PENDAHUUAN
A. Latar Belakang
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
pencapaian tujuan pendidikan. Melalui sekolah siswa belajar berbagai macam hal,
positif sehingga pada tahap akhir akan didapat keterampilan, kecakapan dan
pengetahuan baru. Hasil dari proses belajar tersebut tercermin dalam hasil
belajarnya. Namun dalam upaya meraih hasil belajar yang memuaskan dibutuhkan
proses belajar. Proses belajar di sekolah adalah proses yang sifatnya kompleks dan
memperhatikan hal-hal yang lain seperti transfer of value, sebab hanya dengan
pengetahuan saja itu belum cukup untuk menghadapi tantangan dan masalah yang
yang baik karena hal tersebutlah yang akan membentuk karakter seseorang, salah
bekal yang sangat penting dalam menghadapi tantangan dan persolan hidup
Banyak orang yang berpendapat bahwa untuk meraih hasil belajar yang
yang tinggi, karena inteligensi merupakan bekal potensial yang akan memudahkan
dalam belajar dan pada gilirannya akan menghasilkan hasil belajar yang optimal.
siswa yang tidak dapat meraih hasil belajar yang setara dengan kemampuan
memperoleh hasil belajar yang relatif rendah, namun ada siswa yang walaupun
kemampuan inteligensinya relatif rendah dapat meraih hasil belajar yang relatif
tinggi. Itu sebabnya taraf inteligensi bukan merupakan satu-satunya faktor yang
dianggap sebagai jawaban dan solusi atas kejanggalan yang terjadi. Daniel
Hasil yang sama juga terjadi pada penelitian yang dilakukan terhadap 95
mereka yang pada saat kuliah dulu yang memiliki kecerdasan intelektual yang
tinggi, namun kurang pandai dalam bergaul ternyata hidupnya tidak terlalu sukses
Rahmi 2005)
adalah kemampuan mengenali emosi diri sendiri, mengelola emosi diri sendiri,
memotivas diri sendiri, mengenali emosi orang lain (empati), serta kemampuan
untuk melakukan hubungan dengan orang lain (keterampilan sosial). Status akhir
landasan spiritual akan memberikan dampak yang sangat positif bagi kesuksesan
peserta didik dalam meraih hasil belajar yang baik. Dalam proses belajar peserta
didik kedua inteligensi itu sangat diperlukan, IQ tidak dapat berfungsi dengan
menjadi bekal yang sangat penting dalam pencapaian kesuksesan peserta didik
mengenai analisis struktur neurologis otak manusai dan penelitian perilaku oleh
hasil belajar. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan Sadiyah (2014)
dengan hasil belajar peserta didik karena emosi memancing tindakan seseorang
terhadap apa yang dihadapinya termasuk dalam hal belajar. Namun ini masih
Gowa serta hasil mewawancarai salah satu Guru kimia, Peneliti memperoleh
focus kepada transfer of knowladge sehingga dari hal tersebut dan berbagai
Peserta Didik Kelas X MIA SMA Negeri 10 Gowa pada semester ganjil”.
B. Rumusan Masalah
penelitian ini adalah “Apakah ada hubungan Kecerdasan Emosional dengan hasil
belajar kimia peserta didik Kelas X MIA SMA Negeri 10 Gowa Pada semester
ganjil”?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah “Mengetahui ada atau tidaknya hubungan
Kecerdasan Emosional dengan hasil belajar kimia peserta didik kelas X MIA
D. Manfaat Penelitian
penelitian yang relevan tentang kecerdasan emosional yang lebih luas dan
2. Hasil Penelitian ini diharapkan menjadi bahan masukan bagi orang tua dan
peserta didik.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Kecerdasan Emosional
diungkapkan pada tahun 1990 oleh Psikolog Peter Salovey dari Universitas
Harvard dan John Mayer dari Universitas of New Hampshire untuk menerangkan
1998).
kepekaan emosi sebagai sumber energi, informasi, koneksi dan pengaruh yang
seseorang untuk berhasil mengatasi tuntutan dan tekanan lingkungan (Uno, 2006).
mengenali perasaan diri sendiri dan perasaan orang lain, kemampuan memotivasi
diri sendiri, dan kemampuan mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dalam
hubungan dengan orang lain seperti kesadaran diri, pengaturan diri, motivasi,
kepintaran seorang anak melainkan pada suatu yang dahulu disebut “karakter”
dan saling melengkapi dengan kemampuan kognitif murni yang telah lebih dulu
tinggi, biasanya tidak banyak membantu dalam semua aspek kehidupan. IQ dan
pada kerja neokorteks, yakni suatu lapisan yang dalam evolusi berkembang
paling akhir di bagian atas otak. Adapun pusat-pusat emosi berada di bagian otak
lebih dalam yang secara evolusi berkembang lebih duluan. Kerja kerja otak pada
emosi tersebut tetap selaras dengan aktivitas kerja pusat-pusat intelektual yang
kognitif, namun keduanya berinteraksi secara beriringan dan dinamis, baik pada
membuat kesal orang lain dengan perilaku kasar, tidak tahu cara membawa dan
memposisikan diri, atau ambruk hanya karena stress sedikit saja, maka orang lain
tidak akan betah bersamanya walau setinggi apapun IQ-nya. EQ biasa disebut
“street smart” (pintar) atau kemampuan khusus yang disebut “akal sehat”. EQ
juga terkait dengan kemampuan memahami secara spontan apa yang diinginkan
dan dibutuhkan orang lain, demikian juga kelebihan dan kekurangan kemampuan
membaca mereka baik itu kemampuan untuk menjadi orang yang menyenangkan
sehingga kehadirannya didambakan orang lain. Oleh karena itu, semakin tinggi
pekerja, orang tua, manager, dan segala hal yang dilakukan dalam hidupnya
(Goleman, 2003).
dan orang lain, kemampuan beradaptasi pada situasi dan kondisi yang berbeda
dan kemampuan mengendalikan atau menguasai emosi sendiri atau orang lain
pada situasi dan kondisi tertentu serta mampu mengendalikan reaksi dan perilaku
sebagai suatu jenis kecerdasan yang amat perlu ditingkatkan dan dikembangkan
10
oleh setiap orang, khusunya Peserta Didik melalui Tenaga Pendidik dalam hal ini
aspek energi, kekuatan, daya tahan, dan stamina. Sehingga dengan pengembangan
kecerdasan emosional siswa ia akan sukses dalam segala hal yang dikerjakan
lima wilayah utama, yaitu kemampuan mengenali emosi diri, mengelola emosi
diri, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain, dan kemampuan
membina hubungan dengan orang lain. Secara jelas hal tersebut dapat dijelaskan
sebagai berikut:
pengambilan keputusan diri sendiri, memiliki tolok ukur yang realistis atas
berdampak positif pada pelaksanaan tugas, memiliki kepekaan pada kata hati,
c. Motivasi diri (Self Motivation) merupakan hasrat yang paling dalam untuk
inisiatif serta bertindak sangat efektif, dan mampu untuk bertahan dan bangkit
yang dirasakakan orang lain, mampu memahami perspektif orang lain dan
menangani emosi dengan baik ketika berhubungan sosial dengan orang lain,
dalam tim.
diangkat dalam penelitian ini adalah seluruh materi kimia pada semester ganjil
Pada semester ganjil materi pokok yang pertama kali diajarkan adalah
peranan ilmu kimia dengan Kompetensi Dasar (KD) Memahami metode ilmiah,
metode ilmiah.
Pada semester ganjil materi pokok kedua yang diajarkan adalah perkembangan
menentukan letak unsur dalam tabel periodik dan sifat-sifat table periodic dengan
indikator pembelajaran :
mekanika gelombang.
Alokasi waktu pada materi ini sebanyak 8 minggu x 3 jam pertemuan dengan
c. Ikatan Kimia
Pada materi pokok Ikatan Kimia diajarkan dengan alokasi waktu sebanyak
menit) untuk materi. Adapun Kompetensi Dasar (KD) pada materi ini yaitu
koordinasi, dan ikatan logam serta interaksi antar partikel dan merancang,
pembelajaran :
1. Menjelaskan pengertian ikatan ion, ikatan logam, ikatan kovalen dan ikatan
kovalen koordinasi.
koordinasi.
3. Menganalisis penyebab perbedaan titik leleh antara senyawa ion dan kovalen.
4. Hasil Belajar
dengan lingkungan. Belajar bukan hanya mengingat tapi juga mengalami secara
perubahan tingkah laku. Selain itu belajar dapat juga dikatakan sebagai proses
15
usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah
laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman sendiri dalam
hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja. Menurut Bloom hasil belajar
mencakup tiga domain yaitu domain kognitif (mencakup hasil belajar intelektual),
(ingatan) (C1), pemahaman (C2), penerapan (C3), analisis (C4), sintesis (C5) dan
evaluasi (C6) yang diukur menggunakan instrument tes hasil belajar (Sudjana,
2008).
(2012), yaitu:
dan menyimpulkan.
berpengaruh pada ranah ini namun kecerdasan intelektual yang tinggi belum
cukup untuk mendapatkan hasil belajar yang baik karna kecerdasan intelektual
yang tinggi tidak akan bisa berfungsi dengan baik jika tidak diimbangi dengan
Hasil belajar pada ranah kognitif dapat diketahui dengan memberikan tes
pada peserta didik. Tes yang dibuat digunakan untuk menilai kemajuan siswa
dalam mencapai tujuan dari materi yang dipelajari. Dalam hal ini dibedakan dua
jenis tes yaitu tes subjektif dan tes objektif. Tes subjektif umunya berupa tes esai
tes objektif adalah tes yang dalam pemeriksaannya dilakukan secara objektif.
Jumlah soal dalam tes ini relatif banyak daripada soal pada tes subjektif.
17
Beberapa contoh tes objektif yaitu tes benar-salah, tes pilihan ganda, dan
Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Sikap
emosional nantinya akan menentukan Sikap peserta didik, baik itu sikap dalam
belajar, sikap kepada Pendidik, sikap kepada sesama Peserta Didik dan sikap
terhadap lingkungan sekitarnya. Sikap dan nilai ini masuk dalam semua dimensi
emosi diri sendiri, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain dan
sikap yang baik pula dalam mengahadapi segala kendala dalam hidupnya, salah
satunya dalam hal belajar. Sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya bila
seseorang telah memiliki penguasaan kognitif tingkat tinggi. Ciri-ciri hasil belajar
afektif akan tampak pada peserta didik dalam berbagai tingkah laku. Ranah afektif
waktu tertentu, maka pengukuran ranah afektif dilakukan pada perubahan tingkah
laku peserta didik dan waktunya tidak dapat dilakukan setiap saat. Hal tersebut
relatif lama. Demikian juga pengembangan minat dan penghargaan serta nilai-
18
instrumen berupa skala sikap. Adapun beberapa jenis skala sikap yaitu skala
likert, skala pilihan ganda, skala thurstone, skala guttman, semantic differensial,
Hasil belajar psikomotor merupakan kelanjutan dari hasil belajar kognitif dan
hasil belajar afektif sehingga ranah ini juga termasuk dalam kecerdasan
sampai dengan gerakan yang kompleks. Kata kerja operasional yang dapat
masing-masing yaitu:
yang akan dicapai. Selain instrumen tersebut, pada ranah psikomotorik dan
19
afektif dapat digunakan instrumen non tes lainnya yaitu berupa skala
instrumen inilah yang mebedakan untuk mengukur hasil belajar pada ranah
Menurut Slameto (2010), ada dua faktor yang mempengaruhi hasil belajar
siswa yaitu:
a. Faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri seseorang yang terdiri dari:
faktor fisik, yaitu faktor yang bersumber dari kondisi fisik anak (kesehatan
jasmani anak, susunan syaraf yang baik, pendengaran yang baik dan
sebagainya). Faktor psikis yaitu faktor yang bersumber dari kondisi kejiwaan
sebagainya.
b. Faktor external adalah faktor yang berasal dari luar diri siswa yaitu faktor
alat tulis menulis dan sarana lain yang mendukung proses belajar mengajar.
Faktor keluarga yang meliputi cara orang tua mendidik, kondisi ekonomi
B. Kerangka Pikir
faktor yang mempengaruhi masa depan anak khusunya dalam meraih prestasi
belajar yang baik, namun banyak hasil penelitian yang dilakukan oleh ahli
pada umumnya bukan ditentukan oleh IQ melainkan kelas social, nasib baik dan
20
hidupnya.
yaitu mengenali emosi diri, mengendalikan emosi, memotivasi diri, empati dan
siswa yang acuh tak acuh dengan pelajaran Kimia dengan alasan bahwa mata
pelajaran Kimia adalah salah satu mata pelajaran yang sulit, merasa diri bodoh
dan mudah menyerah. Akibatnya mereka tidak termotivasi untuk meraih prestasi
belajar.
Kesadaran diri merupakan cara mengetahui apa yang kita rasakan pada
suatu saat dan menggunakan untuk memandu pengambilan keputusan diri sendiri,
memiliki tolak ukur yang realistis atas kemampuan diri dan kepercayaan diri yang
kuat, sedangkan pengaturan diri merupakan cara menangani emosi kita yang
sedemikian rupa sehingga berdampak positif. Siswa yang memilii kesadaran diri
yang tinggi dan pengaturan diri yang tinggi, dia akan mempunyai kepercayaan diri
yang tinggi terutama dalam belajar sehingga akan mendapatkan hasil belajar yang
baik.
Motivasi diri adalah menggunakan hasrat kita yang paling dalam untuk
frustasi. Empati adalah mampu memahami orang lain, merasakan apa yang
dirasakan orang lain sehingga timbul hubungan keselarasan diri terhadap banyak
21
orang. Siswa yang memiliki motivasi dan empati yang tinggi akan menimbulkan
karakter yang pantang menyerah dalam belajar serta mampu menjalin kerjasama
dengan orang lain yang nantinya akan berdampak pada pencapaian prestasi belajar
yang baik.
dengan baik orang lain dan dengan cermat membaca situasi pada jaringan social,
dalam tim. Seorang siswa yang memiliki keterampilan social yang tinggi ia
dilingkungan tempat belajarnya, dan itu semua akan dapat menerima dirinya dan
kesadaran diri yang tinggi dalam belajar, memiliki pengaturan diri yang baik,
motivasi belajar yang tinggi, dapat merasakan yang dirasakan orang lain serta
menjalin kerjasama yang baik dengan orang lain. hal ini menjadi korelasi yang
dapat mempengaruhi peserta didik dalam memperoleh hasil belajar yang baik.
C. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan dari kajian teori yang telah disusun dan kerangka pikir yang
“Ada hubungan kecerdasan emosional dengan hasil belajar kimia peserta didik
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
perubahan pada variabel bebas yang secara keseluruhan yang sudah terjadi dan
saling berhubungan. Pada penelitian ini data yang ingin diperoleh adalah tingkat
kecerdasan emosional dan hasil belajar kimia Peserta didik kelas X MIA SMA
Negeri 10 Gowa.
februari-29 maret 2019. Jl. Mustafa Daeng Bunga, Komplek BTN Saumata Indah,
C. Desain Penelitian
belajar kimia peserta didik kelas X MIA SMA Negeri 10 Gowa pada semester
Gambar 3.1.
7
23
X Y
Gambar 3.1. Hubungan Antar Variabel
Keterangan :
X = Kecerdasan Emosional
Y = Hasil Belajar
b. Mengelola emosi,
sosioal).
Melalui dimensi tersebut dibuatlah alat ukur Kecerdasan Emosional (EQ) dalam
Hasil belajar peserta didik yang dimaksud dalam penelitian ini adalah Nilai
yang berasal dari Rapor hasil belajar kimia pada semester ganjil Tahun Ajaran
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas X MIA SMA Negeri 10
gowa, yang terdiri dari 5 kelas dengan jumlah siswa setiap kelas sebanyak 35
2. Sampel
pengambilan sampel dengan Random Sampling yaitu mengambil 30% (12 Peserta
F. Prosedur Penelitian
1. Tahap persiapan
kimia kelas X MIA SMA Negeri 10 Gowa mengenai penelitian yang akan
dilakukan.
2. Tahap Pelaksanaan
pengisian Skala kecerdasan emosional yang dilakukan oleh peserta didik kelas X
MIA SMA Negeri 10 Gowa dan pengumpulan hasil belajar peserta didik berupa
25
dokumen nilai rapor mata pelajaran kimia peserta didik kelas X MIA SMA Negeri
G. Instrumen Penelitian
dengan jenjang dari 1 sampai 4. Bila sifat pernyataan favourable (positif) maka
responden akan diberikan skor 4 jika memilih sangat setuju (SS), skor 3 jika
memilih sesuai (S), skor 2 jika memilih tidak sesuai (TS) dan skor 1 jika memilih
sangat tidak sesuai (STS). Sebaliknya bila sifat unfavourable (negatif) maka
responden akan diberi skor 1 jika memilih sangat setuju (SS), skor 2 jika memilih
sesuai (S), skor 3 jika memilih tidak sesuai (TS) dan skor 4 jika memilih sangat
emosional yang diisi oleh peserta didik kemudian diklasifikasikan menjadi tiga
kategori yaitu kategori rendah, kategori sedang dan kategori tinggi berdasarkan
Tabel 3.3.
Dokumen yang dimaksud dalam penelitian ini adalah nilai Rapor kelas X
MIA SMA Negeri 10 Gowa pada mata pelajaran kimia semester ganjil Tahun
Ajaran 2018-2019. Jenis data berupa hasil belajar peserta didik kemudian
dari Skala kecerdasan emosional yang dibagikan kepada Peserta didik untuk
dokumentasi yang diperoleh dari nilai Rapor peserta didik kelas X MIA SMA
Negeri 10 Gowa pada mata pelajaran kimia semester ganjil Tahun Ajaran 2018-
2019.
data yang telah dikumpulkan diolah untuk mengetahui sejauh mana hipotesis yang
telah dibuat dapat dibuktikan dari kegiatan penelitian yang telah dilaksanakan
secara umum kecerdasan emosianal dan hasil belajar peserta didik yang terdiri
dari rata-rata (mean), median, standar deviasi, variansi, nilai minimum dan
sesuatu yang lebih kecil (sampel) yang dipancang mewakilinya. Uji ini dilakukan
hipotesis pada penelitian ini terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat yang terdiri
dari:
a. Uji Normalitas
dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh berasal dari populasi
yang terdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas dilakukan dengan uji
yang diperoleh > α, maka sampel berasal dari populasi yang normal. Sedangkan
jika signifikansi yang diperoleh < α, maka sampel bukan berasal dari populasi
b. Uji Linearitas
hubungan yang linear atau tidak. Pengujian linearitas dilakukan dengan tes of
linearity. pada taraf signifikan α = 0,05, jika signifikansi yang diperoleh > α,
maka data bersifat linear. Sedangkan jika signifikansi yang diperoleh < α, maka
data tidak bersifat linear. Jika asumsi linearitas dan normalitas terpenuhi maka
3. Uji Hipotesis
kebenaran hipotesis yang diajukan. Uji hipotesis digunakan pada penelitian ini
adalah analisis korelasi dengan menggunakan rumus korelasi product moment dari
pearson dengan bantuan program SPSS 21. Tujuan dilakukannya analisis korelasi
variable hasil belajar peserta didik. Dari pengujian ini akan diperoleh nilai
H0: ρ = 0 lawan H1 : ρ ≠ 0
kimia peserta didik kelas X MIA SMA Negeri 10 Gowa” pada semester ganjil . H 1
berbunyi “ada hubungan kecerdasan emosional dengan hasil belajar kimia peserta
A. HASIL PENELITIAN
a. Hasil Belajar
dilakukan oleh Peneliti berupa nilai Rapor mata pelajaran kimia peserta didik
kelas X MIA SMA Negeri 10 Gowa pada semester Ganjil Tahun Ajaran 2018-
2019. Hasil belajar kimia peserta didik pada semester ganjil berupa hasil tes
belajar kimia pada semua materi yang ada pada semester ganjil yang dilakukan
oleh Guru kimia sekolah tersebut yang kemudian diolah sehingga menjadi nilai
Rapor siswa. Statistik hasil belajar kimia pada semester ganjil kelas X MIA SMA
Negeri 10 Gowa Tahun Ajaran 2018-2019 dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Standard deviasi 4,26, Varians 18,19 dengan nilai minimum yang diperoleh
sebesar 65 dan nilai maximum sebesar 90 dari 60 sampel Peserta didil. Data
7
31
Gowa. Kategori hasil belajar peserta didik kelas X MIA SMA Negeri 10 Gowa
pada semester Ganjil Tahun Ajaran 2018-2019 disajikan pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2. Kategori hasil belajar siswa kelas X MIA SMA Negeri 10 Gowa
No Nilai Hasil Belajar Kategori Frekuesi %
1 91-100 Sangat Tinggi 0 0
2 75-90 Tinggi 50 83,33
3 60-74 Sedang 10 16,66
4 60-39 Rendah 0 0
5 0-39 Sangat Rendah 0 0
Jumlah 69 100
(Sumber : Lampiran A.4)
Tabel 4.2 menujukkkan bahwa nilai hasil belajar kimia peserta didik pada
kelas X MIA SMA Negeri 10 Gowa berada pada kategori tinggi dan kategori
sedang. Persentase Hasil belajar terbanyak peserta didik terdapat pada kategori
persentase hasil belajar peserta didik terbanyak kedua yaitu pada kategori sedang
dengan frekuensi 10 peserta didik dengan persentase 16.66%. Data hasil belajar
kimia kemudian disajikan dalam bentuk diagram histogram seperti pada Gambar
4.1.
32
60
50
40
Sangat Tinggi
30
Tinggi
20 Rendah
Sagat Rendah
10
0
Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah
b. Kecerdasan Emosional
melalui pengisian Skala kecerdasan Emosional yang dilakukan oleh peserta didik
kelas X MIA SMA Negeri 10 Gowa. Data statistik kecerdasan emosional dapat
No Nama Hasil
1 Jumlah Sampel 60
2 Nilai Minimum 69
3 Nilai Maximum 103
4 Rata-Rata 86
5 S. Deviasi 8,26
6 Varians 68,37
( Sumber : Lampiran A. 8)
peserta didik adalah 86, S. Deviasi 8,26, Varians 68,37 dengan skor minimum
sebesar 69 dan skor maksimum adalah 103 dari jumlah sampel sebanyak 60
33
kecerdasan emosional peserta didik kelas X MIA SMA Negeri 10 Gowa pada
Tabel 4.4.
emosional yang masuk pada kategori rendah sebesar 11.66% dengan frekuensi 7
dan untuk peserta didik yang memiliki kecerdasan emosional yang tinggi sebesar
50
45
40
35
30
Rendah
25
Sedang
20 Tinggi
15
10
5
0
Rendah Sedang Tinggi
didik kemudian dibedakan berdasarkan jenis kelamin yang disajikan pada Tabel
4.5.
perempuan memiliki rata-rata hasil belajar 77,93. Hasil ini menunjukkan bahwa
hasil belajar yang diperoleh peserta didik yang berjenis kelamin perempuan lebih
tinggi dibandingkan peserta didik yang berjenis kelamin laki-laki yang hanya
sebesar 86,20, hasil ini pula menunjukkan bahwa peserta didik berjenis kelamin
rata-rata hasil belajar kimia berdasarkan jenis kelamin pada Tabel 4.6 kemudian
dapat disajikan dalam bentuk histogram seperti yang diperlihatkan pada Gambar
4.3.
35
100
90
80
70
60
50 Rata-Rata Hasil Belajar
Column1
40
30
20
10
0
Perempuan Laki-Laki
paling berpengaruh dalam peserta didik yang disajikan pada Tabel 4.6.
Pada Tabel 4.6 menunjukkan bahwa dimensi mengenali emosi orang lain
adalah dimensi yang paling berpengaruh besar dalam Peserta didik kelas X MIA
memotivasi diri sendiri adalah dimensi yang memiliki persentase paling kecil
a. Uji Normalitas
normal. Uji ini sangat penting sebelum melakukan uji hipotesis. Berdasarkan
pada taraf signifikan α = 0,05, sementara data variable yang diperoleh memiliki
taraf signifikansi > α sebesar 0,178 (lampiran A.9), sehingga dapat disimpulkan
bahwa semua data terdistribusi secara normal karena signifikansi yang diperoleh >
α.
b. Uji Linearitas
variabel kecerdasan emosional (X) dan hasil belajar (Y) bersifat linear atau tidak.
0.05 atau > α, sedangkan nilai signifikansi yang diperoleh yaitu 0.214 (lampiran
yang linear. Asumsi normalitas dan linearitas terpenuhi maka pengujian hipotesis
c. Uji Hipotesis
hubungan kecerdasan emosional dengan hasil belajar kimia peserta didik kelas X
berikut :
37
Ho: ρ = 0 lawan H1 : ρ ≠0
kimia peserta didik kelas X MIA SMA Negeri 10 Gowa pada semester ganjil”.
peserta didik kelas X MIA SMA Negeri 10 Gowa” pada semester ganjil”.
diperoleh nilai korelasi signifikan ρ = 0,04 (lampiran A.11) atau < α yang berarti
terdapat hubungan antara kecerdasan emosional dengan hasil belajar kimia Kelas
X MIA SMA Negeri 10 Gowa pada semester ganjil. Dari data yang diperoleh H 0
“Tidak ada hubungan kecerdasan emosional dengan hasil belajar kimia peserta
didik kelas X MIA SMA Negeri 10 Gowa pada semester ganjil” ditolak.
kimia peserta didik kelas X MIA SMA Negeri 10 Gowa” pada semester ganjil”,
diterima.
korelasi (r) 0.261 dan nilai regresi berganda (R2) 0.068 (lampiran A.11). Nilai
hasil belajar kimia pada kelas X MIA SMA Negeri 10 Gowa pada semester Ganjil
B. PEMBAHASAN
emosi diri sendiri, mengelola emosi diri sendiri, memotivasi diri sendiri,
mengelola emosi orang lain (empati) dan kemampuan bekerjasama dengan orang
38
lain (keterampilan social). Kecerdasan emosional peserta didik kelas X MIA SMA
Negeri 10 Gowa berada pada kategori sedang, hal ini terlihat dari frekuensi
peserta didik yang paling banyak memiliki tingkat kecerdasan emosional berada
pada kategori sedang. Namun meskipun demikian ada beberapa peserta didik yang
memiliki tingkat kecerdasan emosional yang berada pada kategori tinggi dan
emosi, memotivasi diri, mengenali emosi orang lain (empati) dan melakukan
Hasil belajar kimia kelas X MIA SMA Negeri 10 Gowa pada semester
ganjil Tahun Ajaran 2018-2019 berada pada kategori tinggi. Hal ini terlihat dari
frekuensi peserta didik paling banyak meraih hasil belajar berada pada kategori
tinggi, sedangkan frekuensi peserta didik yang meraih hasil belajar terbanyak
kedua berada pada kategori sedang. Hal tersebut menunjukkan bahwa hasil belajar
kimia peserta didik kelas X MIA hanya mempunyai dua kategori hasil belajar
yaitu kategori tinggi dan kategori sedang. Dari semua sampel tidak ada siswa
yang memiliki nilai hasil belajar yang masuk pada kategori sangat tinggi,
kategori rendah maupun kategori sangat rendah. Hasil belajar disekolah ini
menunjukkan bahwa Peserta didik memiliki kemampuan belajar yang tidak jauh
berbeda, hal tersebut terlihat dari kategori hasil belajar yang diperoleh.
Hasil belajar dan kecerdasan emosional peserta didik kelas X MIA SMA
Negeri X Gowa jika ditinjau dari jenis kelamin menunjukkan perbedaan hasil
belajar dan kecerdasan emosional. Peserta didik dengan jenis kelamin perempuan
memiliki rata-rata hasil belajar kimia dan kecerdasan emosional yang lebih tinggi
39
hasil belajar kimia peserta didik atau dengan kata lain ‘ada hubungan antara
kecerdasan emosional dengan hasil belajar kima peserta didik kelas X MIA SMA
Negeri 10 Gowa’. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Bahtiar
sesuai dengan apa yang dikatakan Goleman (2003) bahwa perempuan memiliki
tingkat kecerdasan emosional yang tinggi dibandingkan dengan laki-laki hal ini
beruntung dalam hal perlakuan pada lingkungan social yang lebih menekankan
emosi dari pada laki-laki. Contohnya adalah orang tua lebih menggunakan kata-
kata yang lebih lembut dan bervariasi ketika berinteraksi dengan anak
lebih banyak menerima pelatihan emosi. Hal yang sama juga dijelaskan oleh hasil
laki-laki.
mempelajari Mata pelajaran kimia yang dianggap sebagai salah satu mata
pelajaran yang sulit, dengan kecerdasan emosional yang tinggi peserta didik
40
mampu memotivasi dirinya sendiri, mengatur suasana hati, berempati serta dapat
membina hubungan baik dengan orang lain serta tidak mudah mengalami frustasi
dan mudah menyerah dalam mempelajari mata pelajaran kimia sehingga peserta
didik selalu mempunyai cara untuk mencapai tujuannya. hal ini disebabkan salah
satu dimensi kecerdasan emosional yaitu “Motivasi”. Motivasi adalah salah satu
hal yang paling utama yang biasanya didapatkan dari orang tua selaku orang
terdekat dari kecil hingga dewasa, tetapi banyak peserta didik yang kurang
mendapat motivasi dari orang tuanya. Motivasi juga biasa didapatkan dari orang
lain yaitu guru atau teman-teman terdekat maupun teman-teman dalam kelompok
belajar. Sehingga dengan motivasi yang tinggi diharapkan adanya dorongan yang
diberikan kepada dirinya sendiri untuk tidak gampang larut dalam mempelajari
materi kimia yang sulit. sehingga ia merasa optimis untuk mendapatkan hasil
belajar kimia yang memuaskan. Inilah hal yang membedakan dengan orang yang
tidak memiliki tingkat kecerdasan emosional yang tinngi, ia akan cenderung larut
dalam masalah, mudah frustasi saat menemui kendala dalam belajar serta
semangat untuk melakukan sesuatu sangat rendah salah satunya dalam hal belajar.
yang diperoleh dari hasil uji hipotesis menunjukkan adanya hubungan kecerdasan
emosional dengan hasil belajar kimia peserta didik kelas X MIA SMA Negeri 10
Gowa pada semester ganjil Tahun Ajaran 2018-2019. Dari uji hipotesis ini juga
emosional terhadap hasil belajar peserta didik sebesar 6,8% dan sisanya sebesar
1. Faktor Internal
Faktor internal terdiri dari faktor fisiologis yang meliputi kesehatan badan
dan panca indra dan psikologis meliputi intelegensi, sikap dan motivasi.
2. Faktor External
ekonomi keluarga, pendidikan orang tua serta perhatian orang tua dan suasana
hubungan antara anggota keluarga. Faktor lingkungan sekolah meliputi sarana dan
prasarana, kompetensi guru dan siswa dan kurikulum dan metode belajar.
semua pihak.
yang sangat mempengaruhi hasil belajar peserta didik, peserta didik dengan
memahami materi yang diajarkan oleh pendidik, namun pada kenyataannya masih
banyak faktor lain yang mempengaruhi hasil belajar Peserta didik, Salah satunya
disertai emosi cenderung lebih mudah dan kuat untuk diingat. Prestasi dan
bahwa dimensi mengenali emosi orang lain (empati) adalah dimensi yang paling
tinggi yang diperoleh oleh Peserta didik kelas X MIA SMA Negeri 10 Gowa
dengan persentase 21,97% dan dimensi memotivasi diri sendiri adalah dimensi
persentase dimensi memotivasi diri sendiri mengakibatkan tidak ada Peserta didik
satupun yang memperoleh hasil belajar kimia sangat tinggi. Mata pelajaran kimia
sebagai salah satu mata pelajaran tersulit tentu tidaklah mudah memperoleh nilai
hasil belajar yang baik jika Peserta didik tidak memiliki motivasi yang besar untuk
belajar secara sabar dan tekun, sehingga tidak mudah menyerah dalam belajar
adalah kunci untuk bisa memahami mata pelajaran kimia karena dalam mata
pelajaran kimia ada beberapa Materi pokok yang sulit sehingga jika hanya
kecerdasan ekademis tinggi, mereka cenderung memiliki rasa gelisah yang tidak
beralasan, terlalu kritis, rewel, cenderung menarik diri, terkesan dingin dan
seperti itu akan cenderung menjadi sumber masalah, karena sifat-sifat diatas, bila
maka cenderung akan terlihat sebagai orang yang terlihat keras kepala, sulit
bergaul, mudah frustasi, tidak mudah percaya kepada orang lain, tidak peka
terhadap kondisi lingkungan dan cenderung putus asa bila mengalami stress.
43
Kondisi sebaliknya dialami oleh orang orang yang memiliki taraf IQ rata-rata
kelebihannya dalam hal belajar, dengan adanya kemampuan ini peserta didik
dapat mengetahui strategi yang efektip dan efisien dalam belajar sehingga bisa
A. Kesimpulan
dengan hasil belajar peserta didik kelas X MIA SMA Negeri 10 Gowa pada
sebesar 6,8 %.
B. Saran
2. kepada pihak sekolah terutama guru mata pelajaran kimia disarankan dalam
proses pembelajaran tidak hanya berfokus pada transfer of knowledge saja, tapi
of value salah satunya yaitu kecerdasan emosional yang sangat berperan dalam
7
46
DAFTAR PUSTAKA
Khaterina and Lili G. 2012. Perbedaan Kecerdasan Emosi Pada Pria dan Wanita
yang Mmempelajari Alat Musik dan yang tidak Mempelajari Alat Musik
Piano. Journal PS Psikologi Fakultas Psikologi Sumatra Utara. Vol. 1. No.
1.
LAMPIRAN A
49
Lampiran A.1.
Lampiran A.2.
A. Data Diri
1. Nama :
2. Nis :
3. Kelas :
B. Petunjuk Pengisian
1. Baca dan pahamilah pernyataan berikut, kemudian jawablah semua
pernyataan sesuai perasaan dan kondisi anda yang sebenarnya pada saat
anda mengikuti mata pelajaran kimia disemester 1 kelas X.
2. Pilihlah salah satu pilihan jawaban yang tersedia :
SS : Bila anda merasa Sangat Sesuai dengan pernyataan yang diajukan.
S : Bila anda merasa Sesuai dengan pernyataan yang diajukan.
TS : Bila anda merasa Tidak Sesuai dengan pernyataan yang diajukan.
STS : Bila anda merasa Sangat Tidak Sesuai dengan pernyataan yang
diajukan.
3. Berilah tanda Check (√) pada kolom pilihan jawaban.
Pilihan Jawaban
No Pernyataan
STS TS S SS
1 Saya dapat mengetahui apa yang saya rasakan seperti senang, malas
atau jengkel ketika mengikuti pelajaran kimia semester 1 kelas X.
2 Saya merasa cemas dalam mengerjakan soal ujian kimia karena
tidak belajar.
3 Saya tidak bisa mengetahui kondisi saya saat jengkel dalam
mengerjakan tugas kimia yang sulit.
4 Saya selau mengerjakan ujian kimia dengan jujur.
5 Saya tidak merasa percaya diri mempresentasikan tugas kimia yang
saya kerjakan.
6 Saya tidak berani menanyakan materi yang sulit saya pahami pada
saat belajar kimia.
7 Saya tetap berusaha bersikap baik terhadap teman yang tidak
membantu saya dalam megerjakan tugas kelompok Kimia.
8 Saya mudah marah jika teman saya menyinggung nilai hasil ujian
kimia saya.
9 Saya tidak dapat menghibur diri saat tugas kimia menumpuk.
10 Saya selalu menjawab pertanyaan dengan jujur yang diajukan
kepada saya saat diskusi kelompok.
11 Saya bisa menepati janji megumpulkan tugas kimia dengan tepat
waktu.
51
No Pernyataan STS TS S SS
12 Saya tidak menyontek pada saat mengerjakan tugas kimia/PR.
13 Saya mempunyai semangat yang tinggi untuk lulus ujian mata
pelajaran kimia dengan hasil yang memuaskan.
14 Saya belajar kimia tidak hanya ketika ada PR/ ulangan kimia.
15 Saya tidak menambah jam belajar kimia saya meskipun nilai kimia
saya jelek.
16 Saya tekun belajar kimia meskipun terasa sulit.
17 Saya rajin belajar kimia agar mendapat banyak pengetahuan dan
nilai yang bagus.
18 Saya merasa pesimis dalam mengerjakan soal-soal kimia yang sulit
karena saya tidak yakin akan kemampuan saya.
19 Saya menjadi pendengar yang baik dengan siapapun yang
mempresentasekan tugas/Makalah Kimia didepan kelas.
20 Saya tidak dapat mengetahui ketika teman saya kesulitan dalam
mengikuti pelajaran kimia.
21 Saya bertindak berdasarkan keinginan saya sendiri tanpa
memperhitungkan resikonya bagi orang lain.
22 Saya senang belajar kimia bersama orang dengan berbagai latar
belakang yang berbeda.
23 Saya suka mendengarkan gagasan orang lain pada saat persentase
tugas kimia.
24 Saya tidak terima pendapat teman yang berbeda dengan saya pada
saat belajar kimia.
25 Saya suka membangkitkan semangat orang lain untuk belajar kimia
bersama.
26 Saya suka memberi saran ataupun kritikan pada saat diskusi kimia
yang dapat diterima kelompok lain.
27 Saya tidak mampu menengahi perdebatan saat diskusi kimia yang
terjadi diantara teman-teman saya.
28 Saya senang berdiskusi dan berbagi ilmu kimia dengan teman
sekelas.
29 Saya tidak merasa kesulitan bekerjasama dalam menyelesaikan
tugas kelompok kimia.
30 Saya tidak bisa jika harus menjadi ketua kelompok dalam
mengerjakan tugas kimia.
52
LAMPIRAN A.3.
Lampiran A.4.
Lampiran A.5.
Data Hasil Belajar dan Kecerdasan Emosional Peserta Didik Berjenis Kelamin
Perempuan Beserta Kategorinya.
Lampiran A.6.
Data Hasil Belajar dan Kecerdasan Emosional Peserta Didik Berjenis Kelamin
Laki-Laki Beserta Kategorinya.
Lampiran A. 7.
Perolehan dimensi
1 Mengenali Emosi 6 1043 20,92
Diri
2 Mengelola Emosi 6 990 19,86
diri
3 Memotivasi Diri 6 882 17,69
Sendiri
4 Mengenali Emosi 6 1095 21,97
Orang Lain
5 Keterampilan 6 974 19,54
Sosial
Total 30 4984 100
71
Lampiran A.8.
Analisis Deskriptif
Frequencies
Statistics
Valid 60 60
N
Missing 0 0
Mode 78 81
Range 25 34
Minimum 65 69
Maximum 90 103
Frequency Tabel
Hasil Belajar
Kecerdasan Emosi
Bar Chart
75
76
77
Lampiran A.9.
Uji Normalitas
Unstandardiz
ed Residual
N 60
Mean .0000000
Normal Parametersa,b Std. 4.11753086
Deviation
Absolute .142
Most Extreme
Positive .075
Differences
Negatif -.142
Kolmogorov-Smirnov Z 1.100
Hasil Belajar
Kecerdasan Emosi
79
Lampiran A.10.
Uji Linearitas
ANOVA Tabel
1073.65 59
Total
0
80
Lampiran A.11.
Variables Entered/Removeda
Kecerdasan . Enter
1
Emosib
Model Summaryb
ANOVAa
Total 1073.650 59
Coefficientsa
LAMPIRAN B
83
Lampiran B.1.
Dokumentasi Penelitian
KELAS MIA 1
Kelas MIA 2
84
Kelas MIA 3
Kelas Mia 4
85
Kelas MIA 5
86
Lampiran B.2.
87
Lampiran B.3.
88
Lampiran B.4.
89
Lampiran B.5.
90
Lampiran B.6.
91
Lampiran B.7.
79
80
RIWAYAT HIDUP
Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Selama menjadi
External kampus seperti HIMASKI, HMK FMIPA UNM, BEM FMIPA UNM,
MAPERWA FMIPA UNM, HMI Kom. MIPA, Forum Pemimpin Muda Indonesia
(FPMI).