SKRIPSI
Oleh :
SKRIPSI
Oleh :
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT. Karena berkat
rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis
tanpa rahmat dan kasih-Nya mustahil penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
dukungan yang sangat berharga dari berbagai pihak. Dukungan tersebut sangat berarti
bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu, dalam kesempatan ini
Mohammad Fauzi atas dukungan yang tak ternilai harganya, kasih sayang, dan
do’a yang selalu terucap dalam setiap sujud. Adik penulis, Fathur Rochim
Rizky Fauzi dan Cahaya Sari Fauzi Putri yang selalu jadi penghibur dikala
2. Bapak Drs. Edi Prawoto, SH, M.Hum selaku Rektor Universitas Bhayangkara
Surabaya.
3. Ibu Dr. Hj. Siti Rosyafah Dra. Ec., MM selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
4. Dra. Ec. L. Tri Lestari, M.Si selaku dosen pembimbing I yang selalu dengan
v
5. Bapak Arief Rahman, SE, M.Si selaku Ketua Program Studi Akuntansi
6. Ibu Dr. Hj. Siti Rosyafah Dra. Ec., MM selaku ketua penguji dan Dra. Ec.
M.Si selaku anggota penguji yang telah membimbing dan memberikan saran
8. Ibu Yum Faidah, Trisna Septiani, Wiwik Meliana dan Tika Kurniawati atas
Devintasari, Nita Hardianti dan Febri Ana Wulandari atas bantuan selama
10. untuk seluruh teman-teman mahasiswa Akuntansi malam Angkatan 2015 yang
tidak dapat disebutkan satu persatu namanya atas semua kebaikan kalian.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari
Oleh karena itu penulis dengan senang hati menerima masukan berupa kritik
dan saran demi kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata penulis ucapkan, semoga skripsi
ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya dan dapat dipergunakan
dengan semestinya.
vi
Dan semoga pihak-pihak yang telah membantu dan mendukung penulis dalam
penyusunan skripsi ini mendapatkan balasan yang setimpal dari Allah SWT. Amin.
Penulis
vii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
viii
2.2.2.4 Flowchart ..........................................................................................17
ix
3.4 Batasan dan Asumsi Penelitian ............................................................................42
LINTASTAMA..........................................................................................................72
Pengendalian Internal.................................................................................................75
x
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Lampiran ....................................................................................................................86
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Perbedaan dan persamaan penelitian terdahulu dengan peneliti saat ini .... 11
Tabel 2.5 Sistem Informasi Akuntansi Penjualan dan Pengendalian Internal pada PT.
xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.8 Prosedur pencatatan transaksi penjualan dan piutang dagang dalam buku
besar .......................................................................................................... 25
Gambar 2.10 Prosedur transaksi penerimaan kas dan penyetoran kas ke bank ........... 27
LINTASTAMA ......................................................................................... 35
Gambar 2.12 Bagan model analisis sistem informasi akuntansi penjualan pada PT.
xiii
Gambar 4.7 Bukti Kas Keluar ...................................................................................... 67
Gambar 4.11 Flowchart SIA Penjualan PT. JASINDO LINTASTAMA (lanjutan) ... 71
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 2 Quotation
Lampiran 8 Invoice
xv
ANALISIS TERHADAP SISTEM INFORMASI AKUNTANSI
PENJUALAN UNTUK MENINGKATKAN PENGENDALIAN INTERNAL PADA
PT. JASINDO LINTASTAMA DI JAKARTA.
ABSTRAK
xvi
ANALYSIS OF ACCOUNTING INFORMATION SYSTEM
SALES TO IMPROVE INTERNAL CONTROL ON
PT. JASINDO LINTASTAMA IN JAKARTA
ABSTRACT
A good sales system is related to internal controls, where two of these things
go hand-on. Research focus is on analyzing the sales SIA to improve internal control
in the enterprise.
Research uses a qualitative descriptive approach. Techniques data collection
through interviews, observations, and documentation. Research subject is PT.
JASINDO LINTASTAMA with its objective is SIA sales for improve the company's
internal control.
The results showed (1) lack of communication between document division &
CS with Accounting division so errors on invoices and E-invoice (2) The absence of
validation of BKK by finance division (3) a system held one the person on accounting
division and tax and there is no turn around position.
xvii
BAB I
PENDAHULUAN
industri sangat signifikan. Menurut data badan pusat statistik dalam website
www.bps.go.id melalui sensus ekonomi 2016 tercatat ada 26,7 juta perusahaan, angka
ini meningkat sebanyak 3,98 juta dibandingkan dengan sensus ekonomi tahun 2006
aturan dan kebijakan yang sesuai dengan standar. Perusahaan harus memiliki aturan
dan kebijakan yang sesuai standar supaya dapat mencapai tujuannya. Aturan dan
kebijakan tersebut tercermin dalam standar operasional prosedur yang baik dimana
tujuannya.
atau perusahaan berjalan dengan lancar. Standar tersebut berlaku juga bagi sistem
Sistem akuntansi yang ada di perusahaan menurut Lilis dan Sri Dewi
siklus transaksi konversi dan siklus transaksi penerimaan/penjualan. Salah satu siklus
1
2
Pengendalian internal ada untuk mengawasi sistem yang ada agar keberlangsungan
Pengelolaan sistem yang baik dan terus terbarukan merupakan salah satu yang
Evaluasi atas sistem yang ada dapat dilakukan oleh pihak manajemen dimana sistem
pengendalian internal yang baik sangat berpengaruh untuk mengetahui dan menjaga
sistem yang ada saat ini tetap berjalan sesuai dengan tujuan perusahaan.
Salah satu perusahaan yang belum bisa membuat sistem informasi akuntansi
penjualan sesuai standar serta tidak adanya evaluasi terhadap sistem yang ada saat ini
bahwa freight forwarder adalah usaha jasa pengurusan transportasi yang mencakup
pengiriman dan atau pengepakan barang dalam volume besar melalui angkutan darat,
3
angkutan laut maupun angkutan udara dengan nomor KBLI (klasifikasi baku lapangan
perusahaan jasa terkait pengiriman barang dalam volume besar dimana dalam
barang menyebutkan bahwa bill of lading adalah suatu surat yang bertanggal dalam
tertentu yang ditunjuk beserta klausula – klausula apa penyerahan akan terjadi.
barang harus di sertakan dengan bill of lading yang dibuat oleh pengirim barang lalu
tersebut sebagai surat yang di dalamnya terdapat syarat yang telah di sepakati oleh
Atas jasa tersebut perusahaan menerbitkan invoice dan faktur pajak kepada
pengirim barang sesuai dengan isi dari bill of lading. Namun dalam siklus penjualan
perusahaan sering terjadi kesalahan dalam penerbitan faktur pajak dalam bentuk
kurangnya komunikasi dengan staf akunting atas invoice sehingga sering terjadi
4
kesalahan pada data pengirim barang berupa NPWP (nomor pokok wajib pajak)
menyesuaikan dengan data pada bill of lading untuk memudahkan perusahaan dalam
terlambat di bayar oleh customer karena harus menunggu e-Faktur yang telah sesuai
dengan invoice dan bill of lading. Selain proses pembuatan kembali e-Faktur oleh staf
akunting pajak yang membutukan waktu, perusahaan juga harus mengalami kesulitan
lain yakni membuat surat BAP (berita acara pemeriksaan) dan memberikan bukti
Selain pembatalan e-Faktur karena NPWP yang tidak sesuai dengan data pada
bill of lading, masalah yang kadang terjadi di perusahaan adalah adanya double faktur
pada satu tagihan pengiriman. Tagihan pengiriman biasanya memiliki nominal yang
sama namun kembali lagi bill of lading dipakai perusahaan sebagai acuan. Nomor bill
of lading dalam setiap pengiriman pasti berbeda, hal tersebut yang menjadi acuan
terjadi.
Masalah terkait double e-Faktur biasanya diatasi dengan faktur pengganti jika
terdapat pengiriman barang di hari yang sama dengan nama customer yang sama,
namun harus dilakukan pembatalan atas e-Faktur yang sudah ber-barcode jika hanya
terdapat satu pengiriman barang atas nama customer tersebut. Untuk penggantian dan
Jenderal Pajak yang sudah terkoneksi dengan internet dan komputer perusahaan
5
namun terdapat dokumen yang harus di berikan ke kantor pajak terkait kasus
wilayah Jawa dan Bali per 1 Juli 2015 serta serentak di seluruh Indonesia pada 1 Juli
2016.
dalam transaksi penjualan dan pelaporan pajaknya namun tidak adanya pembaruan
pada sistem informasi akuntansi penjualan dan pengawasan membuat aplikasi yang
penjualannya.
aktivitas penjualan, disaat customer seharusnya dapat membayar tagihan lebih cepat
tetapi harus menunggu invoice dan e-Faktur yang sesuai dengan bill of lading serta
waktu staf akunting pajak yang terbuang karena harus melengkapi dokumen ke kantor
dan pembaharuan atas sistem informasi akuntansi penjualan sangat dibutuhkan oleh
mendalam terkait permasalah yang ada, maka dibuat penelitian dengan judul
6
ini adalah:
JASINDO LINTASTAMA ?
Dalam pembuatan sebuah karya ilmiah pasti ada manfaatnya, berikut penulis
meneliti konsep yang sama namun dengan rumusan masalah dan tujuan yang
berbeda.
jika mengalami problem yang sama terkait pembuatan e-Faktur dan siklus
3. Bagi Akademisi
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini terdiri atas penelitian terdahulu sebagai acuan bagi penulis untuk
membuat karya ilmiah ini. Dan di dalamnya juga terdapat landasan teori
penulis agar pembaca lebih mudah memahami karya ilmiah yang dibuat.
8
Bab ini terdiri atas kerangka proses berpikir yakni langkah-langkah yang
diambil oleh penulis dalam penyelesaian atas karya ilmiah ini. Dan
didalamnya juga terdapat jenis dan sumber data apa saja yang diambil dan
Bab ini terdiri atas objek penelitian yang diamati oleh peneliti berupa detail
dari objek tersebut dan analisi beserta hasil. Dimana di dalam bab ini juga
membahas flowchart yang digunakan saat ini oleh perusahaan dan flowchart
Bab ini terdiri atas simpulan dari penelitian yang menjawab secara
menyeluruh atas rumusan masalah dan tujuan adanya penelitian. Dan saran
peneliti terhadap instansi terkait serta menjadi salah satu acuan penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
peneliti terdahulu yang didalamnya terdapat unsur–unsur terkait dengan judul yang
sebagai berikut :
analisis untuk membuat perancangan atas sistem informasi akuntansi penjualan dalam
dan efisien. Dengan judul “Analisis Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Tunai
Dalam Meningkatkan Pengendalian Intern Pada PT. Mutiara Cahaya Plastindo”. Hasil
Semarang, 2016.
9
10
informasi akuntansi untuk menjalankan suatu bisnis terutama dalam hal menangani
(Studi Kasus pada UD. Praktis di Magetan)”. Hasil dari penelitian ini adalah:
manual.
2.1.3 Penelitian Sinta Dwi Prana Dewi dkk, Universitas Brawijaya Malang,
2015.
Penelitian yang dilakukan oleh Sinta Dwi Prana Dewi dkk, Universitas
Brawijaya Malang pada tahun 2015 menjelaskan tentang harus adanya sistem
perusahaan. Dengan judul “Analisis Sistem dan Prosedur Akuntansi Penjualan dan
Penerimaan Kas Dalam Upaya Meningkatkan Pengendalian Intern (Studi Kasus Pada
PT. Enseval Putera Megatrading Tbk Malang)”. Hasil dari penelitian ini adalah:
a. Penempatan fungsi yang tidak sesuai dalam struktur organisasi pada pool
faktur.
11
2.1.4 Penelitian Widia Afriani Perangin – angin dkk, Jurnal Riset Ekonomi
Penelitian yang dilakukan oleh Widia Afriani Perangin – angin dkk, Jurnal
Riset Ekonomi dan Manajemen Volume 16, No.2 Juli – Desember pada tahun 2016
dan Perceived Ease Of Use Terhadap Attitude Toward Using E-Faktur”. Hasil dari
pengguna, dimana PKP (Pengusaha Kena Pajak) bersikap netral akan adanya
sistem.
Tabel 2.1
Perbedaan dan persamaan penelitian terdahulu dengan peneliti saat ini.
serangkaian bagian yang saling tergantung dan bekerja sama untuk mencapai tujuan
tertentu”. Menurut Hall (2011:5) menyatakan bahwa sistem adalah kelompok dari dua
atau lebih komponen atau subsistem yang saling terkait yang memiliki tujuan
bersama.
13
“kumpulan dari elemen – elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan
tertentu. Berdasarkan beberapa pengertian para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa
sistem adalah kelompok dari dua atau lebih komponen yang saling tergantung dan
Tabel 2.2
Unsur yang harus ada dalam sistem
Suatu sistem tidak dapat lepas dari informasi karena sistem akan berjalan
dengan baik dan dapat mencapai tujuannya jika dalam prosesnya informasi yang
diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya.
Maka informasi dapai diartikan sebagai data yang di proses menjadi bentuk
yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya. Menurut Puspitawati
dan Anggadini (2011:13) suatu Informasi yang berkualitas mempunyai ciri – ciri :
14
saling berhubungan dan bekerja sama secara harmonis untuk mencapai satu tujuan
yaitu mengolah data menjadi informasi (Sutanto, 2004). Dalam perusahaan sistem
perangkat sistem yang berfungsi untuk mencatat data transaksi, mengolah data, dan
formulir, catatan dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan
perusahaan”. Dari beberapa pendapat para ahli tersebut dapat peneliti simpulkan
15
bahwa sistem informasi akutansi adalah suatu sistem yang menyediakan, mengolah
pimpinan.
dihitung lebih besar dari manfaat yang diperoleh maka sistem yang sudah ada perlu
informasi tersebut.
16
Ilmu ada karena memberikan manfaat baik bagi yang membaca ataupun yang
mengaplikasikan. Hal ini juga terjadi pada sistem informasi akuntansi yang memiliki
manfaat bagi perusahaan jika dilakukan sesuai dengan prosedur yang ada. Menurut
Gregorius Chandra dkk (2015:4) manfaat dari sistem informasi akuntansi dapat
digunakan untuk:
Menurut Lilis dan Sri Dewi (2011:63) manfaat dari sistem informasi akuntansi
adalah:
Beberapa manfaat tersebut tidak dapat di peroleh oleh perusahaan jika penggunaan
peranan akuntan dalam sistem informasi (Gregorius Chandra dkk., 2015:6) yaitu:
Sedangkan menurut Lilis dan Sri Dewi (2011:64) peranan akuntansi dalam
2.2.2.4 Flowchart
Simbol standar digunakan oleh analisis sistem untuk mencerminkan aliran data dan
Berikut ini adalah daftar simbol – simbol standar dengan maknanya masing –
masing:
Tabel 2.3
Daftar simbol bagan alir
Sumber: Mulyadi (2016)
19
Tabel 2.3
Daftar simbol bagan alir (lanjutan)
Sumber: Mulyadi (2016)
Menurut Lilis dan Sri Dewi (2011:165) Penjualan tunai merupakan penjualan
yang dilakukan dengan cara menerima uang tunai cash pada saat barang diserahkan
pada pembeli sedangkan penjualan kredit adalah aktivitas penjualan yang
menimbulkan tagihan/klaim/piutang kepada pernbeli (customer) sehingga penjual
tidak menerima uang tunai pada saat barang diserahkan kepada pembeli (customer).
20
Order Jual
Konsumen
Faktur Jual
Penagihan Persediaan
Piutang Dagang Barang
Pengiriman
Gambar 2.1
Model siklus penerimaan kas (penjualan)
Sumber : Lilis dan Sri Dewi (2011:166)
DB Harga Proses
DB. Pesanan
pesanan
Sales Order
Bagian Kredit
Gambar 2.2
Penerimaan Order Penjualan
Sumber : Lilis dan Sri Dewi (2011:167)
Menurut Lilis dan Sri Dewi (2011:167) prosedur atas penerimaan order penjualan
yakni:
1. Sales order dari konsumen diterima oleh perusahaan dan sales order di proses
secara manual. Proses pemesanan dilakukan oleh perusahaan dengan
memastikan harga dan persediaan barang sesuai dengan sales order, jika sesuai
maka ke tahap berikutnya tetapi jika tidak sesuai maka mengembalikan surat
order kepada konsumen.
2. Selanjutnya jika so sudah sesuai maka ke bagian kredit untuk proses acc
pesanan dan pembuatan faktur pajak penjualan.
Sales Order
Acc Kredit
Acc Pesanan
Kredit
Gambar 2.3 1
Prosedur persetujuan kredit
Sumber : Lilis dan Sri Dewi (2011:168)
22
Menurut Lilis dan Sri Dewi (2011:168) prosedur persetujuan kredit yakni:
1. Setelah sales order sudah diterima sebagai penjualan maka bagian kredit akan
mengecek identitas konsumen/pelanggan apakah layak diberikan piutang atau
tidak atas order tersebut, jika layak maka ke tahap berikutnya yakni
pengambilan barang pada bagian gudang.
Daftar
Ambil
pengambilan
1 Pesanan
barang
Acc pesanan
kredit
Daftar
pengambilan 2
barang
Gambar 2.4
Prosedur pengambilan barang dari gudang
Sumber : Lilis dan Sri Dewi (2011:169)
Menurut Lilis dan Sri Dewi (2011:169) prosedur pengambilan barang dari bagian
gudang barang jadi yakni:
1. Dari bagian kredit menyetujui piutang atas pesanan penjualan maka bagian
penjualan akan meminta sejumlah barang yang sesuai dengan sales order
dikirim kepada konsumen dengan menyerahkan dokumen persetujuan ke
bagian gudang barang jadi.
2. Berdasarkan dokumen persetujuan kredit tersebut bagian gudang barang jadi
mempersiapkan pengambilan barang dengan membuat dokumen pengambilan
barang.
3. Selanjutnya bagian gudang akan mencocokkan dokumen persetujuan kredit
dengan sales order dan data persediaan yang telah disimpan pada data base
pesanan dan persediaan perusahaan. Apabila kedua data tersebut telah sesuai
maka bagian gudang barang jadi akan mengeluarkan persediaan sejumlah
yang tertera pada dokumen – dokumen tersebut (sales order, persetujuan kredit
23
Daftar Daftar
pengambilan pengepakan
dengan barang
Cocokan
pengiriman
DB Pesanan
Proses
Pengiriman
Daftar Daftar
pengambilan penagihan
dengan barang
Customer
Gambar 2.5
Prosedur Pengiriman Barang
Sumber : Lilis dan Sri Dewi (2011:170)
Menurut Lilis dan Sri Dewi (2011:170) prosedur pengiriman barang yakni:
1. Setelah menerima barang dan daftar pengiriman barang dari bagian gudang
barang jadi, bagian pengiriman melakukan aktivitas pengepakan barang dan
membuat daftar pengepakan barang.
2. Selanjutnya bagian pengiriman mengirimkan barang yang dipesan kepada
konsumen.
24
Daftar
Menyiapkan
Penagihan
faktur
Voucher
Siapkan Entri Jurnal 3
Jurnal
Gambar 2.6
Prosedur penagihan piutang pada customer
Sumber : Lilis dan Sri Dewi (2011:171)
Menurut Lilis dan Sri Dewi (2011:171) prosedur penagihan piutang dagang yakni:
1. Setelah barang sudah sampai di tempat konsumen dan disepakatinya sejumlah
tagihan yang disetujui maka bagian penagihan berdasarkan jumlah tagihan
yang jatuh tempo akan melakukan penagihan kepada konsumen dengan
terlebih dahulu mengecek daftar penagihan yang telah disepakati oleh
konsumen dalam data base pesanan, apabila sudah sesuai langkah selanjutnya
bagian penagihan akan mempersiapkan faktur penjualan yang akan langsung
ditagihkan kepada konsumen.
2. Selain itu bagian penagihan juga menyiapkan transaksi penjualan kredit secara
periodik dengan membuat voucher jurnal yang akan diserahkan kepada bagian
buku besar.
Kontrol Total
DB Pesanan 4
Gambar 2.7
Prosedur pencatatan piutang dagang
Sumber : Lilis dan Sri Dewi (2011:171)
25
Menurut Lilis dan Sri Dewi (2011:171) prosedur pencatatan piutang dagang yakni:
1. Proses awal bagian piutang melakukan pengecekan pada sales order yang telah
disetujui dari database pesanan selanjutnya menyiapkan daftar posting
piutang.
2. Kemudian bagian piutang menginput data faktur penjualan yang akan
diposting ke dalam pemrosesan komputer selanjutnya dimana data postingan
di simpan dalam database piutang pelanggan, hasil dari proses ini adalah
dokumen kontrol total tentang piutang setiap konsumen yang kemudian
diserahkan ke bagian buku besar untuk dicatatkan dengan transaksi – transaksi
lainnya.
Pemrosesan
Buku Besar DB Buku Besar
Gambar 2.8
Prosedur pencatatan transaksi penjualan dan piutang dagang dalam buku besar
Sumber : Lilis dan Sri Dewi (2011:172)
Menurut Lilis dan Sri Dewi (2011:172) prosedur pencatatan transaksi penjualan dan
piutang dagang dalam buku besar yakni:
1. Dimulai dari diterimanya dokumen batch control total dari bagian pitang
dagang dan voucher jurnal dari bagian penagihan, lalu membandingkan kedua
dokumen tersebut untuk kemudian diproses dalam pencatatan buku besar
apabila informasi yang disajikan keduanya memang sudah sesuai/cocok.
2. Hasil pencatatan buku besar akan di simpan dalam database buku besar
perusahaan.
Sedangkan untuk sistem penjualan tunai menurut Lilis dan Sri Dewi (2011:173)
terdiri atas 2 tahapan, yakni:
1. Penginputan data penjualan oleh bagian penjualan.
2. Pencatatan penerimaan kas dan penyetoran kas ke bank
26
Customer
Pemrosesan Faktur
DB Persediaan
Faktur Penjualan
Penjualan
Proses transaksi
Siapkan Entri penjualan tunai DB Penjualan
Jurnal
Voucher Jurnal
Gambar 2.9
Prosedur penginputan data penjualan
Sumber : Lilis dan Sri Dewi (2011:174)
Menurut Lilis dan Sri Dewi (2011:174) prosedur penginputan data penjualan yakni:
1. Bagian penjualan input data – data barang yang dibeli beserta jumlah barang
yang di beli konsumen ke dalam program komputer, dimana komputer akan
menginformasikan harga, total harga, diskon, pajak dan informasi lainnya
untuk diinput ke dalam faktur pajak penjualan tunai.
2. Setelah data lengkap maka bagian penjualan mencetak faktur penjualan dan
diserahkan ke konsumen.
3. Proses selanjutnya input transaksi penjualan tunai ke dalam database
penjualan perusahaan sehingga menghasilkan voucher jurnal penjualan.
27
Hitung
Penerimaan kas
Laporan
Kas masuk yang Slip setoran Penerimaan
sudah di hitung tunai
Validasi Slip
Setoran
Tunai
Slip setoran
tunai acc
Setorkan semua
penerimaan kas
Ke Bank
Gambar 2.10
Prosedur transaksi penerimaan kas dan penyetoran kas ke bank
Sumber : Lilis dan Sri Dewi (2011:175)
28
Menurut Lilis dan Sri Dewi (2011:174) prosedur penerimaan kas dan penyetoran kas
ke bank yakni:
1. Bagian penerimaan kas menerima bukti setoran kas beserta uang tunainya dari
bagian penjualan dan melakukan perhitungan uang yang diterima dicocokan
dengan bukti setoran jika uang sudah sesuai maka langkah selanjutnya input
transaksi penerimaan kas ke dalam jurnal penerimaan kas yang disimpan pada
database perusahaan, output dari proses ini adalah laporan penerimaan kas
yang di cetak secara periodik.
2. Kemudian bagian penerimaan kas melakukan pengisian slip setoran tunai ke
bank lalu menyetorkan uang beserta slip setoran ke bank, slip setoran yang
sudah di validasi bank dipakai sebagai arsip perusahaan sebagai bukti fisik
apabila dibutuhkan oleh berbagai pihak yang berkepentingan (auditor,
manajemen, pimpinan, dll).
organisasi, metode dan ukuran – ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga aset
rencana organisasional, metode dan pengukuran yang dipilih oleh suatu kegiatan
internal adalah suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajeman dan
personel lain entitas yang didesain untuk memberikan keyakinan yang memadai
tentang pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini yaitu: keandalan pelaporan
29
keuangan, efektivitas dan efisiensi operasi dan kepatuhan terhadap hukum serta
dibutuhkan oleh perusahaan selain terkait dengan keakuratan data akuntansi, efisiensi
operasional juga kepatuhan akan peraturan hukum yang berlaku. Salah satu cara untuk
mencapai pengendalian internal yang baik adalah perusahaan harus memiliki sistem
informasi berjalan dengan baik dan sesuai kebutuhan perusahaan. Menurut Gregorius
1. Integritas dan nilai – nilai etika, pelanggaran etika dan kurangnya integritas
sering kali terjadi, misalnya manajer pembelian menerima suap dari pemasok
agar tetap membeli produk pemasok meskipun tidak sesuai dengan spesifikasi
produk yang dibutuhkan.
2. Komitmen terhadap kompetensi, kompetensi karyawan sangat penting untuk
mengfungsikan proses pengendalian internal.
3. Filosofi manajemen dan gaya operasi, pengedalian yang efektif diawali
dengan filosofi manajemen. Apabila manajemen meyakini bahwa pengedalian
merupakan hal yang penting, maka kebijakan dan prosedur pengendalian yang
efektif akan diterapkan. Kesadaran akan pentingnya pengedalian tersebuta
akan dikomunikasikan ke bawahan melalui gaya operasi manajemen.
4. Struktur organisasi, ditentukan oleh pola otorisasi dan tanggung jawab dalam
perusahaan dan juga menggambarkan pola komunikasi formal dalam
organisasi.
5. Kebijakan dan praktik sumber daya manusia, meliputi pembagian tugas,
penyeliaan, dan rotasi jabatan. Pembagian tugas yang efektif tergantung pada
perencanaan atas semua prosedur secara tepat dan rinci serta penugasan yang
tepat ke karyawan. Penyeliaan (supervison) merupakan pemantauan secara
langsung terhadap kinerja karyawan. Rotasi jabatan membuat karyawan pata
memeriksa dan meverifikasi pekerjaan karyawan lain selama melaksanakan
tugas dalam periode tertentu dimana dalam situasi darurat dapat melakukan
penggantian karyawan dengan mudah.
30
berhenti bekerja.
perusahaan.
terkait.
adalah:
tanpa ada campur tangan dari orang atau unit organisasi lain, (4) perputaran
jabatan (job rotation), (5) keharusan pengambilan cuti bagi karyawan yang
berhak, (6) secara periodic diadakan pencocokan antara fisik aset dengan
catatannya, dan (7) pembentukan unit organisasi yang bertugas untuk
mengecek efektivitas unsur – unsur sistem pengendalian internal yang lain.
4. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya Meliputi: seleksi
calon karyawan berdasarkan persyaratan yang dituntut oleh pekerjaanya dan
pengembangan pendidikan karyawan selama menjadi karyawan perusahaan
sesuai dengan tuntutan perkembangan pekerjaannya.
2.2.4 e-Faktur
Menurut Edy Suprianto (2011:1) pajak adalah iuran atau pungutan wajib yang
dipungut oleh pemerintah dari masyarakat (wajib pajak) untuk menutupi pengeluaran
rutin negara dan biaya pembangunan tanpa balas jasa yang dapat ditunjuk secara
langsung.
Penerimaan atas pajak sendiri di Indonesia terbagi atas 2 yakni pajak dalam
negeri dan pajak perdagangan internasional. Data dari badan pusat statistik
menunjukan bahwa penerimaan pajak dalam negeri meliputi: pajak penghasilan, pajak
pertambahan nilai, pajak bumi dan bangunan, bea perolehan hak atas tanah dan
dibandingkan lainnya.
kenaikan pada penerimaan pajak pertambahan nilai selama 3 tahun terakhir yakni
tahun 2016 Rp 412,21 miliar, 2017 Rp 475,48 miliar dan 2018 Rp 541,80 miliar.
Kenaikan tersebut bukanlah tanpa alasan melainkan efek dari kebijakan pemerintah
pertambahan nilai. Menurut Dirjen Pajak dalam website www.pajak.go.id faktur pajak
33
adalah bukti pungutan pajak yang dibuat oleh pengusaha kena pajak yang melakukan
Pengusaha kena pajak (Trisni dan Tarsis, 2012:145) adalah orang pribadi atau
badan yang melakukan penyerahan BKP dan JKP di dalam daerah pabean yang
dikenakan pajak berdasar UU PPN tidak termasuk pengusaha kecil kecuali pengusaha
Barang kena pajak (Trisni dan Tarsis, 2012:144) adalah barang berwujud yang
Jasa kena pajak (Trisni dan Tarsis, 2012:145) adalah setiap kegiatan pelayanan
Dalam prakteknya pembuatan faktur pajak oleh pengusaha kena pajak dan
terbitnya faktur pajak fiktif, faktur pajak ganda, faktur pajak yang terlambat di
terbitkan dan perusahaan yang menerbitkan faktur pajak seharusnya tidak berhak
menerbitkan.
(DJP) membuat kebijakan yakni aplikasi e-Faktur. E-faktur menurut Dirjen pajak
dalam www.pajak.go.id adalah faktur pajak berbentuk elektronik yang dibuat melalui
aplikasi atau sistem elektronik yang ditentukan dan/atau disediakan oleh Direktorat
Jenderal Pajak.
34
kena pajak yang terdaftar pada kantor pelayanan pajak di Jawa dan Bali wajib
Suatu kebijakan diterapkan pasti memiliki tujuan tersendiri begitu pula dengan
1. Menghindari upaya pemalsuan faktur karena nomor seri faktur pajak melalui
pertambahan nilai.
pajak.
pengawasan.
kemudahan dan keamanan bagi perusahaan dalam pembuatan faktur pajak dan
Berbentuk Elektronik, mulai tanggal 1 Juli 2016 Pengusaha Kena Pajak (PKP)
2. PKP yang tidak membuat e-Faktur atau membuat e-Faktur yang tidak
mengikuti tata cara yang telah ditentukan, dianggap tidak membuat Faktur
Pajak dan dikenai sanksi administrasi berupa denda sebesar 2% (dua persen)
Atas landasan tersebut menjadi upaya bagi setiap pengusaha kena pajak untuk
Pengendalian internal
Gambar 2.11
Kerangka konseptual SIA penjualan pada PT. JASINDO LINTASTAMA
Sumber: diolah oleh Peneliti (2019)
36
berbagai macam pertanyaan yang muncul baik bagi penulis dan perusahaan. Oleh
karena itu disini penulis akan menjabarkan tentang main research dan mini research
perusahaan ?
JASINDO LINTASTAMA ?
b. Apakah sistem informasi akuntansi penjualan yang berjalan saat ini di PT.
perusahaan ?
Gambar 2.12
Bagan model analisis sistem informasi akuntansi penjualan pada PT. JASINDO
LINTASTAMA
Sumber: diolah oleh Peneliti (2019)
Proporsi adalah sesuatu yang mengarah penelitian pada yang harus diselidiki
dalam ruang lingkupnya Yin (2011:29). Adapun proporsi penelitian ini adalah
Berikut adalah penegasan logis antara proporsi dengan data yang dapat dilihat
pada tabel.
Tabel 2.4
Penegasan logis antara proporsi dan data
Proporsi Data
Penerapan sistem informasi akuntansi 1. Deskripsi obyek penelitian
penjualan untuk meningkatkan 2. Struktur organisasi perusahaan
pengendalian internal pada PT. 3. Obyek usaha dan data yang digunakan
JASINDO LINTASTAMA pada prosedur penjualan
4. Penjelasan bagan alur sistem informasi
akuntansi penjualan yang telah ada di
perusahaan
Sumber: data diolah peneliti (2019)
Tabel 2.5
Sistem Informasi Akuntansi Penjualan dan Pengendalian Internal pada
PT. JASINDO LINTASTAMA
Research Question Sumber data, Aspek - aspek Justifikasi
metode praktis
pengumpulan dan
analisis data
Main Research Dari perusahaan: Mendapatkan 1. Observasi
Question: Interview akses melalui dengan melihat
1. Bagaimana sistem 1. Accounting rekan kerja catatan yang
informasi akuntansi manajer penulis berhubungan
penjualan yang ada di 2. Karyawan dengan proses
PT. JASINDO bagian pajak dan aktivitas penjualan
LINTASTAMA penagihan Interview
kaitannya dengan 3. Karyawan dilakukan dengan 2. Interview
meningkatkan bagian pembuat tatap mula penulis dengan
pengendalian internal di dokumen melakukan tanya
perusahaan ? 4. Karyawan lain jawab dengan
melalui narasumber
percakapan sehari
- hari
Sumber: data diolah peneliti (2019)
39
METODE PENELITIAN
Metode Analisis
1. Mengidentifikasi data dari sistem informasi akuntansi penjualan dan
pengendalian internal pada PT. JASINDO
2. Menganalisis sistem informasi akuntansi penjualan dan pengendalian internal
yang diterapkan pada PT. JASINDO LINTASTAMA
3. Mengevaluasi sistem informasi akuntansi penjualan dan pengendalian internal
yang ada terkait dengan permasalahan internal di perusahaan terkait lamanya
proses penagihan ke konsumen
4. Merekomendasikan sistem informasi akuntansi penjualan yang dan usulan
terhadap pengendalian internal yang ada di perusahaan
Skripsi
Gambar 3.1
Kerangka proses berpikir
Sumber : diolah oleh peneliti
36 (2019)
Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan
41
ini adalah metode kualitatif, menurut Sugiyono (2013:14) metode kualitatif adalah
kondisi obyek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci,
pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowball, teknik
dan hasil penelitian kualitatif menekankan makna dari generalisasi. Penelitian ini
pengumpulan data dan informasi melalui obyek penelitian secara langsung melalui
Jenis data yang dikumpulkan dalam penulisan ini adalah sebagai berikut:
1. Data Kuantitatif, yaitu data yang berupa angka-angka nominal dan detail
customer yang tertera didalam bill of lading, proloss (profit and loss), BKK
(bukti kas keluar), invoice dan faktur penjualan pada perusahaan terkait sistem
2. Data Kualitatif, yaitu data verbal atau keterangan seperti informasi yang tidak
serta data-data lain yang dianggap masih relevan dengan materi penelitian.
42
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder.
1. Data primer merupakan data yang dikumpulkan oleh peneliti dengan cara
langsung dari sumbernya. Data primer yang diperoleh peneliti antara lain:
2. Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari perusahaan secara tidak
langsung yang berupa informasi dari sumber tertulis yang diantaranya buku –
buku literature, jurnal, yang berhubungan dengan data primer yang diperoleh
perusahaan.
Batasan masalah yang diteliti agar penelitian terfokus pada tujuan yang diteliti
yaitu terbatas pada ruang lingkup studi kasus analisis penerapan sistem informasi
akuntansi yang ada saat ini pada PT. JASINDO LINTASTAMA belum berlaku secara
konsumen yakni pada penggunaan aplikasi e-Faktur sering terjadi, oleh karena itu
perlunya analisis dan evaluasi kembali sistem yang sudah ada untuk dibuatkan
Unit analisis dalam penelitian ini adalah sistem informasi akuntansi penjualan
efisien, artinya informasi yang disampaikan harus jelas dan ringkas. Penerapan sistem
yang ada dan proses pengihan kepada konsumen harus dilaksanakan dengan baik oleh
bag. keuangan.
1. Observasi
Observasi yang dilakukan dalam penelitian terbagi atas dua tahap yaitu
observasi awal dan observasi mendalam. Observasi awal dilakukan untuk menemukan
dilakukan untuk menemukan permasalahan yang bisa dijadikan alat analisis dalam
2. Interview/ Wawancara
Mengadakan wawancara atau tanya jawab dengan pihak – pihak yang terkait
secara langsung via skype untuk mengadakan pengecekan terhadap sistem penagihan
3. Dokumentasi
a. Data satu order ekspor dan impor di dalam perusahaan berupa bill of
JASINDO LINTASTAMA.
Teknik analisis data merupakan teknik atau cara yang dilakukan untuk
dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Analisis data yang digunakan
Model analisis data yang digunakan untuk menganalisis obyek penelitian pada
penelitian ini adalah model analisis data. Miles dan Hurbeman beranggapan bahwa
analisis terdiri dari tiga alur kegiatan yang secara bersamaan yaitu: reduksi data,
penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Pemaparan secara rincin model analisis
a. Reduksi Data
adanya reduksi data sudah tampak waktu penelitinya memutuskan (acap kali tanpa
partisi, menulis memo). Reduksi data / proses – transformasi ini berlanjut terus
Sesuai dengan penelitian yang dilakukan bahwa reduksi data digunakan untuk
memilah dan memilih data yang relevan dan valid untuk dapat disajikan di hasil
penelitian.
b. Penyajian Data
Alur penting yang kedua dan kegiatan analisis adalah penyajian data. Miles
tindakan. Beraneka penyajian yang dapat ditemukan dalam kehidupan sehari – hari
mulai dari alat pengukuran bensin, surat kabar, sampai layar komputer.
Penyajian – penyajian akan dapat memahami apa yang sedang terjadi dan apa
berdasarkan atas pemahaman yang didapat dari penyajian – penyajian tersebut. Miles
dan Huberman yakin bahwa penyajian – penyajian yang lebih baik merupakan suatu
cara yang utama bagi analisis kualitatif yang valid. Penyajian – penyajian yang
suatu bentuk yang padu dan mudah diraih, dengan demikian seorang penganalisis
dapat melihat apa yang sedang terjadi, dan menentukan apakah menarik kesimpulan
yang benar ataukah terus melangkah melakukan analisis yang menurut saran yang
dengan longgar, tetapi terbuka dan skeptis dan kesimpulan sudah disediakan mula –
mula belum jelas kemudian meningkat menjadi lebih rinci dan mengakar dengan
kokoh.
kecapakan peneliti, dan tuntutan – tuntutan pemberi dana, tetapi sering kali
kesimpulan itu telah dirumuskan sebelumnya sejak awal, sekalipun seorang peneliti
sebelumnya dengan mengacu pada data – data yang telah dikumpulkan dan telah
modal asing). Perusahaan ini didirikan pada 10 November 1997 oleh Bapak Goh
Thiam Huat selaku Direktur Utama dan Sugeng Purnomo selaku Komisaris
9 Maret 2001 dan Surabaya tanggal 30 Desember 2014. Keputusan untuk membuka
cabang tersebut menjadi salah satu hal yang baik bagi perusahaan terutama dalam
menerima konsumen baru serta membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar
tetapi terdapat perubahan pada struktur organisasi yakni mengangkat Direktur an. Goh
Siew Yen yang tercantum pada akta perubahan 70 dengan nomor Keputusan Menteri
menerima pengurusan jasa pengiriman ekspor dan impor yang dalam mengoperasikan
48
49
perusahaan memiliki SIUJPT (surat izin usaha jasa pengurusan transportasi) dengan
nomor : 060/N.15.1/31.73/-1.819.6/2018.
Suatu organisasi atau perusahaan pastilah berdiri karena suatu visi dan misi
maka dari itu berikut peneliti jabarkan terkait dengan visi dan misi dan PT. JASINDO
LINTASTAMA.
Pada PT. JASINDO LINTASTAMA dikenal istilah “we care, what you care”
yang berarti kita peduli akan apa yang anda pedulikan, dimana istilah ini tercetus dari
Direktur Utama Bapak Goh Thiam Huat yang beranggapan bahwa dalam menjalankan
Arti dari kata “peduli” adalah bagi karyawan dalam hal melaksanakan
pekerjaan tertanam sifat peduli dan memiliki terhadap perusahaan sehingga senantiasa
giat dalam bekerja, sedangkan peduli terhadap konsumen adalah rasa memiliki
perusahaan terhadap barang milik konsumen dengan memberikan jasa terbaik dalam
Untuk mencapai visi perusahaan yakni “we care, what you care” maka misi
yang perlu di ambil oleh perusahaan untuk mencapainya adalah memberikan reward
atau bonus kepada karyawan yang kinerjanya dianggap baik oleh perusahaan.
memberikan jasa terbaik ke konsumen dengan harga yang lebih murah di bandingkan
50
perusahaan jasa lainnya agar menjadi pelanggan perusahaan. Jika terjadi masalah
terkait dengan barang pengiriman selalu memberikan solusi terbaik kepada konsumen
di Surabaya dan Semarang dimana kantor pusatnya terletak di DKI Jakarta tepatnya di
Jl. Tangki Sekolah No.56 AA, RT.03 RW.06 Kel. Mangga Besar Kec. Tamansari
Sedangkan untuk kantor cabang Semarang terletak di Jl. Semarang Indah Blok
D.XI/7 K Kel. Tawang Mas Kec. Semarang Barat dan cabang Surabaya di Jl.
1. Direktur Utama
2. Komisaris
3. Direktur
4. Marketing
complain, saran dan kritik dari konsumen untuk dijadikan acuan dalam
6. Accounting
7. Operasional
8. Pricing
Bagian ini bertugas untuk mencari harga untuk proses pengiriman barang
seperti biaya di kapal, harga trucking dan harga custom untuk proses
9. Administration
karyawan baru, absensi, dan surat ijin usaha yang perlu dimiliki oleh
perusahaan.
DIREKTUR
MS. GOH SIEW YEN
menerima jasa pengurusan pengiriman barang baik ekspor dan impor dimana dalam
a. Dimulai dari bagian pricing mencari harga terbaik ke carrier atau pelayaran
atas pengiriman satu kontainer, lalu setelah memperoleh harga tersebut bagian
service).
(Delivery Order).
dokumen berupa SI dan DO, jika kantor sudah acc maka DO bisa diberikan ke
shipper via email agar bisa proses mengambil container kosong dan
melakukan stuffing.
55
e. Bagian CS lalu membuka file yang berisi SI dari shipper dan DO dari
menerima file dari CS maka bagian document membuat proloss (profit and
kapal berangkat. Disaat bersamaan bagian dokumen meminta data atas barang
yang diterima dari shipper diberikan kepada pelayaran untuk dibuatkan draft
B/L.
g. Draft B/L yang diterima via email dari pelayaran akan di teruskan ke shipper
oleh bagian document untuk di cek apakah data sudah benar dan sesuai, jika
sudah maka shipper akan kirim kembali via email ke bag. dokumen.
h. Draft B/L ok dari shipper di e mail kembali ke pelayaran untuk dibuatkan bill
membawa draft B/L shipper yang sudah sesuai dari bag. document dan bukti
dengan membuat invoice dan faktur pajak yang sesuai dengan B/L lalu
accounting.
l. Jika penjualan secara tunai maka setelah menerima pembayaran dari shipper,
document beserta invoice dan faktur pajak. Lalu bag. document memberikan
m. Jika penjualan secara kredit maka bag. document langsung memberikan B/L
ke shipper tanpa invoce dan faktur pajak dengan terlebih dahulu menerima
surat kredit atau letter of credit dari shipper yang telah divalidasi oleh direktur
dan marketing dari bag. accounting. Untuk invoice dan faktur pajak akan
a. Berbeda dengan prosedur ekspor, jika impor bag. pricing dan marketing tidak
quotation.
yang bersamaan CS membuat proloss (profit and loss) untuk diberikan ke bag.
accounting yang sudah di isi biaya yg harus dibayarkan atas DO dan harga
jual. Untuk biaya yang harus dibayarkan bag. CS mendapat informasi dari bag.
pricing sedangkan untuk harga jual merupakan ketentuan dari direktur yang
proloss (profit and loss) kepada bag. pricing untuk acc biaya yag dikeluarkan
d. Setelah bag. pricing acc cost dan sell maka bag. accounting memproses
membawa bukti pembayaran dari bag. accounting, B/L dari shipper dan surat
pengambilan DO.
ulang apakah sudah sesuai, jika sudah maka bag. operasional memproses
invoice dan faktur pajak sesuai detail di B/L atas biaya DO dan biaya
persetujuan bag. accounting yang sudah membuat bukti penerimaan kas. Jika
credit yang sudah di acc oleh direktur. Setelah jatuh tempo dan konsumen atau
58
consignee sudah membayar maka invoice dan faktur pajak penjualan diberikan
ke consignee.
LINTASTAMA untuk penjualan jasa pengiriman barang ekspor dan impor bersifat
sama. Dalam penjualan ekspor, proloss (profit and loss) dibuat oleh bag. document
pembayaran untuk biaya pengambilan B/L order ekspor dan DO order impor. Dimulai
dari bag. accounting membuat bukti kas keluar dan meminta ke bag. pricing
mengecek apakah harga sudah sesuai kesepakatan awal dengan pelayaran untuk order
ekspor.
Sedangkan untuk order impor bag. pricing mengecek ulang biaya yg akan
dibayarkan apakah sudah sesuai dengan harga yang diberikan pelayaran atas biaya
DO. Validasi di bukti kas keluar dan proloss (profit and loss) dilakukan oleh bag.
Selain validasi atas biaya yang dikeluarkan bag. pricing juga validasi harga
jual pada proloss (profit and loss) khusus untuk order impor. Bukti kas keluar dan
proloss (profit and loss) yang sudah di validasi bag. pricing kemudian diberikan
bukti kas keluar dan proloss (profit and loss). Kemudian bag. accounting memberikan
bukti kas keluar yg sudah di validasi ke kasir untuk di proses pembayaran. Disaat
59
yang bersamaan bag. accounting memberikan proloss (profit and loss) ke bag.
marketing untuk order ekspor agar di mengisi harga jual, setelah di isi lalu di
bag. accounting untuk proses pengambilan B/L atau DO. Setelah kapal berangkat
untuk order ekspor dan kapal tiba untuk order impor, bag. accounting kemudian
membuat invoice berdasarkan harga jual yang telah diisi dengan detail tgl invoice
menggunakan kapal berangkat untuk order ekspor dan kapal tiba untuk order impor
Bag. accounting pajak membuat faktur pajak sesuai dengan data pada draft
invoice berupa tgl, nomor invoice dan harga jual sedangkan untuk detail NPWP
(nomor pokok wajib pajak) menggunakan nama shipper atau consignee sesuai dengan
Detail NPWP pada list tersebut sebelumnya diperoleh oleh bag. accounting
pajak dari shipper atau consignee via email saat pertama kali menggunakan jasa
perusahaan. Setelah membuat draft faktur dan sesuai dengan draft invoice serta list
NPWP , bag. accounting pajak langsung mengupload draft faktur menjadi faktur
konsumen.
accounting dengan membawa dokumen berupa proloss (profit and loss) yang
konsumen dengan mengirim invoice dan faktur pajak via email, dimana bag.
Selain prosedur penagihan kepada konsumen bag. accounting juga ikut andil
bag. document akan memberikan draft B/L yang sudah ok ke bag. operasional untuk
ke pelayaran ke bag. accounting atas B/L yang akan di ambil, prosedur ini berlaku
pengambilan DO dan B/L yang diterima dari consignee untuk proses pengambilan
Bagian yang terkait dengan sistem informasi akuntansi penjualan pada PT. JASINDO
1. Bagian Marketing
a. Bertugas untuk mengisi harga jual sebagai dasar accounting untuk membuat
tagihan ke konsumen
2. Bagian Pricing
b. Re-check atas biaya yang akan di bayar oleh accounting dan validasi berupa
tanda tangan di proloss (profit and loss) dan bukti kas keluar.
c. Re-check harga jual yang di isi oleh bag. CS apakah sudah sesuai dengan
ketentuan perusahaan dan validasi berupa tanda tangan di proloss (profit and
loss).
a. Membuat proloss (profit and loss) dan mengisi dengan biaya yang di
b. Mengisi harga jual di proloss (profit and loss) sesuai dengan ketentuan dari
perusahaan.
tiba di Indonesia.
4. Bagian Dokumen
a. Membuat proloss (profit and loss) order ekspor yang berisi detail nama
keberangkatan kapal.
5. Bagian Accounting
pembayaran.
b. Meminta bag. marketing mengisi harga jual atas order ekspor dan bag. pricing
c. Membuat invoice atau tagihan mengacu pada proloss (profit and loss).
a. Membuat faktur pajak berdasarkan data pada draft invoice yang diberikan oleh
bag. accounting
7. Bagian Kasir
2. SI (Shipping Instruction)
kapal berisi berapa jumlah container yang dibutuhkan, tujuan barang dikirim,
Gambar 4.3
SI (Shipping Instruction)
64
3. Delivery Order
Surat yang diterbitkan pihak shipping atau pelayaran kepada shipper atau
Gambar 4.4
Delivery Order
65
4. Bill of lading
jaminan. Fungsi bill of lading adalah sebagai tanda terima (kuitansi) barang-
Gambar 4.5
Bill of lading
66
Merupakan dokumen yang dibuat perusahaan yang berisi biaya yg harus di bayar atau cost dan biaya yang harus di terima atau
sell.
Gambar 4.7
Bukti Kas Keluar
68
Berisi total biaya yang harus di bayar oleh konsumen termasuk biaya
Gambar 4.8
Invoice
69
Merupakan bukti pungutan pajak yang dibuat oleh PKP (pengusaha kena
pajak) yang melakukan penyerahan BKP (barang kena pajak) atau JKP (jasa
kena pajak).
2 3 5
SI shipper
Mulai
& DO
ekspor Proloss Proloss BKK exp
ekspor impor validasi
SI shipper 7
BKK imp
& DO Membuat
Isi detail validasi
proloss
order
ekspor Proloss exp
Membuat validasi
BKK Proloss imp
1 validasi
8
2
B/L dari BKK exp
consignee Proloss exp
Membuat
BKK imp invoice
impor 11
Draft B/L Proloss imp
Membuat OK
Isi detail 2
proloss Acc
order,cost Invoice
ekspor Draft 1
& sell validasi invoice manajer
keu
FP
9 4 Berbarcode
B/L dari cnee
3
Surat Invoice
pengantar DO validasi
Email ke 10
konsumen
11
9 Berakhir
Bagian Pricing Bagian Marketing Bagian Kasir Bagian Accounting Pajak Bagian Operasional
4 6 8
10 9
BKK exp
Proloss exp BKK exp
Proloss exp 6
BKK imp 2 Bukti byr exp
BKK imp
Proloss imp Bukti byr imp
Mengisi
Validasi harga jual Membuat
harga jual
slip
List NPWP
setoran
Validasi shipper & cnee Exp /imp
BKK exp Proloss exp
& imp Proloss imp dengan sell
validasi
Membayar
Draft FP B/L dari cnee
ke
BKK exp pelayaran Surat
validasi pengantar
7 DO
BKK imp 7
validasi
2 Upload FP Draft B/L
Bukti byr exp
OK
2 Impor
Bukti byr imp FP
Berbarcode
5 Ekspor
11
9
LINTASTAMA
Berikut adalah hasil dari analisi yang dilakukan oleh peneliti terhadap sistem
and loss) dalam prosedur order penjualan baik ekspor dan impor untuk
mengetahui biaya yang harus dikeluarkan dan diterima perusahaan serta laba
atau rugi perusahaan. Proloss digunakan oleh bag. accounting sebagai acuan
konsumen lama, karena seharusnya detail pada invoice dan B/L harus sama
dalam proses penagihan. Sebab masalah yang ada dikarenakan tidak adanya
perusahaan lain.
Terkait permasalahan yang ada seharusnya bag. document jika telah menerima
draft B/L ok dari pelayaran via email langsung forward atau meneruskan via
73
email juga ke bag. accounting untuk order ekspor, sedangkan untuk impor saat
2. Atas segala biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan bag. pricing bertugas
untuk mencari harga ke pelayaran dan validasi terhadap BKK (bukti kas
perusahaan atau harga jual terdapat perbedaan yakni jika order ekspor ke bag.
Terkait validasi yang hanya di lakukan oleh bag. pricing pada BKK (bukti kas
dibayarkan tetapi dibayarkan dan diterima oleh pihak yang bekerja sama
Oleh karena ini diperlukannya validasi dari manajer accounting atas biaya
yang akan dikeluarkan, karena salah satu tugas dari manajer adalah mengelola
invoice dari bag. accounting serta langsung proses upload faktur pajak
berbarcode tanpa validasi dari siapapun. Dalam proses input lawan transaksi
atau penerima jasa kena pajak menggunakan list NPWP yang diperoleh dari
transaksi pada faktur karena list yang tidak update dimana terkadang terjadi
74
perubahan pada data NPWP konsumen dan terjadi double faktur pajak
penjualan karena tidak ada validasi dari atasan saat pembuatan faktur.
Oleh karena itu harus ada pengawasan terhadap prosedur pembuatan faktur
B/L sebagai acuan karena detail di B/L pasti update dari shipper atau
dalamnya terdapat nomor invoice berapa saja yang telah di acc dan sudah disa
upload.
4. Atas segala transaksi penjualan yang ada di perusahaan baik order ekspor atau
impor hanya di lakukan oleh satu orang saja pada bag. accounting. Hal
jika diperhatikan lagi hal ini dapat merugikan perusahaan jika bag. accounting
tidak masuk karena alasan tertentu hal tersebut menyebabkan proses penjualan
akan terhambat dimana jika ada konsumen yang ingin membayar tagihannya
dibayarkan.
Karena itu harus adanya perputaran jabatan antara bag. accounting, bag. kasir
dan bag. accounting pajak agar karyawan bisa melakukan semua proses
Terkait dengan analisis sistem informasi akuntansi penjualan yang terjadi pada
akuntansi penjualan yang baru dengan pengendalian internal yang seharusnya ada
bagian yang membantu tugas pimpinan untuk melaksanakan hal – hal yang bersifat
teknis.
walaupun belum sepenuhnya berjalan dengan baik. Peneliti telah melakukan analisis
yakni:
76
1. Kelebihan
2. Kelemahan
a. Pada setiap divisi tidak diberikan gambaran setiap divisi dipimpin oleh
manajer dan jika dalam satu divisi terdapat beberapa sub divisi.
Atas dasar permasalahan dan sebab masalah yang terjadi peneliti memberikan
usulan terkait dengan struktur organisasi yang ada di perusahaan. Berikut usulan dari
peneliti:
DIREKTUR
MS. GOH SIEW YEN
STAFF STAFF STAFF S. ACC EXP S. ACC IMP S. ACC. PJK S. KASIR STAFF STAFF STAFF
Keterangan :
S. ACC EXP : Staff accounting ekspor
S. ACC IMP : Staff accounting impor
S. ACC. PJK : Staff accounting pajak
S. KASIR : Staff kasir
penjualan, dimulai dari draft B/L yang seharusnya menjadi acuan bagi bag.
order impor di pegang oleh satu orang demikian juga ekspor. Terkait audit
di bag. accounting seperti validasi pada BKK (bukti kas keluar), pembuatan
c. Mengurangi biaya klerikal, dimulai dari draft faktur yang disarankan untuk
diacc oleh accounting manajer terlebih dahulu sebelum upload, hal tersebut
2 3 5
SI shipper
Mulai
& DO
ekspor Proloss Proloss BKK exp validasi
7 pricing
ekspor impor
SI shipper BKK imp
& DO Membuat validasi pricing
Isi detail Proloss exp
proloss
order validasi
ekspor
Membuat Draft B/L
BKK 2
OKProloss imp
1
validasi Acc
2 B/L dari manajer
B/L dari BKK exp consignee keu
consignee 7 Proloss exp
BKK imp
11 Membuat 8
Draft B/L 1 Proloss imp
OK
invoice
Membuat Draft B/L 2
Isi detail
proloss OK Acc
order,cost Invoice
ekspor & sell 2 manajer
validasi
Draft 1 keu
FP
9 4 Berbarcode invoice
B/L dari cnee
3 7
Surat Invoice
pengantar DO validasi
Email ke
konsumen
10 11
9 Berakhir
Bagian Pricing Bagian Marketing Bagian Kasir Bagian Accounting Pajak Bagian Operasional
4 6 8 10
9
BKK exp
Proloss exp BKK exp 2
Proloss exp 6
BKK imp Bukti byr exp
BKK imp
Proloss imp Bukti byr imp
2 Upload FP Impor
Bukti byr imp
FP
5 Berbarcode Ekspor
9
11
4.3 Interpretasi
tegas, bag. accounting pajak sebelumnya diberi tanggung jawab penuh untuk
usulan dari peneliti adalah setelah input faktur maka draft faktur terlebih
dahulu di kirim via email ke konsumen untuk konfirmasi apakah detail sudah
manajer juga dibutuhkan agar tidak terjadi double upload faktur dimana acuan
validasi adalah draft B/L dan proloss (profit and loss) kemudian baru
sebelumnya hanya acc BKK (bukti kas keluar) ke bag. pricing yang
pembayaran hanya bisa dilakukan jika BKK (bukti kas keluar) sudah di
validasi oleh bag. pricing dan accounting manajer. Hal tersebut memberikan
3. Terkait praktek yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit,
perusahaan telah membuat kebijakan yang baik terkait tanggal invoice yang
mengacu pada keberangkatan kapal jika order ekspor dan kapal tiba untuk
82
impor serta no invoice yang mengacu pada nomor B/L yang tidak mungkin
sama setiap ordernya, tetapi kembali lagi kurangnya perhatian terhadap adanya
auditor internal di perusahaan membuat hal tersebut kurang efektif. Selain itu
perlu di lakukan perputaran jabatan (job rotation), manfaat jika adanya sistem
baru tersebut adalah tetap berjalannya dengan baik dan lancar sistem penjualan
di perusahaan.
sesuai dengan jasa yang ditawarkan perusahaan yakni ekspor dan impor.
BAB V
5.1 KESIMPULAN
berikut:
dalam prakteknya ada yang kurang sesuai dengan teori. Hal tersebut karena
adanya sistem wewenang dan prosedur yang kurang baik yakni biaya keluar
atau BKK (bukti kas keluar) tanpa validasi dari bagian keuangan.
yakni pada bag. accounting pajak yang memproses pembuatan faktur pajak
sendiri.
hal yang harus di khawatirkan seperti pada bag. accounting dimana seluruh
5.2 SARAN
yakni:
meskipun masih manual tapi sudah terstruktur. Tetapi karena bersifat manual
maka sistem wewenang dan prosedur harus sesuai dengan teori yakni dengan
83
84
keluar) perusahaan.
saran kembali untuk draft faktur pajak terlebih dahulu di validasi oleh
3. Dan untuk job rotation menurut peneliti sangat dibutuhkan oleh bag.
accounting menghindari jika terjadi resign tiba – tiba, hal tersebut akan
merugikanperusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
Lilis, Sri Dewi, 2011, Sistem Informasi Akuntansi, Graha Ilmu, Jakarta.
Mashina dkk, 2017, Analisis Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Tunai Dalam
Meningkatkan Pengendalian Intern Pada PT. Mutiara Cahaya Plastindo ,
Universitas Bhayangkara Surabaya.
Sinta Dwi Prana Dewi dkk, 2015, Analisis Sistem dan Prosedur Akuntansi Penjualan
dan Penerimaan Kas Dalam Upaya Meningkatkan Pengendalian Intern (Studi
Kasus Pada PT. Enseval Putera Megatrading Tbk Malang), Universitas
Brawijaya Malang.
Tim Pustaka Yustisia, 2015, Kitab Undang – undang Hukum Dagang (KUHD),
Pustaka Yustisia, Yogyakarta.
Winarno, Wing Wahyu, 2006, Sistem Informasi Akuntansi, Yogyakarta: UPP STIM
YKPN Yogyakarta.
Widia Afriani Perangin – angin dkk, 2016 Pengaruh Perceived Usefulness dan
Perceived Ease Of Use Terhadap Attitude Toward Using E-Faktur, Jurnal
Riset Ekonomi dan Manajemen Volume 16,No.2 Juli – Desember 2016.
www.bps.go.id
www.pajak.go.id
www.kemenkeu.go.id
Yin, Robert K, 2011, Studi Kasus (Desain & Metode), Raja Grafindo Persada, Depok.
85
LAMPIRAN