Anda di halaman 1dari 12

e-Journal Ak S1 Universitas Pendidikan Ganesha

Jurusan Akuntansi program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015)

ANALISIS PERBEDAAN PERSEPSI TERKAIT KOMPETENSI LULUSAN


S1 AKUNTANSI

1NiNyoman Sri Murniasih,


1Edy Sujana, 2I Gusti Ayu Purnamawati

Jurusan Akuntansi Program S1


UniversitasPendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia

e-mail: {chozma71@gmail.com, ediesujana_bali@yahoo.com,


ayupurnama07@yahoo.com}@undiksha.ac.id

Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan persepsi antara
akuntan pendidik, akuntan internal, dan akuntan publik terkait kompetensi yang harus
dimiliki lulusan S1 akuntansi. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian
kuantitatif. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh
dari penyebaran kuesioner. Populasi dalam penelitian ini adalah stakeholder yang terdiri
dari tiga kelompok responden, yaitu: akuntan pendidik, akuntan internal, dan akuntan
publik. Sedangkan sampel dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan metode
purposive sampling. Jumlah sampel dalam penelitian ini 102 responden yang terdiri dari
34 responden untuk masing-masing kelompok responden. Metode analisis data yang
digunakan adalah analisis uji beda yang diolah menggunakan program SPSS 20,0 for
Windows.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan persepsi antara akuntan
pendidik dengan akuntan internal, akuntan pendidik dengan akuntan publik, dan
akuntan internal dengan akuntan publik terkait kompetensi yang harus dimiliki lulusan
akuntansi. Dimana akuntan pendidik memiliki persepsi yang lebih tinggi dibandingkan
dengan akuntan internal dan akuntan publik. Hal ini sesuai dengan hasil analisis data,
dimana akuntan pendidik merasa 47 kompetensi menurut Albrecht and Sack harus
dimiliki lulusan akuntansi untuk mampu saing di dunia kerja. Masing-masing akuntan
memiliki persepsi yang berbeda, hal ini terjadi karena persepsi dipengaruhi oleh banyak
hal salah satunya adalah pengalaman kerja.

Kata kunci: Kompetensi, Persepsi, Akuntan

Abstract
The purpose of the study was to find out different perception between educator
accountancy, internal accountancy, and public accountancy in relation to the
competency that the graduate of S1 accountancy should have. It was a quantitative
research design, using a primary data obtained from distributing questionnaire. The
population involved in the study was all stakeholders consisting of three different groups
of respondents, that is: educator accountancy, internal accountancies, and public
accountancies. While the samples were selected based on a purposive sampling
method with a total number of 102 respondents consisted of 34 respondents for every
group of respndents respenctively. The analysis was made by using t-test supported by
SPSS program 20.0 for windows.
The results of the study indicated that there was a different perception between
educator accountancy and internal accountancy, between educator accountancy and
pblic accountancy, and internal accountancy and public accountancy in relation to the
e-Journal Ak S1 Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015)

competency that the graduate of accountancy S1 program should have. Where educator
accountancy had higher perception than internal accountancy and public accountancy. It
was related to the results of data analysis, where educator accountancy got 47 point of
competency according to Albrecht and Sack that the graduate should have in order to
be competitive in the working opportunities. Every accountancy had different perception,
because every perception could be influenced by many factors, one of them is working
experience.

Keywords: competency, perception, accountancy

PENDAHULUAN kompetensi seperti kognitif, afektif, dan


Di era globalisasi ini, tidak sedikit psikomotorik. Kognitif merupakan
lulusan perguruan tinggi dengan nilai bagus kemampuan intelektual individu dalam
yang mengalami kebingungan saat berpikir, bertindak dan mengaplikasikan
dihadapkan pada dunia kerja yang ilmu sesuai dengan bidang keahliannya.
sesunguhnya. Dan tidak jarang pula lulusan Afektif adalah segmen emosional atau
perguruan tinggi yang bekerja tidak sesuai perasaan dari suatu sikap yang
dengan bidang studi yang ditekuninya. Hal dicerminkan dalam pernyataan.
yang sama juga terjadi pada bidang Sedangkan, psikomotorik berhubungan
akuntansi. Dalam wawancara sederhana dengan keterampilan yang dimiliki
yang dilakukan pada 30 sampel lulusan seseorang. Keterampilan dapat terlihat
akuntansi yang sudah bekerja, hanya sesuai dengan kecakapan seseorang
33,33% yang bekerja sesuai dengan ranah dalam berperilaku (Lubis, 2010). Ketiga
akuntansi. komponen tersebut membentuk
Fenomena ini menjadi semakin ironis kemampuan yang disebut kompetensi.
ketika UU No. 5 Tahun 2011 tentang Kompetensi adalah kemampuan
Akuntan Publik, yang menyebutkan bahwa sikap, berpikir, dan bertindak secara
profesi akuntan bisa diperoleh oleh jurusan konsisten sebagai perwujudan dari nilai
lain selain akuntansi. Belum lagi setelah pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki
diberlakukannya perdagangan bebas seseorang dalam dunia kerja karena
antara negara-negara di kawasan Asia- semakin meningkatnya persaingan pada
Pasifik dalam kerjasama ekonomi APEC semua bidang kehidupan (Kementrian
pada tahun 2010, menjadikan tantangan Pendidikan Indonesia, 2011). Istilah
bagi profesi akuntan di Indonesia untuk bisa kompetensi mengandung arti kecakapan,
lebih bersaing (Ekayani, 2003). kemampuan, kewenangan, dan
Saat ini kompetensi yang dibutuhkan penguasaan. Dengan demikian, kompetensi
dunia kerja kepada lulusan akuntansi dapat diartikan sebagai penguasaan dan
adalah berbagai keterampilan atribut yang kemampuan yang dimiliki dalam
tidak hanya mengandalkan kemampuan menjalankan profesinya sehingga
ilmu pengetahuan spesifik saja. Untuk itu menumbuhkan kepercayaan publik (Agoes,
perguruan tinggi harus memiliki komitmen 2009).
untuk memberikan pembelajaran dan Setiap entitas memiliki persepsi yang
mengembangkan tingkat profesionalisme berbeda-beda terkait dengan kompetensi
para mahasiswanya (West, 1998). Banyak yang dibutuhkan oleh lulusan akuntansi.
keterampilan yang masih dibutuhkan oleh Halini terjadi karena persepsi seseorang
lulusan akuntansi yang belum dipengaruhi oleh panca indra. Persepsi
dikembangkan pada tingkat perguruan adalah inti komunikasi, sedangkan
tinggi (Kavanagh, 2008). Dimana banyak penafsiran (interpretasi) adalah inti
perguruan tinggi hanya mengutamakan persepsi, yang identik dengan penyandian–
hasil belajar untuk menilai kemampuan balik (decoding) dalam proses komunikasi
mahasiswanya. Padahal lulusan akuntansi (Mulyana, 2002:167). Persepsi disebut inti
yang berdaya saing tinggi di dunia kerja komunikasi, karena jika persepsi yang tidak
harus memiliki komponen-komponen akurat tidak mungkin terjadi komunikasi
e-Journal Ak S1 Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015)

yang efektif. Jika terkait dengan kompetensi harus dimiliki lulusan S1 akuntansi di dunia
yang dibutuhkan lulusan akuntansi, maka kerja.
persepsi akuntan patut untuk Akuntan pendidik sebagai tenaga
diperhitungkan. Mengingat profesi akuntan pengajar dan penyalur ilmu pendidikan
adalah profesi yang akan digeluti oleh formal akuntansi memiliki peran yang
lulusan akuntansi, untuk itu diperlukan sangat penting dalam mencetak lulusan
kompetensi yang menunjang karir dalam akuntansi yang berdaya saing. Profesi
menggeluti profesi akuntan. akuntan pendidik sangat dibutuhkan bagi
Menurut Subroto (2001:156), akuntan kemajuan profesi akuntansi itu sendiri,
adalah seseorang yang melakukan karena di tangan akuntan pendidik para
pelayanan akuntansi. Akuntan menyiapkan calon akuntan akan dididik (Harahap,
laporan keuangan dan mengembangkan 1991). Sedangkan, profesi akuntan internal
rencana keuangan, mengerjakan perusahaan disebut juga sebagai akuntan
pembukuan pribadi (untuk perusahaan), manajemen yang bekerja pada suatu
pembukuan umum (untuk perusahaan perusahaan dan berpartisipasi dalam
akuntan), dan akuntan yang tidak mencari mengambil keputusan mengenai investasi
keuntungan (untuk perwakilan pemerintah). jangka panjang (capital budgeting),
Profesi akuntan yang dapat digeluti oleh menjalankan tugasnya sebagai akuntan
lulusan akuntansi ada banyak, diantaranya yang mengatur pembukuan dan pembuatan
adalah akuntan pendidik, akuntan internal, ikhtisar-ikhtisar keuangan, atau membuat
dan akuntan publik. Akuntan pendidik (serta mendesain) sistem informasi
adalah akuntan yang bertugas dalam akuntansi perusahaan (Harahap, 1991).
pendidikan akuntansi, yaitu mengajar, Maka perbedaan kompetensi yang
menyusun kurikulum pendidikan akuntansi diperlukan antara akuntan pendidik dan
dan melakukan penelitian di bidang akuntan internal, yaitu: akuntan pendidik
akuntansi (Soemarso, 2004). Menurut lebih condong harus memiliki kompetensi
Mulyadi (2002:29) mendefinisikan auditor untuk melakukan penelitian, kemampuan
internal sebagai auditor yang bekerja dalam menyalurkan ilmu pengetahuan,
perusahaan yang tugas pokoknya adalah kemampuan memotivasi orang lain,
menentukan apakah kebijakan dan sedangkan untuk akuntan internal harus
prosedur yang ditetapkan aleh manajemen memiliki kemampuan membuat sistem
pucak telah dipatuhi, menentukan baik atau akuntansi, kemampuan untuk mengambil
tidaknya penjagaan terhadap kekayaan keputusan, dan kemampuan komunikasi
organisasi, menentukan efisiensi dan dan manajemen.
efektivitas prosedur kegiatan organisasi, H1. Terdapat perbedaan persepsi akuntan
serta menentukan keandalan informasi pendidik dengan akuntan internal
yang dihasilkan oleh berbagai bagian terhadap kompetensi lulusan S1
organisasi. Menurut Mulyadi (1992) Akuntansi.
mendefinisikan Akuntan Publik sebagai Akuntan pendidik merupakan agen
akuntan profesional yang menjual jasanya yang dapat menghubungkan penawaran
kepada masyarakat, terutama bidang tenaga kerja dengan permintaan tenaga
pemeriksaan terhadap laporan keuangan kerja. Dikatakan demikian, karena akuntan
yang dibuat oleh kliennya. Pemeriksaan pendidik merupakan kelompok akademisi
tersebut terutama ditujukan untuk yang mentransfer ilmu kepada anak didik
memenuhi kebutuhan para kreditor, sehingga dapat menjadi lulusan yang
investor, calon kreditor, calon investor, dan berkualitas. Memiliki tingkat pendidikan
instansi pemerintah (terutama instansi yang tinggi dan menguasai pengetahuan
pajak). bisnis dan akuntansi, teknologi informasi
Tujuan penelitian ini adalah untuk dan mampu mengembangkan
mengetahui perbedaan persepsi antara pengetahuannya melalui penelitian adalah
akuntan pendidik, akuntan internal, dan hal yang diperlukan seorang akuntan
akuntan publik terkait kompetensi yang pendidik (Harahap, 1991). Seorang lulusan
akutansi untuk menjadi seorang akuntan
e-Journal Ak S1 Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015)

publik harus memiliki kompetensi yang publik terhadap kompetensi lulusan


cukup di bidang audit (Salamun dalam S1 Akuntansi.
Setiyani, 2003). Mengingat akuntan publik
memiliki tugas untuk melakukan audit, METODE
maka hasil audit seorang auditor sangat Metode penelitian yang digunakan
menentukan karier seorang auditor. Untuk adalah metode survey yang meneliti
itu seorang auditor harus meningkatkan tentang pendapat responden terkait
kualitas auditnya dan memahami standar kompetensi yang harus dimiliki oleh
audit. Akuntan publik juga dituntut untuk seorang akuntan. Sedangkan sumber data
bersikap independen. yang digunakan dalam penelitian ini adalah
H2. Terdapat perbedaan persepsi akuntan sumber data primer. Data primer ini
pendidik dengan akuntan publik diperoleh langsung dari hasil survey peneliti
terhadap kompetensi lulusan S1 dengan menyebarkan kuesioner. Yang
Akuntansi. menjadi populasi dalam penelitian ini
Akuntan internal dan akuntan publik stakeholder yang terdiri dari tiga kelompok
memiliki tugas yang hampir sama. Namun responden. Kelompok pertama yaitu
akuntan publik lebih dituntut untuk lebih akuntan pendidik perguruan tinggi yang ada
independen dalam menggunakan jasanya. di Bali. Kelompok kedua yaitu akuntan
Sedangkan akuntan internal lebih dituntut internal yang bekerja di perusahaan yang
loyalitasnya kepada perusahaan. Akuntan ada di Bali. Kelompok ketiga adalah
publik akan melaksanakan audit menurut akuntan publik yang bekerja pada Kantor
ketentuan yang ada pada standar auditing Akuntan Publik (KAP) yang ada di Bali.
yang ditetapkan oleh Ikatan Profesi Sedangkan sampel dalam penelitian ini
Akuntan Publik. Kepercayaan yang besar diambil dengan menggunakan metode
dari pemakai laporan keuangan auditan dan purposive sampling. Dimana metode
jasa yang diberikan akuntan publik akhirnya pengambilan sampel ini adalah metode
mengharuskan akuntan publik pengambilan sampel dengan kriteria
memperhatikan kualitas audit yang (Sugiyono, 2010). Adapun kriteria yang
dilakukannya. Sehingga seorang akuntan ditentukan untuk menentukan sampel,
publik harus memiliki standar yang telah yaitu: akuntan pendidik (dosen S1
ditetapkan oleh IAI tersebut. Akuntan Akuntansi) yang sedang berstatus aktif
internal perusahaan memiliki jangkauan pada Universitas Negeri yang ada di Bali
kerja meliputi analisis dari struktur (Universitas Pendidikan Ganesha dan
organisasi guna mencapai tingkat Universitas Udayana), perusahaan yang
keefektifan dan efisiensi dari perusahaan mempunyai akuntan internal, dan akuntan
tersebut. Peranan akuntan internal publik selaku auditor yang bekerja pada
sangatlah besar karena dapat membantu Kantor Akuntan Publik dan memiliki latar
manajemen menginterprestasikan data belakang S1.
akuntansi yang ada dalam suatu Variabel dari penelitian ini adalah
perusahaan, dalam hal ini profesionalisme kompetensi yang harus dimiliki oleh
akuntan sangat menentukan untuk seorang akuntan dari sudut pandang
mencarikan jalan keluar di dalam akuntan pendidik, akuntan internal, dan
menghadapi kesulitan yang sedang dialami akuntan publik. Komponen kompetensi
oleh perusahaan. Akuntan internal perlu dalam penelitian ini adalah 47 atribut
memiliki kemampuan dalam bidang menurut Albrecht dan Sack. Pengumpulan
komunikasi dan manajemen, sehingga data dan bahan-bahan yang diperlukan
dapat berperan dalam proses pengambilan dalam penelitian ini didapat melalui
keputusan (Gursida, 1999). Kompetensi penyebaran kuesioner. Teknik kuesioner
yang diperlukan antara akuntan publik dan adalah suatu teknik pengumpulan data
akuntan internal jelas berbeda. dengan menyebarkan daftar pertanyaan
H3. Terdapat perbedaan persepsi yang terdiri dari beberapa item-item tentang
akuntan internal dengan akuntan kompetensi yang harus dimiliki seorang
akuntan.
e-Journal Ak S1 Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015)

Penelitian ini menggunakan alat Hasil Uji Normalitas Data


statistik uji kualitas data berupa uji validitas Berdasarkan hasil uji Kolmogorov-
dan uji reliabilitas, dan uji beda berupa Smirnov, menunjukkan bahwa sampel yang
independent sample t-test dan anova, serta digunakan dalam penelitian sudah
uji statistik deskriptif. Dimana sebelum uji berdistribusi normal. Hal ini dapat dilihat
beda dilakukan terlebih dahulu dilakukan uji dari nilai K-S sebesar 1.222 dengan
normalitas data dan uji homogenitas. probabilitas signifikan 0,101. Tingkat
Teknik ini diolah dengan program komputer signifikan ini melebihi taraf signifikan 0,05,
Statistical Package for Social Science hal ini mengindikasi bahwa sampel
(SPSS) versi 20.0. berdistribusi dengan normal. Maka uji
statistik selanjutnya bisa dilakukan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Uji Kualitas Data Hasil Uji Independen Sample T-Test
Hasil uji validitas menunjukkan bahwa Uji independen sample t-test
semua butir pertanyaan dalam kuesioner digunakan untuk menentukan dua sampel
berkorelasi positif terhadap skor totalnya. yang tidak berhubungan memiliki nilai rata-
Kesimpulannya semua item pertanyaan rata yang berbeda. Dalam hal ini uji
dalam instrumen yang digunakan untuk hipotesis dilakukan dengan
mengukur persepsi responden adalah valid membandingkan dua kelompok responden
dengan tingkat signifikan 0,05. dengan kompetensi yang dibutuhkan
Sedangkan hasil uji validitas data lulusan S1 akuntansi.
menunjukkna bahwa seluruh item H1. Terdapat perbedaan persepsi akuntan
pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner pendidik dengan akuntan internal
dapat dikatakan reliabel, karena nilai terhadap kompetensi lulusan S1
Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0,7 yaitu akuntansi.
sebesar 0,971. Berdasarkan hasil uji yang dilakukan
diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 1. Hasil Uji Independen Sampel T-test

F Sig. T Sig. (2-tailed)


Equal variances assumed 16.194 .000 5.253 .000
Equal variances not .000
5.253
assumed
Sumber: Data Primer Diolah, SPSS 20,0 for Windows, 2015

Hasil pengujian terhadap homogenitas kompetensi lulusan S1 akuntansi. Dimana


varians diperoleh nilai F sebesar 16.194 bahwa akuntan pendidik memiliki persepsi
dengan signifikansi sebesar 0.000. Nilai yang lebih baik terhadap kompetensi yang
signifikansi yang lebih kecil dari 0,05 yang diperlukan lulusan S1 akuntansi di dunia
berari bahwa varians kedua sampel adalah kerja dibandingkan dengan akuntan
heterogen (berbeda), maka pengujian t-test internal. Akuntan pendidik memiliki nilai
selanjutnya dilakukan dengan Equal mean yang lebih tinggi daripada akuntan
Variance Not Assumed. Hasil pengujian internal, yaitu sebesar 211,91 sedangkan
dengan Equal Variance Not Assumed akuntan internal memiliki mean 181,68.
diperoleh nilai t sebesar 5.253 dengan H2. Terdapat perbedaan persepsi akuntan
signifikansi 0,000. Nilai signifikansi lebih pendidik dengan akuntan publik
kecil dari 0,05 menunjukan bahwa hipotesis terhadap kompetensi lulusan S1
penelitian diterima. Ini berarti terdapat akuntansi
perbedaan persepsi akuntan pendidik Berdasarkan hasil uji yang dilakukan
dengan akuntan internal terhadap diperoleh hasil sebagai berikut:
e-Journal Ak S1 Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015)

Tabel 2. Hasil Uji Independen Sampel T-test

F Sig. T Sig. (2-tailed)


Equal variances assumed 3.126 .082 6.696 .000
Equal variances not assumed 6.696 .000
Sumber: Data Primer Diolah, SPSS 20,0 for Windows, 2015

Hasil pengujian terhadap homogenitas memiliki persepsi yang lebih baik terhadap
varians diperoleh nilai F sebesar 3.126 kompetensi yang diperlukan lulusan S1
dengan signifikansi sebesar 0.082. Nilai akuntansi di dunia kerja dibandingkan
signifikansi yang lebih besar dari 0,05 yang dengan akuntan publik. Akuntan pendidik
berari bahwa varians kedua sampel adalah memiliki nilai mean yang lebih tinggi
heterogen. Selanjutnya, hasil pengujian daripada akuntan publik, yaitu sebesar
dengan equal variance assumed diperoleh 211,91 sedangkan akuntan publik memiliki
nilai t sebesar 6.696 dengan signifikansi mean 195,06.
0,000. Nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 H3. Terdapat perbedaan persepsi akuntan
menunjukan bahwa hipotesis penelitian internal dengan akuntan publik
diterima. Ini berarti terdapat perbedaan terhadap kompetensi lulusan S1
persepsi akuntan pendidik dengan akuntan akuntansi.
publik terhadap kompetensi lulusan S1 Berdasarkan hasil uji yang dilakukan
akuntansi. Dimana akuntan pendidik diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 3. Hasil Uji Independen Sampel T-test

F Sig. t Sig. (2-tailed)


Equal variances assumed 23.616 .000 -2.374 .021
Equal variances not
-2.374 .023
assumed
Sumber: Data Primer Diolah, SPSS 20,0 for Windows, 2015

Hasil pengujian terhadap sebesar 195,06 sedangkan akuntan internal


homogenitas varians diperoleh nilai F memiliki mean 181.68.
sebesar 23.616 dengan signifikansi sebesar
0.000. Nilai signifikansi yang lebih kecil dari Hasil Uji ANOVA
0,05 yang berarti bahwa varians kedua Analysis of variance adalah metode
sampel adalah homogen, maka pengujian t- yang digunakan untuk menguhji hubungan
test selanjutnya dilakukan dengan Equal antara satu variabel dependen dengan satu
Variance Not Assumed. Hasil pengujian atau lebih variabel indevenden. Dalam
dengan Equal Variance Not Assumed penelitian ini dilakukan dengan One Way
diperoleh nilai t sebesar -2,374 dengan Anova.
signifikansi 0,023. Nilai signifikansi lebih Berdasarkan hasil uji memberikan
kecil dari 0,05 menunjukan bahwa hipotesis hasil F hitung sebesar 16.426 dengan
penelitian diterima. Ini berarti terdapat tingkat signifikasi 0,000. Oleh karena
perbedaan persepsi akuntan internal variabel responden signifikan pada 0,05,
dengan akuntan publik terhadap maka dapat disimpulkan variabel
kompetensi lulusan S1 akuntansi. Dimana responden mempengaruhi kompetensi
akuntan publik memiliki persepsi yang lebih kognitif. Jadi terdapat perbedaan persepsi
baik terhadap kompetensi yang diperlukan responden terhadap kompetensi kognitif.
lulusan S1 akuntansi di dunia kerja Hasil Turkey HSD maupun Bonferoni
dibandingkan dengan akuntan internal. menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
Akuntan publik memiliki nilai mean yang persepsi antara akuntan pendidik dengan
lebih tinggi daripada akuntan internal, yaitu akuntan internal terhadap komptensi
e-Journal Ak S1 Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015)

kognitif, dengan rata-rata perbedaan Hasil Turkey HSD maupun Bonferoni


persepsi 4.15 dengan signifikansi 0,000. menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
Perbedaan persepsi akuntan pendidik persepsi antara akuntan pendidik dengan
dengan akuntan publik terhadap akuntan internal terhadap komptensi
kompetensi kognitif, dengan perbedaan psikomotorik, dengan rata-rata perbedaan
rata-rata 2.41 dengan signifikansi 0,004. persepsi 19.03 dengan signifikansi 0,000.
Sedangkan perbedaan persepsi akuntan Perbedaan persepsi akuntan pendidik
internal dengan akuntan publik terhadap dengan akuntan publik terhadap
kompetensi kognitif memiliki perbedaan kompetensi psikomotorik, dengan
rata-rata 1.74 dengan signifikansi 0,049. perbedaan rata-rata 8.12 dengan
Hal ini berarti masing-masing responden signifikansi 0,018. Sedangkan perbedaan
memiliki persepsi yang berbeda untuk persepsi akuntan internal dengan akuntan
kompetensi kognitif yang dibutuhkan publik terhadap kompetensi psikomotorik
lulusan S1 akuntansi. memiliki perbedaan rata-rata 10.91 dengan
Berdasarkan hasil uji memberikan signifikansi 0,001. Hal ini berarti masing-
hasil F hitung sebesar 9.371 dengan tingkat masing responden memiliki persepsi yang
signifikasi 0,000. Oleh karena variabel berbeda untuk kompetensi psikomotorik
responden signifikan pada 0,05, maka yang dibutuhkan lulusan S1 akuntansi.
dapat disimpulkan variabel responden
mempengaruhi kompetensi afektif. Jadi Hasil uji statistik deskriptif
terdapat perbedaan persepsi responden Dari hasil uji statistik deskriptif,
terhadap kompetensi afektif. menunjukkan jumlah responden untuk
Hasil Turkey HSD maupun Bonferoni masing-masing kelompok responden
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan berjumlah 34. Untuk nilai atau jawaban
persepsi antara akuntan pendidik dengan akuntan pendidik terkecil (minimum) adalah
akuntan internal terhadap komptensi afektif, 4 dan yang terbesar (maksimum) 5.
dengan rata-rata perbedaan persepsi 7.06 Sedangkan untuk akuntan internal nilai atau
dengan signifikansi 0,000. Perbedaan jawaban terkecil (minimum) adalah 1 dan
persepsi akuntan pendidik dengan akuntan yang terbesar (maksimum) 5. Dan untuk
publik terhadap kompetensi afektif, dengan akuntan publik nilai atau jawaban terkecil
perbedaan rata-rata 6.32 dengan (minimum) adalah 2 dan yang terbesar
signifikansi 0,002. Sedangkan perbedaan (maksimum) 5. Untuk nilai rata-rata
persepsi akuntan internal dengan akuntan persepsi responden terkait ke-47
publik terhadap kompetensi afektif memiliki kompetensi yang dibutuhkan menurut
perbedaan rata-rata 0.74 dengan Albrecht dan Sack, akuntan pendidik
signifikansi 0,912, perbedaan persepsi memiliki persepsi lebih tinggi dibandingkan
yang terjadi antara akuntan internal dan dengan responden lainnya. Dimana rata-
akuntan publik relatif sedikit, karena tingkat rata persepsi akuntan pendidik berkisar
signifikansi ini jauh diatas 0,05. Hal ini antara 4-5, sedangkan akuntan internal
berarti tidak semua responden memiliki memiliki rata-rata persepsi berkisar antara
persepsi yang berbeda untuk kompetensi 2-5, dan akuntan publik memiliki rata-rata
afektif yang dibutuhkan lulusan S1 persepsi berkisar antara 3-5. Dalam hal ini
akuntansi. akuntan internal memiliki rata-rata yang
Berdasarkan tabel 3 Hasil uji terendah.
memberikan hasil F hitung sebesar 21.218
dengan tingkat signifikasi 0,000. Oleh Terdapat Perbedaan Persepsi antara
karena variabel responden signifikan pada Akuntan Pendidik dengan Akuntan
0,05, maka dapat disimpulkan variabel Internal terhadap Kompetensi Lulusan
responden mempengaruhi kompetensi S1 Akuntansi.
psikomotorik. Jadi terdapat perbedaan Berdasarkan hasil uji statistik yang
persepsi responden terhadap kompetensi telah dilakukan, maka hipotesis pertama
psikomotorik. yang menyatakan terdapat perbedaan
persepsi antara akuntan pendidik dengan
e-Journal Ak S1 Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015)

akuntan internal terhadap kompetensi rata perbedaan persepsi 19.03 dengan


lulusan S1 akuntansi diterima hal ini sesuai signifikansi 0,000. Sedangkan dari hasil uji
dengan hasil uji Independen Sample T- statistik deskriptif untuk kompetensi
Test. Pernyataan ini dipertegas lagi dengan psikomotorik, akuntan pendidik memiliki
hasil uji One Way Anova dan uji statistik persepsi bahwa dari 24 kompetensi
deskriptif, dimana untuk perbedaan psikomotorik yang ada dalam 47 atribut
persepsi yang antar responden bisa dilihat kompetensi menurut Albrecht dan Sack
sebagai berikut: semua kompetensi dianggap diperlukan
Hasil uji ANOVA pada kompetensi untuk lulusan akuntansi. Hal ini karena
kognitif menunjukkan terdapat perbedaan semua nilai mean ada diantara angka 4-5.
persepsi antara akuntan pendidik dengan Persepsi akuntan pendidik jauh berbeda
akuntan internal dengan rata-rata dengan persepsi akuntan internal, dimana
perbedaan persepsi 4.15 dengan dari 24 kompetensi psikomotorik akuntan
signifikansi 0,000. Sedangkan dari hasil uji internal menggangap hanya tujuh
statistik deskriptif untuk kompetensi kognitif, kompetensi yang dibutuhkan lulusan
akuntan pendidik memiliki persepsi bahwa akuntansi untuk di dunia kerja, yaitu:
kelima kompetensi dalam kompetensi Negotiation, Customer service, Computer
kognitif menurut Albrecht dan Sack, yaitu literacy, Problem solving, Teamwork, dan
Analytical, Technical/bookkeeping, Risk Read with understanding. Dalam hasil uji
analysis, Logica argument, dan Decision statistik deskriptif hanya ketujuh kompetensi
modelling diperlukan untuk lulusan tersebut yang memiliki nilai mean diantara
akuntansi agar mampu berdaya saing di 4-5.
dunia kerja hal ini dilihat dari nilai mean dari Hasil penelitian ini mendukung
kelima kompetensi tersebut berkisar antara penelitian yang dilakukan Meylani (2003)
4-5. Sedangkan akuntan internal hanya terkait kualitas lulusan akuntansi. Dimana
menganggap kompetensi Logica argument akuntan pendidik juga memiliki persepsi
dan Technical/bookkeeping saja yang yang baik terkait kualitas lulusan akuntansi.
diperlukan untuk lulusan akuntansi. Dimana Dalam hal ini kualitas lulusan akuntansi
hanya kedua kompetensi ini yang memiliki juga bisa dillihat dari kompetensi yang
nilai mean yang berkisar antara 4-5. dimiliki akuntansi. Selain itu penelitian ini
Hasil uji ANOVA pada komptensi juga mendukung penelitian yang dilakukan
afektif menunjukkan bahwa terdapat Setyaningsih (2005) dimana akuntan
perbedaan dengan rata-rata perbedaan pendidik juga memiliki persepsi yang lebih
persepsi 7.06 dengan signifikansi 0,000. tinggi mengenai kualifikasi yang dibutuhkan
Sedangkan dari hasil uji statistik deskriptif lulusan akuntansi dibandingkan dengan
untuk kompetensi kognitif, akuntan pendidik pengguna jasa lainnya. Secara umum,
memiliki persepsi bahwa semua kelompok responden akuntan pendidik dan
kompetensi afektif yang ada dalam 47 akutan internal memiliki persepsi yang baik
atribut kompetensi menurut Albrecht dan terhadap kompetensi lulusan S1 akuntansi.
Sack dibutuhkan oleh lulusan akuntansi. Perbedaan yang terjadi ditimbulkan karena
Sedangkan menurut persepsi akuntan satu kelompok memiliki pengalaman kerja
internal, dari 18 kompetensi afektif, tujuh yang lebih baik daripada kelompok lain. Hal
diantaranya dianggap tidak terlalu ini sesuai dengan teori yang diungkapkan
diperlukan untuk lulusan akuntansi, yaitu: oleh Robbins and Judge (2009), dimana
Leadership, Flexibility, Decesion making, persepsi dipengaruhi oleh banyak faktor
Countinuous learning, Cultural sensitivity, dan salah satu faktor tersebut adalah
Risk propensitivity, Chang management, pengalaman.
dan Critical thingking. Dalam hasil uji
statistik deskriptif hanya ketujuh kompetensi Terdapat Perbedaan Persepsi antara
tersebut yang memiliki nilai mean dibawah Akuntan Pendidik dengan Akuntan
angka 4. Publik terhadap Kompetensi Lulusan S1
Untuk kompetensi psikomotorik, Akuntansi
terdapat perbedaan persepsi dengan rata-
e-Journal Ak S1 Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015)

Untuk hipotesis kedua yang Untuk kompetensi psikomotorik,


menyatakan terdapat perbedaan persepsi terdapat perbedaan persepsi akuntan
antara akuntan pendidik dengan akuntan pendidik dengan akuntan publik, dengan
publik juga diterima. Dimana berdasarkan perbedaan rata-rata 8.12 dengan
hasil uji independen sampel t-test dengan signifikansi 0,018. Sedangkan dari hasil uji
pengujian equal variance assumed statistik deskriptif untuk kompetensi
diperoleh nilai t sebesar 6.696 dengan psikomotorik, akuntan pendidik memiliki
signifikansi 0,000. Pernyataan ini persepsi bahwa dari 24 kompetensi
dipertegas lagi dengan hasil uji One Way psikomotorik yang ada dalam 47 atribut
Anova dan uji statistik deskriptif, dimana kompetensi menurut Albrecht dan Sack,
untuk perbedaan persepsi yang antar semua kompetensi dianggap diperlukan
responden bisa dilihat sebagai berikut: untuk lulusan akuntansi. Hal ini karena
Hasil uji ANOVA pada kompetensi semua nilai mean ada diantara angka 4-5.
kognitif menunjukkan terdapat perbedaan Sedangkan persepsi akuntan publik
persepsi antara akuntan pendidik dengan menganggap lima dari 24 kompetensi
akuntan publik dengan perbedaan rata-rata psikomotorik kurang dibutuhkan lulusan
2.41 dengan signifikansi 0,004. Sedangkan akuntansi untuk di dunia kerja, kelima
dari hasil uji statistik deskriptif untuk kompetensi tersebut yaitu: Self promotion,
kompetensi kognitif, akuntan pendidik Creativity, Cross cultural communication,
memiliki persepsi bahwa kelima kompetensi Interdisciplinarity, dan Research. Dalam
dalam kompetensi kognitif menurut Albrecht hasil uji statistik deskriptif kelima
dan Sack, yaitu Analytical, kompetensi tersebut memiliki nilai mean
Technical/bookkeeping, Risk analysis, dibawah angka 4.
Logica argument, dan Decision modelling Hasil penelitian ini mendukung
diperlukan untuk lulusan akuntansi agar penelitian yang dilakukan oleh Putri (2012)
mampu berdaya saing di dunia kerja hal ini dimana dalam penelitian yang dilakukan
dilihat dari nilai mean dari kelima Putri persepsi akuntan pendidik juga
kompetensi tersebut berkisar antara 4-5. memiliki nilai mean yang lebih tinggi
Sedangkan akuntan publik hanya dibandingkan akuntan publik, yang berarti
menganggap kompetensi Analytical dan persepsi akuntan pendidik lebih baik
Technical/bookkeeping saja yang terhadap kompetensi yang dibutuhkan
diperlukan untuk lulusan akuntansi. Dimana lulusan akuntansi dibandingkan akuntan
hanya kedua kompetensi ini yang memiliki publik. Hasil penelitian ini juga mendukung
nilai mean yang berkisar antara 4-5. penelitian yang dilakukan oleh Setiyani
Hasil uji ANOVA pada komptensi (2003) dimana hasil uji Independent
afektif menunjukkan bahwa terdapat Samples T-Test yang dilakukan secara total
perbedaan persepsi akuntan pendidik menunjukkan nilai probabilitas 0.013 dan ini
dengan akuntan publik, dengan perbedaan berarti masih di bawah nilai taraf
rata-rata 6.32 dengan signifikansi 0,002. signifikansi sebesar 0.05. Sehingga rata-
Sedangkan dari hasil uji statistik deskriptif rata persepsi akuntan pendidik dan akuntan
untuk kompetensi kognitif, akuntan pendidik publik terhadap kualitas akuntan benar-
memiliki persepsi bahwa semua benar berbeda, dalam arti akuntan pendidik
kompetensi afektif yang ada dalam 47 mempunyai persepsi yang lebih baik
atribut kompetensi menurut Albrecht dan terhadap kualitas akuntan (lulusan jurusan
Sack dibutuhkan oleh lulusan akuntansi. akuntansi) dibandingkan dengan akuntan
Sedangkan menurut persepsi akuntan publik. Hal ini dikarenakan nilai mean
publik, dari 18 kompetensi yang ada dalam akuntan pendidik lebih besar daripada nilai
47 kompetensi tiga diantaranya dianggap mean akuntan publik. Dari hasil penelitian,
tidak terlalu diperlukan untuk lulusan secara umum kelompok responden akuntan
akuntansi, yaitu: Work ethic, Flexibility, dan pendidik dan akutan publik memiliki
Risk propensitivity. Dalam hasil uji statistik persepsi yang baik terhadap kompetensi
deskriptif hanya ketiga kompetensi tersebut lulusan S1 akuntansi. Perbedaan yang
yang memiliki nilai mean dibawah angka 4. terjadi ditimbulkan karena satu kelompok
e-Journal Ak S1 Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015)

memiliki pengalaman kerja yang lebih baik kompetensi yang ada dalam 47 kompetensi
daripada kelompok lain. Hal ini sesuai menurut Albrecht dan Sack, tujuh
dengan teori yang diungkapkan oleh diantaranya dianggap tidak terlalu
Robbins and Judge (2009), dimana diperlukan untuk lulusan akuntansi, yaitu:
persepsi dipengaruhi oleh banyak faktor Leadership, Flexibility, Decesion making,
dan salah satu faktor tersebut adalah Countinuous learning, Cultural sensitivity,
pengalaman. Riskpropensitivity, Chang management,
dan Critical thingking. Sedangkan menurut
Terdapat Perbedaan Persepsi antara persepsi akuntan publik menganggap tiga
Akuntan Internal dengan Akuntan Publik kompetensi tidak terlalu diperlukan untuk
terhadap Kompetensi Lulusan S1 lulusan akuntansi, yaitu: Work ethic,
Akuntansi. Flexibility, dan Risk propensitivity. Dalam
Untuk hipotesis terakhir yang hasil uji statistik deskriptif hanya
menyatakan terdapat perbedaan persepsi kompetensi-kompetensi tersebut yang
antara akuntan internal dengan akuntan memiliki nilai mean dibawah angka 4.
publik terhadap kompetensi lulusan S1 Untuk kompetensi psikomotorik,
akuntansi juga diterima. Dimana dari hasil terdapat perbedaan persepsi akuntan
uji independen sample t-tets dengan internal dengan akuntan publik, dengan
pengujian Equal Variance Not Assumed perbedaan persepsi rata-rata 10.91 dengan
diperoleh nilai t sebesar -2,374 dengan signifikansi 0,001. Sedangkan dari hasil uji
signifikansi 0,023. Pernyataan ini statistik deskriptif untuk kompetensi
dipertegas lagi dengan hasil uji One Way psikomotorik, dimana dari 24 kompetensi
Anova dan uji statistik deskriptif, dimana psikomotorik menurut Albrecht dan Sack,
untuk perbedaan persepsi yang antar akuntan internal menggangap hanya tujuh
responden bisa dilihat sebagai berikut: kompetensi yang dibutuhkan lulusan
Hasil uji ANOVA pada kompetensi akuntansi untuk di dunia kerja, yaitu:
kognitif menunjukkan terdapat perbedaan Negotiation, Customer service, Computer
persepsi antara akuntan internal dengan literacy, Problem solving, Teamwork, dan
akuntan publik dengan perbedaan rata-rata Read with understanding. Dalam hasil uji
1.74 dengan signifikansi 0,049. Sedangkan statistik deskriptif hanya ketujuh kompetensi
dari hasil uji statistik deskriptif untuk tersebut yang memiliki nilai mean diantara
kompetensi kognitif menurut Albrecht dan 4-5. Sedangkan persepsi akuntan publik
Sack, akuntan internal hanya menganggap menganggap lima dari 24 kompetensi
kompetensi Logica argument dan psikomotorik kurang dibutuhkan lulusan
Technical/bookkeeping saja yang akuntansi untuk di dunia kerja, kelima
diperlukan untuk lulusan akuntansi. kompetensi tersebut yaitu: Self promotion,
Sedangkan akuntan publik hanya Creativity, Cross cultural communication,
menganggap kompetensi Analytical dan Interdisciplinarity, dan Research. Dalam
Technical/bookkeeping saja yang hasil uji statistik deskriptif kelima
diperlukan untuk lulusan akuntansi. Dimana kompetensi tersebut memiliki nilai mean
hanya kompetensi tersebut yang memiliki dibawah angka 4.
nilai mean yang berkisar antara 4-5. Penelitian ini mendukung penelitian
Hasil uji ANOVA pada komptensi yang dilakukan Iqbal (2005) terkait
afektif menunjukkan bahwa terdapat pengetahuan teknologi yang harus dikuasai
perbedaan persepsi akuntan internal seorang akuntan, dimana hasil penelitian ini
dengan akuntan publik, dengan perbedaan menunjukkan akuntan publik dan intern
rata-rata 0.74 dengan signifikansi 0,912, berpendapat sama bahwa tekonologi
perbedaan persepsi yang terjadi antara informasi harus dikuasai untuk menjadi
akuntan internal dan akuntan publik relatif seorang akuntan. Pengetahuan sistem
sedikit, karena tingkat signifikansi ini jauh software dan komputer akuntansi juga
diatas 0,05. Sedangkan dari hasil uji disebutkan dalam salah satu teknologi yang
statistik deskriptif untuk kompetensi kognitif, harus dikuasai akuntan. Secara umum,
menurut persepsi akuntan internal, dari 18 kelompok responden akuntan internal dan
e-Journal Ak S1 Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015)

akuntan publik yang diuji dalam penelitian terhadap kompetensi lulusan S1 akuntansi
ini memiliki persepsi yang baik terhadap bisa diterima. Dimana akuntan publik
kompetensi lulusan S1 akuntansi. memiliki persepsi yang lebih baik
Perbedaan yang terjadi hanya ditimbulkan dibandingkan dengan akuntan internal, hal
karena satu kelompok memiliki pengalaman ini karena nilai mean akuntan publik lebih
kerja yang lebih baik daripada kelompok tinggi dari akuntan internal.
lain. Hal ini sesuai dengan teori yang
diungkapkan oleh Robbins and Judge Saran
(2009), dimana persepsi dipengaruhi oleh Berdasarkan simpulan dan
banyak faktor dan salah satu faktor tersebut keterbatasan dalam penelitian ini, adapun
adalah pengalaman. beberapa saran dan rekomendasi yang
dapat diberikan, antara lain: 1) Penelitian
SIMPULAN DAN SARAN selanjutnya dapat menambah jumlah
Simpulan sampel dan memperluar objek penelitian. 2)
Berdasarkan hasil analisis data dan Pertanyaan demografi harus dibuat lebih
uraian-uraian yang telah penulis paparkan, efisien, sehingga informasi yang diperlukan
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: terpenuhi. 3) Menambahkan persepsi
hasil pengujian Independen Sample T-Test akuntan pemerintah dan pihak-pihak yang
dengan Equal Variance Not Assumed terkait lainnya untuk mengetahui persepsi
diperoleh nilai t sebesar 5.253 dengan terkait kompetensi yang dibutuhkan lulusan
signifikansi 0,000. Nilai signifikansi lebih S1 akuntansi di dunia kerja. 4)
kecil dari 0,05 menunjukan bahwa hipotesis Menambahkan kompetensi lulusan S1
penelitian yang menyatakan terdapat akuntansi yang telah dikembangkan untuk
perbedaan persepsi antara akuntan mengetahui dan membandingkan dengan
pendidik dengan akuntan internal terhadap kompetensi yang dibutuhkan di dunia kerja,
kompetensi lulusan S1 akuntansi bisa sehingga perbaikan kurikulum bisa
diterima. Dimana akuntan pendidik memiliki dilakukan.
persepsi yang lebih baik dibandingkan
dengan akuntan internal, hal ini karena nilai
mean akuntan pendidik lebih tinggi dari DAFTAR PUSTAKA
akuntan internal. Agoes, Sukrisno dan I Cening Ardana.
Hasil pengujian Independen Sample 2009. Etika Bisnis dan Profesi.
T-Test dengan equal variance Jakarta: Salemba Empat.
assumeddiperoleh nilai t sebesar 6.696
dengan signifikansi 0,000. Nilai signifikansi Albrecht,W. S. and Sack, Robert J. 2000.
lebih kecil dari 0,05 menunjukan bahwa Accounting Education: Charting the
hipotesis penelitian yang menyatakan Coursethrough a Perilous
terdapat perbedaan persepsi antara Future.American Accounting
akuntan pendidik dengan akuntan publik Association. Bessie Drive, Sarasota,
terhadap kompetensi lulusan S1 akuntansi Florida.
bisa diterima. Dimana akuntan pendidik
memiliki persepsi yang lebih baik Ekayana, Ni Nengah Seri dan Made
dibandingkan dengan akuntan publik, hal ini Pradana Adi Putra. 2003. Persepsi
karena nilai mean akuntan pendidik lebih Akuntan dan Mahasiswa Bali
tinggi dari akuntan publik. terhadap Etika Bisnis.Simposium
Hasil pengujian Independen Sample Nasional Akuntansi (SNA) VI.
T-Test dengan Equal Variance Not Surabaya.
Assumed diperoleh nilai t sebesar -2,374 Gursida, Hari. 1999. Peningkatan
dengan signifikansi 0,023. Nilai signifikansi Profesionalisme Akuntan di Masa
lebih kecil dari 0,05 menunjukan bahwa Pemulihan Ekonomi Indonesia. Edisi
hipotesis penelitian yang menyatakan No.3. Bogor: Fakultas Ekonomi,
terdapat perbedaan persepsi antara Universitas Pakuan.
akuntan internal dengan akuntan publik
e-Journal Ak S1 Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015)

Harahap, Sofyan Syafri. 1991. Auditing Robbins, Stephen dan Timothy Jugde.
Kontemporer. Surabaya: Erlangga. 2009. Prilaku Organisasi
(Organizasional Behavior). Jakarta:
Iqbal, Hasan. 2005. Pokok-pokok Materi Salemba Empat.
statistik 1 (Statistik Deskriptif),
Jakarta: PT. Bumi Askara. Setiyani, Rahmalia. 2003. Persepsi Akuntan
Pendidik Dan Akuntan Publik
Kementerian Pendidikan Nasional. 2010. Terhadap Kualitas Akuntan
Rambu-rambu Pengembangan Menghadapi Tuntutan
Kegiatan KKG dan MGMP. Jakarta: Profesionalisme Di Era Globalisas.
Direktorat Jenderal Peningkatan Surakarta: Fakultas Ekomomi,
Mutu Pendidik dan Tenaga Universitas Sebelas Maret.
Kependidikan dalam
http://ml.scribd.com/doc/59277025/R Setyaningsih, Iin. 2005. Persepsi Akuntan
ambu-Rambu-KKG-DAN-MGMP Pendidik dan Pengguna Jasa
Buku-1 diakses 12 September 2014, Akuntan (Instansi Pemerintah)
11:59 WITA. Terhadap Kualifikasi Entry Level
Accountant. Jakarta: Skripsi FE UNS.
Lubis, Irsyad, 2010. Bank dan Lembaga
Keuangan Lain, Medan: USU Press. Soemarso. 2004. Akuntansi Suatu
Pengantar Jilid 2. Jakarta: Salemba
Mulyadi, 1992, Pemeriksaan Akuntan. ed. Empat.
4. Yogyakarta: STIE YKPN.
Subroto, Bambang. 2001. Kode Etik
Mulyadi. 2002. Auditing. Buku Dua, Edisi Akuntan dan Kepatuhan Akuntan
Ke Enam. Jakarta: Salemba empat. terhadap Kode Etik. Jurnal Ekonomi
dan Manajemen. Vol.2. No.2.
Mulyana, Deddy. (2002). Ilmu Komunikasi Desember 2001 : 155-166.
Suatu Pengantar. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Oktavia, Melani. 2005. Analisis Faktor- Bandung: Alfabeta.
faktor yang Memotivasi Pemilihan
Karier bagi Mahasiswa Akuntansi. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2011
Bandung: Fakultan Ekonomi, tentang Akuntan Publik.
Universitas Widyatama.
West, R. 1998. Learning for life: higher
Riczqi, Tri Srihadi Putri. 2012. Persepsi education review. Final report
Mahasiswa Akuntansi dan Akuntan department of employment,
Pendidik Terhadap Kompetensi yang education, training, and youth affair
Dibutuhkan Lulusan Akuntansi.
Diponogoro Jurnal Of Accounting.
Vol.1.

Anda mungkin juga menyukai