Anda di halaman 1dari 8

HUBUNGAN KECERDASAN FINANSIAL BERBANTUAN MATEMATIKA

KEUANGAN TERHADAP MOTIVASI BERWIRAUSAHA PADA MAHASISWA

1 Winda Alpusma
2 Nanda Fitri Nur Rohmah
3 Risky Ilaina Putri

1
Universitas Bhinneka PGRI ( walpusma@gmail.com )
2
Universitas Bhinneka PGRI ( nandafitri6921@gmail.com )
3
Universitas Bhinneka PGRI (kikisaja89@gmail.com)

Abstrak

Penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara kecerdasan


finansial berbantuan matematika keuangan terhadap motivasi berwirausaha
pada mahasiswa. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan
menggunakan pendekatan naratif. Subjek penelitian ini adalah mahasiswa
Universitas Bhinneka PGRI. Sampel penelitian sejumlah 12 mahasiswa
Universitas Bhinneka PGRI yang merupakan mahasiswa yang tergabung
dalam organisasi kewirausahaan, dengan tehnik pengumpulan sampel
menggunakan simple random sampling. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa terdapat hubungan antara kecerdasan finansial berbantuan matematika
keuangan terhadap motivasi berwirausaha mahasiswa.

Kata Kunci : Kecerdasan Finansial, Matematika Keuangan, Motivasi


Berwirausaha

PENDAHULUAN

Memiliki pekerjaan yang menjanjikan merupakan salah satu impian yang diinginkan
banyak orang, khususnya mahasiswa. Namun dapat kita ketahui bersama bahwa tingkat
pengangguran di Indonesia masih terbilang tinggi. Badan Pusat Statistik (BPS 2019).
menyatakan bahwa Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) tahun 2020 sebesar 7,07%
meningkat 1,84% dibandingkan tahun 2019. Hal tersebut berkaitan erat dengan fakta bahwa
banyak orang yang cenderung memilih mencari pekerjaan daripada menciptakan lapangan
pekerjaan. Hal tersebut tentunya sangat bertentangan dengan salah satu program pemerintah
yang berkaitan dengan mahasiswa sebagai pencipta lapangan kerja. Berdasarkan data Global
Enterpreneurship Index 2018, dari 137 negara, Indonesia berada di peringkat 94 dalam hal
kewirausahaan. Posisi tersebut masih tertinggal dibandingkan beberapa negara di Asia
Tenggara lainnya.
Di samping masalah rendahnya motivasi dalam berwirausaha dalam diri masyarakat
Indonesia, khususnya pada mahasiswa, namun juga terdapat permasalahan bahwa masih
minimnya kemampuan melakukan perencanaan keuangan dan pengelolaannya. Tidak sedikit
mahasiswa yang mengalami kebangkrutan dalam usahanya yang diakibatkan oleh kurangnya
pengetahuan tentang perencanaan dan pengelolaan uang. Perencanaan dan pengeloloaan uang
yang baik dalam berwirausaha menjadi salah satu faktor terpenting dalam kesuksesan suatu
bisnis. Untuk melakukan perencanaan keuangan yang baik, maka diperlukan kecerdasan dalam
pengelolaan pendapatan. Kecerdasan pengelolaan pendapatan inilah yang disebut dengan
Kecerdasan Finansial. Kecerdasan finansial merupakan kemampuan sebuah individu untuk
menggunakan kemampuannya dalam mendapatkan dan mengelola uang.
Pengetahuan kecerdasan finansial ini dapat diterapkan dengan baik apabila ditunjang
dengan pengetahuan Matematika keuangan. (Margaretha 2008) mengatakan bahwa saat ini
masyarakat Indonesia belum memiliki pengetahuan yang baik dalam perencanaan dan
pengaturan keuangan. Selama ini banyak masyarakat yang beranggapan bahwa keuangan dan
matematika memiliki jalur yang berbeda, padahal keduanya merupakan satu kesatuan. Dikutip
dari Kompas (kompas.com), Budi Frensidy yang merupakan Guru Besar UI sekaligus Ekonom
dan Ahli Keuangan dan Pasar Modal mengatakan bahwa matematika tidak dapat dipisahkan
dari dunia bisnis dan akuntansi. Oleh karena itu, matematika keuangan menjadi hal yang sangat
penting yang wajib dipelajari mahasiswa yang akan atau sedang berwirausaha. Berdasarkan
uraian di atas maka tujuan dari penulisan artikel ini adalah untuk mengetahui hubungan
kecerdasan finansial berbantuan matematika keuangan terhadap motivasi berwirausaha pada
mahasiswa, yang dibutuhkan oleh pelaku wirausaha untuk dapat digunakan sebagai tambahan
acuan atau referensi dalam berwirausaha yang baik dan benar.

KAJIAN TEORI
Kecerdasan Finansial Berbantuan Matematika Keuangan Terhadap Motivasi
Berwirausaha Pada Mahasiswa
1. Kecerdasan Finansial
Kecerdasan seringkali dikaitkan dengan IQ (Intellectual Quotient) yang dianggap
sebagai satu-satunya tolok ukur kecerdasan seseorang. Mereka yang memiliki IQ tinggi akan
dianggap mempunyai peluang besar untuk menjadi orang yang sukses. Ini adalah paradigma
lama yang sudah tidak relevan lagi untuk dianut pada saat ini. Karena telah banyak bukti yang
menunjuk-kan bahwa mereka yang meraih prestasi sekolah kurang bagus ternyata bisa menjadi
orang sukses. Akan tetapi, bisa tidaknya seseorang menjadi sukses salah satunya adalah
bergantung pada kemampuannya melakukan perencanaan keuangan dan mengelolanya.
(Romadiastri 2011)
Kecerdasan finansial adalah suatu kemampuan seseorang untuk mengelola sumber
daya yang mana sumber daya tersebut berasal dari diri sendiri maupun di luar dirinya untuk
menghasilkan uang ataupun keuntungan. Seperti halnya etika baru lahir, kita sama sekali tidak
bisa memenuhi seluruh kebutuhan hidup. Makan, minum, pakaian, perawatan, tempat tinggal
dan semuanya disediakan oleh orang lain. Bagaimana memperlakukan uang, bagaimana
mengatur keuangan dan sikap tentang uang itulah yang disebut sebagai kecerdasan keuangan
(Financial Intelligence). Sebenarnya dalam hal ini dilibatkan emosi terhadap uang. Uang itu
netral, karena uang hanya alat. Emosi yang menentukan tingkat kecerdasan manusia terhadap
uang. Lebih tepatnya adalah sudut pandang kita terhadap uang (Financial Mindset) yang akan
mempengaruhi hidup kita tentang uang tersebut. (Margaretha 2008)
Menurut Budi Frensidy, definisi untuk cerdas finansial adalah pandai sebagai kas
defisit atau sebagai debitur dalam menghadapi bank sekaligus lihai sebagai kas surplus atau
investor. Di antara kedua hal tersebut lebih sulit untuk menjadi investor yang lihai. Untuk ini,
seseorang harus memahami semua produk keuangan dan investasi yang tersedia disekitarnya,
disiplin atau pengendalian rasa takut dan serakah, dan juga menguasai matematika keuangan.
Adapun untuk cerdas menghadapi bank, hanya diperlukan dua dari tiga syarat di atas yaitu
disiplin atau pengendalian diri dan matematika keuangan (Frensidy, 2010)
Seseorang yang cerdas finansial sebagai kas defisit tidak akan terkecoh dengan
bunga kredit 0% atau hitungan bunga flat yang marak ditawarkan, juga akan paham bagaimana
pengaruh diskon tunai dan angsuran mulai hari transaksi terhadap bunga efektif. Mereka juga
tidak salah persepsi terhadap kartu kredit dan akan menghindari kredit tanpa agunan atau KPR
dengan bunga mengambang. Terakhir, yang pintar sebagai kas defisit dapat melakukan sendiri
refinancing atau take over KPR dan sekaligus menghitung untung ruginya. (Romadiastri, 2011)

2. Matematika Keuangan
Mata kuliah matematika keuangan dipelajari mahasiswa pada program
sarjana. Pada mata kuliah matematika keuangan bertujuan memberikan pengetahuan
berkaitan berbagai cara perhitungan keuangan dalam praktek bisnis meliputi
matematika dalam laporan keuangan, analisa laporan keuangan, konsep bunga
sederhana, bunga majemuk, bunga nominal, bunga efektif, dan nilai sekarang dari uang,
matematika dalam pasar modal. Penekanan pada teori dasar, pembuktian dan
perhitungan ini menyebabkan mahasiswa senantiasa mengalami kesulitan dalam
memahami mata kuliah matematika keuangan. Mahasiswa terbiasa dengan perhitungan
matematika, tidak terbiasa dengan proses berpikir kritis matematis pada proses
pembuktian matematika. (Paradesa 2015)
Materi matematika keuangan dikenal juga dengan istilah keuangan kuantitatif
yang merupakan suatu bidang matematika terapan, yang berhubungan dengan
pemodelan matematika dari pasar keuangan. Dilihat dari segi praktik, matematika
keuangan bertumpuk pada bidang keuangan perhitungan atau yang juga dikenal dengan
sebutan rekayasa keuangan (Wikipedia 2021). Meski demikian, hal tersebut apat
dikatakan sama, kejuteraan keuangan terkonsentrasi dalam aplikasi, sedangkan pada
matematika keuangan terkonsentrasi ada pada model dan pengadaan. Di dalam materi
matematika keuangan yang akan kita bahas adalah bunga tunggal, bunga majemuk,
rente, anuitas, angsuran, penerapan anuitas pada obligasi, serta penyusutan.

3. Motivasi Berwirausaha
Pengetahuan kewirausahaan sangat perlu dipelajari karena mendukung nilai-nilai
wirausaha terutama bagi mahasiswa, sehingga diharapkan menumbuhkan jiwa usaha untuk
berwirausaha dari sekarang maupun yang akan datang. Sikap, motivasi dan minat mahasiswa
sangat penting untuk ditumbuhkan sejak awal bagi mahasiswa tujuannya agar mampu
mengidentifikasi peluang usaha, kemudian mendayagunakan peluang usaha untuk
menciptakan peluang kerja baru. Minat mahasiswa dan pengetahuan mereka tentang
kewirausahaan diharapkan akan menjadi satu kesatuan yang yakan membentuk hasil
berwirausaha yang baik. Hasil penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi minat
wirausaha menunjukkan bahwa variabel minat wirausaha dipengaruhi sebesar 60,4% secara
total oleh modal, skill, tempat, dan jiwa kewirausahaan (Mulyaningsih, 2012). Wirausaha
merupakan orang yang menciptakan sebuah bisnis yang berhadapan dengan risiko dan
ketidakpastian, bertujuan memperoleh profit dan mengalami pertumbuhan dengan cara
mengidentifikasi kesempatan dan memanfaatkan sumber daya yang diperlukan. Dewasa ini,
banyak kesempatan untuk berwirausaha bagi setiap orang yang jeli melihat peluang bisnis
tersebut. Karier kewirausahaan dapat mendukung kesejahteraan masyarakat yaitu
menghasilkan imbalan finansial yang nyata (Agustina & Sularto, 2011). Oleh karena itu untuk
mendorong tumbuhnya minat dab jiwa kewirausahaan bagi para mahasiswa maupun yang
lainnua serta dalam menciptakan lulusan wisudawan yang bisa menjadi pencipta maupun
pembuka lapangan kerja (job creator), maka perlu diadakan pembinaan dan penyuluhan bagi
mahasiswa tentang ilmu dan pengetahuan terkait tentang wirausaha hususnya pada materi
matematika keungan agar mampu melaksanakan wirausaha (entrepreneur) dengan baik dan
maksimal. Mahasiswa diarahkan untuk mengikuti berbagai program dalam rangka
menumbuhkan aktivitas wirausaha dalam lingkungan mahasiswa, seperti Kuliah
Kewirausahaan (KWU), Magang Kewirausahaan (MKU), Kuliah Kerja Usaha (KKU),
Program Mahasiswa Wirausaha (PMW), Kompetensi Inovasi Bisnis Mahasiswa (KIBM), dan
masih banyak lagi. Dan itu semua yang akan menjadi modal dan pengalaman serta menjadi
sumber inspirasi bagi mahasiswa kelak lulus nanti.

METODE

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan


naratif. Menurut Sugiyono (2016) penelitian kualitatif adalah penelitian yang di dasarkan pada
filsafat postpositivisme, yang digunakan untuk meneliti kondisi alamiah, dimana peneliti
adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive
dan snowball, teknik pengumpulan data dengan triangulasi, analisis data bersifat
indukif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada
generalisasi. Penelitian dilaksanakan bulan Mei 2021 di Universitas Bhinneka PGRI,
Tulungagung. Mahasiswa yang terlibat dalam penelitian ini sebanyak 12 mahasiswa yang
tergabung dalam organisasi kewirausahaan kampus. Pengambilan 12 orang mahasiswa dengan
menggunakan teknik menggunakan simple random sampling, dimana kami menggunakan
undian untuk memilih sampel yang akan digunakan dalam penelitian. Motivasi berwirausaha
dapat dilihat menggunakan skala motivasi berwirausaha yang disusun berdasarkan aspek-aspek
motivasi berwirausaha yang diungkapkan oleh Riyanti (3003, h.25), yaitu: kemandirian,
inovatif dan menanggung resiko. Kecerdasan finansial dapat dilihat menggunakan skala
kecerdasan finansial yang disusun berdasarkan aspek-aspek kecerdasan finansial itu sendiri
seperti yang dikatakan oleh Nurdin (2021, h.12) yaitu: mendapatkan uang, memberdayakan
uang, menabung dan menggunakan uang.
HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam hasil dan pembahasan akan dijelaskan tentang hubungan antara keverdasan
finansial berbantuan matematika keuangan terhadap motivasi berwirausaha pada mahasiswa.
Hasil penelitian dan pembahasan dijelaskan sebagai berikut ini:

1. Uji Normalitas
Berdasarkan uji normalitas yang peneliti lakukan dengan menggunakan teknik Kolmogrov-
Smirmov diperoleh nilai signifikansi variabel kecerdasan finansial berbantuan matematika
keuangan sebesar 0,993 dengan p = 0,430 (p > 0,05). Hasil tersebut menunjukkan bahwa
persebaran data bersifat normal. Nilai signifikansi variabel motivasi berwirausaha
berbantuan matematika keuangan sebesar 1,244 dengan p = 0,090 (p > 0,05). Hasil tersebut
menunjukkan bahwa persebaran data bersifat normal.
2. Uji Linieritas
Berdasarkan uji linieritas hubungan antara kecerdasan finansial berbantuan matematika
keuangan dengan motivasi berwirausaha mahasiswa, dapat diketahui nilai F = 0,721 dengan
F < 4,35. Karena nilai F lebih kecil maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan linier
secara signifikan antara kedua variabel
3. Uji Hipotesis
Persamaan regresi kedua variabel adalah Y = 22,48 + 0,565 X. Sehingga variabel motivasi
(Y) akan bertambah besar 0,565 untuk setiap perubahan yang terjadi pada variabel
kecerdasan finansial berbantuan matematika (X). Hasil analisis regresi sederhana yang
dilakukan peneliti menunjukkan bahwa hipotesis yang diajukan peneliti, yakni terdapat
hubungan antara kecerdasan finansial berbantuan matematika keuangan dengan motivasi
berwirausaha mahasiswa dapat diterima. Nilai koefisien determinasi yang diperoleh
sebesar 0,39 yang dapat diartikan bahwa kecerdasan finansial berbantuan matematika
keuangan berperan sebesar 39% dalam motivasi berwirausaha pada diri mahasiswa.

KESIMPULAN

Hasil penelitian ini adalah terdapat hubungan antara kecerdasan finansial berbantuan
matematika keuangan terhadap motivasi berwirausaha pada mahasiswa di Universitas
Bhinneka PGRI. Semakin tinggi tingkat kecerdasan finansial berbantuan matematika keuangan
mahasiswa maka akan semakin tinggi pula tingkat motivasi berwirausaha dalam diri
mahasiswa.
Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti telah lakukan maka diharapkan dapat
menjadi referensi atau pengetahuan untuk meningkatkan kecerdasan dengan berbantuan
matematika keuangan agar meningkatkan motivasi berwirausaha mahasiswa. Selain itu peneliti
juga berharap agar lembaga lebih giat melakukan tindakan-tindakan atau menciptakan
kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan kecerdasan finansial dalam diri mahasiswanya.
Hal tersebut dikarenakan berhubungan dengan pengelolaan uang, dimana kemampuan dalam
mengelola uang sangat penting dan digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA

Agustina, C., & Sularto, L. (2011). Intensi kewirausahaan mahasiswa (Studi perbandingan
antara fakultas ekonomi dan fakultas ilmu komputer). Proceeding PESAT (Psikologi,
Ekonomi, Sastra, Arsitektur, & Sipil) Universitas Gunadarma, Depok, 18–19 Oktober
2011, 4: E.63–E.69.

Anggraeni, B. D. (2009). Cara Cerdas Memilih Term Kredit dengan Pendekatan Matematika
Keuangan Studi Kasus: Kredit Kepemilikan Kendaraan Bermotor(KKB) ABSTRACT. 68–
70.

BPS. 2019. “Keadaan Ketenagakerjaan Indonesia Agustus 2019.” Badan Pusat Statistik XXiI,
05 N(91): 1–20.
https://www.bps.go.id/publication/download.html?nrbvfeve=YjdlNmNkNDBhYWVhM
DJiYjZkODlhODI4&xzmn=aHR0cHM6Ly93d3cuYnBzLmdvLmlkL3B1YmxpY2F0a
W9uLzIwMTgvMDYvMDQvYjdlNmNkNDBhYWVhMDJiYjZkODlhODI4L2tlYWRh
YW4tYW5na2F0YW4ta2VyamEtZGktaW5kb25lc2lhLWZlYnJ1YXJpLTIwMTgu.

Margaretha, Farah. 2008. “Kesejahteraan Dan Ekonomi Rakyat Indonesia.” Jurnal Ilmiah
Manajemen Bisnis 8(April): 131–44.

Paradesa, Retni. 2015. “Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Mahasiswa Melalui


Pendekatan Konstruktivisme Pada Mata Kuliah Matematika Keuangan.” Jurnal
Pendidikan Matematika JPM RAFA 1(2): 306–25.
http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/jpmrafa/article/view/1236.

Romadiastri, Yulia. 2011. “MEMBANGUN KECERDASAN FINANSIAL DENGAN Setelah


IQ ( Intellectual Quotient ), EQ ( Emotional Quo- Tient ), SQ ( Spiritual Quotient ),
Sekarang Muncul FQ ( Finan- FLDO 4XRWLHQW DWDX ELDVD GLVHEXW
NHFHUGDVDQ ÀQDQVLDO + DO Ini Dikarenakan Salah Satu Cabang Dal.” 1: 99–
113.

Anda mungkin juga menyukai