DOSEN PENGAMPU:
DISUSUN OLEH:
Mutiara Latupono (220701501099)
Nasya Inayah (
Nivah Restrimadani (220701500041)
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
John & Gross (2003) menjelaskan ada dua strategi dalam regulasi
emosi, yaitu reappraisal dan suppression. Strategi reappraisal adalah cara
mengendalikan emosi dengan mengubah cara berpikir mengenai situasi
yang berpotensi memunculkan emosi untuk memodifikasi dampaknya. Di
sisi lain, strategi suppression adalah cara mengendalikan emosi dengan
menghambat perilaku ekspresi emosi yang sedang terjadi.
B. Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran regulasi emosi,
serta penyebab terjadinya permasalahan regulasi emosi yang dialami oleh
individu di dewasa awal. Penelitian ini juga bertujuan untuk memberikan
psikoedukasi kepada individu dewasa awal mengenai bagaimana cara
meregulasi emosi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori
Teori menurut Santrock (2006) adalah emosi merupakan perasaaan
yang ada pada diri individu yang berada dalam keadaan yang dianggap
penting bagi individu tersebut, yang kemudian akan mewakili apakah
individu tersebut merasa nyaman terhadap keadaan yang sedang dialami
atau yang sedang terjadi. Tujuan yang diinginkan oleh setiap individu yang
berada dalam usia dewasa awal adalah membangun identitas yang matang
dan memiliki hubungan yang dekat dan positif dengan orang lain. Individu
digambarkan melalui tiga tingkat kematangan hubungan: berpusat pada
diri (self-focused), berpusat pada peran (role-focused level) dan
terindividuasi-terhubung (individuated-connected). Tingkat berpusat pada
diri (self-focused) adalah tingkat pertama dari kematangan hubungan,
dimana perspektif seseorang terhadap orang lain atau pada suatu hubungan
dipandang hanya dari bagaimana hal itu mempengaruhi diri sendiri.
Tingkat berpusat pada peran (role-focused level) adalah tingkat kedua atau
tengah dari kematangan hubungan, pada saat seseorang memandang orang
lain sebagai seorang individu dalam dirinya sendiri. Tingkat terindividuasi
(individuated-connected) adalah tingkat tertinggi dari kematangan
hubungan, ketika seseorang mulai memahami dirinya, begitu juga telah
mempertimbangkan motivasi orang lain dan mengantisipasi kebutuhan
mereka. Perhatian dan rasa sayang melibatkan dukungan emosional dan
ekspresi kepentingan yang individual (Santrock, 2002).
Kilic, S., Var, E. C., & Kumandas, H. (2015). Effect of Parental Attitudes on Skills
of Emotional Management in Young Adults. Procedia -Social and
Behavioral Sciences, 191, 930-934.
Estefan, G., & Wijaya, Y. D. (2014). Gambaran proses regulasi emosi pada pelaku
self-injury. Jurnal Psikologi,12(1).
Shulman, S., Feldman, B., Blatt, S., Cohen, O., & Mahler, A. (2005).
Emerging Adulthood. Journal of Adolescent Research, 20(5), 577–603.
Estefan, G., & Wijaya, Y. D. (2014). Gambaran proses regulasi emosi pada pelaku
self-injury. Jurnal Psikologi,12(1).
Mariyati, L. I., Psikolog, L. I. M., Rezania, V., & Rezania, V. (2021). Psikologi
Perkembangan Manusia I.
Adila, D. R. (2019). Proses kematangan emosi pada individu dewasa awal yang
dibesarkan dengan pola asuh orang tua permisif (Doctoral dissertation,
UNIVERSITAS AIRLANGGA).
Dimas, A. P., Siswanti, D. N., & Ansar, W. (2023). Hubungan Kelekatan Orang
Dewasa Dengan Regulasi Emosi Pada Masa Dewasa Awal. PESHUM:
Jurnal Pendidikan, Sosial dan Humaniora, 2(6), 1133-1140.