51–56
Program Studi Bimbingan dan Konseling | Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan |
Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya (UMTAS) INNOVATIVE
ISSN (Print): 2548-3226 |ISSN (Online): 2580-7153 COUNSELING
Irma Yuliani*)
*)
SMA Negeri 1 Singaparna
(e-mail) irmayuliani2511@gmail.com:
Abstract
Abstract. The purpose of this article is to explain psychological well-being concept to be applied in
guidance and counseling. Guidance and counseling service to improve psychological well-being
could be a way to help people achieve their optimum individual potention in every phase of devel-
opment, so they clould live with happy and prosperous. Feeling happiness, fun, and satisfaction are
the outcome of psychological well-being. Therefore, psychological well-being concept become im-
portance to be applied in guidance and counseling.
Rekomendasi Citasi: Yuliani, Irma. (2018). Konsep Psychological Well-Being serta Implikasinya dalam
Bimbingan dan Konseling. Journal of Innovative Counseling : Theory, Practice & Research, 2 (2): pp. 51-
56
52
JOURNAL OF INNOVATIVE COUNSELING : THEORY, PRACTICE & RESEARCH
Vol.2, No.2, Agustus 2018
Available online: http://journal.umtas.ac.id/index.php/innovative_counseling
Yuliani, Irma
dan mengatasi konflik dengan orang lain ber- serta tidak melecehkan martaban dan
dasarkan prinsip yang saling menguntungkan. harga diri orang lain;
Pertumbuhan dan pengembangan indi- e) memiliki pemahaman dan penerimaan
vidu yang otonom, mampu menjalin hubungan diri secara positif, objektif dan kon-
positif dengan orang lain untuk mencapai keba- struktif, baik yang terkait dengan
hagiaan, keselamatan, kebermaknaan, dan kese- keunggulan maupun kelemahan, baik
jahteraan menjadi tujuan utama dalam pem- fisik maupun psikis;
berian bantuan layanan bimbingan konseling f) memiliki kemampuan melakukan pilihan
pada bidang pribadi sosial. dan membuat keputusan secara sehat da
Kemampuan dalam menerima diri efektif;
secara positif, mampu bertubuhan dan berkem- g) memiliki kemampuan berinteraksi sosial
bang secara kontinu, memiliki keyakinan bah- (human relationship) yang diwujudkan
wa kehidupan itu bermakna dan memiliki dalam bentuk hubungan persahabatan,
tujuan hidup, memiliki hubungan yang positif persaudaraan, atau silaturahmi dengan
dengan orang lain, kemampuan mengelola sengan sesama manusia;
lingkungan secara efektif, serta mampu menen- h) memiliki kemampuan interpersonal, baik
tukan tindakan sendiri merupakan dimensi yang dalam menyelesaikan konflik yang bersi-
secara konseptual merupakan psychologial fat internal maupun dengan orang lain.
well-being (Ryff & Keyes, 1995). Aspek-aspek pribadi sosial yang
Pentingnya layanan bimbingan dan dikemukakan oleh Suherman (2015) secara
konseling sebagai upaya peningkatan psycho- eksplisit dapat mewakili dimensi-dimensi psy-
logical well-being pada siswa dapat diperkuat chological well-being, seperti: otonomi, pen-
melalui aspek-aspek pribadi-sosial. Secara rinci guasaan lingkunga, pertumbuhan pribadi, hub-
aspek-aspek pribadi sosial sebagai tujuan khu- ungan yang positif dengan orang lain, tujuan
sus pencapaian pelaksanaan layanan bimbingan hidup, dan penerimaan diri.
dan konseling diuraikan sebagai berikut (Su- Penjabaran tujuan khusus pribadi-sosial
herman, 2015, hlm. 16-17): diatas psychological well-being dan pertim-
a) memahami tentang kondisi, irama, dan bangan berdasarkan dimensi-dimensi psycho-
tuntutan kehidupan lingkungan yang logical well-being yang mencakup, otonomi,
pluktuatif antara yang menyenangkan pertumbuhan pribadi, penguasaan lingkungan,
dan tidak menyenangkan, serta mampu hubungan yang positif dengan orang lain, tujuan
meresponnya secara positif sesuai hidup, dan penerimaan diri dapat menjadi salah
dengan norma pribadi, sosial, dan ajaran satu acuan dalam pengembangan layanan
agama yang dianut; bimbingan dan konseling untuk psychological
b) memiliki komintmen yang kuat dalam well-being siswa. Peningkatan psychological
mengamalkan nilai keimanan dan keta- well-being siswa tidak hanya pada bidang
qwaan kepada Tuhan yang Maha Esa, pribadi-sosial, akan tetapi dapat diintegrasikan
baik dalam kehidupan pribadi, keluarga, pada semua bidang scara utuh baik belajar
pertemanan, tempat bekerja, sekolah, maupun karir.
maupun kehidupan masyarakat pada Sehingga, layanan bimbingan konsel-
umumnya; ing untuk meningkatkan kesejahteraan
c) memiliki sikap toleransi terhadap orang psikologis setidaknya mencakup enam dimensi
lain, saling menghormati dan memiliki dalam psycholocgical well-being, (seperti
sikap toleransi terhadap orang lain, saling otonomi, memiliki tujuan hidup, mempu
menghaormati dan memelihara hal dan mengelola lingkungan, memiliki hubungan
kewajiban masing-masing; yang positif dengan orang lain, pertumbungan
d) sikap respect terhadap orang lain, pribadi, dan mampu menerima diri) dalam
menghormati dan menghargai orang lain, keseluruhan aspek kehidupan.
54
JOURNAL OF INNOVATIVE COUNSELING : THEORY, PRACTICE & RESEARCH
Vol.2, No.2, Agustus 2018
Available online: http://journal.umtas.ac.id/index.php/innovative_counseling
Yuliani, Irma
Dengan demikian, rancangan program satunya memiliki mental yang sehat, dan se-
bimbingan dan konseling komprehensif untuk jahtera dalam hidupnya, serta memilki psycho-
meningkatkan psychological well-being yang logical well-being yang tinggi. Karena, ketika
mengintegrasikan hasil analisis kebutuhan da- siswa memiliki psychological well-being yang
lam empat bidang, baik pribadi, sosial, belajar, tinggi ia akan tumbuh menjadi pribadi yang
dan karir secara utuh. Sehingga, dapat menjadi mandiri, sejahtera, dan bahagia.
layanan bimbingan dan konseling komprehen-
sif sebagaimana menurut Yusuf & Nurihsan
(2012) pengembangan program bimbingan dan DAFTAR PUSTAKA
konseling komprehensif meliputi layanan dasar,
layanan responsif, perencanaan individual dan Currie, J. (2005). Welfare and the well-being of
dukungan sistem yang meluputi empat bidang children. Switzerland: Harwood Ac-
layanan, yaitu: pribadi, ssoial, belajar, dan karir ademic Publishers.
secara utuh. Dieredonck, dkk. (2008). Ryff’s six factor mod-
Dalam pengembangan keilmuan el of psychological well-being,a span-
bimbingan dan konseling yang kompfehensif is exploration. Soc Indic Res, Spinger
dan mengikuti perkembangan zaman, adanya Sience and Business, 01 (87), 473-
pembahasan mengenai perlunya mencapai 479.
perkembangan pribadi siswa secara optimal dan Huebner, R., Gilman, E.S., & Furlong, J.
meraih kebahagiaan, kesejahteraan, serta (2009). A conceptual model for re-
mampu menyesuaikan diri dan memiliki search in positive psychology in chil-
keserasian hubungan dengan lingkungan dren and youth. Dalam Rich Gilman,
sosialnya menjadi hal yang penting, dan harus E. Scoot Huener & J. Furlong
menjadi komitmen bersama semua pihak. (Penyunting). Handbook of positive
Peningkatan psychological well-being pada psychology in school. New York:
sada siswa menjadi hal yang penting untuk Routlege.
mendukung tujuan pendidikan dan tujuan Kartadinata, S. (2011). Menguak tabir bimb-
bimbingan dan konseling agar siswa dapat ingan dan konseling sebagai upaya
menjadi pribadi yang otonom, bahagia, dan pedagogis. Bandung: UPI Press.
sejahtera hidupnya. Lewis, B. (2007). The happiness revolution.
New york: Alive and Halthy Institute
Kesimpulan Press.
Peningkatan psychological well-being Lopez, dkk. (2010). Psycological well being,
pada siswa melalui layanan bimbingan dan assesment tools and related factors.
konseling dapat menjadi upaya membantu Dalam Ingrid E. Wells (Penyunting).
siswa mengembangkan potensinya tanpa Psychological well-being (hlm. 77-
mengalami hambatan dalam pencapaian tugas 113). New york: Nova Science Pub-
perkembangannya dengan mempertimbangkan lishers, Inc.
tingkat kesejahteraan psikologis siswa. Permendikbud nomor 111 Tahun 2014 tentang
Layanan Bimbingan dan konseling un- Bimbingan dan konseling pada
tuk mengembangkan kemampuan psychologi- pendidikan dasar dan pendidikan
cal well-being siswa dapat menjadi salah satu menengah.
pendukung pengembangan pendidikan karakter Permendikbud nomor 82 Tahun 2015 tentang
di sekolah. Dengan demikian, bimbingan dan Pencegahan dan penanggulangan
konseling yang di lakukan guru bimbingan dan tindak kekerasan di lingkungan
konseling tidak hanya berbicara dengan para satuan pendidikan. Jakarta:
siswa tentang fokus permasalahan. Akan tetapi, Kementrian Pendidikan dan
harus dapat membimbing agar siswa salah Kebudayaan Republik Indonesia.
55
Konsep Psychological Well-being serta Implikasinya dalam Bimbingan dan konseling
Yuliani, Irma
56