Anda di halaman 1dari 8

SKENARIO PEMBELAJARAN

PENGENALAN KONSEP DASAR PEMBAGIAN

Materi pengenalan konsep dasar pembagian di sekolah dasar muncul di


kelas II pada standar kompetensi (SK) 3 “Melakukan perkalian dan pembagian
bilangan sampai dua angka”, kompetensi dasar (KD) 3.2 “Melakukan pembagian
bilangan dua angka”. Sebelum mempelajari konsep dasar pembagian, siswa sudah
mampu memahami konsep dasar penjumlahan, pengurangan, dan perkalian
dengan baik. Selain itu, siswa juga sudah lancar dalam membaca dan menulis.
Langkah awal pembelajaran konsep dasar pembagian bilangan adalah dengan
memberikan permasalahan nyata yang ada di sekitar siswa. Penanaman konsep
dasar pembagian dapat mengikuti langkah-langkah pembelajaran menurut teori
Bruner yaitu Enactive (konkret), Iconic (semi konkret), dan Symbollic (abstrak).
Namun, bagi siswa yang memiliki daya penalaran yang tinggi, tidak menutup
kemungkinan jika mereka memulai dari tahap semi konkret maupun langsung
pada tahap abstrak. Adapun media pembelajaran yang dapat dipersiapkan oleh
guru adalah benda-benda nyata yang ada di kehidupan sehari-hari siswa seperti
permen, pensil, penghapus, batang lidi, dan kantung plastik bening.
Proses pembelajaran dimulai dengan tahapan kegiatan pendahuluan. Pada
kegiatan pendahuluan, guru memasuki ruang kelas dengan membawa perangkat
pembelajaran berupa rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), media
pembelajaran, dan perangkat lain yang diperlukan. Selanjutnya guru
mengucapkan salam dan menyapa siswa dengan ramah yang kemudian dibalas
oleh siswa. Kegiatan dilanjutkan dengan berdoa memohon agar diberikan
kelancaran dalam proses pembelajaran yang akan dilakukan dan memeriksa
kehadiran siswa. Guru kemudian meminta siswa untuk mengeluarkan buku
matematika, buku tulis dan alat tulis. Setelah semua siswa siap, guru kemudian
melanjutkan dengan melakukan apersepsi.
Kegiatan apersepsi yang dilakukan oleh guru dapat dimulai dengan
menunjukkan permen kepada siswa. Permen yang digunakan guru sebagai media
pembelajaran sebaiknya adalah permen susu. Guru bertanya kepada siswa “Siapa
dari anak-anak yang suka permen susu?”. Sebagian besar anak-anak pasti

1
menjawab “suka”. Kemudian guru mengadakan “sayembara” kepada siswa. Bagi
yang mampu menjawab dengan tepat soal penjumlahan, pengurangan, atau
perkalian yang diajukan/ditulis/ditampilkan oleh guru pada slide power point,
maka siswa tersebut berhak mendapatkan 1 buah permen susu. Soal penjumlahan,
pengurangan, dan perkalian yang diajukan oleh guru dapat berupa soal cerita
terkait permasalahan nyata yang ada di sekitar siswa. Jadi, inti dari apersepsi yang
dilakukan adalah menguji kembali pengetahuan siswa tentang materi
penjumlahan, pengurangan, dan perkalian. Setelah proses tersebut dirasa cukup
(disesuaikan juga dengan alokasi waktu), guru kemudian menampilkan 1 buah
soal cerita lagi seperti berikut. “Andi memiliki 8 buah permen. Permen tersebut
akan dimasukkan ke dalam 4 kantung plastik dengan isi yang sama. Berapa buah
permen yang ada pada masing-masing kantung plastik?”. Guru kemudian bertanya
“Anak-anak, soal yang bapak tampilkan ini termasuk soal operasi hitung apa?
Penjumlahan, pengurangan, atau perkalian?”. Sebagian besar siswa pasti akan
diam karena tidak tahu nama operasi hitungnya. Disini guru kemudian
mengenalkan bahwa selain 3 jenis operasi hitung yang telah dipahami siswa, ada 1
jenis operasi hitung lagi yang wajib untuk mereka pahami. Operasi hitung itu
disebut pembagian. “Nah, apa itu pembagian? Nanti kita akan mencari tahu dan
mempelajarinya bersama-sama.”. Guru kemudian menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai.
Setelah melakukan kegiatan pendahuluan, guru kemudian melanjutkan
proses pembelajaran ke tahapan kegiatan inti. Di kegiatan inti, guru memusatkan
kembali perhatian siswa terhadap soal pembagian yang ditampilkan guru tadi.
Siswa diajak bersama-sama memecahkan permasalahan tersebut melalui
demonstrasi yang dibimbing oleh guru. Guru mempersilakan 1 orang siswa untuk
ke depan kelas. Satu orang siswa tersebut diberikan 8 buah permen susu dan 4
kantung plastik. Semua benda tersebut kemudian diletakkan di atas meja. Siswa
tersebut kemudian dipersilahkan untuk menaruh permen-permen tersebut ke
dalam kantung plastik. Siswa memiliki beberapa kemungkinan berpikir dalam
menjawab soal tersebut yaitu:

2
1. Menaruh permen satu persatu (mencacah) ke dalam kantung plastik
sampai 8 permen di atas meja dimasukkan semuanya dengan isi kantung
plastik yang sama.
2. Siswa mungkin saja tidak bisa menaruh permen tersebut secara adil atau
masing-masing kantung tidak berisi bagian yang sama.
Jika pemikiran pertama yang dilakukan, berarti apa yang dilakukan siswa
sudah benar dan layak diapresiasi. Namun jika siswa melakukan pemikiran kedua,
guru perlu membimbing siswa tersebut dengan mengingatkan bahwa pada soal
telah ditentukan jika keempat kantung plastik berisi permen yang sama banyak.
Persilahkan dan bimbing siswa untuk memperbaiki apa yang telah dilakukannya
sampai dia benar-benar mampu memasukkan permen ke dalam kantung plastik
dengan isi kantung plastik yang sama.
Apabila demonstrasi yang dilakukan sudah benar (permen telah habis
dimasukkan ke dalam kantung plastik dan keempat kantung plastik berisi bagian
yang sama), guru kemudian meminta siswa untuk melihat isi dari kantung plastik
sambil guru bertanya kepada seluruh siswa “Jadi, masing-masing kantung plastik
berisi berapa buah permen anak-anak?”. Semua siswa akan menjawab “2 buah
permen pak guru”. Guru kemudian memberikan penegasan dengan mengambar di
papan tulis atau menampilkan animasi melalui slide power point dengan langkah-
langkah sebagai berikut.

1) Menggambar 8 buah permen dan 4 buah kantung plastik.

2) Delapan permen dimasukkan ke dalam kantong plastik. Pada setiap


kantong plastik dimasukkan 1 permen.

3
3) Permen yang belum dimasukkan ke dalam kantong plastik tinggal
8 – 4 = 4. Keempat permen yang tersisa dimasukkan lagi ke dalam kantong
plastik. Setiap kantong dimasukkan 1 permen.

4) Sekarang, semua permen berada di dalam kantong plastik, berapa isi setiap
kantong? Karena Andi memasukkan permen ke dalam 4 kantong sebanyak
2 kali itu artinya Andi melakukan dua kali pengurangan.
8–4–4=0
(8 dikurangi 4 sebanyak dua kali)
Jadi, setiap kantong plastik berisi 2 permen.

Setelah siswa memahami penegasan melalui gambar/animasi yang


ditampilkan oleh guru, guru kemudian mengajukan permasalahan lain tentang
pembagian, misalnya: “Sonia memiliki 15 buah jeruk. Dia ingin membagi jeruk
tersebut kepada ayah, ibu, kakek, nenek, dan kakaknya dengan bagian yang sama.
Masing-masing orang akan mendapatkan berapa buah jeruk?”. Siswa
dipersilahkan menyelesaikan permasalahan tersebut dengan caranya sendiri baik
secara individu maupun berkelompok. Guru juga menyampaikan bahwa untuk
menjawab soal tersebut, buah jeruk dapat diganti dengan benda-benda lain yang
ada di sekitar siswa (misalnya permen, pensil, lidi, dll). Guru tetap memberikan
bimbingan dan arahan pada siswa yang mengalami kendala.
Siswa pun memiliki berbagai alternatif untuk menjawab soal tersebut.
Beberapa alternatif tersebut misalnya:

4
1. Siswa meniru persis proses yang dicontohkan guru lewat demonstrasi tadi.
Enam orang siswa berkumpul, 1 orang berperan sebagai Sonia, dan 5
orang lainnya berperan sebagai ayah, ibu, kakek, nenek, dan kakaknya
Sonia. Lalu siswa yang berperan sebagai Sonia membagikan 15 buah
pensil (sebagai pengganti buah jeruk) dengan bagian yang sama kepada 5
orang temannya sehingga masing-masing mendapat 3 buah pensil. Dari
proses tersebut, mereka kemudian menjawab bahwa masing-masing orang
mendapat 3 buah jeruk.
2. Ada siswa yang menjawab dengan menggambar 5 buah kotak, lalu dia
menggambar 15 lingkaran (sebagai ilustrasi buah jeruk) pada masing-
masing kotak secara satu persatu (mencacah), sehingga masing-masing
kotak berisi 3 buah lingkaran. Dari proses tersebut, siswa tersebut
kemudian menjawab bahwa masing-masing orang mendapat 3 buah jeruk.

3. Ada siswa yang menjawab dengan cara mengurangkan 15 dengan 5


sebanyak 3 kali. Sehingga dia menemukan bahwa masing-masing orang
mendapat 3 buah jeruk. Siswa tersebut menulis pada buku tulisnya:
15 – 5 – 5 – 5 = 0
(15 dikurangi 5 sebanyak 3 kali)

5
4. Siswa menjawab dengan alternatif lain yang mungkin masih keliru. Untuk
hal ini, guru perlu memberikan bimbingan yang lebih sampai siswa
tersebut bisa memahami konsep pembagian dengan benar.

Siswa yang telah selesai mengerjakan diberikan kesempatan untuk


menyajikan hasil pekerjaannya. Guru memberikan penguatan kepada siswa yang
telah berhasil menjawab soal dengan cara yang benar dan juga memberikan
motivasi dan bimbingan yang lebih intensif kepada siswa yang belum berhasil
mengerjakan soal dengan benar. Apabila siswa telah menyelesaikan soal tersebut,
siswa dapat diberikan soal-soal cerita lainnya tentang pembagian dengan
mempertimbangkan alokasi waktu. Setelah siswa berhasil menyelesaikan
beberapa soal cerita tentang pembagian dengan tepat, guru kemudian
menyampaikan bahwa pembagian adalah pengurangan yang berulang dengan
bilangan pengurang yang sama. Para ahli matematika menggunakan simbol “:”
untuk menyatakan operasi hitung pembagian. Sehingga jika dinyatakan dalam
kalimat matematika:

1) 8 – 4 – 4 = 0, dapat ditulis 8 : 4 = 2. Dalam hal ini:


8 disebut bilangan yang dibagi
4 disebut bilangan pembagi
2 disebut hasil bagi dari 8 dan 4

2) 15 – 5 – 5 – 5 = 0, dapat ditulis 15 : 5 = 3. Dalam hal ini:


15 disebut bilangan yang dibagi
5 disebut bilangan pembagi
3 disebut hasil bagi dari 15 dan 5

Guru kemudian memberikan kembali 1 contoh soal cerita tentang


pembagian dan mengajak siswa menyelesaikan soal tersebut dalam kalimat
matematika. Misalnya “Putra memiliki 12 buah apel. Buah apel tersebut akan
diberikan kepada 3 orang temannya. Masing-masing temannya mendapat bagian
sama banyak. Berapa buah apel yang diterima masing-masing teman Putra?”

6
Penyelesaian:
Soal cerita tersebut dapat ditulis dalam kalimat matematika menjadi:
12 : 3 = ....
Kemudian diselesaikan dengan menggunakan pengurangan berulang.
12
3 (1 kali)
9
3 (2 kali)
6
3 (3 kali)
3
3 (4 kali)
0 12 – 3 – 3 – 3 – 3 = 0
Jadi, 12 : 3 = 4

Setelah guru memberikan penjelasan seperti di atas, guru mempersilahkan


siswa untuk bertanya jika sekiranya ada hal-hal yang belum dipahami siswa. Jika
masih ada alokasi waktu, siswa bisa diberikan soal latihan berupa soal cerita yang
cara penyelesaiannya seperti contoh di atas. Apabila setelah diperiksa sebagian
besar siswa sudah paham, guru dapat melanjutkan proses pembelajaran ke tahap
kegiatan penutup pembelajaran.
Pada tahap menutup pembelajaran, guru bersama-sama dengan siswa
menyimpulkan apa yang telah mereka pelajari. Kemudian guru dapat memberikan
beberapa soal evaluasi berupa soal cerita dan meminta siswa untuk menjawab
menggunakan kalimat matematika. Selanjutnya guru melakukan refleksi terhadap
proses belajar dan hasil evaluasi yang dilakukan, untuk menentukan upaya tindak
lanjut yang tepat. Setelah memberikan tindak lanjut, guru menyampaikan rencana
kegiatan pembelajaran pada pertemuan berikutnya secara singkat, kemudian
mengajak siswa bersama-sama berdoa untuk mengucap syukur bahwa mereka
telah berhasil mengikuti pembelajaran dan memahami materi yang dibelajarkan
dengan baik, dan pembelajaran diakhiri dengan mengucapkan salam penutup.
Sebelum keluar kelas, guru dapat membagikan permen susu yang tadi digunakan

7
sebagai media pembelajaran kepada siswa sebagai penyemangat untuk mereka.
Masing-masing siswa bisa diberikan 1 sampai 2 buah permen untuk mereka
nikmati bersama-sama.

Anda mungkin juga menyukai