Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Prasyarat Memperoleh Kelulusan Mata Kuliah Praktek
Kerja Lapangan/Magang
Oleh:
MARTA FIKA FADILLAH
19110003
iii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah, Tuhan yang membolak – balikkan hati dan
menunjuki siapa yang di kehendaki ke jalan yang benar. Shalawat dan salam
semoga senantiasa tercurahkan pada jujunjungan kita Nabi Muhammad SAW,
Allahumma sholli’ala syaidina Muhammad wa’ala alihi syaidina Muhammad.
Dengan izin dan pertolongan Allah sehingga penulis dapat menyelesaikan
penulisan Laporan Magang ini tepat pada waktunnya. Dalam Laporan Magang ini,
penulis akan membahas tentang “PROSEDUR PENANGANAN KREDIT
BERMASALAH PADA KREDIT TANPA ANGSURAN SAKATO DI BPR LPN
TALAWI SAKATO”
Sesuai kata pepatah yang mengatakan “Tidak ada gading yang tak retak,
tidak ada manusia yang tidak pernah bersalah”. Oleh karna itu penulis sangat
menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Maka penulis sangat
mengharapkan kritikan dan sarannya yang membangun untuk mencapai
kesempurnaan Laporan Magang.
Penulis menyadari bahwa selesainya Laporan Magang berkat bantuan
dari berbagai pihak, baik dalam bentuk moril maupun materil. Oleh karena itu
pada kesempatan ini diucapkan terima kasih atas segala bantuan dan motivasinya,
kepada:
1. Allah SWT, yang telah memberikan kemudahan dan kelancaran
penulis dalam menjalankan Magang dan pembuatan laporan.
2. Kedua Orang Tua penulis, Ayahanda Ali Hanafiah dan Ibunda
Yurmailis yang senantiasa selalu memberikan doa, motivasi, semangat
yang tiada hentinya.
3. Bapak Dr. Emrizal, SE, MM selaku Dekan FEB Universitas Dharma
Andalas.
iv
4. Bapak Prof. Dr. Apt Deddi Prima selaku Rektor Universitas Dharma
Andalas.
5. Ibu Murniati, SE, M.Si, Ak, CSRA selaku Ketua Program Studi S1
Akuntansin Universitas Dharma Andalas.
6. Ibu Nini, SE, M.Si, Ak, CA selaku dosem pembimbing yang penuh
dengan keikhlasan dalam memberikan masukan berharga dan telah
meluangkan waktu dalam menyusun Laporan Magang ini.
7. Bapak Donrizal,S.Kom selaku Pembimbing Lapangan yang telah
membimbing dan meluangkan waktunya hingga terselesainya laporan
ini.
8. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Dharma
Andalas yang telah membimbing dan mengajarkan ilmu yang
bermanfaat.
9. Karyawan PT. BPR LPN Talawi Sakato yang telah membantu dan
memberikan informasi yang saya butuhkan selama mengerjakan
laporan magang.
10. Kakak Febby Andriani yang telah membantu penulis dalam membuat
laporan magang ini.
11. Yang terkasih, Afrendi Fauzan yang selalu memberikan masukan dan
kritik selama penulis melaksanakan magang.
12. Teman-teman seperjuangan SA2 Squad S1 Akuntansi Universitas
Dharma Andalas angkatan 2019.
13. Squad Girls<3 yang telah memberikan penulis semangat dan motivasi.
Penulis hanya bisa berdoa semoga Allah SWT memberikan balasan
yang berlipat ganda pada semua pihak yang telah ikut serta membantu dalam
menyelesaikan Laporan Magang ini.
Penulis juga menyadari bahwa dalam penulisan laporan magang ini
masih terdapat kekurangan - kekurangan, maka dengan segala kerendahan hati
penulis menerima kritik dan saran yang membangun dari semua pihak.
v
Akhir kata penulis berharap agar laporan Magang ini dapat memberikan
manfaat dan nilai tambah khususnya bagi penulis serta semua pihak yang membaca
laporan ini.
vi
DAFTAR ISI
vii
LOGBOOK KEGIATAN MAHASISWA ........................................................................ 51
viii
DAFTAR GAMBAR
2.1 Logo Perusahaan..................................................................................................8
ix
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Bembatasan Masalah
Untuk menghindari terlalu luasnya masalah yang diteliti dan agar terarahnya
pembahasan ini, sehingga dimungkinkan tercapainya tujuan laporan magang, maka
penulis membatasi permasalahan yang akan diteliti yaitu hanya mengenai
“Prosedur Penanganan Kredit Bermasalah pada Kredit Tanpa Anguran Sakato di
PT. BPR LPN Talawi Sakato”.
2
instansi, perusahaan atau organisasi dan memperoleh gambaran nyata
pelaksanaan di lapangan berkaitan dengan profesi-profesi di dunia kerja.
5. Meningkatkan hubungan kerjasama antara perguruan tinggi dengan
instansi. PKL/Magang dapat menjadi media promosi lembaga terhadap
institusi kerja. Kualitas lembaga perguruan tinggi dapat terukur dari kualitas
para mahasiswa yang melaksanakan praktek kerja lapangan tersebut. Selain
itu PKL/Magang juga dapat membantu institusi kerja
3
2. Menilai kemampuan dan mengetahui keterampilan mahasiswa dalam
menguasai dan mengaplikasikan materi-materi yang diperoleh dibangku
perkuliahan.
3. Mengukur kesesuaian materi-materi yang diberikan dibangku perkuliahan
dengan pengaplikasian nyata dalam dunia kerja untuk bahan evaluasi bagi
perguruan tinggi.
c. Bagi Instansi
1. Instansi dapat memenuhi kebutuhan tenaga kerja lepas yang berwawasan
akademi dari praktek kerja lapangan tersebut.
2. Dunia kerja atau institusi kerja tersebut akan memperoleh tenaga kerja yang
sesuai dengan bidangnya.
3. Kemudian laporan praktek kerja lapangan dapat dimanfaatkan sebagai salah
satu sumber informasi mengenai situasi umum institusi tempat praktik
tersebut.
4
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
5
Perkreditan Rakyat belum lagi diatur. Baik dalam undang-undang tersebut maupun
di dalam Keppres No.38 Tahun 1998.
Pendirian dan usaha Bank Perkreditan Rakyat baru diatur dalam keputusan
Mentri keuangan republik Indonesia Nomor 1064/KMK.000/1998. Di dalam pasal
2 dari keputusan ini di tentukan “Tugas Perkreditan Rakyat diarahkan untuk
menunjang pertumbuhan dan modernisasi ekonomi pedesaan serta untuk
mengurangi praktek-praktek dan para pelepas unag”.
Sedangkan di dalam pasal 6 dijelaskan bahwa Bank menjalankan usaha dengan :
1. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk deposito tabungan.
2. Memberikan kredit bagi pengusaha kecil dan masyarakat pedesaan.
Pendirian Bank Perkreditan Rakyat Talawi Sakato berawal dari munculnya
ide dari kalangan pemimpin Bank Nagari bersama dengan divisi perencanaan dan
pengembangan Bisnis Serta pihak Koperasi Serba Usaha Karyawan Bank Nagari
yang merasakan pentingnya suatu Bank Perkreditan Rakyat ( BPR ) untuk
membantu tugas-tugas yang diemban Bank Nagari dalam rangka melaksanakan
tugas pembangunan daerah. Di mana pada waktu itu Bank Nagari mengalami
kesulitan untuk mengembangkan usaha-usaha kecil yang banyak tersebar di seluruh
wilayah Sumatera Barat yang boleh dikata selama ini belum terjangkau oleh jasa
perbankan.
Di Sumatera Barat selama ini Lembaga Keunagan di pedesaan yang di kenal
adalah LPN (Lambung Pitih Nagari) yang sebetulnya keberadaan LPN ini juga di
bina dan dibimbing oleh Bank Nagari BPD Sumatera Barat, namun keberadaan
LPN ini tidaklah berjalan sebagai mana yang diharapkan LPN ini hanya tinggal
namanya saja.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh pihak Bank Nagari di lapangan
maka ditemukan beberapa kelemahan dari LPN yang antara lain :
1) LPN merupan milik anak nagari di mana LPN tersebut berdiri, boleh dikatakan
seluruh nasabah (peminjam) adalah pemilik, sehingga walau bagaimana pun
mereka tetap mempnyai hak ikut campur tangan.
6
2) Manajemen LPN pada umumnya tidak mempunyai latar belakang atau
mempunyai pengetahuan yang cukup dibidang perbankan tetapi mereka masih
sulit untuk melaksanakan di lapangan.
3) Pada umumnya LPN ini diurus oleh pemuka-pemuka atau tokoh-tokoh yang
dituakan dalam masyarakat, dan dalam bekerja maupun dalam mengambil
keputusan mereka sering mementingkan individu-individu tertentu dari pada
kepentingan bank.
4) Banyak kredit macet dan masalah yang sulit untuk diselesaikan, karena mereka
dalam memberikan kredit sering mengabaikan prinsip-prinsip pemberian
kredit tersebut.
5) Akumulasi dari kelemahan-kelemahan point-point di atas berujung pada
habisnya modal lancar yang mengakibatkan LPN tersebut terpaksa
menghentikan kegiatan sebagai Lembaga Keunagan di pedesaan.
Belajar dari kegagalan LPN tersebut maka pemimpin Bank Nagari beserta
Koperasi Karyawan Serba Usaha Bank Nagari BPD Sumatera Barat sama-sama
bersepakat untuk mendirikan Bank Prekreditan Rakyat di Sumatera Barat. Sebagai
bukti komitmenya Bank Nagari pada waktu itu maka dibentuklah divisi di Bank
Nagari dengan nama Divisi Macro Banking yang tugas utamanya untuk mendirikan
BPR-BPR di seluruh Kecamatan Sumatera Barat, yang pada mulanya sebanyak 105
BPR.
Setelah berjalan lebih kurang 22 tahun dengan nama Lumbung Pitih Nagari
kemudian statusnya berubah menjadi BPR LPN berdasarkan akta No. 25 Tanggal
19 September 1996 Notaris H. Deetje Farida Djanas, SH dan mendapat perubahan
akta No. 7 Tanggal 3 Juli 1997 Notaris H. Deetje Farida Djanas, SH.
Setelah semua perizinan yang di isyaratkan pemerintah dimiliki pemerintah
maka pengesahan Menteri Kehakiman dengan surat keputusan Menteri Kehakiman
Republik Indonesia No. C2-12-012 HT01.01.Th.1997 Tanggal 19 November 1997
dengan status PT. BPR LPN TALAWI SAKATO secara bersama-sama dengan 9
PT. BPR lainya diresmikan pengoperasiannya oleh Bapak Gubernur Sumatera
Barat yang bertempat di PT. BPR KOTO IV TANJUNG AMPALU KAB.
SIJUNJUNG.
7
Seluruh kegiatan Bank Perkreditan Rakyat dengan maksud untuk membantu
dan mendorong pertumbuhan perekonomian serta pembangunan pedesaan. Adapun
pemegang saham PT. BPR LPN TALAWI SAKATO terdiri dari :
1. H. Imeldi, SE
2. Ir. Amran Nur (Alm)
3. Imran, SE
4. Pemko Sawahlunto
5. H. Idris
6. Drs. H. Darul Siska
7. H. Ilyas Nurid Siska
8. H. ssDarvis Sirin
9. Drs. H. Zulkarnain Ras, M. SI
10. BPD Sumbar
11. Masyarakat
Visi dan Misi PT. BPR LPN TALAWI SAKATO adalah menjadi BPR yang
sehat, tangguh, terpecaya, dan mengutamakan kebersamaan berlandaskan
profesionalisme.
8
VISI
Menjadi BPR yang sehat, tangguh, terpecaya dan mengutamakan
kebersamaan berlandaskan profesionalisme.
MISI
1. Mengutamakan pelayanan kepada usaha mikro dan ekonomi yang berbasis
kerakyatan untuk menunjang kemajuan dan mensejahterakan usaha ekonomi
mikro dan kerakyatan.
2. Memberikan pelayanan yang prima, cepat dan akuratkepada nasabah dengan
dukungan dan jaringan kerja, manajemen dan sumber daya yang profesional.
3. Menyediakan produk jasa yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
4. Mendukung program pemerintah, khususnya pemerintah Kota Sawahlunto
dalam upaya pemberdayaan ekonomi kerakyatan.
5. Memberikan manfaat yang optimal kepada pemegang saham, karyawan dan
pemerintah.
9
2.5 Struktur Organisasi
10
2.6 Uraian Tugas
a. Kepala Bagian Dana
a) Tugas Pokok
1. Melaksanakan seluruh peraturan dan ketentuan serta prosedur yang telah
digariskan oleh manajemen maupun peraturan lainnya tentang perbankan.
2. Membantu Direksi dengan sebaik - baiknya dalam melaksanakan tanggung
jawabnya sebagai Kepala Bagian Dana.
3. Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Bagian Dana dan Laporan
Tahunan.
4. Bersama-sama dengan PE Kepatuhan menyusun, merumuskan dan
mengembangkan sistem dan prosedur tentang dana.
5. Menyusun strategi pengumpulan dana (planning, eksekusi dan
monitoring).
6. Melakukan Manajemen Dana dari segi tenor dan profitabilitas
7. Membuat rencana kerja pendanaan dengan mengutamakan strategi
marketing networking dengan bekerjasama dengan berbagai pihak.
8. Mengembangkan pemasaran melalui media sosial dan jaringan internet
sehingga pencapaian target dana lebih efektif dan efisien.
9. Mengawasi, mengarahkan dan mendorong seluruh account officer dana
agar mencapai target pertumbuhan dan profitabiltas pengelolaan dana.
10. Mengawasi kinerja pencapaian dana masing2 Account Officer dan
melaporkan kepada Manajemen secara berkala minimal 1 kali dalam
sebulan.
11. Memberikan solusi pengembangan produk dana dan saluran pemasaran
dana yang efektif.
12. Mendapatkan dana yang bersifat jangka panjang, biaya rendah dan
jumlah nasabah yang besar (Spreading).
13. Menilai prestasi kerja seluruh karyawan yang berada dibawahnya.
14. Melakukan/ perbaikan/ penyelesaian temuan hasil temuan pemeriksaan
dibidang tugasnya.
11
15. Melakukan kerjasama dengan bank lain dan atau pihak lain/lembaga
keuangan lainnya dalam penghimpunan dana.
16. Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan Direksi.
17. Membantu Direksi dalam penerapan bank yang sehat.
18. Membantu Direksi dalam menentukan bunga produk dana dan antar kantor
19. Mengusulkan/merekomendasikan mutasi, demosi, rotasi, kenaikan
pangkat/jabatan (promosi), pengangkatan pegawai, perpanjangan/tidak
perpanjangan kontrak kerja bawahannya
20. Menjaga rahasia bank dan data nasabah.
21. Menjalankan GCG dan Manajemen Risiko BPR.
22. Melakukan perhitungan Premi LPS,menyetorkan dan membuat Laporan
ke LPS sesuai ketentuan yang berlaku
23. Memberikan solusi untuk menyelesaikan masalah kepegawaian khususnya
bawahannya.
24. Melakukan koordinasi dengan unit kerja lainnya.
25. Mengkoordinir, mengawasi dan mengadministrasikan dengan baik seluruh
kegiatan bagian dana antara lain :
a) Kewajiban Segera (titipan nasabah)
b) Antar Bank Passiva
c) Tabungan
d) Pinjaman Diterima
e) Deposito Berjangka
26. Memonitor dan mengawasi semua kegiatan dana dan melaporkan hasil
tersebut secara intern/ekstern sepanjang hal tersebut diperlukan oleh
manajemen sesuai dengan ketentuan.
27. Melengkapi kelengkapan data nasabah, formulir data nasabah,
permohonan nasabah penabung, dan specimen penabung sesuai dengan
ketentuan KYC.
28. Mengkoordinir pelaksanaan APU /PPT serta laporan yang berkaitan
dengan hal tersebut.
12
29. Mengkoordinir Deposito yang Jatuh Tempo dan mengkoordinir
perhitungan bunga tabungan dan deposito berjangka.
30. Mengkoordinir pembuatan laporan penerimaan dan pengeluaran dana
sebagai bahan laporan untuk manajemen.
31. Melakukan pencocokan saldo tabungan bajapuik setiap bulannya dan
melaporkan jika terjadi perbedaan dan sebab terjadinya perbedaan.
32. Melakukan pengelolalaan terhadap penempatan dana pada bank lain dalam
bentuk giro, tabungan dan deposito.
33. Melakukan koordinasi dengan bagian operasional terhadap kecukupan
likuiditas harian.
34. Memberikan otorisasi untuk penarikan dana melalui teller sejumlah besar
dari Rp.5.000.000 sampai dengan Rp.50.000.000,-
35. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Manajemen.
b) Tanggung Jawab
1. Bertanggung jawab secara langsung kepada Direksi.
2. Bertanggung jawab dalam menghimpun dan pengelolaan dana pihak
ketiga bank.
3. Bertanggung jawab dalam dalam pencapaian target Dana Pihak Ketiga
4. Bertanggung jawab dalam promosi produk dana pihak ketiga
5. Bertanggung jawab dalam pengembangan pertumbuhan dana pihakketiga
6. Bertanggung jawab atas penentuan cost of fund serta margin yang diterima
BPR.
7. Bertanggung jawab melaksanakan Kepatuhan thd seluruh peraturan BPR
8. Bertanggung jawab atas laporan dan perhitungan premi ke Lembaga
Penjamin Simpanan (LPS) serta dikirim tepat waktu.
9. Memastikan penyelesaian atas hasil-hasil audit / pemeriksaan.
10. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja serta memelihara sarana dan
prasarana kerja yang ada yang kaitannya dengan bagian dana
11. Terlaksananya kegiatan operasional BPR dengan lancar, baik dan benar.
12. Terlaksananya program-program guna mendukung hasil usaha BPR.
13
c) Wewenang
1. Memutus tingkat bunga Deposito khusus (Special Rate) sesuai
kewenangan yang diberikan.
2. Mengusulkan suku bunga simpanan Tabungan & Deposito sesuai
penjaminan dan permintaan pasar.
3. Bersama sama dengan Direksi menentukan Base Lending Rate
4. Menyetujui pembayaran atas penarikan dana dengan saldo > Rp.
5.000.000 sampai dengan Rp.50.000.000,-
5. Memiliki wewenang sebagai supervisor untuk melakukan perbaikan data-
data nasabah dana.
6. Mengeluarkan Surat teguran dan Peringatan I untuk bawahannya dengan
melaporkannya ke Direksi beserta alasannya.
14
7. Memberikan “early warning” kepada Direksi perihal likuiditas bank
sewaktu-waktu.
8. Memonitoring pengelolaan AYDA, Invetaris dan Barang Persediaaan.
9. Mengkoordinir dan melakukan penyusunan warkat pembukuan setiap hari
pada bagian pembukuan untuk dilakukan pemeriksaan oleh bagian Audit
Internal.
10. Melaksanakan dan menyimpan hasil print out computer dan
pendistribusian kepada manajemen.
11. Bertanggung jawab penuh atas keselamatan dan penyimpanan “Diskete”
dan “Cassete” serta “Hard Copy Print Out” pada tempat khusus yang telah
disediakan.
12. Menerima dan meneliti permohonan pengeluaran biaya.
13. Mengkoordinasikan kerja petugas-petugas di bagian pelayanan nasabah
(customer service) & Akunting serta Teller.
14. Membantu Direksi dalam menyusun rencana kerja dan anggaran.
15. Mengumpulkan sumber-sumber / bahan-bahan lainnya dalam rangka
pelaksanaan program kerja agar dapat mencapai sasaran.
16. Mengkoordinir penyelenggaraan pengurusan surat-surat berharga dan
dokumen perusahaan.
17. Meneliti dan memeriksa laporan keuangan yang bersifat internal dan
eksternal yang menjadi tanggung jawabnya sebelum disetujui Direksi dan
dikirimkan.
18. Memperhatikan dan melaksanakan saran-saran auditor/pemeriksa untuk
perbaikan-perbaikan atas temuan dalam audit / pemeriksaan.
19. Meneliti dan mengulas masalah-masalah personalia sesuai dengan
peraturan kepegawaian yang berlaku dalam batas-batas wewenang yang
dimilikinya.
20. Memberikan solusi untuk menyelesaikan masalah kepegawaian.
21. Membuat perhitungan penyusutan inventaris sesuai dengan ketentuan
yang berlaku
15
22. Mengkoordinir dan membuat Seluruh laporan-laporan ke Otoritas Jasa
Keuangan (OJK), Laporan Pajak dan Laporan Ekstern lainnya sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
23. Turut membantu melayani pemeriksaan internal/eksternal audit,
pemeriksaan. Pengawasan dan pemeriksaan yang dilaksanakan oleh
Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
24. Mengkoordinir pembuatan neraca harian dan laba rugi harian serta bulanan
maupun perincian pendapatan dan biaya serta laporan neraca gabungan.
25. Mengkoordinir dan menyetorkan iuran-iuran wajib yang harus menjadi
kewajiban dari pihak BPR ke pihak Otoritas Jasa Keuangan, Kantor Pajak,
BPJS Ketenagakerjaan, BPJS Kesehatan dan Iuran lainnya.
26. Membuat dan menyampaikan laporan-laporan rutin ke Otoritas Jasa
Keuangan, PPATK, Kantor Pajak dan pihak lainnya sesuai dengan
ketentuan yang telah digariskan.
27. Menvalidasi jurnal transaksi harian baik yang tunai atau pemindahbukuan
dan sekaligus memastikan kebenaran transaksi dengan slip yang ada setiap
hari.
28. Mengkoordinir pengagendaan terhadap arsip surat masuk dan surat keluar
dan mengadministrasikannya dengan baik.
29. Membuat dokumentasi dan pencatatan terhadap data kepersonaliaan dan
melaksanakan perhitungan gaji dan pembayarannya setiap bulannya.
30. Menilai prestasi kerja seluruh karyawan yang berada dibawahnya.
31. Melakukan/ perbaikan/ penyelesaian temuan hasil temuan pemeriksaan
dibidang tugasnya.
32. Membantu Direksi dalam penerapan bank yang sehat.
33. Menjaga rahasia bank dan data nasabah.
34. Menjalankan GCG dan Manajemen Risiko BPR
35. Melaksanakan opname kas pada setiap akhir hari kerja.
36. Memberikan solusi untuk menyelesaikan masalah kepegawaian khususnya
bawahannya.
37. Melakukan koordinasi dengan unit kerja lainnya.
16
38. Melengkapi kelengkapan data nasabah, formulir data nasabah,
permohonan nasabah penabung, dan specimen penabung sesuai dengan
ketentuan KYC.
39. Membuat berita acara buku tabungan dan bilyet deposito yang rusak atau
tidak dapat dipergunakan karena sesuatu hal.
40. Melakukan pengelolalaan terhadap penempatan dana pada bank lain dalam
bentuk giro, tabungan dan deposito.
41. Memberikan otorisasi untuk penarikan melalui teller sampai dengan
Rp.50.000.000,- dan setoran melalui teller sampai dengan
Rp.100.000.000,- dan untuk otorisasi untuk pemindahbukuan debet
sebesar Rp.50.000.000,- dan pemindahbukuan kredit sebesar
Rp.50.000.000,-
42. Menerima,menagani dan menyelesaikan setiap pengaduan konsumen atau
perwakilan konsumen sesuai dengan SOP Layanan Pengaduan Konsumen.
43. Melaporakan kepada Direksi mengenai proses layanan pengaduan serta
memberikan rekomendasi untuk perbaikan dan pengembangan proses
layanan pengaduan.
44. Menjadi penghubung penanganan pengaduan yang disampaikan
konsumen atau perwakilan konsumen kepada OJK.
45. Menyusun dan menyampaikan laporan pengaduan kepada Otoritas Jasa
Keuangan melalui Direksi
46. Melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan teknologi informasi
BPR yang diselenggarakan oleh pihak penyedia jasa teknologi informasi.
47. Memastikan kecukupan dan efektivitas kebijakan dan prosedur
penyelenggaraan teknologi informasi.
48. Menerapkan seluruh kebijakan dan prosedur penyelenggaraan teknologi
informasi yang telah ditetapkan oleh Direksi.
49. Memastikan terdapatnya pengawasan yang memadai dalam setiap
pengembangan dan pengadaan sistem teknologi informasi.
50. Menyampaikan laporan penyelenggaraan teknologi informasi secara
periodik kepada Direksi.
17
51. Memastikan tindakan yang tepat telah dilakukan untuk perbaikan temuan
audit baik dari auditor intern maupun auditor ekstern berdasarkan laporan
permeriksaan Otoritas Jasa Keuangan.
52. Melakukan rekam cadang (back up) data aktivitas yang diproses
menggunakan teknologi informasi wajib dilakukan setiap akhir hari untuk
seluruh data aktivitas BPR.
53. Memiliki installer Aplikasi Inti Pebankan yang digunakan BPR untuk
melakukan install ulang.
54. Memastikan pengembangan dan pemeliharaan aplikasi inti perbankan
(core banking sistym) sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
55. Memastikan aplikasi inti perbankan (CBS) menghasilkan data dan
informasi yang digunakan untuk mendukung proses penyusunan laporan
untuk kebutuhan intern dan ekstern.
56. Memastikan bahwa penyelenggaraan teknologi informasi mampu
mendukung perkebangan usaha BPR yang bekelanjutan.
b) Tanggung Jawab
1. Bertanggungjawab secara langsung baik secara fungsional maupun
organisasi kepada Direksi
2. Bertanggungjawab dalam pembinaan dan pengawasan terhadap proses
operasional dengan bidang tugasnya dan memastikan berjalan sesuai SPO
yang berlaku.
3. Semua pengeluaran dan biaya yang berada di bawah wewenangnya dengan
ketentuan :
a. Biaya-biaya rutin bulanan (telepon, air, listrik, ATK dan biaya rutin
lainnya)
b. Batas maksimal biaya sebesar Rp. 250.000,- per transaksi.
4. Semua laporan telah dibuat dan dikirim tepat waktu.
5. Keamanan dan keselamatan dokumen-dokumen dan surat-surat berharga.
6. Memastikan penyelesaian atas hasil-hasil audit / pemeriksaan.
18
7. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja serta memelihara sarana dan
prasarana kerja yang ada.
8. Terlaksananya kegiatan operasional BPR dengan lancar, baik dan benar.
9. Terlaksananya program-program guna mendukung hasil usaha BPR.
10. Bertanggungjawab melaksanakan kepatuhan terhadap seluruh ketentuan
BPR.
11. Bertanggungjawab dalam Layanan Pengaduan Konsumen yang efektif dan
berkesinambungan.
12. Bertanggungjawab atas penyediaan data dan informasi yang akurat untuk
mendukung perkembangan manajemen BPR.
13. Bertanggungjawab menyedikan data dan informasi yang digunakan dalam
mendukung proses penyusun laporan baik untuk kebutuhan intern dan
ekstern.
14. Bertanggungjawab bahwa aplikasi inti perbankan dapat
mengimplementasikan profil nasabah secara terpadu yang meliputi seluruh
rekening yang dimiliki oleh satu nasabah dalam rangka melaksanakan
ketentuan APU-PPT.
15. Bertanggungjawab atas rekam cadang (back up) data atas aktivitas yang
diproses menggunakan teknologi informasi.
16. Bertanggungjawab untuk melakukan installer aplikasi inti perbankan.
17. Bertanggungjawab untuk pengembangan atau pemeliharaan aplikasi inti
perbankan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
c) Wewenang
1. Melakukan otorisasi dan memberikan persetujuan pengesahan transaksi
dengan batas wewenangnya
Penarikan dana melalui teller sampai dengan Rp.50.000.000,-
Setoran dana melalui teller sampai dengan Rp.100.000.000,-
Pemindahbukuan Debet sampai dengan Rp.50.000.000,-
Pemindahbukuan Kredit sampai dengan Rp.100.000.000,-
19
2. Mengeluarkan/membuat Surat Peringatan I kepada jajarannya dengan
disertai alasan dan melaporkan kepada Direksi.
3. Memberikan rekomendasi dan pertimbangan kepada Direksi mengenai
system dan prosedur yang seharusnya diterapkan
4. Mengatur, mengawasi, membina dan menilai seluruh pegawai yang berada
dibawahnya.
20
14. Menyusun strategi, segmentasi, target market untuk ekspansi pertumbuhan
Kredit (Planning, Eksekusi dan memonitor hasil pencapaian)
15. Menjaga dan mengelola nasabah Kredit yang ada dan tetap lancar dan terus
menjadi nasabah Bank.
16. Melaksanakan koordinasi dengan Pembinaan, pengawasan dan
penyelesaian kredit bermasalah dalam upaya penyelesaian kredit
bermasalah
17. Terkait point 16 termasuk upaya melakukan tindakan ”early warning”
dalam mencegah timbulnya tunggakan kredit.
18. Menyampaikan usulan kepada Direksi dalam upaya penyelamatan kredit
(Restrukturisasi, Recheduling dan Reconditioning Kredit).
19. Melakukan pembinaan kepada debitur.
20. Menyusun, melaksanakan dan menyampaikan realisasi pencapaian kredit
21. Melakukan pembinaan seluruh account officer kredit yang berada
dibawah pengawasannya.
22. Menilai account officer kredit dan Kinerja dalam ketentuan
Performance Appraisal.
23. Melakukan perbaikan/penyelesaian temuan hasil pemeriksaan Audit
Internal, KAP dan OJK terkait Bagian Kredit.
24. Melaksanakan tugas lainnya yang diperintahkan Direksi.
25. Memberikan pertimbangan kepada Direksi dalam memutus kredit,
termasuk pertimbangan keringanan bunga, denda, hapus buku, hapus
tagih.
26. Memberikan input kepada Direksi dalam memutuskan suku bunga kredit
berdasarkan analisa yang empiris.
27. Membantu Direksi dalam menentukan provisi dan administrasi kredit.
28. Menjalankan APU-PPT, Perlindungan Konsumen dan GCG dalam proses
kredit.
29. Mengkoordinir bersama Adm Kredit dalam rangka peningkatan pelayanan
kepada debitur, dalam rangka menyimpan arsip perkreditan, dalam rangka
pengurusan pengikatan kredit.
21
b) Tanggung Jawab
1. Bertanggung jawab secara langsung kepada Direktur Utama
2. Bertanggung jawab melaksanakan Kepatuhan terhadap seluruh peraturan
BPR
3. Bertanggungjawab dalam menyusun, pelaksanaan, pengawasan dan
mengevaluasi account officer kredit dan bertanggungjawab dalam
pencapaian target bidang kredit.
4. Bertanggung jawab atas kebenaran nominative kredit, restrukturisasi
kredit, ekspansi kredit untuk kualitas kredit yang sehat.
5. Bertanggungjawab dalam proses prosedural pengajuan, monitor Kredit.
6. Bertanggungjawab dalam kebenaran PPAP, PPAPWD.
7. Bertanggung jawab melaksanakan Kepatuhan terhadap seluruh peraturan
BPR
c) Wewenang
1. Bersama sama dengan Direksi menentukan Base Lending Rate
2. Memutus kredit sesuai kewenangan yang diberikan sebagai anggota
komite kredit.
3. Memberikan rekomendasi / pertimbangan kepada direksi dalam hal
keputusan kredit .
4. Memberikan rekomendasi/pertimbangan kepada direksi dalam hal putusan
AYDA serta pelelangan AYDA ke Balai Lelang dan kredit hapus buku
dan atau hapus tagih.
5. Memberikan usulan pemberian keringanan tunggakan bunga kredit dan
denda sesuai kewenangan yang diberikan.
22
2. Membantu Direksi dengan sebaik - baiknya dalam melaksanakan
tanggung jawabnya sebagai PEAI.
3. Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Audit Intern, serta Laporan
Tahunan.
4. Menyusun strategi, kebijakan dan/ atau pedoman standar sistem
pengendalian intern bagi BPR berdasarkan strategi jangka panjang dan
jangka pendek sesuai dengan peraturan pemerintah dan otoritas
pengawasan Bank yang berlaku.
5. Mempersiapkan dan menyusun rencana pemeriksaan (Audit Plan).
6. Membantu Direktur Utama dan Komisaris Utama dengan mengacu pada
5 (lima) elemen utama dalam sistem pengendalian intern yaitu :
Pengawasan oleh Manajemen dan Kultur Pengendalian (Management
Oversight and Control Culture)
Identifikasi dan Penilaian Risiko (Risk Recognition and Assessment)
Kegiatan Pengendalian dan Pemisahan Fungsi (Control Activities and
Segregation of Duties),
Sistem Akuntansi, Informasi dan Komunikasi (Accountancy,
information and Communication)
Kegiatan Pemantauan dan Tindakan Koreksi Penyimpangan/
Kelemahan (Monitoring Activities and Correcting Deficiencies).
7. Menyusun rencana kerja dan anggaran bagiannya sesuai dengan strategi,
kebijakan dan sistem pada PEAI untuk memastikan tercapainya sasaran.
8. Mengontrol dan memeriksa pelaksanaan fungsi Pengendalian Intern yang
ada untuk memastikan semuanya sesuai dengan strategi, kebijakan, sistem
dan rencana kerja yang telah disusun.
9. Melakukan pemeriksaan terhadap kegiatan BPR untuk menjamin semua
kegiatan usaha Bank telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku, baik ketentuan yang
dikeluarkan oleh pemerintah, otoritas pengawasan Bank maupun
kebijakan, ketentuan, dan prosedur intern yang ditetapkan oleh Bank.
10. Meningkatkan efektivitas budaya risiko (risk culture) pada Bank secara
23
menyeluruh (Tujuan Budaya Risiko) dimaksudkan untuk
mengidentifikasi kelemahan dan menilai penyimpangan secara dini dan
menilai kembali kewajaran kebijakan.
11. Membuat dan melaporkan kondisi keuangan setiap bulan antara lain
laporan keuangan dan laporan rasio-rasio keuangan yang menggambarkan
predikat bank.
12. Membuat dan menyusun laporan hasil pemeriksaan untuk dilaporkan
kepada Direktur Utama.
13. Menyediakan laporan yang benar, lengkap, tepat waktu dan relevan yang
diperlukan Direktur Utama dalam rangka pengambilan keputusan yang
tepat dan dapat dipertanggungjawabkan.
14. Membantu Dewan Komisaris menyusun laporan pengawasan rencana
bisnis untuk disampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan.
15. Membantu Kepala2 Bagian lainnya dalam melakukan
perbaikan/penyelesaian temuan hasil pemeriksaan otoritas pengawasan
Bank atau pemerintah.
16. Melaksanakan tugas lainnya yang diperintahkan Direktur Utama
17. Bersama-sama dengan PE Kepatuhan, menyusun, merumuskan dan
mengembangkan Sistem Prosedur Operasi (SPO) terkait dengan bagian
yang menjadi tanggungjawabnya.
b) Tanggung Jawab
1. Bertanggung jawab secara langsung kepada Direktur Utama.
2. Bertanggungjawab dalam menyelenggarakan Sistem Pengendalian Intern
yang efektif dan berkesinambungan (on going basis), guna:
menjaga dan mengamankan harta kekayaan Bank.
menjamin tersedianya laporan yang lebih akurat.
meningkatkan kepatuhan terhadap ketentuan yang berlaku.
mengurangi dampak keuangan/kerugian, penyimpangan termasuk
kecurangan/fraud, dan pelanggaran aspek kehati-hatian.
meningkatkan efektivitas organisasi dan meningkatkan efisiensi biaya.
24
3. Bertanggungjawab atas follow up atas temuan2 untuk penyelesaiannya.
4. Bertanggung jawab melaksanakan Kepatuhan thd seluruh peraturan BPR.
c) Wewenang
1. Memberikan pertimbangan dan rekomendasi kepada Direktur Utama
sesuai tugas di bidang Audit Intern
25
9. Melakukan identifikasi, pengukuran, monitoring, dan pengendalian
terhadap risiko kepatuhan dengan mengacu pada Peraturan Otoritas Jasa
Keuangan mengenai Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Perkreditan
Rakyat, berkoordinasi dengan Satuan Kerja Manajemen Risiko atau
Pejabat Eksekutif yang menangani Manajemen Risiko;
10. Menganalisis, mengevaluasi, dan menilai risiko kepatuhan yang
berhubungan dengan kegiatan usaha BPR; dan
11. Mengevaluasi prosedur pemantauan dan mengembangkannya secara
efektif dan efisien.
12. Melakukan pengkinian pedoman kerja, sistem, dan prosedur kepatuhan.
13. Merumuskan strategi guna mendorong terciptanya Budaya Kepatuhan
Bank dan membuat langkah-langkah dalam rangka mendukung
terciptanya budaya kepatuhan pada seluruh kegiatan usaha bank pada
setiap jenjang organisasi;
14. Melakukan review dan/atau merekomendasikan pengkinian dan
penyempurnaan kebijakan, ketentuan, sistem maupun prosedur yang
dimiliki oleh Bank agar sesuai dengan ketentuan OJK dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
15. Melakukan tugas-tugas lainnya yang terkait dengan Fungsi Kepatuhan
16. Pemantauan pelaksanaan kebijakan dan pedoman penerapan Manajemen
Risiko yang telah disetujui oleh Direksi;
17. Pemantauan posisi Risiko secara keseluruhan, per jenis Risiko, dan per
jenis aktivitas fungsional;
18. Penyusunan dan penyampaian laporan profil Risiko secara berkala kepada
anggota Direksi yang membawahkan fungsi Manajemen Risiko dan
Komite Manajemen Risiko.
19. Memberikan masukan kepada Direksi dalam penyusunan kebijakan,
strategi, dan kerangka Manajemen Risiko;
20. Mengembangkan prosedur dan alat untuk identifikasi, pengukuran,
pemantauan, dan pengendalian Risiko;
26
21. Mendesain dan menerapkan perangkat yang dibutuhkan dalam penerapan
Manajemen Risiko;
22. Memantau posisi/eksposur Risiko secara keseluruhan, maupun per Risiko
termasuk pemantauan kepatuhan terhadap toleransi Risiko dan limit yang
ditetapkan;
23. Melakukan stress testing guna mengetahui dampak dari implementasi
kebijakan dan strategi Manajemen Risiko terhadap portofolio atau kinerja
Bank secara keseluruhan;
24. Mengkaji usulan aktivitas dan/atau produk baru yang dikembangkan oleh
suatu unit tertentu Bank. Pengkajian difokuskan terutama pada aspek
kemampuan Bank untuk mengelola aktivitas dan atau produk baru
termasuk kelengkapan sistem dan prosedur yang digunakan serta
dampaknya terhadap eksposur Risiko Bank secara keseluruhan;
25. Memberikan rekomendasi kepada satuan kerja bisnis dan/atau kepada
Komite Manajemen Risiko terkait penerapan Manajemen Risiko antara
lain mengenai besaran atau maksimum eksposur Risiko yang dapat
dipelihara Bank;
26. Mengevaluasi akurasi dan validitas data yang digunakan oleh Bank untuk
mengukur Risiko bagi Bank yang menggunakan model untuk keperluan
intern;
27. Menyusun dan menyampaikan laporan profil Risiko kepada Direktur
Utama, Direktur Manajemen Risiko dan Kepatuhan, dan Komite
Manajemen Risiko secara berkala atau paling kurang secara triwulanan.
Frekuensi laporan harus ditingkatkan apabila kondisi pasar berubah
dengan cepat.
28. Melaksanakan kaji ulang secara berkala dengan frekuensi yang
disesuaikan kebutuhan Bank, untuk memastikan:
a. kecukupan kerangka Manajemen Risiko;
b. keakuratan metodologi penilaian Risiko; dan
c. kecukupan sistem informasi
27
29. Satuan kerja bisnis wajib menyampaikan laporan atau informasi mengenai
eksposur Risiko yang dikelola satuan kerja yang bersangkutan kepada
Satuan Kerja Manajemen Risiko secara berkala.
30. Menganalisis secara berkala penilaian risiko tindak pidana Pencucian
Uang dan/atau tindak pidana Pendanaan Terorisme terkait dengan
Nasabahnya, negara atau area geografis, produk, jasa, transaksi atau
jaringan distribusi (delivery channels);
31. Menyusun, melakukan pengkinian, dan mengusulkan kebijakan dan
prosedur penerapan program APU dan PPT yang telah disusun untuk
mengelola dan memitigasi risiko berdasarkan penilaian risiko
sebagaimana dimaksud pada huruf a, untuk dimintakan pertimbangan dan
persetujuan Direksi;
32. Memastikan adanya sistem yang dapat mengidentifikasi, menganalisa,
memantau dan menyediakan laporan secara efektif mengenai karakteristik
transaksi yang dilakukan oleh Nasabah;
33. Memastikan bahwa kebijakan dan prosedur yang disusun sebagaimana
dimaksud dalam huruf b telah sesuai dengan perubahan dan perkembangan
yang meliputi antara lain produk, jasa, dan teknologi di sektor jasa
keuangan, kegiatan dan kompleksitas usaha PJK, volume transaksi PJK,
dan modus Pencucian Uang dan/atau Pendanaan Terorisme;
34. Memastikan bahwa formulir yang berkaitan dengan Nasabah telah
mengakomodasi data yang diperlukan dalam penerapan program APU dan
PPT;
35. Memantau rekening Nasabah dan pelaksanaan transaksi Nasabah;
36. Melakukan evaluasi terhadap hasil pemantauan dan analisis transaksi
Nasabah untuk memastikan ada atau tidak adanya Transaksi Keuangan
Mencurigakan, Transaksi Keuangan Tunai dan/atau transaksi keuangan
transfer dana dari dan ke luar negeri;
37. Menatausahakan hasil pemantauan dan evaluasi;
38. Memastikan pengkinian data dan profil Nasabah serta data dan profil
transaksi Nasabah;
28
39. Memastikan bahwa kegiatan usaha yang berisiko tinggi terhadap tindak
pidana Pencucian Uang dan/atau tindak pidana Pendanaan Terorisme
diidentifikasi secara efektif sesuai dengan kebijakan dan prosedur PJK
serta ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Peraturan OJK ini;
40. Memastikan adanya mekanisme komunikasi yang baik dari setiap satuan
kerja terkait kepada unit kerja khusus atau pejabat yang bertanggung jawab
terhadap penerapan program APU dan PPT dengan menjaga kerahasiaan
informasi dan memperhatikan ketentuan anti tipping-off;
41. Melakukan pengawasan terkait penerapan program APU dan PPT
terhadap satuan kerja terkait;
42. Memastikan adanya identifikasi area yang berisiko tinggi yang terkait
dengan penerapan program APU dan PPT dengan mengacu pada ketentuan
peraturan perundang-undangan dan sumber informasi yang memadai;
43. Menerima, melakukan analisis, dan menyusun laporan Transaksi
Keuangan Mencurigakan dan/atau transaksi keuangan yang dilakukan
secara tunai yang disampaikan oleh satuan kerja;
44. Menyusun laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan, Transaksi
Keuangan Tunai, dan/atau transaksi keuangan transfer dana dari dan ke
luar negeri;
45. Memastikan seluruh kegiatan dalam rangka penerapan program APU dan
PPT terlaksana dengan baik;
46. Memantau, menganalisis, dan merekomendasikan kebutuhan pelatihan
tentang penerapan program APU dan PPT bagi pejabat dan/atau pegawai
PJK; dan
47. Melaksanakan tugas lainnya yang diperintahkan Direktur Kepatuhan.
b) Tanggung Jawab
1. Bertanggung jawab secara langsung kepada Direktur Kepatuhan.
2. Bertanggungjawab dalam menyelenggarakan Sistem Kepatuhan Intern
yang efektif dan berkesinambungan bagi Bank.
29
3. Bertanggungjawab atas kepatuhan Bank dalam menjalankan operasional
perbankan sehari-hari.
4. Bertanggungjawab dalam menyelenggarakan Sistem Manajemen Risiko
yang efektif dan berkesinambungan bagi Bank.
5. Bertanggungjawab atas pelaksanaan prinsip-prinsip Manajemen Risiko
Bank dalam menjalankan operasional perbankan sehari-hari.
6. Bertanggungjawab dalam penyelengaraan Sistem APU-PPT yang efektif
dan berkesinambungan bagi Bank.
7. Bertanggungjawab atas pelaksanaan prinsip-prinsip APU-PPT dalam
menjalankan operasional perbankan sehari-hari.
c) Wewenang
1. Memberikan pertimbangan dan rekomendasi kepada Direktur Kepatuhan
sesuai tugas di bidang kepatuhan.
2. Memberikan pendapat dan evaluasi atas setiap pelaksanaan kerja di setiap
bagian sesuai program kerja pemantauan kepatuhan.
3. Memberikan pertimbangan dan rekomendasi kepada Direktur Kepatuhan
sesuai tugas di bidang Manajemen Risiko.
4. Memberikan pendapat dan evaluasi atas setiap pelaksanaan kerja di setiap
bagian sesuai program kerja pemantauan manajemen resiko.
5. Memberikan pertimbangan dan rekomendasi kepada Direktur Kepatuhan
sesuai tugas di bidang Penerapan Program APU & PPT.
6. Memberikan pendapat dan evaluasi atas setiap pelaksanaan kerja di setiap
bagian sesuai program kerja Penerapan Program APU & PPT.
F. Teller
a) Kegiatan Teller
Merupakan peningkatan pelayanan dalam hal kecepatan pelayanan
penerimaan atau pembayaran uang tunai dengan memperhatikan unsur-unsur
pengamanan dalam pelaksanaannya, sistem teller ditunjang oleh "sistem manual"
dan "sistem komputer" yang menyebabkan pekerjaan teller semakin cepat karena
30
beberapa informasi dapat disajikan oleh komputer, sehingga beberapa jenis
pekerjaan dapat dilakukan dalam waktu singkat, sebelum melakukan transaksi
dengan nasabah.
Pekerjaan teller meliputi:
- Memeriksa identitas nasabah (petugas counter)
- Meneliti keabsahan tanda tangan dan warkat (petugas specimen)
- Mengesahkan tanda terima setoran dalam batas wewenangnya (pejabat
kas)
- Membayar dan menerima uang tunai (kasir)
- Menerima setoran warkat bank sendiri dan warkat bank lain (petugas
counter)
- Mencatat penerimaan dan pengeluaran tunai.
31
11. Membuat dan melakukan kas opname harian.
12. Melakukan pembayaran biaya-biaya, biaya atas barang inventaris, cetakan
dan lain-lain.
13. Meminta kekurangan likuiditas ke atasan dan di laporkan ke Kepala
Bagian Operasional.
14. Memeriksa kecukupan likuiditas sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan
oleh manajemen.
15. Membuat jurnal transaksi harian dan mencetak laporan transaksi tunai
beserta rincian uang kas.
16. Melakukan konfirmasi ke nasabah pada saat penarikan untuk
memperhatikan penghitungan uang atau di hitung kembali oleh nasabah
sebelum meninggalkan Bank.
17. Menjamin bahwa semua kegiatan Teller telah dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, baik
ketentuan yang dikeluarkan oleh pemerintah, otoritas pengawasan Bank
maupun kebijakan, ketentuan, dan prosedur intern Bank.
18. Melaksanakan tugas lainnya yang diperintahkan Kepala Bagian
Operasional atau Manajemen.
19. Meminta persetujuan penerimaan setoran dan pembayaran penarikan
kepada atasannya terhadap penerimaan dan pembayaran yang melebihi
wewenangnya.
20. Membuat laporan persedian uang kas harian yang dipertanggungjawabkan
kepada Kepala Bagian Operasional dan manajemen sesuai dengan bukti
dan melakukan pengarsipan yang baik terhadap laporan tersebut.
21. Memegang kunci brangkas dan bertanggungjawab terhadap
penggunaannya.
c) Etika Teller
Sebagai petugas yang duduk di barisan front office, teller perlu memahami
dan mendalami etika yang merupakan aturan tak tertulis yang berhubungan dengan
moral, sikap dan tingkah laku.
32
Beberapa hal yang menyangkut etika teller, antara lain dapat dijabarkan
sebagai berikut:
1. Penampilan
Teller wajib menggunakan seragam yang ditetapkan perusahaan
sehingga ada kesan satu kesatuan dan dapat merupakan ciri khas dari bank
yang bersangkutan.
2. Kepribadian yang menarik
Sikap atau pembawaan yang ramah, hormat dan bersahabat terhadap
nasabah merupakan keharusan bagi teller, dengan tetap mengingat martabat
pribadi maupun martabat bank.
3. Pelayanan yang cepat dan tepat, menghindarkan nasabah menunggu terlalu
lama.
4. Menjaga kerahasiaan bank dan kerahasiaan nasabah.
e) Wewenang
33
1. Memiliki wewenang sebagai Teller untuk membayar uang kepada nasabah
dengan batas maksimal Rp. 5.000.000,- (Lima juta rupiah)
2. Menerima setoran nasabah maksimal Rp. 20.000.000,- (Dua puluh juta
rupiah)
G. Costumer service
a) Tugas Pokok Costumer Service
1. Melaksanakan seluruh peraturan dan ketentuan serta prosedur yang telah
digariskan oleh manajemen maupun peraturan lainnya tentang perbankan.
2. Membantu Kepala Bagian Operasional dengan sebaik – baiknya dalam
melaksanakan tanggung jawabnya sebagai Customer Service.
3. Melaksanaan seluruh tugas pelayanan nasabah secara efektif dan efisien
dengan memperhatikan prinsip kehati-hatian dengan kualitas pelayanan
prima.
4. Seluruh proses Pembukaan, penutupan rekening dan perubahan data
rekening nasabah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan APU-PPT dan
Perlindungan Konsumen.
5. Menerima dan melayani para nasabah dalam hal produk bank antara lain
bidang dana, bidang kredit dan jasa perbankan lainnya.
6. Menjelaskan kepada nasabah tentang produk bank dengan jelas dan
terperinci dalam rangka transparansi produk sehingga tidak merugikan
nasabah.
7. Membantu memasarkan/menjual produk dan jasa perbankan sesuai
kebutuhan nasabah.
8. Memberikan pelayanan kepada nasabah dalam hal pembukaan rekening
tabungan, deposito berjangka, penutupan rekening, pengambilan buku
tabungan dan membuat data nasabah serta termasuk layanan informasi
saldo.
9. Memberikan pelayanan kepada nasabah dalam hal permohonan kredit,
pembayaran angsuran kredit dan pengambilan kartu angsuran kredit.
34
10. Menyimpan dan mengarsip kelengkapan data nasabah bagian dana dan
buku register yang berkaitan dengan pelayanan nasabah.
11. Menerima pengaduan nasabah dan keluhan nasabah untuk ditindaklanjuti
selanjutnya oleh Kepala Bagian Operasional.
12. Sebagai petugas APU/PPT untuk menseleksi transaksi yang mencurigakan
dan membuat laporannya sesuai dengan ketentuan yang ada.
13. Menjalankan fungsi Pembukuan dengan Membukukan transaksi non tunai
/ pemindahbukuan yang telah ditandatangani oleh Direksi.
14. Membuat buku register masuk dan keluar (penggunaan) bilyet deposito
dan buku tabungan.
15. Memeriksa kelengkapan dan bio data nasabah dan melakukan pengkinian
data nasabah sesuai KYC, APU-PPT.
16. Melakukan pelayanan transfer nasabah, pembelian pulsa, Listrik, Telepon
dan jasa lainnya.
17. Sebagai Operator untuk melakukan BI Checking dalam program SID.
18. Memeriksa rekening tabungan pasif dan dilakukan tindaklanjut sesuai
ketentuan yang berlaku.
19. Menjamin bahwa semua kegiatan Customer Service telah dilaksanakan
sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku,
baik ketentuan yang dikeluarkan oleh pemerintah, otoritas pengawasan
Bank maupun kebijakan, ketentuan, dan prosedur intern yang ditetapkan
oleh Bank.
20. Melaksanakan tugas lainnya yang diperintahkan Kepala Bagian
Operasional
35
2. Bertanggung jawab terhadap semua kegiatan di bidang Simpanan sesuai
dengan ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, baik
ketentuan yang dikeluarkan oleh pemerintah, otoritas pengawasan Bank
maupun kebijakan, ketentuan, dan prosedur intern yang ditetapkan oleh
Bank.
3. Bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas sesuai dengan fungsinya.
4. Menjaga kerahasiaan Bank terkait Nasabah dan simpanannya.
5. Menjaga kerahasiaan data nasabah sesuai POJK Perlindungan Konsumen.
6. Bertanggung jawab melaksanakan Kepatuhan terhadap seluruh peraturan
BPR.
36
a. Penulis membantu kegiatan karyawan/karyawati pada PT. BPR LPN
Talawi Sakato, Seperti :
- Membantu warkat transaksi
- Membantu input data angunan nasabah yang akan menjadi
debitur
- Membantu warmeking Surat Perjanjian Kredit
- Membantu menghitung angsuran nasabah
- Membantu pengecekan kembali data angunan yang sudah pernah
diinput sebelumnya
b. Penulis membantu kasir di teller untuk melayani nasabah
- Membantu saat nasabah akan melakukan pengambilan
- Membantu input debet dan kredit Transaksi Tunai Nasabah
- Membantu nasabah yang kesulitan saat pengisian slip
3. Prosedur Kerja
Prodesur kerja selama melaksanakan kegiatan Praktek Kerja
Lapangan/magang adalah :
a. Sebelum melakukan kegiatan magang penulis mendapatkan instruksi cara
kerja dari pimpinan dalam hal ini :
- Pakaian yang harus digunakan harus sopan dan rapi dan
menyesuaikan.
- Penulis harus ramah kepada calon nasaban dengan
mengutamakan 3 S ( Senyum, Sapa, Salam ).
- Penulis harus selalu berkoordinasi dengan karyawan dan
karyawati PT. BPR LPN Talawi Sakato.
b. Menawarkan produk-produk BPR LPN Talawi Sakato
- KSS ( Kredit Sejahtera Sakato )
Kredit Sejahtera Sakato adalah kredit debitur yang dipergunakan
untuk kebutuhan konsumsi untuk mengingkatkan kesejahteraan
debitur. KSS tidak memakai jaminan apapun, hanya memblokir
sejumlah uang yang ada direkening kredit nasabah yang apabila telah
lunas uang tersebut bisa di ambil.
37
- KTAS ( Kredit Tanpa Angsuran Sakato )
Kredit Tanpa Angsuran Sakato adalah kredit kepada debitur yang
dipergunakan untuk kebutuhan modal kerja usaha yang sedang berjalan
dengan angsuran bunga selama jangka waktu dan pokok pada saat jatuh
tempo.
- KUS ( Kredit Utama Sakato )
Kredit Utama Sakato adalah kredit kepada debitu yang
diperuntukkan untuk jenis penggunaan Modak kerja dan Investasi
debitur / pengusaha mikro, kecil dan menengah. Kredit ini pada
persyatannya membahkan surat keterangan usaha dari desa tempat
tinggal debitur tersebut.
38
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
2. Observasi
Observasi disini adalah memberikan kesempatan kepada mahasiswa
magang untuk mengenal lokasi kerja dan melaksanakan kegiatan magang
dilokasi yang telah ditentukan yaitu PT. BPR LPN Talawi sakato. Pada
pelaksanaannya mahasiswa magang mengikuti aturan yang telah ditentukan
oleh pihak PT. BPR LPN Talawi Sakato baik dalam hal berpakaian maupun
kegiatan yang akan mahasiswa magang laksanakan, dengan ketentuan 5 hari
kerja dalam setiap minggunya.
39
bermasalah. Hal ini bisa tentunya menjadi hambatan bagi PT. BPR LPN Talawi
Sakato untuk melakukan perputaran arus kas yang bisa dimanfaatkan kembali
untuk pembiayaan yang lainnya.
B. Upaya Pemecahan
Dalam menjalankan fungsi sebagai lembaga keuangan seharusnya PT.
BPR LPN Talawi Sakato dapat menindak dengan tegas secara langsung bagi
nasabah yang melakukan kredit bermasalah. Nasabah biasanya banyak yang
menginginkan perpanjangan waktu untuk melakukan angsuran pelunasan
pembiayaan tersebut, hal tersebut dapat mengakibatkan bank kekurangan dana
sehingga mempengaruhi kegiatan usaha bank.
40
a. Sertifikat Bank Indonesia.
b. Tabungan dan Deposito yang diikat dengan surat kuasa
pencairan.
c. Emas dan logam mulia
d. Kendaraan bermotor
e. Tanah dan bangunan
7. Plafond maksimal untuk masing-masing debitur maksimal sebesar
20% dari modal bank.
8. Jangka waktu sesuai dengan kebutuhan debitur dengan maksimal
jangka waktu selama 12 bulan.
9. Tingkat suku bunga diatur dengan Surat Keputusan tersendiri
dengan perhitungan bunga efektif.
10. Setiap debitur wajib memiliki rekening tabungan pada PT. BPR LPN
Talawi Sakato.
11. Pencairan kredit dengan cara pemindahbukuan ke rekening tabungan
debitur.
12. Seluruh biaya yang timbul akibat perjanjian kredit dibebankan
kepada debitur antara lain :
a. Biaya administrasi yang dibebankan :
- Plafond < Rp.25.000.000,- biaya adm sebesar Rp. 25.000,-
- Plafond diatas Rp.25.000.000,- s/d Rp.50.000.000 biaya adm
sebesar Rp.50.000
- Plafond diatas Rp.50.000.000 s/d Rp.85.000.000 biaya adm
sebesar Rp.75.000,-
- Plafond diatas Rp.85.000.000 s/d BMPK biaya Adm sebesar
Rp. 100.000,-
b. Biaya Provisi sebesar 1% dari Plafond.
c. Biaya Asuransi sesuai dengan tarif yang ditetapkan oleh asuransi.
d. Biaya Notaris sesuai dengan tarif yang ditetapkan oleh pihak
Notaris
e. Materai 6.000,- sesuai kebutuhan.
41
13. Setiap debitur diwajibkan diikutsertakan dalam program asuransi
jiwa dengan premi sesuai ketentuan.
14. Pengikatan agunan ditetapkan sebagai berikut :
a. Plafond 0 s/d Rp. 5.000.000,- tidak ada pengikatan.
b. Plafond diatas Rp. 5.000.000,- s/d Rp. 25.000.000,- pengikatan
waarmerking.
c. Plafond diatas Rp. 25.000.000,- s/d Rp. 50.000.000,-pengikatan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Agunan kendaraan diikat dengan Fiducia (Didaftarkan
lembaga Fidusia).
Agunan tanah dan bangunan diikat dengan SKMHT
Agunan berupa SBI, Tabungan dan deposito diikat dengan
Surat kuasa pencairan dengan waarmerking ke kantor notaris.
d. Plafond diatas 50.000.000,- sampai dengan batas maksimum
pemberian kredit (BMPK) debitur baru maupun mengulang wajib
agunannya diikat dengan ketentuan :
- Agunan kendaraan diikat dengan Fiducia.
- Agunan tanah dan bangunan diikat dengan APHT
- Agunan berupa SBI, Tabungan dan deposito diikat dengan
Surat kuasa pencairan dengan waarmerking ke kantor notaris.
- Apabila agunan tidak diikat di Notaris karena adanya
pertimbangan lain maka harus mendapat persetujuan dari
seluruh AO kredit dan Direksi melalui Rapat Komite Kredit.
15. Peminjam dan ahli warisnya serta pihak lainnya yang terikat dalam
perjanjian kredit harus menandatangani Perjanjian Kredit, Surat
Kuasa, dan Surat Pernyataan dihadapan petugas kredit PT. BPR LPN
Talawi Sakato.
16. Perjanjian Kredit dan Surat lainnya dibuat dalam 2 (dua) rangkap
yang ditandangani oleh masing-masing pihak dengan ketentuan
rangkap 1 untuk bank dan rangkap lainnya untuk debitur.
17. Pelunasan sebelum jatuh tempo tidak dikenakan biaya penalty.
42
18. Setiap debitur membuat surat kuasa kepada pihak bank untuk
melakukan penarikan agunan, pemindahtanganan barang agunan
dan menjual barang agunan jika debitur telah mengalami tunggakan
angsuran lebih dari 3 kali angsuran.
19. Setiap debitur membuat surat pernyataan pengakuan hutang dan
pernyataan kesediaannya untuk menyerahkan barang agunan jika
angsuran debitur mengalami tunggakan lebih dari 3 kali angsuran.
4) Ketentuan Tambahan
1. Syarat permohonan yaitu berupa agunan kredit, setelah kredit
disetujui maka debitur menyerahkan Bukti kepemilikan barang
agunan yang asli kepada Bank.
2. Setiap pembayaran pajak terhadap agunan kendaraan pihak bank
menerbitkan surat keterangan sebagai pengganti BPKB untuk
pembayaran pajak.
3. Prosedur Pemberian Kredit (SPO) ditetapkan dalam Surat
Keputusan tersendiri sebagai tambahan Surat Keputusan ini yang
tidak dapat dipisahkan dengan Surat Keputusan ini.
4.4 Prosedur Penanganan Kredit Bermasalah pada Kredit KTAS di PT. BPR LPN
Talawi Sakato.
43
Berdasarkan wawancara dengan adm kredit
a. Pendekatan Kredit KTAS Bermasalah
Seluruh AO harus mempunyai penilaian yang sama dalam penyelesaian
kredit KTAS yang bermasalah sehingga dapat dilakukan pendekatan yang
tepat dan sesuai, yaitu sebagai berikut :
1. Pendekatan Secara Tertulis
a) Pemberian Surat Tagih dalam bentuk Laporan Kunjungan
Nasabah (LKN)
Laporan Kunjungan Nasabah ini diberikan oleh pihak bank kepada
debitur yang menunggak selama 90 hari atau 3 bulan dan belum melunasi
kewajibannya. LKN berisi data-data mengenai kewajiban yang harus
diselesaikan debitur dan hasil negoisasi antara debitur dengan bank/janji
debitur kepada bank mengenai kapan pelunasan kewajibannya.
44
b. Penyelamatan Kredit KTAS Bermasalah
Apabila kegiatan usaha debitur masih dapat dipertahankan atau bahkan
ditingkatkan dan debitur sendiri masih memiliki itikad baik untuk
menyelesaikan kewajibannya, maka pihak bank akan melakukan tindakan
penyelamatan terhadap kredit bermasalah. Langkah-langkah penyelamatan
kredit KTAS bermasalah adalah sebagai berikut:
45
Reconditioning yang dilaksanakan dapat ditinjau dan
dipertimbangkan tentang perjanjian dan kesepakatan yang telah disetujui
untuk mengadakan perubahan sebagian/keseluruhan syarat KTAS. Syarat
kredit KTAS yang dirubah meliputi perubahan kondisi/keadaan dari debitur
dengan penurunan/ perbahan tingkat suku bunga, pengurangan tunggakan
bunga dan denda. Persyaratan hanya diberikan kepada debitur yang dinilai
mempunyai prospek usaha baik dan itikad baik, serta prospek usaha tidak
baik dan itikad baik agar menjadi kooperatif dan menguntungkan pihak PT.
BPR LPN Talawi Sakato.
46
atau debitur tidak mempunyai itikad baik sehingga kreditnya tidak dapat di
restructurisasi. Penyelesaian KTAS bermasalah pada PT. BPR LPN Talawi
Sakato dilakukan melalui 2 (dua) cara yaitu cara damai dan melalui saluran
hukum.
1) Penyelesaian Secara Damai
Penyelesaian KTAS bermasalah secara damai dilakukan terhadap
debitur yang masih mempunyai itikad baik (kooperatif) untuk
menyelesaikan kewajibannya. Jenis-jenis penyelesaian KTAS bermasalah
secara damai yaitu :
47
- Untuk pembayaran kembali pinjamannya diperlukan
pencairan/pelelangan barang agunan yang harus melalui
saluran hukum.
- Ada harapan untuk dibayar kembali bila diselesaikan
melalui saluran hukum.
b) Kriteria KTAS yang dapat diserahkan penagihannya melalui
saluran hukum
- Tidak dapat diharapkan penyelesaiannya secara damai.
- Agunan telah diikat dengan sempurna.
48
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil praktek kerja lapangan/magang maka dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut :
1. Pelaksanaan kegiatan praktek kerja lapangan/magangyang dilakukan oleh
mahasiswa magang yang terhitung dimulai dari tanggal 18 Juli s.d 16
September 2022 ini dapat terlaksana dengan baik dan lancar.
2. Hasil riset yang dilakukan oleh penulis bahwa prosedur penanganan kredit
bermasalah pada kredit KTAS di PT. BPR LPN Talawi Sakato meliputi:
a. Melakukan pendekatan kredit KTAS bermasalah
b. Melakukan penyelamatan kredit bermasalah yaitu dengan
melakukan rencana tindak lanjut dengan melakukan 3R yaitu
rescedulling, reconditioning, restructuring, dan barang jaminan
yang dijual.
c. Melakukan penyelesaian KTAS bermasalah yaitu penyelesaian
secara damai dan penyelesaian melalui jalur hukum.
Dari prosedur yang dijalankan pada PT. BPR LPN Talawi Sakato dalam
menyelesaikan kredit KTAS bermasalah tergolong sangat baik, karena
karyawan/karyawati PT. BPR LPN Talawi Sakato telah menjalankannya sesuai
dengan prosedur yang sudah di tetapkan.
5.2 Saran
Dengan tidak bermaksud mengurangi, penulis mencoba memberikan sedikit
saran yang mudah-mudahan bisa bersifat membangun yang didasarkan pada hasil
riset ini yakni penulis memberikan saran agar dapat meningkatkan pendapatan dari
penyaluran kredit maka sebaiknya PT. BPR LPN Talawi Sakato tetap
mempertahankan atau bahkan meningkatkan kualitas kredit yang disalurkan.
49
DAFTAR PUSTAKA
Wawancara Kepada Bapak Yeri Agusriandi dan Ibu Faulina Decova Kepala
Bagian Kredit dan ADM Kredit PT. BPR LPN Talawi Sakato
Buku Laporan Tahunan PT. BPR LPN Talawi Sakato, Tahun 2021
Buku Manajement Kredit PT. BPR LPN Talawi Sakato
50
LOGBOOK KEGIATAN MAHASISWA
- Prospek ke sekolah
- Membantu c.s isi slip setoran
Selasa Dana
- Belajar input rekening nasabah
2 19-Juli-2022 C.s
- Prospek ke sekolah
- Izin keluar untuk pengurusan reward prestasi
Rabu Dana
walikota sawahlunto
3 20-Juli-2022
- Prospek ke sekolah
- Izin keluar untuk mengisi amprah penerima
4 Kamis Dana
reward prestasi walikota sawahlunto
21-Juli-2022
51
Senin - Cetak buku tabungan
- Menghitung kas harian
6 25-Juli-2022 Kasir
- Input kowan
- Isi stempel slip setoran
Jum’at Dana
- Input data angunan nasabah
&
10 29-Juli-2022 - Menjemput tabungan nasabah
Kredit
52
13 3-Agustus- - Stempel slip setoran Kredit
2022
14 4-Agustus-
2022
53
20 12-Agustus- - Belajar PB ( Pemindahan Bukuan ) jurnal slip Kredit
2022
Selasa
- Izin Sakit
22 16-Agustus-
2022
23 Rabu
54
27 23-Agustus- - Update data askrida dan bumida di Excel Kredit
2022
55
Kamis - Utle uang rusak
- Membantu nasabah mengisi slip
1-September- Teller
- Input data angunan
2022
34 - Input data pokok nasabah Kredit
56
57