Anda di halaman 1dari 3

NAMA : I KADEK DWI SUKADANA MAHENDRA PUTRA

NIM : 2113071006
KELAS : A1 HUKUM HINDU PAGI DENPASAR

1. Dalam kekuasaan kehakiman di Indonesia dikenal dua macam kewenangan


pengadilan, sebutkan dan jelaskan!
Jawaban :
Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945 menyatakan
dengan tegas bahwa Negara Indonesia adalah negara hukum. Kekuasaan demikian
lazim dikenal dengan sebutan kewenangan mengadili atau kompetensi. Sedangkan
pengadilan khusus adalah pengadilan yang mempunyai kewenangan untuk memeriksa,
mengadili dan memutus perkara tertentu yang hanya dapat dibentuk dalam salah satu
lingkungan badan peradilan yang berada di bawah Mahkamah Agung yang diatur
dalam undang-undang.
Badan-badan peradilan tersebut mempunyai kewenangan masing-masing dalam
menerima, memeriksa dan mengadili serta menyelesaikan suatu perkara. Kompetensi
juga dapat disebut yuridiksi, yang di dalam lingkungan kekuasaan kehakiman berarti
kewenangan pengadilan untuk mengadili atau pengadilan yang berwenang mengadili sengketa
tertentu sesuai dengan ketentuan yang digariskan peraturan perundang-
undangan.
Dalam hal ini, dibedakan menjadi 2 (dua) kewenangan pengadilan, yaitu
kompetensi multak atau wewenang absolut dan kompetensi relatif atau wewenang
nisbi. Kompetensi mutlak (wewenang asbolut) adalah kewenangan badan peradilan
dalam memeriksa dan mengadili mengenai perkara tertentu yang secara mutlak tidak
dapat diperiksa oleh badan peradilan lainnya, baik dalam lingkungan peradilan yang
sama maupun berbeda. Kewenangan mutlak adalah wewenang badan pengadilan dalam
memeriksa jenis perkara tertentu yang secara mutlak tidak dapat diperiksa oleh badan
pengadilan lain, baik dalam lingkungan pengadilan yang sama (pengadilan negeri
dengan pengadilan tinggi) maupun dalam lingkungan peradilan yang lain (pengadilan
negeri dengan pengadilan agama). Dan kompetensi relatif atau wewenang
nisbi adalah Kewenangan/kompetensi relatif mengatur pembagian kekuasaan mengadili antar
badan peradilan yang sama, tergantung pada domisili atau tempat tinggal para pihak (distributie
van rechtsmacht), terutama tergugat. Pengaturan mengenai kewenangan relatif ini diatur pada
Pasal 118 HIR. Kewenangan relatif ini menggunakan asas actor sequitor forum rei yang berarti
yang berwenang adalah Pengadilan Negeri tempat tinggal Tergugat.
 Terhadap kewenangan/kompetensi relatif, jika pihak Tergugat tidak mengajukan jawaban yang
berisi eksepsi mengenai kewenangan/kompetensi relatif terhadap perkara yang sedang diadili,
maka perkara tersebut dapat dilanjutkan pemeriksaannya hingga majelis hakim menjatuhkan
putusan akhir. Terhadap kewenangan/kompetensi relatif, apabila Tergugat tidak mengajukan
jawaban yaitu eksepsi mengenai kewenangan relatif, maka perkara tetap dapat dilanjutkan
pemeriksaannya karena tidak menyangkut hal krusial, yaitu hanya mengenai lokasi pengadilan
seharusnya. Contoh terhadap kewenangan/kompetensi relatif, yaitu Penggugat mengajukan
gugatan ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, sedangkan diketahui bahwa Tergugat bertempat
tinggal di daerah Jakarta Timur. Hal tersebut tidak sesuai dengan asas actor sequitor forum rei.
 
2. Dalam hal tergugat tidak diketahui, Kemana gugatan harus diajukan ?
Jawaban :
Gugatan terhadap orang/Tergugat yang tidak diketahui alamat atau tempat tinggalnya berada bisa
diajukan di Pengadilan Negeri di daerah hukum tempat tinggal Penggugat. Dasar hukumnya Pasal 118
HIR/Pasal 142 RBg.
Secara umum, gugatan perdata memang diajukan di Pengadilan Negeri dimana Tergugat tinggal.
Namun penerapan hal tersebut tidaklah mutlak. Ada 7 acuan dalam menentukan kewenangan relatif
pengadilan berdasarkan Pasal 118 HIR/Pasal 142 RBg, yakni:
1. Actor Sequitur Forum Rei (gugatan diajukan ke Pengadilan Negeri pada tempat tinggal tergugat);
2. Actor Sequitur Forum Rei dengan Hak Opsi (dalam hal ada beberapa orang tergugat, gugatan diajukan
ke Pengadilan Negeri pada tempat tinggal salah satu tergugat atas pilihan penggugat);
3. Actor Sequitur Forum Rei Tanpa Hak Opsi, tetapi berdasarkan tempat tinggal debitur principal (dalam
hal para tergugat salah satunya merupakan debitur pokok/debitur principal, sedangkan yang selebihnya
berkedudukan sebagai penjamin, maka gugatan diajukan ke Pengadilan Negeri pada tempat tinggal
debitur pokok/principal);
4. Pengadilan Negeri di Daerah Hukum Tempat Tinggal Penggugat (dalam hal tempat tinggal atau
kediaman tergugat tidak diketahui);
5. Forum Rei Sitae (Gugatan diajukan ke Pengadilan Negeri berdasarkan patokan tempat terletak benda
tidak bergerak yang menjadi objek sengketa);
6. Kompetensi Relatif Berdasarkan Pemilihan Domisili (para pihak dalam perjanjian dapat menyepakati
domisili pilihan yakni menyepakati untuk memilih Pengadilan Negeri tertentu yang akan berwenang
menyelesaikan sengketa yang timbul dari perjanjian);
7. Negara atau Pemerintah dapat Digugat pada Setiap PN (dalam hal Pemerintah Indonesia bertindak
sebagai penggugat atau tergugat mewakili negara, gugatan dapat diajukan ke Pengadilan Negeri di mana
departemen yang bersangkutan berada).
3. Sebutkan dan jelaskan kewenangan mengadili dari lembaga peradilan di bawah
mahkamah Agung !
Jawaban :
Mahkamah Agung memutus pada tingkat pertama dan terakhir semua sengketa tentang
kewenangan mengadili :

 antara Pengadilan di lingkungan Peradilan yang satu dengan Pengadilan di Lingkungan Peradilan
yang lain;
 antara dua Pengadilan yang ada dalam daerah hukum Pengadilan Tingkat Banding yang
berlainan dari Lingkungan Peradilan yang sama;
 antara dua Pengadilan Tingkat Banding di Lingkungan Peradilan yang sama atau antara
lingkungan Peradilan yang berlainan.
Sengketa tentang kewenangan mengadili terjadi :

 jika 2 (dua) Pengadilan atau lebih menyatakan berwenang mengadili perkara yang sama;
 jika 2 (dua) Pengadilan atau lebih menyatakan tidak berwenang mengadili perkara yang
sama.

Anda mungkin juga menyukai