Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan persepsi antara
akuntan pendidik, akuntan internal, dan akuntan publik terkait kompetensi yang harus
dimiliki lulusan S1 akuntansi. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian
kuantitatif. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh
dari penyebaran kuesioner. Populasi dalam penelitian ini adalah stakeholder yang terdiri
dari tiga kelompok responden, yaitu: akuntan pendidik, akuntan internal, dan akuntan
publik. Sedangkan sampel dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan metode
purposive sampling. Jumlah sampel dalam penelitian ini 102 responden yang terdiri dari
34 responden untuk masing-masing kelompok responden. Metode analisis data yang
digunakan adalah analisis uji beda yang diolah menggunakan program SPSS 20,0 for
Windows.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan persepsi antara akuntan
pendidik dengan akuntan internal, akuntan pendidik dengan akuntan publik, dan
akuntan internal dengan akuntan publik terkait kompetensi yang harus dimiliki lulusan
akuntansi. Dimana akuntan pendidik memiliki persepsi yang lebih tinggi dibandingkan
dengan akuntan internal dan akuntan publik. Hal ini sesuai dengan hasil analisis data,
dimana akuntan pendidik merasa 47 kompetensi menurut Albrecht and Sack harus
dimiliki lulusan akuntansi untuk mampu saing di dunia kerja. Masing-masing akuntan
memiliki persepsi yang berbeda, hal ini terjadi karena persepsi dipengaruhi oleh banyak
hal salah satunya adalah pengalaman kerja.
Abstract
The purpose of the study was to find out different perception between educator
accountancy, internal accountancy, and public accountancy in relation to the
competency that the graduate of S1 accountancy should have. It was a quantitative
research design, using a primary data obtained from distributing questionnaire. The
population involved in the study was all stakeholders consisting of three different groups
of respondents, that is: educator accountancy, internal accountancies, and public
accountancies. While the samples were selected based on a purposive sampling
method with a total number of 102 respondents consisted of 34 respondents for every
group of respndents respenctively. The analysis was made by using t-test supported by
SPSS program 20.0 for windows.
The results of the study indicated that there was a different perception between
educator accountancy and internal accountancy, between educator accountancy and
pblic accountancy, and internal accountancy and public accountancy in relation to the
e-Journal Ak S1 Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015)
competency that the graduate of accountancy S1 program should have. Where educator
accountancy had higher perception than internal accountancy and public accountancy. It
was related to the results of data analysis, where educator accountancy got 47 point of
competency according to Albrecht and Sack that the graduate should have in order to
be competitive in the working opportunities. Every accountancy had different perception,
because every perception could be influenced by many factors, one of them is working
experience.
yang efektif. Jika terkait dengan kompetensi harus dimiliki lulusan S1 akuntansi di dunia
yang dibutuhkan lulusan akuntansi, maka kerja.
persepsi akuntan patut untuk Akuntan pendidik sebagai tenaga
diperhitungkan. Mengingat profesi akuntan pengajar dan penyalur ilmu pendidikan
adalah profesi yang akan digeluti oleh formal akuntansi memiliki peran yang
lulusan akuntansi, untuk itu diperlukan sangat penting dalam mencetak lulusan
kompetensi yang menunjang karir dalam akuntansi yang berdaya saing. Profesi
menggeluti profesi akuntan. akuntan pendidik sangat dibutuhkan bagi
Menurut Subroto (2001:156), akuntan kemajuan profesi akuntansi itu sendiri,
adalah seseorang yang melakukan karena di tangan akuntan pendidik para
pelayanan akuntansi. Akuntan menyiapkan calon akuntan akan dididik (Harahap,
laporan keuangan dan mengembangkan 1991). Sedangkan, profesi akuntan internal
rencana keuangan, mengerjakan perusahaan disebut juga sebagai akuntan
pembukuan pribadi (untuk perusahaan), manajemen yang bekerja pada suatu
pembukuan umum (untuk perusahaan perusahaan dan berpartisipasi dalam
akuntan), dan akuntan yang tidak mencari mengambil keputusan mengenai investasi
keuntungan (untuk perwakilan pemerintah). jangka panjang (capital budgeting),
Profesi akuntan yang dapat digeluti oleh menjalankan tugasnya sebagai akuntan
lulusan akuntansi ada banyak, diantaranya yang mengatur pembukuan dan pembuatan
adalah akuntan pendidik, akuntan internal, ikhtisar-ikhtisar keuangan, atau membuat
dan akuntan publik. Akuntan pendidik (serta mendesain) sistem informasi
adalah akuntan yang bertugas dalam akuntansi perusahaan (Harahap, 1991).
pendidikan akuntansi, yaitu mengajar, Maka perbedaan kompetensi yang
menyusun kurikulum pendidikan akuntansi diperlukan antara akuntan pendidik dan
dan melakukan penelitian di bidang akuntan internal, yaitu: akuntan pendidik
akuntansi (Soemarso, 2004). Menurut lebih condong harus memiliki kompetensi
Mulyadi (2002:29) mendefinisikan auditor untuk melakukan penelitian, kemampuan
internal sebagai auditor yang bekerja dalam menyalurkan ilmu pengetahuan,
perusahaan yang tugas pokoknya adalah kemampuan memotivasi orang lain,
menentukan apakah kebijakan dan sedangkan untuk akuntan internal harus
prosedur yang ditetapkan aleh manajemen memiliki kemampuan membuat sistem
pucak telah dipatuhi, menentukan baik atau akuntansi, kemampuan untuk mengambil
tidaknya penjagaan terhadap kekayaan keputusan, dan kemampuan komunikasi
organisasi, menentukan efisiensi dan dan manajemen.
efektivitas prosedur kegiatan organisasi, H1. Terdapat perbedaan persepsi akuntan
serta menentukan keandalan informasi pendidik dengan akuntan internal
yang dihasilkan oleh berbagai bagian terhadap kompetensi lulusan S1
organisasi. Menurut Mulyadi (1992) Akuntansi.
mendefinisikan Akuntan Publik sebagai Akuntan pendidik merupakan agen
akuntan profesional yang menjual jasanya yang dapat menghubungkan penawaran
kepada masyarakat, terutama bidang tenaga kerja dengan permintaan tenaga
pemeriksaan terhadap laporan keuangan kerja. Dikatakan demikian, karena akuntan
yang dibuat oleh kliennya. Pemeriksaan pendidik merupakan kelompok akademisi
tersebut terutama ditujukan untuk yang mentransfer ilmu kepada anak didik
memenuhi kebutuhan para kreditor, sehingga dapat menjadi lulusan yang
investor, calon kreditor, calon investor, dan berkualitas. Memiliki tingkat pendidikan
instansi pemerintah (terutama instansi yang tinggi dan menguasai pengetahuan
pajak). bisnis dan akuntansi, teknologi informasi
Tujuan penelitian ini adalah untuk dan mampu mengembangkan
mengetahui perbedaan persepsi antara pengetahuannya melalui penelitian adalah
akuntan pendidik, akuntan internal, dan hal yang diperlukan seorang akuntan
akuntan publik terkait kompetensi yang pendidik (Harahap, 1991). Seorang lulusan
akutansi untuk menjadi seorang akuntan
e-Journal Ak S1 Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015)
Hasil pengujian terhadap homogenitas memiliki persepsi yang lebih baik terhadap
varians diperoleh nilai F sebesar 3.126 kompetensi yang diperlukan lulusan S1
dengan signifikansi sebesar 0.082. Nilai akuntansi di dunia kerja dibandingkan
signifikansi yang lebih besar dari 0,05 yang dengan akuntan publik. Akuntan pendidik
berari bahwa varians kedua sampel adalah memiliki nilai mean yang lebih tinggi
heterogen. Selanjutnya, hasil pengujian daripada akuntan publik, yaitu sebesar
dengan equal variance assumed diperoleh 211,91 sedangkan akuntan publik memiliki
nilai t sebesar 6.696 dengan signifikansi mean 195,06.
0,000. Nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 H3. Terdapat perbedaan persepsi akuntan
menunjukan bahwa hipotesis penelitian internal dengan akuntan publik
diterima. Ini berarti terdapat perbedaan terhadap kompetensi lulusan S1
persepsi akuntan pendidik dengan akuntan akuntansi.
publik terhadap kompetensi lulusan S1 Berdasarkan hasil uji yang dilakukan
akuntansi. Dimana akuntan pendidik diperoleh hasil sebagai berikut:
memiliki pengalaman kerja yang lebih baik kompetensi yang ada dalam 47 kompetensi
daripada kelompok lain. Hal ini sesuai menurut Albrecht dan Sack, tujuh
dengan teori yang diungkapkan oleh diantaranya dianggap tidak terlalu
Robbins and Judge (2009), dimana diperlukan untuk lulusan akuntansi, yaitu:
persepsi dipengaruhi oleh banyak faktor Leadership, Flexibility, Decesion making,
dan salah satu faktor tersebut adalah Countinuous learning, Cultural sensitivity,
pengalaman. Riskpropensitivity, Chang management,
dan Critical thingking. Sedangkan menurut
Terdapat Perbedaan Persepsi antara persepsi akuntan publik menganggap tiga
Akuntan Internal dengan Akuntan Publik kompetensi tidak terlalu diperlukan untuk
terhadap Kompetensi Lulusan S1 lulusan akuntansi, yaitu: Work ethic,
Akuntansi. Flexibility, dan Risk propensitivity. Dalam
Untuk hipotesis terakhir yang hasil uji statistik deskriptif hanya
menyatakan terdapat perbedaan persepsi kompetensi-kompetensi tersebut yang
antara akuntan internal dengan akuntan memiliki nilai mean dibawah angka 4.
publik terhadap kompetensi lulusan S1 Untuk kompetensi psikomotorik,
akuntansi juga diterima. Dimana dari hasil terdapat perbedaan persepsi akuntan
uji independen sample t-tets dengan internal dengan akuntan publik, dengan
pengujian Equal Variance Not Assumed perbedaan persepsi rata-rata 10.91 dengan
diperoleh nilai t sebesar -2,374 dengan signifikansi 0,001. Sedangkan dari hasil uji
signifikansi 0,023. Pernyataan ini statistik deskriptif untuk kompetensi
dipertegas lagi dengan hasil uji One Way psikomotorik, dimana dari 24 kompetensi
Anova dan uji statistik deskriptif, dimana psikomotorik menurut Albrecht dan Sack,
untuk perbedaan persepsi yang antar akuntan internal menggangap hanya tujuh
responden bisa dilihat sebagai berikut: kompetensi yang dibutuhkan lulusan
Hasil uji ANOVA pada kompetensi akuntansi untuk di dunia kerja, yaitu:
kognitif menunjukkan terdapat perbedaan Negotiation, Customer service, Computer
persepsi antara akuntan internal dengan literacy, Problem solving, Teamwork, dan
akuntan publik dengan perbedaan rata-rata Read with understanding. Dalam hasil uji
1.74 dengan signifikansi 0,049. Sedangkan statistik deskriptif hanya ketujuh kompetensi
dari hasil uji statistik deskriptif untuk tersebut yang memiliki nilai mean diantara
kompetensi kognitif menurut Albrecht dan 4-5. Sedangkan persepsi akuntan publik
Sack, akuntan internal hanya menganggap menganggap lima dari 24 kompetensi
kompetensi Logica argument dan psikomotorik kurang dibutuhkan lulusan
Technical/bookkeeping saja yang akuntansi untuk di dunia kerja, kelima
diperlukan untuk lulusan akuntansi. kompetensi tersebut yaitu: Self promotion,
Sedangkan akuntan publik hanya Creativity, Cross cultural communication,
menganggap kompetensi Analytical dan Interdisciplinarity, dan Research. Dalam
Technical/bookkeeping saja yang hasil uji statistik deskriptif kelima
diperlukan untuk lulusan akuntansi. Dimana kompetensi tersebut memiliki nilai mean
hanya kompetensi tersebut yang memiliki dibawah angka 4.
nilai mean yang berkisar antara 4-5. Penelitian ini mendukung penelitian
Hasil uji ANOVA pada komptensi yang dilakukan Iqbal (2005) terkait
afektif menunjukkan bahwa terdapat pengetahuan teknologi yang harus dikuasai
perbedaan persepsi akuntan internal seorang akuntan, dimana hasil penelitian ini
dengan akuntan publik, dengan perbedaan menunjukkan akuntan publik dan intern
rata-rata 0.74 dengan signifikansi 0,912, berpendapat sama bahwa tekonologi
perbedaan persepsi yang terjadi antara informasi harus dikuasai untuk menjadi
akuntan internal dan akuntan publik relatif seorang akuntan. Pengetahuan sistem
sedikit, karena tingkat signifikansi ini jauh software dan komputer akuntansi juga
diatas 0,05. Sedangkan dari hasil uji disebutkan dalam salah satu teknologi yang
statistik deskriptif untuk kompetensi kognitif, harus dikuasai akuntan. Secara umum,
menurut persepsi akuntan internal, dari 18 kelompok responden akuntan internal dan
e-Journal Ak S1 Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015)
akuntan publik yang diuji dalam penelitian terhadap kompetensi lulusan S1 akuntansi
ini memiliki persepsi yang baik terhadap bisa diterima. Dimana akuntan publik
kompetensi lulusan S1 akuntansi. memiliki persepsi yang lebih baik
Perbedaan yang terjadi hanya ditimbulkan dibandingkan dengan akuntan internal, hal
karena satu kelompok memiliki pengalaman ini karena nilai mean akuntan publik lebih
kerja yang lebih baik daripada kelompok tinggi dari akuntan internal.
lain. Hal ini sesuai dengan teori yang
diungkapkan oleh Robbins and Judge Saran
(2009), dimana persepsi dipengaruhi oleh Berdasarkan simpulan dan
banyak faktor dan salah satu faktor tersebut keterbatasan dalam penelitian ini, adapun
adalah pengalaman. beberapa saran dan rekomendasi yang
dapat diberikan, antara lain: 1) Penelitian
SIMPULAN DAN SARAN selanjutnya dapat menambah jumlah
Simpulan sampel dan memperluar objek penelitian. 2)
Berdasarkan hasil analisis data dan Pertanyaan demografi harus dibuat lebih
uraian-uraian yang telah penulis paparkan, efisien, sehingga informasi yang diperlukan
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: terpenuhi. 3) Menambahkan persepsi
hasil pengujian Independen Sample T-Test akuntan pemerintah dan pihak-pihak yang
dengan Equal Variance Not Assumed terkait lainnya untuk mengetahui persepsi
diperoleh nilai t sebesar 5.253 dengan terkait kompetensi yang dibutuhkan lulusan
signifikansi 0,000. Nilai signifikansi lebih S1 akuntansi di dunia kerja. 4)
kecil dari 0,05 menunjukan bahwa hipotesis Menambahkan kompetensi lulusan S1
penelitian yang menyatakan terdapat akuntansi yang telah dikembangkan untuk
perbedaan persepsi antara akuntan mengetahui dan membandingkan dengan
pendidik dengan akuntan internal terhadap kompetensi yang dibutuhkan di dunia kerja,
kompetensi lulusan S1 akuntansi bisa sehingga perbaikan kurikulum bisa
diterima. Dimana akuntan pendidik memiliki dilakukan.
persepsi yang lebih baik dibandingkan
dengan akuntan internal, hal ini karena nilai
mean akuntan pendidik lebih tinggi dari DAFTAR PUSTAKA
akuntan internal. Agoes, Sukrisno dan I Cening Ardana.
Hasil pengujian Independen Sample 2009. Etika Bisnis dan Profesi.
T-Test dengan equal variance Jakarta: Salemba Empat.
assumeddiperoleh nilai t sebesar 6.696
dengan signifikansi 0,000. Nilai signifikansi Albrecht,W. S. and Sack, Robert J. 2000.
lebih kecil dari 0,05 menunjukan bahwa Accounting Education: Charting the
hipotesis penelitian yang menyatakan Coursethrough a Perilous
terdapat perbedaan persepsi antara Future.American Accounting
akuntan pendidik dengan akuntan publik Association. Bessie Drive, Sarasota,
terhadap kompetensi lulusan S1 akuntansi Florida.
bisa diterima. Dimana akuntan pendidik
memiliki persepsi yang lebih baik Ekayana, Ni Nengah Seri dan Made
dibandingkan dengan akuntan publik, hal ini Pradana Adi Putra. 2003. Persepsi
karena nilai mean akuntan pendidik lebih Akuntan dan Mahasiswa Bali
tinggi dari akuntan publik. terhadap Etika Bisnis.Simposium
Hasil pengujian Independen Sample Nasional Akuntansi (SNA) VI.
T-Test dengan Equal Variance Not Surabaya.
Assumed diperoleh nilai t sebesar -2,374 Gursida, Hari. 1999. Peningkatan
dengan signifikansi 0,023. Nilai signifikansi Profesionalisme Akuntan di Masa
lebih kecil dari 0,05 menunjukan bahwa Pemulihan Ekonomi Indonesia. Edisi
hipotesis penelitian yang menyatakan No.3. Bogor: Fakultas Ekonomi,
terdapat perbedaan persepsi antara Universitas Pakuan.
akuntan internal dengan akuntan publik
e-Journal Ak S1 Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015)
Harahap, Sofyan Syafri. 1991. Auditing Robbins, Stephen dan Timothy Jugde.
Kontemporer. Surabaya: Erlangga. 2009. Prilaku Organisasi
(Organizasional Behavior). Jakarta:
Iqbal, Hasan. 2005. Pokok-pokok Materi Salemba Empat.
statistik 1 (Statistik Deskriptif),
Jakarta: PT. Bumi Askara. Setiyani, Rahmalia. 2003. Persepsi Akuntan
Pendidik Dan Akuntan Publik
Kementerian Pendidikan Nasional. 2010. Terhadap Kualitas Akuntan
Rambu-rambu Pengembangan Menghadapi Tuntutan
Kegiatan KKG dan MGMP. Jakarta: Profesionalisme Di Era Globalisas.
Direktorat Jenderal Peningkatan Surakarta: Fakultas Ekomomi,
Mutu Pendidik dan Tenaga Universitas Sebelas Maret.
Kependidikan dalam
http://ml.scribd.com/doc/59277025/R Setyaningsih, Iin. 2005. Persepsi Akuntan
ambu-Rambu-KKG-DAN-MGMP Pendidik dan Pengguna Jasa
Buku-1 diakses 12 September 2014, Akuntan (Instansi Pemerintah)
11:59 WITA. Terhadap Kualifikasi Entry Level
Accountant. Jakarta: Skripsi FE UNS.
Lubis, Irsyad, 2010. Bank dan Lembaga
Keuangan Lain, Medan: USU Press. Soemarso. 2004. Akuntansi Suatu
Pengantar Jilid 2. Jakarta: Salemba
Mulyadi, 1992, Pemeriksaan Akuntan. ed. Empat.
4. Yogyakarta: STIE YKPN.
Subroto, Bambang. 2001. Kode Etik
Mulyadi. 2002. Auditing. Buku Dua, Edisi Akuntan dan Kepatuhan Akuntan
Ke Enam. Jakarta: Salemba empat. terhadap Kode Etik. Jurnal Ekonomi
dan Manajemen. Vol.2. No.2.
Mulyana, Deddy. (2002). Ilmu Komunikasi Desember 2001 : 155-166.
Suatu Pengantar. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Oktavia, Melani. 2005. Analisis Faktor- Bandung: Alfabeta.
faktor yang Memotivasi Pemilihan
Karier bagi Mahasiswa Akuntansi. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2011
Bandung: Fakultan Ekonomi, tentang Akuntan Publik.
Universitas Widyatama.
West, R. 1998. Learning for life: higher
Riczqi, Tri Srihadi Putri. 2012. Persepsi education review. Final report
Mahasiswa Akuntansi dan Akuntan department of employment,
Pendidik Terhadap Kompetensi yang education, training, and youth affair
Dibutuhkan Lulusan Akuntansi.
Diponogoro Jurnal Of Accounting.
Vol.1.