Anda di halaman 1dari 10

PERANAN ETIKA PROFESI

DALAM SUATU PERILAKU AKUNTAN


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Etika profesi saat ini menjadi topik pembicaraan yang sangat penting dalam masyarakat.
Terjadinya krisis multidimensi di Indonesia menyadarkan masyarakat untuk mengutamakan
perilaku etis karena selama ini perilaku etis selalu diabaikan. Etis itu sendiri menjadi kebutuhan
penting bagi semua profesi yang ada agar tidak melakukan tindakan yang menyimpang dari
hukum.
Akuntan sebagai suatu profesi untuk mengikuti sebuah perkembangan dunia yang tentunya
semakin global. Profesi akuntan Indonesia haruslah menanggapi tantangan tersebut secara kritis
khususnya mengenai keterbukaan pasar jasa yang berarti akan memberikan peluang yang sangat
besar sekaligus memberikan tantangan yang semakin berat tentunya. Kantor akuntan Indonesia
dapat saja memperluas jaringan operasinya dengan mendirikan kantor cabang-cabang di lar
negeri, dimana hal tersebut tentunya merupakan peluang yang sangatlah menguntungkan.
Tantangannya yang muncul adalah masuknya kantor-kantor akuntan asing ke Indonesia yang
tentunya mengancam eksistensi profesi Indonesia.
Sebuah riset akuntansi keperilakuan yang dilakukan berkaitan dengan perilaku individu
dalam mengelola informasi baik untuk tujuan keuangan
maupun kebijakan. Akuntansi keperilakuan merupakan bidang yang sangat luas. Dalam
perkembangannya diawali dari bidang akuntansi manajemen dan kemudian berkembang yang
didukung oleh disiplin ilmu yang lainnya. Untuk riset akuntansi keperilakuan yang pertama kali
berkembang adalah akuntansi manajemen yang dikaitkan dengan isu budgeting (Sulastri, 2010).
Kemudian terus berkembang dan bergeser ke arah akuntansi keuangan, sistem informasi
akuntansi, dan audit. (Ardiansyah, 2009). Akuntansi keperilakuan yang berkaitan dengan
anggaran dalam suatu perusahaan akan berdampak pada tingkat kinerja manajer perusahaan
tersebut. Hal ini juga dipengaruhi oleh etika masing-masing individu tersebut.

B. Pembatasan dan Rumusan Masalah


Dari latar belakang yang tela dijelaskan maka di dapatlah rumusan masalah dalam karya
ilmiah ini yaitu apa itu etika? Dan bagaimana pengarunya etika profesi terhadap perilaku
seorang akuntan?. Yang dimana semua itu akan di urainkan dalam penelitian ini.
C. Tujuan Penelitian
Dari uraian di atas maka adapun tujuan penelitian ini adalah untuk menyajikan
perkembangan riset akuntansi keperilakuan yang berhubungan dengan etika individu yang
mengelola informasi. Hasil penelitian ini secara teoritis diharapkan dapat menjadi acuan bagi
peneliti selanjutnya, khususnya dalam menemukan rujukan untuk menggali sumber pemikiran
yang terkait dengan topik tentang akuntansi keperilakuan.

D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian adalah kegunaan hasil penelitian nanti, baik bagi kepentingan
pengembangan program maupun kepentingan ilmu pengetahuan. Dari uraian di atas maka
diperoleh manfaat dari penelitian ini adalah sebagai studi banding atau penelitian literatur yang
digunakan para akuntan untuk memahami sebuah etika profesi menut tupoksinya sebagai
seorang akuntan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori

B. Kerangka Teori

Media
Online

Komunikasi UKM
Bisnis (pelaku Wanita)

Kerangka teori penelitian

Identifikasi Variabel dan Definisi Operasional


1. Variabel
Dalam penelitian variabel yang di jadi kan kerangka pikir 3 variabel : X (Independen):
Komunikasi Bisnis
Kurangnya SDM dianggap sebagai hambatan pertumbuhan (Hasibuan,2016) dan Alauddin
dan Chowdhury (2015) menjelaskan para pekerja memerlukan program khusus untuk
pembentukan lembaga pelatihan tentang pengembangan kewiraswastaan agar mampu
meningkatkan pengetahuan pelaku UKM dan komunikasi bisnis (Laswell,1984; Tyas dkk,2014)
Y1(Mediasi) : Media Online
Pelaku UKM harus bisa mengikuti tren perubahan dengan memanfaatkan teknologi
informasi/media online untuk mendorong kegiatan bisnis sekaligus meningkatkan daya saing
melalui : (1) Peningkatan Kualitas Produk dan Akses Pemasaran; (2) Pengembangan
Keterampilan dan Layanan Usaha; (3) Pengembangan Kewirausahaan; (4) Kemudahan,
Kepastian, dan Perlindungan Usaha; (5) Perluasan Akses Pembiayaan; selain menjadi tantangan
bagi dunia usaha, di sisi lain juga menjadi peluang dan potensi yang sangat besar bagi
peningkatan ekonomi dan bisnis UKM (Wirianto,2016;Martanto, 2016).
Y2 (Dependen): UKM Wanita
Pelaku UKM,Noviarini dkk (2015) menjelaskan faktor dapat mempengaruhi perilaku
pelanggan yaitu budaya, sosial, pribadi dan psikologis yang terdiri dari motivasi, persepsi,
pembelajaran, keyakinan dan sikap. Jadi, pihak terkait harus mampu menyesuaikan faktor
perilaku pelanggan dengan peningkatan dan pengembangan UKM.
Hipotesis
1. Apakah media online dapat di jadikan sebagai alat dalam komunikasi bisnis sebagai alat
pemasaran saat ini ?
2. Apakah untuk dapat mengembangkan dan meningkatkan kesejahteraan UKM yang di
prakarsai wanita di kab. Gunung Mas perlu dengan media online ?
3. Apakah Komunikasi Bisnis dapat mengembangkan dan meningkatkan kesejahteraan
UKM yang di prakarsai wanita di kab. Gunung Mas ?
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Studi Literatur

B. Pengumpulan Data
1.
BAB IV
PEMBAHASAN

Menurut Kachelmeir (2010), masalah yang ada dalam riset akuntansi ini memiliki dua
keterkaitan yaitu kemandirian peneliti yang berbeda dalam menilai suatu akuntansi
keperilakuan dan pengaruh dari perilaku individu yang berbeda. Sehingga manajer fokus pada
beberapa bagian dalam penganggaran manajemen laba (Bamber, 2010). Tak dapat dipungkiri
memang dalam praktiknya, banyak cara yang dilakukan manajer untuk mempermainkan besar
kecilnya laba menurut Sulistyanto (2008). Seperti mengakui dan mencatat pendapatan terlalu
cepat atau sebaliknya, mengakui dan mencatat pendapatan palsu, mengakui dan mencatat biaya
lebih cepat atau lebih lambat dari yang seharusnya, dan tidak mengungkapkan kewajibannya.
Upaya-upaya seperti ini sulit untuk diketahui oleh pemakai laporan keuangan karena kurang
lengkapnya pengungkapan suatu laporan keuangan.
Hal semacam ini bisa tidak terjadi dimana dalam pelaksanaannya menerapkan prinsip
etika profesi yaitu tanggung jawab, obyektifitas, dan mematuhi standar teknis yang telah
ditetapkan. Selain itu, akhlak dari masing-masing individu yang dimiliki akan mendukung dalam
penerapan etika profesi tersebut.
Berdasarkan hasil riset Murni dan Andriana (2007) menunjukkan kepemilikan institusional
memiliki wewenang lebih besar dibandingkan dengan pemegang saham kelompok lain sehingga
cenderung memilih proyek yang lebih berisiko dengan harapan akan memperoleh keuntungan
yang tinggi.
Kepemilikan manajerial menunjukkan adanya peran ganda seorang manajer, yakni manajer
juga bertindak sebagai pemegang saham. Sebagai seorang manajer sekaligus pemegang saham,
ia tidak ingin perusahaan mengalami kesulitan keuangan atau bahkan kebangkrutan. Kesulitan
keuangan atau kebangkrutan usaha akan merugikan ia baik sebagai manajer atau sebagai
pemegang saham. Sebagai manajer akan kehilangan insentif dan sebagai pemegang saham akan
kehilangan return bahkan dana yang diinvestasikannya. Cara untuk menurunkan resiko ini adalah
dengan menurunkan tingkat debt yang dimiliki perusahaan (Friend and Lang dalam Christiawan
dan Josua, 2007). Debt yang tinggi akan meningkatkan resiko kebangkrutan perusahaan, karena
perusahan akan mengalami financial distress. Karena itulah maka manajer akan berusaha
menekan jumlah debt serendah mungkin. Tindakan ini di sisi lain tidak menguntungkan karena
perusahaan hanya mengandalkan dana dari pemegang saham. Perusahaan tidak bisa berkembang
dengan cepat, dibandingkan jika perusahaan juga menggunakan dana dari kreditor. Kondisi
tersebut membutuhkan keputusan yang tepat demi kelangsungan perusahaan. Oleh karena itu
diperlukan etika profesi yang benar serta akhlak individu yang baik untuk mendukung proses
pengambilan keputusan yang tepat.
Lembaga Eksekutif memegang peranan penting dalam menentukan skema penghindaran
pajak perusahaan diperkuat oleh penelitian yang dilakukan oleh Dyreng et al. (2008) dan
Budiman (2012). Peranan eksekutif tidak hanya mampu menambah nilai perusahaan tetapi juga
memiliki kecenderungan untuk mendukung penghindaran pajak. Salah satu cara yang dilakukan
eksekutif adalah dengan menempatkan orang kepercayaan yang memiliki keahlian untuk
mengamati sekaligus membuat skema penghindaran pajak sesuai keinginan eksekutif (Dyreng et
al.,2009). Budiman (2012) menyatakan semakin eksekutif bersifat risk taker akan semakin tinggi
tingkat penghindaran pajak yang dilakukan perusahaan. Butje dan Tjondro (2014) menemukan
semakin eksekutif bersifat risk taker, semakin tinggi tax avoidance yang dilakukan perusahaan.
Eksekutif risk taker seperti ini harusnya memiliki akhlak yang baik yang tercermin dalam
penerapan etikan profesi ketika menjalankan usahanya, seperti pembuatan tax planning, namun
bila tidak maka akan memperoleh sanksi karena melanggar etika profesi tersebut.
Sebetulnya ada banyak cara yang digunakan untuk mencapai suatu kesejahteraan namun
cara tersebut melanggar etika profesi yang ada dan mencerminkan akhlak yang buruk. Bukan hal
yang bagus ketika mendapatkan suatu pengakuan hasil kinerja yang bagus namun dalam
prosesnya melanggar etika dan profesi dan memperburuk moral dan akhlak yang dimiliki. Serta
pengakuan hasil kinerja tersebut juga tidak akan bertahan lama, karena akan masih banyak lagi
tantangan-tantangan dalam pekerjaan yang dihadapi dimana itu akan melibatkan etika profesi,
moral dan akhlak yang dimiliki dalam penentuan hasilnya.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Dari penjelasan yang telah diuraikan berdasarkan analisis literatur tersebuat maka dapat
disimpulkan bahwa setiap individu dalam pelaksanaan tugas profesinya harus memperhatikan
etika-etika profesi, moral dan akhlak dalam pelaksanaan suatu profesi seperti dalam pemanfaatan
wewenang kepemilikan. Implikasi dalam penelitian ini bisa menjadi panduan dalam pelaksanaan
akuntansi keperilakuan dimana harus tetap memperhatikan etika profesi. Karena etika profesi
memegang peranan penting dalam proses pelaksanaan akuntansi keperilakuan. Selain itu, moral
dan akhlak yang dimiliki masing-masing individu juga sangat berperan penting sehingga moral
dan akhlak yang dimiliki itu adalah moral dan akhlak yang baik. Keterbatasan dalam penelitian
ini adalah masih kurangnya hasil-hasil riset yang bisa mendukung penelitian ini. Hal ini karena
keterbatasan waktu peneliti.

B. Saran
Oleh karena itu saran dari penelitian ini adalah perlu dilakukannua lagi penelitian seperti
ini dengan lebih banyakmelibatkan atau mengikutsertakan riset-riset lain yang dapat
meningkatkan sebuah ilmu pengetahuan tentang akuntansi dan perlunya waktu yang cukup.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai