Anda di halaman 1dari 8

PSIKOLOGI PENDIDIKAN

“PERANAN PSIKOLOGI DALAM PENGEMBANGAN SIKAP POSITIF BELAJAR


PESERTA DIDIK”

Dosen Pengampu
Putu Yulia Angga Dewi M. Pd

Oleh:
1. Srinita Damayanti Pasaribu (2311031129)
2. Ni Kadek Suartami (2311031128)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


JURUSAN DHARMA ACARYA
SEKOLAH TINGGI AGAMA HINDU NEGERI MPU
KUTURAN SINGARAJA
2023
PERANAN PSIKOLOGI
DALAM PENGEMBANGAN SIKAP POSITIF
BELAJAR PESERTA DIDIK

A. Pengertian Sikap Belajar Peserta Didik


Belajar merupakan aktivitas individu dalam rangka mengembangkan potensi dirinya,
baik menyangkut aspek kognitif, afektif, konatif, dan psikomotorik, melalui interaksi
dengan lingkungan (dirumah dengan orang tua, disekolah dengan guru). Dengan belajar
seseorang dapat mengetahui banyak hal yang kelak juga akan berkaitan dengan
kematangan diri individu itu sendiri. Belajar itu adalah perubahan kemampuan seseorang
dan dapat dipertahankan dalam kurun waktu tertentu. Berbagai pertumbuhan yang terjadi
dalam belajar itu, seperti perubahan tingkah laku setelah seseorang peserta didik
mendapat berbagai pengalaman pada berbagai situasi belajar itu sendiri, sehingga dari
berbagai pengalaman itu akan menyebabkan proses perubahan yang terjadi dalam diri
seseorang peserta didik. Menurut Adisewojo seperti dikutip oleh Sukardi dan Maramis,
belajar adalah perubahan perilaku peserta didik secara bertahap, terarah melalui suatu
proses terencana dan bertahap, sehingga peserta didik pada akhir pembelajaran kelak
mempunyai kemampuan atau keterampilan sesuai dengan apa yang dituju oleh sistem
pembelajaran. Sedangkan Nana Sujana menjelaskan bahwa belajar adalah suatu proses
yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang.
Di dalam berinteraksi dengan orang lain setiap individu tidak akan bertindak begitu
saja, akan tetapi ia menyadari perbuatan atau tindakan apa yang ia lakukan itu dan
menyadari bagaimana situasi yang ada hubungannya dengan tindakan yang mau diambil
tadi, apakah tindakannya tersebut akan menimbulkan sesuatu yang menguntungkan atau
merugikan orang lain. Adanya suatu kesadaran individu yang akan akan menentukan
tindakan yang mungkin akan individu ambil atau individu tersebut lakukan dalam nyata
itu dinamakan sikap.
Jadi sikap adalah suatu kesiapan mental memberikan pengaruh langsung kepada
respons individu terhadap semua objek atau situasi yang berhubungan dengan objek itu.
Brown dan Holtzman (Djaali, 2008) mengembangakan konsep sikap belajar melalui dua
komponen, yaitu Teacher Approval (TA) dan Education Acceptance (EA). TA
berhubungan dengan pandangan siswa terhadap guru-guru, tingkah laku mereka di kelas,
dan cara mengajar. Sedangkan EA terdiri atas penerimaan dan penolakan siswa terhadap
tujuan yang akan dicapai dan materi yang akan disajikan, praktik, tugas, dan persyaratan
yang ditetapkan di sekolah. Sikap dapat didefinsikan dengan berbagai cara dan setiap
definisi itu berbeda satu sama lain. Trow (Djaali, 2008) mendefinisikan sikap sebagai
suatu kesiapan mental atau emosional dalam beberapa jenis tindakan pada situasi yang
tepat. Disini Trow lebih menekankan pada kesiapan mental atau emosional seseorang
terhadap suatu objek.
Sikap belajar adalah kecenderungan peserta didik untuk melakukan atau tidak
melakukan kegiatan belajar sebagai dampak dari pandangan dan perasaannya terhadap
kegiatan belajar. Apabila siswa memiliki pandangan positif bahwa belajar itu penting
untuk mengembangkan kualitas diri dan merasa senang terhadap kegiatan belajar, maka
peserta didik tersebut cenderung akan melakukan kegiatan belajar dengan sebaik-
baiknya. Sebaliknya apabila memandang belajar itu tidak penting dan tidak
menyenangkan, maka cenderung malas belajar. Sikap dan kebiasaan belajar merupakan
salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi belajar atau mencapai tujuan
pembelajaran. Peserta didik yang memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif akan
menunjukkan perilaku dalam kegiatan belajar secara efektif dan efisien, baik dalam
merencanakan kegiatan belajar dan mengikuti kegiatan belajar, memahami dan
penguasaan materi. pelajaran, serta mempersiapkan untuk mengikuti ulangan atau ujian.
Sikap dan kebiasaan belajar yang positif akan membentuk karakter yang baik seperti
rajin, tekun dan disiplin,. tangguh dalam menghadapi hal-hal yang megganggu kegiatan
belajar (bila menghadapi kesulitan belajar, hambatan emosional, masalah remaja dan
stress), serta produktif, begitu pula sebaliknya. Sikap dan kebiasaan belajar tidak hanya
mempengaruhi prestasi belajar, tetapi juga akan mempengaruhi karakter seseorang.
Faktor sikap dapat menciptakan situasi belajar mengajar menyenangkan atau tidak
menyenangkan, bukan saja sebagai siswa tetapi juga sebagai guru sehingga
memungkinkan tercapainya efektivitas yang tinggi atau rendah dalam proses belajar
mengajar. Sebagaimana yang dikemukakan Sudjana (2002) sikap belajar pada
hakekatnya adalah kecenderungan seseorang dalam bertingkah laku, baik bertingkah laku
positif maupun bertingkah laku negative. Siswa yang memandang positif terhadap mata
pelajaran maka akan diperoleh nilai positif. Sebaliknya, bagi siswa yang menyikapi
secara negative terhadap mata pelajaran maka umpan balik yang diperoleh siswa tersebut
baik dalam bentuk prestasi maupun aplikasi materi akan kurang atau tidak tercapai
sebagaimana yang diharapkan.
B. Komponen Sikap Belajar Peserta Didik
Sikap belajar memiliki tujuan dan manfaat yaituselalu ingin tahu, mendahulukan fakta
dan data, menerima ketidakpastian, berpikir kritis dan hati-hati, tekun, ulet, tabah, kreatif
untuk penemuan baru, berpikiran terbuka, peka terhadap lingkungan sekitar, serta
bekerjasama dengan orang lain akan lebih sering terjadi pada siswa. Sikap belajar terdiri
atas 3 komponen utama yaitu, komponen kognitif merupakan representasi apa yang
dipercayai oleh individu pemilik sikap, komponen kognitif berisi kepercayaan stereotipe
yang dimiliki individu, komponen afektif merupakan perasaan yang menyangkut aspek
emosional, dan komponen konatif merupakan aspek kecenderungan berperilaku tertentu
sesuai dengan sikap yang dimiliki oleh seseorang.
Menurut Walgito, “Sikap mengandung tiga komponen: kognitif (konseptual), afektif
(emosional), konatif (perilaku atau action component)
1. Komponen kognitif merupakan representasi apa yang dipercayai oleh individu
pemilik sikap, komponen kognitif berisi kepercayaan stereotipe yang dimiliki
individu mengenai sesuatu dapat disamakan penanganan (opini) terutama apabila
menyangkut masalah isu atau problem yang kontroversial.
2. Komponen afektif merupakan perasaan yang menyangkut aspek emosional.Aspek
emosional inilah yang biasanya berakar paling dalam sebagai komponen sikap dan
merupakan aspek yang paling bertahan terhadap pengaruh-pengaruh yang mungkin
adalah mengubah sikap seseorang komponen afektif disamakan dengan perasaan
yang dimiliki seseorang terhadap sesuatu.
3. Komponen konatif merupakan aspek kecenderungan berperilaku tertentu sesuai
dengan sikap yang dimiliki oleh seseorang. Dan berisi tendensi atau kecenderungan
untuk bertindak / bereaksi terhadap sesuatu dengan cara-cara tertentu. Dan berkaitan
dengan objek yang dihadapinya adalah logis untuk mengharapkan bahwa sikap
seseorang adalah dicerminkan dalam bentuk tendensi perilaku.

C. Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik


Motivasi dapat diartikan sebagai kekuatan (energi) seseorang yang dapat
menimbulkan tingkat kemauan dalam melaksanakan suatu kegiatan. Kemauan baik yang
bersumber dari dalam diri individu itu sendiri (motivasi intrinsik) maupun dari luar
individu (motivasi ekstrinsik). Seberapa kuat motivasi yang dimiliki individu akan
banyak menentukan kualitas perilaku yang ditampilkannya, baik dalam konteks belajar,
bekerja maupun dalam kehidupan lainnya. Sudarwan (2002:2) motivasi diartikan sebagai
kekuatan, dorongan, kebutuhan, semangat, tekanan, atau mekanisme psikologis yang
mendorong seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai prestasi tertentu sesuai
dengan apa yang dikehendakinya. Hakim (2007:26) mengemukakan pengertian motivasi
adalah suatu dorongan kehendak yang menyebabkan seseorang melakukan suatu
perbuatan untuk mencapai tujuan tertentu. Huitt,W. (2001) mengatakan motivasi adalah
suatu kondisi atau status internal (kadang-kadang diartikan sebagai kebutuhan,
keinginan, atau hasrat) yang mengarahkan perilaku seseorang untuk aktif bertindak
dalam rangka mencapai suatu tujuan. Ditambahkan Gray (Winardi, 2002)
mengemukakan bahwa motivasi merupakan sejumlah proses, yang bersifat internal atau
eksternal bagi seorang individu, yang menyebabkan timbulnya sikap antusiasme dan
persistensi, dalam hal melaksanakan kegiatan- kegiatan tertentu
Upaya meningkatkan motivasi belajar anak dalam kegiatan belajar di sekolah, ada
beberapa langkah yang dapat dilakukan oleh guru diungkapkan Sardiman (2005:92),
yaitu:
1. Memberi angka. Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan belajarnya.
Banyak siswa yang justru untuk mencapai angka/nilai yang baik. Sehingga yang
dikejar hanyalah nilai ulangan atau nilai raport yang baik. Angka-angka yang baik itu
bagi para siswa merupakan motivasi yang sangat kuat. Yang perlu diingat oleh guru,
bahwa pencapaian angka-angka tersebut belum merupakan hasil belajar yang sejati
dan bermakna. Harapannya angka-angka tersebut dikaitkan dengan nilai afeksinya
bukan sekedar kognitifnya saja.
2. Pilih Metode Belajar yang Tepat. Guru harus bisa memilih metode yang digunakan
untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Pemilihan metode ini bisa menjadi tolok
ukur apakah siswa merasa jenuh atau antusias dalam kegiatan belajar mengajar.
Metode belajar sendiri sangat beragam, mulai dari diskusi langsung, diskusi melalui
aplikasi, diskusi kelompok, dan lainnya. Selain guru, orang tua juga perlu
mempelajari metode belajar mana yang tepat untuk anak di rumah agar dapat
memaksimalkan waktu belajar mereka. Misalnya, apakah anak menyukai metode
belajar contoh kasus, kuis, dengan singkatan agar mudah hafal, dan lainnya.
3. Memaksimalkan Fasilitas Pembelajaran. Motivasi belajar siswa juga dapat
ditingkatkan dengan memaksimalkan fasilitas pembelajaran. Misalnya dengan
memanfaatkan perpustakaan dan taman sekolah untuk proses belajar agar siswa tidak
bosan belajar di dalam kelas. Selain itu, juga bisa memanfaatkan laboratorium, ruang
komputer, aula, dan lainnya. Begitu juga dengan fasilitas pembelajaran jarak jauh,
misalnya menggunakan ruang pertemuan online. Kebetulan, pemerintah memberikan
bantuan kuota internet sebagai fasilitas pembelajaran pada beberapa tahun terakhir
akibat pandemi Covid-19.
4. Memanfaatkan Media Belajar. Saat ini media belajar sudah semakin beragam. Selain
buku, siswa bisa mencari informasi dan ilmu pengetahuan melalui internet. Di
internet pun tersedia banyak media belajar, mulai dari bacaan, audio, hingga video
belajar. Bahkan, media belajar ini banyak yang gratis sehingga semakin memudahkan
siswa untuk memperoleh informasi. Hal ini bisa dijadikan cara guru meningkatkan
motivasi belajar siswa agar tidak cepat bosan dalam kegiatan belajar mengajar.
5. Hadiah dapat menjadi motivasi yang kuat, dimana siswa tertarik pada bidang tertentu
yang akan diberikan hadiah. Tidak demikian jika hadiah diberikan untuk suatu
pekerjaan yang tidak menarik menurut siswa.
6. Kompetisi Persaingan, baik yang individu atau kelompok, dapat menjadi sarana
untuk meningkatkan motivasi belajar. Karena terkadang jika ada saingan, siswa akan
menjadi lebih bersemangat dalam mencapai hasil yang terbaik.
7. Ego-involvement. Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan
pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras adalah
sebagai salah satu bentuk motivasi yang cukup penting. Bentuk kerja keras siswa
dapat terlibat secara kognitif yaitu dengan mencari cara untuk dapat meningkatkan
motivasi.
8. Memberi Ulangan. Para siswa akan giat belajar kalau mengetahui akan diadakan
ulangan. Tetapi ulangan jangan terlalu sering dilakukan karena akan membosankan
dan akan jadi rutinitas belaka.
9. Mengetahui Hasil. Mengetahui hasil belajar bisa dijadikan sebagai alat motivasi.
Dengan mengetahui hasil belajarnya, siswa akan terdorong untuk belajar lebih giat.
Apalagi jika hasil belajar itu mengalami kemajuan, siswa pasti akan berusaha
mempertahankannya atau bahkan termotivasi untuk dapat meningkatkannya.
10. Pujian. Apabila ada siswa yang berhasil menyelesaikan tugasnya dengan baik, maka
perlu diberikan pujian. Pujian adalah bentuk reinforcement yang positif dan
memberikan motivasi yang baik bagi siswa. Pemberiannya juga harus pada waktu
yang tepat, sehingga akan memupuk suasana yang menyenangkan dan mempertinggi
motivasi belajar serta sekaligus akan membangkitkan harga diri.
11. Cara meningkatkan motivasi belajar siswa juga dapat dilakukan dengan
meningkatkan kualitas guru terlebih dahulu. Sebab, guru adalah sosok penting dalam
kegiatan belajar mengajar di sekolah. Kualitas guru ini tidak hanya diukur dari
penguasaan dan cara menyampaikan materi kepada siswa, namun juga kemampuan
guru mengerti psikologi anak. Cara untuk meningkatkan kualitas guru dapat
dilakukan dengan menempuh pendidikan lanjutan maupun seminar. Pihak sekolah
tentunya juga punya peran dalam peningkatan kualitas guru ini.
12. Hukuman. Hukuman adalah bentuk reinforcement yang negatif, tetapi jika diberikan
secara tepat dan bijaksana, bisa menjadi alat motivasi. Oleh karena itu, guru harus
memahami prinsip-prinsip pemberian hukuman tersebut.
13. Melakukan Evaluasi Pembelajaran. Jika siswa dirasa belum memiliki motivasi
belajar yang tinggi, guru perlu melakukan evaluasi pembelajaran. Hal ini untuk
menilai apakah kegiatan belajar mengajar selama ini sudah efektif atau belum.
Evaluasi ini bisa dilihat dari analisis nilai siswa. Selain itu, juga mengevaluasi
metode dan media belajar yang selama ini digunakan.
DAFTAR PUSTAKA

Mufridah, dkk. “Gambaran Sikap Belajar Positif Siswa Kelas VIII Di SMP 3
Batujajar.” Jurnal Fokus Vol. 4 No. 2 (2021).
Sinson, M. & Wedyawati, N. “Analisis Sikap Belajar Siswa Kelas Tinggi Pada
Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).” Jurnal Vox Edukasi
Vol. 8 No. 1 (2017).
Suprihatin, Siti. “Upaya Guru Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa.”
Jurnal Pendidikan Ekonomi UM Metro Vol. 3 No. 1 (2015): 73-82.
Thaeb, R. M. “Menumbuhkan Sikap Siswa Dalam Pencapaian Hasil Belajar.”
Jurnal Latnanida Vol. 4 No. 1 (2016).

Anda mungkin juga menyukai