Anda di halaman 1dari 25

Metodologi Penelitian

KELOMPOK 2
PENG ARUH
PO SITI V E
SELF-TALK
TE R H AD A P
HAP PINES S
PADA REMAJA
Farah Ridzky Ananda (6019210081) Febby Arfiyah S (6019210094)

Yosa Pril Darma Putri (6019210027) Syifa Syahrani (6019210077)

Denisa Ramandha D (6019210088) Syahla Verina A (6019210053)

Fransiska Herdiana E (6019210066) Feni Setianingsih (6019210097)


Zukhruf Nisa A (6019210074) Leonardo James S (6018210101)

Al insana (6019210104) Febrian Ongky (6018210153)

Riska Indriani (6019210032)


DAFTAR ISI

1 Pendahuluan 3 Metode Penelitian

2 Landasan Teori
4 Pembahasan

5 Diskusi Penelitian:
Pendahuluan

Ar e y o u
r e ad y ?
Latar Belakang
Seorang individu perlu memiliki emosi positif dan happiness karena emosi tersebut mampu memperluas fokus dan
memperlebar pikiran, mampu mengembangkan kemampuan pemecahan masalah, mampu membangun kekuatan
sosial fisik dan intelektual, serta mampu membentengi diri dari perasaan negatif dan melindungi kesehatan
(Seligman, 2005). Dengan adanya dampak positif yang didapatkan individu merasakan emosi positif dan happiness
maka para remaja perlu memperbaiki dan meningkatkan emosi positif serta happiness yang akan memberikan dampak
yang baik dalam masa perkembangannya, seperti yang dikatakan oleh Freud remaja disebut dengan masa pancaroba
karena sedang mengalami perkembangan fisiologis dan psikologis yang akan menimbulkan kecemasan. Kecemasan
akan menimbulkan banyak masalah dan masalah akan mempengaruhi kebahagiaannya.
Berdasarkan paparan tersebut, permasalahan tentang remaja yang mengalami kurangnya kebahagiaan disebabkan
oleh persepsi negatif terhadap diri sendiri atau terlalu banyak negative self-talk daripada positive self-talk, sehingga
permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah positive self-talk dapat berpengaruh terhadap happiness pada
remaja.
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
meningkatkan kebahagiaan seseorang
dengan positive self-talk serta
mengetahui efektivitas teknik self-talk
untuk meningkatkan kebahagiaan pada
remaja.
Hipotesis Penelitian

Terdapat pengaruh positive self-talk


terhadap happiness pada remaja.
Landasan
Teori

Ar e y o u
r e ad y ?
Self-talk
Positive self-talk adalah kondisi dimana individu
berbicara sendiri kepada diri sendiri secara sadar
mengenai hal-hal positif dan dimaksudkan pada hal
positif dan bersifat menguntungkan serta dapat
memberikan kekuatan dan semangat dalam

Definisi beraktivitas.

Dapat diketahui bahwa self-talk berasal dari bahasa Teknik dari Positive Self-talk, yaitu (Seligman dan
Reichenberg) mendeskripsikan positive self-talk sebagai
Inggris yang bermakna “berbicara atau berdialog
sebuah pep-talk (pembicaraan yang dimaksudkan untuk
dengan diri sendiri”. Self-talk membangun membangkitkan keberanian atau antusiasme) positif yang
kekuatan dalam diri individu sendiri agar dapat diberikan seseorang kepada dirinya sendiri setiap hari.

membangkitkan dirinya kembali dalam berbagai


hal. Self-talk yang bermakna berasal dari diri
sendiri dapat dilakukan dengan mengucapkan Beberapa manfaat yang didapatkan dari suatu teknik
Positive Self-talk tersebut yaitu:
kalimat atau perkataan kepada diri sendiri secara
• Dapat Meningkatkan Kepercayaan Diri dan
verbal atau nonverbal (Hatzigeorgiadis & dkk, Motivasi
2011). • Menjadikan Pribadi yang Positif
• Menurunkan Stres
Happiness
Aspek-aspek happiness: Argyle dan Hills (2001)

Definisi menyebutkan aspek-aspek kebahagiaan sebagai


berikut: Life Satisfaction, Joy, Self-Esteem, Calm,
Control, Efficacy,

.Menurut Argyle kebahagiaan didefinisikan sebagai adanya


tingkat kepuasan individu pada masa tertentu sehingga
berpengaruh secara positif pada diri seseorang serta tidak
adanya dampak negatif (dalam Dyartika, 2015). Argyle
Faktor-faktor yang mempengaruhi: Uang,
melanjutkan bahwa kebahagiaan juga dapat dikatakan
Perkawinan, Kehidupan sosial, Emosi negatif,
sebagai emosi positif yang timbul dari pengalaman positif,
Usia, Kesehatan, Jenis kelamin, Agama
kenikmatan yang tinggi, dan motivator utama dari segala
tingkah laku manusia (dalam Bekhet dkk, 2008)
Remaj
Definisi a Karakteristik remaja:
• Masa remaja merupakan
penting
periode yang

• Masa remaja sebagai masa transisi


Remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak ke • Masa remaja sebagai usia bermasalah
masa dewasa. Oleh karena itu disebut juga sebagai • Masa remaja sebagai masa mencari identitas
pancaroba yang penuh gejolak dan keadaan tak menentu • Masa remaja sebagai masa yang tidak
(Santrock, 2011). Menurut Hurlock (2001) remaja adalah realistic
tumbuh ke arah kemasakan dan periode transisi, dimana • Masa remaja sebagai ambang masa remaja

individu mengalami perubahan fisik dan psikis dari


kekanak-kanakan menuju dewasa meliputi perubahan
biologis, perubahan psikologis, dan perubahan sosial.
Hasil Penelitian Sebelumnya

Penelitian terdahulu yang relevan dilakukan oleh


Hasil penelitian (Armetta, 2011) menunjukan
(Shafigh et al., 2016), hasil penelitian
1 2 bahwa orang yang menggunakan positive self dapat
menunjukkan bahwa pelatihan self-talk positif meningkatkan tingkat kebahagiaan mereka
secara signifikan meningkatkan kebahagiaan
pasangan veteran.

Penelitian yang serupa juga dilakukan oleh


Lalu ada penelitian yang dilakukan oleh (Fatimah, 4 (Widiyastuti, 2014) yang menunjukan bahwa
2019) yang menunjukan bahwa teknik self-talk
3 efektif untuk menurunkan stres remaja.
pemberian metode positive self-talk efektif untuk
meningkatkan kepercayaan diri pada siswa,

Selanjutnya menurut (Reviliana, 2019) layanan konseling individu


dengan menggunakan positive self-talk dapat mengembangkan
5 motivasi belajar pada peserta kelas VIII C SMP Negeri 1
Pesawaran.
Metode Penelitian

Ar e y o u
r e ad y ?
Metode Penelitian
Desain
Pendekatan Penelitian ini menggunakan Pre-
penelitian ini menggunakan Experimental Design yaitu One
metode kuantitatif. group Pre-test dan post-test
design, dengan diberikannya
treatment dan dibandingkan
keadaannya dengan sebelum
diberikan treatment
Metode Penelitian
Populasi Besar sample
Penentuan besar sampel pada penelitian ini
Remaja yang berdomisili di ditentukan dengan menggunakan kriteria yang
Jabodetabek menjadi acuannya yaitu partisipan yang memiliki
skor rata-rata happiness yang rendah (<72.13)

Sample
Teknik sampling
Remaja yang memiliki
tingkat happiness rendah Penelitian ini menggunakan
teknik Purposive Sampling.
Variabel & Instrumen
Penelitian
Variabel
Instrument
Variabel bebas: Variabel bebas
dalam penelitian ini yaitu
• Metode Observasi
Positive Self-talk (Variabel X)
• Metode wawancara
• Angket atau Kuesioner
Variabel terikat: 1.Variabel
terikat dalam penelitian ini
adalah Happiness pada Remaja
(Variabel Y)
Alat Ukur
Penelitian ini menggunakan kuesioner milik Zuraidha (2012) dengan penelitian yang berjudul “Regulasi Emosi
dan Happiness Pada Siswa Kelas X Program Reguler dan Akselerasi SMA Negeri Malang” dan sudah dilakukan
uji validitas. Kuesioner tersebut merupakan kuesioner adaptasi dan modifikasi dari alat ukur happiness dengan
skala Oxford Happiness Questionnaire (OHQ) yang telah dibuat oleh Argyle, Martin & Crossland.
Kuesioner happiness berjumlah 21 aitem dengan memiliki koefisien validitas bergerak di angka 0.207 - 0.705.
Hasil analisis pada uji coba skala happiness menunjukan koefisien reliabilitas Alpha sebesar 0.8380. Artinya
pengukuran dengan menggunakan skala ini memiliki taraf konsistensi sebesar 83.80%. Penelitian ini
menggunakan skala dengan pengukuran skala Likert yang dibuat dalam lima alternatif jawaban, yaitu SS
(Sangat Setuju), S (Setuju), KS (Kurang Setuju), TS (Tidak Setuju), dan STS (Sangat Tidak Setuju) yang berupa
pernyataan favourable. Penilaian yang diberikan yaitu SS (Sangat Setuju) memperoleh skor 5, S (Setuju)
memperoleh skor 4, KS (Kurang Setuju) memperoleh skor 3, TS (Tidak Setuju) memperoleh skor 2, dan STS
(Sangat Tidak Setuju) memperoleh skor 1.
Teknik Analisis data

Untuk mengetahui seberapa besar perbedaan skor happiness sebelum dan sesudah
pemberian treatment dengan teknik positive self-talkpeneliti menggunakan metode
yang digunakan untuk menganalisis uji-t yaitu dengan menggunakan program Paired
sample T-Test karena data yang dihasilkan normal dari SPSS 25,00 for Windows.
Bentuk Manipulasi

Manipulasi yang digunakan dengan berupa partisipan yang


akan dibagi menjadi dua kelompok, yang pertama adalah
kelompok eksperimen yang nantinya akan diberikan sebuah
treatment atau konseling positive self-talk dan yang kedua
adalah kelompok kontrol yaitu kelompok yang tidak diberikan
treatment atau konseling positive self-talk.
Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil pengujian paired sample t-
test, diketahui bahwa terdapat perbedaan yang
signifikan antara antara sebelum treatment
positive self-talk dengan setelah treatment
positive self-talk dilakukan dengan korelasi,
sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat
pengaruh positive self-talk terhadap happiness
pada remaja.

A re y o u
re a d y ?
Diskusi Penelitian

Ar e y o u
r e ad y ?
KESIMPULAN
Berdasarkan analisis dan pembahasan hasil penelitian mengenai Pengaruh Positive Self-talk Terhadap Happiness
Pada Remaja, dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

Berdasarkan hasil pengujian Kolmogorov-smirnov test, diketahui bahwa


3
Untuk mengetahui seberapa besar perbedaan skor happiness sebelum variabel sebelum dilakukannya treatment (D(10) = 0.235, p > 0.05) dan
1 dan sesudah pemberian treatment dengan teknik positive self-talk. variabel setelah dilakukannya treatment (D(10) = 0.156, p > 0.05) sama-
Metode yang digunakan untuk menganalisis uji-t adalah dengan sama terdistribusi normal.
menggunakan program Paired sample T-Test karena data yang
dihasilkan normal dari SPSS 25,00 for Windows.
4 Berdasarkan hasil pengujian paired sample t-test, diketahui bahwa secara
signifikan terdapat perbedaan antara sebelum treatment positive self-talk
dilakukan (M = 69.80, SD = 2.300) dengan setelah treatment positive
Karakteristik responden pada penelitian ini didasarkan pada jenis self-talk dilakukan (M = 79.60, SD = 2.989), t(9) = -9509, p < 0.05.
2 kelamin dan usia. Responden yang berada pada kelompok usia 18, 20,
dan 21 memiliki presentase yang sama yaitu 30%, sedangkan
responden yang berada pada kelompok usia 19 tahun memiliki
presentase yang paling rendah yaitu 10%. 5 Maka, dapat disimpulkan hipotesis alternatif diterima, yaitu terdapat
perbedaan antara sebelum treatment positive self-talk dilakukan.
Diskusi
Tingkat kebahagiaan yang ditemukan pada remaja dalam penelitian ini menunjukkan adanya
peningkatan yang signifikan. Temuan ini mendukung beberapa penelitian sebelumnya seperti, Shafigh et
al., (2016) dan Armetta (2011) yang telah menemukan bahwa self-talk yang positif dapat
mempromosikan seseorang untuk menjadi lebih bahagia. Dari seluruh partisipan yang telah melakukan
pre-test dan post-test, skor kebahagiannya telah meningkat, hal ini berarti dapat diterapkan dalam
keseharian mereka, yang ditujukan agar remaja memiliki emosi positif dan happiness, karena emosi
tersebut mampu memperluas fokus dan memperlebar pikiran, mampu mengembangkan kemampuan
pemecahan masalah, mampu membangun kekuatan sosial fisik dan intelektual, serta mampu
membentengi diri dari perasaan negatif dan melindungi kesehatan (Seligman, 2005). Dengan adanya
dampak positif yang didapatkan remaja dari positive self-talk, diharapkan remaja dapat melalui tiap
tahap perkembangannya dengan baik dan optimal.
Thank you!
Have a
g re a t d a y
ah e a d .

Anda mungkin juga menyukai