Anda di halaman 1dari 14

Efektivitas Layanan Konseling Kelompok dalam Mengelola Emosi Siswa

Annisa Fairuz Shafa Hendrawan1, Hanifah Nur Fitriana2, Syekhah Najwa Huda3, Ulya
Makhmudah4
Universitas Sebelas Maret
Email: haanifahn20@student.uns.ac.id

Abstrak

Kemampuan dalam mengelola emosi merupakan keterampilan yang harus dimiliki oleh
individu dalam mengungkapkan emosi yang dialaminya tanpa menekan dan terlalu berlarut-
larut dalam emosi tersebut. Individu diharapkan mampu mengungkapkan emosi tersebut
secara tepat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas layanan konseling
kelompok dalam mengelola emosi siswa. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitiatif
dengan jenis penelitian berupa Systematic Literature Review (SLR) yaitu dengan melakukan
penghimpunan artikel-artikel bimbingan dan konseling yang dipublikasikan dari tahun 2012
hingga tahun 2022. Dalam memberikan layanan konseling kelompok, Hasil penelitian
menunjukan bahwa layanan konseling kelompok efektif mengelola emosi siswa. Ada
beberapa teknik atau pendekatan yang dapat digunakan oleh guru BK atau konselor dalam
memberikan layanan antara lain pendekatan REBT, teknik role playing, pendekatan realitas,
teknik art therapy, teknik journaling, analisis transaksional, latihan self control, psikoedukasi,
teknik coping, teknik relaksasi kesadaran indera, dan person centered therapy.

Kata Kunci: Mengelola Emosi, Konseling Kelompok, Siswa

Abstract
The ability to manage emotions is a skill that must be possessed by the individual in
expressing the emotions he experiences without suppressing and dragging too much in these
emotions. Individuals are expected to be able to express these emotions appropriately. This
study aims to determine the effectiveness of group counseling services in managing students'
emotions. This research uses a quality approach with a type of research in the form of
Systematic Literature Review (SLR), namely by collecting guidance and counseling articles
published from 2012 to 2022. In providing group counseling services, The results of research
show that group counseling services are effective in managing students' emotions. There are
several techniques or approaches that can be used by BK teachers or counselors in providing
services, including the REBT approach, role playing techniques, reality approaches, art
therapy techniques, journaling techniques, transactional analysis, self-control exercises,
psychoeducation, coping techniques, sensory awareness relaxation techniques, and person
centered therapy.

Keywords: Managing Emotions, Group Counseling, students


1. Pendahuluan
Seorang individu yang sudah mulai memasuki dunia pendidikan khususnya pada
pendidikan menengah pertama sudah dapat dikatakan bahwa individu tersebut mulai
memasuki masa remaja. Masa remaja adalah tahap pergantian dari fase anak-anak ke fase
dewasa. Pada fase remaja akan terjadi perubahan pada segi fisik, emosi, maupun perilaku
dalam kehidupan sosialnya. Piaget dalam Hurlock (1980) mengungkapkan jika ditinjau
dari sisi psikologis, remaja adalah usia saat mereka mulai beradaptasi dengan lingkungan
masyarakat, usia saat mereka sudah berada pada tingkat yang sama dengan orang yang
lebih tua serta minimal memiliki hak yang sama. Pernyataan tersebut dipertegas oleh
Amett (Fitriani & Alsa, 2015) yang menyatakan bahwa jika persoalan dan konflik pada
diri remaja tidak teratasi dengan baik akan membawa pengaruh negatif dalam
perkembangannya. Salah satu pengaruh negatif dalam perkembangan remaja adalah
kemampuan remaja dalam mengembangkan dan mengontrol emosinya secara baik,
dengan sifat sensitif dan reaktif yang sangat kuat terhadap berbagai situasi sosial. Maka
dari itu pengelolaan emosi khususnya pada siswa menjadi hal yang cukup krusial agar
siswa dapat menjalani kehidupannya secara optimal.
Di Indonesia sendiri, hal ini sudah didukung dengan adanya sistem pendidikan
yang tidak hanya berfokus pada kemampuan akademiknya saja, namun juga berfokus
pada pengendalian diri, kepribadian, serta kecerdasan emosi. Hal ini sudah dirumuskan
oleh Pemerintah dalam Undang-Undang Republik Indonesia No 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional yang menjelaskan bahwa pendidikan dilakukan agar
mendapatkan tujuan yang diharapkan bersama yaitu: ‘’Pendidikan adalah usaha sadar
dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan,pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara’’(Pasal 1 ayat 2 UU RI No
20/2003)1 Daniel Goleman (2001:34) juga mengatakan bahwa kecerdasan intelektual
ternyata hanya menyumbang 20% dari sukses hidup seseorang sedangkan 80% lainnya
ditentukan oleh kecerdasan emosional. maka dari itu hal ini cukup menjadi perhatian
khusus bagi para siswa untuk memiliki kemampuan dalam mengelola emosi diri.
Emosi menurut Salovey & Sluyter (Ningtyas dan Wiyono, 2022) adalah respon-
respon yang mengarahkan tingkah laku individu dan menyediakan informasi yang dapat
menolong individu mencapai tujuannya. Sedangkan menurut Sunarto dan Hartono
(2013:26) emosi merupakan gejala perasaan disertai dengan perubahan atau perilaku
fisik (Miraza, Simarmata, and Azrai 2020). Berdasarkan pengertian diatas dapat diartikan
emosi merupakan perasaan yang mempengaruhi timbulnya tingkah laku individu dalam
mencapai tujuan. Emosi dasar individu mencakup emosi positif dan emosi negatif. Emosi
positif yaitu perasaan-perasaan yang diinginkan dan membawa rasa nyaman, sedangkan
emosi negatif yaitu, perasaan-perasaan yang tidak diinginkan dan menjadikan kondisi
psikologis yang tidak nyaman. Agar peserta didik tidak mengalami konflik batin dan
tertekan karena kurangnya keterampilan dalam mengekspresikan emosi maka dibutuhkan
kemampuan dalam mengelola emosi atau regulasi emosi. Regulasi emosi merupakan
kemampuan individu dalam memahami diri sendiri akan emosi yang dirasakan, sehingga
dapat mengontrol perilaku individu dalam mencapai tujuan yang akan dicapai.
Santrock (Hasanah dan Pratiwi, 2020), mengungkapkan bahwa kemampuan dalam
mengelola emosi adalah kemampuan yang penting pada aspek emosi remaja.
Kemampuan remaja dalam mengelola emosi memiliki hubungan dengan keberhasilan
dan kegagalan yang akan diraih oleh remaja dalam berbagai aspek lainnya. Faktor
kecerdasan emosi yang mempengaruhi kecerdasan emosional dikategorikan menjadi dua
macam yakni Faktor Internal dan Faktor Eksternal (Djaali, 2017). Faktor Internal
merupakan faktor yang berasal dari dalam diri dan berpengaruh terhadap kecerdasan
emosi. Hal ini meliputi kondisi fisik dan kondisi psikis dalam diri individu meliputi
pengalaman hidup, sensasi, keterampilan berpikir dan motivasi. Sedangkan Faktor
Eksternal berasal dari faktor luar lingkungan seperti masyarakat, teman sebaya dan
sekolah (Nur Hanifah, 2018). Kecerdasan emosional pada siswa dapat dicapai melalui
pemberian layanan bimbingan kelompok (Martini, 2014, dalam Rismi, Yustiana, &
Budiman, 2020).
Dalam melakukan sebuah penilaian keefektivitasan sebuah layanan salah satunya
dengan menggunakan layanan konseling kelompok. Konseling kelompok menurut
Prayitno (1997:84) diartikan sebuah layanan yang memanfaatkan dinamika kelompok
yang terjadi dalam kelompok itu. Permasalahan yang dibahas dalam layanan kelompok
ini adalah masalah perorangan yang muncul di dalam kelompok itu. Dalam hal ini
Prayitno menjelaskan bahwa konseling kelompok merupakan usaha pemberian bantuan
yang diberikan oleh seorang konselor atau pemimpin kelompok kepada orang-orang
yang membutuhkan bantuan untuk penyelesaian suatu permasalahan yang dihadapi
dengan suasana kelompok.
Nurihsan (2012:21) mengatakan bahwa konseling kelompok merupakan bantuan
untuk individu yang dilaksanakan dalam suasana kelompok yang bersifat sebuah
pencegahan dan penyembuhan dan mengarahkan kepada pemberian kemudahan dalam
rangka perkembangan dan pertumbuhan. Sedangkan menurut Gadza,dkk berpendapat
bahwa konseling kelompok merupakan proses layanan antar pribadi yang dinamis, yang
terpusat pada pemikiran dan perilaku yang sadar dan melibatkan fungsi - fungsi seperti
fungsi yang berorientasi pada kenyataan, saling mempercayai, saling pengertian, saling
menerima, dan saling mendukung.
2. Metode
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian Problematika Stress
Akademik pada siswa ini adalah A Systematical Literature Review (SLR).
Kitchenham (Siswanto, 2010; Meitasari, Mulia, Chasanah, & Kholili, 2021)
menjelaskan bahwa systematic literature review adalah suatu metode penelitian
untuk melakukan identifikasi, evaluasi dan interpretasi terhadap semua hasil
penelitian yang relevan terkait pertanyaan penelitian tertentu, topik tertentu, atau
fenomena yang menjadi perhatian. Siswanto (2010) lebih lengkap menyebutkan
bahwa systematical review akan sangat bermanfaat untuk melakukan sintesis dari
berbagai hasil penelitian yang relevan, sehingga fakta yang disajikan kepada penentu
kebijakan menjadi lebih komprehensif dan berimbang. Systematical literature review
dalam penelitian ini dilakukan dengan melakukan penghimpunan artikel-artikel
bimbingan dan konseling yang dipublikasikan mulai tahun 2012 hingga tahun 2022.
Jumlah artikel awal yang diperoleh pada penghimpunan data mencapai 20 artikel.
B.Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian systematic literature review dengan pendekatan kualitatif
dilaksanakan dengan mengikuti langkah-langkah menurut Francis & Baldesari (2006)
(dalam Kholili, Nugroho, Khasanah, Pangestuti, 2021) teknis kegiatan yang
dilakukan terdeskripsi dalam tabel dibawah ini.

Tabel 1. Langkah Prosedur Penelitian Systematical Literature Review Efektivitas


Layanan Konseling Kelompok dalam Mengelola Emosi Siswa: A Systematic
Literature Review

Langkah-langkah menurut Francis & Langkah yang dilakukan peneliti


Baldesari (2006)
Langkah-langkah menurut Francis & Langkah yang dilakukan peneliti
Baldesari (2006)

1. Memformulasikan pertanyaan a.) Merumuskan pertanyaan penelitian


penelitian (formulating the review yang difokuskan pada problematika
question) stress akademik peserta didik di jenjang
pendidikan SMA
b) Kemudian merumuskan pertanyaan
berikutnya yaitu tingkat stress akademik
peserta didik di SMA dan strategi yang
dapat dilakukan peneliti sebelumnya
dalam mengatasi stress akademik
peserta didik khususnya jenjang SMA.

2. Melakukan pencarian literatur a) Melakukan pencarian literatur


systematial review (conducting a (artikel) di berbagai jurnal nasional.
systematical literature search) b) Fokus utamanya adalah jurnal-jurnal
bimbingan dan konseling, psikologi,
serta pendidikan yang membahas stress
akademik peserta didik.

3. Melakukan skrining dan seleksi Screening dan seleksi artikel


artikel penelitian yang cocok dilaksanakan dengan memperhatikan
(screening and selecting appropriate tujuan serta rumusan pertanyaan
research articles) penelitian yaitu: Artikel jurnal yang
menyajikan data permasalahan peserta
didik SMA khususnya permasalahan
stress akademik

4. Melakukan analisis dan sintesis Analisis dilakukan dengan


temuan-temuan kualitatif (analyzing membandingkan masing-masing isi
and synthesizing qualitative) artikel jurnal tersebut.

5. Memberlakukan kendali mutu Kendali mutu dilakukan dengan


(maintaining quality control) melakukan konsultasi kepada dosen
bimbingan dan konseling

6. Menyusun laporan akhir (presenting Laporan akhir dilaksanakan dengan


findings) menulis artikel hasil penelitian
kemudian dipublikasikan

C.Sumber Data

Sumber artikel berasal dari berbagai jurnal nasional yang didapat melalui
pencarian internet seperti mengakses google scholar dan garuda. Jumlah artikel awal
yang ditemukan yaitu 20 artikel yang kemudian diseleksi menjadi 15 artikel terpilih.
adapun kriteria seleksinya yaitu : (1) artikel dipublikasikan antara tahun 2012-2022,
(2) artikel yang dipilih difokuskan pada penelitian tentang efektifitas layanan
konseling kelompok dalam mengelola emosi siswa, (3) subjek penelitian yang
digunakan dalam artikel tersebut adalah peserta didik.

D. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif. Menurut Sugiyono


(2017:147) Analisis deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis
data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul
sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk
umum atau generalisasi.”
3. Hasil dan Pembahasan
Setelah melakukan pencarian literatur dengan menggunakan kata kunci
“Efektivitas layanan konseling kelompok dalam mengelola emosi siswa” melalui
pencarian internet seperti mengakses google scholar dan garuda. Jumlah artikel awal
yang ditemukan yaitu 20 artikel yang kemudian diseleksi menjadi 15.

Tabel 2. Hasil Ekstraksi Artikel


SUBYEK TEKNIK ATAU
NO PENULIS & TAHUN EFEKTIVITAS
LAYANAN PENDEKATAN

1 Amelia Astian Peserta didik REBT Kemampuan


Ningtyas, Bambang yang memiliki mengelola emosi
Dibyo Wiyono (2022) kemampuan peserta didik dapat
regulasi emosi ditingkatkan melalui
rendah layanan konseling
kelompok REBT

2 Syahri Al Husain Siswa yang Role Play Pendekatan Role


(2018) kecerdasan Playing pada Siswa
emosionalnya MTs N 1 Sragen
rendah dapat memberikan
perubahan sikap
pada siswa menjadi
pribadi yang bisa
mengelola
emosional dan
empati.

3 Siti Wahida Fitri Atin Siswa yang Realitas Adanya pengaruh


(2019) memiliki tingkat pemberian layanan
kemarahan yang konseling kelompok
tinggi realitas untuk
meningkatkan
SUBYEK TEKNIK ATAU
NO PENULIS & TAHUN EFEKTIVITAS
LAYANAN PENDEKATAN
kemampuan
mengontrol emosi
pada siswa kelas VII
MTs NW Tanak
Maik Tahun
Pelajaran
2019/2020.

4 Anifa Tuzzuhroh Siswa yang Art therapy Teknik art therapy


Nurbaiti (2019) memiliki berpengaruh
pengelolaan terhadap
emosi marah pengelolaan siswa
yang rendah kelas XI SMA
Negeri 3 Bantu

5 Yulian Arifatul Peserta didik Journaling Teknik Journaling


Hasanah, Titin Indah yang termasuk dapat meningkatkan
Pratiwi (2020) kedalam pengelolaan emosi
kategori rendah pada peserta didik di
dalam SMA Negeri 11
mengelola Surabaya
emosinya

6 Muhammad Rizal, Peserta didik Analisis Layanan konseling


Taufiqurrahma, Hara yang transaksional kelompok dengan
Permana (2022) memperoleh pendekatan analisis
hasil skala transaksional efektif
kecerdasan untuk meningkatkan
emosional yang kecerdasan
rendah emosional siswa

7 Ifta Nur Farichah, Regulasi emosi REBT keefektifan


Bakhrudin All Habsy, siswa SMP konseling kelompok
Dimas Heri Suroso Rasional Emotif
(2019) Perilaku untuk
meningkatkan
regulasi emosi siswa
SMP.

8 Syamsul Hadi (2020) Remaja Putra REBT Efektivitas Rational


Panti Asuhan Emotive Behavior
Darul Ihsan Therapy
Prambanan
Yogyakarta (REBT) Konseling
Kelompok Nilai
Tafakkur Untuk
Meningkatkan
Kecerdasan Emosi
Anak Laki-Laki di
Darul Ihsan
SUBYEK TEKNIK ATAU
NO PENULIS & TAHUN EFEKTIVITAS
LAYANAN PENDEKATAN

Panti Asuhan
Prambanan
Yogyakarta.

9 Dewi Maisaroh, I 6 siswa kelas Latihan self Kecenderungan


Wayan Dharmayana, VIII di SMP control melalui perilaku agresif
Vira Afriyati (2016) Negeri 12 Kota konseling siswa menurun
Bengkulu kelompok sesudah diberikan
latihan self control
melalui konseling
kelompok

10 Prias Hayu 6 siswa yang REBT Pendekatan naratif


Purbaningtyas (2015) memiliki nilai dalam konseling
manajemen REBT ternyata
emosi rendah cukup efektif untuk
meningkatkan
kecerdasan
emosional pada
aspek kesadaran diri,
pengaturan diri,
motivasi diri,
empati, dan
keterampilan sosial.

11 Ummur Radhiah 19 siswa Konseling Pengelolaan emosi


Hussin, Zuria perempuan (usia kelompok melalui kelompok
Mahmud, Dharatun 15 hingga 16 psikoedukasi konseling
Nissa Fuad Mohd tahun) di psikoedukasi ini
Karim (2020) sekolah berdampak positif
menengah dalam membantu
remaja untuk
memahami,
mengelola dan
mengendalikan
emosinya sendiri.

12 Nur Afifah Hilmy, Siswa kelas XI Teknik Coping Setelah dilaksanakan


Muya Barida, Niken TKR B SMK dari model layanan konseling
Susilowati (2022) Sakti Gemolong konseling kelompok dengan
kognitif-behavior. menggunakan teknik
coping ada
perubahan yang
signifikan mengenai
regulasi emosi siswa

13 Muhammad Fikri Siswa yang REBT Adanya pengaruh


Fauzi, Tri Suyati dan memiliki konseling kelompok
Ismah (2021) kecerdasan dengan pendekatan
emsoi yang Rational Emotive
rendah Behavior Therapy
terhadap kecerdasan
SUBYEK TEKNIK ATAU
NO PENULIS & TAHUN EFEKTIVITAS
LAYANAN PENDEKATAN
emosi siswa SMK
Palebon Semarang,

14 Ayu Putri Ningsih dan Remaja dengan Teknik relaksasi Layanan Konseling
Diplan (2018) tingkat kontrol kesadaran indera Kelompok Dengan
diri terhadap Teknik Relaksasi
emosi marah Kesadaran Indera
yang sedang dan Dapat Meningkatkan
rendah Kontrol Diri
Terhadap Emosi
Marah Pada Remaja
Di Panti Sosial Bina
Remaja Palangka
Raya

15 Uky Wahyu siswa yang Person Centered Layanan konseling


Ningsafitriyah, Tri memiliki Therapy kelompok dengan
Raca Maulida, Eva kecerdasan teknik PCT efektif
Pristianti, dan Silvia emosi rendah untuk meningkatkan
Yula Wardani (2019) kecerdasan emosi
siswa

Terdapat 2 bentuk emosi yang ada dalam individu yaitu emosi positif dan emosi
negatif. emosi positif mencakup perasaan perasaan yang membawa rasa nyaman,
sedangkan emosi negatif merupakan perasaan-perasaan yang tidak diinginkan dan
membawa rasa yang tidak nyaman. Menurut Riana Mashar (2011:35) terdapat emosi
positif dan emosi negatif dalam diri individu. Emosi positif pada individu meliputi
eagerness (rela), humor (lucu), joy (kegembiraan/keceriaan), pleasure
(senang/kenyamanan), curiosity (rasa ingin tahu), happiness (kebahagiaan), delight
(kesukaan), love (cinta sayang), excitement (ketertarikan); kemudian emosi negatif
meliputi impatience (tidak sabaran), uncertainty (kebimbangan), anger (marah),
suspicion (kecurigaan), anxiety (rasa cemas), guilt (rasa bersalah), jealous (cemburu),
annoyance (jengkel), fear (takut), depression (depresi), sadness (kesedihan), hate (rasa
benci).
Berdasarkan bentuk-bentuk emosi yang sudah diuraikan, dalam artikel-artikel yang
diperoleh, penulis menemukan bahwa siswa belum bisa mengelola emosinya dengan
baik, terdapat siswa yang belum memiliki keterampilan dalam mengungkapkan emosi
yang dialami tanpa menekan dan terlalu berlarut-larut dalam emosi tersebut, serta belum
bisa mampu mengungkapkan emosi-emosinya secara tepat.
Guru BK memiliki peran untuk membantu siswa dalam mengatasi hal tersebut
salah satunya dengan cara memberikan layanan konseling kelompok kepada siswa.
Menurut Latipun (2005) Konseling kelompok adalah kelompok terapetik yang
dilaksanakan untuk membantu klien mengatasi masalah yang berhubungan dengan
kehidupan sehari-hari.
Dari 15 artikel yang ditemukan dan dianalisis oleh penulis menemukan bahwa
konseling kelompok diberikan kepada siswa dengan tingkat kemampuan yang rendah
dalam mengelola emosi. Guru BK atau konselor dapat memilih teknik atau pendekatan
yang akan digunakan dalam melaksanakan layanan konseling kelompok. Penggunaan
teknik atau pendekatan dapat membantu guru BK atau konselor dalam melaksanakan
konseling kelompok dengan efektif dan optimal. Berdasarkan hasil analisis artikel yang
diperoleh, berikut rincian dan jumlah penggunaan teknik dalam layanan konseling
kelompok.
Tabel. 3 Jumlah Teknik Konseling Kelompok
No Teknik atau Pendekatan Jumlah
1
REBT 5
2
Role Playing 1
3
Realitas 1
4
Art therapy 1
5
Journaling 1
6
Analisis transaksional 1
7
Latihan self control 1
8
psikoedukasi 1
9
Teknik Coping 1
10
Teknik relaksasi kesadaran indera 1
11
Person Centered Therapy 1

Berdasarkan tabel tabel diatas menunjukan bahwa pendekatan REBT atau Rational
Emotive Behavior Therapy menjadi teknik yang paling banyak digunakan oleh guru BK
atau konselor dalam melaksanakan layanan konseling kelompok untuk membantu siswa
dalam mengelola emosi.
Pendekatan Rational Emotive Behavior Therapy (REBT) adalah pendekatan yang
rasional dan memiliki dasar yang baik dalam implementasinya. Pendekatan REBT
(Winkel, 2007:590) adalah pendekatan yang menekankan pada korelasi yang terjadi pada
perasaan, tingkah laku dan pikiran sehingga REBT akan membimbing individu untuk
menjadi pribadi yang utuh dan mensinkronkan antara pikiran bisa selaras dengan tingkah
laku begitu pula perasaan individu dalam menjalani kehidupannya dan menghindari
adanya kepalsuan dalam menjalani hidup.
Pendekatan Rational Emotive Behavior Therapy (REBT) menekankan pada
interaksi berpikir rasional, perasaan, dan tingkah laku efektif dan positif karena pada
hakikatnya pendekatan Rational Emotive Behavior Therapy (REBT) memandang
manusia sebagai individu yang dipengaruhi oleh pikiran, perasaan, dan tingkah laku
(Komalasari, Wahyuni, and Karsih 2011). Dalam prakteknya, pendekatan REBT
menekankan pada individu bahwa mereka bertanggung jawab atas reaksi emosional
mereka sendiri dengan memperhatikan verbalisasi diri mereka dan merubah keyakinan
irasional mereka sehingga dapat mengatasi permasalahan secara efektif. Penggunaan
pendekatan REBT sebagai upaya dalam membantu meningkatkan kemampuan regulasi
emosi karena dalam proses konseling REBT bertujuan untuk memperbaiki dan merubah
segala gangguan emosional yang merugikan individu (Erford 2015).
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dari artikel yang diperoleh menunjukan
bahwa layanan konseling kelompok efektif dalam mengelola emosi siswa, hal tersebut
dibuktikan dengan meningkatnya kemampuan siswa dalam mengelola emosi setelah
pemberian layanan konseling kelompok.

4. KESIMPULAN

Keterampilan mengelola emosi memiliki hubungan dengan keberhasilan dan


kegagalan yang akan diraih oleh siswa dalam berbagai aspek. Maka dari itu, kemampuan
siswa dalam mengelola emosi ini seringkali menjadi aspek yang cukup berpengaruh bagi
keberhasilan dalam sistem pendidikan di sekolah. Salah satu upaya yang dilakukan untuk
meningkatkan kemampuan mengelola emosi pada siswa yaitu dengan menyelenggarakan
layanan konseling kelompok oleh guru BK. Berdasarkan penelitian yang dilakukan
melalui analisis literatur yang relevan, dapat disimpulkan bahwa layanan konseling
kelompok dinilai efektif untuk meningkatkan kemampuan mengelola emosi pada siswa.
Hal ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan evaluasi bagi guru BK untuk
menyelenggarakan layanan konseling kelompok sebagai upaya untuk meningkatkan
kemampuan mengelola emosi pada siswa.
DAFTAR PUSTAKA

Al Husain, S. (2018). Efektivitas Konseling Kelompok Rational-Emotive Behavior Therapy


untuk Meningkatkan Regulasi Emosi Peserta Didik SMA. Jurnal Ilmiah Konseling , BK
FKIP UTP, 18 (1), 11-17.

Atin, S. W. F. (2019). Pengaruh Konseling Kelompok Realitas untuk Meningkatkan


Kemampuan Mengontrol Emosi pada Siswa Kelas VII MTs NW Tanak Maik Tahun
Pelajaran 2019/2020. Jurnal Konseling Pendidikan, 3(2), 60-72.

Djaali, H. (2017). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Farichan, I. N., Habsy, B. A., Suroso, D. H. (2019). Konseling Kelompok Rasional Emotif
Perilaku dalam Membantu Mengatasi Regulasi Emosi Siswa Smp, Efektifkah?. Jurnal
Pendidikan 4(1), 25 - 32.

Fitriana, S. dan suharno, A. (2010). Meningkatkan Kecerdasan Emosional Melalui Layanan


Konseling Kelompok. Jurnal Ilmiah Majalah Lontar, 24(2), 1-17.

Hadi, S. (2020). Konseling Kelompok Rational Emotive Behavior Therapy (REBT) dengan
Nilai Tafakkur untuk Meningkatkan Kecerdasan Emosional Remaja Putra Panti Asuhan
Darul Ihsan Prambanan Yogyakarta. Jurnal Bimbingan dan Konseling Islam, 10(2),
155-165.

Hasanah, Y. A., Pratiwi, T. I. (2020). Penerapan Konseling Kelompok Teknik Journaling


untuk Meningkatkan Pengelolaan Emosi pada Peserta Didik di SMA Negeri 11
Surabaya. Jurnal BK UNESA, 11(3), 337-346.

Hilmy, N. A., Barida, M., Susilowati, N. (2022). Upaya Meningkatkan Kemampuan Regulasi
Emosi Siswa Melalui Konseling Kelompok Dengan Teknik Coping di SMK Sakti
Gemolong. Jurnal Pendidikan dan Konseling, 4(4), 2739-2746.

Hussin, U. R., Mahmud, Z., Karim, D. N. F. M. (2020). Psychoeducation group counselling


for emotional intelligence among secondary school female students. Journal of
Counseling, Education and Society, 1(2), 53-57.
Kholili, M I., Nugroho, D. A. N., Khasanah, D. N., Pangestuti, I. A. I. (2021). Problematika
bimbingan dan konseling bidang Akademik peserta didik SMA: A systematic literature
review (SLR). Jurnal Bimbingan dan Konseling Borneo, 2(2), 64-78.

Maisaroh, D., Dharmayana, I W., Afriyati, V. (2016). Pengaruh Latihan Self Control Melalui
Konseling Kelompok Terhadap Kecenderungan Perilaku Agresif Siswa. Triadik, 15(2),
79-90

Meitasari, A., Mulia, E. C. A., Chasanah, L. I., & Kholili, M. I. (2021). Problematika
bimbingan dan konseling bidang karier peserta didik SMA: A systematic literature
review (SLR). Terapeutik: Jurnal Bimbingan dan Konseling, 5(1), 69-79.

Miraza, Maya Rizky, Sari Wardani Simarmata, and Ahmad Azrai. 2020. “Pengaruh
Bimbingan Kelompok Terhadap Regulasi Emosi Remaja Di Lingkungan XI Rambung
Putih Simpang Mancang Kelurahan Pekan Selesai Kabupaten Langkat” 9 (2): 37–46.

Ningsafitriyah, U. W., Maulida, T. R., Pristianti, E., dan Wardani, S. Y. (2019). Efektivitas
Layanan Konseling Kelompok Dengan Pendekatan PCT Untuk Meningkatkan
Kecerdasan Emosi Siswa. Indonesia Journal of Learning Education and Counseling,
2(1), 100-106.

Ningsih, A. P. dan Diplan. (2018). Konseling Kelompok Dengan Teknik Relaksasi Kesadaran
Indera Untuk Meningkatkan Kontrol Diri Terhadap Emosi Marah Pada Remaja Di
Panti Sosial Bina Remaja Palangka Raya. SULUH JURNAL BIMBINGAN DAN
KONSELING, 3 (2), 12-18.

Ningtyas, A. A., Wiyono, B. D. (2022). Efektivitas Konseling Kelompok Rational-Emotive


Behavior Therapy Untuk Meningkatkan Regulasi Emosi Peserta Didik SMA. Jurna BK
UNESA, 12(4), 1071-1080.

Nurbaiti, A. T. (2019). Pengaruh Teknik Art Therapy Terhadap Pengelolaan Emosi Marah
Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 3 Bantul. Jurnal Riset Mahasiswa Bimbingan dan
Konseling, 5 (1), 91-102.

Nur Hanifah, U. (2018). Pembinaan Kecerdasan Emosional dan Spiritual (Studi Kasus Pada
Siswa Kelas XI TPB SMK Saraswati Salatiga Tahun 2017).
Rismi, R., Yustiana, Y., & Budiman, N. (2020). The Effectiveness of Group Counseling with
Role Play Techniques to Improve Student Emotional Intelligence. Jurnal Aplikasi
IPTEK Indonesia.

Rizal, M., Taufiqurrahma, Permana, H. (2022). Efektivitas Layanan Konseling Kelompok


dengan Analisis Transaksional untuk Meningkatkan Kecerdasan Emosional Siswa.
Basic: Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar, 6(1), 129-136.

Siswanto. (2010). Systemic Review sebagai Metode Penelitian untuk Mensintesis Hasil-Hasil
Penelitian (Sebuah Pengantar). Surabaya: Pusat Penelitian dan Pengembangan Sistem
dan Kebijakan Kesehatan.

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Tyas, P. H.P. (2015). Pendekatan Naratif Dalam Konseling Rational Emotive Behavior
Therapy (Rebt) Untuk Mengelola Emosi. Jurnal Fokus Konseling, 1 (2), 107-117.

Krisnanda, Veno. (2019). Effectiveness of Managing Emotion Techniques in Group


Counseling to Prevent Aggressiveness of High School Students. Sosioekons, 11(2),
108-114.

Taharani, A., Wibowo, M., & Mulawarman. (2021). The Effectiveness of CBT Group
Counseling with Problem Solving and Role Play Techniques to Improve Students’
Emotional Intelligence. Jurnal Bimbingan Konseling, 10(1), 34 - 39.

Anda mungkin juga menyukai