Anda di halaman 1dari 15

Pendekatan dalam pembelajaran praktek klinik

A. Perseptoring (Materi Anisa)


B. Mentoring
1. Konsep Mentoring
Mentoring berasal dari kata Mythology dalam bahasa Yunani,
kata mentor berarti berperan sebagai adviser, role model, consellor
tutor dan atau guru (Roberts, 1999). Mentoring merupakan proses
pembelajaran, diama mentor mampu membuat mentee (peserta
mentoring) yang tadinya tergantung menjadi mandiri. Mentoring
adalah bantuan tersembunyi “offline help” dari mentor ke mentee
untuk mentransfer pengetahuan, pemikiran dalam kerja secara
signifikan (Mc Kimm, Jolie & hatter, 2007).
Mentoring adalah hubungan antara 2 orang yang memberikan
kesempatan untuk berdiskusi yang menghasilakn refleksi, melakukan
kegiatan/tugas dan pembelajaran untuk keduanya yang didasarkan
kepada dukungan, kritik membangun, keterbukaan, kepercayaan,
penghargaan dan keinginan untuk belajar dan berbagi (Ali dan Panther,
2008; Andreson, 2011).
Mentoring yaitu hubungan saling menguntungkan dari
seseorang yang mempunyai pengalaman lebih kepada individu yang
kurang berpengalaman untuk mengidentifikasi dan merian tujuan
bersama ( Ali dan Panther, 2008; Andreson, 2011; Dadge dan Casey,
2009; Mc Kimm, Jolie dan Hatter, 2007).
Mentoring adalah proses umpan balik yang terus menerus dan
dinamis diantara dua individu untuk membangun hubungan antara
individu yang memiliki pengetahuan, keterampilan, informasi dan
dengan fokus pada pengembangan professional dan pribadi (Oliver,
2014; Kim dan Zabelina, 2011).
Mentoring merupakan salah satu sarana yang di dalamnya
terdapat proses belajar. Orientasi dari mentoring itu adalah
pembentukan karakter dan kepribadian seseorang sebagai mentee
(peserta mentoring) karena adanya seorang mentor dalam satu wadah
atau organisasi.
Mentorship dapat juga diartikan sebagai proses pembelajaran
dimana mentor mampu membuat mentee (peserta mentorship) yang
tadinya tergantung menjadi mandiri melalui kegiatan belajar. Kegiatan
belajar yang diharapkan terjadi yaitu mengalami sendiri dan
menemukan sendiri fenomena praktek keperawatan dimana hal ini
diharapkan dapat membangun kepercayaan diri, harga diri dan
kesadaran diri yang merupakan fundamental dalam penyelesaian
masalah (Nurachmach, 2007).
Kegiatan mentoring melibatkan seorang yang lebih bijakasana,
lebih berpengalaman dalam menyampaikan pengetahuan mereka
kepada seseorang yang kurang berpengalaman. Seorang mentor
biasanya adalah seseorang yang lebih tua dan selalu lebih
berpengalaman, yang membantu dan memandu pengembangan
individu yang lain. Seorang mentor sangat menegenal dengan apa yang
dimainkannya. Bukan seperti seorang pelatih tetapi menjadi
model/panutan dalam kegiatan mentoring sekaligus menyampaikan
nasehat ahlinya kepada mentee itu. Bentuk mentoring berupa nasehat
yang berhubungan dengan praktek di tempet tugas termasuk panutan
secara one-to-one, kelompok dan organisasi. Bimbingan seorang
mentor tidak dilaksanakan karena adanya maksud untuk keuntungan
pribadi.
2. Tujuan Mentoring
Program mentoring lebih banyak mendatangkan keuntungan
bagi mentee dalam proses belajar. Mentoring memberikan manfaat
kepada mentee tetapi mentor juga merasakan manfaatnya. Mentor akan
merasakan kepuasan kerja dari hasilnya membantu orang lain, adanya
waktu luang untuk kegiata alternative dan adanya pengakuan dari
organisasi, sehingga prestasi kerja menjadi meningkat (Gagliardi et al,
2009). Mentoring bertujuan memberikan dukungan kepada individu
sehingga mampu mengatasi masalah yang dihadapi dengan cara
menguatkan dan mengembangkan mekanisme baru yang lebih baik
untuk mempertahankan kontrol diri dan mengembalikan keseimbangan
adaptif, sehingga mampu mencari tingkat kemandirian yang lebih
tinggi serta mampu mengambil keputusan secara otonom (Dadge, Jean
dan Casey, 2009).
3. Kriteria mentoring
Terdapat 5 karakteristik mentoring yaitu sifat hubungan yang
menguatkan dan memberdayakan, menawarkan serangkaian fungsi
menolong/membantu untuk memfasilitasi pembinaan dan memberikan
dukungan, perannya meliputi keterkaitan antara aspek personal,
fungsional dan hubungan, dan tujuan individu (mentee) dan fungsi
penolong ditetapkan oleh individu yang terlibat, serta bisa saling
memilih (siapa mentor dan mentee) dan diidentifikasi fase
hubungannya. Hal ini akan memberikan kenyamanan bagi mentor
maupun mentee dalam membenagun hubungan dan bagi
pengembangan diri.
Mentoring dapat menghasilkan beberapa peran dari mentor dan
terdapat persamaan peran dari berbagai biang. Peran-peran mentor
antara lain; sebagai guru, panutan, pelinfung dan penasehat (Ali dan
Panther, 2008).
a. Kriteria mentor secara umum
1) Bisa dipercaya
Sangat mutlak, karena tidak mungkin kita membicarakan
mengenai pekerjaan kita kepada orang yang tidak bisa
dipercaya, yang akan terjadi bukanlah pemecahan masalah
justru sebaliknya.
2) Memiliki ” respect ”
Mentor dalam hal ini harus telah mencapai suatu keberhasilan
tertentu yang membuat kita ” respect ”. Sebagai contoh, kalau
kita seorang marketing, mentor kita idealnya juga orang
marketing yang berprestasi lebih baik dari kita.
3) Memiliki ” knowledge ” yang lebih baik
Kita memerlukan mentor yang bisa memberikan pendapat, ide
dan solusi sekaligus dalam satu paket, kalau mentor kita
memiliki knowledge yang tidak lebih baik dari kita, itu
namanya setali tiga uang alias sama saja. Mentor ini harus
memiliki knowledge yang luas bahkan juga pengetahuan lain-
lain diluar dari bidang kita karena hal ini juga akan memicu
munculnya ide-ide segar, kreativitas dan otomatis
meningkatkan knowledge kita juga.
4) Memiliki ” skill ” yang lebih baik
Bagaimana mentor mengajarkan kepada kita atau memberikan
pendapat dan solusi kalau ” skill ” atau keahlian yang dimiliki
sama atau bahkan lebih buruk dari kita. Seorang mentor dapat
dipastikan mempunyai ketrampilan jauh lebih baik.
5) Memiliki semangat tinggi (self-motivated)
Semangat sangat penting dan bersifat menular seperti virus.
Kalau mentor kita memiliki semangat tinggi otomatis akan
membangkitkan semangat kita. Ciri-ciri dari mentor seperti ini
adalah kalau kita perhatikan keseharian mereka sepertinya
selalu tersenyum dan tidak punya masalah.
6) Memiliki sikap mental positif
Positive thinker penting yang akan menghasilkan positive
attitude, itulah yang dimaksud dengan sikap mental positif.
Jadi Mentor mutlak harus memiliki sikap mental positif agar ia
bisa melihat secara jelas / jernih (crystal clear), dan obyektif
terhadap aktifitas yang kita lakukan sehingga bisa memberikan
coaching dengan tepat. Orang-orang yang memiliki sikap ini
selalu optimis bahwa segala sesuatu akan menjadi lebih baik,
bisa melihat adanya solusi dalam setiap masalah.
7) Memiliki sikap empati
Sering kali kita salah kaprah dalam membedakan yang mana
simpati dan mana empati. Simpati merupakan sikap
persetujuan terhadap suatu hal (sebagian besar masalah) tanpa
ada solusi, contoh apabila ada teman kita mengeluh soal
pekerjaannya yang membuat ia tertekan dan sikap kita
menyetujui bahwa memang demikian adanya dan ikut larut
secara emosional. Sedangkan empati lebih kepada pemahaman
kita terhadap masalah yang dihadapi oleh orang lain dan
berusaha memberikan suatu saran menuju jalan keluar / solusi
serta tidak menjadikan suatu masalah yang dihadapi sebagai
suatu tantangan bukan hambatan.
8) Peduli (caring)
Seseorang bisa kita jadikan sebagai mentor kalau ia memiliki
kepedulian terhadap orang lain (people oriented). Karena ia
harus mau banyak mendengar dan berbagi kepada orang lain.
Rata-rata para pemimpin dunia adalah orang-orang yang
people oriented dimana mereka juga mempunyai mental
melayani bukan sebaliknya, sehingga para pemimpin dunia
banyak dijadikan mentor oleh orang-orang yang sukses.
9) Decision maker
Seorang mentor dituntut untuk bisa mengambil suatu
keputusan terhadap suatu solusi yang disarankan kepada kita.
Mentor tidak seharusnya memiliki sikap ragu-ragu, ia harus
tegas dalam pengambilan keputusan dan hal ini akan sangat
membantu kita.
Jadi pada dasarnya kita semua secara tidak sadar telah
melakukan mentoring dan memiliki sikap sebagai mentor,
tetapi apakah mentor kita memiliki semua persyaratan diatas
atau tidak. Akan jauh lebih baik kalau kita memiliki mentor
dengan persyaratan seperti diatas, yang akan membantu kita
mencapai sukses lebih cepat.
b. Kriteria mentor dalam kebidanan
1) Interest
2) Komitmen
3) Bersedia memfasilitasi proses pembelajaran
4) Melaksanakan pelayanan kebidanan (conyoh : ANC, KB, dan
lain-lain)
c. Kegiatan pembelajaran mentoring meliputi:
1) Pertemuan pra klinik
2) Melakukan asuhan kebidanan
3) Berpartisipasi dalam melakukan pelayanan
4. Kelemahan Mentoring
a. Kelemahan mentoring adalah:
1) Memerlukan waktu khusus, terutama untuk mentoring
kelompok waktu yang ditentukan harus tepat
2) Memerlukan kesempatan dan biaya untuk karayawan
3) Dibutuhkan keahlian komunikasi persuasif seorang mentor
dalam melakukan pembelajaran.
4) Saat stress atau krisis konseling dibutuhkan
5) Mentee yang aktif cenderung mendominasi dan perhatian
mentor saat mentoring
6) Dibuthkan komitmen penuh baik bago seorang mentor maupun
mentee
5. Kelebihan Mentoring
Kelebihan dari Mentoring dapat dimanfaatkan baik oleh
mentor maupun mentee, dengan uraian sebagai berikut:
a. Kelebihan mentoring bagi mentor (Pembimbing)
Mentoring tidak hanya menguntungkan bagi organisasi dan
mentee, tetapi juga memiliki manfaat bagi mentor. Mentoring dapat
menjadi pengalaman yang berharga untuk mentor melalui interaksi
dengan mentee – mentor yang daapt meningkatkan keterampilan
pribadi. Sebagai mentor terlibat dalam proses mentoring,
membentu mentee untuk mengembangkan pengetahuan dan
keterampilannya, mentor juga membangun rasa percaya diri dan
harga diri. Melalui mentoring, mentor dapat meningkatkan
motivasi terhadap kemajuan karir sendiri. Kegiatana bimbingan
juga dapat memberikan pengakuan, rasa hormat dan kekaguman
dari orang lain dan organisasi. Mengembagkan kompetensi orang
lain diapndang sebagai peran kepemimpinana yang baik, dan
sebagai panduan bagi mentor. Program mentoring juga dapat
meningkatkan hunungan kerja yang posisitf yang diperlukan untuk
produktivitas dan pertumbuhan organisasi. Untuk tetap kompetitif
dan berkelanjutan dalam lingkungan seperti seperti organisasi perlu
dapat merespon secara efektif dan tepat waktu terhadap lingkungan
(Gillry dan Boughton, 1996). Selian itu juga terdapat beberapa
kelebihan dari mentoring bagi mentor, yaitu:
1) Mentor akan belajar dan melakukan refleksi-perspektif yang
luas, mengembangkan pandangan baru tentang masalah yang
muncul
2) Kesempatan untuk melangkah diluar rutinitas, menjadi lebih
objektif
3) Puas dalam memeberikan konstribusi positif untuk
pengembangan keterampilan dan pengetahuan individu serta
organisasi
4) Membantu menukan kembali prinsio-prinsip dan praktek-
praktek dasar dalam organisasi
5) Mengembangkan lebih jauh lagi keterampilan diri dalam
pengajaran, konseling dan kemampuan mendengarkan
6) Memungkinkan untuk mendemostrasikan keterampilan
tambahan dalam mengembangkan individu lain
7) Memperluas jaringan kerja profesional dan personal
8) Meningkatkan kemampuan dalam berbagai pengalaman dan
pengetahuan
9) Meningkatkan kesadaran akan kebutuhan masyarakat lokal
10) Pemahaman yang lebih baik akan berbagai kbeutuhan motivasi
dalam kefrustasian orang dalam organisasi
11) Membantu memperbaiki kesehatan ekonomi masyarakat lokal
b. Kelebihan mentoring bagi mentee
Keuntungan yang diterima oleh mentee dari mentoring adalah
kesempatan mendapatkan bimbingan untuk kemajuan dan
pertumbuhan melalui pembelajran dan dukungan. Mentoring
menyedeiakan mentee dengan keterampilan yang diperlukan,
kepercayaan diri dan harga diri. Misalnya, melalui interaksi mentor
yang berpengalaman, seorang mentee dapat memperoleh
keterampian seperti mentornya, membangun tim, komunikasi,
pemecahan masalah, yang bisa meningkatkan kepuasan kerja dan
meningkatkan produktivitas kegiatan mentoring seperti role
model, counseling dan hubungan persahabatan juga bisa membantu
mentee untuk mengmebangkan identotas prefesional dan
kompetensi dalam organisasi (Kram dan Isabella, 1985). Mentoring
memberikan kesempatan untuk berpartisifasi dalam diskusi yang
menantang dengan orang-orang yang memiliki wawasan lebih
dalam organisasi. Selain itu membantu seorang mentee untuk
mendapatkan kesempatan untuk pengakuan profesional. Manfaat
mentoring untuk orang didampingi telah dikaitkan dengan
pendidikan da pengembangan profesional, pengembangan pribadi
dan karir. Pelatihan orientasi karyawan baru atau yang kurang
berpengalaman dengan seseorang yanng berpengalaman. Misalnya
perawat baru akan mendapatkan manfaat dari yang dibimbing oleh
rekan kerja yang berpengalaman. Selian itu juga terdapat beberapa
kelebihan dari mentoring bagi mentee, yaitu:
1) Perpindahan fundamental dalam keterampilan individu dan
kemawasdirian
2) Pengenmabangan pendekatan seumur hidup untuk belajar
mandiri, meningkatkan penerimaan untuk kompetensi
manajerial
3) Mengembangkan jaringan yang luas dari penyedia layanan
4) Meningkatkan kapasitas untuk ”kemampuan belajar
mengaplikasikan”
5) Meningkatkan kemampuan sebagai sumber ide dan praktek dari
pendangan organisasi dan diintegrasikan ke dalam dirinya.
6) Meningkatkan mawas diri, otonomi dan percaya diri.
c. Kelebihan mentoring bagi organisasi
Organisasi juga menuao keuntungan dari hubungan mentoring
yang efektif. Program mentoring dapat berdampak pada kepuasan
kerja karyawan dan sebai retensi bidan. Mentoring dapat
mendorong lingkungan kerja yang positif dengan menghasilkan
bidan yang puas dengan karir. Memfasilitasi pengembangan
mentor yang secara efektif mengajar dan berbagi pengetahuan
dengan bidan pemula yang berharga bagi organisasi karena
mempromosikan perekrutan dan retensi lulusan baru. Mentoring
menciptakan lingkungan kerja yang berisi kerjasama tim dan
pendidikan berkelanjutan. Jadi, dengan mengembangkan budaya
mentoring, sebuah organisasi Bidan menfaat dalam pengelolaan
sumberdaya, retensi dan perekrutan bidan, kaena menciptakan
lingkungan belajar yang memberikan kontribusi terhadap
pertumbuhan individu dan organisasi. Organisasi juga dapat
memanfaatkan program mentoring untuk membuat sikap kerja
posotif dan mempertahankan staf dan menghasilkan penghematan
biaya yang cukup besar (Hill, sawatzky, 2011; gerhart, 2012).

Manfaat Mentoring di Tempat Kerja


Manfaat bagi organisasi Manfaat bagi mentor Manfaat bagi mentee
Peningkatan Kepuasan Mendapatkan layanan
produktivitas/Peningkatan untk belajar ke mentor
kinerja

Penilaian yang lebih baik Peningkatan Memperoleh


dari kinerja individu antusialisme keterampilan dan
pengetahuan dan
status karir

Peningkatan manajemen Imbalan intrinsik Peningkatan peluang


dan keterampilan teknis promosi

Bakat dapat diidentifikasi Keinginan untuk Mendapatkan panutan


dibutuhkan
Kulitas kepemimpinan Pengakuan Adanya wawasan
profesional yang baru

Tantangan bagi manager Peluang untuk Lingkungan yang


untuk lebih baik dalam menguji ide-ide baru mendukung
memimpin

Rekrutmen dan retensi stef Peluang untuk Pengembangan


ahli lebih baik merenungkan peran profesional
sendiri

Peningkatan komunikasi Berkompetensi Pengakuan dan


dan diskusi dengan orang-orang kepuasan
yang memiliki
perspektif laian dan
yang belum menjadi
bagian dari
organisasi

Dukungan bagi karyawan Meningkatkan harga Pemberdayaan


diri

Peningkatan pemberial Peningkatan Pengembangan diri


layanan keterampilan,
komunikasi dan
kepemimpinan

Mempertahankan Pengembangan diri Komunikasi


perusahaan meningkat

Meningkatkan budaya Meningkatkan harga


organisasi diri Meningkatkan harga
diri
Pengakuan kontrisbusi Keinginan dapat
individu ditingkatkan Keinginan dapat
ditingkatkan
Diadopsi dari Mathews (2006) mengutip sumber: Carruthers, 1993;
Carell, Kuzmits, dan Elbert, 1992; Spencer, 1996 dan Lacey, 1999;
Rolfe-Flett, 2002).

Program mentoring lebih banyak mendatangkang keuntungan


bagi mentee dalam proses belajar. Manfaat yang signifikan
diperoleh oleh ang mendatangkan mentoring, seperti stress dan
konflik kerja akan berkurang, dan akan erassa lebih puas pada
pekerjaan dan karir sehingga kecil kemungkinan untuk
meninggalkan organisasi. Hasil positif ini didapatkan dari semua
program mentoring baik formal maupun informal dibandingkan
dengan yang tidk mandapatkan mentoring.
6. Tahap-tahap Mentorinh
Menurut John Maxwell, pemimpin yang berhasil adalah
pemimpin yang banyak melahirkan pemimpin-pemimpin baru di
dalam kepemimpinannya. Bagaimana menjadi seorang pemimpin yang
efektif, solusinya adalah melalui proses mentoring. Ada empat tahapan
mentoring yang harus diketahui dan terapkan :
a. I do you watch
Tahapan pertama dalam 4 tahapan mentoring adalah I do
you watch. Dalam tahapan ini, kita sebagai seorang mentor
memberikan contoh untuk orang yang dimentor. Tahapan ini
memungkinkan orang yang kita mentor mempelajari dengan
melihat langsung bagaimana anda melakukan sesuatu mulai dari
tahap persiapan sampai tahap akhirnya yaitu dimana anda
melakukan sesuatu dan melakukan evaluasi.
b. I do you help
Setelah melewati tahapan yang pertama, tahapan
selanjutnya adalah mengajak orang yang anda mentor untuk mulai
membantu anda. Disini orang tersebut akan mulai belajar dan
merasakan prosesnya lebih mendalam. Proses ini adalah tahapan
yang penting, dimana setelah tahap ini, orang yang kita mentor
akan mulai mencoba untuk praktek secara langsung.
c. You yo I help
Tahapan yang ketiga dalam 4 tahapan mentoring adalah
dengan mengijinkan orang yang kita mentor untuk mulai tampil
dan melakukan tindakan. Disini peranan kita sebagai seorang
mentor adalah membantu untuk terus mengarahkan supaya orang
yang kita mentor ini tetap berada di jalur yang benar.
d. You do I watch
Tahapan terakhir ini adalah tahapan dimana Anda sudah
merasa yakin dengan kompetensi dan kapabilitas terhadap orang
yang anda mentor. Sehingga di tahapan ini, anda sudah bisa
melepas dan mengamati saja serta mementor calon pemimpin anda
lainnya. Prinsipnya adalah bukan bisa atau tidak bisa, tetapi mau
atau tidak mau Life to the Ful.

Menurut Dalton / Thompson Career Development model, terdapat


empat tahapan dalam pendekatan mentoring yaitu :
a. Tahap 1 : dependence / ketergantungan
Profesional baru masih tergantung pada mentor dan mengambil
peran subordinat dimana memerlukan supervisi yang dekat.
b. Tahap 2 : independence / mandiri
Profesional dan mentor mengembangkan hubungan yang lebih
seimbang. Profesional mengubah “apprentice” ke “kolega” dan
membutuhkan sedikit supervisi. Kebanyakan profesional akan
sampai tahap ini untuk sebagian besar dalam kehidupan profesional
mereka.
c. Tahap 3 : supervising others / supervisi orang lain
Menjadi mentor bagi dirinya sendiri dan mendemostrasikan kualitas
profesional sebagai mentor.
d. Tahap 4 : managing and supervising others / memenej dan
mensupervisi orang lain.
Menjadi responsibel untuk penampilan yang lain dikarakteristikan
dengan merubah peran dari manajer atau supervisor menjadi
responsibel terhadap klien peserta didik dan personel.
7. Implementasi Mentoring
Organisasi yang terus bertumbuh adalah organisasi yang secara
terus menerus perlu menemukan kembali dirinya (mampu
menyesuaikan dirinya dengan perubahan-perubahan yang
berkembang) dan mau mendengarkan pelanggan dan pemangku yang
berkepentingan lainnya. Menciptakan perubahan-perubahan yang perlu
dapat melibatkan suatu cakupan luas dari program-program dan
prakarsa-prakarsa seperti perubahan kultur / budaya, proses rancang
bangun, benchmarking, manajemen mutu total, kelurusan nilai-nilai
dan sebagainya. Apa yang ada dari semuanya ini adalah bahwa agar
berhasil mereka harus disertai oleh perubahan perilaku pimpinan
organisasi khususnya para pimpinan senior. Pimpinan Senior disini
adalah yang harus menjadi mentor sedangkan staf dibawahnya yang
menjadi mentee dan hal ini merupakan salah satu bentuk intervensi
yang sengaja dirancang untuk mendukung perubahan pola perilaku.
Kebanyakan pasti setuju bahwa mentee itu akan banyak menerima
manfaat-manfaat
8. Perbedaan Preseptoring dan mentoring
No Perbedaan Perseptoring Mentoring
1. Sasaran Mahasiswa meseter Mahasiswa semester
awal, namun dapat akhir atau karyawan
dilakukan kepada baru.
mahasiswa semester
akhir yang mampu
menguasasi konsep
materi.
2. Metode Preseptor Mentor
mencontohkan/mem mengobservasi,
peragakan prasat mahasiswa
dari satu SPO, melakukan prasat
mahasiswa darisatu SPO. Bila
mengamati. ada langkah yang
tidak tepat, mentor
mengambil alih prasat
yang sedang
dilakukan.
3. Istilah Pembimbing dalam Pembimbing dalam
metode preseptoring metode mentoring
disebut preseptor. disebut mentor,
Individu yang individu yang
dibimbing disebut dibimbing disebut
presepter. mentee.

C. Supervisi (Teh Aci)

DAFTAR PUSTAKA
Block, L. M. dan Korow, M. K. (2005). The value of mentorship within
nursing organizations. Nursing Forum, 40 (4), 134-140.
Greene, M. T. dan Puetzer, M. (2002). The value of mentoring: A strategic
approach to retention and recruitment. Journal of Nursing Care Quality,
17 (1), 63-70.
Lowenstein, A. J. dan Bradshaw, M. J. (2001). Fuszard’s innovative
teaching strategies in nursing (3rd ed). Maryland: Aspen Publishers Inc.
Nancy H Busen, Joan Engebretson: Mentoring in Advanced Practice
Nursing: The Use of Metaphor in Concept Exploration. The Internet
Journal of Advanced Nursing Practice. 1999. Volume 2 Number 2.
Pusdiknakes (2004). Panduan pembelajatan klinik. Jakarta: Badan
Pengambangan dan Pemberdayaan Sumber daya Kesehatan

Anda mungkin juga menyukai