Anda di halaman 1dari 10

UJIAN AKHIR SEMESTER

FILSAFAT ILMU DAN LOGIKA

PENGGUNAAN METODE BIBLIOTHERAPY DALAM MENINGKATKAN


MOTIVASI BELAJAR PADA MAHASISWA PSIKOLOGI UNIVERSITAS
DHYANA PURA

Disusun Oleh :

Program Studi Psikologi


Fakultas Ilmu Kesehatan, Sains, dan Teknologi
Universitas Dhyana Pura
2022
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Tidak dapat dipungkiri bahwa motivasi siswa adalah elemen penting yang
diperlukan untuk pendidikan yang berkualitas (Filgona et al., 2020). Menurut
Olson (in Vero & Puka, 2017), pendidikan yang setara dengan lokasi
kemungkinan besar adalah terkait juga dengan motivasi. Hal ini dikarenakan
motivasi mungkin merupakan faktor terpenting yang dapat ditargetkan oleh
pendidik untuk meningkatkan pembelajaran selama di sekolah. Motivasi juga
dapat ditingkatkan melalui rangsangan yang diberikan melalui lingkungan belajar
siswa (Puspitarini & Hanif, 2019).
Motivasi belajar melibatkan motivasi eksternal/ekstrinsik dan motivasi
internal/intrinsik. Seseorang dengan motivasi ekstrinsik didorong untuk mencapai
tujuan dengan insentif eksternal seperti penghargaan dan hukuman. Sebaliknya,
motivasi intrinsik didorong oleh penghargaan internal (Wuryaningrum et al.,
2020). Motif intrinsik cenderung lebih tahan lama daripada motif ekstrinsik.
Empat karakteristik yang mendasari pengembangan motivasi intrinsic yaitu self-
determination, curiosity, challenge, dan effort. Self-determination adalah
kemampuan untuk menentukan tujuan sendiri. Curiosity adalah kecenderungan
ingin tahu dan menguasai sesuatu. Challenge adalah kesempatan untuk mencapai
sesuatu sesuai dengan kemampuan seseorang. Effort adalah waktu dan usaha yang
dikeluarkan untuk mencapai sesuatu (Badaruddin & Untung, 2020).
Mengidentifikasi setiap jenis motivasi dapat difasilitasi dengan mengetahui
beberapa indikator yang spesifik untuk satu jenis atau lainnya (Căprioară &
Frunză, 2019). Dengan identifikasi tersebut dapat dijadikan sebagai modal untuk
para pendidik memahami cara yang tepat untuk memotivasi siswa dalam
mengikuti pembelajaran. Penelitian milik (Tokan & Imakulata, 2019) yang
bertujuan untuk mengetahui pengaruh langsung motivasi intrinsik dan ekstrinsik
terhadap perilaku belajar; pengaruh langsung motivasi intrinsik dan ekstrinsik dan
perilaku belajar terhadap prestasi belajar; pengaruh tidak langsung motivasi
intrinsik dan ekstrinsik dari perilaku belajar terhadap prestasi belajar; serta

1
2

pengaruh motivasi intrinsik dan ekstrinsik dan perilaku belajar terhadap prestasi
belajar mahasiswa jurusan pendidikan biologi FKIP Undana. Selanjutnya
penelitian milik (Attika Robbi et al., 2020) menjelaskan bahwa motivasi belajar
berpengaruh signifikan terhadap prestasi belajar siswa. Artinya semakin tinggi
motivasi belajar siswa maka prestasi belajar siswa juga akan meningkat.
Salah satu strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan motivasi dari
para siswa maupun mahasiswa adalah menggunakan bibliotherapy atau terapi
menggunakan bahan bacaan. Bibliotherapy merupakan bentuk pendekatan
terapeutik yang menggunakan literatur untuk mendukung kesehatan mental yang
baik, sebagai pilihan pengobatan yang serbaguna dan hemat biaya yang sering
diadaptasi atau digunakan untuk melengkapi jenis terapi lainnya. Bahan
pendukung dari pendekatan ini menyarankan gejala ringan hingga sedang dari
beberapa kondisi terkait suasana hati dapat berhasil diobati dengan kegiatan
membaca (Abilash & Jothimani, 2019). Bibliotherapy mendukung banyak sekali
bahan bacaan yang dapat digunakan oleh setiap individu, mulai dari fiksi sastra,
puisi, esai hingga otobiografi, manual referensi, dan buku-buku self-help. Jenis
buku yang digunakan terbagi dalam dua kategori, sastra imajinatif yang
digunakan untuk menumbuhkan respon imajinatif dari pembaca dan termasuk
fiksi, puisi, fabel, dan drama, dan sastra didaktik yang nonfiksi dan instruktif
(Canty, 2017).
Bibliotherapy bertujuan untuk mengubah konsep diri individu, meningkatkan
motivasi diri, menunjukkan jalan dalam menemukan identitas diri, membangun
self-efficacy, ketahanan emosional dan kekuatan mental, menunjukkan bahwa ia
bukan satu-satunya orang yang memiliki masalah, menunjukkan bahwa terdapat
lebih dari satu alternatif penyelesaian masalah, membantu seseorang dalam
diskusi masalah, dan membantu merencanakan suatu langkah dalam memecahkan
masalah. Menurut hasil penelitian dari (Mandas et al., 2019), penerapan
Bibliotherapy pada mata pelajaran di sekolah menunjukkan adanya peningkatan
motivasi belajar pada mata pelajaran. Siswa ingin bercerita tentang mimpinya
menjadi programmer game online, mampu merefleksi video, dan mampu
membuat rencana tentang bagaimana menjadi programmer game online.
3

Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk menerapkan


penggunaan bibliotherapy kepada mahasiswa Psikologi Universitas Dhyana Pura.
Penulis ingin menggunakan bibliotherapy untuk diaplikasikan sebagai cara untuk
meningkatkan motivasi dari mahasiswa Psikologi Universitas Dhyana Pura.
1.2. TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan studi pendahuluan, ditemukan bahwa motivasi belajar dari


mahasiswa Universitas Dhyana Pura masih tergolong rendah dan belum maksimal
dengan melihat empat indikator dari motivasi yang dimiliki. Sehingga dalam
penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut:

1.2.1. Untuk mengidentifikasi persoalan terkait motivasi belajar bagi mahasiswa


Universitas Dhyana Pura
1.2.2. Untuk mengetahui dan mengimplementasikan konsep Bibliotherapy kepada
mahasiswa Psikologi Universitas Dhyana Pura
1.2.3. Untuk mengetahui pengaruh dari penerapan konsep Bibliotherapy dalam
meningkatkan motivasi belajar mahasiswa Psikologi Universitas Dhyana
Pura
1.3. MANFAAT PENELITIAN
Berdasarkan tujuan penelitian tersebut di atas, dapat ditarik manfaat bagi
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.3.1. Berdasarkan teori
Penulis dan pembaca dapat memahami teori dan konsep terhadap motivasi
belajar dan Bibliotherapy
1.3.2. Berdasarkan implementasi
1. Penulis maupun pembaca dapat meningkatkan motivasi belajar selama
mengikuti pembelajaran di lingkungan pendidikan
2. Bermanfaat dalam diimplementasikan untuk meningkatkan minat
membaca dan motivasi belajar setelah menerapkan Bibliotherapy
1.4. ETIKA PENELITIAN
Penelitian dan penulisan ilmiah dalam bidang Psikologi memiliki etika yang
mengatur terkait dengan cara penelitian dan penulisan yang dilakukan oleh para
4

akademisi Psikologi. Adapun beberapa etika yang perlu dipatuhi adalah sebagai
berikut:
a) Penggunaan informed consent dalam penelitian. Sesuai pasal 49 Kode Etik
Psikologi Indonesia (2010), setiap proses di bidang psikologi (termasuk
penelitian) yang melibatkan manusia harus disertai dengan persetujuan dari
orang yang menjalani proses berupa pengisian informed consent.
b) Seluruh informasi yang dibahas dalam penelitian Psikologi harus dijamin
kerahasiaannya. Dalam pasal 24 Kode Etik Psikologi Indonesia, Informasi
yang diberikan partisipan penelitian harus dijaga kerahasiaannya, kecuali
untuk kepentingan publikasi ilmiah (identitas HARUS disamarkan) atau
beberapa pengecualian yang selengkapnya tertera dalam buku kode etik.
c) Peneliti hendaknya mengambil langkah-langkah untuk melindungi partisipan
dari konsekuensi tidak menyenangkan yang mungkin akan diterima dari
keikutsertaan dalam penelitian (Pasal 48 Kode Etik Psikologi Indonesia).
d) Peneliti bertanggung jawab atas kesehatan dan kenyamanan jika
menggunakan hewan dalam penelitian. Peneliti harus meminimalisasikan rasa
sakit dan mengacu pada prosedur yang dapat diterima (Pasal 52 Kode Etik
Psikologi Indonesia).
e) Peneliti dilarang menjiplak atau meniru (plagiarisme) hasil karya orang lain
dalam tulisannya. Sesuai pasal 55 Kode Etik Psikologi Indonesia, peneliti
tidak diperkenankan mengutip hasil karya orang lain tanpa menyertakan
sumber dan nama penulisnya.
5

DAFTAR PUSTAKA

Abilash, K., & Jothimani, T. (2019). BIBLIOTHERAPY AS A THERAPEUTIC


APPROACH TO PSYCHOLOGICAL PROBLEMS. Asian Journal of
Multidimensional Research (AJMR), 8(2).
Attika Robbi, A., Gusnardi, G., & Sumarno, S. (2020). Analysis of the Effect of
Learning Motivation on Learning Achievement. Journal of Educational
Sciences, 4(1), 106. https://doi.org/10.31258/jes.4.1.p.106-115
Badaruddin, M., & Untung, S. (2020). The Influence of Learning Motivation on
the Learning Outcomes of Vocational Students at Lampung University.
International Journal of Advanced Science and Technology, 29(05), 8.
Canty, N. (2017). Bibliotherapy: Its processes and benefits and application in
clinical and developmental settings. Logos, 28(3), 32–40.
https://doi.org/10.1163/1878-4712-11112133
Căprioară*, D., & Frunză, V. (2019). Effective Strategies To Improve Student
Motivation For School Learning. 1488–1497.
https://doi.org/10.15405/epsbs.2019.08.03.183
Filgona, J., Sakiyo, J., Gwany, D. M., & Okoronka, A. U. (2020). Motivation in
Learning. Asian Journal of Education and Social Studies, 16–37.
https://doi.org/10.9734/ajess/2020/v10i430273
Mandas, A. L., Sukiatni, D. S., & Noviekayati, I. G. A. A. (2019). Bibliotherapy
Technique in Improving Learning Motivation. Proceedings of the
International Conference on Emerging Media, and Social Science.
International Conference on Emerging Media, and Social Science,
Sidoarjo, Indonesia. https://doi.org/10.4108/eai.7-12-2018.2281761
Puspitarini, Y. D., & Hanif, M. (2019). Using Learning Media to Increase
Learning Motivation in Elementary School. Anatolian Journal of
Education, 4(2), 53–60. https://doi.org/10.29333/aje.2019.426a
Tokan, M. K., & Imakulata, M. M. (2019). The effect of motivation and learning
behaviour on student achievement. South African Journal of Education,
39(1), 1–8. https://doi.org/10.15700/saje.v39n1a1510
6

Wuryaningrum, R., Bektiarso, S., & Suyitno, I. (2020). The Effects of


Knowledge-Transforming Text on Elementary Students’ Declarative,
Procedural Knowledge, and Motivation in Environmental Learning.
International Journal of Instruction, 13(1), 567–586.
https://doi.org/10.29333/iji.2020.13137a
7

LAMPIRAN STUDI PENDAHULUAN

Wawancara dengan Narasumber dilakukan untuk menganalisis empat aspek


motivasi intrinsic pada diri Narasumber
Penulis : Apakah kamu memiliki tujuan dalam hidupmu sehingga kamu
berkuliah disini? (aspek Self-determination)
Narasumber : Kalau untuk tujuan si ya buat kerja ya pasti, mau dapet kerja
yang lebih baik lah. Takut kalau nanti gak bisa bagus kerjanya
Penulis : Berarti kira kira kamu tau lah ya apa yang kamu tuju nantinya?
Narasumber : Tau kok, Cuma ya mungkin sekarang masih agak ragu lah
soalnya baru aja kuliah
Penulis : Oke deh kalau gitu. Pas kamu belajar di sini (Psikologi
Undhira), ada yang pingin kamu gali gak? Maksudnya pingin
tahu suatu hal atau apa gitu untuk tujuanmu? (aspek Curiosity)
Narasumber : Untuk sekarang ini aku belum ada sih ya. Masih bingung juga
apa men yang aku pingin tahu
Penulis : Jadi kamu belum tau ya apa yang pingin kamu gali lebih dalam
gitu?
Narasumber : Ya bisa dibilang gitu sih
Penulis : Oke kalau gitu. Kamu pernah gak sih merasa ingin melakukan
sesuatu yang lebih gitu selain kuliah untuk mewujudkan
tujuanmu, misalnya kamu ikut lomba atau pelatihan gitu?
(aspek Challenge)
Narasumber : Belum pernah sih. Aku ngerasa kurang aja kalau ikut gitu gitu
Penulis : Tapi kamu ada rasa pingin ikut gak?
Narasumber : Kadang pengen ya. Cuma aku sadar masih kurang
kemampuanku
Penulis : Oke kalau gitu. Terakhir nih, apakah kamu merasa udah cukup
untuk mengeluarkan semua yang kamu punya untuk dapat
impian kamu? (aspek Effort)
8

Narasumber : Menurutku belum ya. Soalnya aku masih harus banyak yang
dikerjain. Jadinya aku rasa belum maksimal aja, kayak kuliah
gini aku harus bagi waktu sama kerjaanku. Ya akhirnya gabisa
maksimal untuk mencapai tujuanku
Berdasarkan hasil wawancara tersebut, peneliti mendapatkan gambaran data
hasil observasi wawancara terkait motivasi dari narasumber dalam mengikuti
perkuliahannya. Jika dikaitkan dengan aspek dari motivasi secara intrinsic,
didapatkan data sebagai berikut:
1. Berdasarkan aspek Self-determination, narasumber telah mengetahui
tujuan hidupnya. Namun untuk meraihnya, narasumber masih belum yakin
terhadap tujuannya tersebut karena menganggap masih dalam tahap awal
kuliah. Sehingga dalam aspek motivasi ini, narasumber masih belum
maksimal untuk menerapkannya
2. Berdasarkan aspek Curiosity, narasumber masih bingung dalam
menentukan hal yang ingin digali lebih dalam untuk memotivasi diri
mencapai tujuannya. Sehingga dalam aspek motivasi ini, narasumber
masih belum maksimal untuk menerapkannya
3. Berdasarkan aspek Challenge, narasumber belum pernah mengikuti
kegiatan di luar perkuliahan yang dapat meningkatkan dan
mengembangkan pengetahuan diri untuk mencapai tujuannya. Hal ini
dikarenakan narasumber masih menganggap dirinya kurang dalam
melakukan hal tersebut. Sehingga dalam aspek motivasi ini, narasumber
masih belum maksimal untuk menerapkannya.
4. Berdasarkan aspek Effort, narasumber masih belum maksimal dalam
upaya memotivasi diri untuk menggapai tujuannya. Hal ini dikarenakan
narasumber masih memiliki berbagai pekerjaan yang menjadikannya tidak
terlalu maksimal dalam memfokuskan diri untuk menggapai tujuannya.
Sehingga dalam aspek motivasi ini, narasumber masih belum maksimal
untuk menerapkannya.
9

LAMPIRAN JURNAL

Anda mungkin juga menyukai