untuk mempelajari bahan belajar. Bila siswa belajar, maka akan terjadi perubahan
mental pada diri siswa. Hamalik (2001:37) mengatakan, Belajar diartikan sebagai
Siswa adalah penentu terjadinya atau tidak terjadinya proses belajar. Proses belajar
terjadi berkat siswa memperoleh sesuatu yang ada di lingkungan sekitar. Hal ini berarti
dengan belajar siswa dapat mengubah perilakunya dan dapat melakukan hal-hal yang
dihayati oleh seorang siswa berkaitan dengan kegiatan pembelajaran yang dilakukan
oleh seorang guru. Proses belajar merupakan respon siswa terhadap tindak
pembelajaran dari guru. Guru memberikan informasi tentang sasaran belajar sehingga
mendorong siswa untuk melakukan proses belajar yang terarah. Peristiwa belajar
disertai dengan proses pembelajaran akan lebih terarah dan sistematik daripada belajar
(Suherman, 2003:7).
1
Matematika merupakan salah satu pelajaran yang diajarkan mulai dari tingkat
merupakan salah satu ilmu pengetahuan yang mempunyai peranan besar dalam
manusia yang berhubungan dengan ide, proses dan penalaran (Suherman, 2003:7).
tujuan. Banyak siswa mengalami kegagalan dan mengatakan bahwa matematika itu
sulit dipelajari. Banyak pendapat mengatakan bahwa matematika hanya untuk mereka
yang memiliki kecerdasan inteligensi yang tinggi. Akan tetapi kenyataannya, dalam
proses belajar mengajar di sekolah sering ditemukan siswa yang tidak dapat meraih
hasil belajar yang setara dengan kecerdasan inteligensinya. Ada siswa yang memiliki
kecerdasan inteligensi tinggi tetapi memperoleh hasil belajar matematika yang rendah,
dan ada siswa yang memiliki kecerdasan inteligensi yang relatif rendah tapi mampu
Mustofa, 2013:233). Kecerdasan dalam arti umum merupakan suatu kemampuan yang
dimiliki seseorang dalam memahami dan menyadari terhadap apa yang dialaminya
baik melalui pikiran, perkataan, dan perbuatan. Dengan kecerdasan, manusia menjadi
dengan matematika. Dari sinilah muncul istilah Intelligence atau inteligensi. Cepat
2
tidaknya dan terpecahkan atau tidaknya suatu masalah tergantung kepada kecerdasan
inteligensi seseorang tidak akan mampu membedakan sesuatu, baik itu hal yang nyata
ataupun hal yang tidak nyata. Namun, sampai saat ini masih banyak yang beranggapan
Quotient, IQ). Masih ada faktor lain yang juga menentukan kecerdasan seseorang,
pengukuran, evaluasi, ekspresi, dan regulasi yang akurat dari emosi" (Feldman,
perasaan dan pengalaman orang lain, sehingga memudahkan kita dalam memberikan
respons yang tepat. Kecerdasan ini dapat menjelaskan mengapa siswa dengan hasil
belajar yang rendah memiliki tingkat kecerdasan inteligensi yang relatif tinggi,
3
Meskipun matematika merupakan mata pelajaran yang berkaitan dengan
kecerdasan inteligensi, namun akan sangat menarik jika guru juga dapat mengetahui
dengan baik tanpa partisipasi dari penghayatan emosional terhadap mata pelajaran
(Goleman, 2002:512).
hasil belajar matematika. Oleh sebab itu, penulis tertarik membuat penelitian dengan
(EQ) terhadap Hasil Belajar Matematika pada Siswa Kelas X SMA Negeri 4
4
B. Rumusan Masalah
dalam penelitian ini adalah apakah ada hubungan antara kecerdasan inteligensi (IQ)
dan kecerdasan emosional (EQ) terhadap hasil belajar matematika pada siswa kelas X
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut di atas, maka tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui hubungan antara kecerdasan inteligensi (IQ) dan kecerdasan
emosional (EQ) terhadap hasil belajar matematika pada siswa kelas X SMA Negeri 4
D. Manfaat Penelitian
hasil penelitian yang telah ada serta dapat memberi gambaran mengenai hubungan
matematika.
5
3. Bagi peneliti sebagai tambahan wawasan pengetahuan dan keilmuan yang ada
penelitian selanjutnya.
E. Hipotesis Penelitian
dapat diuji (Feldman, 2012:41). Hipotesis penelitian merupakan jawaban atau dugaan
sementara dari rumusan masalah. Hipotesis muncul dari teori-teori dan membantu
belajar matematika pada siswa kelas X SMA Negeri 4 Banda Aceh tahun
ajaran 2015/2016.
belajar matematika pada siswa kelas X SMA Negeri 4 Banda Aceh tahun
ajaran 2015/2016.
6
F. Definisi Operasional
prosedur yang lebih spesifik dan dapat diuji, diukur serta diobservasi (Feldman,
2012:42). Adapun yang menjadi definisi operasional pada penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Hasil belajar adalah suatu kemampuan yang berupa keterampilan dan perilaku
proses berpikir secara rasional. Oleh karena itu, inteligensi tidak dapat diamati
mengendalikan kondisi emosi secara cerdas seperti: mengenali emosi diri dan
dengan orang lain, serta mengelola emosi diri dan orang lain secara akurat,
G. Landasan Teori
7
1. Hakikat Matematika
ilmu tentang bilangan dan prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian
dengan aritmetika. Padahal cakupan matematika lebih luas daripada aritmetika dan
dari bahasa latin mathematica, yang mula-mula berasal dari kata Yunani mathematike,
dari akar kata mathema yang berarti pengetahuan atau ilmu. Kata mathematike
berkaitan pula dengan kata mathanein yang berarti berfikir atau belajar.
Matematika dapat dipandang sebagai salah satu cabang ilmu, suatu struktur,
suatu kumpulan sistem, dan bahasa atau alat. Sebagai ilmu, matematika adalah ilmu
sebagai hasil pemikiran manusia yang berhubungan dengan ide, proses, dan penalaran.
kumpulan sistem, matematika tersendiri dari lima bidang bagian, yaitu bidang:
aritmatika, geometri, aljabar, analisis, dan dasar matematika (logika). Sebagai bahasa
atau alat, matematika adalah alat akurat untuk menyelesaikan masalah sosial, ekonomi,
biologi, fisika, kimia, dan teknik. Matematika mendapat julukan queen of science
8
Matematika sebagai salah satu unsur dalam pembelajaran di sekolah dipandang
sebagai salah satu bidang studi. Diberikannya pelajaran matematika di setiap jenjang
Ada lima alasan perlunya belajar matematika karena matematika merupakan (1)
sarana berpikir yang jelas dan logis, (2) sarana untuk memecahkan masalah
kehidupan sehari-hari, (3) sarana mengenal pola-pola hubungan dan generalisasi
pengalaman, (4) sarana untuk mengembangkan kreativitas, dan (5) sarana untuk
meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya.
Dari beberapa uraian di atas, diharapkan kita memiliki gambaran mengenai
dan nilai-nilai. Perubahan akibat dari belajar itulah yang dinamakan hasil belajar.
Hasil belajar siswa merupakan kapasitas siswa yang nampak dalam tingkah laku.
Tingkah laku yang dimaksud adalah tingkah laku siswa yang ditampilkan yang
berkaitan dengan hasil belajar dengan memberikan gambaran yang lebih nyata, hal ini
tentunya berkaitan dengan hasil dan proses belajar di sekolah (Sri Rumini dkk,
2006:61).
Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu faktor
dari dalam diri siswa dan faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan.
Faktor dari dalam diri siswa terutama kemampuan yang dimilikinya. Faktor
kemampuan siswa besar sekali pengaruhnya terhadap hasil belajar yang dicapai siswa.
9
Di samping itu, sikap dan kebiasaan belajar juga akan mempengaruhi hasil belajar
siswa. Faktor lingkungan yang paling mempengaruhi hasil belajar siswa di sekolah
rendahnya atau efektif tidaknya proses belajar mengajar dalam mencapai tujuan
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), inteligensi adalah daya reaksi
atau penyesuaian yang cepat dan tepat, baik secara fisik maupun mental terhadap
pengalaman baru, membuat pengalaman dan pengetahuan yang telah dimiliki siap
oleh ahli psikologi dan orang awam untuk menyatakan seseorang itu cerdas atau
memiliki inteligensi tinggi apabila orang tersebut dapat dengan cepat dan berhasil
adalah suatu kemampuan mental yang dibawa oleh individu sejak lahir dan dapat
dipergunakan untuk menyesuaikan diri di dalam lingkungan yang baru, serta untuk
2001:20).
inteligensi adalah:
10
1. Merupakan kecakapan untuk berfikir abstrak.
2. Merupakan kemampuan untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungan dan
untuk berbuat secara efektif.
3. Merupakan kemampuan untuk memecahkan kesulitan-kesulitan dalam situasi
tertentu secara cepat dan tepat.
4. Merupakan kemampuan individu untuk berfikir secara rasional dan bertindak
secara efektif.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas, peneliti menyimpulkan bahwa
mampu memecahkan masalah secara cepat dan dengan cara yang tepat serta mampu
otak, hati, jasmani, dan pengaktifan manusia untuk berinteraksi secara fungsional
rata-rata anak pada umurnya. Demikian pula sebaiknya anak dikatakan memiliki IQ
rendah (bodoh) adalah dalam taraf perbandingan dengan rata-rata anak pada umur
yang sama. Intelligence Quotient (IQ), suatu skor yang memperhitungkan usia mental
11
IQ 90-100 dianggap normal, sedangkan di atas 110 tergolong di atasa rata-rata, 120 ke
atas adalah superior, 130 berarti sangat superior dan di atas 140 tergolong jenius
(Einstein ber-IQ 160). Di sisi lain, IQ kurang dari 90 digolongkan sebagai di bawah
rata-rata, di bawah 70 terbelakang (dulu disebut imbesil atau debil), dan di bawah 55
Emosi adalah luapan perasaan yang berkembang dan surut dalam waktu
singkat (KBBI).
kecerdasan emosional pertama kali dilontarkan pada tahun 1990 oleh psikolog Peter
Salovey dari Harvard University dan John Mayer dari University of New Hampshire
sikap hormat.
memenuhi lima kriteria berikut, yaitu (1) mampu mengenali emosinya sendiri; (2)
mampu mengendalikan emosinya sesuai dengan situasi dan kondisi; (3) mampu
12
membuat diri putus asa atau bersikap negatif pada orang lain); (4) mampu mengenali
emosi orang lain; dan (5) mampu berinteraksi positif dengan orang lain (Sarwono,
2012:136-137).
Matematika
Matematika
H. Metode Penelitian
2013:27).
menggunakan data berupa angka sebagai alat menemukan keterangan mengenai apa
penelitian korelasi. Penelitian korelasi adalah penelitian yang dilakukan oleh peneliti
untuk mengetahui tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih, tanpa melakukan
13
perubahan, tambahan atau manipulasi terhadap data yang memang sudah ada
penelitian. Populasi bukan sekedar jumlah yang ada pada suatu subjek atau objek
yang dipelajari, tetapi meliputi juga seluruh karakteristik yang dimiliki. Populasi
adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu
yang kita tentukan (Margono, 2009:118). Adapun yang menjadi populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 4 Banda Aceh. Berdasarkan
data yang diperoleh dari pihak sekolah, jumlah populasi kelas X ada sebanyak 256
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2013:174).
Adapun cara yang digunakan dalam penelitian ini untuk menentukan besarnya ukuran
sampel adalah dengan bantuan tabel yang dikembangkan oleh Isaac dan Michael.
14
Berdasarkan tabel diatas, jumlah populasi yang ada dengan taraf kesalahan
sebesar 5% diperoleh jumlah sampelnya ada sebanyak 146 siswa. Alasan peneliti
mengambil sampel dengan cara ini karena ingin memiliki sampel yang representatif
Teknik sampling adalah cara untuk menentukan sampel yang jumlahnya sesuai
dengan ukuran sampel yang akan dijadikan sumber data sebenarnya, dengan
15
representatif (Margono, 2009:125). Untuk menentukan sampel yang akan digunakan
dalam penelitian, terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan. Dalam penelitian
memberi hak yang sama kepada setiap subjek untuk memperoleh kesempatan dipilih
pada umumnya data yang dikumpulkan digunakan untuk menguji hipotesis yang telah
dirumuskan. Data yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini adalah bersifat
dilaksanakan dua tahap, yaitu: (1) memahami dan mempelajari instrumen dan
melakukannya. Teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini
adalah:
sejumlah pertanyaan tertulis untuk menjawab secara tertulis pula oleh responden
16
seberapa besar tingkat kecerdasan emosional (EQ) yang dimiliki oleh siswa kelas X
SMA Negeri 4 Banda Aceh. Peneliti menyusun angket menggunakan skala likert,
b. Dokumentasi
Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang
berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger,
agenda, dan sebagainya (Arikunto, 2013:274). Dalam penelitian ini, peneliti mencari
dan mencatat data yang sifatnya tertulis atau telah diarsipkan oleh pihak sekolah,
seperti: nilai raport matematika semester ganjil dan hasil tes IQ siswa.
atau pengolahan terhadap data tersebut. Analisis data merupakan salah satu langkah
menentukan hubungan antara tiga variabel atau lebih. Data kuantitatif diperoleh dari
data hasil tes kecerdasan inteligensi (IQ) siswa, skor angket kecerdasan emosional
(EQ) dan hasil belajar matematika yang dilihat dari nilai raport matematika.
17
Penelitian ini menggunakan dua variabel bebas (hasil tes IQ/1 dan skor angket
EQ/2) serta satu variabel terikat (nilai raport matematika/Y). Untuk mengetahui ada
tidaknya korelasi yang signifikan digunakan analisis korelasi product moment dan
korelasi berganda dengan bantuan aplikasi statistik SPSS 17.0 for Windows.
dua gejala interval. Analisis korelasi berganda (multiple correlation) adalah analisis
tentang hubungan antara satu dependent variable dengan dua atau lebih independent
. , ( , )( )
Rumus Korelasi Product Moment: , =
{(. , ( , ) )(. ( ) )}
( ) +( )
Rumus Korelasi berganda: = ( )
n = banyak sampel
I. Jadwal Penelitian
18
Februari Maret April Mei Juni
Penyusunan
1.
Instrumen
Pelaksanaan
2.
Penelitian
Pengumpulan
3.
Data
Pengolahan
4.
Data
Proses
5.
Bimbingan
6. Sidang
DAFTAR PUSTAKA
PT Rineka Cipta.
19
Goleman, Daniel. 2002. Working With Emotional Intelligence (terjemahan). Jakarta:
Sudjana, Nana. 2005. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Alsindo.
Tim Penyusun. 2012. Pedoman Penulisan Skripsi FKIP Unsyiah. Universitas Syiah
Kuala.
20
Tirtonegoro, Dra. Sutratinah. 2001. Anak Supernormal dan Program Pendidikannya.
Wijayanti, Nana & Kusrini. 2013. Hubungan Kecerdasan Emoional Terhadap Belajar
21