Anda di halaman 1dari 23

PERSEPSI MAHASISWA AKUNTANSI DAN MAHASISWA MANAJEMEN STIE PERBANAS SURABAYA TERHADAP ETIKA PROFESI

ARTIKEL ILMIAH

Oleh : SOFYANSYAH NIM : 2008310032

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS SURABAYA 2012

PERSEPSI MAHASISWA AKUNTANSI DAN MAHASISWA MANAJEMEN STIE PERBANAS SURABAYA TERHADAP ETIKA PROFESI Sofyansyah STIE Perbanas Surabaya ABSTRACT This study aims to find the different perception between students of bachelor program for Management and Accounting Perbanas Surabaya on Professional ethics. Furthermore, to determine the different perceptions based on gender between management and accounting Perbanas Surabaya on Professional Ethics. The sample in this study are 163 students of accounting and Management Perbanas Surabaya. By Performing Independent Sample T-test, this study shows that there are significant differences between the perceptions of accounting students and students Management and there is no differences between the perceptions of accounting students male and female accounting students of Perbanas Surabaya on Professional Ethics. Keywords: Professional Ethics, Principles of Professional Ethics, Gender, Accounting students, management student PENDAHULUAN Seiring dengan meningkatnya kompetisi dan globalisasi, setiap profesi dituntut untuk bekerja secara professional. Kemampuan dan keahlian khusus yang dimiliki oleh suatu profesi adalah suatu keharusan agar profesi tersebut mampu bersaing di dunia usaha sekarang ini. Selain keahlian dan kemampuan khusus yang dimiliki oleh suatu profesi, dalam menjalankan suatu profesi juga dikenal adanya etika profesi. Runtuhnya perusahaan raksasa Enron Corporation yang merupakan salah satu perusahaan terkemuka di Amerika Serikat telah melibatkan KAP Arthur Andersen sebagai akuntan publik yang mengaudit laporan keuangan perusahaan tersebut. Perusahaan tersebut telah diduga melebihkan neraca dan laporan keuangan. Skandal Enron memunculkan banyak pertanyaan seputar peranan Arthur Andersen sebab auditor bertaraf internasional ini telah memainkan dua posisi strategis diperusahaan tersebut, sebagai auditor dan konsultan bisnis Enron. Hal inilah yang kemudian menjadi perdebatan di kalangan auditor (jasa akuntan publik) mengenai industri akuntansi dan potensi benturan kepentingan yang dihadapi perusahaan tersebut dalam peranannya di masyarakat (Media Akuntansi,2002: 17-19). Pembekuan izin yang dilakukan oleh Menkeu ini merupakan yang kesekian kalinya. Pada 4 Januari 2007, Menkeu membekukan izin Akuntan Publik (AP) Djoko Sutardjo dari Kantor Akuntan Publik Hertanto, Djoko, Ikah & Sutrisno selama 18 bulan. Djoko dinilai Menkeu telah melakukan pelanggaran atas pembatasan penugasan audit dengan hanya melakukan audit umum atas

laporan keuangan PT Myoh Technology Tbk (MYOH). Komisaris PT Kereta Api mengungkapkan adanya manipulasi laporan keuangan BUMN tersebut di mana seharusnya perusahaan merugi namun dilaporkan memperoleh keuntungan. Kredit Macet Rp 52 Miliar, Akuntan Publik Diduga Terlibat Seorang akuntan publik yang membuat laporan keuangan perusahaan Raden Motor untuk mendapatkan pinjaman modal senilai Rp 52 miliar dari BRI Cabang Jambi pada 2009, diduga terlibat kasus korupsi dalam kredit macet. Akuntan yang menerima fee besar diluar nilai yang telah disebutkan dalam kontrak sehingga mengurangi independensinya dalam memberi opini. Profesi akuntan di Indonesia sekarang ini menghadapi tantangan yang semakin berat. Tantangan tersebut adalah berikut ini. Pertama, WTO, GATT, dan GATS tidak hanya merundingkan masalah perdagangan komoditi riil, namun juga sektor jasa. Kedua, akan diberlakukannya perdagangan bebas diantara negaranegara di kawasan Asia-Pasifik dalam rangka kerjasama ekonomi APEC pada tahun 2010 bagi negara maju dan pada tahun 2020 bagi negara berkembang, termasuk Indonesia. Ketiga, diberlakukannya perdagangan bebas diantara negara-negara di kawasan ASEAN, yaitu AFTA (Ekayani dan Adi Putra, 2003). Disamping itu, kemajuan ekonomi mendorong munculnya pelaku bisnis baru sehingga menimbulkan persaingan bisnis yang cukup tajam. Semua usaha bisnis tersebut berusaha untuk memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya. Namun terkadang untuk mencapai

tujuan itu, segala upaya dan tindakan dilakukan walaupun pelaku bisnis harus melakukan tindakan-tindakan yang mengabaikan berbagai dimensi moral dan etika bisnis itu sendiri, termasuk etika profesi. Untuk mengantisipasi hal itu, maka profesionalisme suatu profesi harus dimiliki oleh setiap anggota profesi, yaitu berkeahlian, berpengetahuan, dan berkarakter. Karakter menunjukkan personalitas seorang profesionalisme yang diwujudkan dalam sikap profesional dan tindakan etisnya (Machfoedz dalam Winarna dan Retnowati, 2004). Di Indonesia, etika profesi menjadi isu yang sangat menarik. Disamping itu, profesi akuntansi mendapat sorotan yang cukup tajam dari masyarakat. Hal ini seiring dengan terjadinya beberapa pelanggaran etika yang dilakukan oleh akuntan, baik akuntan publik, akuntan intern perusahaan maupun akuntan pemerintah. Disamping lingkungan bisnis, hal yang dapat mempengaruhi seseorang berperilaku etis adalah lingkungan dunia pendidikan (Sudibyo 1995) dalam Murtanto dan Marini, 2003). Oleh karena itu, calon akuntan (mahasiswa) perlu diberi pemahaman yang cukup terhadap masalah-malasah etika profesi yang akan mereka hadapi. Terdapatnya mata kuliah yang berisi ajaran moral dan etika sangat relevan untuk disampaikan kepada mahasiswa. Dalam hal ini berarti keberadaaan pendididikan etika memiliki peranan penting dalam perkembangan profesi di bidang akuntansi maupun non akuntansi. Persepsi perlu diteliti karena sebagai gambaran pemahaman terhadap kode etik profesi. Dengan

pengetahuan, pemahaman, kemauan b. Diharapkan dapat memotivasi yang lebih untuk menerapkan nilaipara untuk meningkatkan sikap dan nilai moral dan etika secara perilaku etis dalam pekerjaannya. memadai dapat mengurangi berbagai 3. Bagi Program Studi Akuntansi pelanggaran etika (Ludigdo, 1999). a. Dapat memberikan wawasan baru bagaimana berperilaku etis dalam Dalam Penelitian ini, pekerjaan nantinya. Mahasiswa STIE Perbanas Surabaya b. Diharapkan dapat digunakan menjadi responden karena meningkatkan softskill mahasiswa sedang menempuh mata kuliah Etika sebagaimana tuntutan dunia kerja. Bisnis dan Profesi. Dan dirasa peneliti, 4. Bagi Pembaca dan Peneliti responden mahasiswa masih Selanjutnya mengetahui tentang teori Etika a. Memberikan pengetahuan Profesi. a. Apakah terdapat Perbedaan empiris mengenai perbandingan antara Persepsi berdasarkan Gender antara persepsi Mahasiswa Akuntansi dan Mahasiswa S1 Akuntansi dan S1 Mahasiswa Manajemen terhadap Etika Profesi. Manajemen terhadap Etika Profesi. Sebagai referensi bagi peneliti b. Apakah terdapat perbedaan b. persepsi antara mahasiswa S1 selanjutnya yang akan mengadakan Akuntansi dan S1 Manajemen terhadap kajian lebih luas dalam bahasan ini. RERANGKA TEORITIS DAN Etika Profesi. Tujuan penelitian ini dilakukan HIPOTESIS Persepsi adalah Persepsi adalah bagaimana orang-orang a. Untuk mengetahui melihat atau menginterpretasikan perbedaan persepsi mahasiswa S1 Akuntansi dan S1 peristiwa, objek, serta manusia. OrangManajemen STIE Perbanas Surabaya orang yang bertindak atas dasar persepsi mereka dengan mengabaikan terhadap Etika Profesi. b. Untuk mengetahui perbedaan apakah persepsi itu mencerminkan sebenarnya. Pada persepsi berdasarkan Gender kenyataan mahasiswa S1 Akuntansi dan S1 kenyataannya, setiap orang memiliki Manajemen STIE Perbanas Surabaya perspsinya sendiri atas suatu kejadian. Uraian kenyataan seseorang mungkin terhadap Etika Profesi. jauh berbeda dengan uraian orang lain. Manfaat yang dapat diambil dari Definisi persepsi yang formal adalah penelitian adalah berikut ini. proses dimana seseorang memilih, 1. Bagi akuntan a. Diharapkan memiliki berusaha, dan menginterpretasikan pemahaman dan wawasan terkait rangsangan ke dalam suatu gambaran yang terpadu dan penuh arti. (Arfan dengan etika profesi. b. Dapat dijadikan acuan Ikhsan Lubis, 2009: 93) bertindak dan berperilaku etis dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995) mendefinisikan persepsi sebagai dunia pekerjaan nantinya. tanggapan (penerimaan) langsung dari 2. Bagi Pengguna atau proses seseorang a. Dapat dijadikan acuan untuk sesuatu mengetahui beberapa hal melalui meningkatkan kualitas jasa yang akan pancaindra. Sementara itu, dalam diberikan.

lingkup yang lebih luas, persepsi merupakan suatu proses yang melibatkan pengetahuan-pengetahuan sebelumnya dalam memperoleh dan menginterpretasikan stimulus yang ditunjukkan oleh pancaindra. Dengan kata lain, persepsi merupakan kombinasi antara faktor utama dunia luar (stimulus visual) dan diri manusia itu sendiri (pengetahuan-pengetahuan sebelumnya). Pengetian persepsi merupakan proses untuk memahami lingkungannya meliputi objek, orang, dan simbol atau tanda yang melibatkan proses kognitif (pengenalan). Proses kognitif adalah proses dimana individu memberikan arti melalui penafsirannya terhadap rangsangan (stimulus) yang muncul dari objek, orang, dan simbol tertentu. Dengan kata lain, persepsi mencakup penerimaan, pengorganisasian, dan penafsiran stimulus yang telah diorganisasi dengan cara yang dapat mempengaruhi perilaku dan membentuk sikap. Hal ini terjadi karena persepsi melibatkan penafsiran individu pada objek tertentu, maka masing-masing objek akan memiliki persepsi yang berbeda walaupun melihat objek yang sama (Gibson, 1996: 134). Menurut Walgito (1997: 53) agar individu dapat menyadari dan dapat membuat persepsi, maka ada beberapa syarat yang harus dipenuhi, yaitu berikut ini: a. Adanya objek yang dipersepsikan (fisik). b. Adanya alat indera/reseptor untuk menerima stimulus (fisiologis). c. Adanya perhatian yang merupakan langkah pertama dalam mengadakan persepsi (psikologis). Dari definisi di atas, maka pengertian persepsi dalam penelitian ini adalah

merupakan pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Dengan perkataan lain, persepsi adalah memberikan makna pada stimuli indrawi (sensory stimuly) (Rakhmat, 1993: 51). Persepsi sendiri dipengaruhi oleh sejumlah faktor yang dapat membentuk persepsi dan kadangkala membiaskan persepsi. Faktor-faktor tersebut dapat terletak pada orang yang mempersepsikannya, obyek atau sasaran yang dipersepsikan, atau konteks dimana persepsi itu dibuat. Sedangkan karakteristik pribadi yangmempengaruhi persepsi meliputi sikap, kepribadian, motif, kepentingan, pengalaman masa lalu dan harapan. (Robbins, Stephen P., 2002: 52) Nilai Secara mendasar, nilai dinyatakan sebagai suatu modus perilaku atau keadaan akhir dari eksistensi yang khas dan lebih disukai secara pribadi atau social dibandingkan dengan suatu modus perilaku atau keadaan akhir yang berlawanan. Nilai mengandung suatu unsur pertimbangan dalam pengertian bahawa nilai mengemban gagasan-gagasan seorang individu mengenai apayang benar, baik, atau diinginkan. Nilai mempunyai atribut isi maupun intensitas. Atribut isi mengatakan suatu modus perilaku atau keadaan akhir eksistensi adalah penting. Atribut intensitas mengkhususkan seberapa pentingnya hal itu. Bila nilai-nilai seorang individu menurut intensitasnya diperingkat, maka akan diperoleh system nilai dari orang tersebut. Semua manusia mempunyai hierarki nilaiyang membentuk sistem nilai dari orang itu.

Sistem ini diidentifikasikan dengan kepentingan relative yang diberikan pada nilai-nilai semacam itu, seperti kebebasan, kesenangan, rasa hormat, kejujuran, kepatuhan, dan kesamaan. (Arfan Ikhsan Lubis, 2009: 98) Arti Penting Nilai Dalam mempelajari perilaku dalam organisasi, nilai dinyatakan penting karena nilai meletakkan dasar untuk memahami sikap serta motivasi dan karena nilai memengaruhi persepsi manusia. Seseorang memasuki organisasi dengan gagasan yang dikonsepkan sebelumnya mengenai apa yang seharusnya dan apa yang tidak sehrusnya. Tentu saja, gagasan-gagasan itu sendiri tidaklah bebas dari nilai. Sebaliknya, gagasan ini mengandung penafsiran benar dan salah. Lebih lanjut lagi, gagasan itu menyiratkan bahwa perilaku-perilaku atau hasil tertentu lebih disukai ketimbang yang lain. Akibatnya, nilai memperkeruh tujuan dan rasionalitas. (Arfan Ikhsan Lubis, 2009: 98) Mahasiswa Akuntansi Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia (2007) Mahasiswa didefinisikan sebagai orang yang belajar di Perguruan Tinggi. Adapun akuntansi adalah Seni pencatatan dan pengikhtisaran transaksi keuangan dan penafsiran akibat suatu transaksi terhadap suatu kesatuan ekonomi (AICPA). Jadi , yang dimaksud mahasiswa akuntansi dalam penelitian ini adalah mahasiswa jurusan akuntansi yang sedang menempuh mata kuliah Etika Profesi di STIE Perbanas Surabaya. Mahasiswa Manajemen Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia (2007) Mahasiswa didefinisikan sebagai orang yang belajar di Perguruan Tinggi. Adapun

Non diartikan sebagai tidak atau bukan. Akuntansi adalah Seni pencatatan dan pengikhtisaran transaksi keuangan dan penafsiran akibat suatu transaksi terhadap suatu kesatuan ekonomi (AICPA). Jadi yang dimaksud Mahasiswa Manajemen dalam penelitian ini adalah mahasiswa jurusan manajemen yang sedang menempuh mata kuliah Etika Bisnis di STIE Perbanas Surabaya. Etika Dalam pergaulan hidup bermasyarakat, bernegara hingga pergaulan hidup tingkat internasional diperlukan suatu system yang mengatur bagaimana seharusnya manusia bergaul. Sistem pengaturan pergaulan tersebut menjadi saling menghormati dan dikenal dengan sebutan sopan santun, tata krama, protokoler dan lain-lain. Maksud pedoman pergaulan tidak lain untuk menjaga kepentingan masingmasing yang terlibat agara mereka senang, tenang, tentram, terlindung tanpa merugikan kepentingannya serta terjamin agar perbuatannya yang tengah dijalankan sesuai dengan adat kebiasaan yang berlaku dan tidak bertentangan dengan hak-hak asasi umumnya. Hal itulah yang mendasari tumbuh kembangnya etika di masyarakat kita. Menurut para ahli maka etika tidak lain adalah aturan prilaku, adat kebiasaan manusia dalam pergaulan antara sesamanya dan menegaskan mana yang benar dan mana yang buruk. Perkataan etika atau lazim juga disebut etik, berasal dari kata Yunani ETHOS yang berarti norma-norma, nilai-nilai, kaidah-kaidah dan ukuran-ukuran bagi tingkah laku manusia yang baik, seperti yang dirumuskan oleh beberapa ahli berikut ini :

Drs. O.P. SIMORANGKIR : etika atau etik sebagai pandangan manusia dalam berprilaku menurut ukuran dan nilai yang baik. Drs. Sidi Gajalba dalam sistematika filsafat : etika adalah teori tentang tingkah laku perbuatan manusia dipandang dari seg baik dan buruk, sejauh yang dapat ditentukan oleh akal. Drs. H. Burhanudin Salam : etika adalah cabang filsafat yang berbicara mengenai nilai dan norma moral yang menentukan prilaku manusia dalam hidupnya. Etika sebagai disiplin ilmu berhubungan dengan kajian secara kritis tentang adat kebiasaan, nilainilai, dan norma-norma perilaku manusia yang dianggap baik atau tidak baik. Sebagai ilmu, etika belum semapan ilmu fisika atau ilmu ekonomi. Dalam etika masih dijumpai banyak teori yang mencoba untuk menjelaskan suatu tindakan, sifat, atau objek perilakuyang sama dari sudut pandang atau perspektif yang berlainan. Sebagaimana dikatakan oleh Peschke S. V. D. (2003), berbagai teori etika muncul antara lain karena adanya perbedaan perspektif dan penafsiran tentang apa yang menjadi tujuan akhir hidup umat manusia. Disamping itu, sifat teori dalam ilmu etika masih lebih banyak untuk menjelaskan sesuatu, belum sampai pada tahap untuk meramalkan, apalagi untuk mengontrol suatu tindakan atau perilaku. Pengertian etika, dalam bahasa latin "ethica", berarti falsafah moral. Ia merupakan pedoman cara bertingkah laku yang baik dari sudut pandang budaya, susila serta agama. Adapun menurut Keraf (1997: 10), etika secara harfiah berasal dari kata Yunani ethos (jamaknya: ta etha), yang artinya sama

persis dengan moralitas, yaitu adat kebiasaan yang baik Istilah etika jika dilihat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1998), memiliki tiga arti, yang salah satunya adalah nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat. Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa etika merupakan seperangkat aturan/ norma/ pedoman yang mengatur perilaku manusia, baik yang harus dilakukan maupun yang harus ditinggalkan yang dianut oleh sekelompok/ segolongan manusia/ masyarakat/ profesi. Etika dalam perkembangannya sangat mempengaruhi kehidupan manusia. Etika member manusia orientasi bagaimana ia menjalani hidupnya melalui rangkaian tindakan sehari-hari. Itu berarti etika membantu manusia untuk mengambil sikap dan bertindak secara tepat dalam menjalani hidup ini. Etika pada akhirnya membantu kita untuk mengambil keputusan tentang tindakan apa yang perlu kita lakukan dan yang pelru kita pahami bersama bahwa etika ini dapat diterapkan dalam segala aspek atau sisi kehidupan kita, dengan demikian etika ini dapat dibagi menjadi beberapa bagian sesuai dengan aspek atau sisi kehidupan manusianya. Dalam kaitan dengan nilai dan Norma yang dibahas dalam etika, terdapat dua macam Etika yang diantaranya: 1. Etika Deskriptif, yang berusaha meneropong secara kritis dan rasional sikap dan pola perilaku manusia dan apa yang dikejar oleh manusia dalam hidup ini sebagai sesuatu yang bernilai. Etika deskriptif berbicara mengenai fakta apa adanya, yaitu mengenai nilai dan pola perilaku manusia sebagai suatu fakta yang terkait dengan situasi dan realitas konkret yang membudaya. Ia berbicara mengenai kenyataan

penghayatan nilai, tanpa menilai, dalam suatu masyarakat, tentang sikap orang dalam menghadapi hidup ini, dan tentang kondisi-kondisi yang memungkinkan manusia bertindak secara etis. 2. Etika Normatif, yang berusaha menetapkan sebagai sikap dan pola perilaku perilaku ideal yang seharusnya dimiliki oleh manusia, atau apa yang seharusnya dijalankan oleh manusia, dan apa tindakan yang seharusnya diambil untuk mencapai apa yang bernilai dalam hidup ini. Etika normative berbicara mengenai normanorma yang menuntun tingkah laku manusia, serta member penilaian dan himbauan kepada manusia untuk bertindak sebagaimana seharusnya berdasarkan norma-norma. Ia menghimbau manusia untuk bertindak yang baik dan menghindari yang jelek. Menurut Keraf dan Imam (1995:4143), etika dapat dibagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut. 1. Etika umum Etika umum berkaitan dengan bagaimana manusia mengambil keputusan etis, teori-teori etika, dan prinsip-prinsip moral dasar yang menjadi pegangan bagi manusia dalam bertindak, serta tolok ukur dalam menilai baik atau buruknya suatu tindakan. Etika umum dapat dianalogkan dengan ilmu pengetahuan, yang membahas pengertian umum dan teori-teori. 2. Etika khusus Etika khusus adalah penerapan prinsipprinsip moral dasar dalam bidang kehidupan yang khusus. Etika khusus dapat dibagi menjadi dua, yaitu: a. Etika individual, menyangkut kewajiban dan sikap manusia terhadap dirinya sendiri.

b. Etika sosial, berkaitan dengan kewajiban, sikap dan pola perilaku manusia dengan manusia lainnya salah satu bagian dari etika sosial adalah etika profesi, termasuk etika profesi akuntan. Etika Profesi Istilah profesi telah dimengerti oleh banyak orang bahwa suatu hal yang berkaitan dengan bidang yang sangat dipengaruhi oleh pendidikan dan keahlian, sehingga banyak orang yang bekerja tetap sesuai. Tetapi dengan keahlian saja yang diperoleh dari pendidikan kejuruan, juga belum cukup disebut profesi. Tetapi perlu penguasaan teori sistematis yang mendasari praktek pelaksanaan, dan hubungan antara teori dan penerapan dalam praktek. Kita tidak hanya mengenal istilah profesi untuk bidangbidang pekerjaan seperti kedokteran, guru, militer, pengacara, dan semacamnya, tetapi meluas sampai mencakup pula bidang seperti manajer, wartawan, pelukis, penyanyi, artis, sekretaris dan sebagainya. Sejalan dengan itu, menurut De George, timbul kebingungan mengenai pengertian profesi itu sendiri, sehubungan dengan istilah profesi dan profesional. Kebingungan ini timbul karena banyak orang yang profesional tidak atau belum tentu termasuk dalam pengertian profesi. Berikut pengertian profesi dan profesional menurut De George : PROFESI, adalah pekerjaan yang dilakukan sebagai kegiatan pokok untuk menghasilkan nafkah hidup dan yang mengandalkan suatu keahlian. PROFESIONAL, adalah orang yang mempunyai profesi atau pekerjaan purna waktu dan hidup dari pekerjaan itu dengan mengandalkan suatu keahlian yang tinggi. Atau seorang profesional adalah seseorang yang

hidup dengan mempraktekkan suatu keahlian tertentu atau dengan terlibat dalam suatu kegiatan tertentu yang menurut keahlian, sementara orang lain melakukan hal yang sama sebagai sekedar hobi, untuk senang-senang, atau untuk mengisi waktu luang. Yang harus kita ingat dan pahami betul bahwa Pekerjaan / Profesi dan Profesional terdapat beberapa perbedaan : Profesi : Mengandalkan suatu keterampilan atau keahlian khusus. Dilaksanakan sebagai suatu pekerjaan atau kegiatan utama (purna waktu). Dilaksanakan sebagai sumber utama nafkah hidup. Dilaksanakan dengan keterlibatan pribadi yang mendalam. Profesional : Orang yang tahu akan keahlian dan keterampilannya. Meluangkan seluruh waktunya untuk pekerjaan atau kegiatannya itu. Hidup dari situ. Bangga akan pekerjaannya. Ciri-ciri Profesi: Secara umum ada beberapa ciri atau sifat yang selalu melekat pada profesi, yaitu : 1. Adanya pengetahuan khusus, yang biasanya keahlian dan keterampilan ini dimiliki berkat pendidikan, pelatihan dan pengalaman yang bertahun-tahun. 2. Adanya kaidah dan standar moral yang sangat tinggi. Hal ini biasanya setiap pelaku profesi mendasarkan kegiatannya pada kode etik profesi. 3. Mengabdi pada kepentingan masyarakat, artinya setiap pelaksana profesi harus meletakkan kepentingan

pribadi di bawah kepentingan masyarakat. 4. Ada izin khusus untuk menjalankan suatu profesi. Setiap profesi akan selalu berkaitan dengan kepentingan masyarakat, dimana nilainilai kemanusiaan berupa keselamatan, keamanan, kelangsungan hidup dan sebagainya, maka untuk menjalankan suatu profesi harus terlebih dahulu ada izin khusus. 5. Kaum profesional biasanya menjadi anggota dari suatu profesi. Dengan melihat ciri-ciri umum profesi di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa kaum profesional adalah orangorang yang memiliki tolak ukur perilaku yang berada di atas ratarata. Di satu pihak ada tuntutan dan tantangan yang sangat berat, tetapi di lain pihak ada suatu kejelasan mengenai pola perilaku yang baik dalam rangka kepentingan masyarakat. Seandainya semua bidang kehidupan dan bidang kegiatan menerapkan suatu standar profesional yang tinggi, bisa diharapkan akan tercipta suatu kualitas masyarakat yang semakin baik. Prinsip-prinsip Etika Profesi : 1. Tanggung jawab Terhadap pelaksanaan pekerjaan itu dan terhadap hasilnya. Terhadap dampak dari profesi itu untuk kehidupan orang lain atau masyarakat pada umumnya. 2. Keadilan. Prinsip ini menuntut kita untuk memberikan kepada siapa saja apa yang menjadi haknya. 3. Otonomi. Prinsip ini menuntut agar setiap kaum profesional memiliki dan di beri kebebasan dalam menjalankan profesinya. Syarat-syarat suatu Profesi: Melibatkan kegiatan intelektual. Menggeluti suatu batang tubuh ilmu yang khusus.

Memerlukan persiapan profesional yang alam dan bukan sekedar latihan. Memerlukan latihan dalam jabatan yang berkesinambungan. Menjanjikan karir hidup dan keanggotaan yang permanen. Mementingkan layanan di atas keuntungan pribadi. Mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat. Menentukan baku standarnya sendiri, dalam hal ini adalah kode etik. Peranan Etika dalam Profesi: Nilai-nilai etika itu tidak hanya milik satu atau dua orang, atau segolongan orang saja, tetapi milik setiap kelompok masyarakat, bahkan kelompok yang paling kecil yaitu keluarga sampai pada suatu bangsa. Dengan nilai-nilai etika tersebut, suatu kelompok diharapkan akan mempunyai tata nilai untuk mengatur kehidupan bersama. Salah satu golongan masyarakat yang mempunyai nilai-nilai yang menjadi landasan dalam pergaulan baik dengan kelompok atau masyarakat umumnya maupun dengan sesama anggotanya, yaitu masyarakat profesional. Golongan ini sering menjadi pusat perhatian karena adanya tata nilai yang mengatur dan tertuang secara tertulis (yaitu kode etik profesi) dan diharapkan menjadi pegangan para anggotanya. Sorotan masyarakat menjadi semakin tajam manakala perilakuperilaku sebagian para anggota profesi yang tidak didasarkan pada nilai-nilai pergaulan yang telah disepakati bersama (tertuang dalam kode etik profesi), sehingga terjadi kemerosotan etik pada masyarakat profesi tersebut. Sebagai contohnya adalah pada profesi

hukum dikenal adanya mafia peradilan, demikian juga pada profesi dokter dengan pendirian klinik super spesialis di daerah mewah, sehingga masyarakat miskin tidak mungkin menjamahnya. PENTINGNYA ETIKA PROFESI Kata etik (atau etika) berasal dari kata ethos (bahasa Yunani) yang berarti karakter, watak kesusilaan atau adat. Sebagai suatu subyek, etika akan berkaitan dengan konsep yang dimilki oleh individu ataupun kelompok untuk menilai apakah tindakan-tindakan yang telah dikerjakannya itu salah atau benar, buruk atau baik. Menurut Martin (1993), etika didefinisikan sebagai the discpline which can act as the performance index or reference for our control system. Dengan demikian, etika akan memberikan semacam batasan maupun standar yang akan mengatur pergaulan manusia di dalam kelompok sosialnya. Dalam pengertiannya yang secara khusus dikaitkan dengan seni pergaulan manusia, etika ini kemudian dirupakan dalam bentuk aturan (code) tertulis yang secara sistematik sengaja dibuat berdasarkan prinsip prinsip moral yang ada dan pada saat yang dibutuhkan akan bisa difungsikan sebagai alat untuk menghakimi segala macam tindakan yang secara logikarasional umum (common sense) dinilai menyimpang dari kode etik. Dengan demikian etika adalah refleksi dari apa yang disebut dengan self control, karena segala sesuatunya dibuat dan diterapkan dari dan untuk kepenringan kelompok social (profesi) itu sendiri. Selanjutnya, karena kelompok profesional merupakan kelompok yang berkeahlian dan berkemahiran yang diperoleh melalui proses pendidikan dan pelatihan yang berkualitas dan berstandar tinggi yang dalam

menerapkan semua keahlian dan kemahirannya yang tinggi itu hanya dapat dikontrol dan dinilai dari dalam oleh rekan sejawat, sesama profesi sendiri. Kehadiran organisasi profesi dengan perangkat built-in mechanism berupa kode etik profesi dalam hal ini jelas akan diperlukan untuk menjaga martabat serta kehormatan profesi, dan di sisi lain melindungi masyarakat dari segala bentuk penyimpangan maupun penyalahgunaan keahlian (Wignjosoebroto, 1999). Oleh karena itu dapatlah disimpulkan bahwa sebuah profesi hanya dapat memperoleh kepercayaan dari masyarakat, bilamana dalam diri para elit profesional tersebut ada kesadaran kuat untuk mengindahkan etika profesi pada saat mereka ingin memberikan jasa keahlian profesi kepada masyarakat yang memerlukannya. Tanpa etika profesi, apa yang semual dikenal sebagai sebuah profesi yang terhormat akan segera jatuh terdegradasi menjadi sebuah pekerjaan pencarian nafkah biasa (okupasi) yang sedikitpun tidak diwarnai dengan nilainilai idealisme dan ujung-ujungnya akan berakhir dengan tidak-adanya lagi respek maupun kepercayaan yang pantas diberikan kepada para elite profesional ini. Hubungan Etika Profesi dengan Gender Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001:469-529) dalam Murtanto dan Marini (2003) mendefinisikan jenis adalah sesuatu yang mempunyai cirri (sifat, keturunan, dan sebagainya) yang khusus, sedangkan kelamin adalah jodoh (laki-laki dan perempuan atau jantan dan betina). Sifat jasmani atau rohani yang membedakan dua mahluk sebagai jantan dan betina atau laki-laki

dan perempuan, jenis laki-laki atau perempuan (genus). Jadi jenis kelamin adalah mahluk hidup yang terbagi ke dalam kelompok individu yaitu lakilaki (laki-laki) dan perempuan (perempuan). Menurut Agu Samekti (2000) dalam Nia (2006) istilah gender pada khasanah ilmu-ilmu social diperkenalkan untuk mengacu kepada perbedaan antara laki-laki dan perempuan tanpa konotasi-konotasi yang sepenuhnya bersifat biologis. Jadi rumusan gender yang ini merujuk kepada perbedaan-perbedaan yang tetap muncul meskipun tidak disebabkan oleh perbedaan-perbedaan biologis yang menyangkut jenis kelamin. Menurut Laksmi dan Indrianto (1999) dalam Murtanto dan Marini (2003) perbedaan jenis kelamin sesungguhnya tidak menjadi masalah sepanjang tidak melahirkan ketidakadilan gender. Namun pada sebagian besar organisasi ternyata perbedaan gender masih mempengaruhi kesempatan (opportunity) dan kekuasaan (power). Adanya diskrimimasi dalam pekerjaan dapat menurunkan kerja serta prospektif karir perempuan yang disebabkan karena adanya kesempatan yang terbatas dalam peningkatan kemampuan dan pengembangan hubungan kerja yang dapat mendukung karir mereka. Menurut Giligon (1982) dalam Murtanto dan Marini (2003) berpendapat bahwa perkembangan moral dan cara-cara pemikiran perempuan berbeda secara fundamental terhadap Etika. Pengaruh Jenis kelamin muncul ketika perbedaan antara lakilaki dan perempuan terjadi dalam proses pembuatan keputusan etika. Menurut Ameen et al (1996) dalam Murtanto dan Marini (2003) menyajikan dua pendekatan alternatif

10

mengenai perbedaan gender dalam menentukan kesungguhan untuk berperilaku tidak etis dalam Lingkungan Bisnis, yaitu pertama ialah pendekatan sosialisasi gender (gender generalization) yang menyatakan bahwa laki-laki dan perempuan membawa nilai dan sifat yang berbeda dalam dunia kerja yang akan mempengaruhi mereka dalam membuat keputusan dan praktik-praktik. Kedua adalah pendekatan structural (structural approach) menyatakan bahwa perbedaan antara laki-laki dan perempuan disebabkan oleh sosialisasi awal terhadap pekerjaan dan kebutuhan-kebutuhan peran lainnya. Sosialisasi awal dipengaruhi oleh imbalan (rewards) dan biaya yang berhubungan dengan peran-peran dalam pekerjaan. Menurut penelitian yang dilakuakn oleh Ameen et al (1996) dalam Murtanto dan Marini (2003), menyatakan bahwa antara jenis kelamin dengan etika terhadap hubungan yang signifikan. Kerangka Pemikiran
Persepsi Etika Profesi

Mahasiswa Akuntansi

Mahasiswa Manajemen

Gender

Laki-laki

Perempua n

Uji Beda

Hasil

Hipotesis Penelitian Berdasarkan penelitian-penelitian terdahulu, maka penelitian ini bermaksud untuk menguji lebih lanjut

apakah memang ada atau tidak perbedaan persepsi tersebut dengan menguji hipotesis berikut ini : H1 : Tidak terdapat Perbedaan persepsi antara Mahasiswa Akuntansi Laki-laki dan Mahasiswa Akuntansi Perempuan terhadap Etika Profesi di STIE Perbanas Surabaya. H2 : T i d a k Terdapat perbedaan persepsi antara m ahasi swa akunt ansi dan Mahasi swa Manaj em en t erha dap Et i ka P rofesi di S TIE P erbanas S uraba ya . METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan data primer. Berdasarkan jenis data yang diteliti, penelitian diteliti, penelitian termasuk penelitian opini (opinion research), (Nur Indriantoro: 29). Sesuai dengan jenis data yang diuji penelitian ini menggunakan metode survei adalah penelitian yang mengambil sampel dari populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok (Masri & Sofian: 3). Batasan Penelitian Batasan pada penelitian ini adalah Subjek penelitian pada Mahasiswa Akuntansi yang sedang menempuh mata kuliah Etika Profesi Akuntan di STIE Perbans Surabaya dan Mahasiswa Manajemen yang sedang menempuh mata kuliah Etika Bisnis di STIE Perbanas Surabaya berdasarkan gender. Pada Variabel Etika Profesi dibatasi pada 15 Pertanyaan yang sudah termasuk dalam komponen Prinsip-prinsip Etika Profesi. Identifikasi Variabel Berdasarkan landasan teori dan hipotesis yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya, maka dalama

11

penelitian ini variabel yang akan di identifikasi adalah sebagai berikut : 1. Etika Profesi. 2. Mahasiswa Akuntansi yang sedang menempuh mata kuliah Etika Profesi. 3. Mahasiswa Manajemen yang sedang menempuh mata kuliah Etika Bisnis. 4. Gender : Laki-laki dan Perempuan Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Definisi Operasional Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995) persepsi didefinisikan sebagai tanggapan (penerimaan) langsung dari sesuatu atau merupakan proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui panca inderanya. Sedangkan untuk jenis kelamin atau gender terdiri dari dua macam jenis kelamin, yaitu laki-laki adalah laki-laki dewasa (kamus besar Bahasa Indonesia, 2001: 895) dan perempuan adalah perempuan dewasa (kamus besar Bahasa Indonesia, 2001: 1268). Pengukuran Variabel Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini merupakan kuesioner yang terdiri dari dua bagian. Bagian pertama dari kuesioner ini berisi pertanyaan mengenai identitas responden yang menanyakan mengenai nama, umur, jenis kelamin, Jurusan, dan Semester. Bagian kedua dari kuesioner berisi pernyataan mengenai persepsi responden mengenai Etika Profesi. Pernyataan-pernyataan ini bersifat tertutup karena peneliti telah menyediakan alternatif jawaban yang dapat dipilih oleh responden. Alternatif jawaban tersebut dikembangkan dengan menggunakan skala likert yang berupa jawaban sangat tidak setuju

(STS), tidak setuju (TS), netral (N), setuju (S) sangat setuju (SS). Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel Populasi dalam peneilitian ini adalah mahasiswa akuntansi dan mahasiswa manajemen di STIE Perbanas Surabaya. STIE Perbanas Surabaya mempunyai dua jurusan yakni Akuntansi dan manajemen, maka dari itu Peneliti memilih STIE Perbanas Surabaya sebagai tempat untuk diteliti dan Kuesioner yang dipakai oleh peneliti juga mendukung tentang dunia bisnis. Pengambilan sampel (sampling) dilakukan dengan menggunakan tipe non probability sampling yaitu dengan metode purposive sampling. Alasan pengambilan sampel dengan metode purposive sampling karena peneliti hanya akan memilih sampel yang memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang pentingnya etika profesi sehingga mereka dapat memberikan jawaban yang dapat mendukung jalannya penelitian ini. Sampel yang diambil adalah mahasiswa akuntansi yang sedang menempuh mata kuliah Etika Profesi dan untuk mahasiswa manajemen yang sedang mata kuliah Etika Bisnis. Jumlah sampel minimum yang akan diteliti untuk masing-masing kelompok responden adalah 100 orang, hal ini sesuai dengan rules of thumb yang dikemukakan oleh Roscoe dalam Sekaran (2000). Peneliti mendistribusikan kuesioner secara langsung kepada mahasiswa yang bersangkutan. Data dan Metode Pengumpulan Data Data primer yaitu data yang didapat dari sumber asli tidak melalui media perantara (Nur Indriantoro dan Bambang Supomo, 2002: 146). Data

12

primer dalam penelitian ini diperoleh melalui kuisioner (personally administered quistionnaries). Penelitian ini menggunakan teknik kuesioner dalam mengumpulkan data yang dibutuhkan. ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini mencakup analisis deskriptif, analisis statistik, dan pembahasan hasil penelitian. Analisis Deskriptif Berdasarkan hasil Pengumuman data melalui penyebaran kuesioner kepada responden, maka didapat gambaran objek dari variable-variabel dalam penelitian sehingga akan lebih mudah untuk mendeskripsikan nilai-nilai dari hasil pengembalian kuesioner. bahwa pertanyaan yang paling dapat mengukur Persepsi Etika Profesi adalah pertanyaan dengan nomor item PE 11 dengan nilai rata-rata 2.55 persen. Sebagian besar responden menjawab tidak setuju terhadap perntanyaan mengenai Persepsi Etika Profesi. Hal ini dapat diartikan bahwa responden menyadari pentingnya Etika Profesi dalam dunia kerja. bahwa pertanyaan yang paling dapat mengukur Persepsi Etika Profesi dipandang dari dimensi Tanggung Jawab yakni pertanyaan dengan nomor item PE 9 dengan nilai rata-rata 2.52 persen. Sebagian besar responden menjawab tidak setuju terhadap pernyataan mengenai Persepsi Etika Profesi. Hal ini dapat diartikan bahwa responden menyadari pentingnya Etika Profesi dalam dimensi Tanggung Jawab. bahwa pertanyaan yang paling dapat mengukur Persepsi Etika Profesi dipandang dari dimensi Keadilan yakni pertanyaan dengan nomor item PE 5

dengan nilai rata-rata 2.53 persen. Sebagian besar responden menjawab tidak setuju terhadap pernyataan mengenai Persepsi Etika Profesi. Hal ini dapat diartikan bahwa responden menyadari pentingnya Etika Profesi dalam dimensi Keadilan. bahwa pertanyaan yang paling dapat mengukur Persepsi Etika Profesi dipandang dari dimensi Otonomi yakni pertanyaan dengan nomor item PE 11 dengan nilai rata-rata 2.55 persen. Sebagian besar responden menjawab tidak setuju terhadap pernyataan mengenai Persepsi Etika Profesi. Hal ini dapat diartikan bahwa responden menyadari pentingnya Etika Profesi dalam dimensi Otonomi. Uji Validitas, Uji Reliabilitas, dan Uji Normalitas Uji Validitas Uji Validitas, sebagaimana diungkapkan dalam metodologi, digunakan untuk mengetahui tingkat keabsahan butir-butir atau item pertanyaan yang digunakan mengukur pada masing-masing indikator atau pertanyaan etika profesi. Pengujian Validitas dilakukan dengan bantuan computer menggunakan program SPSS for Windows Versi 17.0. Dalam penelitian ini pengujian Validitas dilakukan terhadap 163 Responden. Pengambilan keputusan berdasarkan pada nilai r hitung (Pearson Correlation) dengan nilai sig > 0.5 dan mempunyai nilai signifikansi dibawah 5 persen maka item pertanyaan tersebut Valid dan sebaliknya. Pada Etika Profesi diukur melalui 15 item Pertanyaan dalam kuesioner. Untuk mengetahui tingkat Validitas instrument dari masing-masing variabel dapat dilihat dibawah ini: hasil uji Validitas pada item pertanyaan kuesioner untuk pengukuran variabel

13

Etika Profesi yang terdiri dari 15 item pertanyaan. Dari hasil olah data didapatkan nilai signifikansi korelasi dibawah 0.05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semua variabel yang diuji dalam penelitian ini adalah Valid. Uji Reliabilitas Uji Reliabilitas digunakan untuk menguji tingkat kehandalan data dengan menggunakan rumusan Cronbach Alpha. Suatu Konstruk atau Variabel dikatakan reliable jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0.60 (Nunnaly, 1960 dalam Imam Ghozali, 2006). Untuk mengetahui tingkat reliabilitas instrument dari masing-masing variabel dapat dilihat dibawah ini: bahwa nilai r alpha masing-masing variabel melebihi 0.60. Uji statistik Cronbach Alpha atau Variabel dikatakan Reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0.60 maka dapat disimpulkan bahwa indikator atau pertanyaan tentang Etika Profesi yang telah diuji adalah benar-benar reliable atau handal untuk dipergunakan dalam penelitian ini. Uji Normalitas Asumsi Normalitas merupakan pra syarat dalam pendekatan statistik parametrik. Sesuai dengan teknik analisa dalam pengujian hipotesis, maka berikut dilakukan pengujian normalitas data. Pengujian normalitas dilakukan terhadap nilai residual. Uji Normalitas data dilakukan dengan menggunakan Uji Kolmogorov Smirnov. a. Uji Kolmogorov-Smirnov Pada Uji Normalitas dengan menggunakan Kolmogorov Smirnov, data dinyatakan berdistribusi normal apabila sig. Uji Kolmogorov-Smirnov > = 0.05. Hasil Pengujian Normalitas

dengan menggunakan KolmogorvSmirnov adalah sebagai berikut: Dari Uji normalitas dengan menggunakan test distribusi kolmogorov-Smirnov Z normal, maka didapatkan nilai signifikan Kolmogorov Smirnov pada variabel Etika Profesi mempunyai signifikan diatas 5 persen maka disimpulkan data penelitian mengikuti pola distribusi normal. Oleh karena data terdistribusi dengan normal, maka pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan statistik parametrik yaitu dengan menggunakan alat analisis Independent Sample t test. Pengujian Hipotesis Sebagaimana disebutkan dalam hipotesis, bahwa hipotesis penelitian ini terdiri dari dua Hipotesis, antara lain: a. Hipotesis 1 Berikut Hasil pengujian hipotesis pertama penelitian. Dari hasil olah data maka didaptkan nilai uji Independent sampel t-test untuk variabel Etika Profesi dengan signifikan penelitian adalah sebesar 0.065. Karena nilai signifikan lebih besar sama dengan dari 5 persen maka hipotesis diterima. Tidak ada perbedaan secara nyata antara persepsi mahasiswa akuntansi laki-laki dan mahasiswa akuntansi perempuan terhadap etika profesi. b. Hipotesis 2 Berikut Hasil pengujian hipotesis kedua penelitian. Dari hasil olah data maka didapatkan nilai uji Independent sampel t-test untuk variabel etika profesi dengan signifikan penelitian adalah sebesar 0.002. Karena nilai signifikan lebih kecil dari 5 persen maka hipotesis Ho ditolak. Ada perbedaan secara nyata antara persepsi mahasiswa akuntansi

14

dengan Mahasiswa Manajemen terhadap etika profesi di STIE Perbanas Surabaya. Pembahasan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan persepsi mahasiswa S1 Akuntansi dan S1 Manajemen STIE Perbanas Surabaya terhadap Etika Profesi. Selain itu penelitian ini juga Untuk mengetahui perbedaan persepsi berdasarkan Gender mahasiswa S1 Akuntansi dan S1 Manajemen STIE Perbanas Surabaya terhadap Etika Profesi. Perbedaan Persepsi Mahasiswa Laki-laki dan Perempuan Adapun hipotesis kedua dalam penelitian ini yaitu tidak terdapat Perbedaan persepsi antara Mahasiswa Akuntansi Laki-laki dan Mahasiswa Akuntansi Perempuan terhadap Etika Profesi di STIE Perbanas Surabaya. Berdasarkan hasil Independent Sample T-test dapat dilihat bahwa Ho diterima yang artinya tidak ada perbedaan persepsi mahasiswa akuntansi Laki-laki dan Perempuan terhadap etika profesi di STIE Perbanas Surabaya. Hal ini sesuai dengan penelitian Indiana Farid Martadi dan Sri Suranta (2006), yang menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara mahasiswa akuntansi laki-laki dan mahasiswa akuntansi perempuan terhadap etika bisnis dan etika profesi akuntan. James R. Davis dan Ralph E. Welton, Jr. (1991) menemukan bahwa tidak terdapat perbedaan persepsi etika antara mahasiwa laki-laki dan perempuan dalam sekolah bisnis. Hasil penelitian ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh James R. Davis dan Ralph E. Welton, Jr. (1991). Hal ini dikarenakan mahasiswa Laki-laki maupun perempuan dalam satu Jurusan memperoleh materi tentang Etika

Profesi yang sama sehingga mahasiswa Laki-laki dan Perempuan tidak memiliki perbedaan persepsi Etika Profesi. a. Mahasiswa Akuntansi dalam semester ini yang menjadi responden dalam penelitian ini diajarkan dengan Dosen yang sama, materi pun juga sama, kasus yang sama, dan metode pengajaran yang sama. Hal tersebut membuat pola piker tentang Etika Profesi juga ikut sama. b. Pemahaman tentang Etika Profesi masih sempit dikarenakan responden yang ada dalam penelitian ini juga masih dalam kalangan mahasiswa dan hanya beberapa saja yang telah bekerja dan mengetahui tentang Etika Profesi di dalam dunia kerja. Hal tersebut membuat pemahaman dari mahasiswa itu tidak ada bedanya. Perbedaan Persepsi Mahasiswa Akuntansi dan Manajemen Hipotesis pertama yang diajukan dalam penelitian ini yaitu Terdapat perbedaan persepsi antara m ahasi swa akunt ansi dan Mahasi swa Manaj em en t erha dap Et i ka P rofesi di S TIE P erbanas S uraba ya . Berdasarkan hasil Independent Sample T-test dapat dilihat bahwa Ho ditolak yang artinya mahasiswa akuntansi mempunyai persepsi yang berbeda dari pada Mahasiswa Manajemen terhadap etika profesi di STIE Perbanas Surabaya. a. Mata kuliah Etika Profesi yang ada di Jurusan Akuntansi dan Manajemen berbeda. Selain itu, Mahasiswa Akuntansi lebih cenderung memikirkan dalam jangka pendek yang khusus terkait profesi akuntan. Mahasiswa Manajemen selain hal itu juga mengkaitkan dalam pengambilan keputusan dimasa akan datang yang

15

terlihat jelas mata kuliah Etika Bisnis dan Mata Kuliah Etika Profesi. Dan bukan hanya itu saja tetapi pola pikir Mahasiswa. Mata Kuliah yang diajarkan di Akuntansi hanya berfokus pada Etika Profesi Akuntan saja tidak mempelajari semuanya. Adapun Mahasiswa Manajemen mempelajari Etika Bisnis secara keseluruhan dalam berbisnis yang mencakup luas. b. Mahasiswa Akuntansi lebih cenderung untuk mematuhi peraturan legal maupun illegal sedangkan Mahasiswa Manajemen hanya mematuhi yang legal atau resmi saja karena sudah terbukti tertulis dan disahkan. Kenyataannya dibuktikan peneliti setelah wawancara dengan beberapa responden. Hal ini yang menyebabkan Mahasiswa Akuntansi dan Manajemen memeiliki persepsi yang berbeda. KESIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN, DAN SARAN Dari hasil pengujian hipotesis dan pembahasan yang dilakukan pada bab terdahulu maka dapat disimpulkan : 1. Tujuan penelitian ini yakni Untuk mengetahui perbedaan persepsi mahasiswa S1 Akuntansi dan S1 Manajemen STIE Perbanas Surabaya terhadap Etika Profesi dan Untuk mengetahui perbedaan persepsi berdasarkan Gender mahasiswa S1 Akuntansi dan S1 Manajemen STIE Perbanas Surabaya terhadap Etika Profesi. 2. Responden yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 163 mahasiswa yang terdiri dari 29 laki-laki Jurusan Akuntansi dan 59 Perempuan Jurusan Akuntansi sedangkan 40 lakilaki dari Jurusan Manajemen dan 35 Mahasiswi Jurusan Manajemen yang sedang menempuh Mata Kuliah Etika Bisnis dan Profesi. Penelitian ini

merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan data primer. Untuk mengetahui hasil dari Penelitian ini maka digunakan Alat Uji Independent Sample T-test. 3. Hasil Uji hipotesis pada hipotesis pertama tentang perbedaan persepsi antara mahasiswa akuntansi dengan non akuntansi terhadap Etika profesi di STIE Perbanas Surabaya, bahwa menghasilkan kesimpulan penelitian bahwa terdapat perbedaan yang nyata antara persepsi mahasiswa akuntansi dan Mahasiswa Manajemen. 4. Dari hasil uji hipotesis yang kedua tentang perbedaan mahasiswa akuntansi berdasarkan gender terhadap etika profesi, menghasilkan kesimpulan penelitian yaitu tidak terdapat perbedaan yang nyata antara persepsi mahasiswa akuntansi laki-laki dan mahasiswa akuntansi perempuan di STIE Perbanas Surabaya. Keterbatasan Penelitian Penelitian ini memiliki keterbatasan penelitian, antara lain : 1. Dalam Kuesioner Penelitian ini masih belum tercantum pada bagian Demografi Responden tentang Pertanyaan Bidang Peminatan atau Konsentrasi yang sedang ditempuh oleh Responden tersebut dan Pekerjaan yang diinginkan. 2. Pengukuran seluruh variabel hanya mengandalkan pada persepsi responden yang disampaikan secara tertulis melalui kuesioner belum mencerminkan keadaan sebenarnya yang akan berbeda apabila data diperoleh melalui wawancara secara langsung dengan responden. 3. Pada pengukuran persepsi responden yang menggunakan skala likert dimana jawaban responden didasarkan pada persetujuan yang bersifat relative dan cenderung bias

16

terhadap kesimpulan persepsi itu sendiri. Oleh sebab itu akan lebih baik jika pengukuran menggunakan jawaban dikotomis, seperti ya dan tidak atau benar dan salah. Pertimbangan ini didasarkan bahwa nilai etis umumnya membahas tentang pilihan perilaku yang dikotomis tersebut. Saran Dari hasil penelitian ini maka dapat diajukan beberapa saran yang dihasilkan dari penelitian ini : 1. Diharapkan penelitian selanjutnya dapat memperluas populasi penelitian. Populasi penelitian tidak hanya diambil dari mahasiswa akuntansi dan non akuntansi di STIE Perbanas Surabaya saja tetapi bisa dikembangkan meliputi mahasiswa akuntansi pada beberapa perguruan tinggi lainnya yang ada di Surabaya. 2. Untuk penelitian selanjutnya agar lebih banyak menambah jumlah sampel sehingga akan semakin banyak juga jumlah responden yang akan mengisi kuesioner, dengan demikian akan memperoleh hasil yang berbeda dengan hasil yang sekarang. DAFTAR RUJUKAN 1. Imam Ghozali. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Menggunakan Program SPSS. Cetakan IV. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. 2. Imam Ghozali. 2010. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Menggunakan Program IBM SPSS 19. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. 3. Indiana Farid Martadi. 2006. Persepsi Akuntan, Mahasiswa Akutansi, dan Karyawan Bagian Akutansi dipandang dari Segi Gender Terhadap Etika Bisnis dan Etika Profesi (Studi di Wilayah Surakarta).

Simposium Nasional Akuntansi (SNA) IX. Padang: 23-26 Agustus. 4. Indriantoro, Nur, dan Supomo, Bambang. 1999. Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi & Manajemen. Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFEYogyakarta. 5. James R. Davis dan Ralph E. Welton. 1991. Professional Ethics: Business Students Perceptions. Journal of Business Ethics 10: 451463. 6. Ludigdo, Unti. 1999. Pengaruh Jenis Kelamin terhadap Etika Bisnis: Studi terhadap Persepsi Akuntan dan Mahasiswa Akuntansi. Simposium Nasional Akuntansi (SNA) II. Malang: September. 7. Ludigdo, Unti dan Masud Machfoedz. 1999. Persepsi Akuntan dan Mahasiswa terhadap Etika Bisnis. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 2, No. 1, Januari, pp. 1-19. 8. Noval Adi. 2001 Perbandingan Sensitivitas Etis antara Mahasiswa Akuntansi Pria dan Mahasiswa Akuntnasi Wanita Serta Mahasiswa Akuntansi dan Mahsiswa Non Akuntansi. Makalah Simposium Nasional Akuntansi IV. 9. Nur Indriantoro dan Bambang Supomo. 1999. Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen. Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE- Yogyakarta. 10. Murtanto dan Marini. 2003. Persepsi Akuntan Pria dan Akuntan Wanita serta Mahasiswa dan Mahasiswi terhadap Etika Bisnis dan Etika Profesi. Simposium Nasional Akuntansi (SNA) VI. Surabaya: 16-17 Oktober. 11. Rifqi Muhammad. 2008. Persepsi Akuntan dan Mahasiswa Jogjakarta terhadap Etika Bisnis. Fenomena Vol. 6 No. 1 Maret 2008

17

12. Sugiarto Prajitno. 2006. Perbedaan Persepsi Akuntan Publik, Akuntan Perusahaan, dan Akuntan Pendidik terhadap Etika Bisnis dan Etika Profesi Akuntan. Jurnal Ekonomi Vol. 16 No. 1. 13. Sukrisno, Agoes, dan I, Cenik, Ardana. 2009. ETIKA BISNIS DAN PROFESI Tantangan Membangun Manusia Seutuhnya. Jakarta.

18

SOFYANSYAH Jl. Gundih III No. 64 Surabaya 60172, East Java, Indonesia Phone : 031-5453100 Mobile 1 : 085731109997 E-mail: sofyan.syah@yahoo.co.id

CURRICULUM VITAE
Personal information
Name Home Address (House number, street name, postcode, city, province, country) Mobile phone Telephone E-mail Nationality Date of birth (date, month, year) Gender Religion Marital Status Weight Height GPA Sofyansyah Jln. Gundih III No. 64 Surabaya, 60172, East Java Indonesia 085731109997 031 5453100 sofyan.syah@yahoo.co.id Indonesia February, 23th, 1990 Male Islam Single 90 Kg 175 Cm 3.47 (Scale 4.0) Traveling, Swimming, Master of Ceremony

Hobbies Work experience


Dates Occupation or position held Main activities and responsibilities Name and address of employer Type of business or sector Dates Occupation or position held Main activities and responsibilities Name and address of employer Type of business or sector Dates Occupation or position held Main activities and responsibilities Name and address of employer Type of business or sector Dates Occupation or position held Main activities and responsibilities

2009 Marketing Team Promote STIE Perbanas Surabaya Education 2009 Registration Staff Entry data of PMB in STIE Perbanas Surabaya. Customer Services STIE Perbanas Surabaya Education 2010 Mentor Guide the Young Classes STIE Perbanas Surabaya Education October 2010 - Februari 2011 Student Internship Public Relation in STIE Perbanas Surabaya Making News Administration Staff Broadcasting Master Of Ceremony STIE Perbanas Surabaya Education November 2010 present Presenter

Name and address of employer Type of business or sector Dates Occupation or position held

Page 1

SOFYANSYAH Jl. Gundih III No. 64 Surabaya 60172, East Java, Indonesia Phone : 031-5453100 Mobile 1 : 085731109997 E-mail: sofyan.syah@yahoo.co.id Main activities and responsibilities Name and address of employer Type of business or sector Presenter LIVE Program Selera Jawa Timur Presenter 500 Kampung Yamaha JTV Entertainment

Education
Dates Name and type of organization providing education Dates Name and type of organization providing education Dates Name and type of organization providing education Dates Name and type of organization providing education Dates Name and type of organization providing education 2008 2012 Accounting , Economic Faculty, STIE Perbanas Surabaya

2005-2008 Senior High School, SMA Trimurti Surabaya

2002 2005 Junior High School, SMP Negeri 8 Surabaya

1996 2002 Elementary School, SD Negeri Bubutan V/73 Surabaya 1995 1996 TK Usaha Tama Surabaya

Personal skills and competences


Mother tongue(s) Other language(s) Bahasa Indonesia (Indonesian Language) English (Institution TOEFL:483 ) Organization Name Karang Taruna UKM Bulutangkis Position Member Member Year 2006 - 2008 2008 2010

Organizational skills and competences

Committee Experiance

Harmoni 2011 Harmoni 2010 MURI Pohon Softskill 2010 Ormawa Expo 2010 MS Word, Excel, Power Point

Sie Acara Sie Documentation Public Relation Chief Executive

Computer skills

Additional information

ACHIEVEMENT 2011 2011

Student Creativity Program funded DIKTI Selection of Student Achievement and Institutional Studies Program Levels

Page 2

SOFYANSYAH Jl. Gundih III No. 64 Surabaya 60172, East Java, Indonesia Phone : 031-5453100 Mobile 1 : 085731109997 E-mail: sofyan.syah@yahoo.co.id 2009 2009 2009 Sons and daughters Campus Selection Big Five Sales Competition Panasonic Big Five Kidung Competition Surabaya Plaza Hotel

COURSES 2004 2008

Course of English in Dian Institute Surabaya Course of English in LPIA Ngagel Surabaya

SEMINAR AND SHORT COURSE 2011 Talk Show Follow Your Passion Reach Success in Your Career at Perbanas Hall, STIE Perbanas Surabaya. 2011 Workshop Public Relations with Nicole Fortenberry, IBM Software Group, Industry Solutions, Public Relations at Seminar Room, STIE Perbanas Surabaya. 2011 Workshop and Broadcasting Competition held in Convention Hall Petra Togamas Surabaya. 2009 National Seminar Application of EProcurement and Prospects at Perbanas Hall, STIE Perbanas Surabaya. 2007 Talk Show Learning Broadcast goes to School at Multimedia Room, SMA Trimurti Surabaya. 2007 Youth Journalism Workshop and Book of Islam at Togamas Surabaya. Penelitian 2012 Persepsi Mahasiswa Akuntansi dan Manajemen STIE Perbanas Surabaya terhadap Etika Profesi

Page 3

Anda mungkin juga menyukai