Anda di halaman 1dari 8

IJGC 6 (4) (2017)

Indonesian Journal of Guidance and Counseling:


Theory and Application
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jbk

Meningkatkan Regulasi Emosi Siswa Melalui Layanan Bimbingan Kelompok


dengan Teknik Sosiodrama

Indah Hidayati , Mulawarman, dan Awalya

Jurusan Bimbingan dan Konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang,
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, Indonesia

Info Artikel
Sejarah Artikel: Abstrak
Diterima 12 Desember 2017
Disetujui 15 Desember 2017 Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji keefektifan layanan bimbingan
Dipublikasikan 31 Desem- kelompok dengan teknik sosiodrama untuk meningkatkan regulasi emosi
ber 2017 siswa. Metode yang digunakan adalah pre-experimental design, dengan meng-
gunakan One group pretest-posttest design. Penelitian ini menggunakan pur-
Keywords:
posive sampling, dengan subyek penelitian sebanyak 8 siswa SMK Negeri 1
group guidance., emotion
regulation., sociodrama. Semarang, treatment dilakukan sebanyak 8 kali dan tiap pertemuan selama 45
menit dengan 6 tema yang berbeda antara lain gigih dan berusaha, nilai dalam
berteman, mengembangkan hobi, toleransi, harapan, dan tepat waktu. Alat
pengumpul data menggunakan skala regulasi emosi dengan koefisien reliabili-
tas 0,90. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan regulasi emosi
siswa sebelum dan sesudah diberikan perlakuan secara signifikan (Z= -2,524, P<
0,05). Dapat disimpulkan bahwa layanan bimbingan kelompok dengan teknik
sosiodrama dapat meningkatkan regulasi emosi siswa.

Abstract
IThe purpose of this study was to test the effectiveness of group counseling services
with sociodrama techniques to improve students’ emotional regulation. The meth-
od used is pre-experimental design, using One group pretest-posttest design. This
study uses purposive sampling, with the subject of research as many as 8 students
of SMK Negeri 1 Semarang, for treatment is done 8 times and each meeting for 45
minutes with 6 different themes among others perseverance and striving, value in bein
friend, developing hobbies, tolerance, hope, and timely. The data collection tool uses
the scale of emotional regulation with a coefficient of reliability of 0.90. This study
showed an increase in emotional regulation of students before and after treatment
was given significantly (Z = -2.524, P <0.05). It can be concluded that group coun-
seling service with sociodrama technique can improve student’s emotional regulation.

How to cite: Hidayati, Indah, Mulawarman dan Awalyah .(2017). Meningkatkan


Regulasi Emosi Siswa Melalui Layanan Bimbingan Kelompok dengan Teknik So-
siodrama. Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory And Application, 6(4),
27-34

© 2017 Universitas Negeri Semarang



Alamat korespondensi: p-ISSN 2252-6374
Gedung A2 Kampus Sekaran , Universitas Negeri Semarang, Semarang, e-ISSN 2597-6133
Jawa Tengah, Indonesia.
Email: fitalestia@gmail.com
Indah Hidayati, Mulawarman, dan Awalya/ Indonesian Journal of Guidance and Counseling: 6(4) (2017) 27-34

Pendahuluan vidu dalam meregulasi emosinya.


Studi awal yang dilakukan peneliti di
Masa remaja adalah masa peralihan dari SMK Negeri 1 Semarang, di kelas X TP3RTV
masa anak-anak ke masa dewasa. Pada masa (Teknik Produksi dan Penyiaran Program Ra-
ini remaja mengalami perkembangan menca- dio dan TV)1 dan TP3RTV 2 peneliti mene-
pai kematangan fisik, mental, sosial, dan emo- mukan banyak siswa yang kurang bisa men-
sional. Umumnya masa ini berlangsung seki- gendalikan emosinya misalnya siswa yang
tar umur 13 tahun sampai umur 18 tahun yaitu tidak bisa mengendalikan emosi senangnya
masa anak duduk di bangku sekolah menen- ada 39%, siswa yang tidak bisa mengendalikan
gah.masa ini biasanya dirasakan sebagai masa emosi sedihnya ada 86%, adanya permusuhan
sulit baik untuk remaja sendiri maupun ke- antar siswa 31%, adanya geng di dalam kelas
luarga.masa remaja biasanya memiliki energi 50%, belum bisa mengendalikan emosinya saat
yang besar, emosi berkobar-kobar, sedangkan dimarahi temannya 36%, belum bisa mengen-
pengendalian diri belum sempurna. Remaja dalikan emosi saat diejek teman 27%, banyak
sering mengalami perasaan tidak aman, tidak siswa yang mengejek teman dikelas, marah
tenang dan khawatir kesepian. Ali & Asrori dengan sahabat dan sahabat menjadi musuh
(2005). Kemampuan yang dimiliki seseorang 69%. Oleh sebab itu peneliti ingin meningkat-
untuk menilai, mengatasi, mengelola dan men- kan regulasi emosi di SMK Negeri 1 Semarang
gungkapkan emosi yang tepat untuk mencapai karena rendahnya tingkat regulasi emosi terse-
keseimbangan emosional. Kemampuan yang but.
tinggi dalam mengelola emosi akan mening- Kemampuan mengekspresikan emosi
katkan kemampuan individu untuk mengha- yang dilakukan baik secara lisan maupun tu-
dapi ketegangan dalam kehidupannya adalah lisan dapat membantu meningkatkan keseha-
definisi dari regulasi emosi Gross (2007). tan, kesejahteraan psikologis dan fungsi fisik
Namun pada kenyataannya di lapangan pada seseorang saat menghadapi peristiwa
siswa yang seharusnya sudah mengalami ke- traumatik dalam hidupnya dan membantu
matangan fisik di usia remaja tapi faktanya sis- mengatasi distres psiko-logis. Greenberg (da-
wa masih belum bisa mengatur emosinya atau lam Mawardah & Adiyanti 2014). Individu da-
meregulasi emosinya secara tepat, sehingga pat mengatasi sendiri permasalahannya dalam
siswa mengalami kecemasan dalam hidupnya hidup, terutama bila mereka menggunakan ke-
dan mengalami berbagai masalah. sadaran akan pengalaman yang sedang diala-
Aspek-aspek regulasi emosi menurut mi dan dunia sekitarnya melalui kemampuan
Gross (2007) adalah dapat mengatur emosi mengekspresikan emosi.
dengan baik, baik itu emosi positif maupun Remaja melakukan sesuatu tanpa ber-
emosi negatif, dapat mengendalikan emosi se- fikir panjang, meskipun mengetahui risiko
cara sadar, mudah dan otomatis, dapat men- yang akan dihadapi. Perilaku menentang yang
guasai situasi stress yang menekan akibat dari dilakukan oleh remaja terkait dengan kurang
masalah yang dihadapinya. Goleman (1996) nya remaja dalam mengelola emosi yang di-
mengemukakan ciri-ciri anak yang mampu rasakan, oleh karena itu remaja harus memiliki
melakukan regulasi emosi dengan baik dian- kontrol emosi atau regulasi emosi yang baik.
taranya adalah: toleransi yang lebih tinggi Gross (2007) Ada beberapa aspek yang dipen-
terhadap frustasi dan pengelolaan amarah, garuhi oleh regulasi emosi diantaranya adalah
berkurangnya ejekan verbal, perkelahian dan developmental, personality, social, clinical,
gangguan di ruang kelas, mampu mengung- biological, dan cognitive. Dalam penelitian ini
kapkan marah dengan tepat tanpa berkelahi, regulasi emosi mempengaruhi bidang sosial
perasaan yang lebih positif tentang diri sendi- siswa oleh karena itu salah satu upaya yang
ri, sekolah dan keluarga, lebih baik dalam me- dapat dilakukan untuk mengatasi rendahnya
nangani ketegangan jiwa, berkurang nya kese- regulasi emosi siswa adalah dengan teknik
pian dan kecemasan dalam pergaulan. sosiodrama. Elqurahma dan Pamudya (2014).
Saputri dan Sugiariyanti (2016) dalam Namun dalam pemberian teknik sosiodrama
penelitiannya menunjukkan bahwa sibling ri- juga dibutuhkan suatu layanan yang akan
valry memiliki hubungan negatif yang signifi- menjadi wadah dalam pemberian teknik sosi-
kan dengan regulasi emosi. Maknanya sema- odrama yaitu layanan bimbingan kelompok.
kin rendah regulasi emosi siswa maka tingkat Prayitno (1995) mengemukakan tujuan
sibling rivalry nya akan semakin tinggi dan hal bimbingan kelompok adalah: mampu berbica-
itu disebabkan karena kurang bisanya indi- ra di depan orang banyak, belajar menghargai

28
Indah Hidayati, Mulawarman, dan Awalya/ Indonesian Journal of Guidance and Counseling: 6(4) (2017) 27-34

pendapat orang lain, mampu mengendalikan byek penelitian ini adalah 8 siswa yang memi-
diri dan menahan emosi (gejolak kejiwaan liki regulasi emosi rendah, sedang , dan tinggi
yang bersifat negatif), dapat bertenggang rasa, di SMK Negeri 1 Semarang. Pengambilan su-
dan bertanggung jawab atas pendapat yang di- byek untuk penelitian ini menggunakan teknik
kemukakannya. Tujuan bimbingan kelompok purposive sampling. Pemilihan subyek peneli-
diatas yaitu dengan di laksanakannya bimbin- tian berdasarkan hasil kategori regulasi emosi
gan kelompok diharapkan anggota kelompok melalui kriteria inklusi dan eksklusi. Pelaksa-
mampu mengendalikan diri dan menahan naan layanan dilakukan sebanyak 6 kali setiap
emosii (gejolak kejiwaan yang bersifat negatif) pertemuan selama 45 menit dengan tema gigih
oleh sebab itu peneliti menggunakan bimbin- dan berusaha, nilai dalam berteman, mengem-
gan kelompok dengan teknik sosiodrama un- bangkan hobi, toleransi, harapan, dan tepat
tuk meningkatkan regulasi emosi pada siswa waktu. Terdapat dua variabel dalam penelitian
SMK N 1 Semarang. ini, yaitu layanan bimbingan kelompok den-
Bimbingan kelompok memiliki bebera- gan teknik sosiodrama (Y) dan regulasi emosi
pa teknik yang dapat diterapkan sesuai kebu- (X). Hubungan antara variabel (X) dan variabel
tuhan dan pelaksanaannya salah satu teknik (Y) adalah hubungan sebab akibat yaitu bim-
tersebut adalah sosiodrama. Aini, Sugiharto bingan kelompok dengan teknik sosiodrama
& Sutoyo (2014). Ahyani, L.N., & Dhini. R. D. meningkatkan regulasi emosi siswa.
(2011) mengemukakan bahwa sosiodrama ada- Metode pengumpulan data dalam pene-
lah interaksi antara lingkungan yaitu interaki litian ini menggunakan skala psikologis yang
yang terjadi diantara anggota kelompok dan berupa skala regulasi emosi sebagai alat ukur
skema kognitif dari individu yang selanjutnya yang dapat mengungkapkan indikator yaitu
membentuk perilaku. Dalam bermain drama mengatur emosi, mengontrol emosi, coping
maka semua aspek dalam individu terlihat stres. Interpretasi jawaban menggunakan lima
yaitu kinestetik, intuitif, emosi dan kognitif, alternatif jawaban yaitu Sangat Sesuai (SS), Se-
sehingga individu memperoleh media untuk suai (S), Kurang Sesuai (KS), Tidak Sesuai (TS),
katarsis dan melatih secara langsung perilaku Sangat Tidak sesuai (STS). Hasil jawaban po-
yang baru. sitif responden tersebut kemudian dianalisis
Hurlock (1978) mengemukakan bah- dengan rentangan 5 (SS), 4 (S) 3 (KS), 2 (TS),
wa pengekspresian emosi sangatlah penting 1 (STS) sedangkan untuk jawaban negatif 5
karena persiapan fisik dan mental untuk be- (STS), 4 (TS), 3 (KS), 2 (S), 1 (SS). Sebagai pen-
rinteraksi akan muncul apabila emosi dapat dukung penelitian menggunakan panduan
dilepaskan dengan cara yang benar. Berbagai perlakuan, dan angket. Teknik pengambilan
cara mengekspresikan emosi secara terkendali data dalam panduan perlakuan dilakukan un-
itu tidak ada satupun yang sesuai dan menim- tuk siswa yang memiliki tingkat regulasi emosi
bulkan kemarahan, sehingga peneliti meng- rendah, sedang dan tinggi agar dinamika ke-
gunakan teknik sosiodrama agar siswa dapat lompok berjalan sesuai dengan tujuan.
mengekspresikan emosinya secara benar. Validitas item skala regulasi emosi dari
Berdasarkan penjelasan di atas maka 45 item menjadi 33 item yang tidak valid ada-
dapat disimpulkan tujuan dari penelitian ini lah 12 item dalam penentuan valid tidak valid
adalah untuk mengetahui apakah layanan sutau item menggunakan rumus koefisien pro-
bimbingan kelompok dengan teknik sosiodra- duct moment. Uji Reliabilitas menggunakan
ma efektif untuk meningkatkan regulasi emosi koefisien alpha cronbach diperoleh hasil 0,90.
siswa di SMK Negeri 1 Semarang. Validitas instrumen peneltian menggunakan
validitas kontruk dengan experts judgment
Metode Penelitian dan validitas isi dengan uji literasi uji keterba-
caan item. Uji hipotesis penelitian ini menggu-
Jenis penelitian yang digunakan dalam nakan wilcoxon signed rank test untuk menge-
penelitian ini yaitu penelitian pre-experimental tahui keefektifan bimbingan kelompok dengan
design. Dalam penelitian ini penelitian meng- teknik sosiodrama untuk meningkatkan regu-
gunakan model one group pretest-posttest de- lasi emosi pada siswa.
sign. Metode one group pretets-posttest adalah Teknik analisis data pada penelitian ini
salah satu kelompok yang diberikan perlakuan menggunakan analisis deskriptif (Mean dan
yang sama sebelum dan sesudah mendapatkan Standar Deviasi) dan analisis data kuantitatif
perlakuan tertentu untuk mengetahui penga- inferensial . Analisis kuantitati deskriptif un-
ruh dari variabel satu dengan yang lainnya. Su- tuk mengetahui tingkatan regulasi emosi pada

29
Indah Hidayati, Mulawarman, dan Awalya/ Indonesian Journal of Guidance and Counseling: 6(4) (2017) 27-34

siswa sebelum diberikan perlakuan. Kedua, HASIL PENELITIAN DAN Pemba-


untuk mengetahui tingkat regulasi emosi sis- hasan
wa setelah diberikan perlakuan. ketiga, hasil
analisis kuantitatif inferensial uji hipotesis (uji Data awal yang peneliti dapat dari ha-
wilcoxon) yaitu untuk membuktikan layanan sil skala regulasi emosi menunjukkan bahwa
bimbingan kelompok dengan teknik sosiodra- siswa dalam mengontrol emosi masih rendah.
ma efektif untuk meningkatkan regulasi emosi Penjelasan diatas dapat diperkuat dari hasil
pada siswa. pre-test ada 5 siswa yang memiliki kategori
Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui rendah dalam mengontrol emosi.
bahwa hasil sebelum pemberian layanan bim- Siswa lebih meluapkan emosi negatifnya
bingan kelompok dengan teknik sosiodrama saat marah dan belum mempunyai kontrol da-
dari kedelapan konseli yang menunjukkan ni- lam menahan kemarahannya hal ini disebab-
lai total rata-rata kategori rendah yaitu (M= 2,5 kan karena pada usia remaja siswa cenderung
SD= 1,0) dengan perilaku siswa yaitu kurang melampiaskan emosinya kepada siapapun dan
bisa mengatur meosi, mengontrol emosi dan apapun yang ada di depannya dan siswa me-
menemukan solusi dari masalah yang dialami. miliki emosi berkobar-kobar, sedangkan pen-
Sedangkan setelah diberikan pada kedelapan gendalian diri belum sempurna. siswa sering
konseli tersebut menunjukkan nilai total rata- mengalami perasaan tidak aman, tidak tenang,
rata dengan kategori sedang yaitu (M=3,0 SD= khawatir dan kesepian. Hal ini diperkuat den-
1,1). Dari kedelapan konseli yang mengalami gan penelitiannya Fitriani dan Alsa (2015). yai-
peningkatan sangat baik yaitu R8 dengan se- tu siswa seharusnya memiliki korelasi antara
lisih nilai rata-rata pre test dan post test yang perilaku dan emosi di kalangan remaja, rema-
telah dilakukan yaitu (M=1,4 SD 01) dikare- ja yang memiliki regulasi emosi rendah dapat
nakan dalam pemberian layanan dia sangat mengalami beragam bentuk psikopatologi
bersemangat untuk mengikuti layanan dn dia remaja baik dari gangguan internal maupun
aktif dalam berperan serta menanggapai per- eksternal. Selain itu diperkuat dengan peneliti-
masalahan yang ada pada saat sosiodrama. an Denollete. J (2008) mengungkapkan bahwa
Berdasarkan hasil tabel 2 maka ha- situasi yang tidak menyenangkan disebabkan
sil yang diperoleh dari data pre-test Regulasi oleh perilaku seseorang yang akan menyebab-
Emosi per indikator sebelum diberi layanan kan penyesalan, rasa malu, atau rasa bersalah
bimbingan kelompok dengan teknik sosiodra- misalnya adalah saat seseorang berfikir bahwa
ma dari kedelapan konseli yang menunjukkan orang lain berencana untuk menyakiti itu ada-
nilai total rata-rata kategori rendah yaitu (M= lah hasil dari regulasi emosi yang terjadi.
2,5 SD= 1,0) Konseli yang mendapatkan nilai Namun siswa memiliki rata-rata nilai
rata-rata dari kategori rendah dari yang lain tertinggi pada indikator coping stres dengan
yaitu R7 dengan nilai (M=2,1 SD= 0,9) dan R4 kategori sedang dikarenakan siswa lebih se-
(M= 2,1 SD= 1,0). ring diajarkan untuk mencari solusi dari setiap
Berdasarkan hasil tabel 3 maka hasil masalah dan dengan adanya beberapa pilihan
yang diperoleh dari data post-test Regulasi solusi tersebut siswa diminta untuk tegas da-
Emosi per indikator sesudah diberi layanan lam menolak ataupun menerima hal-hal yang
bimbingan kelompok dengan teknik sosiodra- baik atau kurang baik untuk dirinya yang akan
ma yaitu dapat dilihat pada tabel 4.6 yang dilaksanakan untuk mengurangi kecemasan-
menunjukkan hasil dengan nilai total rata-rata nya. Hal ini diperkuat dari juranl Silaen dan
sedang yaitu dengan nilai (M= 2,9 SD= 1,1) den- Kartika (2015) semakin tinggi asertivitas sis-
gatn ditunjukkan bahwa siswa sudah mampu wa maka semakin tinggi pula tingkat regulasi
mengendalikan dan mengatur emosinya dan emosi, jika semakin rendah asertivitas siswa
memelihara emosi positif yang dimiliki, misal- maka akan semakin rendah pula tingkat re-
nya individu dapat merasakan kebahagiaan gulasi emosinya. Asertivitas yang tinggi akan
saat sesuatu yang dialami belum sesuai den- membuat siswa mampu menentukan sikap
gan kenyataan. dan memutuskan apa yang diinginkan serta
Berdasarkan hasil analisis diatas dapat berani menunjukkan sikap penolakan. Selain
diketahui (Z=-2,524, P< 0,05) dengan kata lain itu juga dapat dibuktikan dari penelitian Vou-
bimbingan kelompok dengan teknik sosiodra- rela, M & Lauri, N (2004) menyebutkan bahwa
ma efektif untuk meningkatkan regulasi emosi walaupun kehadiran teknologi sangat jelas
pada siswa. dalam lingkungan pembelajaran namun tidak
demikain, yang mempengaruhi regulasi emo-

30
Indah Hidayati, Mulawarman, dan Awalya/ Indonesian Journal of Guidance and Counseling: 6(4) (2017) 27-34

Tabel 1. Tingkatan Regulasi Emosi Pre test dan Post test Setiap Subyek Penelitian
Respon- Pretest Posttest
den Skor M SD Kategori Skor M SD Kategori Peningkatan
R1 107 3,4 1,1 Tinggi 109 3,5 1,2 Tinggi 2
R2 69 2,2 0,9 Rendah 86 2,7 1,0 Sedang 7
R3 68 2,1 1,0 Rendah 84 2,7 1,1 Sedang 6
R4 67 2,1 1,0 Rendah 88 2,8 1,1 Sedang 11
R5 90 2,9 0,9 Sedang 103 3,2 0,9 Tinggi 13
R6 92 2,9 1,2 Sedang 106 3,4 1,3 Tinggi 14
R7 67 2,1 0,9 Rendah 82 2,6 1,0 Sedang 5
R8 75 2,4 1,0 Rendah 89 3,8 1,1 sedang 13
Rata-rata 80,3 2,5 1,0 Rendah 93,3 3,0 1,1 Sedang 71

Tabel 2. Hasil Pre-Tes Tingkat Regulasi Emosi Siswa Berdasarkan Setiap Indikator
Subyek Pre-Tes
Mengatur Emosi Mengontrol Emosi Coping Stres
M SD M SD M SD
R1 3,8 0,8 3,1 1,2 3,5 1,3
R2 2,5 1,0 2,0 0,7 2,3 1,1
R3 2,0 0,9 2,2 0,8 2,3 1,2
R4 1,6 0,7 2,5 1,0 2,3 1,0
R5 3,2 1,1 2,6 0,9 2,9 0,9
R6 3,2 1,0 2,7 1,2 3,0 1,3
R7 2,0 0,9 2,0 0,8 2,4 0,9
R8 2,5 1,4 2,5 1,0 2,3 0,8
Rata-Rata 2,6 1,0 2,5 1,0 2,6 1,1
Kategori Sedang Rendah Sedang

si adalah reaksi pengalaman yang efektif saat an emosi itu ada beberapa ciri salah satunya
menngunakan lingkungan belajar. Jadi siswa adalah regulasi emosi.
akan terbiasa menemukan solusi dari masalah Hasil diatas juga akan diperkuat dengan
salah satunya adalah dari pengalaman sebe- penelitian dari McLennan, D. M. P (2008) yang
lumnya. menyebutkan bahwa sosiodrama adalah seba-
Hasil penelitian menunjukkan bahwa gai alat untuk menciptakan hubungan peduli
terjadi peningkatan regulasi emosi siswa me- atau empati pada individu di dalam ruang ke-
lalui layanan bimbingan kelompok dengan las. Yang memperlihatkan jika individu dapat
teknik sosiodrama yaitu dari kategori sedang berempati terhadap temannya maka dapat di-
menjadi tinggi pada indikator mengatur emo- dartikan bahwa dia mampu mengekspresikan
si, dari kategroi rendah menjadi sedang pada emosi nya secara tepat.
indikator mengontrol emosi, dan coping stres Ada beberapa cara atau strategi dalam
dari sedang tetap sedang. Hal ini sejalan den- meningkatkan regulasi emosi menurut Gross
gan pendapat Pamudya (2015) pemberian tek- (2007) yaitu Cognitive Reapraise dan Ekspresi-
nik sosiodrama memberikan pengaruh dalam ve Supression, namun dalam penelitian ini so-
peningkatan kecerdasan emosi peserta didik siodrama termasuk dalam cognitive reapraise
kelas VII SMP Negeri 1 Kebakkramat. Berdas- pada Cooperative Change (perubahan kogni-
arkan pendapat diatas dapat diketahui bahwa tif) yaitu peneliti mengubah cara berfikir siswa
kecerdasan emosi dapat meningkat dengan di- tentang situasi untuk mengatur emosinya dan
berikannya teknik sosiodrama, pada kecerdas- dimasukkan dalam teks sosiodrama jadi dalam

31
Indah Hidayati, Mulawarman, dan Awalya/ Indonesian Journal of Guidance and Counseling: 6(4) (2017) 27-34

Tabel 3. Hasil Post-Tes Tingkat Regulasi Emosi Siswa Berdasarkan Setiap Indikator
Subyek Pre-Tes
Mengatur Emosi Mengontrol Emosi Coping Stres
M SD M SD M SD
R1 3,8 1,1 3,3 1,4 3,4 1,3
R2 3,2 1,0 2,6 1,1 2,5 0,9
R3 3,0 1,0 2,7 1,3 2,5 1,0
R4 3,1 1,1 2,8 1,0 2,6 1,3
R5 3,7 1,0 3,2 1,0 3,0 0,9
R6 3,8 1,5 3,3 1,2 3,1 1,3
R7 2,8 1,2 2,7 0,9 2,4 1,1
R8 3,2 0,8 3,0 0,8 2,5 1,4
Rata-Rata 3,3 1,1 2,9 1,1 2,7 1,2
Kategori Tinggi Sedang Sedang

Tabel 4. Hasil Uji Hipotesis (Wilcoxon)


T1 T2
Z P
M SD M SD
2,4 1,0 2,9 1,1 -2,524 0,012

permainan peran siswa juga diajarkan untuk dan Kartika, (2004) mengemukakan bahwa
mengubah cara mengatur emosi yang kurang anak perempuan yang berusia 7-17 tahun lebih
tepat menjadi tepat dan menemukan soslusi mampu meluapkan emosi jika dibandingkan
dari masalah yang diperankan dalam sosiodra- dengan anak laki-laki, dan anak perempuan
ma tersebut. mencari dukungan lebih banyak jika diban-
Peningkatan tertinggi dalam penelitian dingkan dengan anak laki-laki yang lebih me-
ini adalah pada indikator mengontrol emosi milih untuk meluapkan emosinya dengan me-
dengan kategori rendah menjadi sedang dika- lakukan latihan fisik.
renakan siswa lebih bisa belajar dengan cepat Siswa perempuan memiliki kategori ren-
dan meresapi serta merespon ekspresi pada in- dah pada indikator mengontrol emosi namun
dikator mengontrol emosi karena dalam kese- tinggi pada indikator mengatur emosi positif
harian siswa akan lebih banyak kegiatan untuk dikarenakan siswa perempuan lebih sering
mengekspresikan emosinya secara tepat dan meluapkan emosinya dan lebih sering diam
menahan emosi negatif. saat merasa bahagia. diperkuat dengan pen-
Siswa dapat dikatakan memiliki regula- elitian Businaro, Pons, dan Albanese (2015)
si emosi yang tinggi adalah jika siswa tersebut regulasi emosi positif laki-laki 10% dan perem-
dapat mengatur emosi yang muncul pada di- puan 20% yang mempengaruhi keputusan ter-
rinya, mengontrol emosi baik positif maupun hadap diri.
negatif, dan coping stres. Berdasarkan pen- Prayitno (1995) mengemukakan tujuan
dapat Fitriani dan Alsa, (2015) regulasi emosi bimbingan kelompok adalah: mampu berbica-
adalah pusat dari korelasi antara perilaku dan ra di depan orang banyak, belajar menghargai
emosi di kalangan remaja, remaja yang memili- pendapat orang lain, mampu mengendalikan
ki regulasi emosi rendah dapat mengalami be- diri dan menahan emosi (gejolak kejiwaan
ragam bentuk psikopatologi remaja baik dari yang bersifat negatif), dapat bertenggang rasa,
gangguan internal maupun eksternal. dan bertanggung jawab atas pendapat yang di-
Berkaitan dengan pendapat diatas dipe- kemukakannya. Pendapat diatas memberikan
roleh data bahwa terdapat lima siswa yang ke- pandangan bahwa bimbingan kelompok efek-
semuanya siswa perempuan yang memiliki re- tif untuk meningkatkan regulasi emosi sebab
gulasi emosi rendah dan bukan siswa laki-laki. dalam bimbingan kelompok memiliki tujuan
Diperkuat berdasarkan penelitian Nisfiannoor untuk menahan emosi dan hal tersebut sesu-

32
Indah Hidayati, Mulawarman, dan Awalya/ Indonesian Journal of Guidance and Counseling: 6(4) (2017) 27-34

ai dengan indikator regulasi emosi yaitu pada DAFTAR PUSTAKA


indikator mengontrol emosi dan deskriptor
menahan emosi engatif. Ahyani, L.N, & Dhini, R.D. (2011). Metode Sosiodra-
ma dalam Meningkatkan Kecerdasan Moral
Kaitan layanan bimbingan kelompok
Anak. Fakultas Psikologi UMK. Jurnal Sosial
dengan teknik sosiodrama untuk mening- dan Budaya, 4(2), 143-149.
katkan regulasi emosi siswa di SMK Negeri 1 Ali, M. & M. Asrori. (2005). Psikologi Remaja
Semarang yaitu dalam bimbingan kelompok Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: PT
memiliki dinamika kelompok yang mengha- Bumi Aksara.
ruskan setiap anggota kelompok mengemuka- Aini, N., D.Y.P. Sugiharto, & A. Sutoyo. (2014).
kan pendapatnya daln saling terbuka. Sedang- Pengembangan Model Bimbingan Kelompok
kan teknik sosiodrama mengharuskan anggota dengan Teknik Sosiodrama Untuk Mening-
kelompok untuk mengekspresikan perasaan- katkan Penyesuaian Diri Siswa. Unniversitas
Negeri Semarang. Jurnal Bimbingan Konsel-
nya. Berhubungan dengan regulasi emosi yai-
ing, 3(2), 105-110.
tu siswa dikatakan dapat meregulasikan emo- Businaro, N, F. Pons, & Ottavia Albanese. 2015.
sinya dengan baik jika dapat mengekspresikan Do Intelligence, Intensity Of Felt Emotions
emosi positifnya dengan tepat. Sesuai dengan and Emotional Regulation Have an Impact
pendapat Pamudya (2015) adanya pengaruh on Life Satisfaction? A Quali-Quantitative
kecerdasan emosi peserta didik kelas VII SMP Study on Subjective Wellbeing With Italian
Negeri 1 Kebakkramat setelah diberikan la- Children Aged 8-11. Springer. 3(10), 439-458.
yanan sosiodrama, karena dalam pemberian Denollete, J. Et al. 2008. Emotional Regulation Con-
layanan sosiodrama dapat meningkatkan ke- septual and Clinical Issues. Springer: 3-10
Elqurahma, D.S & C. Pamudya. 2015. Sosiodrama
cerdasan emosi peserta didik dan dengan ke-
untuk Meningkatkan Kecerdasan Emosi
cerdasan emosi yang tinggi maka tingkat regu- Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 1 Ke-
lasi emosi juga akan bisa dikendalikan. bakkramat. Universitas Sebelas Maret. Jurnal
Hal ini menunjukkan bahwa bimbingan Bimbingan Konseling, 1(1) 1-10.
kelompok dengan teknik sosiodrama berpen- Fitriani, Y & A. Alsa. 2015. Relaksasi Autogenik
garuh terhadap regulasi emosi siswa SMK Untuk Meningkatkan Regulasi Emosi Pada
Negeri 1 Semarang. Hal ini terbukti dengan Siswa SMP. Gajah Mada Jurnal Of Profesion-
adanya peningkatan nilai dari pre test dan post al Psychology. 1(3), 149-162.
test yang telah dilakukan selama treatment Gross, J.J. 2007. Handbook Of Emotional Regulation.
New York: The Guillford Press.
berlangsung.
Goleman, Daniel. 1999. Emotional Intelligence Ke-
cerdasan Emosional Mengapa EQ Lebih
Simpulan Penting dari IQ. Jakarta: PT Gramedia Pusta-
ka Utama.
Berdasarkan dari hasil pembahasan Hurlock, Elizabeth, B. 1978. Perkembangan Anak Ji-
pada bab diatas mengenai keefektifan layanan lid 1. Jakarta: Erlangga.
bimbingan kelompok dengan teknik sosiodra- Mawardah, M & M.G. Adiyanti. 2014. Regulasi Emo-
ma untuk meningkatkan regulasi emosi pada si dan Kelompok Teman Sebaya Pelaku (Cy-
siswa SMK Negeri 1 Semarang, maka dapat berbullying). Fakultas Psikologi Universitas
disimpulkan sebagai berikut: Tingkat regulasi Gajah Mada. Jurnal psikologi. 41(1), 60-73.
McLennan, P. M. P. 2008. The Benefit of Using So-
emosi sebelum diberikan layanan bimbingan
ciodrama in the Elementary Classroom: Pro-
kelompok dengan teknik sosiodrama menun- moting Caring Relationships Among Educa-
jukkan kelima konseli memperoleh nilai total tors and Students. Springer. 2 (10): 451-456.
rata-rata kategori rendah, dua sedang dan satu Nisfiannoor, M & Y. Kartika. 2004. Hubungan An-
tinggi. Tingkat regulasi emosi siswa setelah di- tara Regulasi Emosi dan Penerimaan Kelom-
berikan bimbingan kelompok teknik sosiodra- pok Teman Sebaya Pada Remaja. Universitas
ma menunjukkan peningkatan regulasi emosi Tarumanegara. Jurnal Psikologi. 2(2), 160-
yaitu dengan kategori sedang. Layanan bim- 178.
bingan kelompok dengan teknik sosiodrama Pramudya, D.S. 2015. Sosiodrama Untuk Mening-
katkan Kecerdasan Emosi Peserta Didik Ke-
secara signifikan efektif untuk meningkatkan
las VII SMP Negeri Kebakkramat. Unniversi-
regulasi emosi pada siswa. Adanya peningk- tas Sebelas Maret. Jurnal Psikologi. 1(1), 1-10.
tana perilaku yang ditunjukkan sebelum dan Prayitno. 1995. Layanan Bimbingan dan Konseling
setelah diberikan perlakuan. Saran bagi pen- Kelompok (Dasar dan Profil). Jakarta: Ghalia
eliti selanjutnya bisa menggunakan konseling Indonesia.
individu dengan teknik reframing. Silaen, C. A & Kartika S.D. 2015. Hubungan Antara
Regulasi Emosi dengan Asertivitas (Studi

33
Indah Hidayati, Mulawarman, dan Awalya/ Indonesian Journal of Guidance and Counseling: 6(4) (2017) 27-34

Korelasi pada Siswa di SMA Negeri 9 Sema-


rang). Universitas Diponegoro. Jurnal Em-
pati. 4(2), 175-181.
Vourela, M & Lauri, N. 2004. Exsperienced Emo-
tions, Emotion Regulation and Student Ac-
tivity in a web- Based earning. University of
Turku Finland. European Journal of Psychol-
ogy of Education. 4. (19): 423-436.
interpersonal pada remaja putus sekolah.(3).1.
Rakhmat, Jalaluddin. 2005. Psikologi Komunikasi.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Septiani,Widyawati.2017. Hubungan Pola Asuh De-
mokratis dan Konsep Diri terhadap Perkem-
bangan Kecerdasan Emosional. Indonesian
Juournal of Guidance and Counseling: The-
ory and Application, 6(3).22-26.
Sobur, Alex. 2013. Psikologi Umum dalam Lintas Se-
jarah. Bandung: Pustaka Setia.
Sugiyo. 2005. KomunikasiAntarPribadi. Semarang:
Unnes Press.
Suranto. 2011. Komunikasi Interpersonal. Graha
ilmu. Yogyakarta
Syam. Nina W. 2014. Psikologi Sosial Sebagai
Akar Ilmu Komunikasi. Bandung: Simbiosa
Rekatama Media.
Wonodihadrjo. Felicia. 2014. Komunikasi Kelompok
Yang Mempengaruhi Konsep Diri Dalam
Komunitas Cosplay“COSURA” Surabaya.
Jurnal E--Komunikasi.(2).3.

34

Anda mungkin juga menyukai