Anda di halaman 1dari 26

PENGARUH REGULASI EMOSI TERHADAP HASIL

BELAJAR PADA MAHASISWA PSIKOLOGI


UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

PROPOSAL PENELITIAN

Oleh

YUSRINA DWI HARIYANTI

NIM 20010664021

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

JURUSAN PSIKOLOGI

2021
Halaman Persetujuan Proposal Penelitian

Usulan Penelitian oleh : Yusrina Dwi Hariyanti

NIM : 20010664021

Judul : Pengaruh Regulasi Emosi Terhadap

Hasil Belajar Pada Mahasiswa

Psikologi Universitas Negeri

Surabaya

Ini telah disetujui dan dinyatakan memenuhi syarat untuk


diseminarkan.

Surabaya, 03 Desember 2021


Pembimbing,

Dr. Miftakhul Jannah, S.Psi., M.Si.


NIP. 197512212006042001

2
DAFTAR ISI
Halaman Persetujuan Proposal Penelitian
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
E. Batasan Penelitian
F. Asumsi
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teoritis
B. Hasil Penelitian yang Relevan
D. Kerangka Konseptual
E. Hipotesis
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
B. Lokasi Penelitian
C. Populasi dan Sampel
D. Variabel dan Definisi Operasional
E. Instrumen Penelitian
G. Teknik Pengumpulan Data
H. Teknik Analisis Data
DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu upaya yang digunakan
untuk menciptakan sumber daya manusia yang
berintelektual, cerdas, dan berkualitas. Pendidikan
diharapkan mampu memberikan bekal guna memenuhi
kebutuhan hidup (Utami et al., 2020). Tentunya, pendidikan
tidak terlepas dari adanya proses belajar. Belajar juga menjadi
kegiatan penting yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan
setiap manusia. Belajar bisa dari mana saja dan kapan saja,
baik itu lingkungan keluarga, teman sebaya, maupun
lingkungan masyarakat. Kegiatan ini dianggap sebagai suatu
langkah guna memenuhi target-target kehidupan atau proses
mencapai tujuan. Hal itu didukung oleh pernyataan Daryanto
(2010) yang mendefinisikan belajar sebagai hasil yang
ditunjukkan dengan adanya perubahan sikap dan tingkah
laku. Perubahan ini dihasilkan karena adanya interaksi antara
individu dengan lingkungannya dalam pemenuhan
kebutuhan sehari-hari (Saputra, 2017).

Setelah melalui tahapan belajar, individu akan


memperoleh hasil belajar. Hasil ini merupakan capaian yang
telah dilalui yang ditunjukkan dengan adanya perubahan
baik dari sikap maupun perilaku. Hasil belajar dilambangkan
dengan angka atau huruf sebagai capaian akhir dari kegiatan
yang telah dilalui. Pada siswa, hasil belajar diwujudkan
dalam bentuk rapor. Sedangkan pada mahasiswa hasil belajar
ditunjukkan dengan perolehan Indeks Prestasi Kumulatif
(IPK).

1
Perolehan hasil belajar setiap mahasiswa berbeda-beda
tergantung kemampuan mereka. Perbedaan hasil belajar ini
dipengaruhi oleh faktor eksternal dan faktor internal (Rijal &
Bachtiar, 2015). Faktor eksternal merupakan pengaruh yang
didapatkan dari pihak luar yang terdiri dari (1) lingkungan
keluarga, berupa pola asuh, kondisi keluarga, dan histori
kebudayaan pada keluarga, (2) metode dan kurikulum
pendidikan, dan (3) interaksi dengan lingkungan masyarakat.
Sedangkan faktor internal merupakan faktor pada diri sendiri
berupa jasmani, psikologis, dan kelelahan. Faktor jasmani
terdiri dari kesehatan dan ada tidaknya kecacatan tubuh.
Faktor psikologis berupa minat, bakat, atensi, kecerdasan
intelektual, kesiapan, dan kematangan mental. Sedangkan
faktor kelelahan terdiri dari kelelahan secara fisik maupun
psikologis. Pada faktor internal salah satunya merupakan
kematangan mental yang dimaknai sebagai kemampuan
bersikap dan bertingkah laku pada saat mengikuti kegiatan
belajar. Selain sikap dan tingkah laku juga terdapat
kemampuan dalam meregulasi emosi yang dapat
mempengaruhi hasil belajar mahasiswa. Hal ini juga
berkaitan dengan faktor kesiapan, di mana mahasiswa yang
siap untuk belajar merupakan mahasiswa yang juga siap
mengelola emosinya ketika pembelajaran berlangsung.

Mahasiswa yang memiliki kemampuan regulasi emosi


yang baik dinilai mampu memperoleh hasil belajar yang
tinggi, karena mereka cenderung dapat mengontrol dirinya
dari perilaku-perilaku agresif yang tidak menguntungkan
(Arfani et al., 2015). Kemampuan regulasi emosi juga
berkaitan dengan kecemasan, fokus dan konsentrasi, rasa
percaya diri, ketelitian, dan gelisah. Oleh karena itu, peneliti
tertarik ingin mengetahui pengaruh regulasi emosi terhadap
hasil belajar. Sehingga peneliti mengajukan judul “Pengaruh
Regulasi Emosi Terhadap Hasil Belajar Pada Mahasiswa
Psikologi Universitas Negeri Surabaya”.

2
B. Rumusan Masalah
Bagaimana pengaruh regulasi emosi terhadap hasil belajar
pada mahasiswa psikologi Universitas Negeri Surabaya?
C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui pengaruh regulasi emosi terhadap hasil
belajar pada mahasiswa psikologi Universitas Negeri
Surabaya
D.Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan mampu menambah pengetahuan
dan wawasan serta memberikan kontribusi keilmuan yang
dapat dijadikan referensi kajian dalam bidang psikologi
khususnya tentang regulasi emosi dan hasil belajar.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan mampu membantu pembaca
dalam memahami terkait pengaruh regulasi emosi terhadap
hasil belajar. Selain itu diharapkan dapat dijadikan acuan
evaluasi pembelajaran yang mempertimbangkan
kemampuan regulasi emosi mahasiswa.

E. Batasan Penelitian
Untuk membatasi perluasan masalah dan memperoleh
konsistensi dalam penelitian yang berjudul “Pengaruh
Regulasi Emosi Terhadap Hasil Belajar pada Mahasiswa
Psikologi Universitas Negeri Surabaya”, penelitian ini hanya
dibatasi pada :

1. Hasil belajar dalam penelitian ini dibatasi pada nilai Indeks


Prestasi Kumulatif (IPK) pada mahasiswa psikologi
Universitas Negeri Surabaya angkatan 2020
2. Regulasi emosi dalam penelitian ini dibatasi pada tiga
indikator yang terdiri dari (1) kemampuan mengatur emosi,

3
baik emosi positif maupun negatif, (2) kemampuan
mengendalikan emosi secara sadar, (3) kemampuan
mengelola stres karena kondisi menekan akibat dari
masalah yang dialami.

F. Asumsi
1. Kemampuan belajar mahasiswa antara individu yang satu
dengan yang lainnya berbeda, sehingga hasil belajar yang
diperoleh juga berbeda.
2. Kemampuan meregulasi emosi setiap mahasiswa berbeda
dan mempengaruhi hasil belajar yang diperoleh.

4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A.Kajian Teoritis
1. Regulasi Emosi
Pengertian Regulasi Emosi
Regulasi emosi menurut Gross (dalam (Nurrahmah et al.,
2021) merupakan suatu upaya individu dalam mengatur dan
mengekspresikan emosinya. Sedangkan regulasi emosi
menurut Gross dan Thompson merupakan suatu proses yang
dilakukan oleh individu guna mengatur emosi sesuai dengan
tujuan masing-masing individu. Pengaturan ini dilakukan
secara sadar maupun tidak, otomatis maupun dikontrol.
Terdapat beberapa komponen dalam regulasi emosi yang
bekerja secara terus menerus. Adapun komponen yang
dilibatkan meliputi perubahan dalam dinamika emosinya
yang terdiri dari besarnya, waktu yang digunakan, respon,
dan pengalaman. Regulasi emosi mampu mempengaruhi dan
menguatkan pemeliharaan emosi sesuai dengan tujuan
individu. Karena pada dasarnya regulasi merupakan upaya
kontrol yang dilakukan oleh seorang individu terhadap emosi
dirinya (Nansi & Utami, 2016).
Reivich dan Shatte juga mendefinisikan regulasi emosi
sebagai kemampuan individu untuk bersikap tenang ketika
berada di bawah kondisi yang menekan. Ketenangan ini
cenderung mengarahkan individu kepada tindakan
mengelola dan mengatasi rasa cemas dan stres, sehingga lebih
mampu bersikap adaptif dalam mengatasi suatu persoalan
(Rusmaladewi et al., 2020). Seseorang yang mampu
meregulasi emosinya dengan baik juga akan mampu berpikir
lebih jernih dan bijak dalam mengambil tindakan (Endaryani
et al., 2020). Regulasi emosi ini mampu digunakan sebagai
pencegahan tindakan yang tidak sesuai karena adanya suatu

5
emosi yang berlebihan dan dapat digunakan sebagai
penenang diri karena pengaruh psikologis, serta
mengembalikan fokus guna mengontrol tindakan untuk
pencapaian tujuan (Rahman & Khoirunnisa, 2019).
Berdasarkan definisi-definisi tersebut dapat ditarik
kesimpulan bahwa regulasi emosi adalah kemampuan yang
dimiliki setiap individu dalam mengatur emosinya, baik itu
emosi negatif maupun emosi positif. Sehingga hal ini dapat
memunculkan ketenangan pada individu guna
mengembalikan kefokusan dalam mencapai suatu tujuan.
Aspek-Aspek Regulasi Emosi
Aspek-aspek regulasi emosi menurut Gross (2007)
diklasifikasikan menjadi :
1. Kemampuan mengatur dan mengolah emosi, entah itu
emosi negatif maupun positif. Dalam hal ini, regulasi
emosi difokuskan pada pengalaman dan perilaku yang
dimunculkan karena adanya emosi. Meregulasi emosi di
sini tidak hanya emosi negatif saja, melainkan juga emosi
positif apabila terlalu berlebihan. Contoh dari regulasi
emosi positif yaitu penurunan rasa senang atau
kebahagiaan agar dapat sesuai dengan kondisi sosial.
2. Kemampuan mengendalikan emosi secara sadar. Hal ini
bertujuan untuk mampu bersikap adaptif terhadap suatu
kondisi yang sedang dialami. Dari yang awalnya muncul
kesadaran emosi, lalu mengarahkan pada kontrol emosi.
3. Kemampuan mengelola stres karena kondisi menekan
akibat dari masalah yang dihadapi. Aspek ketiga ini
merupakan suatu strategi atau coping yang dilakukan guna
menghadapi suatu kondisi yang menekan atau mendesak.
Keadaan menekan ini akan dipengaruhi oleh kemampuan
regulasi emosi setiap individu, di mana baik buruknya
kondisi tergantung regulasi emosi yang diterapkan
(Saputri & Sugiariyanti, 2016).
Strategi Regulasi Emosi

6
Strategi dalam meregulasi emosi sangat beragam. Gross
(dalam Nansi dan Utami, 2016) menjelaskan strategi tersebut
yang meliputi :
1. Seleksi Situasi
Cara individu dalam memilih antara mendekati atau
menghindari kondisi yang dapat membangkitkan emosi
yang berlebihan.
2. Modifikasi Situasi
Dilakukan untuk memodifikasi kondisi lingkungan agar
dapat meredakan pengaruh yang ditimbulkan karena
adanya emosi.
3. Mengalihkan Perhatian
Pengalihan atensi guna menghindari adanya emosi yang
berlebihan.
4. Perubahan Kognitif
Mengubah cara berpikir individu guna menumbuhkan cara
berpikir yang lebih positif setelah melakukan evaluasi diri
dan situasi.
2. Hasil Belajar
Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar adalah perolehan capaian setelah melalui
suatu tahapan belajar. Hasil belajar yang didapatkan dilihat
berdasarkan sikap dan tingkah laku yang dirumuskan dalam
bentuk angka atau pun huruf sebagai capaian hasil akhir dari
suatu proses belajar. Pada mahasiswa, hasil belajar
dibuktikan dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) yang
tercantum pada Kartu Hasil Studi (KHS). Hasil belajar juga
didefinisikan oleh Oemar Malik sebagai sikap dan tingkah
laku yang dihasilkan dari yang awalnya tidak tahu menjadi
tahu, dari yang awalnya tidak paham menjadi paham karena
memperoleh pengetahuan baru, menunjukkan perubahan
tingkah laku, kemampuan, rasa menghargai perkembangan
sifat sosial maupun emosional, serta jasmani (Saputra, 2017).

7
Hasil belajar juga didefinisikan sebagai kemampuan
yang didapatkan setelah melewati proses belajar yang dapat
memberikan perubahan dari segi pengetahuan, pemahaman,
serta sikap dan tingkah laku sehingga individu menunjukkan
perubahannya ke arah yang lebih baik atau positif (Sjukur,
2013). Hal ini berkaitan dengan definisi belajar yang
dijelaskan oleh Hilgard di mana kegiatan ini merupakan
suatu langkah perubahan yang dilakukan melalui beragam
latihan. Begitu pun Sanjaya yang mendefinisikan hasil belajar
sebagai proses kegiatan mental seorang individu ketika
melakukan interaksi dengan lingkungan mereka, sehingga
menghasilkan adanya perubahan dalam tingkah laku yang
mengarahkan ke sifat positif dari berbagai aspek yang
meliputi kognitif, behavior, maupun psikomotor.
Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat disimpulkan
bahwasanya hasil belajar merupakan perolehan dari proses
belajar yang dilakukan oleh seorang individu. Hasil yang
diperoleh ini akan tersimpan dalam jangka waktu yang
panjang dan cenderung menetap karena sudah tertanam dan
membentuk suatu sifat dan tingkah laku individu.
Faktir-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Terdapat dua faktor yang mempengaruhi hasil belajar
mahasiswa, yaitu faktor eksternal dan internal (Nurhasanah
& Sobandi, 2016). Faktor eksternal ini berasal dari luar
individu. Adapun contoh faktor eksternal tersebut meliputi :
(1) keluarga yang terdiri dari pola asuh, relasi dan interaksi,
situasi, kondisi ekonomi, dan latar belakang budaya
(Drupadi, 2020), (2) lembaga pendidikan, faktor ini terdiri
dari cara mengajar, kurikulum, interaksi interpersonal, media
pendukung belajar, waktu pembelajaran, dan tugas yang
diberikan, (3) masyarakat yang meliputi aktivitas individu
terkait dalam masyarakat, teman sebaya, budaya masyarakat
setempat, dan media masa.

8
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Penelitian ini mengambil topik yang berjudul “Pengaruh
Regulasi Emosi Terhadap Hasil Belajar Pada Mahasiswa
Psikologi Universitas Negeri Surabaya”. Sebelumnya, sudah
ada beberapa penelitian yang mengkaji topik serupa, yang
membedakannya dengan penelitian ini yaitu pada subjek dan
sampel, metode, serta fokus kajiannya. Di mana pada
penelitian ini lebih memfokuskan kepada sampel mahasiswa
yang tentunya kemampuan regulasi emosi sangat dibutuhkan
guna beradaptasi lebih ketika menghadapi beragam tekanan
yang berasal dari mana saja. Selain itu, usia mahasiswa lebih
dituntut untuk siap dari segi apapun, termasuk secara
emosional dan mental untuk menghadapi fase kuliah dan
mempersiapkan diri menuju dunia kerja. Adapun penelitian-
penelitian relevan sebelumnya yaitu :
1. Saputra (2017) dengan risetnya yang berjudul Hubungan
‘Regulasi Emosi dengan Hasil Belajar’ mengkaji tentang
gambaran regulasi emosi dan hasil belajar, serta menelaah
keterkaitan di antara keduanya. Risetnya menggunakan
subjek seluruh siswa kelas X di SMAN 4 Padang yang
menunjukkan adanya hubungan signifikan.
2. Penelitian ini juga pernah dikaji oleh Arfani dan Alimah
(2015) dengan judul ‘Studi Korelasi Antara Regulasi Emosi
dan Minat Belajar dengan Prestasi Belajar Biologi di SMA’
yang memfokuskan risetnya pada hasil belajar biologi di
SMA Negeri 1 Muntilan. Tujuan dari risetnya untuk
mendeskripsikan korelasi antara regulasi emosi seorang
siswa dan minat belajar dengan prestasi belajar khususnya
pada mata pelajaran biologi. Penelitiannya menunjukkan
bahwa antara regulasi emosi dan hasil belajar biologi
terdapat hubungan positif yang dapat mendorong siswa
untuk dapat meraih suatu prestasi belajar.
3. Utami et al (2020) juga meneliti terkait pengaruh
kecerdasan emosional terhadap hasil belajar biologi pada

9
peserta didik kelas XII SMAN 1 Pangkep dengan judul
‘Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Hasil Belajar
Biologi Peserta Didik’. Utami et al (2020) melakukan
risetnya dengan tujuan mengetahui kecerdasan emosional
dan pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa khususnya
biologi. Penelitiannya merupakan penelitian ex post facto
yang menggunakan total sampling dan menghasilkan
bahwa kecerdasan emosional termasuk regulasi emosi
memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil
belajar biologi siswa SMAN 1 Pangkep.
4. Penelitian relevan berikutnya yaitu Inayati dan Savira
(2021) yang berjudul ‘Hubungan Antara Penyesuaian Diri
dan Regulasi Emosi dengan Prestasi Belajar Matematika
Pada Siswa Kelas VIII SMP Hang Tuah 4 Surabaya’.
Mereka mengkaji risetnya dengan tujuan untuk
mengetahui hubungan antara penyesuaian diri dan
regulasi dengan prestasi belajar matematika. Subjek dan
sampel yang digunakan adalah pelajar kelas VIII di SMP
Hang Tuah 4 Surabaya. Penelitian ini memperoleh
kesimpulan bahwasanya antara regulasi emosi dengan
prestasi belajar matematika siswa menunjukkan koefisien
sebesar 0,200.
5. Wahyuni (2013) juga pernah mengkaji topik yang sama
dengan judul ‘Hubungan Efikasi Diri dan Regulasi Emosi
dengan Motivasi Berprestasi pada Siswa’. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui korelasi kedua variabel
(efikasi diri dan regulasi emosi) terhadap motivasi untuk
meraih prestasi pada siswa SMK Negeri 1 Samarinda. Dari
penelitian ini dihasilkan kesimpulan bahwasanya regulasi
emosi sangat diperlukan oleh siswa dalam menyelesaikan
tuntutan akademik yang dimiliki.
C. Dinamika Keterkaitan
Penelitian tentang regulasi emosi dengan hasil belajar
secara keseluruhan menunjukkan adanya keterkaitan di

10
antara keduanya, di mana terdapat pengaruh dari variabel X
terhadap variabel Y. Hal itu karena mahasiswa yang memiliki
regulasi emosi yang baik cenderung memperoleh hasil belajar
yang baik pula, karena mereka mampu mengontrol emosinya
ketika pembelajaran berlangsung. Mereka lebih mampu
mengelola emosi yang dimilikinya secara positif dan mampu
mengendalikan emosi secara sadar ketika berada di bawah
tekanan. Oleh karena itu, mereka mampu mengoptimalkan
potensi belajarnya hingga pada akhirnya berdampak pada
perolehan akhir hasil belajar yang ditunjukkan dengan Indeks
Prestasi Kumulatif (IPK) pada mahasiswa. Berdasarkan
penjelasan tersebut dapat diketahui peranan regulasi emosi
dalam mempengaruhi capaian hasil belajar, terlebih pada
mahasiswa yang memiliki tekanan lebih banyak, baik dari
akademik, sosial, maupun kondisi finansial.

11
D.Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual dalam penelitian ini sebagai berikut :

Regulasi Emosi

Tinggi Rendah

1. Mahasiswa lebih 1. Mahasiswa kurang


mampu mengatur mampu mengatur
emosi secara positif emosi.
2. Mahasiswa 2. Mahasiswa tidak
memiliki kesadaran dapat mengatur
untuk mengontrol emosi secara sadar.
dan mengendalikan 3. Mahasiswa tidak
emosi. mampu
3. Mahasiswa mampu memanajemen
memanajemen stres stres nya, sehingga
nya dengan baik ketika dalam
ketika kondisi kondisi mendesak
mendesak, sehingga kurang mampu
cenderung adaptif. bersikap adaptif.

Hasil Belajar Tinggi Hasil Belajar Rendah

Regulasi emosi memiliki pengaruh terhadap hasil belajar


mahasiswa. Mahasiswa yang memiliki regulasi emosi tinggi
dengan mahasiswa yang memiliki regulasi emosi rendah
memiliki hasil belajar yang berbeda. Hal itu karena, mereka
lebih mampu mengatur emosi secara positif dan secara sadar.
Mereka juga mampu memanajemen stres dengan baik dan
memiliki coping stres yang efektif untuk diterapkan, sehingga

12
mereka cenderung mampu adaptif dalam menghadapi
kondisi yang menekan. Kemampuan ini lah yang membantu
mahasiswa memaksimalkan potensi belajarnya, sehingga
hasil yang dicapai pun maksimal. Begitu pun sebaliknya pada
mahasiswa yang memiliki regulasi emosi rendah cenderung
mendapatkan hasil belajar yang rendah pula.
E. Hipotesis
Penelitian ini memiliki hipotesis bahwasanya terdapat
pengaruh regulasi emosi terhadap hasil belajar pada
mahasiswa Psikologi Universitas Negeri Surabaya.

13
BAB III
METODE PENELITIAN

A.Jenis dan Rancangan Penelitian


Penelitian yang berjudul Pengaruh Regulasi Emosi Terhadap
Hasil Belajar Pada Mahasiswa Psikologi Universitas Negeri
Surabaya merupakan penelitian yang berjenis non-
eksperimen dengan pendekatan kuantitatif. Data yang
dihasilkan nantinya akan disajikan dalam bentuk angka.
Penelitian yang digunakan berupa penelitian korelasional
guna mengkaji pengaruh regulasi emosi terhadap hasil
belajar.

B. Lokasi Penelitian
Penelitian ini berlokasi di Universitas Negeri Surabaya bagian
Ketintang, tepatnya di pascasarjana UNESA. Namun,
pengambilan data dilakukan secara daring karena situasi
masih pandemi Covid-19.

C. Populasi dan Sampel


Populasi merupakan kesatuan subjek penelitian dalam
wilayah tertentu (Supardi, 1993). Populasi dalam penelitian
ini merupakan mahasiswa psikologi Universitas Negeri
Surabaya angkatan 2020 yang terdiri dari 152 mahasiswa
yang berasal dari kelas A hingga kelas E. Dari keseluruhan
populasi tersebut diambil 10 mahasiswa di setiap kelas yang
dijadikan sampel pada penelitian ini, sehingga total sampel
yaitu 50 mahasiswa. Pengambilan sampel menggunakan
teknik cluster random sampling atau sampel acak berdasarkan
area. Penggunaan teknik sampel ini karena sampel penelitian
diambil dari setiap masing-masing kluster yang ditunjukkan
dengan kelas dari A hingga E. Hal ini berkaitan dengan
definisi dari cluster random sampling yang merupakan

14
pengambilan sampel yang berdasarkan kelompok bukan
individu.

Kriteria sampel yang diambil dalam penelitian ini yaitu


mahasiswa psikologi Universitas Negeri Surabaya angkatan
2020, berusia 17-22 tahun, dan memiliki nilai Indeks Prestasi
Kumulatif yang ditunjukkan dengan Kartu Hasil Studi (KHS).

D.Variabel dan Definisi Operasional


Variabel

Variabel penelitian didefinisikan sebagai suatu konstruk yang


mempunyai nilai tertentu yang dapat dianalisis secara
statistik. Variabel pada penelitian ini terdiri dari variabel
bebas (x) dan varibael terikat (y). Pada penelitian ini, regulasi
emosi menjadi variabel bebas dan hasil belajar sebagai
variabel terikat.

Definisi Operasional

Regulasi Emosi

Regulasi emosi merupakan kemampuan dalam mengatur,


mengelola, dan menyeimbangkan emosi dalam diri sehingga
mampu bersikap tenang meskipun berada di kondisi
menekan (Silaen & Dewi, 2015). Regulasi emosi diukur
menggunakan skala regulasi emosi yang didasarkan pada
aspek-aspek : (1) kemampuan mengelola emosi, baik emosi
positif maupun negatif, (2) kemampuan mengendalikan
emosi secara sadar, dan (3) Kemampuan mengelola stres
karena kondisi menekan akibat dari masalah yang dialami.
Tingginya perolehan skor menunjukkan tingginya
kemampuan dalam meregulasi emosi. Begitu pula sebaliknya,
rendahnya perolehan skor menunjukkan rendahanya
kemampuan regulasi emosi.

Hasil Belajar

15
Hasil belajar merupakan perolehan capaian kemampuan
setelah melalui suatu kegiatan belajar (Saputra, 2017). Hasil
belajar digambarkan dengan nilai atau angka sebagai
perwujudan suatu hasil, serta menciptakan perubahan pada
aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Hasil belajar
dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan hasil
Indeks Prestasi Akademik (IPK) yang diperoleh mahasiswa
setelah proses pembelajaran. Hasil ini menunjukkan capaian
kemampuan yang diperoleh mahasiswa dalam upaya
pencapaian tujuan pembelajaran.

E. Instrumen Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data
dengan menggunakan angket pada variabel regulasi emosi
dan menggunakan dokumentasi pada variabel hasil belajar
yang menggunakan hasil belajar mahasiswa berupa Indeks
Prestasi Kumulatif (IPK).

Regulasi Emosi

Pengumpulan data pada variabel regulasi emosi


menggunakan penyebaran angket dengan total 24 item yang
dibagikan menggunakan pilihan skala. Angket ini terdiri dari
empat pilihan jawaban yang harus dipilih sesuai dengan
kondisi responden. Adapun pilihan jawaban tersebut adalah
Sangat Tidak Setuju (STS), Tidak Setuju (TS), Setuju (S), dan
Sangat Setuju (SS). Skala yang digunakan sebagai alat ukur
adalah skala regulasi emosi. Item pertanyaan yang terdapat
pada angket atau kuesioner didasarkan pada aspek regulasi
emosi yang terdiri dari; (1) kemampuan mengelola emosi,
baik positif maupun negatif, (2) kemampuan mengendalikan
emosi secara sadar, dan (3) kemampuan mengendalikan stres
karena kondisi menekan akibat dari masalah yang dialami.
Skala yang digunakan terdiri dari dua jenis item yaitu
favorable dan unfavorable. Pada item favorable, ketika

16
mahasiswa menyetujui pernyataan yang diajukan maka
semakin tinggi perolehan skor yang didapatkan. Sedangkan
pada item unfavorable, ketika semakin sering mahasiswa
memilih pilihan jawaban Setuju (S) atau Sangat Setuju (SS),
maka semakin rendah pula skor yang diperoleh.

Hasil Belajar

Pada variabel hasil belajar data diperoleh menggunakan


instrumen dokumentasi berupa Indeks Prestasi Kumulatif
(IPK) pada mahasiswa. Data yang diperlukan dalam
penelitian ini berupa Kartu Hasil Studi (KHS) yang diperoleh
mahasiswa setiap selesai menempuh semester perkuliahan.

F. Validitas dan Reliabilitas


Validitas

Validitas merupakan ketelitian pada alat ukur yang


menunjukkan kakuratan dalam pelaksanaan proses
pengukuran. Kevalidan instrumen dapat diakui ketika hasil
pengukuran sesuai dengan maksud dan tujuan pengukuran.
Suatu instrumen memiliki validitas rendah apabila hasil
pengukuran tidak relevan dengan tujuan pengukuran.
Sedangkan validitas yang tinggi diperoleh ketika hasil
pengukuran yang didapatkan relevan dengan tujuan.

Penelitian ini menggunakan uji validitas konstruk yang


merujuk pada kesesuaian antara alat ukur dengan konsep
konstruk yang sudah dibuat (Creswell, 2019). Sedangkan
teknik yang diterapkan yaitu koefisien korelasi Product
Moment Pearson. Pengujian validitas dengan melakukan
perhitungan korelasi antara masing-masing perolehan skor
dengan jumlah keseluruhan skor hingga menghasilkan nilai
Pearson Correlation. Uji validitas ini menggunakan alat bantu
SPSS versi 22.0 for windows.

17
Reliabilitas

Reliabilitas menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran


dapat dipercaya. Uji reliabilitas yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Alpha Cronbach dengan bantuan SPSS
versi 22.0 for windows. Uji Alpha Cronbach merupakan rumus
yang digunakan untuk melakukan uji reliabel pada suatu
variabel. Hasil dapat dikatakan reliabel apabila
pengukurannya menunjukkan angka > 0.60. Sementara, data
dikatakan tidak reliabel jika hasil pengukuran < 60.
Reliabilitas ditunjukkan dalam rentang 0 sampai 1.00.
Semakin tinggi koefisien reliabilitas maka hasilnya mendekati
1.00. Sebaliknya koefisien reliabilitas yang rendah mendekati
angka 0.

G.Teknik Pengumpulan Data


Data pada penelitian ini dikumpulkan dengan
menggunakan teknik survei dengan melakukan penyebaran
angket atau kuesioner kepada sejumlah sampel yang sudah
ditentukan, yaitu mahasiswa psikologi Universitas Negeri
Surabaya angkatan 2020 yang diambil 10 mahasiswa di setiap
masing-masing kelas. Penyebaran angket menggunakan
media bantu google form yang memudahkan peneliti
mendapatkan responden dalam masa pandemi Covid-19.

Sedangkan pengumpulan data pada vaiabel hasil belajar


menggunakan dokumentasi nilai berupa Indeks Prestasi
Kumulatif (IPK) yang ditunjukkan dengan Kartu Hasil Studi
(KHS).

H.Teknik Analisis Data


Data yang diperoleh pada penelitian ini dianalisis
menggunakan analisis statistik paramterik dengan model
analisis regresi linear sederhana. Penggunaan model analisis
ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel x (regulasi

18
emosi) terhadap variabel y (hasil belajar). Proses analisa ini
dilakukan atas dasar hubungan kausalitas sebab akibat dari
kedua variabel.
Uji Normalitas
Penelitian ini juga menggunakan uji normalitas guna
mengetahui normalitas data yang diperoleh. Pengujian
dilakukan dengan menggunakan Kolmogrov-smirnov yang
dibantu dengan SPSS versi 22.0 for windows. Suatu data
dikatakan normal apabila nilai yang diperoleh > 0,05 dan
dikatakan tidak terdistribusi normal apabila nilai yang
diperoleh < 0,05.
Uji Linearitas
Penggunaan uji linearitas pada penelitian ini bertujuan untuk
mengtehaui linear tidaknya hubungan antar variabel. Apabila
terdapat peningkatan maupun penurunan pada salah satu
variabel, maka variabel yang lain juga akan mengikuti. Data
dapat dikatakan linear apabila nilai yang diperoleh < 0,05.
Uji Hipotesis
Dilakukannya uji hipotesis pada penelitian ini untuk menguji
keakuratan dan kebenaran hipotesis yang sudah diajukan
oleh penulis. Uji hipotesis ini menggunakan model analisis
regresi sederhana untuk menguji kebenaran pengaruh
regulasi emosi terhadap hasil belajar.

19
DAFTAR PUSTAKA

Arfani, B. & Alimah S. (2015). Studi korelasi antara regulasi


emosi dan minat belajar dengan prestasi belajar biologi
di sma. Journal of Biology Education, 4(1), 81–89.
https://doi.org/10.15294/jbe.v4i1.5238
Creswell, J.W. (2019). Research design : pendekatan metode
kualitatif, kuantitatif, dan campuran. Pustaka Belajar.
Drupadi, R. (2020). Pengaruh regulasi emosi terhadap
perilaku prososial anak usia dini. Cakrawala Dini : Jurnal
Pendidikan Anak Usia Dini, 11(1), 30-36. https
://doi.org/10.17509/cd.v11i1.20326
Endaryani, Suci, V, Salis, M., & Agustin, N. (2020)/ Pelatihan
antecedent-focused & response-focused untuk
meningkatkan regulasi emosi pada remaja panti asuhan.
Gadjah Mada Journal of Professional Psychology, 6(1), 18.
https://doi,org/10.22146/gamajpp.55232
Inayati, Z.F., & Savira, I.S. 92017). Hubungan antara
penyesuaian diri dan regulasi emosi dengan prestasi
belajar matematika pada siswa kelas VIII SMP hang
tuah 4 Surabaya. Character : Jurnal Psikologi Pendidikan,
4(1),
1-6.https://ejournal.unesa.ac.id.index.php/character/ar
ticle/view/18745
Nansi, D., & Utami, F.T. (2016). Hubungan antara regulasi
emosi dengan perilaku disiplin santri madrasah aliyah
pondok pesantren qodratullah Langkan. Psikis : Jurnal
Psikologi Islami, 2(1),
16-28.https://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/psikis
/article,view/1054

20
Nurrahmah., Florentina, T., & Radde, H.A. Harga diri, regulasi
emosi, dan perilaku asertif pada mahasiswa. Jurnal Psikologi
Karakter, 1(1), 7–16. http://
https://journal.unibos.ac.id/jpk
Nurhasanah, S., & Sobandi, A. (2016). Minat belajar sebagai
determinan hasil belajar siswa. Jurnal Pendidikan
Manajemen Perkantoran, 1(1), 128.
https://doi.org/10.17509/jpm.v1i1.3264
Muarifah, A., Fauziah, M., Saputra, W.N.E., & Costa, A.D.
(2019). Pengaruh regulasi emosi terhadap harga diri
siswa sekolah menengah atas di Yogyakarta. Jurnal
Kajian Bimbingan dan Konseling. 4(3),
94-100.https://doi.org/10.17977/um001v4i32019p094
Rahman, A. & Khoirunnisa, R.N. (2019). Hubungan antara
regulasi emosi dengan pengambilan keputusan karir
pada siswa kelas XI SMA Negeri 22 Surabaya.
Character : Jurnal Penelitian Psikologi, 6(1).
https://ejournal.unesa.ac.id/index,php/psikoneo/art
icle/view/26983
Rijal, S., & Bachtiar, S. (2015). Hubungan antara sikap,
kemandirian belajar, dan gaya belajar dengan hasil
belajar kognitif siswa. Jurnal Bioedukatika, 3(2), 15.
https://doi.org/10.26555/bioedukatika.v3i2.4149
Rusmaladewi, Indah, D. R., Kamala, I., & Anggraini, H.
(2020). Regulasi emosi pada mahasiswa selama proses
pembelajaran daring di program studi PG-PAUD FKIP
UPR. Jurnal Pendidikan Dan Psikologi Pintar Harati, 16(2),
33–46.
http://conference.um.ac.id/index.php/psi/article/vie
w/1928
Saputra, S. (2017). Hubungan regulasi emosi dengan hasil
belajar siswa. Konselor, 6(3), 96.

21
https://doi.org/10.24036/02017637698-0-00
Saputri, I.K.E. & Sugiariyanti. (2016). Hubungan sibling
rivalry dengan regulasi emosi pada masa kanak akhir.
Intuisi :
Jurnal Ilmiah Psikologi, 8(2).
https://10.15294/intuisi.v8i2.8624
Silaen, A. C., & Dewi, K. S. (2015). Hubungan antara regulasi
emosi dengan asertivitas (studi korelasi pada siswa di
sma negeri 9 Semarang). Empati, 4(2), 175–181.
Sjukur, S. B. (2013). Pengaruh blended learning terhadap
motivasi belajar dan hasil belajar siswa di tingkat SMK.
Jurnal Pendidikan Vokasi, 2(3), 368–378.
https://doi.org/10.21831/jpv.v2i3.1043
Sulistiyani, N. W. (2012). Hubungan konsep diri dan regulasi
diri dengan motivasi berprestasi. Psikostudia : Jurnal
Psikologi, 1(2), 118.
https://doi.org/10.30872/psikostudia.v1i2.2198
Supardi, S. (1993). Populasi dan sampel penelitian. Unisia,
13(17), 100–108.
https://doi.org/10.20885/unisia.vol13.iss17.art13
Utami, S. A., Damayanti, E., & Ismail, W. (2020). Pengaruh
kecerdasan emosional terhadap hasil belajar biologi
peserta didik. Psikoislamedia: Jurnal Psikologi, 05(01), 1–
13.https://jurnal.arraniry.ac.id/index.php/Psikoisla
m/article/view/6138
Wahyuni, S. (2013). Hubungan efikasi diri dan regulasi emosi
dengan motivasi berprestasi pada siswa. Psikoborneo,
1(1), 45-49.
http://e-journals.unmul.ac.id/index.php/psikoneo/a
rticle/view/3279
Wulan, D.K., & Chotimah, K. (2017). Peran regulasi emosi
dalam kepuasan pernikahan pada pasangan suami

22
istri usia dewasa awal. Jurnal Ecopsy, 4(1),
58.https://doi.org/ 10.20527/ecopsy.v4i1.3417

23

Anda mungkin juga menyukai