistis atas sendiri, empati lebih berfokus pada
kemampuan diri dan kepercayaan diri pengenalan emosi orang lain.
yang kuat. Kesadaran diri tidak hanya 5. Keterampilan sosial adalah dapat
terbatas pada mengenali perasaan dan menangani emosi dengan baik ketika
mengamati diri, tetapi juga berhubungan dengan orang lain dan
menghimpun kosa kata untuk dengan tepat membaca situasi dan
perasaan dan mengetahui hubungan jaringan sosial, berinteraksi dengan
antara fikiran, perasaan, dan reaksi. lancar, menggunakan keterampilan
2. Pengaturan diri adalah menguasai untuk mempengaruhi dan memimpin,
emosi diri sedemikian sehingga dan dapat dengan cepat menyelesaikan
berdampak positif, kepada pelaksanaan perselisihan untuk bekerjasama dalam
tugas, peka terhadap kata hati dan tim. Secara lebih luas, Goleman
sanggup menunda kenikmatan sebelum menjelaskan bahwa keterampilan
tercapainya sesuatu sasaran dan sosial memiliki makna inti sebagai seni
mampu pulih kembali dari tekanan menangani emosi orang lain,
emosi. Menurut Goleman, lima mencakup beberapa kecakapan.
kemampuan pengaturan diri yang
umumnya dimiliki oleh star performer Teori Kepribadian
adalah pengendalian diri, dapat Menurut Florence Littauer
dipercaya, kehati-hatian, adaptabilitas, (2011:38) dalam bukunya yang berjudul
dan inovasi. ‘Personality Plus’, kepribadian adalah
3. Motivasi adalah menggunakan hasrat keseluruhan perilaku seorang individu
yang paling dalam untuk dengan sistem kecenderungan tertentu
menggerakkan dan menuntun pribadi yang berinteraksi dengan serangkaian
menuju sasaran serta membantu situasi.
mengambil inisiatif dan bertindak Kepribadian adalah pola sifat dan
efektif dan bertahan dalam karakteristik tertentu, yang relatif
menghadapi kegagalan dan frustasi. permanen dan memberikan, baik
Pada dasarnya ada empat kemampuan konsistensi maupun individu pada
motivasi yang harus dimiliki, yaitu; perilaku seseorang (Feist & Gregory
dorongan prestasi, komitmen, inisiatif, Feist, 2013:4).
dan optimisme. Menurut Robbins (2008:132), tipe-
4. Empati adalah memahami yang tipe kepribadian big five personality
dirasakan orang lain, mampu mengerti terdiri dari lima tipe atau faktor. Teori Big
Five pertama sekali diperkenalkan oleh 2. Conscientiousness (sifat berhati-hati)
Lewis R. Goldberg pada tahun 1981. Conscientiousness menjelaskan
Salah satu tokoh yang mengembangkan perilaku pencapaian tujuan dan
teori Big Five ini adalah Allport. Allport kemampuan mengendalikan dorongan
melakukan penelitiannya dengan yang diperlukan dalam kehidupan
bergantung pada hipotesis Lexical. Orang sosial. Individu yang memiliki dimensi
yang pertama kali mengemukakan kepribadian ini dapat diandalkan,
hipotesis ini adalah Sir Francis Galton. cenderung lebih berhati-hati,
Beliau menyatakan bahwa perbedaan bertanggung jawab, tekun dan penuh
individual yang paling penting akan pertimbangan dalam mengambil
ditandai dalam bahasa. sebuah keputusan maupun tindakan,
Selain Sir Francis Galton maupun mereka juga dapat dipercaya dan
Allport, istilah trait-deskriptif dari Allport memiliki disiplin diri yang tinggi. Sifat
dan Odbert digunakan sebagai awal kebalikan dari kepribadian ini adalah
analisis struktur kepribadian oleh individu yang cenderung kurang dapat
Raymond Cattell. Goldberg juga diandalkan dalam melakukan suatu
menyatakan bahwa Cattell adalah bapak pekerjaan, terburu-buru, tidak teratur
intelektual dari teori Big Five. Terdapat dan kurang bertanggung jawab.
beberapa istilah untuk menjelaskan 3. Extraversion (ekstraversi)
kelima faktor tersebut. Namun, di sini Extraversion ini berkaitan dengan
kita akan menyebutnya dengan istilah- tingkat keluwesan seseorang dalam
istilah berikut: berinteraksi dengan orang lain, senang
1. Openness to New Experience (terbuka bergaul, mudah bersosialisasi, hidup
terhadap hal-hal baru) berkelompok dan tegas. Sifat
Dimensi kepribadian ini kebalikan dari kepribadian ini
mengelompokkan individu (Introversion) adalah mereka yang
berdasarkan ketertarikannya terhadap pemalu, lebih senang menyendiri,
hal-hal baru dan kemauan untuk tidak periang, task-oriented, pendiam
mempelajari sesuatu yang baru. dan penakut.
Karakteristik positif individu pada 4. Agreeableness (mudah bersepakat)
dimensi ini cenderung lebih kreatif, Individu yang berdimensi
imajinatif, intelektual, penasaran dan Agreableness ini cenderung memiliki
luas dalam berpikir. Sedangkan kepribadian yang ingin menghindari
kebalikan dari dimensi ini adalah konflik dan lebih patuh dengan
individu yang cenderung konvensional individu lainnya. Selain itu juga
dan nyaman terhadap hal-hal yang berkarakteristik kooperatif, penuh
telah ada serta akan menimbulkan kepercayaan, bersifat baik, mudah
kompleksitas dari aspek mental dan memaafkan, suka membantu serta
pengalaman hidup. berhati lembut. Kebalikan dari sifat
Agreeableness ini adalah mereka yang orang yang memiliki pemahaman
tidak mudah bersepakat dengan auditing adalah orang yang pandai dan
individu lain karena suka menentang, mengerti benar tentang auditing
pendendam, kejam, mudah marah, (Nugraha, 2013).
bersifat dingin dan tidak ramah. Tingkat pemahaman auditing
5. Neuroticism (neurotisme) merupakan sejauh mana kemampuan
Neuroticism adalah dimensi untuk memahami mata kuliah auditing
kepribadian yang menilai kemampuan dari segi seperangkat pengetahuan (body
seseorang dalam menahan tekanan of knowledge) maupun dari segi proses
atau stress. Karakteristik Positif dari atau praktik. Penguasaan pengetahuan
Neuroticism disebut dengan Emotional maupun keterampilan yang
Stability (Stabilitas Emosional), dikembangkan oleh dosen. Nilai yang
individu dengan emosional yang stabil diperoleh mahasiswa mempunyai fungsi
cenderung tenang saat menghadapi ganda, yakni sebagai ukuran keberhasilan
masalah, tidak emosional, puas mahasiswa dalam mempelajari mata
terhadap diri sendiri, percaya diri, dan kuliah tersebut dan juga sebagai alat
memiliki pendirian yang teguh. evaluasi keberhasilan mata kuliah itu
Sedangkan karakteristik negatifnya sendiri.
adalah mudah gugup, depresi,
emosional, merasa tidak nyaman, Kerangka Pikir dan Pengembangan
kesedihan yang tak beralasan, tidak Hipotesis
percaya diri dan mudah berubah
pikiran.

Teori Pemahaman Auditing


Menurut Arens, Elder dan Beasley
(2015:2) auditing merupakan suatu proses
pengumpulan serta pengevaluasian
Pengaruh Kecerdasan Emosional
mengenai informasi guna menentukan
Terhadap Pemahaman Auditing
dan melaporkan derajat kesesuaian antara
Daniel Goleman mengatakan bahwa
informasi yang telah diperoleh dengan
koordinasi suasana hati adalah inti dari
kriteria yang telah ditetapkan. Audit harus
hubungan sosial yang baik. Apabila
dilakukan oleh orang yang kompeten dan
seseorang pandai menyesuaikan diri
independen. Dalam kamus besar bahasa
dengan suasana hati individu yang lain
Indonesia (KBBI), paham diartikan
atau dapat berempati, orang tersebut akan
sebagai pandai dan mengerti benar
memiliki tingkat emosionalitas yang baik
(tentang suatu hal), pemahaman adalah
dan akan lebih mudah menyesuaikan diri
proses, perbuatan memahami atau
dalam pergaulan sosial serta
memahamkan. Hal ini berarti bahwa
lingkungannya. Lebih lanjut Goleman menangkap sinyal-sinyal sosial yang
mengemukakan bahwa kecerdasan tersembunyi yang mengisyaratkan apa-
emosional adalah kemampuan lebih yang apa yang dibutuhkan orang lain sehingga
dimiliki seseorang dalam memotivasi diri, ia lebih peka terhadap perasaan orang lain
ketahanan dalam menghadapi kegagalan, dan lebih mampu untuk mendengarkan
mengendalikan emosi dan menunda orang lain sehingga mahasiswa mampu
kepuasan, serta mengatur keadaan jiwa. menerima sudut pandang orang lain serta
Dengan kecerdasan emosional tersebut lebih mudah memahami pendapat orang
seseorang dapat menempatkan emosinya lain mengenai pembelajaran auditing
pada porsi yang tepat, memilah kepuasan yang diajarkan.
dan mengatur suasana hati. Kemampuan dalam membina
Daniel Goleman menyebutkan hubungan (keterampilan sosial)
bahwa kecerdasan emosi jauh lebih merupakan suatu keterampilan yang
berperan ketimbang IQ atau keahlian menunjang popularitas, kepemimpinan
dalam menentukan siapa yang akan jadi dan keberhasilan antar sesama.
bintang dalam suatu pekerjaan, atau Keterampilan dalam berkomunikasi
dalam hal ini mengenai pemahaman mata merupakan kemampuan dasar dalam
kuliah auditing. Kesadaran diri membuat keberhasilan membina hubungan.
mahasiswa lebih waspada terhadap Mahasiswa dengan keterampilan sosial
suasana hati maupun pikiran tentang yang baik lebih mampu dalam
suasana hati, bila kurang waspada maka meyakinkan agar ide-ide mereka dapat
individu menjadi mudah larut dalam diterima orang lain serta lebih berani
aliran emosi dan dikuasai oleh emosi. mengungkapkan pendapatnya pada saat
Menjaga agar emosi yang merisaukan diskusi mengenai pembelajaran auditing.
tetap terkendali (pengaturan diri) Pernyataan tersebut didukung juga
merupakan kunci menuju kesejahteraan oleh penelitian yang dilakukan oleh
emosi. Emosi berlebihan, yang meningkat Fadjar (2016) yang menyatakan bahwa
dengan intensitas terlampau lama akan jika auditor menghadapi situasi emosi
mengoyak kestabilan mahasiswa. yang kurang baik, maka perasaan gelisah
Meraih prestasi harus dilalui dengan akan memicu stres yang mengganggu
dimilikinya perasaan motivasi yang kemampuan berpikir, berempati dan
positif dalam diri mahasiswa, sehingga berdoa. Oleh karena itu jika mahasiswa
mahasiswa lebih mudah dalam mempunyai kecerdasan emosional yang
menghadapi tantangan untuk baik maka akan meningkatkan
memecahkan masalah dan juga kemampuan dalam pemahaman mata
mahasiswa lebih optimis dalam kuliah auditing. Pemahaman mata kuliah
keberhasilannya memahami mata kuliah auditing merupakan sejauh mana
auditing. Mahasiswa yang memiliki kemampuan untuk memahami mata
kemampuan empati lebih mampu kuliah auditing dari segi seperangkat
pengetahuan (body of knowledge) Pengaruh Kepribadian Mahasiswa
maupun dari segi proses atau praktik. Terhadap Pemahaman Auditing
Nilai yang diperoleh mahasiswa Banyak penelitian dan Teori yang
mencerminkan keberhasilan mahasiswa dikemukakan oleh para ahli, salah satu
dalam mempelajari dan memahami mata teori sifat kepribadian adalah teori big
kuliah auditing. five personality, yang dikemukakan oleh
Laksmi dan Raidho (2018) seorang psikolog terkenal yaitu Lewis
melakukakan penelitian terhadap faktor- Goldberg. Teori big five personality
faktor penentu tingkat pemahaman tersebut terdiri dari lima dimensi yaitu
mahasiswa akuntansi yang didalamnya openness to new experience,
mencakup mata kuliah auditing. conscientiousness, extraversion,
Penelitian ini dimuat pada Jurnal agreeableness, dan neuroticism. Untuk
Akuntansi dan Auditing Indonesia. Hasil mempermudah mengingatnya, kita dapat
penelitian ini menyatakan kecerdasan menggunakan huruf pertama dari masing-
emosional memiliki pengaruh positif dan masing dimensi menjadi singkatan
signifikan terhadap tingkat pemahaman “OCEAN”.
akuntansi. Selain itu, kecerdasan Dimensi openness to new
emosional, kecerdasan spiritual, experience menjelaskan bahwa seseorang
kecerdasan sosial, perilaku belajar, latar sangatlah terbuka dengan hal-hal baru
belakang pendidikan menengah, dan asal yang diterimanya. Positifnya, bila
perguruan tinggi secara bersama-sama mahasiswa memiliki dimensi ini, mereka
memiliki pengaruh positif dan signifikan sangat suka terhadap hal baru dan juga
terhadap tingkat pemahaman akuntansi. berusaha untuk mempelajarinya.
Penelitian serupa yang dilakukan Mahasiswa yang memiliki dimensi
oleh Dalam dan Sinarti (2019) meneliti kepribadian conscientiousness cenderung
tentang faktor-faktor yang mempengaruhi lebih berhati-hati dalam melakukan suatu
tingkat pemahaman mahasiswa pada mata tindakan ataupun penuh pertimbangan
kuliah auditing oleh mahasiswa dalam mengambil sebuah keputusan,
Politeknik Negeri Batam. Hasil penelitian sehingga berdampak pada mahasiswa
ini menyatakan bahwa kecerdasan dalam memiliki disiplin diri yang tinggi
emosional berpengaruh positif tetapi tidak dan dapat dipercaya.
signifikan terhadap pemahaman Dimensi kepribadian extraversion ini
mahasiswa dalam mata kuliah Auditing. berkaitan dengan tingkat kenyamanan
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat seseorang dalam berinteraksi dengan
diajukan hipotesis sebagai berikut: orang lain. Mahasiswa yang mempunyai
H1: Kecerdasan Emosional berpengaruh karakteristik positif extraversion
Positif Terhadap Pemahaman Auditing cenderung lebih senang bergaul, mudah
bersosialisasi, hidup berkelompok dan
tegas. Mahasiswa yang berdimensi
agreableness cenderung lebih patuh membantu auditor dalam mengelola
dengan mahasiswa lainnya dan memiliki faktor personalnya dimana dalam hal ini
kepribadian yang ingin menghindari dapat memengaruhi auditor untuk tidak
konfilk. Karakteristik positifnya adalah memihak kepada siapapun dan berpikir
kooperatif (dapat bekerjasama), penuh secara rasional.
kepercayaan, bersifat baik, hangat dan Kepribadian setiap mahasiswa
berhati lembut serta suka membantu. sangat berpengaruh terhadap pemahaman
Sehingga berdampak pada mahasiswa mata kuliah auditing yang diperolehnya.
dalam bijaksana mempertimbangkan Pernyataan tersebut didukung oleh
keputusan dan juga lebih mudah dalam penelitian yang dilakukan Fuadiyah dan
bekerjasama dalam proses belajar Fatmasari (2013) yang meneliti tentang
mengajar yang bersifat kelompok. faktor-faktor yang mempengaruhi
Neuroticism adalah dimensi mahasiswa dalam memahami mata kuliah
kepribadian yang menilai kemampuan auditing oleh mahasiswa UNIMUS dan
seseorang dalam menahan tekanan atau UNISSULA Semarang. Penelitian ini
stress. Karakteristik positif dari menyatakan kepribadian mahasiswa
neuroticism disebut dengan stabilitas berpengaruh positif terhadap pemahaman
emosional, ialah mahasiswa dengan mata kuliah auditing.
emosional yang stabil cenderung tenang Penelitian yang dilakukan oleh
saat menghadapi masalah, percaya diri, Riswanti (2010) meneliti tentang
dan memiliki pendirian yang teguh. pengaruh kemampuan komunikasi,
Dosen harus memahami perilaku berpikir kritis, dan kepribadian terhadap
mahasiswa dengan mencoba memahami pemahaman akuntansi mahasiswa, yang
dunia persepsi atau kepribadian dalam hal ini mencakup mata kuliah
mahasiswa tersebut sehingga apabila auditing, yang dilakukan pada mahasiswa
ingin merubah perilakunya, dosen harus Akuntansi UPN ”Veteran” Jawa Timur.
berusaha merubah keyakinan atau Hasil penelitian ini menyatakan pengaruh
pandangan mahasiswa yang ada. kepribadian dengan pemahaman
Pemahaman mata kuliah auditing akuntansi adalah positif tetapi tidak
merupakan sejauh mana kemampuan signifikan (tidak nyata) atau dengan kata
untuk memahami mata kuliah auditing lain kepribadian tidak memberikan
dari segi seperangkat pengetahuan (body pengaruh terhadap pemahaman akuntansi
of knowledge) maupun dari segi proses mahasiswa. Berdasarkan uraian di atas,
atau praktik. Nilai yang diperoleh maka dapat diajukan hipotesis sebagai
mahasiswa mencerminkan keberhasilan berikut:
mahasiswa dalam mempelajari dan H2: Kepribadian Mahasiswa berpengaruh
memahami mata kuliah auditing. Pratama Positif Terhadap Pemahaman Auditing
(2020) menyebutkan teori sikap dan
perilaku ataupun kepribadian ini dapat
METODE PENELITIAN Berdasarkan perhitungan slovin
tersebut dapat diketahui jumlah sampel
Populasi dan Sampel Penelitian yang dibutuhkan sebanyak 81,9 kemudian
Populasi dalam penelitian ini adalah dibulatkan menjadi 82 sampel.
seluruh mahasiswa aktif S1 jurusan
akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jenis dan Sumber Data
Universitas Brawijaya (FEB UB) yang Jenis data yang digunakan dalam
telah mengikuti mata kuliah auditing I penelitian ini adalah data primer. Sumber
dan auditing II, yaitu yang telah melewati data primer dalam penelitian ini diperoleh
semester enam. Jumlah populasi dari responden individu, yaitu mahasiswa
mahasiswa aktif S1 jurusan akuntansi, aktif S1 jurusan akuntansi, yang sudah
FEB UB, yang telah mengikuti mata lulus dalam mata kuliah auditing I dan
kuliah auditing I dan auditing II, yaitu auditing II, FEB UB.
yang telah melewati semester enam yaitu
sebanyak 453 orang (sumber: akademik Teknik Pengumpulan Data
FEB UB tahun 2021). Metode pengumpulan data yang
Dalam menentukan sampel pada digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian ini digunakan teknik metode survei. Alat pengumpul data atau
probability sampling. Sampel dilakukan instrumen survei yang digunakan dalam
karena peneliti memiliki keterbatasan penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner
dalam melakukan penelitian baik dari segi umumnya dirancang untuk mendapatkan
waktu, tenaga, dana dan jumlah populasi sejumlah data kuantitatif. Melalui survei
yang sangat banyak, maka peneliti harus kuesioner ini nantinya akan menghasilkan
mengambil sampel yang benar-benar data primer. Kuesioner yang digunakan
representatif atau dapat mewakili. Untuk ialah kuesioner tertutup, yaitu kuesioner
menentukan jumlah sampel acak yang yang sudah terdapat pilihan jawaban di
akan digunakan pada penelitian ini, dalamnya, dan kuesioner ini akan
peneliti menggunakan rumus slovin disebarkan kepada responden secara
(Burhan Bungin, 2010:105). online/daring menggunakan Google Form
melalui aplikasi Line dan WhatsApp.
Definisi, Indikator, dan Pengukuran
Keterangan: Variabel
 n = sampel 1. Kecerdasan Emosional
 N = populasi Penelitian ini menggunakan
 e = standar error yang ditetapkan komponen kecerdasan emosional sebagai
peneliti (10%) indikator pengukuran (Lauw, Santy,dan
Sinta. 2009) berdasarkan konsep dari
Goleman (2002:513) dengan indikator
sebagai berikut:
a. Kesadaran Diri, yang terdiri dari  Ketika teman-teman saya
pernyataan: memiliki masalah, mereka
 Saya menyukai diri saya apa meminta nasehat pada saya
adanya. e. Keterampilan Sosial, yang terdiri
 Saya sering meragukan dari pernyataan:
kemampuan saya.  Saya dapat menerima kritik
 Saya mempunyai kemampuan dengan pikiran terbuka dan
untuk mendapatkan apa yang saya menerimanya bila hal itu dapat
inginkan. dibenarkan.
b. Pengaturan Diri, yang terdiri dari  Pada waktu berbicara dalam suatu
pernyataan: diskusi, saya sering salah tingkah
 Saya kurang sabar apabila karena banyak orang lain yang
menghadapi orang lain. memperhatikan.
 Demi pencapaian yang lebih  Saya mempunyai cara yang
besar, saya dapat menunda meyakinkan agar ide-ide saya
kesenangan sesaat saya. dapat diterima orang lain.
 Saya segera menyelesaikan
pekerjaan yang sudah saya 2. Kepribadian
rencanakan dengan tidak Penelitian ini menggunakan konsep
mengulur waktu. lima indikator ukuran big five personality
c. Motivasi, yang terdiri dari (Novianty dan Maria, 2019) yaitu:
pernyataan: a. Openness to New Experience
 Saya suka mencoba hal-hal baru. (terbuka terhadap hal-hal baru),
 Saya senang menghadapi yang terdiri dari pernyataan:
tantangan untuk memecahkan  Saya sering mencoba makanan
masalah. baru dan makanan asing buat saya.
 Saya lebih banyak dipengaruhi  Saya tidak terlalu tertarik untuk
perasaan takut gagal dari pada mendalami lingkungan disekitar
harapan yang sukses. saya atau sifat manusia disekitar
d. Empati, yang terdiri dari saya.
pernyataan:  Saya tertarik dengan hal-hal yang
 Saya biasanya dapat mengetahui saya temukan pada seni dan alam.
bagaimana perasaan orang lain b. Conscientiousness (sifat berhati-
terhadap saya. hati), yang terdiri dari pernyataan:
 Sulit bagi saya memahami sudut  Saya menjaga barang yang saya
pandang orang lain. miliki agar terjaga rapih dan
bersih.
 Saya sepertinya tidak bisa adalah orang yang pandai dan mengerti
mengorganisir sesuatu. benar tentang auditing. Penelitian ini
 Saya cukup pandai untuk diukur dengan melihat nilai mata kuliah
menyelesaikan pekerjaan tepat auditing I dan auditing II.
waktu.
c. Extraversion (ekstraversi), yang Metode Analisis Data
terdiri dari pernyataan: Hipotesis dalam penelitian ini diuji
 Saya senang berbicara dengan dengan menggunakan model regresi
orang-orang linear berganda. Model regresi linear
 Saya sering merasa saya selalu berganda pada digunakan untuk menguji
bersemangat pengaruh kecerdasan emosional dan
 Saya pribadi yang ceria dan kepribadian mahasiswa terhadap tingkat
berjiwa tinggi pemahaman mata kuliah auditing.
d. Agreeableness (mudah Metode yang dilakukan dalam
bersepakat), yang terdiri dari penelitian ini meliputi analisis deskriptif,
pernyataan: uji validitas dan uji reliabilitas, uji asumsi
 Saya mencoba untuk menjadi klasik (uji normalitas, uji
seseorang yang bijaksana dan multikolinearitas, dan uji
mempertimbangkan keputusan heteroskedastisitas), serta uji regresi
berganda (uji koefisien determinasi, uji
 Beberapa orang menganggap saya
statistik F, dan uji statistik t). Persamaan
pribadi yang egois
untuk menguji hipotesis penelitian ini
 Saya sering masuk ke dalam
yaitu:
argumen dengan keluarga dan
Y = 2,139 + 0,032X1 + 0,106X2
rekan saya
Keterangan:
e. Neuroticism (neurotisme), yang
Y: Variabel Dependen (Pemahaman Mata
terdiri dari pernyataan:
Kuliah Auditing)
 Terkadang saya benar-benar
X1: Variabel Independen (Kecerdasan
merasa tidak berharga
Emosional)
 Bila ada hal yang salah, saya
X2: Variabel Independen (Kepribadian)
merasa kecil hati dan merasa
seperti itu lalu menyerah
HASIL PENELITIAN DAN
 Saat saya mengalami banyak
PEMBAHASAN
tekanan, terkadang saya ingin
pergi untuk meluapkan
Uji Statistik Deskriptif
Berikut ini merupakan hasil
3. Pemahaman Auditing
pengujian deskriptif dari seluruh variabel
Menurut Nugraha (2013), orang
penelitian. Dengan statistik deskriptif ini,
yang memiliki pemahaman auditing
maka akan terkumpul data-data penting
bagi sampel yang kemudian dapat dengan cara melakukan korelasi antar
dianalisis gambaran umumnya dengan skor butir pertanyaan dengan total skor
perhitungan nilai minimal, nilai konstruk atau variabel. Hasil Uji
maksimal, rata-rata (mean), dan standar Validitas:
deviasi.
 Hasil Uji Statistik Deskriptif:
Variabel X1

 Hasil Uji Statistik Deskriptif:


Variabel X2

 Hasil Uji Statistik Deskriptif:


Variabel Y Hasilnya menunjukkan masing-
masing item penyusun konstruk variabel
menunjukkan nilai corrected item total
correlation dan nilai rtabel untuk n = 82
yaitu 0,217 dengan tingkat kepercayaan
Uji Validitas dan Uji Reliabilitas 95% (tingkat kesalahan 5%). Dengan
Uji validitas digunakan untuk demikian, item-item pada masing-masing
mengukur sah atau valid tidaknya suatu konsep variabel tersebut layak digunakan
kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan sebagai alat ukur dalam pengujian
valid jika pertanyaan pada kuesioner statistik.
mampu untuk mengungkapkan sesuatu Reliabilitas sebenarnya adalah alat
yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. untuk mengukur suatu kuesioner yang
Mengukur validitas dapat dilakukan merupakan indikator dari variabel atau
konstruk. Suatu kuesioner dikatakan
reliabel atau handal jika jawaban memenuhi beberapa uji asumsi klasik. Uji
seseorang terhadap pernyataan adalah ini harus terpenuhi agar diperoleh model
konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. regresi dengan estimasi yang tidak bias
Pengukuran reliabilitas dilakukan dengan dan hasil pengujiannya dapat dipercaya
uji statistik Cronbach Alpha (a). Hasil Uji dalam memprediksi masalah penelitian.
Realibilitas:
Uji Normalitas Data
Uji normalitas digunakan untuk
menguji apakah dalam model regresi,
variabel pengganggu atau residual
memiliki distribusi normal. Jika
signifikansi > 0,05 maka distribusi data
bisa dikatakan normal. Hasil Uji
Normalitas Kolmogrov Smirnov

Berdasarkan tabel di atas, diperoleh


bahwa nilai signifikansi Kolmogorov-
Smirnov (Z) sebesar 0,200. Oleh karena
nilai signifikansi lebih besar dari pada
alpha (5%), maka dapat disimpulkan
bahwa data berdistribusi normal. Dengan
Hasil tersebut menunjukkan demikian uji asumsi normalitas terpenuhi
masing-masing variabel yang dalam model regresi dalam penelitian.
menunjukkan nilai Alpha yang berada
diatas nilai 0,6. Dengan demikian, Uji Multikolinearitas
masing-masing konsep variabel tersebut Uji multikolinearitas dilakukan
adalah reliabel sehingga layak digunakan untuk menguji apakah pada model regresi
sebagai alat ukur dalam pengujian ditemukan adanya korelasi yang
statistik. sempurna ataumendekatisempurna antar
variabel independen. Pada model regresi
Uji Asumsi Klasik yang baik seharusnya tidak terjadi
Suatu model regresi linear dapat korelasi yang sempurna atau mendekati
dikatakan baik ketika model tersebut
sempurna diantara variabel independen. Uji Regresi Linier Berganda
Hasil uji multikolinearitas: Berdasarkan hasil analisis regresi
linier berganda yang telah dilakukan
setelah lulus uji asumsi klasik
menggunakan program SPSS 22,
didapatkan hasil sebagai berikut :
Hasil Uji multikolinieritas antar
variabel bebas menunjukkan bahwa Hasil Persamaan Regresi
Variance Inflation Factor (VIF) masing-
masing variabel bebas tidak lebih dari 10
yaitu sebesar 3,224. Nilai Tolerance tidak
kurang dari 0,1 yaitu sebesar 0,310.
Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa seluruh variabel tidak terjadi Berdasarkan pengujian yang
multikolinieritas dalam model regresi dilakukan pada tabel hasil uji t diketahui
tersebut. bahwa persamaan regresi dari penelitian
ini adalah :
Uji Heterokedastisitas Y = 2,139 + 0,032X1 + 0,106X2
Uji heteroskedastisitas dilakukan
untuk menguji apakah pada model regresi Uji Koefisien Determinasi
terjadi ketidaksamaan variance dari Uji koefisien determinasi dilakukan
residual pengamatan yang satu dengan untuk menguji seberapa tinggi
pengamatan lainnya. Model regresi yang kemampuan model regresi dalam
baik adalah model regresi yang tidak menerangkan variasi dalam variabel
terjadi heteroskedastisitas atau disebut dependen. Hasil pengujian koefisien
homosksdatisitas. Hasil uji determinasi ditunjukkan pada tabel
heterokedastisitas: berikut :

Berdasarkan tabel di atas terdapat Berdasarkan tabel 4.11, angka


masing-masing variabel independen adjusted R Square adalah 0,539. Angka
diperoleh nilai signifikansi. Nilai tersebut mengandung arti bahwa variabel
signifikansi untuk semua variabel > 5%, X1 (kecerdasan emosional) dan variabel
sehingga kesimpulan dari pengujian ini X2 (kepribadian) secara simultan
adalah tidak terjadi adanya berpengaruh terhadap variabel Y
heteroskedastisitas. (pemahaman mata kuliah auditing)
sebesar 53,9%. Sedangkan sisanya (100%
- 53,9% = 46,1%) dipengaruhi oleh 1. Variabel kecerdasan emosional
variabel lain di luar persamaan regresi ini mahasiswa berpengaruh positif
atau variabel yang tidak diteliti. terhadap pemahaman mata kuliah
auditing. Hasil analisis uji t pada
Uji Statistik F tabel 4.12 untuk variabel
Uji statistik F dilakukan untuk kecerdasan emosional diperoleh
menguji model regresi yang digunakan nilai thitung (1,258) < ttabel (1,664)
layak dan apakah seluruh variabel dengan nilai signifikan sebesar
independen yang dimasukkan ke dalam 0,212 berarti lebih besar dari 0,05,
model memiliki pengaruh secara simultan maka hal ini menunjukkan bahwa
terhadap variabel dependen. Hasil dari uji pengaruh kecerdasan emosional
signifikansi simultan atau uji statistik F berpengaruh positif tetapi tidak
ditunjukkan pada tabel di bawah ini : signifikan terhadap pemahaman
mata kuliah auditing mahasiswa
atau dengan kata lain Hipotesis 1
ditolak. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa pemahaman
Berdasarkan data pada tabel di atas, mata kuliah auditing mahasiswa
diperoleh nilai Fhitung (48,804) > Ftabel tidak dapat dipengaruhi secara
(0,051), maka, variabel independen secara signifikan oleh kecerdasan
simultan berpengaruh secara signifikan emosional.
terhadap variabel dependen. 2. Variabel kepribadian mahasiswa
berpengaruh positif terhadap
Uji Statistik t pemahaman mata kuliah auditing.
Uji statistik t dilakukan untuk Hasil analisis uji t pada tabel 4.12
menunjukkan seberapa besar pengaruh untuk variabel kecerdasan
satu variabel independen secara parsial emosional diperoleh nilai thitung
dalam menerangkan variasi variabel (4,390) > ttabel (1,664) dengan nilai
dependen. Hasil pengujian uji signifikansi signifikan sebesar 0,000 berarti
parameter individual atau uji t dapat lebih kecil dari 0,05 maka hal ini
dilihat pada tabel berikut : menunjukkan bahwa kepribadian
dapat dipengaruhi secara
signifikan oleh pemahaman mata
kuliah auditing mahasiswa atau
dengan kata lain Hipotesis 2
diterima. Hal ini dapat
Berdasarkan tabel di atas dapat
diintrepretasikan bahwa semakin
disimpulkan bahwa : baik kepribadian seorang
mahasiswa maka akan semakin
baik pemahaman mata kuliah
auditingnya. Pengaruh Kepribadian Terhadap
Tingkat Pemahaman Mata Kuliah
Analisis Hasil Pembahasan Auditing
Hasil penelitian ini menunjukan
Pengaruh Kecerdasan Emosional bahwa variabel kepribadian memberikan
Terhadap Tingkat Pemahaman Mata pengaruh terhadap pemahaman mata
Kuliah Auditing kuliah auditing. Dari data yang diperoleh,
Hasil penelitian ini tidak dapat disimpulkan jika dalam hal
mendapatkan hubungan yang signifikan openness to new experience, mahasiswa
antara kecerdasan emosional dengan sangat suka terhadap hal baru dan juga
pemahaman mata kuliah auditing. Hal berusaha untuk mempelajarinya. Selain
tersebut mengindikasikan bahwa itu jika dalam hal conscientiousness,
kecerdasan emosional yang dimiliki mahasiswa cenderung lebih berhati- hati
mahasiswa sudah baik, tetapi kecerdasan dalam melakukan suatu tindakan ataupun
emosional yang dipunyai mahasiswa penuh pertimbangan dalam mengambil
tersebut tidak memberikan pengaruh sebuah keputusan. Dalam hal
terhadap pemahamannya pada mata extraversion, mahasiswa lebih mudah
kuliah auditing. Sehingga dapat dalam berinteraksi dengan orang lain dan
disimpulkan bahwa pemahaman mata memiliki semangat yang tinggi dalam
kuliah auditing bukan hanya dinilai dari mempelajari mata kuliah auditing.
kecerdasan emosional yang mencakup; Selanjutnya dalam hal agreeableness,
pengenalan diri, pengaturan diri, mahasiswa cenderung lebih kooperatif
motivasi, empati, dan keterampilan sosial dengan mahasiswa lainnya dan memiliki
saja, melainkan juga dibutuhkan hal kepribadian yang ingin menghindari
lainnya yang mungkin tidak diteliti di konflik. Terakhir dalam hal neuroticism
variabel penelitian ini. Hal ini mahasiswa memiliki emosional yang
dikarenakan ukuran dari pemahaman stabil cenderung tenang saat menghadapi
mata kuliah auditing umumnya masalah, percaya diri, dan memiliki
merupakan ukuran kognitif, sehingga efek pendirian yang teguh.
dari kecerdasan emosional jarang sekali Penelitian ini mendukung penelitian
terkait langsung dengan aspek kognitif yang dilakukan oleh Fuadiyah dan
dari pendidikan. Fatmasari (2013) yang menyatakan
Penelitian ini mendukung penelitian bahwa kepribadian berpengaruh positif
yang dilakukan oleh Dalam dan Sinarti dan signifikan terhadap pemahaman
(2019) yang menyatakan bahwa mahasiswa dalam mata kuliah auditing.
kecerdasan emosional tidak memberikan
pengaruh terhadap pemahaman
mahasiswa dalam mata kuliah auditing.
PENUTUP tidak merata yakni kebanyakan angkatan
2017 juga menjadi keterbatasan dalam
Berdasarkan hasil penelitian ini proses penelitian skripsi ini. Hal ini
dapat disimpulkan bahwa faktor yang terjadi disebabkan oleh peneliti yang
memengaruhi pemahaman mata kuliah kurang berusaha dalam membagikan
auditing adalah kepribadian mahasiswa. kuesionernya.
Kepribadian di penelitian ini mengambil Berdasarkan keterbatasan penelitian
konsep big five personality, yang terdiri yang telah disampaikan di atas, peneliti
dari openness to new experience, memberikan saran untuk penelitian
conscientiousness, extraversion, selanjutnya, yaitu :
agreeableness, dan neuroticism. Hasil 1. Penelitian selanjutnya dapat meneliti
penelitian ini tidak berhasil menemukan tingkat pemahaman mata kuliah
pengaruh kecerdasan emosional terhadap auditing mahasiswa dengan
pemahaman mata kuliah auditing. Hal menggunakan variabel independen
tersebut mengindikasikan bahwa yang sama akan tetapi dengan
kecerdasan emosional yang dimiliki menggunakan sampel yang berbeda
mahasiswa sudah baik, tetapi kecerdasan agar mendapatkan hasil yang lebih luas
emosional yang dipunyai mahasiswa dan lebih mudah digeneralisir ke
tersebut tidak memberikan pengaruh populasi.
terhadap pemahamannya pada mata 2. Penelitian selanjutnya seharusnya
kuliah auditing. peneliti lebih berusaha dalam
Selama proses penelitian, peneliti meyebarkan kuesionernya. Seperti
menyadari bahwa terdapat beberapa meminta tolong kepada ketua angkatan
keterbatasan dalam penelitian, antara lain; di setiap angkatan untuk membantu
keterbatasan jarak yang dimiliki peneliti dalam penyebaran kuesionernya.
selama proses penelitian skripsi yang
mengharuskan dilakukannya penelitian
secara daring. Keterbatasan sampel yang
DAFTAR PUSTAKA
Abdillah, Willy dan Jogiyanto Hartono. Tingkat Pemahaman Mahasiswa
(2015). Partial Least Square (PLS): pada Mata Kuliah Auditing di
Alternatif Structural Equation Politeknik Negeri Batam.Journal of
Modeling (SEM) dalam Penelitian Applied Accounting and Taxation,
Bisnis. Yogyakarta: Penerbit C.V. 4(1), 100–106.
Andi Offset. Enggar, Y. (2020). Masuki Tahun 2020,
Aditya, M. Ridwan, dan Ahmad Basid H.. Ini 5 Jurusan dan Pekerjaan Paling
(2020). Pengaruh Persepsi, Gender Dicari. Diakses dari Kompas.com.
dan Tipe Kepribadian Mahasiswa https://edukasi.kompas.com/read/20
Terhadap Pemilihan Karir 20/01/05/20241501/masuk i-tahun-
Mahasiswa Akuntansi sebagai 2020-ini-5-jurusan-dan-pekerjaan-
Akuntan Publik (Studi Kasus pada paling-dicari?page=all
Mahasiswa Akuntansi Universitas Fadjar, M. Arif Fauzan. (2016). Pengaruh
Darma Persada). Wacana Ekonomi Kecerdasan Emosional, Kecerdasan
(Jurnal Ekonomi, Bisnis dan Spiritual, Dan Tekanan Klien
Akuntansi) Volume 19, Nomor 1, Terhadap Kualitas Audit (Studi
2020: 43 - 57. Empiris pada Kantor Akuntan
Adit, Albertus. (2021). 10 PTN Paling Publik Di Yogyakarta).
Diminati SNMPTN 2020, Siapa Feist, Jess dan Gregory Feist. (2014).
Terfavorit? Diakses dari Teori Kepribadian. Buku I. Ahli
Kompas.com bahasa Handrianto. Jakarta:
https://www.kompas.com/edu/read/ Salemba Humanika.
2021/02/16/094651071/10-ptn- Fuadiyah, E., dan Fatmasari Sukesti.
paling- diminati-snmptn-2020- (2013). Analisis Faktor-Faktor yang
siapa-terfavorit. Mempengaruhi Mahasiswa dalam
Arens, Alvin. A, Randal J. Elder, Mark S. Memahami Mata Kuliah Auditing
Beasley, Amir Abadi Jusuf. (2015). (Studi Empiris pada Mahasiswa
Auditing dan Jasa Assurance. Jilid Jurusan Akuntansi di Fakultas
1. Edisi Keduabelas. Jakarta: Ekonomi UNIMUS dan
Salemba Empat. UNISSULA Semarang). Fakultas
Bungin, Burhan. (2010). Metodologi Ekonomi Universitas
Penelitian Kuantitatif. Jakarta. Muhammadiyah Semarang.
Kencana Prenada Media Group. Semarang: Universitas
Chaplin. (2011). Kamus Lengkap Muhammadiyah Semarang.
Psikologi. Jakarta: PT Raja Gardner, H. (2012). Multiple
Grafindo Persada. Intelligences: Kecerdasan Majemuk
Dalam, W. W. W., & Sinarti. (2019). Teori dalam Praktik. Tangerang
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Selatan: Intraksara.
Ghozali, Imam. (2013). Aplikasi Analisis Novianty, Chentya. dan Maria C.
Multivariate dengan Program IBM Widiastuti. (2019). Kepribadian
SPSS. 21 Update PLS Regresi. (Big Five Personality) Sebagai
Semarang: Badan Penerbit Pemoderasi Hubungan Akuisisi
Universitas Diponegoro. Informasi dan Perilaku
Goleman, Daniel. (2000). Kecerdasan Perdagangan Saham pada Investor
Emosional: Mengapa EQ Lebih Muda di Indonesia. Media Riset
Penting Daripada IQ. Jakarta: PT. Bisnis & Manajemen , Vol. 19 No.
Gramedia Pustaka Utama. 2, September 2019 : 82 - 94
Goleman, Daniel. (2002). Emotional Nugraha, Aditya Prima. (2013). Pengaruh
Intelligence (terjemahan). Jakata: Kecerdasan Emosional Dan
PT Gramedia PustakaUtama. Perilaku Belajar Terhadap Tingkat
Harususilo, Yohanes Enggar. (2020). Pemahaman Akuntansi (Studi
Pengumuman SBMPTN 2020, Ini Empiris Pada Mahasiswa Akuntansi
10 PTN dengan Peminat Universitas Jember). Skripsi.
Terbanyak. Diakses dari Universitas Jember.
Kompas.com. Pratama, Dimas Aditya. (2020). Pengaruh
https://www.kompas.com/edu/read/ Kecerdasan Emosional, Kecerdasan
2020/08/14/152451771/pengumuma Intelektual, dan Kecerdasan
n- sbmptn-2020-ini-10-ptn-dengan- Spiritual Terhadap Kualitas Audit
peminat-terbanyak?page=all. pada Kantor Akuntan Publik Kota
Henry, P. Mussen. (1994). Perkembangan Medan. Skripsi. Universitas
dan Kepribadian Anak. Jakarta: Muhammadiyah Sumatera Utara.
Arcan. Littaurer, Florence. (2011). Riswanti, Hanum A. (2010). Pengaruh
Personality Plus. Tangerang: Kemampuan Komunikasi, Berpikir
KARISMA Publishing Group. Kritis, Dan Kepribadian Terhadap
Mangkunegara, Anwar Prabu. (2005). Pemahaman Akuntansi Mahasiswa
Perilaku dan Budaya Organisasi. (Studi Kasus Pada Mahasiswa
Bandung: Refika Aditama. Akuntansi UPN "Veteran" Jawa
Melandy, Rissyo,dan Nurna Aziza. Timur). Jawa Timur: Universitas
(2006). Pengaruh Kecerdasan Pembangunan Nasional "Veteran"
Emosional Terhadap Tingkat Jawa Timur.
Pemahaman Akuntansi, Robbins, Stephen P, dan Timothy A.
Kepercayaan Diri Sebagai Variabel Judge. (2008). Perilaku Organisasi.
Pemoderasi. Simposium Nasional Ahli bahasa Diana Angelica, Ria
Akuntansi – IX Padang. Cahyani dan Abdul Rosyid. Jakarta
Mulyadi. (2002). Auditing, Buku 1. : PT Salemba Empat.
Jakarta: Salemba Empat Sahade, S. (2020). Kemandirian dan
Motivasi Belajar Siswa Terhadap
Prestasi Belajar Program Keahlian Umar, H. (2008). Desain Penelitian
Akuntansi Di SMK Negeri 1 Akuntansi Keperilakuan. Jakarta:
Sidenreng Rappang. JEKPEND: PT Raja Grafindo Persada.
Jurnal Ekonomi dan Pendidikan, Wibowo, E. (2011). Analisis
3(2), 21-28. Pembelajaran Mata Kuliah Auditing
Santoso, Singgih. (2012). Panduan (Kompetensi Dalam Auditor
Lengkap SPSS Versi 20. Jakarta: Judgment). MAKSIMUM, 1(2).
PT Elex Media Komputindo. Wiyono, G. (2011). Merancang Penelitian
Sekaran, Uma, & Bougie, R. (2016). Bisnis dengan Alat Analisis SPSS
Research Methods or Business 7th dan SmartPLS. Cetakan Pertama.
edition. United Kingdom: Penerbit Yogyakarta: Unit Penerbit dan
Wiley. Percetakan STIM YKPN.
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Zaviera, F., dan Rismasophie. (2007).
Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Teori Kepribadian Sigmund Freud.
Bandung: Penerbit Alfabeta. Jakarta: Rineka Cipta.
Suharyono, S., & Widodo, T. (2017).
Analisis Hasil Belajar Mahasiswa
dalam Mata Kuliah Komputer
Akuntansi. Inovbiz: Jurnal Inovasi
Bisnis, 5(1), 29-35.
Suharyono, S. (2020). Evaluasi
Pembelajaran Mata Kuliah Audit.
Pada Mahasiswa Politeknik Negeri
Bengkalis. JEKPEND: Jurnal
Ekonomi dan Pendidikan 4 (1), 48-
55.
Tjun Tjun, Lauw. Santy, Sinta. (2009).
Pengaruh Kecerdasan Emosional
Terhadap Pemahaman Akuntansi
Dilihat dari Perspektif Gender.
Jurnal Akuntansi Vol 1 No 2
November: 101-118 hal112.
Umam, K. (2017). Pentingnya Audit Bagi
Perusahaan. Diakses dari
Articles.
https://jtanzilco.com/blog/detail/682
/slug/pentingnya-audit-bagi-
perusahaan

Anda mungkin juga menyukai