Anda di halaman 1dari 7

DEVINISI USIA REMAJA

Remaja atau adolescence berasal dari kata latin yaitu adolescene yang berarti tumbuh kearah
kematangan fisik, sosial, dan psikologis (Sarwono, 2012).Menurut Piaget, secara psikologis masa remaja
merupakan masa individu tidak lagi merasa berada di bawah tingkat orang-orang yang lebih tua
melainkan masa remaja merupakan masa individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa dan berada
pada tingkatan yang sama (Hanifah, 2013) Berdasarkan survei tahun 2002 mengenai perilaku berisiko
yang memiliki dampak pada

kesehatan reproduksi remaja terdapat bahwa remaja yang tercakup adalah mereka yang berusia 10-24
tahun (Maryatun, 2013).

Jadi dapat disimpulkan bahwa remaja merupakan masa peralihan atau

masa transisi dari masa anak-anak menuju ke masa dewasa yang

berlangsung pada usia 12 tahun hingga 21 tahun dengan adanya perubahan fisik, sosial, dan psikologis,
dimana secara psikologis remaja mulai berintegrasi dengan masyarakat dewasa dan berada pada
tingkatan yang sama.

TAHAP TUMBUH KEMBANG USIA REMAJA

Menurut tahap perkembangan, masa remaja dibagi menjadi tiga tahap

(Putra, 2013) yaitu :

a. Masa remaja awal (12-15 tahun), dengan ciri khas antara lain:

1) Lebih dekat dengan teman sebaya

2) Ingin bebas

3) Lebih banyak memperhatikan keadaan tubuhnya dan mulai berpikir

abstrak
b. Masa remaja tengah (15-18 tahun), dengan ciri khas antara lain:

1) Mencari identitas diri

2) Timbulnya keinginan untuk kencan

3) Mempunyai rasa cinta yang mendalam

4) Mengembangkan kemampuan berpikir abstrak

5) Berkhayal tentang aktivitas seks

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN FISIK REMAJA

1.Sistem Endokrin. Sistem endokrin berkaitan erat dengan hormon yang diproduksi oleh tubuh. Bila
sistem ini berfungsi dengan normal, maka perubahan fisik yang dialami remaja akan normal pula.
Sebaliknya, jika remaja kekurangan hormon pertumbuhan, maka pertumbuhan badannya akan
melambat atau bahkan memicu kekerdilan.

2.Faktor Keturunan. Faktor keturunan akan mempengaruhi perubahan fisik di masa puber. Gen yang
diturunkan dari orang tua ke tubuh anak akan mempengaruhi tinggi badan, warna kulit, warna rambut,
dan lain sebagainya.

3.Faktor Lingkungan. Hal ini juga tak kalah penting dan berpengaruh terhadap masa pubertas.

4.Faktor Takdir Tuhan. Semua umat beragama tentu memiliki keyakinan masing-masing terhadap
Tuhannya, misalnya umat islam yang percaya bahwa keadaan fisik merupakan takdir dan kehendak dari
Allah Yang Maha Esa.

TUGAS PERKEMBANGAN REMAJA

Menurut Hurlock (1991) tugas perkembangan pada masa remaja adalah sebagai berikut:

1.Berusaha mampu menerima keadaan fisiknya.

2.Berusaha mampu menerima dan memahami peran seks usia dewasa.

3.Berusaha mampu membina hubungan baik dengan anggota kelompok yang berlainan jenis.

4.Berusaha mencapai kemandirian emosional.


5.Berusaha mencapai kemandirian ekonomi.

6.Berusaha mengembangkan konsep dan keterampilan-keterampilan intelektual yang sangat diperlukan


untuk melukukan peran sebagai anggota masyarakat.

7.Berusaha memahami dan mengintemalisasikan nilai-nilai orang dewasa dan orang tua.

8.Berusaha mengembangkan perilaku tanggungjawab sosial yang diperlukan untuk memasuki dunia
dewasa.

9.Berusaha mempersiapkan diri untuk memasuki perkawinan.

10.Berusaha memahami dan mempersiapkan berbagai tanggung jawab kehidupan keluarga.

Tugas-tugas perkembangan fase remaja ini sangat berkaitan dengan perkembangan kognitifnya, yakni
fase operasional formal. Kematangan pencapaian fase kognitif tingkat ini akan sangat membantu
kemampuan dalam melaksanakan tugas-tugas perkembangannya itu dengan baik. Agar dapat
memenuhi dan melaksanakan tugas-tugas perkembangan ini, remaja memeriukan kemampuan kreatif.
Kemampuan kreatjf ini banyak diwamai oleh perkembangan kognitif remaja.

PERAN PERAWAT PADA TAHAP TUMBUH KEMBANG USIA REMAJA

Asuhan Keperawatan keluarga

mempunyai peran dalam tahap

perkembangan anak usia remaja

dengan menggambarkan perilaku

yang secara positif berpengaruh

pada status kesehatan anak.

Perawat dapat berperan untuk

memenuhi tujuan kebijakan nasional


dengan meningkattan kebiasaan

gaya hidup yang sehat termasuk

nutrisi.

METODE

Untuk memperoleh data

yang sesuai dengan permasalahan

dalam penelitian ini terlebih dahulu

memerlukan teknik pengumpulan

data. Adapun teknik tersebut sebagai

berikut:

1. Wawancara

Wawancara adalah

percakapan yang bertujuan,

biasanya antara 2 orang yang di

arahkan oleh seorang dengan

maksud memperoleh keterangan.


Dalam studi kasus ini, peneliti

menggunakan 2 jenis wawancara

yaitu autonamnesa atau

wawancara langsung dengan

klien dan aloanamnesa atau

wawancara dengan keluarga

klien. Wawancara dilakukan untuk

memperoleh riawayat keluhan

yang berkaitan dengan masalah

yang sedang diteliti hal tersebut

dibuktikan pada pemeriksaan fisik

yang digunakan sebagai

penunjang atas keluhan-keluhan

yang disampaikan.

2. Observasi

Observasi merupakan hasil


perbuatan jiwa secara aktif dan

penuh perhatian untuk menyadari

adanya rangsangan, pengamatan

dapat dilakukan dengan seluruh alat

indera, tidak terbatas pada apa yang dilihat saja. Alasan peneliti melakukan observasi, yaitu untuk

menyajikan gambaran realistis

perilaku atau kejadian, untuk

menjawab pertanyaan, untuk

membantu mengerti perilaku

manusia dan untuk evaluasi yaitu

melakukan pengukuran terhadap

aspek tertentu untuk melaksanakan

umpan balik terhadap pengukuran

tersebut.

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah pengambilan

data yang berasal dari dokumentasi


asli yang berupa gambar, catatan,

buku dan lain - lain

Anda mungkin juga menyukai