Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Al – Mau’izhoh E – ISSN 26849410

Vol. 4, No. 1, juni,2022

Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Kedisiplinan Siswa


Gilang Maulana jamaludin1*, Nurhayati2
1,2Universitas
Majalengka, Majalengka, Indonesia
*gmaulana231@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kecerdasan emosional terhadap
kedisiplinan siswa SD Negeri Banjaran. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif
dengan metode deskriptif dan korelasi. Adapun alat pengumpulan data dilakukan dengan
menggunakan angket untuk memperoleh informasi dari responden tentang pengaruh
kecerdasan emosinal terhadap kedisiplinan siswa. Setelah data terkumpul kemudian dianalisis
dengan menggunakan statistic dan diolah dengan menggunakan program SPSS (Statistical
Package for Social Sciences) versi 21.
Berdasarkan hasil perhitungan, ternyata terdapat Pengaruh yang positif dan signifikan.
Hal ini didapat dari perhitungan korelasi product moment yang diketahui bahwa nilai koefisien
korelasi kecerdasan emosional adalah sebesar 0,932 yang berkisar antara 0,800 – 1,000
menunjukan korelasi sangat kuat dan arah hubungannya bernilai positif. Kemudian koefisien
korelasi signifikan, hal ini dibuktikan dengan hasil t hitung (26,476) lebih besar dari ttabel (2,629)
yang menunjukan bahwa terdapat pengaruh kecerdasan emosional terhadap kedisiplinan siswa
SD Negeri Banjaran. Koefisien determinasi pada penelitian ini yang menunjukan pengaruh
pengaruh kecerdasan emosional terhadap kedisiplinan siswa sebesar 86,9 %Sisanya 13,1%
dipengaruhi oleh faktor lain seperti teladan, nasihat, latihan, dan lingkungan.

Kata kunci : Kecerdasan Emosional, Kedisiplinan

Abstract
This study aims to determine the effect of emotional intelligence on the discipline of SD Negeri
Banjaran students. This study uses a quantitative approach with descriptive and correlation
methods. The data collection tool is done by using a questionnaire to obtain information from
respondents about the influence of emotional intelligence on student discipline. After the data is
collected, it is analyzed using statistics and processed using the SPSS (Statistical Package for Social
Sciences) version 21 program.
Based on the calculation results, it turns out that there is a positive and significant influence. This
is obtained from the calculation of the product moment correlation which is known that the value
of the correlation coefficient of emotional intelligence is 0.932, which ranges from 0.800 - 1,000
indicating a very strong correlation and the direction of the relationship is positive. Then the
correlation coefficient is significant, this is evidenced by the results of t count (26,476) which is
greater than t table (2,629) which shows that there is an influence of emotional intelligence on the
discipline of SD Negeri Banjaran students. The coefficient of determination in this study which
shows the influence of emotional intelligence on student discipline is 86.9%. The remaining 13.1%
is influenced by other factors such as example, advice, practice, and the environment.

Keywords: Emotional Intelligence, Discipline

53
Jamaludin, Nurhayati

I. PENDAHULUAN
Pendidikan adalah sebagai upaya dengan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya dalam masyarakat, bangsa dan Negara” (Araniri et al., 2021)(G.
Jamaludin et al., 2020) (G. M. Jamaludin et al., 2020)
Di dalam dunia pendidikan, kita menyadari bahwa untuk meraih prestasi di
sekolah maupun di luar sekolah, ada beberapa faktor yang harus dimiliki oleh anak
didik, salah satunya yaitu perilaku disiplin yang kuat. Hal itu dikarenakan disiplin
merupakan suatu aturan pendidikan yang menunjuk pada sejenis keterlibatan aturan
dalam mencapai standar yang tepat atau mengikuti peraturan yang tepat dalam
berperilaku atau melakukan aktifitas (Umi Kholifah,2011:2).
Menurut Santoso Sastropoetra dikutip dalam Fatah Yasin (2013:124)
menyatakan bahwa “Disiplin diartikan sebagai pengawasan terhadap diri pribadi untuk
melaksanakan segala sesuatu yang telah disetujui atau diterima sebagai tanggung
jawab”.
Sedangkan menurut Julie Andrew dikutip dalam Fatah Yasin (2013:124)
menyatakan bahwa “Disiplin adalah suatu bentuk latihan kehidupan, suatu pengalaman
yang telah dilalui dan dilakukan, mengembangkan kemampuan seseorang untuk mawas
diri”.
Adapun dalam bahasa Indonesia istilah disiplin kerap kali terkait dan menyatu
dengan isitilah tata tertib dan ketertiban. Isitilah ketertiban mempunyai arti kepatuhan
seseorang dalam mengikuti peraturan atau tata tertib karena didorong atau disebabkan
oleh sesuatu yang datang dari luar dirinya.Sebaliknya, istilah disiplin sebagai kepatuhan
dan ketaatan yang muncul karena adanya kesadaran dan dorongan dari dalam dirinya.
Berkaitan dengan hal tersebut penulis dapat menarik kesimpulan bahwa
disipilin adalah suatu bentuk latihan dalam kehidupan seseorang untuk melaksanakan
segala sesuatu karena adanya dorongan atau disebabkan oleh sesuatu yang datang dari
luar maupun dari dalam dirinya yang telah disetujui untuk mawas diri.
Penanaman sikap disiplin harus terus dilakukan pemeliharaan dan pembinaan
terus menerus. Hal ini menjadi penting karena displin merupakan sebuah sikap mental
yang tentunya dapat berubah dan dipengaruhi oleh lingkungan sekitar. Adapun faktor-
faktor yang mempengaruhi terciptanya kedisiplinan menurut (Lyceum:2016) salah
satunya adalah faktor internal yang di dalamnya meliputi, minat dan emosi. Dimana
emosi merupakan suatu keadaan dalam diri manusia yang mempengaruhi dan
menyertai penyesuaian di dalam diri secara umum. Sehingga emosi mampu menjadi
penentu seseorang untuk bersikap displin, karena emosi mampu menggerakan rasa
kepedulian para siswa ataupun segala komponen sekolah lainnya dalam menaati
peraturan yang telah ditetapkan dilingkungan sekolah (Lyceum:2016).

54 Al-Mau’izhoh, Vol. 4, No. 1, Juni,2022


Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Kedisiplinan Siswa

Dan hal ini dapat dibuktikan dari hasil observasi awal dan wawancara dengan
salah satu pengajar di MA Darul Falah Cijati Kec.Majalengka, bahwa masih banyak siswa
yang terlambat masuk sekolah dan terlambat dalam mengikuti proses pembelajaran
(65%), adanya siswa yang tidak mengerjakan tugas (50%), ada siswa yang tidak
menjaga kerapihan (70%), dan ada siswa yang tidak memakai atribut seskolah (60%).
Untuk mengatasi permasalahan tersebut ternyata Kecerdasan emosional salah
satu faktor internal yang diprediksi dapat mempengaruhi disiplin. Menurut Goleman
dikutip dalam Ernawati (2015:17) menyatakan bahwa “Emotional Intelligence (EQ)
sebagai kemampuan untuk mengenali emosi diri dan emosi orang lain, kemampuan
memotivasi diri sendiri, kemampuan mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri
dan hubungannya dengan orang lain”. Menurut Daniel dikutip dalam Kholifah (2011:1)
menyatakan bahwa :
“Kecerdasan emosional merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan
potensi kita untuk mempelajari ketrampilan, yaitu keterampilan praktis yang
didasarkan pada lima unsur kecerdasan emosional, yang terdiri dari mengenali emosi
diri, mengelola emosi, memotivasi diri, empati dan kecakapan dalam membina
hubungan dengan orang lain”.
Berdasarkan pendapat para ahli tersebut penulis dapat menarik kesimpulan
bahwa Kecerdasan emosial adalah kemampuan untuk mengenali emosi diri dan emosi
orang lain, serta untuk menentukan potensi yang ada didalam diri kita untuk
mempelajari berbagai keterampilan.
Proses pembentukan disiplin terbentuk dengan baik apabila di dukung
kemampuan memahami dalam menerapkan kekuatan dengan emosi sebagai sumber
energy yang merupakan pusat bertindak bagi seseorang. Karena emosi manusia dapat
dikatakan berasal dari perasaan lubuk hati, naluri tersembunyi dan sensasi emosi. Yang
apabila dipercayai dan dihormati kecerdasan emosional menyediakan pemahaman yang
lebih mendalam dan lebih utuh tentang diri sendiri dan orang lain disekitar kita
(Tikus:2012).
Dengan demikian, seberapa besar anak didik mampu mengendalikan keinginan-
keinginanya membatasi berbagai macam hasratnya dan menetapkan berbagai sasaran
aktivitasnya, termasuk dalam pembentukan kedisiplinan yang menaati berbagai macam
peraturan yang diterapkan di sekolah di dukung dengan kecerdasan emosional yang
dimiliki seorang anak. Berdasarkan hal tersebut, maka ingin dikaji atau perlu diketahui
seberapa besarnya pengaruh kecerdasan emosional yang dimiliki siswa dalam
pembentukan kedisiplinan yang baik di SD Negeri Banjaran, sebagaimana yang
dituangkan dalam judul “Pengaruh Kecerdasan Emosional terhadap Kedisiplinan Siswa
SD Negeri Banjaran”.
II. METODE PENELITIAN

Al-Mau-izhoh, Vol. 4, No. 1,Juni,2022 55


Jamaludin, Nurhayati
Berdasarkan permasalahan yang diteliti, maka metode dan jenis penelitian ini
menggunakan penelitian Kuantitatif survey. Karena hasil penelitian ini akan disajikan
dalam bentuk angka. Metode penelitian kuantitatif menurut Sugiyono (2010:14),
“Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme,
digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu”. Teknik pengambilan
sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan
instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau statistic dengan tujuan
menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
Adapun menurut Sugiyono (2014:2) “Metode penelitian diartikan sebagai cara
ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”. Jenis penelitian
yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan korelasi. Menurut
Nurul Zuriah (2009:47), menjelaskan bahwa metode deskriptif ialah:
“Penelitian deskriptif adalah penelitian yang diarahkan untuk memberikan
gejala-gejala, fakta-fakta, atau kejadian-kejadian secara sistematis dan akurat,
mengenai sifat-sifat populasi atau daerah tertentu. Dalam penelitian deskriptif
cenderung tidak perlu mencari atau menerangkan saling hubungan dan menguji
hipotesis”.
Penelitian deskriptif dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran
mengenai kecerdasan emosional siswa yang mempengaruhi terhadap kedisiplinan SD
Negeri Banjaran.
Menurut Sukardi (2015:166) menyatakan bahwa:
“Penelitian korelasional adalah suatu penelitian yang melibatkan tindakan
pengumpulan data guna menentukan, apakah ada hubungan dan tingkat
hubungan antara dua variabel atau lebih. Adanya hubungan dan tingkat variabel
ini penting, karenadengan mengetahui tingkat hubungan yang ada, peneliti akan
dapat mengembangkannya sesuai dengan tujuan penelitian”.
Penelitian korelasional yang dilakukan yaitu untuk mengetahui ada tidaknya
pengaruh kecerdasan emosional terhadap kedisiplinan siswa di SD Negeri Banjaran.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN


Dari hasil penelitian, kita dapat mengetahui bahwa tingkat kecerdasan emosional yang
dimiliki setiap siswa SD Negeri Banjaran itu berbeda-beda, oleh sebab itu setiap siswa
memiliki tingkat kedisiplinan yang berbeda. Ada banyak faktor yang mempengaruhi
kedisiplinan siswa disekolah diantaranya yaitu faktor internal dan eksternal, dimana
faktor internal itu meliputi faktor emosi, kesadaran diri, motivasi, dan minat. Sedangkan
kecerdasan emosional adalah faktor yang menentukan potensi kita untuk mempelajari

56 Al-Mau’izhoh, Vol. 4, No. 1, Juni,2022


Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Kedisiplinan Siswa

keterampilan, seperti mengenali emosi diri, memotivasi diri, kesadaran diri, dan
kecakapan dalam membina hubungan (Goleman:2009).
Dengan demikian tingkat kecerdasan emosional yang dimiliki siswa mampu
mempengaruhi kedisiplinan siswa. Dan hal ini dapat dibuktikan dari hasil skala
kecerdasan emosional dan skala kedisiplinan siswa yang disebarkan oleh peneliti
kepada siswa SD Negeri Banjaran, yang mana hasil dari rekapitulasi jumlah
skorjawaban responden terhadap skala kecerdasan emosional adalah 6029.
Berdasarkan data hasil skala kecerdasan emosional yang terdiri dari 20 pertanyaan
tersebut, maka hal ini menunjukan bahwa kecerdasan emosional siswa SD Negeri
Banjaran berada pada criteria baik karena berada pada jarak interval 6051 - 7347.
Penelitipun mengambil beberapa hasil tanggapan siswa terhadap pertanyaan
seputar kecerdasan emosional yang menyatakan “saya berusaha masuk sepuluh besar
setiap semester”, hasilnya sebanyak 44% siswa menjawab sangat setuju untuk
pertanyaan tersebut. Dan untuk pertanyaan selanjutnya yang menyatakan “saya mampu
menahan amarah saat saya merasa tersakiti”, hasilnya sebanyak 52% siswa menjawab
sangat setuju. Hal ini cukup membuktikan bahwa sebagian siswa MA Darul Falah
memiliki tingkat kecerdasan emosional yang cukup baik.
Berdasarkan data rekapitulasi jumlah skor jawaban responden terhadap skala
kedisiplinan siswa dapat dinilai baik. Hal ini diperoleh dari hasil rekapitulasi kuesioner
yang terdiri dari 20 pertanyaan untuk variabel kedisiplinan siswa, yaitu sebesar 6331
dengan jarak interval 6051 - 7347. Dengan demikian, peneliti menyimpulkan bahwa
siswa SD Negeri Banjaran memiliki kedisiplinan yang baik. Dan ini tidak hanya
dibuktikan oleh hasil rekapitulasi jumlah skor jawaban responden namun dibuktikan
juga oleh beberapa hasil tanggapan siswa terhadap pertanyaan seputar kedisiplinan
siswa yang menyatakan “saya mengikuti proses pembelajaran dari awal sampai selesai
dengan baik”, maka sebanyak 51% siswa menjawab sangat setuju. Dan untuk
pertanyaan yang menyatakan “saya mengerjakan tugas serta mengumpulkan tugas
dengan tepat waktu” hasilnya sebanyak 49% siswa menjawab sangat setuju untuk
pertanyaan tersebut.
Dengan demikian analisis ini mampu menguji kebenaran hipotesis atau dugaan
sementara peneliti, sehingga apabila data lapangan dapat menjawab hipotesis yang
diajukan tersebut maka diterima (signifikan), tetapi apabila data lapangan tidak dapat
menjawab berarti hipotesis yang diajukan ditolak (nonsignifikan).
Maka setelah melakukan penelitian terhadap data yang diperoleh, peneliti
mendapatkan gambaran mengenai hasil pengolahan data tersebut yang menunjukan
bahwa:
1. Gambaran pengaruh kecerdasan emosional SD Negeri Banjaran.

Al-Mau-izhoh, Vol. 4, No. 1,Juni,2022 57


Jamaludin, Nurhayati
Kecerdasan emosional siswa SD Negeri Banjaran mendapat skor dengan kreteria
baik dan dengan presentase 6029 pada jarak interval 6051 - 7347. Ini menunjukan
bahwa kecerdasan emosional berada pada kriterium baik.
2. Gambaran pengaruh kedisiplinan siswa SD Negeri Banjaran.
Kedisiplinan siswa MA Darul Falah Ciajti mendapat skor dengan kreteria baik
dan dengan presentase 6331 pada jarak interval 6051 - 7347. Ini menunjukan bahwa
kecerdasan emosional berada pada kriterium baik.
3. Pengaruh kecerdasan emosional terhadap kedisiplinan siswa SD Negeri Banjaran.
Berdasarkan hasil perhitungan variabel kecerdasan emosional dengan
kedisiplinan siswa adalah sebesar 0,932 hal ini menyatakan bahwa kecerdasan
emosional memiliki tingkat keeratan hubungan yang sangat kuat dan berpengaruh
positif terhadap kedisiplinan siswa. Hal ini dibuktikan dengan nilai koefisien
determinasi yang menunjukan bahwa sebesar 86,9 % kecerdasan emosional mampu
mempengaruhi kedisiplinan siswa. Dan sebesar 13,1% kedisiplinan siswa dipengaruhi
oleh faktor lain, seperti yang dikatakan oleh Tu’u dalam Yasin (2013:131), bahwa
teladan, nasihat, latihan dan lingkungan adalah faktor yang mampu mempengaruhi
kedisiplinan seseorang. Hal ini bisa dilihat dari hasil jawaban kuesioner, yang mana
jawaban siswa SD Negeri Banjaran (responden) menunjukan bahwa kecerdasan dan
kedisiplian yang dimiliki oleh siswa SD Negeri Banjaran bisa dikatakan baik. Karena
hasil skor yang diperoleh berada pada presentase 6029 - 6331, yang mana besaran
presentase tersebut berada pada jarak interval 6051 – 7347 dengan kategori baik.
Dengan demikian peneliti menyimpulkan bahwa semakin baik tingkat kecerdasan
emosional siswa maka kedisiplinan yang dimiliki siswa akan meningkat dan hal ini
dapat dibuktikan dari hasil observasi dilapangan, bahwa siswa yang mampu
memotivasi diri sendiri ternyata memiliki kedisiplinan yang baik dalam mengatur jam
belajar dan lebih bersungguh-sungguh dalam belajar, dibandingkan dengan siswa yang
tidak begitu mampu memotivasi dirinya, mereka terlihat tidak mempunyai semangat
dalam belajar, acuh, dan sering kali telat bahkan membolos dalam mengikuti
pembelajaran. Begitupun dengan siswa yang mampu mengenali emosinya sendiri,
mampu mengelola emosi, dan mempunyai empati yang cukup baik ternyata memiliki
kedisiplinan yang cukup baik juga dalam menaati setiap aturan yang diberlakukan
disekolah, berbeda dengan siswa yang tidak mampu mengenali emosinya sendiri,
mampu mengelola emosi, dan mempunyai empati yang rendah akan cenderung lebih
acuh terhadap orang lain, dan bahkan mereka lebih cenderung jadi siswa yang sering
melanggar aturan yang berlaku.
Kemudian, penulis juga melakukan analisis data untuk mencari, memutuskan
atau membuktikan apakah variabel independen (bebas) menaikan atau menurunkan
variabel dependen (terikat). Dari hasil perhitungan regresi didapat persamaaanY = a +

58 Al-Mau’izhoh, Vol. 4, No. 1, Juni,2022


Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Kedisiplinan Siswa

bX adalah Y=1.602 +0,987X yang menunjukan bahwa setiap kenaikan satu skor
kecerdasan emosional dapat menaikan pengembangan kedisiplinan siswa sebesar
0,987. Dan hal ini juga dijelaskan oleh Goleman yang dikutip dari Ernawati (2015:17)
bahwa kecerdasan emosional menjadi salah satu faktor internal yang diprediksi dapat
mempengaruhi disiplin. Karena kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk
mengenali emosi diri dan emosi orang lain, kemampuan memotivasi diri sendiri,
kemampuan mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri maupun dalam membina
hubungan dengan orang lain. Dan bahkan Goleman (2009:428) mengatakan bahwa
“Pengaturan diri adalah pengelolaan implus dan perasaan yang menekan, dalam kata
yunani kuno kemampuan ini disebut sophrosyne, yaitu hati-hati dan cerdas dalam
mengatur kehidupan, keseimbangan, dan kebijaksanaan yang terkendali.Sedangkan
menurut Tulus (2004:30), disiplin merupakan suatu aturan pendidikan yang
menunjukan pada sejenis keterlibatan aturan dalam mencapai standar yang tepat atau
mengikuti peraturan yang tepat dalam berprilaku atau melakukan aktifitas.
IV. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dalam penulisan skripsi dengan judul “Pengaruh
kecerdasan emosional terhadap kedisiplinan siswa SD Negeri Banjaran tahun ajar
2021/2022” dapat penulis simpulkan sebagai berikut:
1. Kecerdasan emosional di SD Negeri Banjaran yaitu baik. Hal ini terbukti dari
hasil penghitungan kuisioner hasil pengkategorian yang peneliti sebarkan
kepada responden diperoleh total skor sebesar 6029, hal ini menunjukkan
bahwa hasil penelitian mengenai kecerdasan emosional di SD Negeri Banjaran
berada pada kriteria baik.
2. Kedisiplinan siswa di SD Negeri Banjaran adalah baik. Hal ini terbukti dari hasil
penghitungan kuisioner hasil pengkategorian yang peneliti sebarkan kepada
responden hasil kuesioner yang terdiri dari sepuluh (20) pertanyaan untuk
variable kedisiplinan siswa, diperoleh total skor sebesar 6331 hal ini
menunjukkan bahwa hasil penelitian mengenai kedisiplinan siswa di SD Negeri
Banjaran berada pada kreteria baik.
3. Pengaruh kecerdasan emosional terhadap kedisiplinan siswa dengan
menggunakan bantuan program SPSS 21 adalah sebesar 0,932 menyatakan
bahwa kecerdasan emosional memiliki tingkat keeratan hubungan yang sangat
kuat dan berpengaruh positif terhadap kedisiplinan siswa. Hal ini juga
dibuktikan dengan nilai koefisien determinasi yang menunjukan pengaruh
kecerdasan emosional terhadap kedisiplian siswa sebesar 86,9 % Sisanya 13,1%
dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti. Adapun hasil uji hipotesis didapat
hasil bahwa thitung>ttabel yaitu 26,476>2,629, maka Ha diterima dan H0 ditolak,

Al-Mau-izhoh, Vol. 4, No. 1,Juni,2022 59


Jamaludin, Nurhayati
artinya kecerdasan emosional berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kedisiplinan siswa ini dapat dibuktikan kebenarannya.

V. DAFTAR PUSTAKA
Araniri, N., Nahriyah, S., Nurhidayat, Jamaludin, G. M., & Jatisunda, M. G. (2021). The
Impact of Digital Literacy Ability of Islamic Religious Education Students on FIQH
Learning Achievements. Proceedings of the 1st Paris Van Java International Seminar
on Health, Economics, Social Science and Humanities (PVJ-ISHESSH 2020), 535, 254–
257. https://doi.org/10.2991/assehr.k.210304.053

Jamaludin, G. M., Al Ghozali, M. I., & Fauzi, R. (2020). The CORE Model for Improving
students behavior and learning outcomes the production technology development
of Social Sciences Learning. MUDARRISA: Jurnal Kajian Pendidikan Islam, 12(1), 34–
50. https://doi.org/10.18326/mdr.v12i1.34-50

Jamaludin, G., Rosidah, A., & Nurbaiti, E. (2020). MENINGKATKAN KEMAMPUAN


BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN PENGGUNAAN MEDIA
LAPBOOK. Jurnal Basicedu, 3(2), 524–532.

Agustin, Ary Ginanjar. 2007. Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosional dan
Spritual ESQ. Jakarta: Arga Tilanta.

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Edisi Revisi V.
Jakarta: Rineka Cipta.
Departemen Agama RI. 2000. Al-qur’an dan Terjemah. Cv Diponegoro, Bandung.

B. Uno, Hamzah. 2012. Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajara. Jakarta: Bumi
Aksara.
Ernawati. 2015. Hubungan Kecerdasan Emosional Dan Kedisiplinan Belajar Terhadap
Hasil Belajar Siswa. Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo.
Fatah, Yasin. 2013. Penumbuhan Kedisiplinan Sebagai Pembentukan Karakter Peserta
Didik di Madrasah. Malang: Fakultas Tarbiyah IAIN Maliki.
Goleman , Daniel. 2009. Emotional Intelligence, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
2002. Working With Emotional Intellegence (terjemahan). Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.
Ginting, Abdorrakhman. 2008. Esensi Praktis Belajar dan Pembelajaran. Bandung:
Humaniora.
Ghazali, Imam, 2006. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang,
Diponegoro.
Lickona, Thomas. 2012. Character Matter. Jakarta: Bumi Aksara.

60 Al-Mau’izhoh, Vol. 4, No. 1, Juni,2022


Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Kedisiplinan Siswa

Muhibbinsyah. 2011. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.


Mas’ud dan Otong Karyono. 2015. Teknik Penyusunan Penelitian Kuantitatif. Universitas
Majalengka.
Mahi, M. Hikmat, 2014. Metode penelitian Dalam Prespektif Ilmu Komunikasi Dan Sastra.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Marliany , Rosleny, 2010. Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia.
Reber, S. Arthor dan Emily S. Reber, 2010. Kamus Psikologi. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Sukardi, 2015. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Slameto, 2010. Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta.
Sugiyono, 2010. Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Tu’u, Tulus, 2004. Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta: PT.
Grasindo.
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:
Balai Pustaka.
Tikus: (2012), Hubungan Kecerdasan Emosional dengan Kedisiplinan Siswa,
http://perahujagad.blogspot.com/2012/06/hubungan -kecerdasan-emosional-
dengan.html); diunduh: 13-03-2017
Umi, Kholifah, 2011. Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Kedisiplinan Belajar
Siswa. Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo
Zuriah, Nurul, 2009. Metodologi Penelitian Sosial Dan Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Al-Mau-izhoh, Vol. 4, No. 1,Juni,2022 61

Anda mungkin juga menyukai