Jurusan Bimbingan dan Konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan , Universitas Negeri Semarang,
Indonesia
Abstract
This research was carried out based on the phenomenon of lack of altruism and Guid-
ance Department Student Counseling Semarang State University. The purpose of this
research is to know the level of altruism majors guidance and counselling as well as
knowing the difference of altruism and guidance counseling majors force by 2013, 2014
and 2015. This type of research is a research survey. The population of this research is a
student guidance and Counselling Department State University of Semarang force by
2013, 2014 and 2015. Data collection techniques in the study using a scale of altruism
with the amount of 85 grain statement has been tested previously. Analytical techniques
descriptive analyses data using anova test and one way. The results showed that levels
of altruism and guidance counselling students force by 2013, 2014 and 2015 has a per-
centage of the average number of 80.08%. The data are tested a Variant result fcount =
0.538 and ftable = 0.625 then fcount < ftable. so Ho accepted and Ha was rejected.
ISSN 2252-6374
Alamat korespondensi:
Gedung A2, Kampus Sekaran Gunungpati, Semarang 50229
E-mail: bobyardhian@gmail.com , 085740312315
65 Boby Ardhian Nusantara dan M.Th Sri Hartati/ Indonesian Journal of Guidance and Counseling: 2 4) (2013)
(2013)
Tabel 1. Tingkat Altruisme Mahasiswa Bimbingan dan Konseling UNNES per Indikator Pada
Tahun Angkatan 2013,2014 dan 2015
Tabel 2. Perbedaan Indikator Altruisme Mahasiswa Bimbingan dan Konseling UNNES Pada Ta-
hun Angkatan 2013, 2014 dan 2015
Berdasarkan data tabel tersebut diatas nifikan altruisme mahasiswa bimbingan dan
dari tiga angkatan yang ada mahasiswa ang- konseling UNNES angkatan tahun 2013, 2014
katan tahun 2013 mendapat skor presentase dan 2015.
(79.26%.) dengan predikat tinggi. Mahasiswa Seharusnya dalam teori semakin lama
tahun 2014 mendapat skor presentase (80.44 mahasiswa menempuh kuliah semakin tinggi
%) dengan predikat tinggi. Mahasiswa angka- altruisme, namun pada kenyataannya altruis-
tan tahun 2015 mendapat skor (80.80%) den- me mahasiswa angkatan tahun 2013 berada
gan predikat tinggi.Perolehan presentase yang pada tingkat yang paling bawah dari dua ang-
didapat mahasiswa angkatan 2015 lebih tinggi katan lainnya. Hal ini bisa saja terjadi karena
dari dua angkatan lainnya sedangkan angka- faktor pembentuk altruisme seseorang bukan
tan 2013 berada paling rendah. Akan tetapi hanya dari faktor belajar tapi dari faktor lain
ketiganya tetap menunjukkan predikat tinggi. juga. Meinarno (2008) mengatakan beberapa
Sesuai dengan penjelasan deskriptif dia- teori menjelaskan mengapa orang menolong
tas bahwa mahasiswa bimbingan konseling diantaranya yaitu ada teori evolusi, teori bela-
sudah memilki altruisme pada dirinya sendiri. jar, teori empati, teori kognisi sosial dan teori
Hal tersebut menandakan bahwa mahasiswa norma sosial. Semua teori memiliki pendapat
yang masuk jurusan bimbingan dan konseling masing-masing mengenai pembentukan ting-
memilki minat yang besar dalam membantu kah laku menolong dari seseorang.
orang lain. Mappiere (1992) mengatakan bah- Atau dalam proses pembelajaran, materi
wa “para helper memang merasakan kepuasan yang yang disampaikan tidak sampai pada ta-
tersendiri manakala mereka membantu orang hap aplikatif namun hanya sampai pada tahap
lain”. Disini dikatakan bahwa kepuasan yang kognitif. Hal yang terjadi mahasiswa hanya
telah dicapai seorang helper ketika berhasil tahu secara teori saja tapi belum sampai pada
membantu orang lain adalah kepuasan yang afeksi/aplikatif dalam menerapkan teori terse-
bersifat pada psikologis. Jika dikaitkan den- but.
gan profesi konseling maka dikaitkan dengan Tingkah laku menolong adalah salah
hal yaitu mebantu orang lain dan membantu satu bentuk interaksi manusia yang positif
orang lain diperlukan rasa tanpa pamrih tanpa sehingga perlu ditingkatkan. Hal ini dapat
balas atau altruisme pada inividu itu sendiri. dilakukan dengan meningkatkan kesadaran
Konselor merupakan sebuah pekerjaan masing-masing individu bahwa menolong me-
yang tugasnya memberikan bantuan kepada rupakan tanggung jawab masing- masing indi-
konseli untuk memecahkan masalahnya dan vidu. Pribadi yang altruisme sudah dimuncul-
memandirikan kepribadiannya. Berati dapat kan oleh mahasiswa bimbingan dan konseling
diartikan bahwa profesi konselor adalah pro- UNNES. Dan hal ini perlu dpertahankan dan
fesi yang bersifat membantu. Oleh karena itu ditingkatkan sebagai seorang calon konselor
sebagai seorang konselor harusnya memiliki yang notabene nya adalah profesi helper yang
altruisme karena dengan memiliki altruisme memiliki tugas untuk membantu orang lain
mahasiswa dapat membantu seseorang den- dalam menuntaskan masalahnya
gan efektif dan maksimal.
Sedangkan untuk melihat perbedaan alt- Simpulan
ruisme mahasiswa bimbingan dan konseling
peneliti menggunakan uji anova one way yang Berdasarkan hasil penelitian yang dila-
disajikan pada tabel 3. kukan pada mahasiswa Bimbingan dan Kon-
Berdasarkan uji anova one way di atas seling Universitas Negeri Semarang (Study
mendapatkan hasil fhitung sejumlah 0,538 dan fta- Angkatan tahun 2013, 2014 dan 2015), menun-
bel
sejumlah 0,625, sehingga fhitung<ftabel, maka Ho jukkan bahwa mahasiswa memiliki altruisme
diterima dan Ha Ditolak. Berarti dapat disim- yang tinggi. Hal tersebut dapat dilihat dari
pulkan bahwa tidak ada perbedaan yang sig- penguasaan pada tiap indikator-indikator alt-
69 Boby Ardhian Nusantara dan M.Th Sri Hartati/ Indonesian Journal of Guidance and Counseling: 2 4) (2013)
(2013)
ruisme dan jumlah skor rata-rata pada tiap in-
dikator menunjukkan presentase yang tinggi.
Sedangkan pada hasil uji anova one way menun-
jukkan bahwa tidak ada perbedaan yang sig-
nifikan altruisme mahasiswa bimbingan dan
konseling Universitas Negeri Semarang pada
angkatan tahun 2013, 2014 dan 2015. Hal ter-
sebut dikarenakan faktor pembentuk altruisme
tidak hanya faktor belajar saja tetapi ada fak-
tor-faktor lain yang juga mempengaruhi.
Ucapan Terimakasih
Daftar Pustaka