Anda di halaman 1dari 156

PENGARUH INSENTIF BERBASIS ANGGARAN DAN SASARAN

PROGRAM TERHADAP KINERJA PEGAWAI DINAS


PERDAGANGAN KOTA SURABAYA

SKRIPSI

Oleh :

FARIDAH LISMAWATI
NIM : G72216033

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
SURABAYA
2020

i
PENGARUH INSENTIF BERBASIS ANGGARAN DAN SASARAN
PROGRAM TERHADAP KINERJA PEGAWAI DINAS
PERDAGANGAN KOTA SURABAYA

SKRIPSI
Diajukan kepada
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Dalam Menyelesaikan Program Sarjana Strata Satu
Ilmu Akuntansi

Oleh :
Faridah Lismawati
NIM: G72216033

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya


Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Program Studi Akuntansi
Surabaya
2020

ii
PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan dibawah ini saya:


Nama : Faridah Lismawati
NIM : G72216033
Fakultas/Prodi : Ekonomi dan Bisnis Islam/ Akuntansi
Judul Skripsi : Pengaruh Insentif Berbasis Anggaran dan Sasaran
Program Terhadap Kinerja Pegawai Dinas Perdagangan Kota
Surabaya
Dengan sungguh-sungguh menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah
hasil penelitian/karya sendiri, kecuali pada bagian-bagian yang dirujuk sumbernya.

Surabaya, 8 Juli 2020


Saya Menyatakan,

Faridah Lismawati
NIM. G72216033

iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi yang ditulis oleh Faridah Lismawati NIM. G72216033 ini telah diperiksa dan
disetujui untuk dimunaqasahkan

Surabaya, 06 Juli 2020


Pembimbing,

Dr. Mustofa, S.Ag, M.E.I


NIP. 19771030200801100

iv
PENGESAHAN

Skripsi yang ditulis oleh Faridah Lismawati NIM. G72216033 ini telah di

pertahankan di depan sidang Majelis Munaqasah skripsi Program Studi Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Sunan Ampel Surabaya pada hari senin,

Tanggal 13 Juli 2020, dan dapat diterima sebagai salah satu persyaratan untuk

menyelesaikan program strata satu bidang Akuntansi.

Majelis Munaqasah skripsi

Penguji I, Penguji II,

Dr. Mustofa, S.Ag, M.E.I Noor Wahyudi, M. Kom


NIP. 197710302008011007 NIP. 198403232014031002

Penguji III, Penguji IV,

Ratna Anggraini Aripratiwi, S.E, Imam Buchori, SE, M.Si


M.S.A, Ak, CA NIP. 196809262000031001
NIP. 198905282019032014

Surabaya, 9 Juli 2020


Mengesahkan,
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Dekan,

v
Dr.H.Ah.Ali Arifin,MM
196212141993031002

ABSTRAK

Skripsi ini berjudul “Pengaruh Insentif berbasis Anggaran Dan Sasaran


Program Terhadap Kinerja Pegawai Dinas Perdagangan Kota Surabaya”
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh insentif berbasis anggaran dan
sasaran program secara parsial maupun simultan terhadap Sasaran Program.
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini
adalah pejabat fungsional yang bekerja di Dinas Perdagangan sebanyak 115 pegawai.
Ukuran sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik sensus yakni mengambil
seluruh data populasi untuk digunakan dalam penelitian ini. Metode pengumpulan
data yang digunakan adalah dengan menyebarkan kuesioner. Teknik analisis yang
digunakan adalah analisis regresi linier berganda.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Insentif Berbasis Anggaran dan
Sasaran Program memiliki pengaruh signifikan baik secara parsial maupun simultan
terhadap Kinerja Pegawai Dinas Perdagangan Kota Surabaya. Diperoleh persamaan
regresi linier berganda sebagai berikut: Y = -1,563 + 0,606Insentif berbasis anggaran
+ 0,158Sasaran program.
0,606Insentif Berbasis Anggaran + 0,158 Sasaran Program. Nilai signifikan
ditunjukkan dari nilai signifikan Insentif Berbasis Anggaran sebesar 0,000, Sasaran
Program sebesar 0,018. Nilai signifikan pada uji simultan sebesar 0,000. Dengan
adanya insentif berbasis anggaran dan sasaran program maka kinerja pegawai dinas
perdagangan kota Surabaya.
Insentif berbasis anggaran dan sasaran program secara signifikan dapat
mempengaruhi kinerja pegawai dinas perdagangan kota surabaya. oleh karena itu
diharapkan dinas perdagangan kota surabaya selalu meningkatkan sasaran program
dan tujuan organisasi untuk meningkatkan kinerja pegawai dinas perdagangan Kota
Surabaya.

vi
KATA PENGANTAR

Alhamdulilah, segala puji dan syukur penulis haturkan ke hadirat Allah SWT
yang telah melimpahkan segala nikmatNya. Shalawat dan salam selalu tercurah
kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga dan para sahabatnya serta seluruh
pengikutnya. Penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Insentif
Berbasis Anggaran Dan Sasaran Program Terhadap Kinerja Pegawai Dinas
Perdagangan Kota Surabaya” dengan lancar dan tepat waktu sebagai salah satu
persyaratan akademik untuk mendapatkan gelar Sarjana Akuntansi Program Studi
Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Sunan
Ampel Surabaya.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih atas kesempatan,
bimbingan dan dorongan serta bantuan baik moril maupun materiil kepada pihak-
pihak yang telah membantu terselesainya skripsi ini dengan baik.
Penulis juga menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-
tingginya kepada Rektor, Dekan, Kajur, Sekjur, Kaprodi, Sekprodi, Dosen Wali,
Tenaga Pendidik dan Kependidikan, serta pihak- pihak yang tidak mungkin penulis
sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu dalam penyusunan skripsi ini.
Secara khusus, penulis sampaikan terima kasih dan rasa hormat kepada Bapak
Dr. Mustofa, S.Ag, M.E.I yang dengan cara yang khas, sebagai pembimbing, berhasil
membangkitkan semangat dan kepercayaan penulis untuk mampu menyelesaikan
skripsi yang penulis rasakan sebagai pekerjaan yang tidak ringan ini.
Akhirnya buat ayah bunda yang doanya terus mengalir mengairi telaga masa
depan penulis, semoga mereka selalu dalam raungan rahmat-Nya, Amin.

Penulis

vii
DAFTAR ISI

PERNYATAAN KEASLIAN ...................................................................................... iii


PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................................ iv
PENGESAHAN .......................................................... Error! Bookmark not defined.
ABSTRAK ................................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ................................................................................................ vii
DAFTAR ISI .............................................................................................................. viii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 10
C. Tujuan penelitian .......................................................................................... 11
D. Kegunaan Hasil Penelitian ........................................................................... 11
BAB II KAJIAN PUSTAKA ..................................................................................... 13
A. Landasan Teori ............................................................................................. 13
B. Penelitian Terdahulu Yang Relevan ............................................................. 21
C. Kerangka Konseptual ................................................................................... 31
D. Hipotesis ....................................................................................................... 32
BAB III METODE PENELITIAN.............................................................................. 38
A. Jenis Penelitian ............................................................................................. 38
B. Waktu dan Tempat Penelitian ...................................................................... 39
C. Populasi dan Sampel Penelitian ................................................................... 39
D. Variabel Penelitian ....................................................................................... 40
E. Definisi Operasional ..................................................................................... 41
F. Uji Validitas dan Reliabilitas ........................................................................... 41
G. Data dan Sumber Data .................................................................................. 43
H. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................... 43
I. Teknik Analisis Data ........................................................................................ 44
BAB IV HASIL PENELITIAN .................................................................................. 49

viii
A. Deskripsi Umum Objek Penelitian ............................................................... 49
B. Analisis Data ................................................................................................ 54
BAB V PEMBAHASAN ........................................................................................... 85
A. Pengaruh Insentif Berbasis Anggaran Terhadap Kinerja Pegawai .............. 85
B. Pengaruh Sasaran Program Terhadap Kinerja Pegawai ............................... 87
C. Pengaruh Insentif Berbasis Anggaran dan Sasaran Program secara simultan
terhadap kinerja pegawai dinas perdagangan kota Surabaya. ................................. 88
BAB VI PENUTUP .................................................................................................... 91
A. Kesimpulan ................................................................................................... 91
B. Saran ............................................................................................................. 92
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 94

ix
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sejak 1 dekade ini, reformasi birokrasi indonesia sedang diterapkan secara

signifikan. Tujuan dalam penerapan ini adalah untuk menjalankan good

governance yang baik, tentunya tata tata kelola terkait kelembagaan menjadi hal

yang utama dalam pemerintah indonesia saat ini.1 Akan tetapi pada kenyataannya,

masih banyak kendala dalam menjalankan tata kelola negara di indonesia ini dan

kendala kendala ini harus diteliti lebih lanjut. Data ini diperkuat dengan data yang

disajikan di indonesia corruption watch yang disadur dari kompas.com yang

memberikan informasi bahwa 3.417 aparatur sipil negara ditetapkan sebagai

tersangka dalam kasus korupsi di Indonesia.2

Padahal aparatur sipil negara yang seharusnya bertugas untuk melayani

hak dasar masyarakat seperti pendidikan, kesehatan yang efektif dan efisien

tetapi masih terdapat pelanggaran salah satunya masih mengutip uang dalam

melancarkan pelayanan.3 Hal ini tentunya berbeda dengan tujuan pemerintah

yang

1
Pemerintah.net, “Reformasi Birokrasi”, https://pemerintah.net/reformasi-birokrasi/ (diakses pada
01/12/2019)
2
Wana Alamsyah, “kegagalan reformasi birokrasi kompas.com”,
https://nasional.kompas.com/read/2017/04/07/17595581/kegagalan.reformasi.birokrasi?page=all,
diakses pada 01/12/2019.
3
Pemerintah.net, “Reformasi Birokrasi”, https://pemerintah.net/reformasi-birokrasi/ (diakses pada
01/12/2019)

1
2

merencanakan reformasi birokrasi untuk meningkatkan tata kelola perusahaan

dan pengendalian internal perusahaan bukan untuk pengendalian secara represif

dari pemerintah.4

Kinerja aparat merupakan suatu sistem yang bertujuan membantu atasan

untuk menilai pencapaian strategi melalui ukuran financial dan non financial,

dimana kinerjanya dapat diukur dari seberapa jauh kemampuan kinerja dalam

mencapai target yang dianggarkan. Saat ini menurut Hood usaha untuk

meningkatkan kinerja pada organisasi sektor publik telah berfokus pada

penerapan praktik-praktik manajemen. Praktik-praktik manajemen kinerja

tersebut diterapkan dalam rangka meningkatkan kinerja organisasi pemerintah.5

Praktik-praktik manajemen kinerja yang diterapkan tersebut adalah penetapan

secara spesifik tujuan-tujuan yang akan dicapai, pembagian kewenangan dalam

pengambilan keputusan, dan cara mengukur serta mengevaluasi kinerja.6 Kinerja

aparat merupakan suatu sistem yang bertujuan membantu atasan untuk menilai

pencapaian strategi melalui ukuran financial dan non-financial, dimana

kinerjanya dapat diukur dari seberapa jauh kemampuan kinerja dalam mencapai

target yang dianggarkan.7

4
Ibid.,
5
R.Agusti, & Pertiwi, N. P, Pengaruh Kompetensi, Independensi dan Profesionalisme Terhadap
Kualitas Audit (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik Se Sumatera). Jurnal Ekonomi, 2016
21(03).
6
Verbeeten, F. H, Performance management practices in public sector organizations:Impact on
performance. Accounting, Auditing & Accountability Journal, 2015, 21(3), 427-454.
7
R.Agusti, & Pertiwi, N. P, Pengaruh Kompetensi, Independensi dan Profesionalisme Terhadap
Kualitas Audit (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik Se Sumatera). Jurnal Ekonomi, 2016
21(03).
3

Menurut Booner insentif dapat diartikan sebagai motivator ekstrinsik

dimana pembayaran, bonus, ataupun perspektif karir dihubungkan dengan

kinerja.8 Pada umumnya, tujuan setiap organisasi dalam merancang sistem

kompensasi sebagai insentif untuk memikat pegawai dan menahan pegawai yang

kompeten. Insentif merupakan perangsang yang menjadikan sebab

berlangsungnya kegiatan, memelihara kegiatan agar mengarah langsung kepada

satu tujuan yang lebih baik dari yang lain.9 Zurnali berpendapat bahwa insentif

merupakan suatu perangsang atau daya tarik yang sengaja diberikan kepada

karyawan dengan tujuan agar karyawan ikut membangun, memelihara dan

mempertebal serta mengarahkan sikap atau tingkah laku mereka kepada satu

tujuan yang akan dicapai perusahaan.10 Menurut peraturan menteri keuangan

nomor 114/PMK.02/2018, insentif berbasis anggaran merupakan tambahan

alokasi anggaran yang diberikan kepada kementrian negara/lembaga pada tahun

anggaran berjalan.

Pollit mengatakan bahwa Sektor publik mempunyai karakteristik yang

khusus yang membuat skema rancangan insentif cukup kompleks.11 Pertama

organsisasi sektor publik secara umum memiliki banyak stakeholder (prinsipal)

8
Bonner, S. E., Hastie, R., Sprinkle, G. B., & Young, S. M. (2015). A review of the effects of financial
incentives on performance in laboratory tasks: Implications for management accounting. Journal of
Management Accounting Research, 12(1), 19-64.
9
R. A Dubin, Estimation of regression coefficients in the presence of spatially autocorrelated error
terms. The Review of Economics and Statistics, 1988,466-474.
10
Zurnali, C. (2011). Pengaruh Pelatihan dan Motivasi terhadap Perilaku Produktif Karyawan di Divisi
Long Distance. PT Telkom, Tbk. Indonesia.
11
Pollitt, C. (2006). Performance information for democracy: The missing link? Evaluation, 12(1), 38-
55.
4

dengan berbagai tujuan. Memberikan insentif adalah kompleks untuk kondisi

seperti itu, tiap prinsipal akan menawarkan koefisien positif terhadap hal-hal

yang merupakan kepentingan masing- masing stakeholder tersebut, dan

memberikan koefisein negatif dalam dimensi lain yang bukan merupakan


12
kepentinganya. Agregat koefisien insentif marginal untuk setiap outcome

adalah menurun dengan jumlah prinsipal yang banyak.13 Sebagai hasilnya

insentif adalah lemah. Kedua beberapa dimensi dari kinerja sulit untuk diukur.

Ini adalah fakta bahwa hanya dimensi dari kinerja yang mudah untuk diukur

masuk di dalam skema insentif, yang mana mungkin dapat menjadi dampak

yang tidak diharapkan terhadap keseluruhan kinerja.14

Pemberian insentif merupakan salah satu hal pokok yang harus

diperhatikan oleh organisasi. Semangat tidaknya pegawai dapat disebabkan oleh

insentif yang diterima. Apabila karyawan tidak mendapatkan insentif yang sesuai

dengan besarnya pengorbanan dalam bekerja, maka pegawai tersebut

cenderung malas bekerja dan tidak bersemangat pada akhirnya para pegawai

bekerja semaunya tanpa ada motivasi yang tinggi. Dengan adanya pemberian

insentif yang tepat dan cara kerja yang baik maka pegawai akan mempunyai

motivasi yang tinggi untuk bekerja dan hal ini juga akan berakibat pada kinerja

pegawai yang meningkat.

12
Dixit, A. (1997). Power of incentives in private versus public organizations. The American
Economic Review, 87(2), 378-382.
13
Burgess, S., & Ratto, M. (2003). The role of incentives in the public sector: Issues and evidence.
Oxford review of economic policy, 19(2), 285-300.
14
Ibid., 2
5

Penelitian yang dilakukan oleh Verbetten pada tahun 2015 mengenai

praktik-praktik manajemen kinerja pada organisasi sektor publik dan

hubungannya dengan kinerja organisasi pada 93 organisasi sektor publik di

Belanda menunjukkan bahwa insentif sebagai proksi dalam penelitian yang

berhubungan dengan kinerja organisasi dan menghasilkan pengaruh signifikan

yang positif. Semakin besar insentif yang diberikan maka akan semakin bagus

pula kinerja yang dihasilkan oleh pegawai.15 Hal ini bertolak belakang dengan

penelitian yang dilakukan oleh Betsy yang dilakukan pada tahun 2016 mengenai

faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja organisasi sektor publik pada

pemerintah daerah kabupaten Demak memberikan bukti bahwa insentif tidak

berpengaruh terhadap kinerja pegawai di organisasi sektor publik. 16 Hal ini

menunjukkan bahwa faktor yang mempengaruhi kinerja pegawai bukan hanya

insentif.

Selain insentif terdapat faktor lain yang memengaruhi kinerja pegawai

yakni sasaran program. Menurut Rangan tahun 2015 secara teori sasaran

program diperlukan dalam rangka mencegah sumber daya dan energi organisasi

menjadi tidak terarah. Ambiguitas dan kebingungan terhadap tujuan organisasi

dapat dikurangi dengan cara mengkuantifikasi tujuan dan mengukur apakah

tujuan-tujuan tersebut dapat dicapai sehingga organisasi dapat fokus untuk

15
Verbeeten, F. H. (2015). Performance management practices in public sector organizations:Impact
on performance. Accounting, Auditing & Accountability Journal, 21(3), 427-454.
16
Betsy, J. (2016). Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja organisasi sektor publik (Studi pada
Pemerintah Daerah Kabupaten Demak). Universitas Diponegoro, Semarang.
6

mencapai misi organisasi tersebut. Apabila tujuan organisasi jelas maka hal

tersebut akan membuat kinerja organisasi atau dalam hal ini organisasi sektor

publik akan meningkat, hal ini terjadi karena sudah jelas tujuan perusahaan yang

akan dicapai oleh pegawai sehingga fokus pegawai terhadap tujuan organisasi

akan membuat kinerja pegawai pun semakin meningkat.17

Menurut Siegel pada tahun 2015 tujuan organisasi sangat dipengaruhi

oleh tujuan anggota organisasi yang dominan. Tujuan dipandang sebagai

kompromi yang kompleks yang merefleksikan kebutuhan individu yang

berbeda beda dan tujuan personal organisasi yang dominan. Tujuan organisasi

ditentukan melalui negosiasi. Proses tawar-menawar dan saling pengaruh

dibatasi oleh beragamnya partisipan dan lingkungan internal maupun

eksternal. Jika tujuan organisasi dipersepsikan sebagai cara untuk mencapai

tujuan personal atau memuaskan kebutuhan personal, maka hal ini akan

memotivasi karyawan untuk menjalankan tindakan yang diperlukan.18 Premis

yang mendasari teori penetapan tujuan adalah tujuan akan mempengaruhi apa

yang dicapai.19 Teori penetapan tujuan menyatakan bahwa seseorang yang telah

memiliki tujuan yang spesifik dan menantang akan bertindak lebih baik daripada

mereka yang bekerja dengan tujuan yang tidak jelas. Dengan demikian, teori

17
Rodgers, R., & Hunter, J. E. (1991). Impact of management by objectives on organizational
productivity. Journal of Applied Psychology, 76(2), 322.
18
Siegel, G., & Ramanauskas-Marconi, H. (1989). Behavioral accounting: South-Western Publishing
Company.
19
Seijts, G. H., Latham, G. P., Tasa, K., & Latham, B. W. (2004). Goal setting and goal orientation:
An integration of two different yet related literatures. Academy of management journal, 47(2), 227-
239.
7

penetapan tujuan menganggap bahwa adanya hubungan antara definisi sasaran

program dengan kinerja pegawai, jika manajer tahu apa yang menjadi tujuan

mereka akan termotivasi untuk berusaha lebih baik, hal ini kemudian akan

meningkatkan kinerja pegawai dari manajer tersebut.20 Tujuan yang menantang

biasanya diterapkan untuk mencapai hasil kerja atau output tertentu yang sudah

ditetapkan.21 Menurut locke dan latham menyatakan bahwa hubungan positif

antara sasaran program dengan kinerja pegawai. Locke dan Latham

mengetahui bahwa tingkat kesulitan pekerjaan (yang dihubungkan dengan

sulitnya mengukur sasaran) akan mengurangi pengaruh sasaran program dengan

kinerja pegawai.22

Menurut Ariyandi dan syarifudin yang menguji tentang praktik-praktik

manajemen kinerja pada organisasi sektor publik dan hubungannya dengan

kinerja organisasi. Peneliti mengambil sampel organisasi sektor publik yang ada

di Kota Bandung, Kabupaten Bandung, dan Kota Cimahi. Hasil penelitian

tersebut menunjukkan bahwa sasaran program berpengaruh positif terhadap

kinerja dan signifikan terhadap kinerja secara kuantitatif dan mempunyai


23
pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja kualitatif. Sesuai dengan

Goal Setting Theory yang menyatakan bahwa sasaran program bagi manajer

20
Locke, E. A., & Latham, G. P. (1990). Building a practically useful theory of goal setting and task
motivation: A 35-year odyssey. American psychologist, 57(9), 705.
21
Ibid.,
22
ibid
23
Ariyadi, Y., & Syafruddin, M. (2013). Praktik-praktik manajemen kinerja pada organisasi sektor
publik dan hubungannya dengan kinerja organisasi (studi pada satuan kerja pengelola dana apbn di
Indonesia). Fakultas Ekonomika dan Bisnis.
8

akan membantu para manajer untuk mencapai output yang di targetkan dalam

kinerja.24 Sehingga sasaran program berpengaruh secara positif terhadap kinerja.

Sasaran program akan membuat organisasi fokus terhadap apa yang harus

dicapai sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Hal tersebut membuat

kualitas yang harus dicapai oleh organisasi menjadi jelas. Sehingga sasaran

program berpengaruh secara positif terhadap kinerja secara kualitatif.25

Pemerintah kota Surabaya merupakan bagian dari sistem

penyelenggaraan pemerintah di Indonesia, yang menganut desentralisasi dan

mengurus sendiri urusan pemerintah daerahnya.26 Pemerintah kota Surabaya

merupakan merupakan organisasi yang efisien dan dengan tata kelola yang

efektif. Hal ini ditunjukan dengan data evaluasi sakip yang dimulai dari 2016

yakni sebesar 63.8, tahun 2017 sebesar 68,6 dan d tahun 2018 sebesar 70 dengan

peringkat BB.27 Kemudian untuk insentif yang diberikan kepada SKPD yang

ada di Surabaya juga cukup besar di tahun 2018 yakni bidang kesehatan fiscal

24
Locke, E. A., & Latham, G. P. (1990). Work motivation and satisfaction: Light at the end of the
tunnel. Psychological science, 1(4), 240-246
25
Ariyadi, Y., & Syafruddin, M. (2013). Praktik-praktik manajemen kinerja pada organisasi sektor
publik dan hubungannya dengan kinerja organisasi (studi pada satuan kerja pengelola dana apbn di
Indonesia). Fakultas Ekonomika dan Bisnis.
26
Tri risma harini,profil kota Surabaya, 2016 (https://surabaya.go.id/id/page/0/17683/profil-kota-
surabaya) di akses tanggal 23/01/2019
27
Syafrudin, Rapor sakip pemda wilayah II, 7 dapat A, 21 raih BB, 2019
https://www.menpan.go.id/site/berita-terkini/rapor-sakip-pemda-wilayah-ii-7-dapat-a-21-raih-bb
(diakses tanggal 23/01/2019)
9

dan keuangan daerah sebesar Rp 16.692.194, untuk bidang kesejahteraan sosial

Rp 15.549.665.28

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh insentif aparatur dan

sasaran program terhadap kinerja pegawai pada organisasi pemerintahan.

Penelitian ini dilakukan di Pemerintah kota surabaya. Dipilihnya objek

penelitian di kota surabaya karena kinerja organisasi sektor publik yang ada di

kota surabaya mengalami peningkatan, hal ini dapat dilihat dari penilaian yang

dilakukan oleh kementerian pendayagunaan aparatur negara yang setiap tahun

rutin diadakan sebagai tolak ukur baik tidaknya kinerja pemerintah provinsi dan

kabupaten atau kota. Penilaian ini disebut dengan evaluasi Sistem Akuntabilitas

Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP).

Tabel 1.1

Data SAKIP Kota Surabaya

Tahun 2016 2017 2018

Nilai 63.8 68.6 70

Sumber: https://www.menpan.go.id

Berdasarkan tabel hasil evaluasi sakip menunjukkan terjadi peningkatan

yang dialami oleh pemerintah Kota Surabaya. Pada tahun 2016 pemerintah kota

surabaya mendapatkan predikat B dengan nilai 63,8 kemudian pada tahun 2017

mendapatkan predikat B dengan nilai 68,6 yang artinya pada tahun kinerjanya baik,

28
http://www.djpk.kemenkeu.go.id/?tag=did (diakses tanggal 23/01/2019)
10

selanjutnya untuk tahun 2018 pemerintah kota surabaya mengalami peningkatan

dalam satuan kinerja pemerintahnya yakni dengan mendapatkan nilai 70 dengan

predikat BB atau sangat baik. Sehingga hal ini menunjukkan bahwa kinerja

pemerintah kota surabaya mengalami kenaikan.

Adapun scope yang dijadikan obyek penelitian ini adalah di dinas

perdagangan Karena di dinas perdagangan mendapatkan kinerja yang baik dari

masyarakat. Hal ini di tunjukan dengan laporan kinerja dan kepuasan masyarakat

yang mencapai 70%.29 Sehingga capaian dinas perdagangan tersebut tidak terlepas

dari pegawai yang selalu bekerja memenuhi target dan program-program yang

dibentuk oleh pemerintah kota surabaya, sehingga hal ini menarik perhatian

peneliti.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti terdorong untuk

mengangkat permasalahan dalam bentuk penelitian dengan judul “Pengaruh

Insentif Anggaran, dan Sasaran Program Terhadap Kinerja Pegawai.”

B. Rumusan Masalah

1. Apakah insentif berbasis anggaran berpengaruh terhadap kinerja pegawai di

Dinas Perdagangan Kota Surabaya?

29
Laporan Kinerja,
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://disperdagin.surabaya.go.id/uploaddi
sperdagin/LAPORAN/LKJ%25202016%2520DINAS%2520PERDAGANGAN%2520DAN%2520PE
RINDUSTRIAN.pdf&ved=2ahUKEwj4kYXajKDnAhU48XMBHbpKDpQQFjABegQIBxAJ&usg=A
OvVaw0R33225OkJoVfvpw1gdaAU&cshid=1580001701054, Diakses Pada 23/01/2020, Diakses
pada 20 Januari 2020).
11

2. Apakah sasaran program berpengaruh terhadap kinerja pegawai dinas

Perdagangan Kota Surabaya?

3. Apakah insentif berbasis anggaran dan sasaran program secara simultan

berpengaruh terhadap kinerja pegawai di Dinas perdagangan Kota Surabaya?

C. Tujuan penelitian

1. Untuk mengetahui pengaruh insentif berbasis anggaran berpengaruh terhadap

kinerja pegawai di Dinas Perdagangan Kota Surabaya.

2. Untuk mengetahui pengaruh sasaran program berpengaruh pada kinerja

pegawai di Dinas Perdagangan Kota Surabaya.

3. Untuk mengetahui pengaruh insentif berbasis anggaran dan sasaran program

secara simultan terhadap kinerja pegawai di Dinas Perdagangan Kota

Surabaya.

D. Kegunaan Hasil Penelitian

1. Bagi Mahasiswa

1) Untuk menambah pengetahuan tentang insentif berbasis anggaran, sasaran

program dan kinerja aparat pemerintah.

2) Sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjutnya

3) Sebagai bahan pengembangan teori terutama pada akuntansi sektor publik.


12

2. Bagi pemerintah Kota Surabaya

a) Sebagai dasar untuk pengambilan keputusan.

b) Sebagai saran dalam pengelolaan pemerintahan kota Surabaya.

c) Sebagai alat bantu manajemen untuk menerapkan anggaran yang praktis

dan efisien di pemerintah kota Surabaya.


BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

Bagian ini menjelaskan tentang penggunaan teori-teori utama dalam

penelitian ini, definisi hasil-hasil penelitian terdahulu yang menjadi landasan

teori dalam penelitian ini.

1. Kinerja Pegawai

Menurut Bernadi dan Russel mengartikan kinerja sebagai “The record

of outcomes produced on a specified job function or activity during a

specified time period”. Dalam definisi ini aspek yang ditekankan adalah

catatan tentang outcome atau hasil akhir yang diperoleh setelah suatu

pekerjaan atau aktivitas dijalankan selama kurun waktu tertentu. Dengan

demikian, kinerja hanya didasarkan pada serangkaian hasil yang diperoleh

pegawai selama periode tertentu (belum termasuk pribadi pegawai yang

dinilai).1

Kinerja pegawai merupakan gabungan dari kemampuan, usaha dan

kesempatan yang bisa diukur dari akibat yang dihasilkan, oleh karena itu

kinerja bukan hanya menyangkut karakteristik pribadi yang ditunjuk oleh

1
Ibid,21

13
14

seseorang melainkan karakteristik pribadi yang ditunjukkan oleh seseorang

yang telah dan akan dilakukan oleh seseorang. 31

Menurut Sedarmayanti kinerja atau performance adalah hasil kerja

yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu

organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing

dalam upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak

melanggar hukum dan sesuai dengan moral etika.32 Menurut Simamora,

kinerja karyawan adalah tingkat pencapaian pekerjaan oleh karyawan.

Menurut Anwar Prabu Mangkunegara, kinerja karyawan prestasi kerja adalah

hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan

dalam melaksanakan tugasnya sesuai tanggung jawab yang diberikan

kepadanya. 33

Menurut Agusdarma, cara pengukuran kinerja mempertimbangkan

hal-hal sebagai berikut:34

1) Kuantitas pekerjaan.

Kuantitas pekerjaan adalah jumlah atau banyaknya pekerjaan yang

dihasilkan pegawai. Kuantitas pekerjaan dapat dilihat dari jumlah kerja dan

penggunaan waktu. Jumlah kerja adalah banyaknya tugas pekerjaan yang

31
Ibid;
32
Sedarmayanti, 2001. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. CV. Mandar Maju, Jakarta.
33
Simamora, Hendry, 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. Cetakan Ketiga STIE YKPN,
Yogyakarta.
34
Ibid;
15

dapat dikerjakan. Penggunaan waktu adalah banyaknya waktu yang

digunakan dalam menyelesaikan tugas dan pekerjaan.

2) Kualitas Pekerjaan.

Kualitas pekerjaan terdiri dari penyelesaian pekerjaan sesuai

dengan petunjuk yang ada, penyelesaian pekerjaan dengan baik, keluhan-

keluhan (komplain) dari konsumen.

3) Ketepatan waktu

Salah satu cara untuk mengetahui tinggi rendahnya kinerja pegawai

apabila menyelesaikan tugas dengan cepat dan tepat sesuai dengan yang

direncanakan.

2. Insentif berbasis anggaran

Insentif anggaran menurut Peraturan Meteteri Keuangan Indonesia

Nomor 143/PMK.02/2017 menjelaskan bahwa insentif yang didasarkan

atas kinerja anggaran adalah apresiasi dalam bentuk tambahan alokasi

anggaran atas dasar kinerja anggaran. Kinerja anggaran yang dimaksud

adalah hasil kerja yang dicapai dalam proses pelaksanaan anggaran

berdasarkan target anggaran yang telah ditetapkan sebelumnya.35 Insentif

berbasis anggaran diatur dalam peraturan menteri keuangan Republik

Indonesia Nomor 176 / PMK.05/2017 yang merupakan imbalan kerja

berupa uang yang bersifat tambahan pendapatan diluar gaji/ honorarium

35
Saudi, Nur Fajar I. 2017. Pengaruh Skema Budget-Based Incentive Compensation terhadap
Kinerja melalui Kepercayaan pada Atasan.Skripsi. Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universiras Hasanudin,Makasar.
16

yang diterima oleh pejabat pengelola, pegawai, dewan pengawas, dan

sekertaris dewan pengawas.36 Menurut Sarwoto mendefinisikan insentif

sebagai saran motivasi, dapat diberi batasan perangsang atau pendorong

yang diberikan dengan sengaja kepada para pekerja agar dalam diri

mereka timbul semangat yang lebih besar untuk berprestasi bagi

organisasi.37 Gar Y Dayseller juga mengemukakan pendapanya terhadap

insentif ini, Dayseller memberikan pendapat bahwa insentif merupakan

ganjaran finansial yang diberikan kepada karyawan yang tingkat

produksinya melampaui standar yang sudah ditetapkan sebelumnya.38

Insentif diberikan kepada mereka yang memiliki nilai realisasi

anggaran yang baik. Realisasi anggaran yang baik dapat dilihat dengan

menggunakan analisis varians. Analisis varians diantaranya analisis

varians pendapatan. Realisasi pendapatan yang baik apabila mampu

memperoleh pendapatan melebihi jumlah yang dianggarkan (target

anggaran).39 Selisih lebih tersebut merupakan selisih menguntungkan

(favourable variance). Realisasi anggaran yang baik inilah yang menjadi

dasar dalam pemberian insentif terhadap pelaksana anggaran.

36
Peraturan menteri keuangan Republik Indonesia Nomor 176 / PMK.,05/2017 pasal 1 ayat 13
37
Sarwoto. 1998, Dasar-dasar Organisasi dan Manajemen. Ghalia Indonesia Jakarta.
38
Mustafa.2015. Studi Tentang Pemberian Insentif Dalam Meningkatkan Kinerja Pegawai Di
Sekretariat Daerah Provinsi Kalimantan Timur. Jurnal Paradigma, Vol. 1 No. 3, Desember 20 12:373-
388
39
Abdul Halim. 2007. Akuntansi Sektor Publik Akuntansi keuangan daerah. Edisi Revisi. Jakarta:
Salemba Empat
17

Tujuan insentif berbasis anggaran adalah untuk meningkatkan


40
produktivitas kerja individu ataupun kelompok. Fungsi utama dari

insentif adalah untuk memberikan tanggung jawab dan dorongan kepada

karyawan. Insentif menjamin bahwa karyawan akan mengarahkan

usahanya untuk mencapai tujuan organisasi. Selanjutnya Handoko

mengemukakan bahwa tujuan sistem insentif pada hakikatnya adalah

untuk meningkatkan motivasi karyawan dalam berupaya mencapai tujuan-

tujuan organisasi dengan menawarkan perangsang finansial dan melebihi

upah dan gaji dasar.41 Samsudin juga mengemukakan bahwa pengupahan

insentif dimaksudkan untuk memberikan upah atau gaji yang berbeda,

bukan berdasarkan evaluasi jabatan, namun karena perbedaan prestasi

kerja. Dua orang yang memiliki jabatan yang sama akan menerima

insentif yang berbeda meskipun upah dasarnya sama. Perbedaan upah

tersebut merupakan bonus karena adanya prestasi kerja. Insentif diberikan

dalam rangka menaikkan kinerja karyawan atau dengan kata lain bahwa

insentif adalah sebagai hadiah kepada seorang karyawan yang didasarkan

pada kinerja individualnya. Pengupahan insentif juga ditujukan untuk

mempertahankan karyawan yang berprestasi dalam suatu perusahaan.42

40
Panggabean, Mutiara S, 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Ghalia Indonesia hal 93
41
Handoko, T. 2001. Manajemen Personalia dan Sumberdaya Manusia, EdisiKedua. Yogyakarta:
BPFE.
42
Samsudin, Sadili. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: CV.Pustaka Setia.
18

Adapun indikator insentif berbasis anggaran menurut Handoko

adalah sebagai berikut:43

1) Kinerja

Insentif diberikan kepada mereka yang memiliki kinerja (nilai realisasi

anggaran) yang baik. Realisasi anggaran yang baik dapat dilihat

dengan

menggunakan analisis varians. Analisis varians diantaranya analisis

varians pendapatan. Realisasi pendapatan yang baik apabila mampu

memperoleh pendapatan melebihi jumlah yang dianggarkan (target

anggaran).44 Selisih lebih tersebut merupakan selisih menguntungkan

(favourable variance). Realisasi anggaran yang baik inilah yang

menjadi dasar dalam pemberian insentif terhadap pelaksana anggaran.

2) Kebutuhan

Cara ini menunjukkan bahwa insentif pada pegawai didasarkan pada

tingkat urgensi kebutuhan hidup yang layak dari pegawai.

3) Keadilan dan kelayakan

Keadilan dalam insentif berkaitan dengan besar kecilnya pengorbanan

yang pegawai berikan, semakin tinggi pengorbanan yang dilakukan

maka semakin tinggi insentif yang diberi. Kelayakan dalam insentif

43
Handoko, T. 2001. Manajemen Personalia dan Sumberdaya Manusia, EdisiKedua. Yogyakarta:
BPFE.
44
Abdul Halim. 2007. Akuntansi Sektor Publik Akuntansi keuangan daerah. Edisi
Revisi. Jakarta: Salemba Empat.
19

dilakukan dengan membandingkan besaran insentif pada organisasi

lain yang bergerak di bidang yang sama.

3. Sasaran program

Tujuan atau keadaan yang diinginkan di masa depan memainkan peran

penting dalam bertindak. Premis yang mendasari teori ini adalah ide-ide dan

keinginan mendorong individu untuk bertindak, dengan kata lain tujuan akan

mempengaruhi apa yang dicapai. Teori penetapan tujuan menuntut karyawan

dengan tujuan tertentu yang ditetapkan secara spesifik dan jelas serta

menantang untuk bekerja dengan lebih baik daripada mereka yang bekerja

dengan tujuan yang tidak jelas. Teori penetapan tujuan menyatakan bahwa

seseorang yang telah memiliki tujuan yang spesifik dan menantang akan

bertindak lebih baik daripada mereka yang bekerja dengan tujuan yang tidak

jelas.

Program-program yang telah ditetapkan membutuhkan sasaran yang

jelas sebagai satu parameter dalam upaya untuk mencapai tujuan dari program

yang ada.45 Kesulitan di dalam mengukur sasaran program akan mempersulit

upaya-upaya dari anggota organisasi yang terlibat dalam program tersebut.

Pentingnya sasaran program sebagai salah satu upaya untuk

mempercepat upaya pencapaian tujuan program memerlukan sebuah

penentuan yang menyeluruh atas semua aspek yang terdapat dalam program

45
Verbeeten, F. H. (2015). Performance management practices in public sector organizations: Impact
on performance. Accounting, Auditing & Accountability Journal, 21(3), 427-454.
20

yang akan dijalankan. Goal setting theory menjelaskan bahwa adanya

hubungan antara sasaran program dengan kinerja, jika pimpinan mengetahui

apa yang menjadi tujuan mereka akan termotivasi untuk berusaha lebih baik,

hal ini kemudian akan ditindaklanjuti dengan menetapkan sasaran program

guna meningkatkan kinerja anggota organisasi yang terlibat dalam program

yang dijalankan.46 Tujuan yang menantang biasanya diterapkan untuk

mencapai hasil kerja yang sudah ditetapkan.47 Tujuan dipandang sebagai

kompromi yang kompleks yang merefleksikan kebutuhan individu yang

berbeda-beda dan tujuan personal organisasi yang dominan. Tujuan organisasi

ditentukan melalui negosiasi. Proses tawar menawar dan saling pengaruh

dibatasi oleh beragam partisipan dan lingkungan internal maupun eksternal.

Jika tujuan organisasi dipersepsikan sebagai cara untuk mencapai tujuan

personal atau memuaskan kebutuhan personal, maka hal ini akan memotivasi

karyawan untuk menjalankan tindakan yang diperlukan. 3 (tiga) indikator

pembentuk sasaran program, yaitu:48

1) Misi Organisasi

Program-program yang dijalankan harus sesuai dengan misi

organisasi. Upaya organisasi dalam memenuhi kepentingan pihak-pihak

berkepentingan dicantumkan dalam misi yang hendak dijalankan oleh

46
Locke, E. A., & Latham, G. P. (1990). Work motivation and satisfaction: Light at the end of the
tunnel. Psychological science, 1(4), 240-246.
47
Ibid;
48
Verbeeten, F. H. (2015). Performance management practices in public sector organizations: Impact
on performance. Accounting, Auditing & Accountability Journal, 21(3), 427-454.
21

organisasi. Oleh karena itu, program-program yang akan dibentuk

disesuaikan dengan misi yang ada, sehingga upaya pencapaian misi

tersebut harus dijelaskan dalam sasaran program yang dijalankan.

2) Tujuan Organisasi

Program-program yang ditetapkan merupakan sebuah

implementasi dari tujuan organisasi. Program-program ditetapkan dan

dijalankan sesuai dengan tujuan organisasi, sehingga sasaran-sasaran yang

hendak dicapai dalam suatu program disesuaikan dengan tujuan

organisasi.

3) Perangkat Organisasi

Sasaran yang ditetapkan dalam suatu program disesuaikan dengan

kemampuan organisasi dalam menyiapkan segala perangkat yang dimiliki

dalam mencapai tujuan yang hendak yang dimiliki. Perangkat organisasi

yang memadai akan memudahkan bagi organisasi untuk meningkatkan

sasaran program yang ada.

B. Penelitian Terdahulu Yang Relevan

1. Penelitian dari Misbah Simanjuntak

Penelitian ini berjudul “partisipasi Anggaran Dan Insentif Terhadap

Kinerja Karyawan Pada Satuan Kerja Pemerintah Bagian Keuangan Di

Badan Pengelolaan Keuangan dan Asset Kabupaten Deli Serdang.” Tahun

2019. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh partisipasi


22

anggaran dan insentif terhadap kinerja karyawan. Data yang digunakan

adalah data primer, dengan teknik pengambilan data dengan menggunakan

kuesioner. Analisis data yang digunakan adalah analisis linier berganda. Pada

penelitian ini hasil secara parsial menunjukkan bahwa partisipasi anggaran

berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja sedangkan insentif tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja. Hal ini di karenakan menurut

dalam penelitian ini bahwa insentif yang sebenarnya diberikan kepada

karyawan yang memiliki prestasi kerja dianggap karyawan sebagai balas jasa

saja tidak dianggap sebagai sesuatu yang signifikan karena pendapatan yang

mereka terima sudah besar sehingga insentif menurut responden hanya

sekedar tambahan.

2) Iqbal Gumilar

Penelitian yang berjudul “Pengaruh Skema Kompensasi Insentif

Berbasis Anggaran terhadap Komitmen dan kinerja melalui kepercayaan

pada atasan” tahun 2019, bertujuan untuk mengetahui pengaruh skema

kompensasi insentif berbasis anggaran berpengaruh positif terhadap

kepercayaan atasan, mengetahui pengaruh skema kompensasi insentif

berbasis anggaran berpengaruh positif terhadap komitmen organisasi,

mengetahui pengaruh kepercayaan pada atasan memiliki pengaruh positif

terhadap kepercayaan atasan. Penelitian ini menggunakan metode acak

sederhana (dalam mengambil populasi dalam penelitian). Sampel minimum

manajer hotel kota dan manajer menengah adalah 93 responden. Kesimpulan


23

dari penelitian ini adalah bahwa skema kompensasi insentif berbasis

anggaran memiliki efek positif terhadap kepercayaan atasan, skema

kompensasi berbasis insentif anggaran memiliki efek positif pada komitmen,

kepercayaan pada atasan memiliki efek positif pada komitmen organisasi,

kepercayaan pada atasan memiliki efek positif pada kinerja, komitmen

organisasi memiliki efek positif pada kinerja, dan skema kompensasi insentif

berbasis anggaran memiliki efek positif pada kinerja. Penelitian ini telah

berhasil meningkatkan validitas eksternal dari penelitian sebelumnya yang

dilakukan oleh Chong dan Law. Penelitian yang dapat digeneralisasi di masa

populasi lain.

3) Carmen Aranda, Javier Arellano, Antonio Davilla

Penelitian ini berjudul “Subjective bonuses and target setting in

budget-based incentive contracts” tahun 2018, menguji tentang bonus

subyektif dapat mencerminkan kontrak implisit yang dimasukkan pada awal

periode ketika karyawan tertentu berkomitmen untuk target yang lebih sulit

dan manajer menggunakan bonus subyektif pada akhir periode untuk

menghargai komitmen ini. Kemudian diuji dengan sistem insentif berbasis

anggaran. Menggunakan 414 data dari setiap manajer di setiap cabang

ditemukan bahwa manajer memberikan insentif berbasi anggaran di awal

sebelum adanya kontrak kerja dan tantangan baru. Hal ini bertujuan untuk

meningkatkan kinerja mereka untuk mencapai target yang sudah ditetapkan.


24

Sehingga manajer menggunakan insentif berbasi anggaran untuk komitmen

karyawan.

4) Imanita Tri Meifadillah

Penelitian yang dilakukan Imanita Tri Meifadillah tahun 2016 ini

berjudul “Pengaruh Penerapan SPIP dan kejelasan Sasaran Anggaran

Terhadap Kinerja SKPD”, dalam penelitian ini menggunakan metode

penelitian deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah 232 SKPD di Kota

Bandung. Pemilihan sampel dengan metode perhitungan

statistic/berdasarkan estimasi penelitan dengan responden 35. Hasil

penelitian diperoleh bahwa penerapan SPIP berpengaruh signifikan positif

terhadap kinerja SKPD, kemudian kejelasan sasaran anggaran berpengaruh

signifikan positif. Sedangkan koefisien determinasinya 53,2%.

5) Endar Pituringsih dan Erna Widiastuty

Penelitian yang dilakukan oleh Endar Pituringsih dan Erna Widiatuty

ini berjudul “Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran, Kejelasan Sasaran

Angaran Dan Profesionalisme Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja

Manajerial” tahun 2018. Dalam penelitian ini hasilnya menunjukan bahwa

secara simultan variabel partisipasi penyusunan anggaran, kejelasan sasaran,

profesionalisme sumber daya manusia mempengaruhi kinerja manajerial

pada Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat. Tujuan dari penelitian ini

adalah untuk menganalisis bukti empiris pengaruh partisipasi anggaran,

kejelasan sasaran anggaran dan profesionalisme sumber daya manusia


25

terhadap kinerja manajerial pemerintah Nusa Tenggara Barat. Poplasi

penelitian ini adalah struktural Eseolon II, III, IV di lingkup instansi

pemerintah di Nusa Tenggara Barat, sebanya 1.075 orang. Dalam penelitian

ini sampel yang digunakan sebanyak 89 orang dari 23 lembaga swadaya dan

menggunakan metode slovin.

6) Scott B Jackson, Thomaz J. Lopez. Austin L Reitnga.

Penelitian yang kedua adalah dari Scott B Jackson, Thomaz J. Lopez.

Austin L Reitnga yang berjudul “Accounting fundamentals and CEO bonus

compensation” tahun 2018, Penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan

positif antara pendapatan akuntansi dan kompensasi tunai CEO (CEO);

Namun, bukti juga menunjukkan bahwa hubungan positif ini tidak ada lagi

ketika kinerja pendapatan buruk atau menurun. Hasil terakhir ini telah

menyebabkan beberapa kritik terhadap kebijakan kompensasi perusahaan

untuk menyimpulkan bahwa CEO tidak dihukum karena kinerja perusahaan

yang buruk atau menurun. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk lebih

memperjelas debat kinerja gaji dengan memperluas model kompensasi

bonus eksekutif tradisional untuk memasukkan serangkaian fundamental

akuntansi yang mengindikasikan penelitian sebelumnya terkait dengan

kinerja perusahaan saat ini dan masa depan. Hasil kami menunjukkan bahwa

ada hubungan yang sangat signifikan antara fundamental akuntansi dan

tingkat dan perubahan kompensasi bonus CEO. Selain itu, kami menemukan

hubungan yang sangat signifikan antara fundamental akuntansi dan


26

keduanya bonus omis- dan pengurangan bonus. Ketika penghasilan negatif

atau menurun, kami menemukan bahwa hubungan di atas tetap utuh.

Sebaliknya, ketika pendapatan negatif atau menurun, kami menemukan

bahwa hubungan antara pendapatan agregat dan kompensasi bonus lemah

atau tidak signifikan dalam sebagian besar analisis kami. Secara

keseluruhan, hasil kami menunjukkan bahwa hubungan yang tampaknya

lemah antara pendapatan akuntansi dan kompensasi bonus CEO (terutama

ketika pendapatan negatif atau menurun) sebagian karena fakta bahwa model

kompensasi bonus tidak termasuk dasar-dasar akuntansi yang sangat terkait

dengan kompensasi bonus. Dengan demikian, kami menyimpulkan bahwa (i)

kompensasi bonus lebih erat terkait dengan kinerja perusahaan dari pada

klaim beberapa kali dan (ii) kompensasi bonus yang diberikan kepada CEO.

Metode penelitian yang digunakan adalah regresi cross sectional.

7) Debra L. Krolick

Penelitian yang dilakukan oleh debra L. Krolick tahun 2015 yang

berjudul “The relevance of financial statement information for executive

performance evaluation: Evidence from choice of bonus plan accounting

performance measures” penelitian ini mengeksplorasi apakah jenis ukuran

kinerja akuntansi yang digunakan dalam paket bonus CEO memberikan

indikasi keinformatifan laporan keuangan perusahaan untuk tujuan penilaian

kinerja. Menggunakan analisis tabel kontingensi dan regresi LOGIT,

penelitian menemukan perusahaan dengan tingkat tinggi dari aset tidak


27

berwujud yang tidak terlalu bergantung secara signifikan lebih sering pada

ukuran tingkat pengembalian akuntansi (pendapatan saja) dalam rencana

bonus eksekutif.

8) Ariyandi dan syarifudin

Penelitian yang dilakukan oleh Ariyandi dan Syarifudin tahun 2015

yang berjudul “Praktik-praktik Manajemen Kinerja pada Organisasi Sektor

Publik dan Hubungannya dengan Kinerja Organisasi (Studi pada Satuan

Kerja Pengelola Dana APBN di Indonesia).” Hasil penelitian tersebut

menunjukkan bahwa sasaran program berpengaruh positif terhadap kinerja

dan signifikan terhadap kinerja secara kuantitatif dan mempunyai pengaruh

positif dan signifikan terhadap kinerja kualitatif.

No Peneliti Judul Variabel Hasil Perbedaan


1. Misbah Partisipasi Independen: 1. Partisipasi Penelitian ini
Simanjuntak Anggaran Dan partisipasi anggaran menguji
(2019) Insentif Terhadap anggaran dan berpengaruh insentif
Kinerja Karyawan insentif secara signifikan terhadap
Pada Satuan Kerja Dependen: Kinerja terhadap kinerja kinerja
Pemerintah Bagian Karyawan Pada 2. Insentif tidak memiliki
Keuangan Di Satuan Kerja berpengaruh pengaruh
Badan Pengelolaan Pemerintah Bagian secara signifikan yang tidak
Keuangan dan Keuangan Di terhadap kinerja. signifikan
Asset Kabupaten Badan Pengelolaan 3. Hal ini di dikarenakan
Deli Serdang Keuangan dan karenakan insentif yang
Asset Kabupaten menurut dalam diberikan
Deli Serdang penelitian ini sebenarnya
bahwa insentif hanya
yang sebenarnya dianggap
diberikan balas jasa
kepada oleh
karyawan yang responden,
memiliki pada
prestasi kerja penelitian
dianggap yang saya
28

karyawan lakukan
sebagai balas memiliki
jasa saja tidak di hipotesis
anggap sebagai bahwa
sesuatu yang insentif
signifikan berbasis
karena anggaran
pendapatan yang berpengaruh
mereka terima signifikan
sudah besar terhadap
sehingga insentif kinerja
menurut pegawai.
responden hanya
sekedar
tambahan.
2. Iqbal Pengaruh Skema Independen: 1. Skema perbedaan
Gumilar Kompensasi Skema kompensasi penelitian ini
(2019) Insentif Berbasis Kompensasi insentif sampel yang
Anggaran terhadap Insentif Berbasis berbasis digunakan
Komitmen dan Anggaran anggaran sebanyak 93
kinerja melalui Dependen: berpengaruh responden
kepercayaan pada Komitmen dan positif terhadap dengan
atasan kinerja melalui komitmen metode
kepercayaan pada organisasi, pengambilan
atasan 2. Mengetahui sampel secara
pengaruh acak
kepercayaan sederhana,
pada atasan sedangkan
memiliki penggunakan
pengaruh sampel yang
positif terhadap dilakukan
kepercayaan peneliti
atasan. menggunakan
sensus
dengan
responden
seluruh
pegawai
dinas
perdagangan
kota
Surabaya
3. Carmen Subjective bonuses Subjective bonuses 1. Menguji Perbedaan
Aranda, and target setting and target setting tentang bonus penelitian ini
Javier in budget-based in budget-based subyektif dapat bahwa
Arellano, incentive contracts insentive contracts mencerminkan penelitian ini
Antonio kontrak implisit diuji dengan
Davilla yang 414 data
(2018) dimasukkan dengan teknik
pada awal pengambilan
periode ketika data secara
karyawan sekunder
tertentu yang
berkomitmen dilakukan
untuk target oleh manajer
yang lebih sulit setiap cabang.
dan manajer Pada
29

menggunakan penelitian ini


bonus subyektif pengambilan
pada akhir data
periode untuk menggunakan
menghargai teknik
komitmen ini. kuesioner.
4. Imanita Tri Pengaruh Independen: 1. Penerapan SPIP Perbedaan
Meifadillah Penerapan SPIP Penerapan SPIP berpengaruh pada teknik
(2016) dan kejelasan dan kejelasan signifikan pengambilan
Sasaran Anggaran Sasaran Anggaran positif terhadap sampel yang
Terhadap Kinerja Dependen: Kinerja kinerja SKPD, menggunakan
SKPD SKPD kemudian teknik
kejelasan purposive
sasaran sampel,
anggaran sedangkan
berpengaruh pada
signifikan penelitian
positif. yang saya
Sedangkan lakukan
koefisien menggunakan
determinasinya teknik
53,2%. pengambilan
sampel secara
sensus.
5. Endar Pengaruh Independen: 1. Secara simultan Perbedaan
Pituringsih Partisipasi Partisipasi variabel pada
dan Erna Penyusunan Penyusunan partisipasi penelitian
Widiastuty Anggaran, Anggaran, penyusunan pada metode
(2018) Kejelasan Sasaran Kejelasan Sasaran anggaran, pengambilan
Anggaran Dan Anggaran Dan kejelasan sampel yaitu
Profesionalisme Profesionalisme sasaran, menggunakan
Sumber Daya Sumber Daya proffesonalisme metode
Manusia Terhadap Manusia sumber daya slovin,
Kinerja Manajerial Dependen: manusia sedangkan
Kinerja Manajerial mempengaruhi pada
kinerja penelitian
manajerial pada yang akan
Pemerintah saya lakukan
Provinsi Nusa menggunakan
Tenggara Barat metode
sensus.
6. Scott B Accounting Independen: 1. Terdapat Pembeda
Jackson, fundamentals and akuntansi hubungan penelitian ini
Thomaz J. CEO bonus Fundamental positif antara dengan yang
Lopez. compensation Dependen: pendapatan kami lakukan
Austin L kompensasi bonus akuntansi dan adalah
Reitnga. CEO kompensasi penelitian ini
(2018) tunai CEO alat ukurnya
(CEO). menggunakan
2. hubungan yang pendapatan
tampaknya akuntansi dan
lemah antara kompensasi
pendapatan tunai.
akuntansi dan
kompensasi
bonus CEO
(terutama ketika
30

pendapatan
negatif atau
menurun)
sebagian karena
fakta bahwa
model
kompensasi
bonus tidak
termasuk dasar-
dasar akuntansi
yang sangat
terkait dengan
kompensasi
bonus.
7. Debra L. The relevance of Independen: 1. pada penelitian Perbedaannya
Krolick financial statement relevansi informasi ini menemukan bahwa
(2015) information for laporan keuangan perusahaan penelitian
executive Dependen: dengan tingkat yang
performance Ukuran kinerja tinggi dari aset dilakukan
evaluation: akuntansi bonus tidak berwujud dalam jurnal
Evidence from yang tidak terlalu ini adalah
choice of bonus bergantung penelitian
plan accounting secara signifikan yang
performance lebih sering pada menggunakan
measures ukuran tingkat sektor swasta
pengembalian sedangkan
akuntansi (vs penelitian
pendapatan saja) yang
dalam rencana dilakukan
bonus eksekutif. oleh penulis
adalah objek
dan populasi
yang
digunakan
adalah sektor
pemerintah.
Kemudian
metode
penelitian
juga
menggunakan
metode
distribusi
linier,
kemudian
penelitian
yang
dilakukan
penulis
adalah uji
regresi linier
berganda.
8. Ariyandi Praktik-praktik Independen: 1. Mengindikasika Metode yang
dan Manajemen Praktik-Praktik n bahwa praktik- digunakan
Syarifudin Kinerja pada manajemen kinerja praktik kinerja untuk
(2015) Organisasi Sektor organisasi sektor manajemen di menganalisa
Publik dan publik organisasi sektor menggunakan
31

Hubungannya Dependen: Kinerja publik tujuannya aplikasi PLS


dengan Kinerja organisasi terukur, hal ini (Parsial Least
Organisasi (Studi menunjukkan Square),
pada Satuan Kerja pengaruh positif teknik
Pengelola Dana pada kinerja pengumpulan
APBN di organisasi sektor data
Indonesia) publik dalam menggunakan
kuantitas dan kuesioner
kualitas kinerja. yang
2. Insentif ditujukan
Berpengaruh pada manajer
positif pada dari
organisasi sektor organisasi
publik dalam sektor publik
kuantitas kinerja di kota
namun tidak Bandung dan
berpengaruh kota Cimahi.
pada kualitas
kinerja.

C. Kerangka Konseptual

Berdasarkan landasan teori yang telah diuraikan sebelumnya, maka disusun

kerangka konseptual pengaruh insentif aparatur dan sasaran program terhadap

kinerja aparat seperti pada gambar berikut ini:


32

Insentif Berbasis
Angggaran (X1)

Kinerja Pegawai (Y)

Sasaran Program (X2)

D. Hipotesis
1) Pengaruh Insentif Berbasis Anggaran Terhadap Kinerja Pegawai

Menurut Jensen dan Meckling, adanya kesenjangan informasi

akan menimbulkan konflik agensi antara principal dan agent.

Kesenjangan informasi yang ada akan memberikan dorongan bagi agent

untuk melakukan sebuah perilaku oportunistik bagi kepentingan

mereka.49 Kondisi perilaku oportunistik tersebut berlaku untuk tiap

organisasi, tidak terkecuali organisasi sektor publik. Untuk membatasi

perilaku oportunistik pegawai pemerintah daerah dalam menjalankan

organisasinya, maka diperlukan sebuah langkah yang dapat memberikan

kemakmuran bagi pihak aparatur pemerintah daerah tanpa melakukan

49
Ibid, 20
33

perilaku-perilaku yang merugikan masyarakat. Insentif yang diberikan

kepada aparatur merupakan sebuah cara yang dilakukan oleh pemerintah

untuk membatasi perilaku negatif dari aparatur pemerintah daerah untuk

memainkan dana yang dikelola olah Satuan kerja perangkat daerah

(SKPD). Selain itu, insentif yang diberikan kepada pegawai pemerintah

merupakan sebuah stimulus yang diberikan kepada pegawai untuk

memperbaiki dan meningkatkan kinerjanya sehingga dapat memberikan

manfaat lebih bagi masyarakat.

Tujuan-tujuan yang spesifik dan sulit dalam organisasi, dengan

umpan balik akan menghasilkan kinerja organisasi yang tinggi. Tujuan-

tujuan tersebut akan dapat dicapai dengan mudah melalui upaya

pemberian stimulus kepada tiap anggota dalam organisasi. Satuan kerja

perangkat daerah (SKPD) sebagai satu organisasi yang bertugas untuk

memberikan pelayanan bermutu kepada masyarakat. Untuk mencapai

tujuan tersebut, maka SKPD harus mampu memberikan motivasi-

motivasi kepada tiap pegawai didalamnya guna meningkatkan kinerja.

Upaya tersebut dapat diberikan melalui upaya pemberian insentif atas

kinerja yang dilakukan oleh tiap aparatur. Adanya insentif sebagai salah

satu reward merupakan stimulus untuk memotivasi aparatur dalam

meningkatkan kinerjanya sangat berguna mengingat reward merupakan

satu bentuk penghargaan yang diberikan kepada tiap individu yang

mencapai prestasi tersebut. Reward yang diberikan akan meningkatkan


34

kebanggaan kepada tiap pegawai serta berupaya untuk lebih

meningkatkan kinerja aparatur guna peningkatan kinerja SKPD. Insentif

yang diberikan kepada aparatur Satuan kerja perangkat daerah (SKPD)

merupakan sebuah motivasi bagi tiap pegawai untuk memaksimalkan

potensi yang dimiliki untuk menghasilkan kinerja yang baik. Adanya

insentif yang diberikan kepada pegawai akan menstimulus masing-

masing untuk meningkatkan kinerja mereka setiap saat. Hal ini

dikarenakan insentif merupakan sebuah imbal jasa lebih atas kinerja yang

telah dicapai. Adanya imbal jasa lebih tersebut akan menumbuhkan

penghargaan pada tiap individu untuk meraih hasil terbaik setiap saat.

Penelitian yang dilakukan Dewatripont, Jewitt, & Tirole dan

Verbetten memberikan bukti empiris bahwa insentif aparatur berpengaruh

positif terhadap kinerja aparat. Insentif yang diberikan kepada aparatur

pemerintah daerah merupakan sebuah cara efektif untuk meningkatkan

kinerja aparat. Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis yang dibangun

dalam penelitian ini adalah:

H1 : Insentif berbasis anggaran berpengaruh positif terhadap kinerja

pegawai.

2) Pengaruh Sasaran Program Terhadap Kinerja Pegawai

Berdasarkan teori agensi, konflik agensi yang timbul antara

principal dan agent ditimbulkan dari adanya kesenjangan informasi antara

kedua belah pihak tersebut. Agent sebagai pemilik informasi yang lebih
35

banyak akan berperilaku oportunistik guna keuntungan lebih bagi

kemakmuran agent. Konflik agensi yang terjadi pada organisasi sektor

publik timbul akibat pemerintah daerah (agent) memiliki informasi yang

lebih besar dibandingkan dengan masyarakat (principal). Untuk

mengefektifkan kinerja pegawai serta memberikan batasan pada perilaku

oportunistik aparatur pemerintah daerah, maka dibutuhkan sebuah

sasaran-sasaran yang jelas akan program yang dijalankan. Adanya

kejelasan dari sasaran program yang ada, maka memberikan kemudahan

bagi aparatur pemerintah untuk mencapai kinerja yang hendak dicapai,

serta adanya pengawasan dari pihak masyarakat melalui sasaran program

yang telah disusun. Adanya pengawasan masyarakat tersebut akan

memberikan sebuah batasan-batasan bagi pegawai pemerintah daerah

untuk melakukan tindakan oportunistik.

Berdasarkan goal setting theory, organisasi harus mampu

menetapkan tujuan-tujuan yang hendak dicapai oleh organisasi. Adanya

perencanaan atas tujuantujuan yang ada akan memudahkan bagi

organisasi untuk mencapai tujuan tersebut. Oleh karena itu, dibutuhkan

sasaran program yang merupakan kerangka kerja bagi organisasi dalam

mencapai tujuan dari program yang dilaksanakan guna mencapai tujuan

organisasi. Sasaran-sasaran yang harus dicapai dalam suatu program

dapat dijadikan stimulus bagi aparatur untuk meningkatkan kinerjanya.

Penentuan sasaran yang tepat pada tiap program akan mendorong tiap
36

aparatur untuk memenuhi sasaran yang telah ditetapkan. Adanya sasaran

yang jelas pada masing-masing program yang dijalankan akan

mendorong pegawai untuk merancang langkah kerja efektif guna

mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Adanya sasaran yang jelas dalam

tiap program akan memotivasi tiap aparatur untuk mengeluarkan seluruh

kemampuan mereka, sehingga terjadi peningkatan kinerja pada tiap

pegawai.

Program-program yang telah ditetapkan membutuhkan sasaran

yang jelas sebagai satu parameter dalam upaya untuk mencapai tujuan

dari program yang ada.50 Kesulitan didalam mengukur sasaran program

akan mempersulit upaya-upaya dari anggota organisasi yang terlibat

dalam program tersebut. Pentingnya sasaran program sebagai salah satu

upaya untuk mempercepat upaya pencapaian tujuan program memerlukan

sebuah penentuan yang menyeluruh atas semua aspek yang terdapat

dalam program yang akan dijalankan. Adanya kejelasan dalam sasaran

program akan menjadi acuan bagi tiap aparatur untuk meraih sasaran

tersebut, sehingga timbul upaya lebih untuk mencapai tujuan. Adanya

kejelasan

dalam sasaran program akan memotivasi tiap aparatur untuk

meningkatkan

50
Verbeeten, F. H. (2015). Performance management practices in public sector organizations: Impact
on performance. Accounting, Auditing & Accountability Journal, 21(3), 427-454.
37

kinerjanya.

Penelitian yang dilakukan Locke dan Latham dan verbeeten

memberikan bukti empiris bahwa sasaran program berpengaruh positif

terhadap kinerja aparat. Kejelasan dari sasaran program yang hendak

dicapai akan meningkatkan fokus tiap aparatur untuk mencapai tujuan

yang hendak dicapai dalam program tersebut. Fokus yang timbul dalam

meraih sasaran akan menumbuhkan dorongan bagi tiap aparatur untuk

lebih bekerja lebih baik serta meningkatkan kinerjanya. Berdasarkan

uraian diatas, maka yang dibangun dalam penelitian ini adalah:

H2 : Sasaran program berpengaruh positif terhadap kinerja pegawai


BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian berdasarkan hasil ingin dicapai merupakan penelitian

dasar. Penelitian dasar merupakan penelitian yang mempunyai alasan intelektual,

dalam rangka memperluas ilmu pengetahuan manusia tidak untuk membuat atau

menciptakan sesuatu.1 Penelitian dasar merupakan penelitian yang bertujuan

menemukan pengetahuan baru yang sebelumnya belum pernah diketahui.

Kemudian menurut metode, jenis penelitian ini merupakan penelitian

survey. Penelitian survey merupakan penelitian yang tidak melakukan perubahan

terhadap variabel yang diteliti.2 Kemudian menurut tingkat explanasi, penelitian

ini merupakan penelitian asosiatif/hubungan. Penelitian asosiatif/hubungan

merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara 2

variabel atau lebih.3

Kemudian jenis penelitian menurut jenis data, penelitian ini adalah

penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang data

penelitiannya bersifat numeric. Penelitian ini akan mengukur pengaruh antara

1
Sofyan siregar.metode penelitian kuantitaif delengkapi dengan perbandingann perhitungan manual
& SPSS,(Jakarta:Kencana prenagramedia group,2014), hal 30
2
Ibid.,
3
Ibid., 18.

38
insentif berbasis anggaran dan sasaran program sebagai variabel independen

dengan kinerja Pegawai sebagai variabel dependen.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada tanggal 15 Februari 2020 hingga 15 Juni

2020. Kemudian untuk tempat penelitian ini dilakukan di dinas perdagangan kota

Surabaya.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi menurut sofyan siregar merupakan keseluruhan dalam objek

penelitian yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, negara,

gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup dan sebagainya.1 Populasi dalam

penelitian ini meliputi pejabat fungsional yang bekerja di Dinas Perdagangan

sebanyak 115 pegawai.

2. Sampel

Sampel merupakan suatu prosedur pengambilan data dimana hanya

sebagian populasi saja yang diambil dan dipergunakan untuk menentukan

sifat serta ciri yang dikehendaki dari suatu populasi.2

Sampel pada penelitian ini menggunakan metode sensus sampling.

Sensus sampling merupakan metode pengambilan sample yang menggunakan

seluruh data populasi, sehingga dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan
1
Ibid.,hal 30.
2
Uma sekaran, Research Methods for Business,Edisi 6, (Salemba Empat: Jakarta, 2006) hal 32
dinas perdagangan kota Surabaya. Dalam penelitian ini dipilih pejabat

fungsional (top management) sebagai responden penelitian karena pejabat

tersebut merupakan tempat dimana keputusan dibuat yang dapat

mempengaruhi kinerja organisasi.

Adapun syarat yang ditentukan dalam penelitian ini, dalam

menentukan sampel responden. Berikut karakteristik yang dimaksud:

1. Kepala Dinas

2. Kepala Sub Bagian

3. Kepala Bidang

4. Kepala Seksi

5. Seluruh Staf dan Admin

D. Variabel Penelitian

Variabel penelitian merupakan konstruk yang sifatnya telah diberi angka

(kuantitaif) atau juga dapat diartikan variabel adalah konsep yang mempunyai

bermacam-macam nilai, berupa kuantitaif maupun kualitatif yang dapat berubah-

ubah nilainya.3

Pada penelitian ini terdapat variabel bebas (independen) dan variabel

terikat (dependen). Variabel bebas merupakan variabel yang menjadi sebab atau

memengaruhi variabel lain (variabel dependen). Pada penelitian ini variabel

bebasnya (independen) adalah insentif berbasis anggaran dan sasaran program.

3
Ibid., 10
Kemudian untuk variabel terikat (dependen) adalah variabel yang dipengaruhi

atau menjadi akibat karena adanya variabel lain (variabel bebas). Pada penelitian

ini variabel terikat (dependen) adalah kinerja pegawai.

E. Definisi Operasional

No. Variabel Definisi Indikator Skala

1. Insentif Berbasis Insentif berbasi anggaran 1. Kinerja 1 = Sangat


Anggaran (X1) adalah apresiasi dalam 2. Kebutuhan Tidak Setuju
bentuk tambahan alokasi 3. Keadilan (STS)
anggaran atas dasar dan 2 = Tidak Setuju
kinerja anggaran. kelayakan (TS)
3 = Netral (N)
4 = Setuju (S)
5=Sangat Setuju
(S)
2 Sasaran Program Sasaran program adalah 1. Misi 1 = Sangat
(X2) tujuan organisasi yang organisasi. Tidak Setuju
telah ditetapkan oleh 2. Tujuan (STS)
organisasi agar terarah organisasi. 2 = Tidak Setuju
dan jelas apa yang ingin 3. Perangkat (TS)
dicapai organisasi. organisasi. 3 = Netral (N)
Sasaran program 4 = Setuju (S)
diperlukan dalam rangkah 5=Sangat Setuju
mencegah sumber daya (S)
dan energi organisasi
menjadi terarah.
3 Kinerja Pegawai Catatan tentang outcome 1. Penggunaan 1 = Sangat
(Y) atau hasil akhir yang Waktu Tidak Setuju
diperoleh setelah suatu 2. Kualitas (STS)
pekerjaan atau aktivitas pekerjaan 2 = Tidak Setuju
dijalankan selama kurun 3. Ketepatan (TS)
waktu tertentu. Dengan waktu 3 = Netral (N)
demikian, kinerja hanya 4 = Setuju (S)
didasarkan pada 5=Sangat Setuju
serangkaian hasil yang (S)
diperoleh pegawai selama
periode tertentu (belum
termasuk pribadi pegawai
yang dinilai).
F. Uji Validitas dan Reliabilitas

Suatu skala pengukuran disebut valid apabila ia melakukan apa yang

seharusnya dilakukan dan mengukur apa yan seharusnya diukur. Apabila skala
tidak valid maka ia tidak bermanfaat bagi peneliti karena tidak mengukur apa

yang seharusnya diukur atau melakukan apa yang seharusnya dilakukan. Suatu

alat ukur yang validitasnya tinggi akan mempunyai varian kesalahan yang kecil

atau dengan kata lain test tersebut menjalankan ukurannya dengan memberikan

hasil yang sesuai dengan maksud test tersebut. Sehingga data yang terkumpul

merupakan data yang dapat dipercaya.4

Metode untuk menilai validity adalah membandingkan nilai square root

of Average Variance Extracted (AVE) setiap konstruk dengan korelasi antara

konstruk lainnya dalam model. Jika nilai akar AVE setiap konstruk lebih besar

dari pada nilai korelasi antar konstruk dengan konstruk lainnya dalam model,

maka dikatakan memiliki nilai discriminant validity yang baik.

Direkomendasikan nilai AVE harus lebih besar 0,30.5

Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui apakah alat pengumpul data

menunjukkan tingkat ketepatan, keakuratan, kestabilan atau konsistensi alat

tersebut dalam mengungkapkan gejala tertentu dari sekelompok individu

walaupun dilakukan pada waktu yang berbeda. Pengujian dilakukan terhadap

item pernyataan valid.6 Dalam penelitian ini digunakan uji reliabilitas dengan

teknik composite reliability yang mengukur suatu konstruk dapat dievaluasi

4
Kuncoro, M. (2003). Metode riset untuk bisnis dan ekonomi. Jakarta: Erlangga.
5
Ghozali, I. (2006). Aplikasi analisis multivariate dengan program SPSS: Badan Penerbit Universitas
Diponegoro.
6
Singarimbun, M., & Effendi, S. (1995). Survey Research Methods. Eight Edition. Jakarta: LP3ES
Publishing
dengan dua macam ukuran yaitu internal consistency dan Cronbach’s Alpha.7

Untuk melihat reliabel atau tidaknya suatu alat ukur dilakukan melalui koefisien

reliabilitas dan apabila koefisien reliabilitasnya lebih besar dari 0,70, maka

secara keseluruhan pernyataan tersebut dinyatakan andal (reliabel).

G. Data dan Sumber Data

Penelitian ini menggunakan jenis data kuantitatif dari sumber data primer.

Sumber primer adalah sumber data yang secara langsung memberikan data

kepada pengumpul data. Sumber primer dalam penelitian ini adalah daftar

pertanyaan (kuesioner) yang akan disebarkan yang terdiri dari kepala dinas,

kepala sub bagian, kepala bidang, kepala seksi, seluruh staf dan admin Dinas

Perdagangan Kota Surabaya. Data dari sumber primer adalah diharapkan data

yang diperoleh langsung dapat benar-benar merepresentasikan keadaan yang

terjadi di tempat pengambilan sampel. Data primer dalam penelitian ini berupa

karakteristik pribadi responden berupa nama, alamat, jabatan, dan jawaban

kuesioner atas insentif aparatur dan sasaran program.

H. Teknik Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data adalah suatu proses pengadaan data primer

untuk keperluan penelitian. Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis

dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan. Pengumpulan data

dilakukan secara langsung dengan instrumen penelitian berupa kuesioner


7
Ghozali, I. (2006). Aplikasi analisis multivariate dengan program SPSS: Badan Penerbit Universitas
Diponegoro.
(menggunakan pertanyaan). Hal tersebut dikarenakan jenis data yang digunakan

dalam penelitian ini adalah data primer. Data diperoleh dengan menggunakan

kuesioner yang dibagikan secara langsung kepada pejabat fungsional Dinas

Perdagangan Kota Surabaya. Kuesioner tersebut berisi pertanyaan-pertanyaan

untuk mendapat informasi tentang insentif aparatur, sasaran program, dan kinerja

aparat.

I. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yaitu suatu metode yang digunakan untuk mengolah

data menjadi informasi dalam rangka memecahkan masalah penelitian maupun

pengujian hipotesis. Penelitian ini menggunakan metode statistik yaitu cara

mengumpulkan data, mengolah dan menganalisis serta menarik kesimpulan yang

dijadikan sebagai pembuat keputusan yang cukup beralasan. Dalam mengolah

data, penelitian ini menggunakan bantuan aplikasi komputer melalui program

SPSS 20.

1. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Hair et al mengatakan bahwa asumsi pokok dalam analisa

multivariate adalah normalitas, mengacu pada bentuk distribusi data untuk


variabel individual metric dan correspondence terhadap distribusi normal.

Untuk memeriksa normalitas dapat dilakukan dengan uji statistik.8

b. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi ditemukan adanya korelasi yang tinggi atau sempurna antara

variabel-variabel independen. Jika antar variabel independen terjadi

multikolinieritas sempurna maka koefisien regresi variabel independen

tidak dapat ditentukan dan nilai standart error menjadi tak terhingga, dan

sebaliknya jika multikolinieritas antar variabel independen tinggi, maka

koefisien regresi independen tidak dapat ditentukan.9

c. Uji Heteroskedastisistas

Uji heteroskedasitas digunakan untuk menguji apakah dalam

model regresi terjadi kesamaan variance dari residul pengamatan satu ke

pengamatan lainya. Uji heteroskedasitas dapat dilakukan dengan

menggunakan uji koefisien korelasi spearman’s rho, uji park, uji glejser

serta melihat pola titik-titik pada grafik regresi.

2. Uji Statistik Deskriptif

Uji statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk

menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data

8
Arfan Ikhsan, Metodelogi Penelitian Akuntansi Keperilakuan, (Jakarta: Graha Ilmu, 2008), 276
9
Dyah Nirmala Arum Janie, statistik deskriptif & regresi linier berganda dengan spss, (semarang:
semarang university press, 2012), 19.
yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat

kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.

3. Uji Hipotesis

Salah satu tujuan penelitian adalah menguji hipotesis. Tujuan

dilakukannya hipotesis adalah untuk menentukan akurasi dari masing-masing

hipotesis penelitian terhadap kenyataan dari data yang dikumpulkan.

a. Analisis Linier Berganda

Analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis linier

berganda, analisis linier berganda digunakan untuk menguji pengaruh

antara dua atau lebih variabel independen terhadap variabel dependen.

Model regresi berganda adalah sebagai berikut :

Y = α + β1X1 + β2X2 + ℮

Keterangan :

Y = Kinerja Pegawai

α = konstanta

β1, β2, β3 = koefisien regresi

X1 = Insentif Berbasis Anggaran

X2 = Sasaran Program

℮ = variabel pengganggu

b. Uji Koefesien Determinasi

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai


koefesien determinasi adalah diantara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil

berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan

variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu

berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua

informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen.

c. Uji Signifikan Parsial (Uji T)

Uji statistik pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh

satu variabel penjelas atau independen secara individual dalam

menerangkan variasi variabel dependen. Cara melakukan uji t dapat

melakukan membandingkan nilai statistik t dengan titik kritis menurut

tabel.

1. Jika Thitung > Ttabel maka Ho ditolak dan Ha diterima.

2. Jika Thitung < Ttabel maka Ho diterima dan Ha ditolak.

d. Uji Signifikan Simultan (Uji F)

Uji F berfungsi untuk menguji apakah variabel independen secara

simultan berpengaruh atau tidak berpengaruh terhadap variabel

dependen.10 Pengujian menggunakan tingkat signifikan 0,05 (α=5%).

Kriteria hipotesis diterima maupun ditolak adalah sebagai berikut:

10
Purwanto Dan Suryadi, Statistika Untuk Ekonomi Dan Keuangan Modern Buku 2 Edisi 3,
(Jakarta:Salemba Empat,2017)
1) Hipotesis diterima, jika Fhitung > Ftabel dan nilai sig < 0,05, yang

artinya insentif berbasis anggaran dan sasaran program secara

simultan berpengaruh terhadap kinerja pegawai.

2) Hipotesis ditolak, jika Fhitung < Ftabel dan nilai sig < 0,05, yang

artinya insentif berbasis anggaran dan sasaran program secara

simultan tidak berpengaruh terhadap kinerja pegawai.


BAB IV
HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Umum Objek Penelitian


1. Lokasi Penelitian

Dinas perdagangan kota Surabaya bertempat di jalan Tunjungan No.

1-3 Lantai 2 ex Gedung Siola Surabaya, Kecamatan genteng, Kota Surabaya,

Jawa Timur.

2. Gambaran Umum

a) Struktur Organisasi

Struktur Organisasi Dinas Perdagangan Kota Surabaya

berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 14 Tahun 2016 Tentang

Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kota Surabaya dan

Peraturan Walikota Surabaya Nomor 67 Tahun 2016 tentang

kedudukan, susunan organisasi, uraian tugas dan fungsi serta tata kerja

Dinas Perdagangan Kota Surabaya serta Peraturan Walikota Surabaya

Nomor 102 Tahun 2016 Tentang pembentukan dan susunan organisasi

unit pelaksana teknis dinas metrologi legal pada Dinas Perdagangan

Kota Surabaya memuat Susunan Organisasi Dinas Perdagangan Kota

Surabaya, terdiri dari:

49
50

a. Dinas

b. Sekretariat, membawahi:

1) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

2) Sub Bagian Keuangan

c. Bidang Distribusi, membawahi:

1) Seksi Pengendalian Distribusi

2) Seksi Sarana Distribusi dan Logistik

d. Bidang Pelayanan dan Pengawasan, membawahi:

1) Seksi Pelayanan

2) Seksi Penggunaan Produk dan Pengawasan

e. Bidang Pemasaran, membawahi:

1) Seksi Promosi

2) Seksi Pengelolaan Sarana Promosi

f. UPTD Metrologi Legal, terdiri dari

1) Sub Bagian Tata Usaha

2) Kelompok Jabatan Fungsional

g. Kelompok Jabatan Fungsional


51

Gambar 4. 1 Struktur Organisasi Perdagangan Kota Surabaya 2010


Sumber: Dinas Perdagangan Kota Surabaya, 2019
b) Visi dan Misi Dinas Perdagangan Kota Surabaya

1) Visi

Surabaya kota sentosa yang berkarakter dan berdaya saing global berbasis

ekologi

2) Misi

a. Meningkatkan ketersediaan konsumsi pangan masyarakat

b. Membangun sistem manajemen city logistic melalui pemanfaatan

informasi gudang.

c. Meningkatkan kualitas pelayanan publik di bidang perdagangan dan

melalui penggunaan teknologi informasi.

d. Meningkatkan Produktivitas UMK kota Surabaya.

c) Tugas Pokok dan Fungsi

Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 14 Tahun 2016 Tentang

Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kota Surabaya dan Peraturan

Walikota Surabaya Nomor 67 Tahun 2016 tentang kedudukan, susunan

organisasi, uraian tugas dan fungsi serta tata kerja Dinas Perdagangan Kota

Surabaya serta Peraturan Walikota Surabaya Nomor 102 Tahun 2016 tentang

pembentukan dan susunan organisasi unit pelaksana teknis dinas metrologi

legal pada Dinas Perdagangan Kota Surabaya, Tugas dan Fungsi Dinas

Perdagangan Kota Surabaya adalah sebagai berikut:

52
a. Tugas

Membantu walikota melaksanakan urusan pemerintahan yang menjadi

kewenangan daerah dan tugas pembantuan.

b. Fungsi

1) Perumusan kebijakan teknis di bidang perdagangan;

2) Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum;

3) Pembinaan dan pelaksanaan tugas;

4) Pengelolaan ketatausahaan dinas; dan

5) Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai

dengan tugas dan fungsinya.

d) Landasan Hukum

a. Peraturan Presiden RI Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;

b. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2004 tentang

Percepatan Pemberantasan Korupsi;

c. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor

09/M.PAN/05/2007 tentang Pedoman Umum Penyusunan Indikator

Kinerja Utama di Lingkungan Instansi Pemerintah;

d. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2015 tentang

pedoman evaluasi atas implementasi sistem akutanbilitas kinerja instasi

pemerintah;
53
e. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan reformasi

Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang tentang

petunjuk teknis perjanjian kinerja, pelaporan kinerja dan tata cara revisi

atas Laporan Kinerja (LKJ) Instansi Pemerintah;

f. Keputusan Lembaga Administrasi Negara Nomor 239/IX/6/8/2003

tentang perbaikan pedoman penyusunan pelaporan akuntabilitas kinerja

instansi pemerintah;

g. Peraturan Daerah Nomor 14 Tahun 2016 tentang pembentukan dan

susunan perangkat daerah kota surabaya;

h. Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 10 Tahun 2016 tentang rencana

pembangunan jangka menengah daerah Kota Surabaya Tahun 2016-2021

(Lembaran Daerah Kota Surabaya Tahun 2016 Nomor 8 Tambahan

Lembaran Daerah Kota Surabaya Nomor 7);

i. Peraturan Walikota Surabaya Nomor 32 Tahun 2016 tentang tata cara

penyusunan penjabaran perencanaan, pemantauan, dan evaluasi rencana

pembangunan jangka menengah daerah Kota Surabaya Tahun 2016 –

2021;

j. Peraturan Walikota Surabaya Nomor 67 Tahun 2016 tentang kedudukan,

susunan organisasi, uraian tugas dan fungsi serta tata kerja Dinas

Perdagangan Kota Surabaya.

B. Analisis Data
1. Statistik Deskriptif
54
a. Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian ini yaitu pegawai Dinas Perdagangan

Kota Surabaya. Jumlah responden dalam penelitian ini yaitu 115

responden. Dari 115 kuesioner yang disebarkan, 78 kuesioner yang

kembali dan diisi secara lengkap. Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner

yang telah dilakukan, berikut merupakan gambaran umum karakteristik

responden:

1) Berdasarkan jenis kelamin responden

Tabel 4. 1 Data Berdasarkan Jenis Kelamin


S
u Jenis Kelamin
m Frequency Percent Valid Percent Cumulative
be
Percent
r:
D Laki-Laki 33 42.3 42.3 42.3
at Valid Perempuan 45 57.7 57.7 100.0
a
pri Total 78 100.0 100.0
me
r, diolah 2020

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah responden laki-

laki sebanyak 33 responden dengan presentase 42,3%, sedangkan

jumlah responden perempuan sebanyak 45 responden dengan presentase

sebanyak 57,7%.

2) Berdasarkan usia responden

Tabel 4. 2 Data usia responden

Umur

55
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent

25-30 6 7,7 7,7 7,7

30-35 15 19,2 19,2 26,9

35-40 23 29,5 29,5 56,4


Valid
40-45 23 29,5 29,5 85,9

45-50 11 14,1 14,1 100,0

Total 78 100,0 100,0


Sumber: Data primer, diolah 2020

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa rentang usia

responden 25-30 tahun sebanyak 6 orang atau 7,7%, dan responden

yang rentang usia 30-35 tahun sebanyak 15 orang atau 19,2%, dan

responden yang rentang antara 35-40 tahun sebanyak 23 tahun atau

29,5% dan responden yang rentang usianya 40-45 tahun sebanyak 23

orang atau 29,5% dan rentang usia 45-50 tahun sebanyak 11 orang atau

14,1%.

3) Berdasarkan pendidikan terakhir

Tabel 4. 3 Data
Pendidikan
Pendidikan Terakhir
Terakhir
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
S1 32 41.0 41.0 41.0
S2 27 34.6 34.6 75.6
Valid S3 1 1.3 1.3 76.9
D3 18 23.1 23.1 100.0
Total 78 100.0 100.0
Sumber: Data primer, diolah 2020

56
Berdasarkan tebal diatas dapat diketahui jenjang pendidikan

terakhir yang paling banyak adalah S1 dengan total 32 responden

dengan presentase 41% dan yang paing sedikit adalah S3 dengan total

1 responden dengan presentase 1,3%, jenjang pendidikan terakhir S2

sebanyak 27 responden dengan presentase 34,6% dan jenjang terakhir

D3 sebanyak 18 responden dengan presentase 23,1%.

4) Berdasarkan lama bekerja

T Lama Bekerja
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
a Percent
>10 29 37.2 37.2 37.2
b
1-5 22 28.2 28.2 65.4
Valid
el 5-10 27 34.6 34.6 100.0
Total 78 100.0 100.0
4.4 Berdasarkan lama bekerja

Sumber: Data primer, diolah 2020


Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui jangka waktu lama

bekerja 1-5 tahun sebanyak 22 responden atau 28,2%, dan jangka

waktu lama bekerja 5-10 tahun sebanyak 27 responden atau 34,6% dan

yang bekerja lebih dari 10 tahun sebanyak 29 responden atau 37,2%.

5) Berdasarkan jabatan

Tabel 4. 4 Data Jabatan Responden


Jabatan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent

57
Jabatan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Kepala Dinas 1 1.3 1.3 1.3
Kepala Sub Bagian 14 17.9 17.9 19.2
Valid Sekretaris 1 1.3 1.3 20.5
Lainnya 62 79.5 79.5 100.0
Total 78 100.0 100.0
Sumber: Data primer, diolah 2020
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui yang menjabat

sebagai kepala dinas sebanyak 1 responden atau 1,3%, yang menjabat

sebagai kepala sub bagian sebanyak 14 responden atau 17,9%, yang

menjabat sebagai sekretaris sebanyak 1 responden atau 1,3%, dan

lainnya sebanyak 62 responden atau 79,5%.

b. Deskripsi Variabel Penelitian

Deskripsi jawaban responden merupakan hasil jawaban

responden pada masing-masing variabel penelitian. Deskripsi jawaban

akan dijelaskan berdasarkan nilai mean atau rerata yang diolah

menggunakan descriptive statistic dari SPSS versi 20. Nilai mean dan

indikator yang tertinggi menunjukkan kecenderungan responden untuk

memberikan tanggapan yang sama. rumus yang digunakan adalah

sebagai berikut:1

𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖−𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑡𝑒𝑟𝑒𝑛𝑑𝑎ℎ


Interval Kelas = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠

1
Suliyanto. Ekonometrika Terapan: Teori & Aplikasi dengan SPSS. (Yogyakarta. Andi.2011)
58
5−1
= = 0,8
5

0,80 merupakan jarak interval kelas pada masing-masing kategori. Sehingga

berlaku ketentuan dengan hasil sebagai berikut:

Tabel 4. 5 Penentuan Kategori Berdasarkan Nilai Rerata


Interval Kategori Keterangan

1,00 – 1,80 1 Sangat tidak setuju

1,81 – 2,60 2 Tidak setuju

2,61 – 3,40 3 Netral

3,41 – 4,20 4 Setuju

4,20 – 5,00 5 Sangat setuju

Sumber: Hasil Olah Data SPSS, 2020

1. Deskripsi Variabel Insentif Berbasis Anggaran (X1)

Berikut adalah deskripsi jawaban berdasarkan frekuensi dan

persentase jawaban kemudian bagian kedua adalah nilai mean dari tiap-

tiap indikator pada variabel insentif berbasis anggaran. setelah diketahui

nilai mean kemudian nilai mean tersebut dikategorikan, untuk

memudahkan interpretasi.

Tabel 4. 6 Distribusi Frekuensi dan Nilai Rata-Rata Variabel Insentif Berbasis


Anggaran

Pertanyaan Skor Mean Keterangan

1 2 3 4 5

59
X1.1 0 0 11 51 16 4,06 Setuju

X1.2 0 12 30 28 8 3,41 Setuju

X1.3 0 11 28 39 0 3,36 Netral

X1.4 0 7 12 20 39 4,17 Setuju

X1.5 0 3 20 48 7 3,76 Setuju

X1.6 4 7 12 39 16 3,72 Setuju

X1.7 0 7 4 39 28 4,13 Setuju

X1.8 0 11 28 39 0 3,36 Netral

X1.9 0 11 28 39 0 3,36 Netral

Berdasarkan tabel 4.6 deskripsi jawaban responden tersebut, maka dapat

dilakukan interpretasi sebagai berikut:

a) Indikator X1.1 mengenai pemberian insentif berkaitan erat dengan

kinerja saya, ada 16 responden yang menjawab sangat setuju, 51

responden menjawab setuju, dan 11 menjawab netral. Dari nilai mean

sebesar 4,06 diketahui bahwa rata-rata jawaban responden berada pada

kategori setuju, berarti rata-rata responden menyatakan setuju jika

pemberian insentif berbasis anggaran berkaitan erat dengan kinerja

pegawai dinas perdagangan kota Surabaya.

b) Indikator X1.2 Saya menerima insentif sesuai dengan prestasi saya,

ada 8 responden yang menjawab sangat setuju, 28 responden

menjawab setuju, 30 menjawab netral, dan 12 responden menjawab

60
tidak setuju. Dari nilai mean sebesar 3,41 diketahui bahwa rata-rata

jawaban responden berada pada kategori setuju, berarti rata-rata

responden menyatakan setuju bahwa pemberian insentif berbasis

anggaran didasarkan pada kinerja pegawai dinas perdagangan kota

Surabaya.

c) Indikator X1.3 mengenai Insentif yang diberikan kepada saya selalu

tepat waktu, 39 responden menjawab setuju, 28 responden menjawab

netral, dan 11 responden menjawab tidak setuju. Dari nilai mean

sebesar 3,36 diketahui bahwa rata-rata jawaban responden berada pada

kategori netral, berarti rata-rata responden menyatakan ketepatan

waktu dalam pemberian insentif berbasis anggaran masih bersifat

wajar.

d) Indikator X1.4 mengenai Saya diberi kesempatan untuk meningkatkan

jenjang karir profesi saya, ada 39 responden yang menjawab sangat

setuju, 20 responden menjawab setuju, 12 responden menjawab netral,

dan 7 responden menjawab tidak setuju. Dari nilai mean sebesar 4,17

diketahui bahwa rata-rata jawaban responden berada pada kategori

setuju, berarti rata-rata responden menyatakan bahwa jenjang karir di

dinas perdagangan kota Surabaya berjalan dengan wajar dan sesuai

aturan.

e) Indikator X1.5 mengenai Promosi/kenaikan jabatan dilakukan secara

adil, ada 7 responden yang menjawab sangat setuju, 48 responden


61
menjawab setuju, 20 responden menjawab netral, dan 3 responden

menjawab tidak setuju. Dari nilai mean sebesar 3,76 diketahui bahwa

rata-rata jawaban responden berada pada kategori setuju, berarti rata-

rata responden menyatakan setuju bahwa kenaikan jabatan dilakukan

secara adil.

f) Indikator X1.6 mengenai Asuransi yang saya terima sesuai dengan

kebutuhan kesehatan saya, ada 16 responden yang menjawab sangat

setuju, 39 responden menjawab setuju, 12 responden menjawab netral,

7 responden menjawab tidak setuju dan 4 responden menjawab sangat

tidak setuju. Dari nilai mean sebesar 3,72 diketahui bahwa rata-rata

jawaban responden berada pada kategori setuju, berarti rata-rata

responden menyatakan setuju atas mekanisme pemberian asuransi

kesehatan pegawai dinas perdagangan kota Surabaya.

g) Indikator X1.7 mengenai Saya dapat menggunakan asuransi kesehatan

dengan mudah, ada 28 responden yang menjawab sangat setuju, 39

responden menjawab setuju, 4 responden menjawab netral, dan 7

responden menjawab tidak setuju. Dari nilai mean sebesar 4,13

diketahui bahwa rata-rata jawaban responden berada pada kategori

setuju, berarti rata-rata responden menyatakan setuju terkait pelayanan

asuransi kesehatan pegawai dinas perdagangan kota Surabaya.

h) Indikator X1.8 mengenai Semakin baik pekerjaan saya, maka semakin

tinggi insentif yang diterima, 39 responden menjawab setuju, 28


62
responden menjawab netral, dan 11 responden menjawab tidak setuju.

Dari nilai mean sebesar 3,36 diketahui bahwa rata-rata jawaban

responden berada pada kategori netral, berarti rata-rata responden

menyatakan bahwa pekerjaan yang dilakukan sudah baik.

i) Indikator X1.9 mengenai Bonus yang saya terima memicu saya bekerja

dengan giat., 39 responden menjawab setuju, 28 responden menjawab

netral, dan 11 responden menjawab tidak setuju. Dari nilai mean

sebesar 3,36 diketahui bahwa rata-rata jawaban responden berada pada

kategori netral, berarti rata-rata responden menyatakan rata-rata

responden menyatakan bonus yang diterima sesuai dengan kinerja

pegawai Dinas Perdagangan Kota Surabaya.

b. Deskripsi Variabel Sasaran Program (X2)

Berikut adalah deskripsi jawaban berdasarkan frekuensi dan persentase jawaban

kemudian bagian kedua adalah nilai mean dari tiap-tiap indikator pada variabel

sasaran program. Setelah diketahui nilai mean kemudian nilai mean tersebut

dikategorikan, untuk memudahkan interpretasi.

Tabel 4. 7 Distribusi Frekuensi dan Nilai Rata-Rata Variabel Sasaran Program

Pertanyaan Skor Mean Keterangan

1 2 3 4 5

X2.1 0 0 4 38 36 4,41 Sangat Setuju

X2.2 0 0 1 45 32 4,40 Sangat Setuju

63
Pertanyaan Skor Mean Keterangan

X2.3 0 0 4 49 25 4,27 Sangat Setuju

X2.4 0 0 9 42 27 4,23 Sangat Setuju

X2.5 0 0 3 32 43 4,51 Sangat Setuju

X2.6 0 0 8 53 17 4,12 Setuju

X2.7 0 0 1 30 47 4,59 Sangat Setuju

X2.8 0 0 4 33 41 4,47 Sangat Setuju

X2.9 0 8 23 32 15 4,54 Sangat Setuju

Berdasarkan tabel 4.7 deskripsi jawaban responden tersebut, maka dapat

dilakukan interpretasi sebagai berikut:

1) Indikator X2.1 mengenai misi organisasi dirumuskan secara jelas., ada

36 responden yang menjawab sangat setuju, 38 responden menjawab

setuju, dan 4 responden menjawab netral. Dari nilai mean sebesar 4,41

diketahui bahwa rata-rata jawaban responden berada pada kategori

sangat setuju, berarti rata-rata responden menyatakan sangat setuju

apabila misi organisasi dirumuskan secara jelas.

2) Indikator X2.2 Misi organisasi tertulis serta dikomunikasikan secara

internal maupun eksternal, ada 32 responden yang menjawab sangat

setuju, 45 responden menjawab setuju, dan 1 responden menjawab

netral. Dari nilai mean sebesar 4,40 diketahui bahwa rata-rata jawaban

responden berada pada kategori sangat setuju, berarti rata-rata

64
responden menyatakan sangat setuju apabila misi organisasi di

komunikasikan pada lingkup eksternal dan internal untuk kepentingan

organisasi.

3) Indikator X2.3 mengenai Misi yang dirumuskan berdasarkan tujuan

instansi., ada 25 responden yang menjawab sangat setuju, 49

responden menjawab setuju, dan 4 responden menjawab netral. Dari

nilai mean sebesar 4,27 diketahui bahwa rata-rata jawaban responden

berada pada kategori sangat setuju, berarti rata-rata responden

menyatakan sangat setuju terhadap misi yang dirumuskan untuk

kepentingan instansi.

4) Indikator X2.4 mengenai Instansi memberikan informasi yang jelas

terhadap rencana strategis kedepan., ada 27 responden yang menjawab

sangat setuju,42 responden menjawab setuju, dan 9 menjawab netral.

Dari nilai mean sebesar 4,23 diketahui bahwa rata-rata jawaban

responden berada pada kategori sangat setuju, berarti rata-rata

responden menyatakan sangat setuju terkait perencanaan strategis

organisasi.

5) Indikator X2.5 mengenai Rencana strategis organisasi

didokumentasikan secara spesifik dan mendetail., ada 43 responden

yang menjawab sangat setuju, 32 responden menjawab setuju, dan 3

responden menjawab netral. Dari nilai mean sebesar 4,51 diketahui

bahwa rata-rata jawaban responden berada pada kategori sangat setuju,


65
berarti rata-rata responden menyatakan sangat setuju terkait publikasi

perencanaan strategis organisasi.

6) Indikator X2.6 mengenai Pekerjaan yang dihasilkan sesuai dengan

rencana strategis, ada 17 responden yang menjawab sangat setuju, 53

responden menjawab setuju, dan 8 responden menjawab netral. Dari

nilai mean sebesar 4,12 diketahui bahwa rata-rata jawaban responden

berada pada kategori setuju, berarti rata-rata responden menyatakan

sangat setuju terkait hasil evaluasi pelaksanaan perencanaan strategis.

7) Indikator X2.7 mengenai Tujuan yang akan dicapai memberikan

gambaran lengkap tentang pencapaian organisasi., ada 47 responden

yang menjawab sangat setuju, 30 responden menjawab setuju,dan 1

responden menjawab netral. Dari nilai mean sebesar 4,59 diketahui

bahwa rata-rata jawaban responden berada pada kategori sangat setuju,

berarti rata-rata responden menyatakan sangat setuju terkait publikasi

tujuan yang akan dicapai organisasi untuk kinerja karyawan dinas

perdagangan kota Surabaya.

8) Indikator X2.8 mengenai Instansi telah menciptakan formasi kinerja

untuk menjalankan program kerja., ada 41 responden yang menjawab

sangat setuju, 33 responden menjawab setuju, dan 4 responden

menjawab netral. Dari nilai mean sebesar 4,47 diketahui bahwa rata-

rata jawaban responden berada pada kategori sangat setuju, berarti

66
rata-rata responden menyatakan sangat setuju terhadap formasi kinerja

yang di bentuk oleh dinas perdagangan kota Surabaya.

9) Indikator X2.9 mengenai Setiap pegawai memiliki tanggung jawab

untuk menjalankan program instansi., ada 15 responden yang

menjawab sangat setuju, 32 responden menjawab setuju, 23 responden

menjawab netral, dan 8 responden menjawab tidak setuju. Dari nilai

mean sebesar 4,54 diketahui bahwa rata-rata jawaban responden

berada pada kategori sangat setuju, berarti rata-rata responden

menyatakan sangat setuju terkait tanggung jawab dalam menjalankan

tugas dan wewenang di organisasi ini.

c. Deskripsi Variabel Kinerja Pegawai (Y)

Berikut adalah deskripsi jawaban berdasarkan frekuensi dan persentase jawaban

kemudian bagian kedua adalah nilai mean dari tiap-tiap indikator pada variabel

sasaran program. Setelah diketahui nilai mean kemudian nilai mean tersebut

dikategorikan, untuk memudahkan interpretasi.

Tabel 4.7

Distribusi Frekuensi dan Nilai Rata-Rata Variabel Sasaran Program

Pertanyaan Skor Mean Keterangan

1 2 3 4 5

Y.1 0 8 23 32 15 3,69 Setuju

Y.2 0 7 16 47 8 3,72 Setuju

67
Y.3 0 0 39 31 8 3,60 Setuju

Y.4 0 4 38 20 16 3,62 Setuju

Y.5 0 6 36 32 4 3,44 Setuju

Y.6 0 10 48 16 4 3,18 Netral

Y.7 0 8 20 42 8 3,64 Setuju

Berdasarkan tabel 4.7 deskripsi jawaban responden tersebut, maka dapat

dilakukan interpretasi sebagai berikut:

1) Indikator Y.1 mengenai Saya selalu mampu menyelesaikan pekerjaan

sesuai dengan target yang direncanakan, ada 15 responden yang

menjawab sangat setuju, 32 responden menjawab setuju, 23 responden

menjawab netral, dan 8 responden menjawab tidak setuju. Dari nilai

mean sebesar 3,69 diketahui bahwa rata-rata jawaban responden

berada pada kategori setuju, berarti rata-rata responden menyatakan

Sangat Setuju terkait hasil pekerjaan yang dicapai oleh pegawai dinas

perdagangan kota Surabaya yang sesuai target yang direncanakan.

2) Indikator Y.2 mengenai Saya mampu melakukan pekerjaan sesuai

waktu yang ditentukan, ada 8 responden yang menjawab sangat setuju,

47 responden menjawab setuju, 16 responden menjawab netral, dan 7

responden menjawab tidak setuju. Dari nilai mean sebesar 3,72

diketahui bahwa rata-rata jawaban responden berada pada kategori

68
setuju, berarti rata-rata responden menyatakan Sangat setuju terkait

hasil kinerja pegawai yang diselesaikan secara tepat waktu.

3) Indikator Y.3 mengenai Instansi mengapresiasi ketika saya

menyelesaikan banyak pekerjaan., ada 8 responden yang menjawab

sangat setuju, 31 responden menjawab setuju, 39 responden menjawab

netral. Dari nilai mean sebesar 3,60 diketahui bahwa rata-rata jawaban

responden berada pada kategori setuju, berarti rata-rata responden

menyatakan Setuju terhadap apresiasi yang diberikan instansi terhadap

pencapaian kinerjanya.

4) Indikator Y.4 mengenai Pekerjaan yang saya lakukan sudah sesuai

dengan rencana kerja instansi, ada 16 responden yang menjawab

sangat setuju, 20 responden menjawab setuju, 38 responden menjawab

netral, dan 4 responden menjawab tidak setuju. Dari nilai mean sebesar

3,62 diketahui bahwa rata-rata jawaban responden berada pada

kategori setuju, berarti rata-rata responden menyatakan Setuju terhadap

hasil kinerja yang dicapai sudah sesuai dengan rencana instansi.

5) Indikator Y.5 mengenai Pekerjaan yang saya lakukan sesuai standar

prosedur yang ada., ada 4 responden yang menjawab sangat setuju, 32

responden menjawab setuju, 36 responden menjawab netral, dan 6

responden menjawab tidak setuju. Dari nilai mean sebesar 3,44

diketahui bahwa rata-rata jawaban responden berada pada kategori

69
setuju, berarti rata-rata responden menyatakan setuju terhadap hasil

kinerjanya berjalan sesuai dengan standard dan prosedur.

6) Indikator Y.6 mengenai Pekerjaan yang saya lakukan telah memenuhi

tingkat akurasi yang baik, ada 4 responden yang menjawab sangat

setuju, 16 responden menjawab setuju, 48 responden menjawab netral,

dan 10 responden menjawab tidak setuju. Dari nilai mean sebesar 3,18

diketahui bahwa rata-rata jawaban responden berada pada kategori

netral, berarti rata-rata responden menyatakan sudah memenuhi tingkat

akurasi yang baik.

7) Indikator Y.7 mengenai Saya selalu disiplin dalam menjalankan tugas.,

ada 8 responden yang menjawab sangat setuju, 42 responden

menjawab setuju, dan 20 responden menjawab netral, dan 8 responden

menjawab tidak menjawab. Dari nilai mean sebesar 3,64 diketahui

bahwa rata-rata jawaban responden berada pada kategori setuju, berarti

rata-rata responden menyatakan setuju terkait kedisipilinan pegawai

dalam menjalankan tugas tugasnya.

2. Uji Validitas dan Reliabilitas

a. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidak valid suatu

kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid apabila instrument tersebut

70
mampu mempresentasikan atau mengukur apa yang seharusnya diukur. Uji

validitas dikatakan valid apabila r hitung > r tabel dan bernilai positif.2

Berdasarkan data yang telah dikumpulkan dari tanggapan 78

responden mengenai 9 pertanyaan pada variabel insentif berbasis anggaran,

9 pertanyaan pada variabel sasaran program, dan 7 pertanyaan pada

variabel kinerja pegawai kemudian diolah menggunakan program spss

versi 20, maka diperoleh hasil olahan data disajikan pada tabel 4.6, tabel

4.7, tabel 4.8 berikut ini:

Tabel 4. 8 Hasil Uji Validitas Insentif Berbasis Anggaran

Item r hitung r tabel Keterangan

X1.1 0,741 0,222 Valid

X1.2 0,687 0,222 Valid

X1.3 0,901 0,222 Valid

X1.4 0,630 0,222 Valid

X1.5 0,648 0,222 Valid

X1.6 0,631 0,222 Valid

X1.7 0,790 0,222 Valid

X1.8 0,901 0,222 Valid

X1.9 0,901 0,222 Valid


Sumber: Data primer, diolah 2020

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa seluruh indikator pada

variabel insentif berbasis anggaran (X1) menunjukkan masing-masing item

soal memiliki nilai r hitung ≥ r tabel. Nilai r tabel 0,222 didapat dengan
2
Nur Indiantoro, Metode Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi Dan Manajemen, (Yogyakarta: Bpfe-
Yogyakarta, 2002), hal 118.
71
cara df (n-2), n merupakan jumlah dari sampel, jadi df (78-2) = 76 dengan

menggunakan uji 2 arah pada tingkat signifikansi 0,05. Dari hasil uji yang

telah dilakukan, maka semua item pertanyaan pada variabel X1 dinyatakan

valid. Selanjutnya dilakukan pengujian validitas pada pengujian variabel

sasaran program sebagai berikut:

Tabel 4. 9 Hasil Uji Validitas Sasaran Program


Item r hitung r tabel Keterangan

X2.1 0,673 0,222 Valid

X2.2 0,520 0,222 Valid

X2.3 0,582 0,222 Valid

X2.4 0,734 0,222 Valid

X2.5 0,669 0,222 Valid

X2.6 0,640 0,222 Valid

X2.7 0,678 0,222 Valid

X2.8 0,751 0,222 Valid

X2.9 0,705 0,222 Valid


Sumber: Data primer, diolah 2020

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa seluruh indikator pada

variabel sasaran program (X2) menunjukkan masing-masing item soal

memiliki nilai r hitung ≥ r tabel. Nilai r tabel 0,222 didapat dengan cara df

(n-2), n merupakan jumlah dari sampel, jadi df (78-2) = 76 dengan

menggunakan uji 2 arah pada tingkat signifikansi 0,05. Dari hasil uji yang

telah dilakukan, maka semua item pertanyaan pada variabel X2 dinyatakan

72
valid. Selanjutnya dilakukan pengujian validitas pada pengujian variabel

kinerja pegawai sebagai berikut:

Tabel 4. 10 Hasil Uji Validitas Kinerja Pegawai

Item r hitung r tabel Keterangan


X1.1 0,733 0,222 Valid
X1.2 0,670 0,222 Valid
X1.3 0,634 0,222 Valid
X1.4 0,810 0,222 Valid
X1.5 0,816 0,222 Valid
X1.6 0,764 0,222 Valid
X1.7 0,522 0,222 Valid
Sumber: Data primer, diolah 2020

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa seluruh indikator pada

variabel kinerja pegawai (Y) menunjukkan masing-masing item soal

memiliki nilai r hitung ≥ r tabel. Nilai r tabel 0,222 didapat dengan cara df

(n-2), n merupakan jumlah dari sampel, jadi df (78-2) = 76 dengan

menggunakan uji 2 arah pada tingkat signifikansi 0,05. Dari hasil uji yang

telah dilakukan, maka semua item pertanyaan pada variabel Y dinyatakan

valid.

b. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui sejauh mana hasil

pengukuran tetap konsisten jika dilakukan pengukuran kembali terhadap

gejala yang sama. Uji reliabilitas ini menggunakan teknik Cronbach Alpha

73
yaitu dikatakan reliable apabila suatu konstruk atau variabel memberikan

nilai Cronbach Alpha > 0,60.3

Untuk mengetahui keakuratan data dari tanggapan 78 responden

mengenai insentif berbasis anggaran, sasaran program dan kinerja pegawai,

maka digunakan uji reliabilitas terhadap masing-masing variabel

menggunakan program spss versi 20. Adapun hasil pengujian reliabilitas

disajikan pada tabel 4.9 berikut ini:

Tabel 4. 11 Hasil Uji Realibilitas

Variabel Cronbach Alpha Keterangan


Insentif Berbasis Anggaran (X1) 0,894 Reliabel
Sasaran Program (X2) 0,841 Reliabel
Kinerja Pegawai (Y) 0,831 Reliabel
Sumber: Data primer, diolah 2020

Berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai Cronbach Alpha untuk

seluruh variabel lebih dari 0,60 artinya seluruh variabel dinyatakan reliable

sehingga dapat digunakan dalam penelitian.

3. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi yang

digunakan berdistribusi normal atau tidak. Model regresi dikatakan baik

apabila mempunyai ditribusi normal atau mendekati normal. Dalam


3
Ghozali, I, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, (Semarang: Badan Penerbit
Universitas Diponegoro, 2006), Hal 42
74
penelitian ini menggunakan SPSS Statisctic 20 dengan pengujian one sample

kolmogorof-smirmov Test. Dikatakan normal apabila nilai signifikansi >0,05

dan berdistribusi tidak normal apabila nilai signifikansi <0,05. Adapun hasil

pengujian normalitas menggunakan statistik disajikan dalam tabel 4.10

berikut ini:

Tabel 4. 12 Hasil Uji


Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 78
Mean 0E-7
Normal Parametersa,b
Std. Deviation 1.92417478
Absolute .123
Most Extreme Differences Positive .057
Negative -.123
Kolmogorov-Smirnov Z 1.084
Asymp. Sig. (2-tailed) .190
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.

Sumber: Data primer, diolah 2020

Berdasarkan pada tabel diatas dapat diketahui bahwa uji normalitas

residual terdistribusi normal, hal itu dapat dilihat pada tabel one sample

kolmograf-smirnov test dari nilai asymp. Sign. (2-tailed)yang menunjukkan

angka sebesar 0,190 yang lebih besar 0,05yang berarti residual terdistribusi

normal.

75
Uji normalitas juga dilakukan dengan menggunakan uji normal PP Plot

regression standardized residual dengan melihat penyebaran data pada

sumber diagonal. Penyebaran data dikatakan normal jika berada di sekitar

garis diagonal. Penyebaran data dikatakan normal jika berada di sekitar garis

diagonal.

Sumber: Data Primer,diolah 2020

Gambar 4. 2Grafik Hasil Uji Normalitas

76
Berdasarkan normal grafik PP Plot of Regression Standardized

Residual diatas, data (titik) yang masih berada di sekitar garis diagonal hal

ini berarti residual terdistribusi normal.

b. Uji Multikolinieritas

Uji multikoliniearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam persamaan

regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik

seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas. Pengujian

multikolinearitas dapat dilakukan dengan melihat nilai Variance Inflation Factor

(VIF) dan nilai tolerance. Dikatakan tidak terjadi multikoliniearitas apabila nilai

Variance Inflation Factor (VIF) < 10 dan nilai tolerance > 0,1.

Tabel 4. 13 Hasil Uji Multikolinearitas

Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig. Collinearity Statistics
Coefficients
B Std. Error Beta Tolerance VIF
(Constant) -1.563 2.884 -.542 .589
Insentif Berbasis
1 .606 .041 .849 14.723 .000 .998 1.002
Anggaran
Sasaran Program .158 .066 .139 2.409 .018 .998 1.002
a. Dependent Variable: Kinerja Pegawai
Sumber: Data primer, diolah 2020

Berdasarkan dari tabel diatas dapat diketahui bahwa masing-masing

variabel memiliki nilai tolerance > 0,1 dan nilai VIF < 10. Pada variabel insentif

berbasis anggaran memiliki tolerance 0,998 > 0,1 dan nilai VIF 1,002 < 10, maka

dapat disimpulkan bahwa variabel insentif berbasis anggaran tidak terjadi

77
multikolinearitas. Variabel sasaran program memiliki tolerance 0,998 > 0,1 dan

nilai VIF 1,002 < 10, maka dapat disimpulkan bahwa variabel sasaran program

tidak terjadi multikolinearitas. Jadi semua variabel independent tidak terjadi

multikolinearitas.

c. Uji Heteroskedasitas

Uji heteroskedasitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi

terjadi kesamaan variance dari residul pengamatan satu ke pengamatan lainnya.

Uji heteroskedasitas melihat sebaran data. Model regresi yang baik seharusnya

tidak terjadi heteroskedasitas. Dalam penelitian ini uji heterokedasitas

menggunakan uji glejser, jika nilai signifikansi > 0,05 maka tidak terjadi

heteroskedasitas dan sebaliknya jika nilai signifikansi < 0,05 maka terjadi

heteroskedasitas.

Tabel 4. 14 Hasil Uji Heteroskedasitas

Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig.
Coefficients

B Std. Error Beta

(Constant) 1.033 1.835 .563 .575

1 Insentif Berbasis Anggaran -.022 .026 -.095 -.830 .409

Sasaran Program .029 .042 .081 .703 .484

a. Dependent Variable: ABS_RES


Sumber: Data primer, diolah 2020

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa uji heteroskedasitas pada

variabel insentif berbasis anggaran memiliki signifikansi 0,409 > 0,05. Variabel

78
sasaran program memiliki signifikansi 0,484 > 0,05. Dapat disimpulkan bahwa

dari semua variabel independen tidak terjadi heteroskedasitas.

4. Uji Hipotesis

a. Analisis Regresi Linier Berganda

Uji regresi linier berganda digunakan untuk menguji pengaruh antara

dua variabel atau lebih, untuk mengetahui pengaruh positif atau negatif antara

variabel independen terhadap variabel dependen, dan memprediksi nilai dari

variabel dependen jika variabel independennya mengalami kenaikan atau

penurunan.

Tabel 4. 15 Uji Regresi Linier Berganda

Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig.
Coefficients

B Std. Error Beta

(Constant) -1.563 2.884 -.542 .589

1 Insentif Berbasis Anggaran .606 .041 .849 14.723 .000

Sasaran Program .158 .066 .139 2.409 .018

a. Dependent Variable: Kinerja Pegawai


Sumber: Data primer, diolah 2020

a. Variabel dependen

Berdasarkan tabel 4.13 diatas, maka diperoleh persamaan regresi linier

berganda sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + e

Y = -1,563 + 0,606Insentif berbasis anggaran + 0,158Sasaran program + e

79
Berdasarkan hasil persamaan regresi linier berganda diatas dapat

diinterpretasikan sebagai berikut:

1. Variabel insentif berbasis anggaran (X1) memiliki nilai koefisien

0,606. Nilai koefisien regresi menunjukkan nilai positif yang berarti

setiap kenaikan satu satuan variabel insentif berbasis anggaran maka

akan menaikkan kinerja pegawai sebesar 0,606 dengan asumsi

variabel bebas yang lain tetap.

2. Variabel sasaran program (X2) memiliki nilai koefisien 0,158. Nilai

koefisien regresi menunjukkan nilai positif yang berarti setiap

kenaikan satu satuan variabel sasaran program maka akan menaikkan

kinerja pegawai sebesar 0,158 dengan asumsi variabel bebas yang

lain tetap.

b. Uji Parsial (Uji T)

Uji T bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh secara

parsial yang diberikan variabel independen terhadap variabel dependen.

Uji t menguji pengaruh masing-masing variabel independen yaitu insentif

berbasis anggaran (X1), sasaran program (X2) terhadap variabel

dependen yaitu kinerja pegawai (Y). hasil uji t dapat dilihat pada kolom

signifikansi sebesar 5% atau 0,05, serta membandingkan antara t hitung

dengan t tabel. Apabila nilai t hitung > t tabel maka H0 ditolak dan Ha

diterima. Sedangkan apabila nilai t hitung < t tabel maka H0 diterima dan

Ha diterima. Hasil uji t yang telah diolah melalui SPSS sebagai berikut:
80
Tabel 4. 16 Hasil Uji Parsial (Uji t)

Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig.
Coefficients

B Std. Error Beta

(Constant) -1.563 2.884 -.542 .589

1 Insentif Berbasis Anggaran .606 .041 .849 14.723 .000

Sasaran Program .158 .066 .139 2.409 .018

a. Dependent Variable: Kinerja Pegawai

Sumber: Data primer, diolah 2020


Berdasarkan tabel diatas maka dapat diambil kesimpulan sebagai

berikut:

1. Pengaruh Insentif Berbasis Anggaran terhadap Kinerja Pegawai

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa variabel

insentif berbasis anggaran (X1) diperoleh nilai t hitung sebesar

14,723 dengan t tabel 1,991 dan nilai sig.0,000, dapat disimpulkan

bahwa t hitung 14,723 > 1,991 dan nilai sig. 0,000 < 0,05, maka

Ha diterima yang artinya variabel insentif berbasis anggaran (X1)

berpengaruh terhadap kinerja pegawai (Y)

2. Pengaruh Sasaran Program terhadap Kinerja Pegawai

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa variabel

sasaran program (X2) diperoleh nilai t hitung sebesar 2,409 dengan

t tabel 1,991 dan nilai sig. 0,018, dapat disimpulkan bahwa t hitung

2,409 > 1,991 dan nilai sig. 0,018 < 0,05, maka Ha diterima yang

81
artinya variabel sasaran program (X2) berpengaruh terhadap

kinerja pegawai (Y).

c. Uji Simultan (Uji F)

Uji F bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh secara

simultan (bersamaan) antara seluruh variabel independen yakni insentif

berbasis anggaran (X1) dan sasaran program(X2) terhadap variabel

dependen yakni kinerja pegawai (Y). untuk mengetahui hasil uji f dapat

dilihat pada tabel anova, dengan menggunakan tingkat signifikansi 5%

atau 0,05. Jika nilai sig. < 0,05, atau F hitung > F tabel maka terdapat

pengaruh variabel independen secara simultan terhadap variabel

dependen. Dan sebaliknya jika nilai sig. >0,05 atau F hitung < F tabel

maka tidak terdapat pengaruh variabel independen secara simultan

terhadap variabel dependen.

Tabel 4. 17 Hasil Uji Simultan (Uji F)

ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Regression 860.873 2 430.436 113.238 .000b
1 Residual 285.089 75 3.801
Total 1145.962 77
a. Dependent Variable: Kinerja Pegawai
b. Predictors: (Constant), Sasaran Program, Insentif Berbasis Anggaran
Sumber: Data primer, diolah 2020

Cara menghitung F tabel yaitu dengan rumus F= (k ; n-k). K adalah

jumlah variabel independen N adalah jumlah seluruh sampel. F = (2 : 76),

sehingga diperoleh nilai f tabel sebesar 3,12.


82
Berdasarkan tabel hasil uji F diatas, dapat diketahui bahwa nilai F

hitung 113,238 dan nilai sig.0,000. Maka F hitung 113,238 > 3,12 dan sig.

0,000 < 0,05. Maka dikatakan bahwa hasil uji F terdapat pengaruh variabel

insentif berbasis anggaran (X1) dan sasaran program (X2) secara simultan

berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai (Y).

d. Uji Koefisien Determinasi

Uji koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa

besar kemampuan variabel bebas yaitu insentif berbasis anggaran dan

sasaran program dalam menjelaskan atau mempengaruhi variabel terikat

yaitu kinerja pegawai. Berikut hasil uji koefisien determinasi atau R

square:

Tabel 4. 18 Uji Koefisien Determinasi (R2)

Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the
Estimate
a
1 .867 .751 .745 1.950

a. Predictors: (Constant), Sasaran Program, Insentif Berbasis Anggaran


b. Dependent Variable: Kinerja Pegawai
Sumber: Data primer, diolah 2020

Dari hasil uji R2 pada tabel diatas diperoleh angka koefisien

determinasi Adjust R Square adalah 0,751 atau jika dipresentasekan sebesar

75%. Dapat disimpulkan bahwa variabel insentif berbasis anggaran dan

sasaran program berpengaruh sebesar 75% terhadap kinerja pegawai Dinas

83
Perdagangan Kota Surabaya, sedangkan sisanya sebesar 25% dipengaruhi

oleh variabel atau faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

84
BAB V
PEMBAHASAN

A. Pengaruh Insentif Berbasis Anggaran Terhadap Kinerja Pegawai

Berdasarkan hasil olah data SPSS dan pada bab IV bahwa variabel

insentif berbasis anggaran menunjukan nilai sig. 0,000 yang mana angka tersebut

lebih kecil dari 0,005 dan dengan nilai t hitung sebesar 14,273 yang mana lebih

besar dari t tabel yakni 1,991 yang berarti bahwa variabel insentif berbasis

anggaran berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja pegawai Dinas

Perdagangan kota Surabaya. Hasil olah data penelitian ini mendukung hipotesis

pertama yang menyatakan bahwa insentif berbasis anggaran berpengaruh

terhadap kinerja pegawai Dinas Perdagangan kota Surabaya. . Variabel insentif

berbasi anggaran memliki pengaruh sebesar 84,9%, sehingga variabel X1 ini

memiliki pengaruh yang paling dominan dalam memengaruhi variabel kinerja

pegawai (Y). sedangkan sisanya sebesar 13,9% di pengaruhi oleh variabel

sasaran program dan 1,2% dipengaruhi oleh variabel lainnya.

Insentif berbasis anggaran mampu meningkatkan pemenuhan target

pekerjaan pegawai dinas perdagangan kota surabaya. Selain itu mampu

meningkatkan tingkat akurasi penugasan, mampu meningkatkan tingkat efisiensi

pekerjaan. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada pegawai dinas

85
perdagangan kota Surabaya insentif berbasis anggaran berpengaruh signifikan

terhadap kinerja pegawai dinas perdagangan kota surabaya. Hasil penelitian ini

relevan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Chong V.K., and Law.

Maggie B.C. yang the effect of a budget-based incentive compensation scheme

on job performance hasil penelitiannya menujukan bahwa insentif berbasis

anggaran terbukti berpengaruh positif terhadap kinerja pegawai. Hasil pengujian

statistik deskriptifnya menunjukan rata-rata jawaban responden menjawab setuju

dengan nilai yang yang cukup tinggi dan uji parsialnya menujukan 0,001 dan

nilai β = 0.300.

Hasil penelitian ini juga relevan dengan penelitian yang dilkukan oleh

Chong and Eggleton yang berjudul The Impact of Reliance on Incentive-Based

Compensation Schemes, Information Asymmetry and Organisational

Commitment on Managerial Performance. Management Accounting Research

hasil penelitiannya menunjukan bahwa insentif berbasis anggaran berpengaruh

positif terhadap kinerja pegawai. Hal ini dibuktikan dengan uji pasrsial yang

menunjukan bahwa r = 0.863, p < 0.01.

Hasil penelitian ini sejalan dengan teori yang dikemukan oleh Hasibuan

yang menyatakan bahwa insentif yaitu daya perangsang yang diberikan kepada

karyawan tertentu berdasarkan prestasi kerjanya agar karyawan terdorong

meningkatkan prestasi kerjanya. Berdasarkan teori tersebut, insentif merupakan

86
sebuah cara yang diberikan oleh organisasi untuk meningkatkan kinerja

karyawan.4

B. Pengaruh Sasaran Program Terhadap Kinerja Pegawai

Berdasarkan hasil uji SPSS yang tersaji di BAB IV variabel Sasaran

Program menunjukkan nilai t hitung sebesar 2,409 yang mana angka tersebut

lebih besar dari nilai t tabel 1,991 dan nilai signifikansinya Sebesar 0,018 yang

mana lebih kecil 0,05. Yang berarti bahwa variabel sasaran program berpengaruh

signifikan terhadap kinerja pegawai pada kinerja pegawai pada dinas

perdagangan kota Surabaya. Dari hasil uji t dapat disimpulkan bahwa uji t

mendukung hipotesis kedua yang menyatakan terdapat pengaruh sasaran

program terhadap kinerja pegawai pada dinas perdagangan kota surabaya.

Berdasarkan standard koefisien beta variabel sasaran program memiliki pengaruh

sebesar 13.9% terhadap kinerja pegawai. Sedangkan 1,2% di pengaruhi oleh

variabel yang lain.

Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh goal setting

theory Locke & Latham menjelaskan bahwa adanya hubungan antara penetapan

sasaran program dengan kinerja, jika pimpinan mengetahui apa yang menjadi

tujuan mereka, mereka akan termotivasi untuk berusaha lebih baik, hal ini

kemudian akan ditindaklanjuti dengan menetapkan sasaran program guna

peningkatan kinerja anggota organisasi yang terlibat dalam program yang

4
Hasibuan, H, Melayu SP, (2006). Organisasi dan Motivasi. Jakarta: Bumi Aksara.
87
dijalankan. Tujuan dipandang sebagai kompromi yang kompleks yang

merefleksikan kebutuhan individu yang berbeda-beda dan tujuan personal

organisasi yang dominan. Tujuan organisasi ditentukan melalui negosiasi. Proses

tawar menawar dan saling pengaruh dibatasi oleh beragam partisipan dan

lingkungan internal maupun eksternal.5

Semakin tinggi tujuan atau sasaran program yang ditentukan oleh

organisasi maka berdampak pada meningkatnya kinerja individu yang nantinya

akan berpengaruh ke kinerja organisasi. Tinggi tujuan diartikan dengan jelasnya

tujuan atau sasaran program yang akan dicapai oleh organisasi. Begitu juga

sebaliknya apabila tujuan atau sasaran program tidak jelas maka akan terjadi

ambiguitas dalam perusahaan, pegawai akan bingung dengan apa yang akan

mereka kerjakan karena tujuan yang akan dicapai oleh perusahaan juga tidak

jelas, hal tersebut akan berpengaruh kepada menurunnya kinerja karyawan yang

nantinya juga akan berpengaruh terhadap menurunnya kinerja organisasi.

C. Pengaruh Insentif Berbasis Anggaran dan Sasaran Program secara

simultan terhadap kinerja pegawai dinas perdagangan kota Surabaya.

Berdasarkan hasil Uji Hipotesis penelitian, Variabel Insentif berbasis

anggaran dan Sasaran Program terdapat pengaruh signifikan terhadap Kinerja

Pegawai Dinas Perdagangan Kota Surabaya. Hal ini dibuktikan berdasarkan hasil

uji simultan (Uji F) yang menunjukan nilai F hitung sebesar 113,238 yang mana
5
Locke, E. A., & Latham, G. P. (1990). Building a practically useful theory of goal setting and
task motivation: A 35-year odyssey. American psychologist, 57(9), 705.
88
lebih besar dari F tabel yakni sebesar 3,12 dan nilai signifikansinya sebesar 0,000

yang lebih kecil dari 0,005. Yang artinya variabel bebas Insentif berbasi

anggaran dan Sasaran program secara simultan memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap Kinerja Pegawai dinas Perdagangan Kota Surabaya. Hasil ini

mendukung hipotesis ke empat yang menyatakan bahwa Insentif Berbasi

Anggaran dan Sasaran program Berpengaruh signifikan terhadap Kinerja

Pegawai Dinas Perdagangan Kota Surabaya.

Hasil SPSS Pada Tabel Modal summary menujukan koefisien determinasi

(R-Square). Sebesar 0,751 menujukan bahwa pengaruh insentif berbasis

anggaran dan sasaran program terhadap Kinerja Pegawai dinas Perdagangan

Kota Surabaya sebesar 75% dan 25% dipengaruhi oleh faktor-faktor lainnya

yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Semakin tinggi insentif yang diberikan maka semakin tinggi kinerja

pegawai dalam suatu organisasi. Hal ini relevan dengan teori yang dikemukakan

oleh Hersey, Blanchard dam Jhonson bahwa dari 7 faktor yang memengaruhi

kinerja salah satunya adalah insentif dimana ini termasuk sebagai motivation and

willingness. 6 insentif berbasis anggaran digunakan sebagai apresiasi atas kinerja

pegawai dan organisasi yang sudah mencapai target yang direncanakan. Seperti

halnya dalam peraturan menteri keuangan nomor 114/ PMK.02/2018

menjelaskan bahwa insentif berbasis anggaran adalah tambahan alokasi anggaran


6
Mukhlishtul Jannah, 2013, Pengaruh Pemberian Insentif terhadap Kinerja Karyawan,
Islamiconomic, Jakarta
89
yang diberikan kepada kementerian negara/ lembaga pada tahun anggaran

berjalan atas kinerja anggaran pada tahun sebelumnya. Adapun syarat kinerja

anggaran untuk mendapatkan insentif berbasis anggaran adalah capaian kinerja

anggaran, hasil kinerja pelaksanaan anggaran, dan hasil pemeriksaan atas laporan

keuangan. Kemudian menurut Leon C. Manggnison bahwa insentif berbasis

anggaran disebut sebagai apresiasi atas kinerja karena pekerjaan yang dilakukan

sesuai dengan yang diharapkan oleh atasan. 7 kemudian dalam mencapai kinerja

yang baik tentunya perlu adanya sasaran program yang berfungsi menetapkan

tujuan- tujuan yang akan dicapai oleh organisasi. Sasaran program merupakan

suatu pernyataan secara spesifik yang menjelaskan hasil yang harus dicapai,

kapan dan oleh siapa sasaran yang diinginkan dicapai tersebut diselesaikan.

7
Ibid;
90
BAB VI
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan penelitian yang telah diuraikan pada bab 5

maka kesimpulan yakni dari penelitian ini sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil uji parsial (Uji T), variabel insentif berbasis anggaran

(X1) berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai Dinas Perdagangan

Kota Surabaya dengan nilai T hitung sebesar 14,723 > 1,991 dan nilai

signifikansi sebesar 0,000 < 0,005. Insentif berbasis anggaran penting

sebagai stimulus atau pendorong agar pegawai lebih semangat dalam

mencapai target yang ditetapkan oleh organisasi dan sebagai tolak ukur

dari tahun sebelumnya.

2. Variabel sasaran program (X2) berpengaruh secara signifikan terhadap

kinerja pegawai Dinas Perdagangan Kota Surabaya dengan nilai T hitung

sebesar 2,409 > 1,991 dan nilai signifikansi sebesar 0,018 < 0,005.

Sehingga semakin jelas sasaran program yang akan dicapai oleh

organisasi maka akan berkurang ambiguisitas dari organisasi akan jelas

pula pekerjaan yang harus dilakukan oleh masing-masing pegawai dan

apabila kinerja pegawai semakin meningkat maka akan berpengaruh pada

kinerja organisasi sehingga target yang dicapai oleh organisasi akan

mudah dicapai.

91
92

3. Berdasarkan hasil uji simultan (Uji F), variabel insentif berbasis

anggaran (X1) dan sasaran program (X2) berpengaruh secara signifikan

terhadap kinerja pegawai dinas perdagangan kota surabaya dengan nilai F

hitung sebesar 113,238 > 3,12 dan nilai signifikansi sebesar 0,000 <

0,005. Hal ini relevan dengan teori yang dikemukakan oleh Hersey,

Blanchard dan Jhonson bahwa dari 7 faktor yang memengaruhi kinerja

salah satunya adalah insentif dimana ini termasuk sebagai motivation and

willingness. kemudian dalam mencapai kinerja yang baik tentunya pelu

adanya sasaran program yang berfungsi menetapkan tujuan- tujuan yang

akan dicapai oleh organisasi. Sasaran program merupakan suatu

penyataan secara spesifik yang menjelaskan hasil yang harus dicapai,

kapan dan oleh siapa sasaran yang diinginkan dicapai tersebut

diselesaikan.

B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, adapun saran yang

diberikan yakni sebagai berikut:

1. Sasaran program harus ditetapkan organisasi karena dengan penetapan

sasaran program maka akan membuat kinerja pegawai semakin

meningkat.

2. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat menambah variabel yang

mempengaruhi kinerja pegawai, karena dalam penelitian ini hanya

menggunakan dua variabel independen yaitu insentif berbasis anggaran


93

dan sasaran program. Mengingat masih ada variabel lainya yang

mempengaruhi kinerja pegawai.

3. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat memperbanyak jumlah sampel

dengan cara memperluas objek penelitian hingga mencakup seluruh dinas

di surabaya dan jawa timur sehingga hasil penelitian dapat

digeneralisasikan.
DAFTAR PUSTAKA

114/PMK.02.2018(http://www.anggaran.kemenkeu.go.id/peraturan/2018%20PMK%
20114.pdf) diakses 21/01/20120.

Abdurrahman, Arifin. 1990. Teori Pembangunan dan Filosofi Kepemimpinan Kerja


Edisi Revisi. Jakarta: Erlangga.

Abrili Gabrilin. 2017. Kronologi kasus suap dugaan suap pejabata kemendes PDDT
dan Auditor BPK.

(https://nasional.kompas.com/read/2017/05/28/02000071/kronologi.kasus.dugaan.su
ap.pejabat.kemendes.pdtt.dan.auditor.bpk?page=all) di akses pada 30
November 2019 07:52.

Ariyadi, Y., & Syafruddin, M. Praktik-Praktik Manajemen Kinerja Pada Organisasi


Sektor Publik Dan Hubungannya Dengan Kinerja Organisasi (Studi Pada
Satuan Kerja Pengelola Dana Apbn Di Indonesia), Fakultas Ekonomika dan
Bisnis. 2013.

Betsy, J. “Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja organisasi sektor publik (Studi


pada Pemerintah Daerah Kabupaten Demak)”, Universitas Diponegoro,
Semarang. 2016.

Bonner, S. E., Hastie, R., Sprinkle, G. B., & Young, S. M. “A Review of The Effects
of Financial Incentives on Performance in Laboratory Tasks: Implications for
Management Accounting”, Journal of Management Accounting Research,
Desember, 2015.

Burgess, S., & Ratto, M. “The Role of Incentives In The Public Sector: Issues and
Evidence”, Oxford Review of Economic Policy, Februari, 2003.

94
Dixit, A. “Power of incentives in private versus public organizations”,
The American Economic Review, February, 1997.

95
96

Ghozali, I. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang:


Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Ikhsan, Arfan. 2008. Metodelogi Penelitian Akuntansi Keperilakuan. Jakarta: Graha


Ilmu.

Janie, Dyah Nirmala Arum. 2012. Statistik Deskriptif & Regresi Linier Berganda
dengan SPSS. Semarang: Semarang University Press.

Kadarisman, M. 2015. Manajemen Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta:


PT Raja Grafindo Persada.

Keban. 2017. Akuntansi Sector Public. Jakarta: Salemba Empat.

Kuncoro, M. 2003. Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta: Erlangga.

(https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://disperdagin.suraba
ya.go.id/uploaddisperdagin/LAPORAN/LKJ%25202016%2520DINAS%25
20PERDAGANGAN%2520DAN%2520PERINDUSTRIAN.pdf&ved=2ah
UKEwj4kYXajKDnAhU48XMBHbpKDpQQFjABegQIBxAJ&usg=AOvVa
w0R33225OkJoVfvpw1gdaAU&cshid=1580001701054), Diakses Pada
23/01/2020, Diakses pada 20 Januari 2020).

Locke, E. A. & Latham, G. P. “Work Motivation and Satisfaction: Light At The End
of The Tunnel”, Psychological science, April, 1990.

Mustafa. “Studi Tentang Pemberian Insentif dalam Meningkatkan Kinerja Pegawai


Di Sekretariat Daerah Provinsi Kalimantan Timur”, Jurnal Paradigma, No. 3
Vol. 1, Desember , 2015.

Pemerintah.net, “Reformasi Birokrasi”, https://pemerintah.net/reformasi-birokrasi/


(diakses pada 01/12/2019)
97

Pemerintah.net, “Reformasi Birokrasi”, https://pemerintah.net/reformasi-birokrasi/


(diakses pada 01/12/2019)

Pollitt, C. “Performance Information for Democracy: The Missing Link? Evaluation,


Februari, 2006.

Purwanto dan Suryadi. 2017. Statistika Untuk Ekonomi Dan Keuangan Modern Buku
2 Edisi 3. Jakarta: Salemba Empat.

R. A Dubin. “Estimation Of Regression Coefficients in The Presence of Spatially


Autocorrelated Error Terms”, The Review of Economics and Statistics, Maret.
1988.

R.Agusti, & Pertiwi, N. P, “Pengaruh Kompetensi, Independensi dan Profesionalisme


Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik Se
Sumatera)”, Jurnal Ekonomi, Maret, 2016.

Rincian alokasi transfer ke daerah dan dana desa Provinsi/Kabupaten/Kota dalam


APBN T.A. 2018, http://www.djpk.depkeu.go.id/wp-
content/uploads/2017/11/Rincian-Alokasi-TKDD-TA-2018-1.pdf, Diakses
pada 24/01/2020.

Rodgers, R., & Hunter, J. E. “Impact of Management by Objectives on


Organizational Productivity”, Journal of Applied Psychology, Februari, 1991.

Sarwoto. 1998. Dasar-Dasar Organisasi dan Manajemen. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Sedarmayanti. 2001. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Jakarta: CV.
Mandar Maju.

Seijts, G. H, Dkk. “Goal Setting And Goal Orientation: An Integration Of Two


Different Yet Related Literatures”, Academy of management journal. 2004.
98

Sekaran, Uma. 2006. Research Methods for Business Edisi 6. Jakarta: Salemba
Empat.

Siegel, G dan Ramanauskas-Marconi, H. “Behavioral Accounting: South-Western


Publishing Company”. 1989.

Simamora, Hendry. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: STIE


YKPN.

Singarimbun, M dan Effendi, S. 1995. Survey Research Methods Eight Edition.


Jakarta: LP3ES Publishing.

Siregar, Sofyan. 2014. Metode Penelitian Kuantitaif Dilengkapi dengan


Perbandingann Perhitungan Manual & SPSS. Jakarta: Kencana
Prenagramedia Group.

Sujoko Efferin, dkk. 2008. Metode Penelitian Akuntansi. yogyakarta: graha ilmu.

Syafrudin, Rapor sakip pemda wilayah II, 7 dapat A, 21 raih BB, 2019
https://www.menpan.go.id/site/berita-terkini/rapor-sakip-pemda-wilayah-ii-
7-dapat-a-21-raih-bb (diakses tanggal 23/01/2019).

Tri risma har ini. profil kota Surabaya, 2016


(https://surabaya.go.id/id/page/0/17683/profil-kota-surabaya) di akses
tanggal 23/01/2019.

Verbeeten, F. H. 2015. “Performance Management Practices in Public Sector


Organizations: Impact on Performance”, Accounting, Auditing &
Accountability Journal, Maret, 2015.
99

Wana Alamsyah, “kegagalan reformasi birokrasi kompas.com”,


https://nasional.kompas.com/read/2017/04/07/17595581/kegagalan.reformasi.
birokrasi?page=all, diakses pada 01/12/2019 (diakses pada 01/12/2019)

Zurnali, C. “Pengaruh Pelatihan dan Motivasi Terhadap Perilaku Produktif Karyawan


di Divisi Long Distance. PT Telkom, Tbk. Indonesia, 2011.
100

LAMPIRAN

Lampiran 1

KUESIONER
PENGARUH INSENTIF BERBASIS ANGGARAN DAN SASARAN
PROGRAM TERHADAP KINERJA PEGAWAI DINAS PERDAGANGAN
KOTA SURABAYA
Kepada Yth.
Bapak/Ibu Responden
Di Tempat
Dengan segala kerendahan hati, saya memohon kesediaan Bapak/Ibu untuk
mengisi kuesioner yang telah saya buat. Data dan informasi yang diberikan ditujukan
untuk kepentingan ilmiah. Kesungguhan untuk memberikan jawaban akan bermanfaat
dan membantu keberhasilan penelitian ini.
Atas kesediaan dan bantuan Bapak/Ibu dalam pengisian kuesioner ini saya
mengucapkan terimakasih.
IDENTITAS RESPONDEN
Mohon Bapak/Ibu untuk mengisi daftar berikut ini:
Nama : ……………… ( Tidak Wajib diisi)
Umur : ……………… Tahun
Jenis Kelamin : Pria Wanita
Pendidikan Terakhir : S1 S2
S3 Lain-Lain (……..)
Lama Bekerja : 1-5 Thn 5-10 Thn >10 Thn
Jabatan : Kepala Dinas Sekretaris
Kepala Sub Bagian Lainnya
101

A. Insentif Aparatur
Bapak/ Ibu dimohon menjawab setiap pernyataan berikut dengan memilih salah
satu jawaban yang sesuai dengan yang dipersiapkan dengan cara memberi tanda
silang (X) atau melingkari salah satu angka pada skala 1-5:
NO PERNYATAAN STS TS N S SS
1 Pemberian insentif berkaitan erat dengan kinerja saya
2 Saya menerima insentif sesuai dengan prestasi saya
3 Insentif yang diberikan kepada saya selalu tepat waktu
4 Saya diberi kesempatan untuk meningkatkan jenjang karir
profesi saya
5 Promosi/kenaikan jabatan dilakukan secara adil
6 Asuransi yang saya terima sesuai dengan kebutuhan
kesehatan saya
7 Saya dapat menggunakan asuransi kesehatan dengan mudah
8 Semakin baik pekerjaan saya, maka semakin tinggi insentif
yang diterima
9 Bonus yang saya terima memicu saya bekerja dengan giat.
102

B. Sasaran program
NO PERNYATAAN STS TS N S SS
1 Misi organisasi dirumuskan secara jelas.
2 Misi organisasi tertulis serta dikomunikasikan
secara internal maupun eksternal.
3 Misi yang dirumuskan berdasarkan tujuan instansi.
4 Instansi memberikan informasi yang jelas terhadap
rencana strategis kedepan.
5 Rencana strategis organisasi didokumentasikan
secara spesifik dan mendetail.
6 Pekerjaan yang dihasilkan sesuai dengan rencana
strategis.
7 Tujuan yang akan dicapai memberikan gambaran
lengkap tentang pencapaian organisasi.
8 Instansi telah menciptakan formasi kinerja untuk
menjalankan program kerja.
9 Setiap pegawai memiliki tanggung jawab untuk
menjalankan program instansi.
103

C. Kinerja Pegawai
NO PERNYATAAN STS TS N S SS
1 Saya selalu mampu menyelesaikan pekerjaan sesuai
dengan target yang direncanakan.
2 Saya mampu melakukan pekerjaan sesuai waktu
yang ditentukan.
3 Instansi mengapresiasi ketika saya menyelesaikan
banyak pekerjaan.
4 Pekerjaan yang saya lakukan sudah sesuai dengan
rencana kerja instansi.
5 Pekerjaan yang saya lakukan sesuai standar
prosedur yang ada.
6 Pekerjaan yang saya lakukan telah memenuhi
tingkat akurasi yang baik.
7 Saya selalu disiplin dalam menjalankan tugas.
104

Lampiran 2

Tabulasi Hasil Kuesioner

No Umur Jenis Pendidikan Lama Jabatan


Kelamin Bekerja

1 43 Perempuan S3 >10 Kepala Dinas

2 40 Laki-Laki S2 >10 Sekretaris

3 42 Perempuan S2 >10 Kepala Sub


Bagian

4 37 Laki-Laki S1 5-10 Kepala Sub


Bagian

5 45 Perempuan S1 5-10 Kepala Sub


Bagian

6 48 Perempuan S1 >10 Kepala Sub


Bagian

7 38 Laki-Laki S1 >10 Kepala Sub


Bagian

8 42 Perempuan D3 >10 Kepala Sub


Bagian

9 39 Perempuan S1 >10 Kepala Sub


Bagian

10 29 Perempuan S1 1-5 Kepala Sub


Bagian
105

No Umur Jenis Pendidikan Lama Jabatan


Kelamin Bekerja

11 43 Perempuan S2 >10 Lainnya

12 30 Perempuan S2 1-5 Kepala Sub


Bagian

13 32 Perempuan S1 1-5 Kepala Sub


Bagian

14 32 Perempuan D3 1-5 Kepala Sub


Bagian

15 41 Laki-Laki D3 >10 Kepala Sub


Bagian

16 35 Perempuan S2 1-5 Kepala Sub


Bagian

17 45 Perempuan S1 5-10 Kepala Sub


Bagian

18 37 Laki-Laki S1 >10 Lainnya

19 41 Laki-Laki D3 5-10 Lainnya

20 45 Perempuan D3 >10 Lainnya

21 44 Laki-Laki D3 5-10 Lainnya

22 43 Perempuan S2 >10 Lainnya

23 44 Laki-Laki D3 >10 Lainnya


106

No Umur Jenis Pendidikan Lama Jabatan


Kelamin Bekerja

24 49 Laki-Laki S1 >10 Lainnya

25 48 Perempuan D3 >10 Lainnya

26 37 Laki-Laki S2 5-10 Lainnya

27 38 Perempuan S1 5-10 Lainnya

28 38 Laki-Laki D3 5-10 Lainnya

29 38 Laki-Laki S2 5-10 Lainnya

30 38 Laki-Laki S1 5-10 Lainnya

31 42 Laki-Laki D3 >10 Lainnya

32 35 Perempuan S2 5-10 Lainnya

33 30 Laki-Laki D3 1-5 Lainnya

34 35 Laki-Laki S1 1-5 Lainnya

35 35 Perempuan S1 5-10 Lainnya

36 27 Perempuan S1 1-5 Lainnya

37 33 Perempuan S1 5-10 Lainnya

38 49 Perempuan S1 >10 Lainnya

39 35 Laki-Laki S1 1-5 Lainnya


107

No Umur Jenis Pendidikan Lama Jabatan


Kelamin Bekerja

40 43 Perempuan S1 5-10 Lainnya

41 29 Perempuan S1 1-5 Lainnya

42 33 Perempuan S1 1-5 Lainnya

43 33 Perempuan S1 5-10 Lainnya

44 37 Laki-Laki S2 5-10 Lainnya

45 43 Laki-Laki S2 >10 Lainnya

46 34 Perempuan S2 5-10 Lainnya

47 36 Perempuan S2 5-10 Lainnya

48 39 Perempuan S2 >10 Lainnya

49 40 Laki-Laki S2 >10 Lainnya

50 31 Laki-Laki S2 1-5 Lainnya

51 43 Perempuan S2 5-10 Lainnya

52 31 Perempuan S1 1-5 Lainnya

53 41 Perempuan D3 5-10 Lainnya

54 34 Laki-Laki S2 1-5 Lainnya

55 50 Laki-Laki S2 >10 Lainnya


108

No Umur Jenis Pendidikan Lama Jabatan


Kelamin Bekerja

56 42 Perempuan S1 >10 Lainnya

57 26 Perempuan S2 1-5 Lainnya

58 33 Perempuan S1 1-5 Lainnya

59 48 Laki-Laki S2 >10 Lainnya

60 39 Laki-Laki S1 5-10 Lainnya

61 42 Perempuan S2 5-10 Lainnya

62 43 Perempuan D3 5-10 Lainnya

63 48 Perempuan S1 >10 Lainnya

64 28 Laki-Laki S1 1-5 Lainnya

65 35 Laki-Laki S1 1-5 Lainnya

66 35 Perempuan S1 5-10 Lainnya

67 48 Laki-Laki D3 >10 Lainnya

68 40 Laki-Laki D3 >10 Lainnya

69 41 Laki-Laki D3 >10 Lainnya

70 42 Laki-Laki D3 >10 Lainnya

71 35 Perempuan S1 5-10 Lainnya


109

No Umur Jenis Pendidikan Lama Jabatan


Kelamin Bekerja

72 27 Laki-Laki S2 1-5 Lainnya

73 44 Perempuan D3 >10 Lainnya

74 31 Perempuan S2 1-5 Lainnya

75 31 Perempuan S2 1-5 Lainnya

76 30 Laki-Laki S1 1-5 Lainnya

77 36 Perempuan S2 5-10 Lainnya

78 36 Perempuan S2 5-10 Lainnya

No Insentif Berbasis Anggaran Total

X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X1.5 X1.6 X1.7 X1.8 X1.9

1 5 4 4 5 4 4 5 4 4 39

2 4 3 3 4 3 4 5 3 3 32

3 5 4 4 5 4 5 4 4 4 39

4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 38

5 3 2 2 3 3 2 2 2 2 21

6 4 3 3 3 3 4 4 3 3 30
110

No Insentif Berbasis Anggaran Total

X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X1.5 X1.6 X1.7 X1.8 X1.9

7 4 3 3 4 4 4 4 3 3 32

8 4 5 4 4 4 1 4 4 4 34

9 4 5 4 5 4 5 5 4 4 40

10 4 3 2 5 4 4 4 2 2 30

11 4 3 3 4 4 4 5 3 3 33

12 4 3 4 5 4 3 4 4 4 35

13 4 4 3 5 3 3 3 3 3 31

14 3 2 3 4 5 4 4 3 3 31

15 4 4 4 5 4 5 4 4 4 38

16 5 4 4 5 4 4 5 4 4 39

17 5 4 4 2 4 5 5 4 4 37

18 4 2 3 3 3 3 4 3 3 28

19 4 3 4 5 5 4 4 4 4 37

20 3 3 2 2 2 2 2 2 2 20

21 5 4 4 5 4 4 5 4 4 39
111

No Insentif Berbasis Anggaran Total

X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X1.5 X1.6 X1.7 X1.8 X1.9

22 4 3 3 4 3 4 5 3 3 32

23 5 4 4 5 4 5 4 4 4 39

24 4 4 4 5 4 4 5 4 4 38

25 3 2 2 3 3 2 2 2 2 21

26 4 3 3 3 3 4 4 3 3 30

27 4 3 3 4 4 4 4 3 3 32

28 4 5 4 4 4 1 4 4 4 34

29 4 5 4 5 4 5 5 4 4 40

30 4 3 2 5 4 4 4 2 2 30

31 4 3 3 4 4 4 5 3 3 33

32 4 3 4 5 4 3 4 4 4 35

33 4 4 3 5 3 3 3 3 3 31

34 3 2 3 4 5 4 4 3 3 31

35 4 4 4 5 4 5 4 4 4 38

36 5 4 4 5 4 4 5 4 4 39
112

No Insentif Berbasis Anggaran Total

X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X1.5 X1.6 X1.7 X1.8 X1.9

37 5 4 4 2 4 5 5 4 4 37

38 4 2 3 3 3 3 4 3 3 28

39 4 3 4 5 5 4 4 4 4 37

40 3 3 2 2 2 2 2 2 2 20

41 5 4 4 5 4 4 5 4 4 39

42 4 3 3 4 3 4 5 3 3 32

43 5 4 4 5 4 5 4 4 4 39

44 4 4 4 5 4 4 5 4 4 38

45 3 2 2 3 3 2 2 2 2 21

46 4 3 3 3 3 4 4 3 3 30

47 4 3 3 4 4 4 4 3 3 32

48 4 5 4 4 4 1 4 4 4 34

49 4 5 4 5 4 5 5 4 4 40

50 4 3 2 5 4 4 4 2 2 30

51 4 3 3 4 4 4 5 3 3 33
113

No Insentif Berbasis Anggaran Total

X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X1.5 X1.6 X1.7 X1.8 X1.9

52 4 3 4 5 4 3 4 4 4 35

53 4 4 3 5 3 3 3 3 3 31

54 3 2 3 4 5 4 4 3 3 31

55 4 4 4 5 4 5 4 4 4 38

56 5 4 4 5 4 4 5 4 4 39

57 5 4 4 2 4 5 5 4 4 37

58 4 2 3 3 3 3 4 3 3 28

59 4 3 4 5 5 4 4 4 4 37

60 3 3 2 2 2 2 2 2 2 20

61 5 4 4 5 4 4 5 4 4 39

62 4 3 3 4 3 4 5 3 3 32

63 5 4 4 5 4 5 4 4 4 39

64 4 4 4 5 4 4 5 4 4 38

65 3 2 2 3 3 2 2 2 2 21

66 4 3 3 3 3 4 4 3 3 30
114

No Insentif Berbasis Anggaran Total

X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X1.5 X1.6 X1.7 X1.8 X1.9

67 4 3 3 4 4 4 4 3 3 32

68 4 5 4 4 4 1 4 4 4 34

69 4 5 4 5 4 5 5 4 4 40

70 4 3 2 5 4 4 4 2 2 30

71 4 3 3 4 4 4 5 3 3 33

72 4 3 4 5 4 3 4 4 4 35

73 4 4 3 5 3 3 3 3 3 31

74 3 2 3 4 5 4 4 3 3 31

75 4 4 4 5 4 5 4 4 4 38

76 5 4 4 5 4 4 5 4 4 39

77 5 4 4 2 4 5 5 4 4 37

78 4 2 3 3 3 3 4 3 3 28

No Sasaran Program Total

X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 X2.5 X2.6 X2.7 X2.8 X2.9


115

No Sasaran Program Total

X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 X2.5 X2.6 X2.7 X2.8 X2.9

1 5 5 4 4 5 4 5 5 5 42

2 3 4 4 3 4 4 4 4 3 33

3 5 5 4 5 4 4 4 4 4 39

4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 43

5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 44

6 4 4 4 4 4 3 4 4 4 35

7 4 4 3 4 3 4 4 3 4 33

8 4 4 4 3 4 4 4 4 4 35

9 4 5 5 5 5 4 5 5 5 43

10 4 5 4 4 4 4 4 4 4 37

11 4 4 5 4 4 4 4 4 5 38

12 5 4 4 5 5 4 5 5 5 42

13 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45

14 5 4 5 4 5 4 5 5 5 42

15 4 4 4 3 4 3 4 4 4 34
116

No Sasaran Program Total

X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 X2.5 X2.6 X2.7 X2.8 X2.9

16 4 4 4 4 4 4 4 4 5 37

17 4 4 4 4 4 4 5 4 4 37

18 4 4 5 4 5 4 5 5 5 41

19 5 5 5 4 4 5 5 4 5 42

20 4 4 5 4 5 5 5 5 5 42

21 4 5 5 4 5 5 5 5 5 43

22 5 5 4 5 5 4 5 5 4 42

23 4 4 4 4 5 4 5 5 5 40

24 5 4 5 4 5 4 5 5 5 42

25 4 4 4 4 4 4 5 4 4 37

26 5 4 4 5 3 4 4 3 3 35

27 4 5 4 4 4 5 4 4 5 39

28 5 5 4 5 5 4 4 5 4 41

29 4 4 4 3 3 4 4 3 4 33

30 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
117

No Sasaran Program Total

X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 X2.5 X2.6 X2.7 X2.8 X2.9

31 4 4 4 3 4 4 4 4 4 35

32 4 4 4 4 4 3 5 4 4 36

33 5 5 4 5 5 5 5 5 5 44

34 4 4 3 4 5 3 4 5 4 36

35 5 5 4 4 5 5 5 5 4 42

36 4 4 4 4 5 4 5 5 5 40

37 3 4 4 3 4 3 4 4 4 33

38 5 4 5 5 5 4 5 5 5 43

39 4 4 4 3 4 3 4 4 4 34

40 5 4 5 5 5 4 5 5 5 43

41 4 4 4 4 5 4 5 5 4 39

42 4 5 5 4 4 4 4 4 5 39

43 4 3 3 4 5 4 5 5 5 38

44 4 5 5 4 5 4 5 5 5 42

45 5 5 5 5 4 5 4 4 5 42
118

No Sasaran Program Total

X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 X2.5 X2.6 X2.7 X2.8 X2.9

46 4 4 4 5 5 4 5 5 5 41

47 4 4 4 4 5 4 5 5 5 40

48 4 4 4 4 4 3 5 4 4 36

49 5 5 5 5 5 4 5 5 5 44

50 4 4 5 5 4 5 5 4 5 41

51 5 4 4 5 5 5 5 5 5 43

52 5 5 4 5 5 4 5 5 5 43

53 5 4 4 4 4 4 5 4 4 38

54 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36

55 5 5 4 4 4 4 4 4 4 38

56 4 5 5 4 4 4 4 4 4 38

57 5 5 5 5 5 5 4 5 5 44

58 5 5 5 5 4 4 5 4 4 41

59 4 4 4 4 4 5 5 4 4 38

60 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
119

No Sasaran Program Total

X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 X2.5 X2.6 X2.7 X2.8 X2.9

61 5 5 5 4 4 4 5 4 5 41

62 4 4 4 4 5 4 4 5 4 38

63 5 5 4 5 5 4 5 5 5 43

64 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45

65 3 4 4 3 5 4 5 5 5 38

66 5 4 4 4 5 4 5 5 5 41

67 5 5 5 4 4 4 5 4 5 41

68 5 4 4 4 5 4 4 5 4 39

69 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45

70 4 4 5 4 5 5 5 5 5 42

71 5 5 4 4 5 4 5 5 5 42

72 4 5 4 5 5 4 5 5 5 42

73 5 5 5 5 5 4 5 5 4 43

74 4 5 4 4 4 4 4 4 5 38

75 5 4 4 5 4 4 5 4 5 40
120

No Sasaran Program Total

X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 X2.5 X2.6 X2.7 X2.8 X2.9

76 5 4 4 5 5 4 4 5 4 40

77 5 5 4 4 5 4 4 4 5 40

78 3 4 3 3 5 3 3 3 4 31

No Kinerja Pegawai Total

Y.1 Y.2 Y.3 Y.4 Y.5 Y.6 Y.7

1 5 4 4 5 4 4 4 30

2 2 3 3 3 3 3 4 21

3 5 4 4 4 4 4 5 30

4 5 5 3 4 4 4 5 30

5 3 2 3 3 3 3 3 20

6 4 3 3 3 3 3 3 22

7 4 4 3 3 3 3 4 24

8 4 4 4 4 3 3 3 25

9 4 4 5 5 5 5 4 32
121

No Kinerja Pegawai Total

Y.1 Y.2 Y.3 Y.4 Y.5 Y.6 Y.7

10 3 4 3 3 3 3 3 22

11 3 3 3 3 3 3 2 20

12 4 5 4 5 4 3 2 27

13 4 3 3 3 4 3 4 24

14 3 4 3 4 3 3 4 24

15 4 4 4 5 4 3 4 28

16 4 4 5 4 4 3 4 28

17 3 4 4 3 4 4 4 26

18 2 4 4 2 3 2 3 20

19 5 4 4 3 2 2 4 24

20 3 2 3 3 2 2 4 19

21 5 4 4 5 4 4 4 30

22 2 3 3 3 3 3 4 21

23 5 4 4 4 4 4 5 30

24 5 5 3 4 4 4 5 30

25 3 2 3 3 3 3 3 20
122

No Kinerja Pegawai Total

Y.1 Y.2 Y.3 Y.4 Y.5 Y.6 Y.7

26 4 3 3 3 3 3 3 22

27 4 4 3 3 3 3 4 24

28 4 4 4 4 3 3 3 25

29 4 4 5 5 5 5 4 32

30 3 4 3 3 3 3 3 22

31 3 3 3 3 3 3 2 20

32 4 5 4 5 4 3 2 27

33 4 3 3 3 4 3 4 24

34 3 4 3 4 3 3 4 24

35 4 4 4 5 4 3 4 28

36 4 4 5 4 4 3 4 28

37 3 4 4 3 4 4 4 26

38 2 4 4 2 3 2 3 20

39 5 4 4 3 2 2 4 24

40 3 2 3 3 2 2 4 19

41 5 4 4 5 4 4 4 30
123

No Kinerja Pegawai Total

Y.1 Y.2 Y.3 Y.4 Y.5 Y.6 Y.7

42 2 3 3 3 3 3 4 21

43 5 4 4 4 4 4 5 30

44 5 5 3 4 4 4 5 30

45 3 2 3 3 3 3 3 20

46 4 3 3 3 3 3 3 22

47 4 4 3 3 3 3 4 24

48 4 4 4 4 3 3 3 25

49 4 4 5 5 5 5 4 32

50 3 4 3 3 3 3 3 22

51 3 3 3 3 3 3 2 20

52 4 5 4 5 4 3 2 27

53 4 3 3 3 4 3 4 24

54 3 4 3 4 3 3 4 24

55 4 4 4 5 4 3 4 28

56 4 4 5 4 4 3 4 28

57 3 4 4 3 4 4 4 26
124

No Kinerja Pegawai Total

Y.1 Y.2 Y.3 Y.4 Y.5 Y.6 Y.7

58 2 4 4 2 3 2 3 20

59 5 4 4 3 2 2 4 24

60 3 2 3 3 2 2 4 19

61 5 4 4 5 4 4 4 30

62 2 3 3 3 3 3 4 21

63 5 4 4 4 4 4 5 30

64 5 5 3 4 4 4 5 30

65 3 2 3 3 3 3 3 20

66 4 3 3 3 3 3 3 22

67 4 4 3 3 3 3 4 24

68 4 4 4 4 3 3 3 25

69 4 4 5 5 5 5 4 32

70 3 4 3 3 3 3 3 22

71 3 3 3 3 3 3 2 20

72 4 5 4 5 4 3 2 27

73 4 3 3 3 4 3 4 24
125

No Kinerja Pegawai Total

Y.1 Y.2 Y.3 Y.4 Y.5 Y.6 Y.7

74 3 4 3 4 3 3 4 24

75 4 4 4 5 4 3 4 28

76 4 4 5 4 4 3 4 28

77 3 4 4 3 4 4 4 26

78 2 4 4 2 3 2 3 20

Lampiran 3

Deskripsi Lampiran Responden

1. Insentif Berbasis Anggaran


126

Lampiran 5

Uji Validitas

1. Insentif Berbasis Anggaran

Correlations

Pemberi Saya Insentif Saya Promosi/ Asur Sa Semakin Bonus Insentif


an meneri yang diberi kenaika ansi ya baik yang Berbasis
Insenif ma diberika kesem n yang da pekerjaa saya Anggara
Berkaita insenti n patan jabatan saya pat n saya, terima n
n Erat f kepada untuk dilakuka terim me maka memic
Dengan sesuai saya menin n secara a ng semakin u saya
Kinrja denga selalu gkatka adil sesu gu tinggi bekerj
Saya n tepat n ai na insentif a
presta waktu jenjan deng ka yang denga
si saya g karir an n diterima n giat.
profesi kebu as
saya tuha ura
n nsi
kese kes
hata eh
n ata
saya n
127

de
ng
an
mu
da
h

Pe
ars
on *
** ** ** *
.489 .64 ** ** **
Co 1 .554 .650 .291 .238 * **
.650 .650 .741
1
rrel
ati
Pemberian Insenif Berkaitan Erat
on
Dengan Kinrja Saya
Sig
.
.00
(2- .000 .000 .010 .036 .000 .000 .000 .000
0
tail
ed)

N 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78
Pe
ars
Saya menerima insentif sesuai ** ** **
.40 ** ** **
on .554 1 .670 .396 .173 .183 **
.670 .670 .687
dengan prestasi saya 6
Co
rrel
128

ati
on
Sig
.
.00
(2- .000 .000 .000 .129 .108 .000 .000 .000
0
tail
ed)
N 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78
Pe
ars
on *
** ** ** **
.374 .62 ** ** **
Co .650 .670 1 .439 .535 * **
1.000 1.000 .901
8
rrel
ati
Insentif yang diberikan kepada
on
saya selalu tepat waktu
Sig
.
.00
(2- .000 .000 .000 .000 .001 .000 .000 .000
0
tail
ed)
N 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78
Pe
Saya diberi kesempatan untuk *
ars ** ** ** **
.291 .33 ** ** **
meningkatkan jenjang karir .291 .396 .439 1 .509 * **
.439 .439 .630
on 3
profesi saya
Co
129

rrel
ati
on
Sig
.
.00
(2- .010 .000 .000 .000 .010 .000 .000 .000
3
tail
ed)
N 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78
Pe
ars
on *
* ** **
.417 .49 ** ** **
Co .238 .173 .535 .509 1 * **
.535 .535 .648
9
rrel
ati
Promosi/kenaikan jabatan
on
dilakukan secara adil
Sig
.
.00
(2- .036 .129 .000 .000 .000 .000 .000 .000
0
tail
ed)
N 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78
Asuransi yang saya terima Pe
** ** ** **
.60 ** ** **
sesuai dengan kebutuhan ars .489 .183 .374 .291 .417 1 **
.374 .374 .631
3
kesehatan saya on
130

Co
rrel
ati
on
Sig
.
.00
(2- .000 .108 .001 .010 .000 .001 .001 .000
0
tail
ed)
N 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78
Pe
ars
on *
** ** ** ** **
.603 ** ** **
Co .641 .406 .628 .333 .499 *
1 .628 .628 .790
rrel
Saya dapat menggunakan ati
asuransi kesehatan dengan on
mudah Sig
.
(2- .000 .000 .000 .003 .000 .000 .000 .000 .000
tail
ed)
N 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78
*
Semakin baik pekerjaan saya, Pe ** ** ** ** **
.374 .62 ** **
.650 .670 1.000 .439 .535 * **
1 1.000 .901
maka semakin tinggi insentif ars 8
131

yang diterima on
Co
rrel
ati
on
Sig
.
.00
(2- .000 .000 .000 .000 .000 .001 .000 .000
0
tail
ed)
N 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78
Pe
ars
on *
** ** ** ** **
.374 .62 ** **
Co .650 .670 1.000 .439 .535 * **
1.000 1 .901
8
rrel
ati
Bonus yang saya terima memicu
on
saya bekerja dengan giat.
Sig
.
.00
(2- .000 .000 .000 .000 .000 .001 .000 .000
0
tail
ed)
N 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78
132

Pe
ars
on *
** ** ** ** **
.631 .79 ** **
Co .741 .687 .901 .630 .648 * **
.901 .901 1
0
rrel
ati

Insentif Berbasis Anggaran on

Sig
.
.00
(2- .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
0
tail
ed)

N 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).


*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

2. Sasaran Program

Correlations

Misi Misi Misi yang Instansi Rencana Pekerja Tujuan Instansi Setiap Sasar
organisa organisasi dirumusk memberik strategis an yang yang telah pegawai an
si tertulis serta an an organisasi dihasilk akan menciptak memiliki Progra
dirumusk dikomunikasi berdasark informasi didokumentasi an dicapai an tanggung m
an kan secara an tujuan yang kan secara sesuai memberik formasi jawab
133

secara internal instansi. jelas spesifik dan dengan an kinerja untuk


jelas. maupun terhadap mendetail. rencana gambara untuk menjalank
eksternal rencana strategi n lengkap menjalank an
strategis s tentang an program
kedepan. pencapai program instansi.
an kerja.
organisas
i.

Pearson
** ** ** * ** ** ** * **
Misi Correlati 1 .436 .295 .671 .252 .367 .343 .325 .270 .673

organisasi on

dirumuskan Sig. (2-


.000 .009 .000 .026 .001 .002 .004 .017 .000
secara jelas. tailed)

N 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78
Misi Pearson
** ** ** ** * **
organisasi Correlati .436 1 .394 .384 .135 .333 .083 .138 .241 .520
tertulis serta on
dikomunikasik Sig. (2-
.000 .000 .001 .238 .003 .472 .227 .033 .000
an secara tailed)
internal
maupun N 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78
eksternal
Misi yang Pearson ** ** ** ** ** * ** **
.295 .394 1 .299 .132 .405 .345 .239 .415 .582
dirumuskan Correlati
134

berdasarkan on
tujuan Sig. (2-
.009 .000 .008 .248 .000 .002 .035 .000 .000
instansi. tailed)
N 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78
Instansi Pearson
** ** ** ** ** ** ** ** **
memberikan Correlati .671 .384 .299 1 .343 .432 .403 .421 .341 .734
informasi yang on
jelas terhadap Sig. (2-
.000 .001 .008 .002 .000 .000 .000 .002 .000
rencana tailed)
strategis
N 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78
kedepan.
Rencana Pearson
* ** ** ** ** **
strategis Correlati .252 .135 .132 .343 1 .218 .451 .908 .510 .669
organisasi on
didokumentasi Sig. (2-
.026 .238 .248 .002 .055 .000 .000 .000 .000
kan secara tailed)
spesifik dan
N 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78
mendetail.
Pekerjaan Pearson
** ** ** ** ** ** ** **
yang Correlati .367 .333 .405 .432 .218 1 .344 .301 .429 .640
dihasilkan on
sesuai dengan Sig. (2-
.001 .003 .000 .000 .055 .002 .007 .000 .000
rencana tailed)
strategis N 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78
** ** ** ** ** ** ** **
Tujuan yang Pearson .343 .083 .345 .403 .451 .344 1 .592 .508 .678
135

akan dicapai Correlati


memberikan on
gambaran Sig. (2-
.002 .472 .002 .000 .000 .002 .000 .000 .000
lengkap tailed)
tentang
pencapaian N 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78
organisasi.
Instansi telah Pearson
** * ** ** ** ** ** **
menciptakan Correlati .325 .138 .239 .421 .908 .301 .592 1 .516 .751
formasi kinerja on
untuk Sig. (2-
.004 .227 .035 .000 .000 .007 .000 .000 .000
menjalankan tailed)
program kerja. N 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78
Setiap Pearson
* * ** ** ** ** ** ** **
pegawai Correlati .270 .241 .415 .341 .510 .429 .508 .516 1 .705
memiliki on
tanggung Sig. (2-
.017 .033 .000 .002 .000 .000 .000 .000 .000
jawab untuk tailed)
menjalankan
program N 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78
instansi.
Pearson
Sasaran ** ** ** ** ** ** ** ** **
Correlati .673 .520 .582 .734 .669 .640 .678 .751 .705 1
Program
on
136

Sig. (2-
.000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
tailed)

N 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).


*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

3. Kinerja Pegawai

Correlations

Saya selalu Saya Instansi Pekerjaan Pekerjaan Pekerjaan Saya selalu Kinerja
mampu mampu mengapresiasi yang saya yang saya yang saya disiplin Pegawai
menyelesaikan melakukan ketika saya lakukan lakukan lakukan dalam
pekerjaan pekerjaan menyelesaikan sudah sesuai telah menjalankan
sesuai dengan sesuai banyak sesuai standar memenuhi tugas.
target yang waktu yang pekerjaan. dengan prosedur tingkat
direncanakan ditentukan rencana yang ada. akurasi
kerja yang baik
instansi

Saya selalu Pearson ** * ** ** ** ** **


1 .434 .289 .575 .373 .408 .418 .733
mampu Correlation
menyelesaikan Sig. (2-
.000 .010 .000 .001 .000 .000 .000
pekerjaan tailed)
sesuai dengan
N 78 78 78 78 78 78 78 78
target yang
137

direncanakan
Saya mampu Pearson ** ** ** ** ** **
.434 1 .433 .494 .462 .328 .169 .670
melakukan Correlation
pekerjaan Sig. (2-
.000 .000 .000 .000 .003 .138 .000
sesuai waktu tailed)
yang ditentukan N 78 78 78 78 78 78 78 78
Instansi Pearson * ** ** ** ** **
.289 .433 1 .513 .556 .340 .117 .634
mengapresiasi Correlation
ketika saya Sig. (2-
.010 .000 .000 .000 .002 .307 .000
menyelesaikan tailed)
banyak
N 78 78 78 78 78 78 78 78
pekerjaan.
Pekerjaan yang Pearson ** ** ** ** ** **
.575 .494 .513 1 .649 .570 .171 .810
saya lakukan Correlation
sudah sesuai Sig. (2-
.000 .000 .000 .000 .000 .135 .000
dengan rencana tailed)
kerja instansi N 78 78 78 78 78 78 78 78
Pekerjaan yang Pearson ** ** ** ** ** * **
.373 .462 .556 .649 1 .811 .276 .816
saya lakukan Correlation
sesuai standar Sig. (2-
.001 .000 .000 .000 .000 .014 .000
prosedur yang tailed)
ada. N 78 78 78 78 78 78 78 78
Pekerjaan yang Pearson ** ** ** ** ** ** **
.408 .328 .340 .570 .811 1 .383 .764
saya lakukan Correlation
138

telah memenuhi Sig. (2-


.000 .003 .002 .000 .000 .001 .000
tingkat akurasi tailed)
yang baik N 78 78 78 78 78 78 78 78
Pearson ** * ** **
Saya selalu .418 .169 .117 .171 .276 .383 1 .522
Correlation
disiplin dalam
Sig. (2-
menjalankan .000 .138 .307 .135 .014 .001 .000
tailed)
tugas.
N 78 78 78 78 78 78 78 78
Pearson ** ** ** ** ** ** **
.733 .670 .634 .810 .816 .764 .522 1
Correlation

Kinerja Pegawai Sig. (2-


.000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
tailed)

N 78 78 78 78 78 78 78 78

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).


*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
139

Lampiran 6

Uji Reabilitas

1. Insentif Berbasis Anggaran

Case Processing Summary

N %

Valid 78 100.0
a
Cases Excluded 0 .0

Total 78 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the


procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Cronbach's N of Items


Alpha Alpha Based on
Standardized
Items

.894 .909 9

2. Sasaran Program

Case Processing Summary

N %

Valid 78 100.0
a
Cases Excluded 0 .0

Total 78 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the


procedure.

Reliability Statistics
140

Cronbach's Cronbach's N of Items


Alpha Alpha Based on
Standardized
Items

.841 .839 9

3. Kinerja Pegawai
Case Processing Summary

N %

Valid 78 100.0
a
Cases Excluded 0 .0

Total 78 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the


procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Cronbach's N of Items


Alpha Alpha Based on
Standardized
Items

.831 .834 7

Lampiran 7

Uji Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas

a
Variables Entered/Removed

Model Variables Variables Method


Entered Removed
141

Sasaran
Program,
1 Insentif . Enter
Berbasis
b
Anggaran

a. Dependent Variable: Kinerja Pegawai


b. All requested variables entered.

b
Model Summary

Model R R Square Adjusted R Std. Error of the


Square Estimate
a
1 .867 .751 .745 1.950

a. Predictors: (Constant), Sasaran Program, Insentif Berbasis


Anggaran
b. Dependent Variable: Kinerja Pegawai

a
ANOVA

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.


b
Regression 860.873 2 430.436 113.238 .000

1 Residual 285.089 75 3.801

Total 1145.962 77

a. Dependent Variable: Kinerja Pegawai


b. Predictors: (Constant), Sasaran Program, Insentif Berbasis Anggaran

a
Coefficients

Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig.


Coefficients

B Std. Error Beta

(Constant) -1.563 2.884 -.542 .589

1 Insentif Berbasis Anggaran .606 .041 .849 14.723 .000

Sasaran Program .158 .066 .139 2.409 .018

a. Dependent Variable: Kinerja Pegawai


142

a
Residuals Statistics

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Predicted Value 16.25 29.80 24.88 3.344 78


Residual -5.237 4.099 .000 1.924 78
Std. Predicted Value -2.582 1.469 .000 1.000 78
Std. Residual -2.686 2.103 .000 .987 78

a. Dependent Variable: Kinerja Pegawai

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 78

a,b
Mean 0E-7
Normal Parameters
Std. Deviation 1.92417478
Absolute .123
Most Extreme Differences Positive .057
Negative -.123
Kolmogorov-Smirnov Z 1.084
Asymp. Sig. (2-tailed) .190

a. Test distribution is Normal.


143

b. Calculated from data.

2. Uji Multikolinearitas

a
Variables Entered/Removed

Model Variables Variables Method


Entered Removed

Sasaran
Program,
1 Insentif . Enter
Berbasis
b
Anggaran
a. Dependent Variable: Kinerja Pegawai
144

b. All requested variables entered.

b
Model Summary

Model R R Square Adjusted R Std. Error of the


Square Estimate
a
1 .867 .751 .745 1.950

a. Predictors: (Constant), Sasaran Program, Insentif Berbasis


Anggaran
b. Dependent Variable: Kinerja Pegawai

a
ANOVA

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.


b
Regression 860.873 2 430.436 113.238 .000

1 Residual 285.089 75 3.801

Total 1145.962 77

a. Dependent Variable: Kinerja Pegawai


b. Predictors: (Constant), Sasaran Program, Insentif Berbasis Anggaran

a
Coefficients

Model Unstandardized Standardized t Sig. Collinearity


Coefficients Coefficients Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

(Constant) -1.563 2.884 -.542 .589

Insentif Berbasis
1 .606 .041 .849 14.723 .000 .998 1.002
Anggaran

Sasaran Program .158 .066 .139 2.409 .018 .998 1.002


145

a. Dependent Variable: Kinerja Pegawai

a
Collinearity Diagnostics

Model Dimension Eigenvalue Condition Variance Proportions


Index (Constant) Insentif Berbasis Sasaran
Anggaran Program

1 2.979 1.000 .00 .00 .00

1 2 .018 12.900 .03 .93 .10

3 .003 29.550 .97 .07 .90

a. Dependent Variable: Kinerja Pegawai

3. Uji Heteroskedasitas

a
Variables Entered/Removed

Model Variables Variables Method


Entered Removed

Sasaran
Program,
1 Insentif . Enter
Berbasis
b
Anggaran
a. Dependent Variable: ABS_RES
b. All requested variables entered.

b
Model Summary

Model R R Square Adjusted R Std. Error of the


Square Estimate
a
1 .122 .015 -.011 1.24024

a. Predictors: (Constant), Sasaran Program, Insentif Berbasis


Anggaran
b. Dependent Variable: ABS_RES
146

a
ANOVA

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.


b
Regression 1.738 2 .869 .565 .571

1 Residual 115.365 75 1.538

Total 117.103 77

a. Dependent Variable: ABS_RES


b. Predictors: (Constant), Sasaran Program, Insentif Berbasis Anggaran

a
Coefficients

Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig.


Coefficients

B Std. Error Beta

(Constant) 1.033 1.835 .563 .575

1 Insentif Berbasis Anggaran -.022 .026 -.095 -.830 .409

Sasaran Program .029 .042 .081 .703 .484

a. Dependent Variable: ABS_RES

Lampiran 8

Uji Hipotesis

1. Analisis Regresi Linier Berganda

a
Coefficients

Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig.


Coefficients

B Std. Error Beta

(Constant) -1.563 2.884 -.542 .589

1 Insentif Berbasis Anggaran .606 .041 .849 14.723 .000

Sasaran Program .158 .066 .139 2.409 .018

a. Dependent Variable: Kinerja Pegawai


2. Uji Parsial (Uji T)
147

a
Coefficients

Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig.


Coefficients

B Std. Error Beta

(Constant) -1.563 2.884 -.542 .589

1 Insentif Berbasis Anggaran .606 .041 .849 14.723 .000

Sasaran Program .158 .066 .139 2.409 .018

a. Dependent Variable: Kinerja Pegawai


3. Uji Simultan (Uji F)

a
ANOVA

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.


b
Regression 860.873 2 430.436 113.238 .000

1 Residual 285.089 75 3.801

Total 1145.962 77

a. Dependent Variable: Kinerja Pegawai


b. Predictors: (Constant), Sasaran Program, Insentif Berbasis Anggaran

4. Uji Koefisien Determinasi (R2)

b
Model Summary

Model R R Square Adjusted R Std. Error of the


Square Estimate
a
1 .867 .751 .745 1.950

a. Predictors: (Constant), Sasaran Program, Insentif Berbasis


Anggaran
b. Dependent Variable: Kinerja Pegawai

Anda mungkin juga menyukai