Anda di halaman 1dari 8

Pengaruh Kecerdasan Emosianal, Kecerdasan Spiritual Dan Perilaku

Belajar Terhadap Tingkat Pemahaman Mahasiswa Fakultas Ekonomi Dan


Bisnis Islam Pada Mata Kuliah Auditing
(Institut Agama Islam Negeri)

Cita Oktavia Rifamayosa


Nanda Pupita
Sulis Qurrota Aini Arafah

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pendidikan akuntansi yang diselenggarakan di perguruan tinggi Institut Agama Islam
Negeri (IAIN) Metro ditujukan untuk mendidik mahasiswa agar memiliki kompetensi sebagai
seorang akuntan profesional. Untuk dapat menghasilkan lulusan yang berkualitas maka
perguruan tinggi IAIN Metro harus terus meningkatkan kualitas pada sistem pendidikannya.
Akuntan merupakan profesi yang tumbuh dan berkembang dalam lingkungan bisnis, dimana
eksistensinya dari waktu ke waktu akan selalu diakui oleh masyarakat. Penyebab adanya
perkembangan ini adalah semakin banyaknya kebutuhan jasa akuntan di dunia bisnis, di
pemerintah serta di masyarakat luas. Namun demikian, masyarakat belum sepenuhnya
menaruh kepercayaan terhadap akuntan. Dikarenakan meningkatnya perhatian masyarakat
pada isu-isu etika dalam dunia usaha dan profesi setelah maraknya terjadinya kejahatan
akuntansi pada akhir-akhir ini. Auditing adalah suatu proses sistematik untuk memperoleh
dan mengevaluasi bukti secara obyektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan
ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan
tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya kepada
pemakai yang berkepentingan. (Mulyadi, 2002:9). Tujuan akhir dari proses auditing adalah
menghasilkan laporan audit. Laporan audit ini yang digunakan oleh auditor untuk
menyampaikan pernyataan atau pendapatnya kepada para pemakai laporan keuangan
sehingga bisa dijadikan acuan bagi pemakai laporan keuangan dalam membaca sebuah
laporan keuangan. (Gusti dan Ali, 2008 dalam Lubis, 2015).
Tingkat pemahaman auditing menjadi sangat penting bagi mahasiswa karena melalui
tingkat pemahaman tersebut dapat diketahui ilmu yang sudah dimiliki seseorang untuk
melaksanakan profesi auditing didunia bisnis. Tingkat pemahaman auditing mahasiswa
dinyatakan dengan seberapa mengerti seorang mahasiswa terhadap apa yang sudah dipelajari
dalam perkuliahan. Tanda mahasiswa memahami auditing tidak hanya ditunjukkan dari nilai-
nilai yang didapatkan dalam mata kuliah tetapi juga apabila mahasiswa tersebut mengerti dan
dapat menguasai konsep-konsep terkait.Pengetahuan mengenai dasar-dasar akuntansi
auditing tentunya akan dijadikan sebagai pegangan untuk memahami teori dan praktik
akuntansi tersebut. Namun,hal ini berbanding terbalik dengan realita yang ada yaitu
pendidikan akuntansi auditing di perguruan tinggi saat ini hanya terkesan sebagai
pengetahuan yang berorientasi pada mekanisme secara umum saja sedangkan apabila
dibandingkan dengan praktik sesungguhnya di dunia kerja sangat berbeda,selain pengetahuan
maka perlu penigkatan kecerdasan Emosional,kecerdasaran spiritual dan perilaku belajar
terhadap tingkat pemahaman mahasiswa.
Melandy dan Aziza (2006) menyatakan bahwa, kecerdasan emosional adalah
kecerdasan untuk menggunakan emosi sesuai dengan keinginan, kemampuan untuk
mengendalikan emosi sehingga memberikan dampak yang positif. Kecerdasan emosional
dapat membantu membangun hubungan dalam menuju kebahagiaan dan kesejahteraan.
Rachmi (2010) mendefinisikan kecerdasan spiritual sebagai pikiran yang mendapat inspirasi,
dorongan, efektivitas yang terinspirasi, dan penghayatan ketuhanan yang semua manusia
menjadi bagian di dalamnya. Seseorang yang mempunyai kecerdasan spiritual yang memadai
mampu menerapkan ajaran agamanya secara optimal dan maksimal. Optimalisasi kecerdasan
ini juga dapat membuat orang cerdas secara utuh. Paling tidak terdapat tiga komponen hidup
yang lahir dari optimalisasi ini yaitu, kejernihan berpikir secara rasional, kecakapan emosi
dan ketenangan hidup.
Perilaku Belajar selama diperguruan tinggi juga mempengaruhi prestasi akademik
seorang mahasiswa. Kebiasaan atau perilaku belajar mahasiswa erat kaitannya dengan
penggunaan waktu yang baik untuk belajar maupun kegiatan lainnya. Hanifah dan Syukriy
(2001) bependapat bahwa, belajar yang efisien dapat dicapai apabila menggunakan strategi
yang tepat, yakni adanya pengaturan waktu yang baik dalam mengikuti perkuliahan, belajar
di rumah, berkelompok ataupun untuk mengikuti ujian. Perilaku belajar yang baik dapat
terwujud apabila mahasiswa sadar akan tanggung jawab mereka sebagai mahasiswa, sehingga
mereka dapat membagi waktu mereka dengan baik antara belajar dengan kegiatan di luar
belajar. Motivasi dan disiplin diri sangat penting dalam hal ini karena motivasi merupakan
arah bagi pencapaian yang ingin diperoleh dan disiplin merupakan perasaan taat dan patuh
pada nilai-nilai yang diyakini dan melakukan pekerjaan dengan tepat jika dirasa itu adalah
sebuah tanggung jawab.
Suwardjono (2004) menyatakan bahwa belajar diperguruan tinggi merupakan suatu
pilihan srategik dalam mencapai tujuan individual seseorang. Semangat, cara belajar, dan
sikap mahasiswa terhadap belajar sangat dipengaruhi oleh kesadaran akan adanya tujuan
individual dan tujuan lembaga pendidikan yang jelas. Dalam semua aspek ini, pengukuran
prestasi akademik merupakan hal-hal yang sangat penting untuk mengetahui tingkat
keberhasilan yang dicapai mahasiswa dalam belajar. Dalam proses belajar diperlukan
perilaku belajar yang sesuai dengan tujuan pendidikan, dimana dengan perilaku belajar
tersebut tujuan pendidikan dapat dicapai secara efektif dan efisien. Perilaku belajar sering
juga disebut kebiasaan belajar yaitu merupakan proses belajar yang dilakukan individu secara
berulang-ulang sehingga menjadi otomatis atau spontan, perilaku ini yang akan
mempengaruhi prestasi belajar (Hanifah dan Syukriy, 2001:65) dalam Nugraha (2013).
Penelitian ini dilkaukan untuk mengetahuin pengaruh kecerdasan emosional,kecerdasan
spiritual dan perilaku belajar terhadap tingkat pemahaman mahasiswa fakultas ekonomi dan
bisnis isalam IAIN METRO pada mata kuliah auditing khususnya untuk mahasiswa program
S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam.

TUJUAN PENELITIAN
Adapun Tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui:
1. Pengaruh kecerdasan emosional terhadap pemahaman mahasiswa fakultas ekonomi
dan bisnis islam
2. Pengaruh kecerdasan spiritual terhadap pemahaman mahasiswa fakultas ekonomi dan
bisnis islam
3. Pengaruh perilaku belajar terhadap pemahaman mahasiswa fakultas ekonomi dan
bisnis islam
LANDASAN TEORI
Kecerdasan Emosional
Kecerdasan emosional merupakan dasar untuk mengembangkan kecakapan emosi
yang dipelajari berdasarkan kecerdasan emosi tersebut. Kecerdasan emosional menunjang
potensi individu guna mengkajiketrampilan-ketrampilan praktis dengan berdasar pada lima
unsur, sedangkan kecakapan emosi mencerminkan banyaknya potensi yang dimiliki oleh
individu dan diterapkan pada kehidupan sehari-hari.Tingginya kecerdasan emosi yang
dimiliki oleh seseorang, bukan merupakan suatu jaminan seseorang tersebut memiliki
kecakapan emosi yang tinggi (Goleman, 2000:214).
Melandy dan Aziza (2006) menyatakan bahwa, kecerdasan emosional adalah
kecerdasan untuk menggunakan emosi sesuai dengan keinginan, kemampuan untuk
mengendalikan emosi sehingga memberikan dampak yang positif. Kecerdasan emosional
dapat membantu membangun hubungan dalam menuju kebahagiaan dan kesejahteraan.
Goleman (2003:245) membagi kecerdasan emosional menjadi lima bagian yaitu tiga
komponen berupa kompetensi emosional (pengenalan diri, pengendalian diri dan motivasi)
dan dua komponen berupa kompetensi sosial (empati dan keterampilan sosial). Lima
komponen kecerdasan emosional tersebut adalah sebagai berikut:
1. Pengenalan diri
Pengenalan diri adalah kemampuan seseorang untuk mengetahui perasaan dalam
dirinya dan digunakan untuk membuat keputusan bagi diri sendiri, memiliki tolok
ukur yang realistis atas kemampuan diri dan memiliki kepercayaan diri yang kuat.
Unsur-unsur kesadaran diri, yaitu:
a. Kesadaran emosi (emosional awareness), yaitu mengenali emosinya sendiri
dan efeknya.
b. Penilaian diri secara teliti (accurate self awareness), yaitu mengetahui
kekuatan dan batas-batas diri sendiri.
c. Percaya diri (self confidence), yaitu keyakinan tentang harga diri dan
kemampuan sendiri.
2. Pengendalian Diri
Pengendalian diri adalah kemampuan menangani emosi diri sehingga berdampak
positif pada pelaksanaan tugas, peka terhadap kata hati, sanggup menunda kenikmatan
sebelum tercapainya suatu sasaran, dan mampu segera pulih dari tekanan emosi.
Unsur-unsur pengendalian diri, yaitu:
a. Kendali diri (self-control), yaitu mengelola emosi dan desakan hati yang
merusak.
b. Sifat dapat dipercaya (trustworthiness), yaitu memelihara norma kejujuran dan
integritas.
c. Kehati-hatian (conscientiousness), yaitu bertanggung jawab atas kinerja
pribadi.
d. Adaptabilitas (adaptability), yaitu keluwesan dalam menghadapi perubahan.
e. Inovasi (innovation), yaitu mudah menerima dan terbuka terhadap gagasan,
pendekatan, dan informasi-informasi baru.
3. Motivasi
Motivasi adalah kemampuan menggunakan hasrat agar setiap saat dapat
membangkitkan semangat dan tenaga untuk mencapai keadaan yang lebih baik, serta
mampu mengambil inisiatif dan bertindak secara efektif. Unsur-unsur motivasi, yaitu:
a. Dorongan prestasi (achievement drive), yaitu dorongan untuk menjadi lebih
baik atau memenuhi standar keberhasilan.
b. Komitmen (commitmen), yaitu menyesuaikan diri dengan sasaran kelompok
atau lembaga.
c. Inisiatif (initiative), yaitu kesiapan untuk memanfaatkan kesempatan.
d. Optimisme (optimisme), yaitu kegigihan dalam memperjuangkan sasaran
kendati ada halangan dan kegagalan.
4. Empati
Empati adalah kemampuan merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain. Mampu
memahami perspektif orang lain dan menimbulkan hubungan saling percaya, serta
mampu menyelaraskan diri dengan berbagai tipe individu. Unsur-unsur empati, yaitu:
a. Memahami orang lain (understanding others), yaitu mengindra perasaan dan
perspektif orang lain dan menunjukkan minat aktif terhadap kepentingan
mereka.
b. Mengembangkan orang lain (developing other), yaitu merasakan kebutuhan
perkembangan orang lain dan berusaha menumbuhkan kemampuan orang lain.
c. Orientasi pelayanan (service orientation), yaitu mengantisipasi, mengenali,
dan berusaha memenuhi kebutuhan pelanggan.
d. Memanfaatkan keragaman (leveraging diversity), yaitu menumbuhkan
peluang melalui pergaulan dengan bermacam-macam orang.
e. Kesadaran politis (political awareness), yaitu mampu membaca arus-arus
emisi sebuah kelompok dan hubungannya dengan perasaan.
5. Keterampilan
Ketrampilan sosial adalah kemampuan menangani emosi dengan baik ketika
berhubungan dengan orang lain, bisa mempengaruhi, memimpin, bermusyawarah,
menyelasaikan perselisihan, dan bekerjasama dalam tim. Unsur-unsur ketrampilan
sosial, yaitu:
a. Pengaruh (influence), yaitu memiliki taktik untuk melakukan persuasi.
b. Komunikasi (communication), yaitu mengirim pesan yang jelas dan
meyakinkan.
c. Manajemen konflik (conflict management), yaitu negoisasi dan pemecahan
silang pendapat.
d. Kepemimpinan (leadership), yaitu membangitkan inspirasi dan memandu
kelompok dan orang lain.
e. Katalisator perubahan (change catalyst), yaitu memulai dan mengelola
perusahaan.
f. Membangun hubungan (building bond), yaitu menumbuhkan hubungan yang
bermanfaat.
g. Kolaborasi dan kooperasi (collaboration and cooperation), yaitu kerjasama
dengan orang lain demi tujuan bersama.
h. Kemampuan tim (tim capabilities), yaitu menciptakan sinergi kelompok dalam
memperjuangkan tujuan bersama.
Kecerdasan Spiritual
Ginanjar (2005) mendefinisikan kecerdasan spiritual sebagai kemampuan untuk
memberi makna ibadah terhadap setiap perilaku dan kegiatan melalui langkah-langkah dan
pemikiran yang bersifat fitrah, menuju manusia yang seutuhnya dan memiliki pola pemikiran
integralistik, serta berprinsip hanya karena Allah. Ginanjar (2005) menyebutkan kecerdasan
Spiritual adalah kemampuan untuk memberi makna spiritual terhadap pemikiran, perilaku
dan kegiatan, serta mampu menyinergikan IQ, EQ dan SQ secara komprehensif.
Prinsip-prinsip kecerdasan spiritual menurut Rachmi (2010: 44), yaitu:
a. Prinsip Bintang Prinsip bintang adalah prinsip yang berdasarkan iman kepada Tuhan
yang Maha Kuasa. Semua tindakan yang dilakukan hanya untuk Tuhan dan tidak
mengharap pamrih dari orang lain dan melakukannya sendiri.
b. Prinsip Malaikat (Kepercayaan) Prinsip malaikat adalah prinsip berdasarkan iman
kepada Malaikat. Semua tugas dilakukan dengan disiplin dan baik sesuai dengan sifat
malaikat yang dipercaya oleh Tuhan untuk menjalankan segala perintah Tuhan yang
Maha Kuasa.
c. Prinsip Kepemimpinan Prinsip kepemimpinan adalah Pada Agama Islam yaitu prinsip
berdasarkan iman kepada Rasullullah SAW. Seorang pemimpin harus memiliki
prinsip yang teguh, agar mampu menjadi pemimpin yang sejati. Seperti Rasullullah
SAW adalah seorang pemimpin sejati yang dihormati oleh semua orang.
d. Prinsip Pembelajaran Prinsip pembelajaran adalah prinsip berdasarkan iman kepada
kitab. Suka membaca dan belajar untuk menambah pengetahuan dan mencari
kebenaran yang hakiki. Berpikir kritis terhadap segala hal dan menjadikan kitab suci
sebagai pedoman dalam bertindak.
e. Prinsip Masa Depan Prinsip masa depan adalah prinsip yang berdasarkan iman
kepada ”hari akhir”. Berorientasi terhadap tujuan, baik jangka pendek, jangka
menengah maupun jangka panjang, disertai keyakinan akan adanya ”hari akhir”
dimana setiap individu akan mendapat balasan terhadap setiap tindakan yang
dilakukan.
f. Prinsip Keteraturan Prinsip keteraturan merupakan prinsip berdasarkan iman kepada
”ketentuan Tuhan”. Membuat semuanya serba teratur dengan menyusun rencana atau
tujuan secara jelas. Melaksanakan dengan disiplin karena kesadaran sendiri, bukan
karena orang lain.
Perilaku Belajar
Perilaku belajar adalah suatu sikap yang muncul dari diri siswa dalam menanggapi
dan meresponi setiap kegiatan belajar mengajar yang terjadi, menunjukkan sikapnya apakah
antusias dan bertanggung jawab atas kesempatan belajar yang diberikan kepadanya.
Perilaku belajar memiliki dua penilaian kualitatif yakni baik dan buruk tergantung
kepada individu yang mengalaminya, untuk meresponinya dengan baik atau bahkan acuh tak
acuh. Perilaku belajar juga berbicara mengenai cara belajar yang dilakukan oleh siswa itu
sendiri, sehingga dapat disimpulkan bahwa perilaku belajar adalah merupakan cara atau
tindakan yang berisi sikap atas pelaksanaan teknik-teknik belajar yang dilaksanakan individu
atau siapapun juga dalam waktu dan situasi belajar tertentu.
Surachmand mengemukakan lima yang berhubungan dengan perilaku belajar yang baik,
yaitu:
1. kebiasaan mengikuti pelajaran,
2. kebiasaan membaca buku,
3. Kebiasaan mengunjungi perpustakaan,
4. Kebiasaan mnghadapi Ujian.
Dampak kebiasaan belajar yang jelek bertambah berat ketika kebiasaan itu membiarkan
mahasiswa dapat lolos tanpa gagal.Untuk meningkatkan kebiasaan belajar, sebaiknya lebih
dulu menggariskan berapa lama waktu yang digunakan untuk belajar, bagaimana membagi
waktu belajar, kapan dan di mana belajar, seberapa baik berkonsentrasi dan bagaimana sikap
dan metode yang digunakan dalam belajar.Kebiasaan belajar mahasiswa erat kaitannya
dengan penggunaan waktu, baik untuk belajar maupun untuk kegiatan lain yang menunjang
belajar. Hal ini sesuai dengan pendapat Rostiah bahwa belajar yang efisien dapat dicapai
apabila menggunakan strategi yang tepat, yakni adanya pengaturan waktu, baik waktu untuk
mengikuti ujian.
Strategi belajar yang efisien akan mengarah pada hasil belajar yang maksimal. Dorongan
untuk membiasakan belajar dengan baik perlu diberikan karena mengarahkan pada suatu
pembentukan sikap dalam bertindak. Untuk itu, yang terpenting adalah adanya motivasi dari
diri individu untuk terbiasa belajar secara tepat, efektif dan efisien. Dalam proses belajar
diperlukan perilaku belajar yang sesuai dengan tujuan pendidikan, dimana dengan perilaku
belajar tersebut tujuan pendidikan dapat dicapai secara efektif dan efisien, sehingga prestasi
akademik dapat ditingkatkan. Perilaku belajar, sering juga disebut kebiasaan belajar,
merupakan dimensi belajar yang dilakukan individu secara berulang-ulang sehigga menjadi
otomatis atau spontan. Perilaku ini akan mempengaruhi prestasi belajar .
Pemahaman Audit
Auditing merupakan salah satu mata kuliah keahlian yang ada dalam kurikulum
pembelajaran akuntansi. Mata kuliah ini dianggap penting untuk dipahami karena dapat
membuka lapangan pekerjaan yang lebih luas bagi lulusan akuntansi. Saat ini telah banyak
berdiri perusahaan perseorang atau persekutuan yang bergerak di bidang akuntansi dan
auditing yaitu Kantor Akuntan Publik (KAP) maupun Kantor Jasa Akuntan (KJA). Menurut
A Statement of Basic Auditing Concepts, (ASOBAC), auditing adalah suatu proses
sistematik untuk menghimpun dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai asersi
tentang berbagai tindakan atau kejaidan ekonomi untuk menentukan tingkat kesesuaian antara
asersi tersebut.
Menurut Agoes (2004), auditing adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan secara
kritis dan sistematis, oleh pihak yang independen, terhadap laporan keuangan yang telah
disusun oleh manajemen, beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya,
dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan
tersebut audit merupakan aktivitas pemeriksaan sebuah entitas ekonomi, dengan cara yang
objektif dan dilakukan secara kritis dan sistematis. Ini merupakan salah satu syarat
karakteristik seoarang auditor yang baik, di mana ketika melakukan audit ia akan melakukan
secara objektif, ini berarti bahwa seorang yang melakukan audit akan bekerja secara bebas
dari konflik kepentingan yang akan ia hadapi.
Arens dan Loebbecke (2003) Kegiatan audit menurut Arens dan Loebbecke
merupakan suatu proses pengumpulan sekaligus evaluasi terhadap bukti informasi terukur
pada suatu entitas ekonomi secara kompeten dan independen dalam menentukan dan
melaporkan bahwa informasi yang tersedia telah sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.
Mulyadi (2002) Menurut Mulyadi, audit adalah proses memperoleh dan mengevaluasi
bukti secara objektif dan sistematis atas tuduhan kegiatan ekonomi dalam menetapkan tingkat
kesesuaian antara laporan yang ada dengan kriteria yang telah ditetapkan, yang selanjutnya
akan disampaikan hasilnya kepada pengguna yang bersangkutan.
Berdasarkan definisi audit diatas, dapat disimpulkan bahwa audit sebagai sebuah proses yang
sistematis untuk memperoleh serta mengevaluasi bukti yang berhubungan dengan aserasi
tentang tindakan serta kejadian ekonomi seperti halnya yang dibahas pada buku Auditing:
Dasar-Dasar Pemeriksaan Akutansi.
Kerangka Berfikir

Kecerdasan Emosional
(X1)

Kecerdasan Spritual Tingkat Pemahaman


(X2) Terhadap Audit
(Y)
Perilaku Belajar
(X3)

Hipotesis Penelitian
H1 : kecerdasan emosional, kecerdasan spiritual, Perilaku belajar mahasiswa fakultas
ekonomi dan bisnis berpengaruh terhadap tingkat pemahaman auditing.
H1a : kecerdasan emosional berpengaruh terhadap tingkat pemahaman auditing.
H1b : kecerdasan spiritual berpengaruh positif terhadap tingkat pemahaman auditing.
H1c : Perilaku belajar mahasiswa fakultas ekonomi dan bisnis berpengaruh terhadap
tingkat pemahaman auditing.

METODE PENELITIAN
Jenis penelitian
Penelitian ini mengggunakan pendekatan kuantitatif dengan melakukan pengujian
hipotesis. Tujuan penelitian ini untuk memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh
kecerdasan emosional, kecerdasan spiritual dan minat belajar terhadap pemahaan akuntansi.
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner,dan wawancara.
Populasi dan sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan sampel menurut Sugiyono (2006:90), sampel
merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel
yang diambil dari populasi harus betul-betul representative (mewakili). Populasi dalam
penelitian ini adalah mahasiswa S1 angkatan 2020. Penelitian ini mengambil sampel
mahasiswa dari Institut Agama Islam Negeri Metro.
Sumber data penelitian
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yaitu sumber
data yang diperoleh dari responden melalui kuesioner. Penyebaran kuesioner dilakukan untuk
memperoleh data diri responden dan penilaian kecerdasan emosional, kecerdasan spiritual,
dan perilaku belajar terhadap tingkat pemahaman auditing.
Devinisi operasional variable
Kecerdasan Emosional
Alat ukur yang digunakan untuk mengukur variabel kecerdasan emosional adalah
dengan menggunakan kuesioner yang diadopsi dari Goleman (2003:245) menjadi lima bagian
yaitu tiga komponen berupa kompetensi emosional (pengenalan diri, pengendalian diri dan
motivasi) dan dua komponen berupa kompetensi sosial (empati dan keterampilan sosial)
yaitu:
a. Pengenalan Diri.
b. Pengendalian Diri.
c. Motivasi.
d. Empati.
e. Ketrampilan.
Kecerdasan Spiritual
Alat ukur yang digunakan untuk mengukur variabel kecerdasan spiritual adalah
dengan menggunakan kuesioner yang diadopsi dari Rachmi (2010:44). Instrumen SQ dalam
penelitian ini dikembangkan menjadi 6 dimensi yaitu:
a. Prinsip Bintang.
b. Prinsip Malaikat.
c. Perinsip Kepemimpinan.
d. Prinsip Pembelajaran.
e. Prinsip Masa Depan.
f. Prinsip Keteraturan.

Perilaku Belajar
Alat ukur yang digunakan untuk mengukur variabel perilaku belajar adalah dengan
menggunakan kuesioner yang diadopsi dari Surachmad, yang dikembangkan menjadi 4
dimensi, yaitu:
a. Kebiasaan Mengikuti Pelajaran.
b. Kebisaan Membaca Buku.
c. Kunjungan ke Perpustakaan.
d. Kebiasaan Menghadapi Ujian.
Pemahaman Audit
Untuk mengukur tingkat pemahaman dan menguasai audit menggunakan rata-rata
nilai mata kuliah yang berkaitan dengan audit.
Teknik pengumpulan data
Teknik Pengumpulan Data pada penelitian ini menggunakan metode survei. Tenik
survei merupakan teknik pengumpulan data primer yang menggunakan pertanyaan lisan dan
tertulis. Teknik ini memerlukan adanya kontak atau hubungan antara peneliti dengan subyek
(responden) penelitian untuk memperoleh data yang diperlukan penyebaran kuesioner
disebarkan dengan survei langsung, lalu menanyakan kesediaan untuk mengisi kuesioner.
Prosedur ini penting dilaksanakan karena peneliti ingen menjaga agar kuesioner hanya diisi
oleh responder yang memenuhi syarat dan bersedia mengisi dengan kesungguhan.
Teknik analisis data
Analisi Statistik Deskriptif Analisis statistik deskriptif yang digunakan penelitian
untuk menggambarkan variabel-variabel dalam penelitian. Pengungkuran yang digunakan
dalam penelitian ini mencangkup nilai rata-rata (mean), standar deviasi, minimum, dan
maksimum.
Analisis regresi berganda yang dijelaskan dengan persamaan sebagai berikut :
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e
Dimana :
Y : Pemahaman Auditing
a : Konstanta
b : Koefisien Regresi
X1 : Kecerdasan Emosional
X2 : Kecerdasan Spiritual
X3 : Minat Belajar.

Anda mungkin juga menyukai