ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh kecerdasan intelektual, kecerdasan
emosional, kecerdasan spiritual, dan kecerdasan finansial secara parsial dan simultan terhadap
pemahaman akuntansi. Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan responden
berjumlah 170 mahasiswa akuntansi pada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya dari
angkatan 2017 & 2018. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial
kecerdasan intelektual tidak berpengaruh terhadap pemahaman akuntansi dengan nilai
signifikansi sebesar 0,201 > 0,05 dan nilai t hitung sebesar 1,284 < 1,975, kecerdasan emosional
berpengaruh terhadap pemahaman akuntansi dengan nilai signifikansi sebesar 0,013 < 0,05 dan
nilai t hitung sebesar 2,501 > 1,975, kecerdasan spiritual tidak berpengaruh terhadap pemahaman
akuntansi dengan nilai signifikansi sebesar 0,516 > 0,05 dan nilai t hitung sebesar -0,651 <
1,975, kecerdasan finansial tidak berpengaruh terhadap pemahaman akuntansi dengan nilai
signifikansi sebesar 0,589 > 0,05 dan nilai t hitung sebesar 0,541 < 1,975. Sedangkan secara
simultan menunjukkan bahwa kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, kecerdasan
spiritual, dan kecerdasan finansial berpengaruh terhadap pemahaman akuntansi dengan nilai
signifikansi sebesar 0,000 < 0,05 dan nilai t hitung sebesar 11,819 > 2,43. Koefisien determinan
(R2) penelitian ini adalah 0,225 atau 22% yang artinya variabel kecerdasan intelektual,
kecerdasan emosional, kecerdasan spiritual, dan kecerdasan finansial memiliki pengaruh sebesar
22%, sedangkan sisanya sebesar 78% dipengaruhi oleh variabel lain.
Gambar 1.1
Kerangka konseptual
H5
Kecerdasan Intelektual (X1) H1
METODE PENELITIAN
Dalam penelitian ini menggunakan jenis data subjek dan menggunakan metode
kuantitatif. Sugiyono (2018) menjelaskan pengertian dari kuantitatif adalah menggunakan
sampel dan populasi tertentu, yang dimaksud tertentu disini ketika peneliti menggunakan
instrument penelitian saat mengumpulkan data penelitian, menggunakan statistic ketika
menganalisis data, hal tersebut bertujuan untuk menggambarkan dan mengukur hipotesis yang
sudah diputuskan. Data kuantitatif berupa daftar pertanyaan yang terdapat dalam kuisoner,
sumber data dalam penelitian yaitu data primer dan sekunder. Penelitian ini menggunakan data
primer yaitu hasil kuisoner dari responden, data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini
adalah daftar jumlah mahasiswa S1 akuntansi.
Populasi penelitian ini mengambil dari seluruh mahasiswa akuntansi yang masih aktif di
Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Sunan
Ampel Surabaya. Sugiyono (2018) menjelaskan populasi merupakan golongan yang meliputi
objek atau subjek yang mempunyai kuantitas serta karakteristik pada satu wilayah yang dipilih
peneliti untuk dijadikan penelitian dan ditarik kesimpulannya setelah diteliti.
Sedangkan untuk sampel penelitian ini mengambil sebanyak 170 mahasiswa akuntansi
pada angkatan 2017 & 2018 yang mana sudah selesai menempuh mata kuliah Pengantar
Akuntansi, Akuntansi Keuangan Menengah 1, Akuntansi Keuangan Menengah 2, Akuntansi
Keuangan Menengah Lanjutan 1, Akuntansi Keuangan Menengah Lanjutan 2, Auditing 1,
Auditing 2, dan Teori Akuntansi. Sugiyono (2018) menjelaskan sampel adalah unsur kuantitas
dan unsur karakteristik yang ada pada populasi itu sendiri.
Gambar 1.2
Populasi Sampel Jumlah
Mahasiswa Akuntansi 76
Mahasiswa Akuntansi
Angkatan 2017
UIN Sunan Ampel
Mahasiswa Akuntansi 94
Surabaya
Angkatan 2018
170
Total
Definisi variabel penelitian menurut Sugiyono (2018) merupakan apapun sesuatu yang
dibutuhkan dan sudah ditetapkan peneliti untuk dijadikan penelitian sehingga memperoleh berita
akan hal tersebut. Dalam penelitian menggunakan dua jenis variabel, yaitu independen dan
dependen. Pengertian variabel independen menurut Sugiyono (2018) adalah variabel yang
meyebabkan munculnya perubahan atau munculnya variabel terikat. Variabel yang termasuk
variabel independen yakni variabel kecerdasan intelektual yang mana terdapat 10 pertanyaan dari
skor interval 1 sampai dengan 10, variabel kecerdasan emosional yang mana terdapat 13
pertanyaan dari skor interval 1 sampai dengan 10, variabel kecerdasan spiritual yang mana
terdapat 14 pertanyaan dari skor interval 1 sampai dengan 10, dan variabel keceredasan finansial
yang mana terdapat 8 pertanyaan dari skor interval 1 sampai dengan 10. Sedangkan pengertian
variabel dependen merupakan variabel yang menjadikan sesuatu akibat, karena adanya variabel
bebas. Variabel dependen dalam penelitian ini yakni pemahaman akuntansi, yang mana terdapat
12 pertanyaan dari skor interval 1 sampai dengan 10.
Data yang digunakan penelitian ini menggunakan data primer, data primer secara khusus
dikumpulkan untuk menjawab pertanyaan penelitian (Indriantoro & Supomo, 1999:146) dalam
Made Buda (2013). Di sisi lain data primer meruapakan data pokok dalam penelitian ini yang
dikumpulkan oleh peneliti dengan metode penyebaran kuisoner. Untuk menghitung hasil
kuisoner dapat menggunakan analisi linier berganda dengan menggunakan bantuan aplikasi
SPSS. Akan tetapi harus terlebih dahulu melakukan uji kualitas data yang meliputi uji validitas
yakni untuk mengetahui apakah setiap item yang digunakan valid atau tidak, dan uji reliabilitas
yakni untuk menilai konsistensi atau dari waktu ke waktu dengan cara melakukan koefisien
Cronbach Alpa. Selanjutnya pengujian uji asumsi klasik yang meliputi uji normalitas, uji
multikolinieritas, dan uji heterokesdastisitas. Tujuan dari uji normalitas yaitu untuk mengetahui
adanya distribusi normal atau tidaknya dalam menguji model regresi dan variabel residual, cara
mengukurnya menggunakan probability plot kemudian menggunakan metode analisis grafik. Uji
multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi telah menemukan adanya
korelasi antar variabel bebas, cara menghitungnya menggunakan metode analisis nilai tolerance
dan lawannya variance inflation factor (VIF). Nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF
yang tinggi, hal itu dikarenakan VIF[= 1 /]tolerance. Sedangkan nilai cutoff merupakan nilai
tolerance yang kurang dari 0,1 atau sama dengan nilai VIF lebih dari 10, hal ini dipakai untuk
menunjukkan adanya multikolinearitas. Sedangkan tujuan dari uji heteroskedastisitas yaitu untuk
menguji apakah telah terjadi ketidaksamaan varian suatu model regresi dari residual antara satu
pengamatan dan pengamatan lain (Ghozali, 2006:106). Langkah selanjutnya melakukan uji
analisis koefisien regresi untuk menguji hipotesis dengan menggunakan uji analisis linier
berganda, uji (t), uji (f), dan koefisien determinan R2. Adapun model rumus regresi yakni
(Y=a+b1X1+b2X2+b3X3+b4X4+e).
Simpulan dari gambar 1.3 dapat diketahui bahwa penelitian ini terdistribusi normal, hal
itu dapat dilihat dari hasil uji normalitas di atas pada nilai asymp. Sig. (2-tailed) yang
menunjukkan nilai 0,981 > 0,05. Dengan hasil seperti dapat dikatakan bahwa penelitian residual
terdistribusi normal. Dan juga dapat menggunakan uji normal PP Plot Regression Standardized
residual, seperti gambar 1.4.
Gambar 1.4
Gambar 1.5
Pada gambar 1.5 menunjukkan bahwa hasil dari analisis regresi linier berganda dapat
ditulis sebagai berikut Y=49,240+0,201X1+0,369X2+(-0,066)X3+0,056X4+e. Persamaan
regresi di atas dengan memperhatikan koefisien beta maka dapat di interpretasikan sebagai
berikut :
1. Hasil uji analisis regresi menunjukkan nilai konstanta sebesar 48,240 menyatakan bahwa
jika variabel independen dianggap 0, maka tingkat pemahaman akuntansi adalah sebesar
48,240. Nilai konstanta bernilai positif.
2. Koefisien regresi kecerdasan intelektual (X1) sebesar 0,201 berarti jika setiap kenaikan
satu kesatuan kecerdasan intelektual akan diikuti kenaikan pemahaman akuntansi sebesar
0,201 dengan asumsi variabel dianggap tetap. Koefisien regresi tersebut bernilai positif.
3. Koefisien regresi kecerdasan emosional (X2) sebesar 0,369 berarti jika setiap kenaikan satu
kesatuan kecerdasan emosional akan diikuti kenaikan pemahaman akuntansi sebesar 0,369
dengan asumsi variabel dianggap tetap. Koefisien regresi tersebut bernilai positif.
4. Koefisien regresi kecerdasan spiritual (X3) sebesar -0,066 berarti jika setiap kenaikan satu
kesatuan kecerdasan spiritual akan diikuti kenaikan pemahaman akuntansi sebesar -0,066
dengan asumsi variabel dianggap tetap. Koefisien regresi tersebut bernilai negatif.
5. Koefisien regresi kecerdasan finansial (X4) sebesar 0,056 berarti jika setiap kenaikan satu
kesatuan kecerdasan finansial akan diikuti kenaikan pemahaman akuntansi sebesar 0,056
dengan asumsi variabel dianggap tetap. Koefisien regresi tersebut bernilai positif.
Hasil perhitungan uji t dengan menggunakan program SPSS 21 menunjukkan hasil
bahwa kecerdasan intelektual (X1) memiliki nilai t hitung sebesar 1,284 dengan t tabel 1,975 dan
nilai signifikan 0,201, maka kesimpulannya yaitu t hitung 1,284 < 1,975 dan nilai signifikan
0,201 > 0,05 artinya Ha ditolak yang merupakan kecerdasan intelektual tidak berpengaruh
terhadap pemahaman akuntansi. Sedangkan uji f, juga menggunakan program SPSS 21 yang
menunjukkan hasil bahwa berdasarkan analisis dpaat diketahui nilai f hitung sebesar 11,819 dan
nilai signifikan 0,000, maka nilai f hitung 11,819 > 2,43 dan nilai signifikan 0,000 < 0,05.
Simpulannya dapat dikatakan hasil uji f secara simultan variabel kecerdasan intelektual,
kecerdasan emosional, kecerdasan spiritual, dan kecerdasan finansial berpengaruh signifikan
terhadap pemahaman akuntansi. Analisis uji koefisien determinan R yakni angka koefisien
determinan Adjusted R Square adalah 0,225 bila dipresentasekan menjadi 22%. Simpulan dari
hasil diatas yaitu dapat diketahui bahwa variabel kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional,
kecerdasan spiritual, dan kecerdasan financial berpengaruh sebesar 22% terhadap pemahaman
akuntansi, sedangkan sisanya sebesar 78% dipengaruhi oleh variabel yang tidak diteliti dalam
penelitian ini.
Berdasarkan hasil olah data SPSS pada bab IV diketahui bahwa variabel kecerdasan
intelektual (X1) tidak berpengaruh terhadap pemahaman akuntansi, hal ini dibuktikan dengan
nilai signifikan 0,201 yang mana angka tersebut lebih besar dari 0,05 dan nilai t hitung sebesar
1,284 yang mana lebih kecil dari t tabel yakni 1,975. Hasil olah data penelitian ini menolak hasil
hipotesis H1, dan variabel kecerdasan intelektual memiki pengaruh sebesar 15,6% sedangkan
sisanya sebesar 78% dipengaruh oleh variabel lain.
Berdasarkan hasil olah data SPSS pada bab IV diketahui bahwa variabel kecerdasan
emosionla (X2) berpengaruh terhadap pemahaman akuntansi, hal ini dibuktikan dengan nilai
signifikan 0,013 yang mana angka tersebut lebih kecil dari 0,05 dan nilai t hitung sebesar 2,501
yang mana lebih besar dari t tabel yakni 1,975. Hasil olah data penelitian ini menerima hasil
hipotesis H2, dan variabel kecerdasan emosional memiliki pengaruh sebesar 36,1% sedangkan
sisanya sebesar 78% dipengaruhi oleh variabel lain.
Berdasarkan hasil olah data SPSS pada bab IV diketahui bahwa variabel kecerdasan
spiritual (X3) tidak berpengaruh terhadap pemahaman akuntansi, hal ini dibuktikan dengan nilai
signifikan 0,516 yang mana angka tersebut lebih besar dari 0,05 dan nilai t hitung sebesar -0,651
yang mana lebih kecil dari nilai t tabel 1,975. Hasil olah data penelitian ini menolak hasil
hipotesis H3, dan variabel kecerdasan spiritual memiliki pengaruh sebesar -07,1% sedangkan
sisanya sebesar 78% dipengaruhi oleh variabel lain.
Berdasarkan hasil olah data SPSS pada bab IV diketahui bahwa variabel kecerdasan
finansial (X4) tidak dipengaruhi terhadap pemahaman akuntansi, hal ini dibuktikan dengan nilai
signifikan 0,589 yang mana angka tersebut lebih besar dari 0,05 dan nilai t hitung sebesar 0,541
yang mana lebih kecil dari nilai t tabel 1,975. Hasil olah data penelitian ini menolak hasil
hipotesis H4, dan variabel kecerdasan finansial memiliki pengaruh sebesar 04,7% sedangkan
sisanya sebesar 78% dipengaruhi oleh variabel lain.