Anda di halaman 1dari 96

PARADIGMA PSIKOANALISIS, BEHAVIORISTIK, KOGNITIF,

HUMANISTIK
Kepribadian
Teori Klasik dan Riset Modern

Friedman
&
Schustack

Edisi 3
Jilid 1
3
ASPEK-ASPEK PSIKOANALISIS DARI
KEPRIBADIAN
Freud dan Psikoanalisis pada Masa Kini

• Sigmund Freud terkadang diperlakukan sekedar sebagai


sebuah ketertarikan di masa lalu oleh peneliti kepribadian
modern yang berorientasi laboratorium.
– Tapi, penafsiran yang salah terhadap teori Freud dapat
membuat psikologi mengabaikan sejumlah gagasan dari
teori psikoanalisis yang menambah pemahaman kita
mengenai kepribadian.

• Banyak ide mengejutkan dari Freud telah dibuktikan salah


atau diperbaharui oleh penelitian modern dalam biologi dan
psikologi.
– Namun, banyak yang tetap hidup dan berpengaruh.
4
Ketidaksadaran:
Mimpi dan Teori

• Freud mengembangkan pentingnya ketidaksadaran—bagian


pikiran yang tidak terjangkau oleh pikiran sadar.
– Pada awalnya ia menggunakan hipnosis, namun segera
beralih ke asosiasi bebas dan analisis mimpi.
– Ia percaya, mimpi dan pemikiran lain tercipta dari
gambaran yang dapat diakses (isi manifes), sering kali
simbol (isi laten) masalah/konflik tidak sadar.

• Cara Freud mengembangkan teori-teorinya:


1. Mendengarkan mimpi dan masalah pasiennya
2. Mengingat masa kanak-kanaknya sendiri

5
Struktur Jiwa

• Individu memiliki diri inti, id—bagian jiwa paling primitif yang


motivasinya memperoleh kesenangan (prinsip kesenangan).

• Berikutnya adalah ego, yang bertujuan menemukan cara-cara


praktis untuk memenuhi kebutuhan id (prinsip kenyataan).

• Akhirnya, superego (serupa dengan hati nurani, plus


aspek-aspek tidak sadar), menyerap norma-norma sosial dan
memandu perilaku untuk mencapai tujuan-tujuan yang dapat
diterima secara sosial.

6
Teori Perkembangan Psikoseksual

• Teori perkembangan psikoseksual Freud menyatakan bahwa


individu menghadapi tahap-tahap perkembangan di mana
tiap-tiap tahap memiliki tujuan-tujuan penting tersendiri.

• Ia kemudian mengusulkan bahwa jika konflik yang terkait


dengan tahap tertentu tidak terselesaikan, individu akan
terfiksasi (mandeg) pada tahap itu.
– Yang mendasari konflik ini, menurut Freud, adalah energi
seksual, atau libido—energi psikis yang menjadi dasar
dorongan atau motivasi.

7
Tahapan Perkembangan Psikoseksual (1-2)

1. Tahap yang pertama (tahap oral) adalah masa di mana


dorongan untuk memuaskan rasa lapar dan dahaga adalah
yang paling penting.
– Individu yang terfiksasi pada masa ini memiliki masalah
tentang ketergantungan dan konsumsi.

2. Tahap yang kedua (tahap anal) berkaitan dengan rasa lega


yang didapatkan dengan membuang kotoran dan masalah
melakukannya dengan pantas secara sosial.
– Individu yang terfiksasi pada masa ini dapat menjadi:
• bersifat pasif-agresif
• sangat rapi atau berantakan
8
Tahapan Perkembangan Psikoseksual (3)

3. Tahap ketiga (tahap phallic) menitikberatkan pada alat


kelamin, yang diselesaikan melalui identifikasi dengan salah
satu orang tua.
– Selama masa ini, pria dianggap menghadapi Oedipus
kompleks (perasaan seksual kepada ibunya dan
persaingannya dengan ayahnya), sementara wanita
mengalami Electra complex.
• Oedipus kompleks dapat menimbulkan castration
anxiety (kecemasan akan dikebiri).
• Anak perempuan mengembangkan perasaan rendah
diri dan kecemburuan, yaitu penis envy (rasa iri akan
penis).
9
Tahapan Perkembangan Psikoseksual (4-5)

4. Tahap keempat, yang relatif lebih lama daripada ketiga tahap


sebelumnya, dinamakan tahap laten:
– Energi-energi seksual tidak ditampakkan, disalurkan ke
tujuan-tujuan akademis dan pertemanan.

5. Penyelesaian yang berhasil pada tahap terakhir (tahap


genital) ditandai dengan:
– hubungan heteroseksual dewasa yang sehat
– perkawinan yang saling mencintai
– pembentukan keluarga

10
Teori Perkembangan Psikoseksual:
Kesimpulan pada Masa Kini

• Ide Freud, bahwa pola-pola penyelesaian konflik masa


kanak-kanak dapat sangat mempengaruhi kepribadian masa
dewasa, pada umumnya telah diakui.

• Namun, banyak dari perkiraan-perkiraan spesifik itu yang:


– tidak didukung dengan bukti kuat
– telah terbukti terkait sangat kuat dengan:
• masa
• budaya
• bias-bias yang Freud miliki

11
Mekanisme Pertahanan

• Freud juga mengembangkan teori yang rumit, namun


berpengaruh, mengenai mekanisme pertahanan:
– Usaha pikiran untuk menyimpangkan kenyataan, untuk
membuat hidup lebih nyaman dan tidak terlalu
mengancam, berupa:
• represi
• formasi reaksi
• penyangkalan
• rasionalisasi

12
Mekanisme Pertahanan:
Represi

• Satu mekanisme pertahanan yang utama adalah represi:


– Kemampuan untuk menenggelamkan ingatan-ingatan
menyakitkan ke dalam alam ketidaksadaran.

• Penerapan langsung dari ide mengenai represi ini:


– gangguan stres pascatrauma
– ingatan yang terepresi mengenai pelecehan seksual
– masalah-masalah yang sering kali muncul di halaman surat
kabar akhir-akhir ini

13
Mekanisme Pertahanan:
Formasi Reaksi

• Mekanisme pertahanan Freud yang lain disebut formasi


reaksi:
– Jika seseorang memiliki dorongan untuk melakukan hal-hal
yang bertentangan dengan kepercayaannya yang
mendasar, dorongan-dorongan ini akan diubah menjadi
bentuk yang berlawanan.

• Mekanisme yang terkait dengan itu adalah sublimasi, yaitu


mengubah dorongan-dorongan yang berbahaya menjadi
motivasi yang bersifat:
– memberikan pertolongan
– dapat diterima dan berguna secara sosial
14
Mekanisme Pertahanan:
Penyangkalan

• Penyangkalan, mekanisme pertahanan lain, adalah


ketidakmampuan (penolakan) pikiran untuk memahami
kenyataan yang tidak diinginkan.

• Dalam kasus-kasus di mana kebenaran tidak dapat


sepenuhnya disangkal, sebagian darinya mungkin akan
disimpangkan, berupa:
– proyeksi
– pengalihan
– regresi

15
Mekanisme Pertahanan:
Jenis-jenis Penyangkalan

– Proyeksi—dorongan yang mencemaskan diatribusikan ke


orang lain, alih-alih diakui sendiri.

– Pengalihan—perasaan yang mengancam diarahkan kepada


orang atau hal selain sumber sebenarnya.
• Sasaran baru biasanya lebih dapat ditangani dan tidak
mengancam.

– Regresi—“kembali ke masa lalu” yang lebih aman dan


bahagia, melarikan diri dari ancaman masa kini.
• Regresi dapat terlihat di masa kanak-kanak awal, tapi
sulit untuk melihatnya di masa dewasa.
16
Mekanisme Pertahanan:
Rasionalisasi

• Akhirnya, dan mungkin yang paling umum, adalah mekanisme


pertahanan rasionalisasi:
– Menempatkan penjelasan logis pada perilaku dan
peristiwa yang pada awalnya dimotivasi oleh motif-motif
tidak sadar.

17
Teori Freud pada Masa Kini

• Teori Freud kadang-kadang dianggap sebagai teori kuno, tapi


harus diingat bahwa:
– ide-ide Freud sangat berani dan inovatif
– ide-ide itu menghasilkan banyak perkembangan penting
berikutnya dalam teori dan penelitian

• Sebagai tambahan dari teori dan praktek psikoanalisis saat ini


(yang berkembang langsung dari karya Freud), teori Freud
juga dapat digunakan sebagai dasar untuk mulai menjelajahi
banyak topik psikologi masa kini.

18
Teori Freud pada Masa Kini:
Ingatan

• Hypermnesia—fenomena di mana usaha untuk mengingat


ternyata mendatangkan memori-memori yang tidak dapat
diingat sebelumnya—menjadi perhatian penelitian psikologi
kognitif modern.
– Usaha mengingat memori masa kanak-kanak yang
berkaitan dengan penyiksaan anak juga dipelajari.

• Amnesia masa kanak-kanak—fenomena di mana orang pada


umumnya tidak dapat mengingat peristiwa-peristiwa yang
dialami ketika masa bayi dan masa kanak-kanak awal—sangat
menarik bagi mereka yang mempelajari bahasa dan
perkembangan anak.
19
Teori Freud pada Masa Kini:
Ketidaksadaran

• Studi mengenai persepsi bawah sadar dan ingatan implisit


juga populer pada masa kini.
– Persepsi bawah sadar—indra persepsi manusia dapat
mempersepsikan dan memproses stimulus yang sangat
lemah, tanpa menyadarinya.
– Ingatan implisit—perubahan cara berpikir atau berperilaku
akibat pengalaman yang tidak diingat secara sadar.

• Ini diambil dari ide ketidaksadaran, meskipun teknik dan teori


penelitian modernnya didasarkan pada pengetahuan yang
lebih baru.

20
Teori Freud pada Masa Kini:
Seksualitas dan Id

• Pada masa kini, ketertarikan Freud pada seksualitas manusia


dan id dipandang terlalu berlebihan.

• Tapi, masih harus dilihat:


– Apakah Freud menginterpretasikan pengamatannya secara
berlebih?
– Apakah psikolog modern melewatkan suatu fenomena
yang sangat penting?

21
Kelebihan Pendekatan Psikoanalisis

• Menekankan efek pola-pola yang dibentuk pada masa awal


kehidupan pada perkembangan kepribadian.
• Berusaha memahami kekuatan tidak sadar.
• Mempertimbangkan seks dan agresi sebagai dorongan
motivasi dasar.
• Mempertimbangkan mekanisme pertahanan sebagai aspek
yang esensial dari kepribadian.
• Mengasumsikan otak bekerja dalam tingkatan-tingkatan yang
berbeda.

22
Kekurangan Pendekatan Psikoanalisis

• Penekanan yang terlalu pesimis pada


pengalaman-pengalaman masa kanak-kanak dan
dorongan-dorongan dalam diri yang destruktif.
• Cenderung tidak peduli dengan hubungan antarpribadi, atau
identitas dan adaptasi individu sepanjang hidupnya.
• Sulit untuk diuji secara empiris.
• Banyak ide mengenai struktur telah dimentahkan oleh
penelitian yang lebih modern mengenai otak.
• Mengasumsikan penyimpangan apapun dari hubungan
heteroseksual bersifat patologis.
• Menitikberatkan pada perilaku pria sebagai norma dan
perilaku wanita sebagai penyimpangan.
23
Terapi Psikoanalisis

• Psikoterapi psikoanalisis tradisional dapat berlangsung


bertahun-tahun.
– Masalah kepribadian adalah akibat konflik diri yang
mendalam, perubahan yang benar harus terjadi melalui
psikoterapi jangka panjang.
– Menjelajahi diri terdalam (hipnosis, asosiasi bebas, atau
analisis mimpi), dipandu oleh psikoterapis.

• Psikoterapi berorientasi pemahaman yang lebih baru dan


singkat mencoba untuk menciptakan aliansi terapeutik antara
terapis dan klien, menuntun klien ke arah pemahaman yang
bermakna.
24
BEHAVIORISME
Teori Behaviorisme
1. John B. Watson (1878-1958)
• Bapak Behaviorisme
• Stimulus 🡪 Respons
• Menolak adanya pengaruh naluri (instinct).
• Makan 🡪 lapar
• Kegiatan makan bukan karena naluri tetapi
karena adanya stimulus dan respon.
2. Skinner (1957)

• Operant Conditioning

• Misalnya, jika seorang anak bayi kecil mengatakan minta susu


dan orangtuanya memberinya susu, maka operant dikuatkan.

• Menurut Skinner, perilaku verbal adalah perilaku yang


dikendalikan oleh akibatnya. Bila akibatnya itu hadiah,
perilaku itu akan terus dipertahankan. Namun, bila akibatnya
adalah hukuman, atau kurang adanya penguatan, perilaku itu
akan diperlemah atau pelan-pelan akan disingkirkan.
3. Pavlov (1948-1936)

• Teori Pembiasaan
• Pembelajaran merupakan rangkaian panjang dari
respons-respons yang dibiasakan.
• Teori ini diperkuat oleh Thorndike (1947-1919) yang terkenal
dengan teori Trial and Error.
• Thorndike berpendapat bahwa pembelajaran merupakan
suatu proses menghubung-hubungkan di dalam sistem saraf.
• Yang dihubungkan adalan peristiwa fisik dan mental.
• Fisik: segala (stimulus) dan (respons).
• Mental: segala yang dirasakan oleh pikiran (akal).
Temuan Thorndike:
• the law of exercise,
• the law of effect
Misalnya, ketika sedang belajar bersepeda atau
belajar bahasa seperti pengucapan kata-kata
yang sulit. Kegagalan diulang terus-menerus
lama-kelamaan akan berhasil
4. Albert Bandura

• Social Learning
• Observational Learning
• Perilaku Individu tidak semata-mata karena refleks otomatis S-R,
tetapi juga karena reaksi yang timbul sebagai interaksi antara
lingkungan dengan individu itu sendiri.
• Belajar menurutnya adalah yang dipelajari manusia terutama
belajar sosial dan moral terjadi melalui peniruan (imitation) dan
penyajian contoh periklaku (modelling).
• Teori ini juga masih memandang penting conditioning.
• Pemberian reward dan punishment akan membuat seorang
berpikir dan memutuskan perilaku sosial mana yang perlu
dilakukan
COGNITIVE APPROACH
• Cognition (kamus) : proses untuk mengetahui.
• Pendekatan kognitif dalam kepribadian fokus kepada
cara individu mengetahui lingkungan dan dirinya
sendiri, bagaimana mereka menginterpretasi,
mengevaluasi, belajar, berpikir, membuat keputusan,
dan memecahkan masalah.
• Pendekatan psikologi kepribadian yang lebih rasional
karena secara ekslusif fokus pada aktivitas mental
yang disadari.
PERSONAL CONSTRUCT THEORY
George Kelly (1905-1967)
Biography: 1905-1967
• George Kelly lahir di daerah pertanian dekat Wichita,
Kansas.
• Sarjana matematikka & fisika dari Park College in
Missouri tahun 1926.
• Kelly tidak peduli pada Psikologi. Ia tidak percaya
pada teori Freud maupun teori belajar.
• Kelly kuliah pendidikan di University of Edinburgh
tahun 1929. Mulai mengembangkan minat terhadap
psikologi
• Tahun 1931 meraih Ph.D. dari University of Iowa. 10
years bekerja di Fort Hays Kansas State College
• Setelah PD II, Kelly mengajar 1 tahun di University of
Maryland dan kemudian 20 tahun di Ohio State
University.
Personal Construct Theory
• “Every man is, in his own particular
way, a scientist” — Kelly
George Kelly
• People as Scientists
– Sepanjang hidupnya, manusia berusaha untuk memahami
dunia seperti hal-nya seorang ilmuwan (generate & test
hypotheses about the way the world works)
• Manusia menggunakan personal constructs untuk
memahami dunia
1. Konstruk ini menyerupai paradigma, atau model terhadap
bagian dari kenyataan
2. Seperti paradigma, konstruk juga kadangkala perlu diubah
Personal Constructs:

• Adalah struktur kognitif yang digunakan


untuk menginterpretasi dan
meramalkan suatu peristiwa atau
keadaan.

• Tidak ada dua orang yang


menggunakan konstruk personal yang
identik, & tidak ada orang yang
mengatur kontruk secara persis sama.
Menciptakan templates
• Ketika anda melihat Ashanti/ Krisdayanti, anda
membuat suatu dugaan (hypothesis) tentang mereka
berdasarkan apa yang anda lihat (observasi).

• Ketika anda berjumpa mereka (realitanya), anda


mengumpulkan lebih banyak informasi dan
membandingkannya dengan dugaan anda. Jika hal itu
sesuai, anda akan terus menggunakannya, jika tidak
anda buang dugaan tadi dan mengubahnya.

template matching.
• Manusia mengembangkan berbagai construct
sepanjang hidupnya
• Construct yang sudah ada dapat diperbaiki,
dimodifikasi atau dielaborasi karena manusia
dan peristiwa selalu berubah dari waktu ke
waktu
• Tidak ada construct yang final/ absolut
• Constructive alternativism: Manusia tidak
diperbudak construct yang sudah terbentuk.
Manusia bebas untuk memperbaiki atau
mengganti construct-nya
The Fundamental Postulate
1. Manusia dilihat sebagai proses yang mengalir/
selalu bergerak
2. Proses psikologis diarahkan oleh construct
yang dibentuk individu
3. Walaupun manusia selalu berubah, tetap ada
stabilitas tertentu dalam perilaku manusia
karena ia bekerja melalui suatu jaringan
4. Manusia menggunakan construct untuk
mengantisipasi/ meramalkan masa depan
sehingga mendapatkan gambaran tentang hasil
dari suatu perilaku
Personal constructs
• Konstruk personal bersifat bipolar.
Contoh: ramah-jutek, gemuk-kurus,
tinggi-pendek, pandai-bodoh, cuek-sensitif dll.

• Setelah menetapkan konstruk hitam-putih,


dapat digunakan konstruk bipolar lain yang
lebih spesifik untuk menentukan sejauhmana
hitam-putihnya.

Contoh: Ketika berpikir si A sensitif, kemudian


menerapkan konstruk “sensitif dalam hal-hal
yang terkait dengan fisik, tetapi dalam harga
diri, intelektual/kognitif tidak berlaku”, sehingga
memberi gambaran yang lebih jelas!
Bagaimana konstruk personal digunakan
untuk menjelaskan perbedaan kepribadian?
• Kelly menyatakan bahwa perbedaan dalam
perilaku kebanyakan berasal dari perbedaan
seseorang dalam “mengkonstruk dunia”
• Contoh: Dua individu bertemu dengan
seseorang bernama Unyil.
• Individu 1: menggunakan konstruk
ramah-jutek, kaku-luwes, dan
outgoing-pemalu dalam membentuk template
atas perilaku Unyil.
• Individu 2: mengunakan konstruk
pandai-bodoh, halus-kasar, cuek-sensitif.
• Sesudah keduanya berinteraksi dengan Unyil,
keduanya memiliki kesan yang berbeda tentang
Unyil.

• Individu 1 percaya bahwa Unyil orangnya ramah,


luwes & outgoing, sementara individu 2 menilai
Unyil orangnya kasar, cuek, & bodoh.

• Jadi: situasi yang sama dapat diinterpretasi secara


berbeda.
Mengapa dua orang yang mengalami
peristiwa sama memiliki interpretasi yang
berbeda terhadap peristiwa tersebut?

1. Tiap individu memakai serangkaian konstruk


yang berbeda untuk mengevaluasi peristiwa itu
2. Dua individu mungkin menggunakan konstruk
yang hampir sama pada satu segi, tapi tidak
pada segi lainnya.
Contoh: A mungkin menggunakan konstruk
gaul-menutup diri, sementara B menggunakan
konstruk gaul-melankoli. Jadi, apa yang A
anggap menutup diri, menurut B mungkin
dipersepsi sebagai melankoli.
Psychological Problems:
1. Manusia memiliki masalah psikologis karena
sistem konstruk mereka salah, bukan karena
pengalaman masa lalu yang traumatik.

2. Pengalaman masa lalu dengan orang tua yang


tidak caring atau kecelakaan tragis dapat
membantu menjelaskan mengapa individu
menyusun dunia sebagaimana yang dipahami,
tapi hal itu bukanlah PENYEBAB dari masalah.

3. Semua gangguan berasal dari sistem konstruk


yang keliru.
Mengapa konstruk yang dimiliki kadang
gagal memprediksi peristiwa masa
depan?

Karena mengembangkan
impermeable constructs yang
menyulitkan untuk memasukkan
elemen baru dalam range
kepercayaan yang sudah ada.
11 Corollary
1. Construction corollary: manusia
mengantisipasi peristiwa dengan
membentuk replikasi (pada peristiwa yang
temanya sama)
2. Individuality corollary: Manusia
berbeda-beda dalam membuat konstruk atas
peristiwa yang sama (tergantung interpretasi
masing-masing). Adanya perbedaan individu,
bagaimana individu menerima atau
menginterpretasi suatu peristiwa.
3. Organization corollary: Manusia cenderung
untuk mengatur konstruk individualnya
berdasarkan pandangannya terhadap hubungan
antar konstruk itu (hirarki)
4. Dichotomy corollary: Sistem konstruk manusia
terdiri atas sejumlah konstruk dikotomis/bipolar
5. Choice corollary: Manusia memilih sendiri
alternatif dari konstruk dikotomis tersebut
berdasarkan keinginannya untuk memperjelas
atau memperluas sistem konstruknya.(Security
atau adventure)
6. Range corollary: Suatu konstruk hanya dapat
digunakan untuk mengantisipasi peristiwa tertentu
saja (ada yang dapat digunakan untuk beragam
situasi/orang, ada juga yang hanya dapat digunakan
situasi yang sangat terbatas)
7. Experience corollary: Sistem konstruksi manusia
berubah sebagai hasil dari pengalaman manusia yang
berubah.
Construct = hipotesis, sebagai dasar pengalaman
masa lalu untuk memprediksi atau mengantisipasi
peristiwa masa depan. Hipotesis diuji pada dunia
nyata, seberapa baik untuk memprediksi masa
depan. Jika construct bukan sebagai prediktor yang
valid, maka harus diformulasikan atau diganti.
8. Modulation corollary: Variasi dalam sistem konstruk
dibatasi oleh permeabilitas konstruk tersebut.
Permeabilitas = lolos atau tembus melalui sesuatu.
impermeable/concrete construct = tidak dapat
direvisi/diganti, meskipun tersedia pengalaman baru.
Contoh : construct impermeable 🡪 seseorang
menganggap bahwa semua orang kulit hitam mempunyai
inteligensi yang rendah, dia tidak akan mengubah
keyakinannya meskipun dia berjumpa dengan beberapa
orang kulit hitam yang pandai.
Construct 🡪 tertutup untuk pengalaman baru dan
belajar sesuatu yang baru
9. Fragmentation corollary: Manusia dapat mentoleransi
berbagai subsistem konstruksi yang bertentangan satu
sama lain tanpa memodifikasi konstruk keseluruhan
0. Commonality corollary: Sampai dengan taraf tertentu,
manusia dapat menerapkan konstruksi yang sama dengan
orang lain jika proses psikologisnya sama (norma kultural,
moralitas, idealitas)
11. Sociality corollary: Sampai taraf tertentu,manusia
membentuk proses konstruksi dari orang lain, ia dapat
berperan dalam suatu proses sosial yang melibatkan
orang lain
• Pandangan Kelly: Manusia adalah penentu nasibnya
sendiri
• Role Construct Repertory Inventory
1. Individu diminta untuk menuliskan nama orang-orang
yang sudah berperan penting di dalam hidupnya
2. Individu diminta untuk memilah dari 3 nama 2 yang
paling mirip dan apa yang membedakannya dari orang
ketiga
TERAPI KOGNITIF
(Tinjauan Beck)
Suasa
Situasi Pikiran na
hati

Pengalaman yang sama bisa memunculkan emosi /


suasana hati yang lain, karena pikirannya lain
DUNIA PIKIRAN MOOD
(situasi /stimulus (setelah dipersepsi) (suasana hati)
eksternal)
Sederetan peristiwa Peristiwa yang terjadi Perasaan-perasaa
yang positif, netral, ditafsirkan dengan n diciptakan dan
dan negatif. sederetan pikiran yang pikiran-pikiran
mengalir terus dalam sendiri dan bukan
diri sendiri. Ini disebut oleh objektivitas
“dialog internal” (bicara peristiwanya.
diri/self talk).
Latihan (Situasi, Pemikiran, Suasana hati)
1. Gugup 12. Marah
2. Di rumah 13. Aku buruk
3. Aku tidak bisa melakukan 14. Pukul 4 sore
hal ini 15. Sesuatu yang buruk akan
4. Sedih terjadi
5. Berbicara dengan teman 16. Segalanya kacau
di telp 17. Kecil hati
6. Jengkel 18. Aku tidak bisa melupakan
7. Ayah meninggal ini
8. Aku selalu merasa seperti 19. Duduk di sebuh restoran
ini 20. Aku lepas kontrol
9. Di tempat kerja 21. Aku gagal
10. Saya menjadi senewen 22. Dia menjadi kurang
11. Panik menaruh perhatian
Memahami Masalah

LINGKUNGAN

PIKIRAN

REAKSI SUASAN
FISIK A HATI

PERILAK
U
CONTOH
Perubahan lingkungan/situasi hidup 🡪 pacar jalan sama
cewek/cowok lain di depan mata.
Reaksi fisik 🡪 jantung berdebar kencang, berkeringat,
gemetar.
Suasana hati 🡪 sedih, kecewa.
Perilaku 🡪 menangis, menolak bertemu pacar lagi,
puasa.
Pemikiran 🡪 “Dia memang tidak cinta padaku”, “Aku
jelek”, “Tidak ada yang benar-benar sayang padaku”.
Pentingnya kekuatan pikiran
IDEAL
Situasi positif/negatif/netral 🡪 pikiran positif 🡪
suasana hati/emosi positif

Yang sering terjadi:


- Situasi positif / netral 🡪 tidak selalu pikiran
positif 🡪 tidak selalu emosi positif
- Situasi negatif 🡪 seringkali pikiran negatif 🡪
pasti emosi negatif
JENIS DISTORSI KOGNITIF
1. Absolutisme (all or nothing thinking)
Pemikiran segalanya atau tidak sama sekali.
Contoh:
- Karena saya tidak mendapat nilai A, saya adalah
orang yang gagal total.
- Karena saya memperoleh sedikit keuntungan
dalam bisnis maka saya adalah pedagang yang
gagal.
JENIS DISTORSI KOGNITIF
2. Overgeneralisasi
Mengambil kesimpulan umum dari
satu atau sedikit kejadian.
Contoh:
Seorang pemuda baru ditolak cintanya,
“Tak ada satu gadis pun yang mau
menerimaku”
Seorang istri yang dicela suaminya karena
makanannya terlalu asin, “Aku
memang tidak bisa melakukan
apa-apa”
JENIS DISTORSI KOGNITIF
3. Filter Mental
Pemusatan perhatian semata-mata
pada bagian kecil yang negatif
dengan mengabaikan bagian lain
yang positif, baik, dan berhasil.
Contoh:
Seorang gadis berpenampilan menarik
merasa rendah diri karena hidungnya
pesek.
JENIS DISTORSI KOGNITIF

4. Diskualifikasi Pengalaman
Positif
Menolak pengalaman positif
dan mengubahnya menjadi
negatif.
Contoh :
Seorang karyawan dipuji atasannya berpikir bahwa
atasannya hanya menyindir hasil kerjanya,
“Sepatumu bagus ya…” 🡪 “Ah, dia hanya basa-basi”
JENIS DISTORSI KOGNITIF
5. Loncatan Kesimpulan
Buat penafsiran negatif walaupun
tidak ada fakta yang mendukung.
a. Membaca pikiran
b. Kesalahan peramal
JENIS DISTORSI KOGNITIF
a. Membaca pikiran
Berasumsi orang lain
berbuat negatif pada
dirinya tanpa mau
mengeceknya.

Contoh:
Seseorang lewat di jalan, dan tidak membalas sapaan,
“Dia pasti marah denganku”
JENIS DISTORSI KOGNITIF
b. Kesalahan Peramal
Menduga tanpa dasar bahwa
sesuatu yang buruk akan
terjadi.

Contoh:
“Suami saya pasti akan menceraikan
saya”
“Anak-anak saya pasti tidak mau
merawat saya”
JENIS DISTORSI KOGNITIF
6. Pembesaran atau pengecilan
Membesar-besarkan hal negatif atau
mengecil-ngecilkan hal positif.

Contoh :
Seorang suami yang berangkat kerja dan lupa mencium
istrinya, berpikir bahwa ia telah melakukan kesalahan
besar.
Odah sangat perhatian pada suaminya namun ia
menganggap bahwa yang dia lakukan tidaklah berarti.
JENIS DISTORSI KOGNITIF
7. Penalaran Emosional
Membuat keputusan berdasarkan
perasaan bukan berdasarkan
realita obyektif.

Contoh:
“Saya merasa tidak mampu, karena itu saya pasti
seorang yang tidak berharga”
JENIS DISTORSI KOGNITIF

8. Pernyataan “harus”
Pendekatan “harus-harus”
dalam kehidupan.
Contoh:
“Saya harus lulus dengan nilai
A”
“Ia seharusnya mengerti
dengan perasaan saya”
JENIS DISTORSI KOGNITIF
9. Labelling
Memberi cap dan salah memberi
cap.
Tidak mendeskripsikan perilaku
secara spesifik, tapi memberi label
pada diri sendiri, orang lain
dengan cap yang absolut dan tidak
bisa berubah.
Merupakan bentuk ekstrim dari
overgeneralisasi
Contoh :
“Saya adalah orang yang bodoh”
“Ayah adalah orang yang egois”
JENIS DISTORSI KOGNITIF
10. Personalisasi

Memandang diri sendiri sebagai penyebab dari suatu peristiwa


ekstrenal yang negatif, padahal kenyataannya tidak.

Contoh :
“Sayalah yang menyebabkan ayah saya meninggal, kalau saya tidak
pergi ke luar kota pasti ada yang mengantar ayah ke dokter”
Latihan
KASUS 1

Tini sedang mencoba untuk diet. Di akhir pekan ini Tini sedang sangat cemas
dan karena ia menganggur, maka ia mulai “ngemil” sedikit-sedikit. Sesudah
menghabiskan butir coklat keempat, ia berkata dalam hati, “Aku tidak bisa
mengendalikan diri. Diet dan jogging-ku selama ini sia-sia. Kini aku pasti
kelihatan seperti balon. Seharusnya aku tidak makan itu. Aku tidak bisa tahan
lagi. Aku akan makan seperti babi selama akhir pekan ini!” Tini mulai merasa
sangat bersalah sehingga malah makan segenggam coklat lagi untuk membuat
dirinya merasa lebih baik. Gangguan Tini termasuk:

a) Absolutisme
b) Labelling
c) Kesalahan peramal
d) Pernyataan ”harus”
e) Diskualifikasi pernyataan positif
Latihan
Kasus 2

Pacar Susan menelepon beberapa menit sebelum waktu


kencan dan memberitahukan untuk menunda kencan itu
karena sakit. Susan marah dan kecewa sekali karena ia berpikir
”Saya ditolak. Kesalahan apa yang aku lakukan”
Kesalahan-kesalahan Susan termasuk:

a) Absolutisme
b) Pernyataan ”harus”
c) Loncatan kesimpulan
d) Personalisasi
e) Overgeneralisasi
Latihan
Kasus 3

Anda baru saja membaca kalimat dimana saya memberi


tahu bahwa anda harus mengerjakan kuis penilaian diri ini.
Semangat Anda hilang dan Anda berpikir, ”Ah, jangan,
jangan tes lagi! Saya selalu mendapat hasil buruk dalam tes.
Saya harus melompati saja bagian buku ini. Karena bagian
itu membuatku cemas, maka pastilah tidak ada manfaatnya
bagiku.” Tangapan-tanggapan yang muncul ketika akan
mengerjakan kuis termasuk:

a) Kesalahan Peramal
b) Overgeneralisasi
c) Absolutisme
d) Personalisasi
e) Penalaran Emosional
Latihan
Kasus 4
Ibu Sri adalah seorang ibu rumah tangga, dalam hatinya ia menjadi sedih
ketika suatu sore suaminya mengeluh bahwa daging sapi bakar yang
dibuatnya terlalu matang. Maka pikiran berikut ini terlintas dalam benak
ibu Sri: ”Saya adalah seorang yang gagal total. Saya tidak tahan! Saya tidak
pernah mengerjakan sesuatu dengan benar. Saya mengerjakan sesuatu
seperti seorang budak dan inilah ucapan terimakasih yang saya dapat!
Brengsek!” Pikiran semacam ini membuat ibu Sri Sedih dan marah.
Distorsi pemikiran Ibu Sri termasuk dalam salah satu dari daftar berikut:

a) Absolutisme
b) Overgeneralisasi
c) Pembesaran
d) Kesalahan Peramal
e) Labelling
Terapi kognitif tepat untuk
• Tingkat intelektual yang cukup (minimal
rata-rata)
• Komitmen untuk mengikuti setiap sesi terapi
dengan meluangkan waktu untuk menulis dan
mengamati
• Perilaku maladaptif lain seperti: kurang
percaya diri/minder, perasaan bersalah,
perasaan gagal, dll.
CONTOH GRAFIK DISTORSI KOGNITIF SELAMA
4 MINGGU
Jenis Terapi Kognitif yang lain

• METAFORTHER
APY
• BIBLIOTHERAP
Y
• VIDEO THERAPY
• dll
Kritik diri/pikiran otomatis
Kritik diri/pikiran otomatis biasanya berisi
pernyataan yang
mengkritik/menjatuhkan/mematahkan semangat.
Kritik diri biasanya membuat orang tidak berdaya.
Contoh:
“Aku ini bodoh, pasti tidak akan bisa kerjakan skripsi
ini tepat waktu”
“Ini sulit, aku tidak akan bisa”
“Aku pasti terkena penyakit jantung”
Tanggapan rasional
• Pernyataan yang lebih rasional.
• Pernyataan yang menyemangati.
• Pernyataan yang membuat Anda berdaya &
bisa melakukan sesuatu untuk diri Anda 🡪
tidak harus tergantung dengan orang lain atau
situasi.
Bukti yang memperkuat pikiran
Pikiran otomatis diperkuat oleh bukti-bukti yang pernah Anda
alami sebelumnya atau yang sedang Anda rasakan saat ini.
Hal tersebut berasal dari pengetahuan dan pengalaman
Anda.
Misal:
Seorang kakek merasa kena serangan jantung ketika ia naik
pesawat terbang.
Situasi: naik pesawat terbang
Pikiran: “Aku pasti mati kena serangan jantung”
Bukti yang mendukung:
“Jantungku berdetak sangat cepat, aku berkeringat, dua hal
ini adalah tanda serangan jantung”
Perasaan: takut 98%
Bukti yang memperkuat pikiran
Bukti yang memperkuat pikiran otomatis/kritik diri bisa
dihilangkan dengan mencari bukti baru.
Misal:
Detak jantung bertambah cepat bisa merupakan tanda
kecemasan.
Detak jantung yang cepat tidak berarti bahwa
seseorang mendapatkan serangan jantung.
Aku pernah mengalami hal ini sebelumnya di bandara,
di dalam pesawat, ketika aku berpikir akan terbang.
PATTERN of BELIEF

LIMITING BELIEF EMPOWERING BELIEF

1. AKU TIDAK MAMPU 1. JIKA MAU, AKU PASTI


2. PERCUMA KERJA DG BAIK BISA
TOH SAMA SAJA 2. BEKERJA BAIK SELALU
3. SUDAH NASIBKU BEGINI MENGUNTUNGKAN
TIDAK MUNGKIN AKU 3. JIKA AKU MAU AKU BISA
SUKSES MERUBAH NASIB
4. ITU SULIT, TIDAK MUNGKIN 4. MEMANG TIDAK MUDAH TAPI
5. SETIAP SOLUSI AKU YAKIN AKU MAMPU
MENGANDUNG PROBLEMA 5. SETIAP PROBLEM
MENGANDUNG SOLUSI
BELIEVE DRIVE ACTION

Belief mengendalikan
Perasaan dan Respon Anda,
bahkan Hidup Anda.
Perilaku
bersumber dari
Belief.

��
Apa yang diyakini benar itulah y
Ucapkan kalimat yang positif yang
dengan konsisten membuat Anda
merasa, mengalami, dan menjadi
yang terbaik buat Anda.
Humanistik
Humanistik

• Abraham Maslow
• Mazhab ketiga dalam perkembangan psikologi ini,
lahir sebagai reaksi atas teori-teori Behaviorisme
(kental dengan sifat behavioristik, asosianistik dan
eksperimental) dan Psikoanalisis (depth
psychology dengan sifat klinis-pesimistik).
• Suatu telaah terhadap sisi-sisi yang lebih
bermanfaat, bermakna dan dapat diterapkan bagi
kemanusiaan, yang kemudian menjadi titik tolak
bagi pengembangannya.
Aktualisasi
Diri

Harga Diri
1. Menghargai diri sendiri
2. Dihargai oleh orang lain
Belongingness and love needs
Keinginan untuk dimiliki
dan dicintai mencintai

Kebutuhan akan Rasa Aman


keamanan, stabilitas, proteksi, struktur hukum,
keteraturan, batas, kebebasan dari takut dan cemas.

Kebutuhan Fisiologis
bersifat homeostatis (usaha menjaga keseimbangan unsur-unsur fisik)
🡪Makan, Minum,
Humanistik
• Teori belajar humanistik 🡪 bahwa teori belajar apapun dapat
dimanfaatkan, asal tujuannya untuk memanusiakan manusia yaitu
mencapai aktualisasi diri, pemahaman diri, serta realisasi diri orang
yang belajar secara optimal. Hal ini menjadikan teori belajar
humanistik bersifat sangat elektif.
• Banyak tokoh penganut aliran humansitik, diantaranya adalah
🡪Kolb yang terkenal dengan “belajar empat tahap”,
🡪 Honey dan Mumford dengan “pembagian tentang macam-macam
siswa”,
🡪 Habermas dengan “tiga macam tipe belajar”
🡪 Bloom dan Krathwohl yang terkenal dengan “taksonomi bloom.”
Dimensi
Pemahaman
Pengalaman
konkrit
(merasakan)
Akomodator/ Diverger/
aktivis reflektor
Eksperimen
aktif Refleksi
(melakukan) pengamatan
Converger / Assimilator / (Melihat)
pragmatis theoritis

Konseptualisasi
abstrak
Dimensi
(Berpikir)
Proses
(Loo, 2004,Journal of Educational Psychology, vol. 24, No. 1, Feb 2004, hal 101)
Basic Philosophy
PSYCHO ANALITIC BEHAVIORISTIC HUMANISTIC

Manusia pada dasarnya Manusia dibentuk dan Memandang manusia secara


ditentukan oleh energi psikis dan dikondisikan oleh pengkondisian positif
pengalaman masa lalu sosial-budaya

Motif dan konflik yang tidak Perilaku dipandang sebagai hasil Manusia memiliki kecenderungan
disadari merupakan pusat dari belajar dan pengkondisian untuk menjadi fully functioning
perilaku saat ini

Manusia didorong oleh impuls Manusia merupakan product Klien mengaktualisasikan potensi
seksual dan agresif sekaligus producer dari dan bergerak ke arah
lingkungan peningkatan

Perkembangan masa lalu adalah


penting, karena masalah
kepribadian berakar dari konflik
masa kanak-2 yang direpresi
Key Concept
PSYCHO ANALITIC BEHAVIORISTIC HUMANISTIC

Perkembangan kepribadian Fokus pada perilaku yang Klien memiliki kemampuan


yang normal berlandaskan tampak (overt behavior) untuk menyadari masalahnya
resolusi & integrasi fase dan menyelesaikannya sendiri
perkembangan psiko-seksual
yang berhasil
Id-ego-super ego membentuk Berdasarkan pada prinsip dari Kapasitas klien untuk
dasar struktur kepribadian learning theory mengarahkan diri sendiri

Kecemasan mrpk akibat Perilaku normal dipelajari Pribadi yang sehat mrpk
represi. Mekanisme melalui reinforcement & congruence of ideal self and
pertahanan ego dikembangkan imitation-perilaku abnormal real self
untuk mengendalikan mrpk hasil dari belajar yang
kecemasan keliru
Unconscious Processes Menekankan pada present Berpusat pada saat ini serta
berkaitan dengan perilaku behavior pengalaman dan ekspresi
masa kini perasaan
Goal of Therapy
PSYCHO ANALITIC BEHAVIORISTIC HUMANISTIC

Membuat unconscious Mengeliminasi perilaku Menyediakan iklim yang


menjadi conscious maladaptive dan aman dan kondusif agar
mempelajari perilaku yang klien mampu melakukan
lebih efektif self-exploration
Mengkonstruksikan Memusatkan pada faktor Mengidentifikasi faktor
kembali kepribadian dasar yang memengaruhi yang menghambat
melalui kesadaran perilaku kebebasan (block
intelektual freedom)
Membantu klien Klien berperan aktif dalam
mengurangi/meringankan treatment termasuk
masa lalu dan mampu mengevaluasi keberhasilan
bekerja melalui konflik yang telah dicapai
yang direpres
Therapeutic Relationship
PSYCHO ANALITIC BEHAVIORISTIC HUMANISTIC

Terapis anonim, klien Peran terapis adalah aktif dan Relationship amat sangat
mengembangkan projeksi thd direktif, berfungsi sebagai penting
terapis teacher atau trainer

Fokus pada mengurangi Klien harus aktif dalam Menekankan pada kualitas
resistensi yang berkembang mengikuti proses belajar terapis: genuineness, warmth,
melalui kontrol yang lebih accurate empathy, respect,
rasional and permissiveness
Analisis intensif jangka panjang Hubungan kerja yang baik Klien menggunakan relasi
melalui asosiasi bebas untuk menjadi landasan bagi dengan terapis utk membantu
menyingkap konflik, insight implementasi prosedur terapi dirinya dalam berelasi dg pihak
melalui berbicara lain
Terapis menafsirkan dan
memberi makna dari perilaku
sekarang dihubungkan dengan
masa lalu
Therapy Techniques
PSYCHO ANALITIC BEHAVIORISTIC HUMANISTIC

1. Dream analysis 1. Systematic Penekanan pada attitude


2. Free association, Desensitization of the therapist
3. Analysis of 2. Relaksasi
resistance 3. Modelling
4. Analysis of 4. Cognitive restructuring
transference 5. Social-skills training
membantu klien 6. Management Programs
untuk mengenali 7. Coaching
unconscious
conflicts
Diagnosis , testing Diagnosis, asesmen, Active listening,
homework assignment paraphrasing, reflection
of feeling, clarifications,
and being there for the
client
Pertanyaan sperti, Tidak termasuk
apa-bagaimana-kapan, tapi diagnostic testing,
bukan mengapa interpretasi, dan
Referensi
Beck, A.T. (2009). Cognitive Therapy of Depression (5th ed). New
York: Guilford.

Kelly, George (1991). The Psychology of Personal Construct.


London, New York: Routledge in association with the Centre
for Personal Construct Psychology.

Power (2010). Emotion Focused Cognitive Therapy. Oxford


Malden: John Wiley.

Winter, David A.; Reed, Nick, eds. (2016). The Wiley handbook
of personal construct psychology. Chichester, UK; Malden,
MA: John Wiley & Sons.

Anda mungkin juga menyukai