Anda di halaman 1dari 49

KALIMAT EFEKTIF

Oleh: Agus Edy Laksono, S.S., M.Hum.


TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Mahasiswa dapat memahami kalimat efektif: manfaat, pengertian,
syarat, dan contoh
2. Mahasiswa dapat menulis kalimat-kalimat efektif
MANFAAT
1. Pembaca/ pendengar lebih mudah dalam memahami ide/ maksud
penulis/ pembicara.
2. Memastikan pembaca/ pendengar paham apa yang kita tulis/
ucapkan.
3. Menghemat kertas.
A. PENGERTIAN KALIMAT
EFEKTIF

1. Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat menyampaikan “pesan”


kepada pembaca/ pendengar persis seperti apa yang ingin disampaikan
oleh penulis/ pembicara (Chaer 2011:63).
2. Kalimat efektif dibutuhkan agar tidak ada salah tafsir atau salah
pengertian antara penulis dan pembaca.
B. PERSYARATAN KALIMAT EFEKTIF
MENURUT CHAER (2011:63)
1. Kalimat-kalimatnya harus lugas
2. Kalimat-kalimatnya harus gramatikal
3. Menggunakan kosakata/istilah baku
4. Mematuhi kaidah Ejaan yang Disempurnakan/ sesuai Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia
5. Menggunakan konjungsi secara tepat
6. Menggunakan gaya penulisan kalimat pasif
7. Ide pokok ada dalam induk kalimat
8. Tanpa penumpukan ide
9. Kalimat-kalimatnya harus sejajar (paralel)
10. Memerhatikan penekanan /penegasan
2. SYARAT-SYARAT KALIMAT EFEKTIF
MENURUT CHAER (2011)
a. Bersifat lugas (tidak berbelit-belit)
1) Apa adanya
Contoh:
Pemerintah akan membuat jadi besar tunjangan para
pegawai di lingkungan Kementerian Agama.
Efektif: Pemerintah akan memperbesar tunjangan para
pegawai di lingkungan Kementerian Agama.
2) Hemat kata
a) Menanggalkan kata hari, tanggal, bulan, tahun,
pukul, atau jam.
Contoh:
Ujian susulan akan diadakan pada hari Senin tanggal 14
bulan Juni 2010.
Efektif: Ujian susulan akan diadakan Senin, 14 Juni 2010.
b) Menanggalkan kata dari dan daripada yang tidak
perlu.
Contoh:
Pidato dari Presiden akan disiarkan ulang nanti malam.
Efektif: Pidato Presiden akan disiarkan ulang nanti malam.
c) Tidak menggunakan penanda jamak pada bentuk ulang
yang bermakna jamak.
Contoh:
Banyak pohon-pohon bertumbangan ketika terjadi angin ribut
semalam.
Efektif: Banyak pohon bertumbangan ketika terjadi angin ribut.
d) Menanggalkan kata hipernim dari kata yang menjadi
hiponimnya.
Contoh:
Sayuran diangkut ke kota dengan menggunakan kendaraan truk.
Efektif: Sayuran diangkut ke kota dengan menggunakan truk.
3) Tidak bermakna kias
Contoh:
Sehabis sakit, wajahnya seperti bulan kesiangan.
Efektif: Sehabis sakit, wajahnya pucat.
4) Bebas dari ketaksaan (ambiguiti)
Contoh:
Ibu membeli buku sejarah baru.
Efektif: Ibu membeli buku-sejarah baru atau Ibu membeli buku sejarah-
baru
5) Bernalar
Contoh:
Orang Indonesia itu malas.
Efektif: Beberapa orang Indonesia itu malas atau Orang Indonesia ada
yang malas.
b. Mematuhi Kaidah-Kaidah Gramatika (tata bahasa).
1) Kalimat lengkap, minimal harus ada subjek dan predikat.
Contoh:
Dalam diskusi ilmiah itu membahas masalah sampah.
Efektif: Dalam diskusi ilmiah itu dibahas masalah sampah atau Diskusi ilmiah
itu membahas masalah sampah.

2) Predikat dan Objek harus erat dalam kalimat berverba transitif.


Contoh:
Para anggota DPR sibuk membicarakan tentang dampak video porno.
Efektif: Para anggota DPR sibuk membicarakan tentang dampak video
porno.
3) Letak keterangan tambahan harus langsung
di sebelah kanan unsur yang diterangkan.
Contoh:
Kenakalan remaja banyak menjadi bahan
pembicaraan dalam masyarakat terutama mengenai
penyalahgunaan narkoba.
Efektif: Kenakalan remaja terutama mengenai
penyalahgunaan narkoba banyak menjadi bahan
pembicaraan dalam masyarakat
4) Pelaku verba pasif (seperti saya, kami, dan mereka)
seharusnya berpola “aspek+pelaku+verba” atau
“aspek+di-verba+ oleh+ pelaku”.
Contoh:
Surat Saudara kami sudah terima.
Efektif: Surat Saudara sudah kami terima.
5) Predikat tidak boleh berada di sebelah kiri subjek
(kalimat inversi)
Contoh:
Semakin menjadi ancaman serius perilaku seksual menyimpang
bagi masyarakat Indonesia.
Efektif: Perilaku seksual menyimpang semakin menjadi ancaman
serius bagi masyarakat Indonesia.
6) Menggunakan konstruksi sintesis bukan analitis.
Contoh:
Dia punya anak sudah kuliah di perguruan tinggi.
Efektif: Anaknya sudah kuliah di perguruan tinggi.
7) Adanya konjungsi pada kalimat majemuk.
Contoh:
Raja sakit, permaisuri meninggal.
Efektif: Raja sakit karena permaisuri meninggal.
8) Hindari penggunaan kata dll, dsb, dst dalam perincian.
Contoh:
Kota-kota besar di Indonesia, misalnya, Jakarta, Medan, Surabaya, Makasar,
dan lain-lain.
Efektif: Kota-kota besar di Indonesia, misalnya, Jakarta, Medan, Surabaya,
dan Makasar.
9) Hindari penggunaan konjungsi ganda yang bukan
konjungsi korelatif.
Contoh:
Meskipun sudah berkali-kali diperingatkan, tetapi mereka masih
saja berdagang di trotoar.
Efektif: Meskipun sudah berkali-kali diperingatkan, mereka
masih saja berdagang di trotoar
10) Hindari penggunaan anteseden kosong.
Contoh:
Rumah di mana para tersangka sudah digerebek Densus 88.
Efektif: Rumah para tersangka sudah digerebek Densus 88
11) Hindari penggunaan kopula (kata kerja bantu) pada kalimat
yang subjek atau predikatnya relatif pendek.
Contoh:
Beliau adalah guru besar Fakultas MIPA.
Efektif: Beliau guru besar Fakultas MIPA.
C. MENGGUNAKAN
KOSAKATA BAKU
Kebakuan sebuah kata dapat dilihat dari segi:
1) lafal
2) ejaan
3) gramatika
4) nasional
5) bahasa asing
1) BAKU DARI SEGI LAFAL
NO KOSAKATA TIDAK BAKU KOSAKATA BAKU

1 cuman cuma

2 dudu’ duduk

3 atep atap

4 menggunaken menggunakan

5 lajim lazim

6 gubug gubuk
2) BAKU DARI SEGI EJAAN
NO KOSAKATA TIDAK BAKU KOSAKATA BAKU

1 komplek kompleks

2 sistim sistem

3 do’a doa

4 Jum’at Jumat

5 jadual jadwal

6 kwalitas kualitas

7 apotik apotek

8 standarisasi standardisasi

9 sub-judul subjudul

10 berlari2 berlari-lari
3) BAKU DARI SEGI
GRAMATIKA
NO KOSAKATA TIDAK BAKU KOSAKATA BAKU

1 Beliau ngontrak rumah di Jatiasih. Beliau mengontrak di Jatiasih.

2 Anaknya sekolah di luar negeri. Anaknya bersekolah di luar negeri.

3 Gubernur tinjau daerah asing. Gubernur meninjau daerah asing.

4 Dia bikin bersih ruangan ini. Dia membuat bersih ruangan ini.

5 Dia punya kedudukkan penting di kantor ini. Dia mempunyai kedudukan penting di kantor
ini.
4) BAKU DARI SEGI
NASIONAL (DAERAH)
NO KOSAKATA TIDAK BAKU KOSAKATA BAKU

1 lempeng lurus

2 ndak, nggak tidak

3 banget sekali, sangat

4 semrawut kacau

5 manut menurut (saja)

6 mudun landai

7 omong bicara
5) BAKU DARI BAHASA ASING
NO KOSAKATA TIDAK BAKU KOSAKATA BAKU

1 standard standar

2 standarisasi standardisasi

3 kolektip kolektif

4 certificat sertifikat

5 analisa analisis

6 kwantitas kuantitas

7 konsekwen konsekuen

8 kondite konduite

9 hirarki hierarki

10 karir karier
6) KOSAKATA TIDAK BAKU
YANG SERING DIJUMPAI
NO KOSAKATA TIDAK BAKU KOSAKATA BAKU
1 adzan azan

2 afkir apkir

3 agamis agamais

4 agribisnis agrobisnis

5 akte akta

6 aktifis aktivis

7 amandemen amendemen

8 ambulan ambulans

9 analitik analitis

10 antar kota antarkota


d. Menggunakan konjungsi yang tepat
dalam kalimat majemuk
Berdasarkan letaknya di dalam sebuah
paragraf, konjungsi terbagi menjadi dua
jenis, yaitu:
1) Konjungsi intrakalimat
2) Konjungsi antarkalimat
A) KONJUNGSI
INTRAKALIMAT
(1) Konjungsi yang menyatakan sebab
Contoh: karena, sebab, lantaran, gara-gara
Kalimat: Kompor gas itu meledak karena selangnya
bocor.
(2) Konjungsi yang menyatakan syarat
Contoh: kalau, jika, jikalau, bila, apabila, bilamana,
asal
Kalimat: Sambungan listrik akan diputus jika
menunggak pembayaran rekening.
(3) Konjungsi yang menyatakan tujuan
Contoh: untuk, agar, supaya, demi, bagi
Kalimat: Jalan layang tersebut dibangun agar lalu
lintas menjadi lancar.
(4) Konjungsi yang menyatakan kesewaktuan
Contoh: ketika, waktu, sewaktu, saat, tatkala,
selagi, sebelum, sesudah, setelah, sejak, semenjak,
selagi
Kalimat: Pendapatan kami sangat berkurang
setelah harga BBM dinaikkan.
(5) Konjungsi yang menyatakan penyungguhan
Contoh: meskipun, biarpun, walaupun, sungguhpun,
sekalipun, kendatipun
Kalimat: Pegawai golongan IIIa itu tidak mau
melakukan korupsi meskipun gajinya kecil dan
kesempatan ada.
(6) Konjungsi yang menyatakan perbandingan
Contoh: seperti, sebagai, bagai, laksana, seumpama
Kalimat: Dimakannya nasi itu dengan lahap seperti
orang tiga hari belum makan.
(7) Konjungsi yang menyatakan batas akhir
Contoh: sampai, hingga, sehingga
Kalimat: Aktivis ICW dianiaya orang tidak
dikenal hingga wajahnya babak belur.
(8) Konjungsi yang menyatakan pengandaian
Contoh: andaikata, seandainya, andaikan
Kalimat: Seandainya terpilih menjadi anggota
legislatif, saya akan berjuang menurunkan harga
sembako.
(9) Konjungsi yang menyatakan penambahan
contoh: dan, serta
Kalimat: Harimau putih dan badak bercula satu
termasuk binatang langka.
(10)Konjungsi yang menyatakan pemilihan
Contoh: atau
Kalimat: Masakan ini harus ditambah garam atau cuka.
(11)Konjungsi yang menyatakan pertentangan
Contoh: tetapi (intrakalimat), namun (antarkalimat),
sedangkan, sebaliknya
Kalimat: Barang-barang impor ini memang mahal tetapi
kualitasnya bagus
(12)Konjungsi yang menyatakan penyamaman
Contoh: adalah, ialah, yaitu, yakni
Kalimat: Soekarno adalah presiden pertama
Republik Indonesia
(13)Konjungsi yang menyatakan urutan
kejadian
Contoh: lalu, kemudian, selanjutnya
Kalimat: Dia membuka pintu lalu menyapa kami
(14) Konjungsi yang menyatakan pembatasan
contoh: kecuali, hanya
Kalimat: Semua orang sudah bersedia untuk menyumbang
masing-masing Rp 100.000,- kecuali Tuan Ali yang kaya raya itu.
(15) Konjungsi yang menghubungkan dua satuan bahasa
(kata,frase, klausa) yang memiliki status yang sama.
Contoh: antara…dan…., baik…maupun…., entah…entah….,
jangankan…pun…., tidak hanya…tetapi juga….,
bukan hanya…melainkan juga…., demikian…
sehingga…., sedemikian rupa…sehingga….
Kalimat: Baik pejabat eksekutif maupun legislatif dan judikatif,
banyak yang terlibat dalam tindak pidana korupsi.
B) KONJUNGSI
ANTARKALIMAT
(1) Kunjungsi yang menyatakan simpulan
Contoh: jadi, maka itu, kalau begitu, begitu, dengan
demikian, itulah sebabnya
Kalimat: Ahmad, teman sekelas kami, memang sangat
nakal. Selain sering bolos, dia juga sering
membuat kegaduhan, sering mengejek dengan
kata-kata kasar. Oleh karena itu, dia sering
dimarahi guru.
(2) Konjungsi yang menyatakan pertentangan
Contoh: namun, namun demikian, namun begitu, akan tetapi,
sebaliknya, meskipun demikian, meskipun begitu,
walaupun demikian, walapun begitu, biarpun begitu
Kalimat: Sebuah metro mini, diikuti sebuah mikrolet dan sebuah
bajaj menyerobot masuk jalur khusus busway. Namun petugas
lalu lintas yang berada di sana tidak berbuat apa-apa.
(3) Konjungsi yang menyatakan penambahan
Contoh: tambahan pula, tambahan lagi, demikian pula, begitu
pula, selain itu, selain dari itu, malahan, tetapi juga,
kecuali itu
Kalimat: PLN menaikkan Tarif Dasar Listrik dan Jasa Marga
menaikkan tarif jalan tol. Begitu pula yang dilakukan para
pedagang di pasar.
(4) Konjungsi yang menyatakan urutan
Contoh: setelah itu, sesudah itu, sebelum itu,
selanjutnya, kemudian daripada itu, dalam
waktu yang bersamaan
Kalimat: Para saksi diminta maju ke muka. Setelah itu
satu persatu ditanya nama dan identitas masing-masing.
(5) Konjungsi yang menyatakan penegasan.
Contoh: lagipula, apalagi, bahkan
Kalimat: Buka puasa dengan semangkuk kolak pisang
rasanya nikmat sekali. Apalagi kalau disantap dengan
secangkir kopi pahit.
E. SEBAIKNYA BERGAYA
PENULISAN KALIMAT PASIF
Perhatikan contoh kalimat berikut!
1) Dalam tulisan ini, saya akan membahas….
2) Dalam penelitian ini penulis akan mencari….
3) Dalam penelitian ini kami akan membandingkan….
Kalimat-kalimat tersebut agar menjadi kalimat pasif harus diubah
menjadi:
4) Dalam tulisan ini akan dibahas….
5) Dalam penelitian ini akan dicari….
6) Dalam penelitian ini akan dibandingkan….
F. LETAKKAN IDE POKOK
PADA INDUK KALIMAT
1) Ide pokok (gagasan pokok, pikiran pokok) harus
ditempatkan pada induk kalimat, bukan pada
anak kalimat.
2) Anak kalimat hanya memberi keterangan
(keterangan waktu, keterangan sebab, atau
keterangan lain).
3) Letak anak kalimat berada di belakang konjungsi.
Contoh :
a) Jaksa itu ditangkap petugas KPK ketika sedang
menerima uang suap dari pengacara terdakwa.
Induk kalimat: Jaksa itu ditangkap petugas KPK
b) Jaksa itu sedang menerima uang suap dari pengacara
terdakwa ketika ditangkap petugas KPK.
Induk kalimat: Jaksa itu sedang menerima uang suap
dari pengacara terdakwa
G. HINDARI PENUMPUKAN
IDE (PIKIRAN)
1) Hindari penumpukan ide atau pikiran pada
sebuah kalimat yang panjang yang penuh
dengan anak kalimat atau berbagai
keterangan tambahan.
2) Paragraf yang di dalamnya terdapat
penumpukan ide agak sukar dipahami.
Sebagaimana diwartakan dalam situs Isy-karima.com,
aksi apel siaga yang diikuti oleh berbagai elemen ini
bertujuan untuk menyatukan visi ormas Islam,
meningkatkan semangat perjuangan yang kini kian
memudar, serta menyatukan kaum muslimin untuk
melawan The Real Terrorist in This World, yaitu Israel,
yang belum lama ini secara brutal menyerang dari udara
dan laut rombongan aktivis kemanusiaan Freedom
Frotilla dari 50 negara, yang menggunakan kapal Mavi
Marmara di perairan internasional sehingga
menyebabkan sejumlah aktifis dan jurnalis menjadi
korban kebiadaban mereka.
Kami sependapat dan terima kasih atas saran Saudara B untuk
memberikan honor yang lebih banyak kepada para dosen KUTIP,
namun honornya sekarang ini tampaknya yang sudah paling
optimal yang dapat kami usahakan dikaitkan dengan kemampuan
keuangan pemerintah, honor dosen kutip adalah yang tertinggi
dibandingkan Pendidikan Maritim pemerintah yang lain termasuk
Akademi Pelayaran R.I., sehingga sering harus “berkonfrontasi”
dengan bapak-bapak yang berwajib mengatur honor-honor
tersebut, karena beliau-beliau mendesak kami agar honor dosen
KUTIP diturunkan supaya seragam dengan pendidikan Maritim
lain, sedangkan kami mendesak agar pendidikan Maritim lain
tersebut yang honornya dinaikkan supaya seragam dengan
KUTIP.
H. MEMERHATIKAN
KESEJAJARAN
1)
(PARALELISME)
Paralelisme dapat diwujudkan dengan penggunanan bentuk-
bentuk bahasa yang sama dalam susunan serial agar
memberikan kejelasan kalimat secara keseluruhan.
2) Bila sebuah ide (gagasan) dalam sebuah kalimat dinyatakan
dengan kata benda (misalnya bentuk pe-an, atau ke-an), maka
ide atau gagasan lain yang sederajat harus dengan kata benda
juga yang berbentuk pe-an, atau ke-an.
3) Bila sebuah ide (gagasan) dinyatakan dengan kata kerja
(bentuk me- atau di-), maka ide yang lain yang sederajat juga
harus dinyatakan dengan kata kerja bentuk me- atau di-.
Contoh:
Mula-mula para buruh wanita memetik daun teh itu, lalu dibawa
dan menyetorkannya ke pabrik; kemudian daun-daun teh itu
dikeringkan dengan menjemurnya; dan selanjutnya diolah
menjadi daun teh yang siap pakai.

Seharusnya, agar kalimat tersebut lebih efektif bisa diubah


menjadi:

Mula-mula, para buruh wanita memetik daun teh itu, lalu


membawa dan menyetorkannya ke pabrik; kemudian para petani
menjemur dan mengeringkan daun-daun teh itu; dan selanjutnya
mengolahnya menjadi daun teh yang siap pakai.
I. MEMERHATIKAN
PENEKANAN DALAM
KALIMAT
1) Penekanan dalam kalimat maksudnya upaya
penulis untuk menekankan/menonjolkan ide
(gagasan).
2) Penekanan kalimat lisan dilakukan dengan
intonasi, mimik muka, dan bentuk nonverbal
lainnya.
3) Penekanan dalam kalimat tulis bisa dilakukan
dengan mutasi, repetisi, kursif, pertentangan, dan
partikel.
a) Mutasi yaitu mengubah posisi kalimat dengan
menempatkan bagian yang dipentingkan pada awal
kalimat. Misalnya, “Minggu depan akan diadakan
seminar “Pencerahan Pancasila bagi mahasiswa.”
b) Repetisi yaitu mengulang kata yang sama dalam
kalimat yang bukan berupa sinonim kata. Misalnya,
“Kalau pimpinan sudah mengatakan tidak ya tetap
tidak.”
c) Kursif yaitu menulis miring, menghitamkan, atau
menggarisbawahi kata yang dipentingkan. Misalnya,
“Bab II skripsi ini tidak membicarakan fluktuasi
harga saham.”
d) Pertentangan yaitu menempatkan kata yang
bertentangan dalam kalimat. Misalnya, “Dia
sebetulnya pintar tetapi malas.”
e) Partikel yaitu menempatkan partikel (lah, kah, pun,
per, tah sebelum atau sesudah kata yang
dipentingkan dalam kalimat. Misalnya, “Dalam
berdemokrasi, apa pun harus transparan kepada
rakyat.
REFERENSI
Chaer, A. (2011). Ragam bahasa ilmiah. Jakarta:
Rineka Cipta. (kalimat efektif)
TUGAS PERTEMUAN KE-2
Setelah memelajari ppt dari saya ini, silakan
kerjakan tugas-tugas berikut dalam ms. word, lalu
lampirkan di e-learning! Jika ada kendala
melampirkan, hubungi saya di nomor 08985552394!
Terima kasih.
JADIKANLAH KALIMAT-
KALIMAT BERIKUT LEBIH
EFEKTIF!
1. Post di blog, tweet, atau video youtube dapat diproduksi dan jutaan orang
dapat melihat secara gratis.
2. Di SMK Islam Moyudan siswa dibekali dengan keterampilan, pengetahuan di
bidang tata busana.
3. Penelitian ini adalah untuk pemanfaatan turbin angin axial 4 bilah dan 3 bilah
dengan menggunakan generator magnet permanen.
4. Namun sejak terungkapnya penggunaan formalin pada mie basah, tahu, ikan
asin, dan bakso pada tahun 2005 lalu, menyebabkan berkurangnya minat
masyarakat untuk mengkonsumsi jenis makanan ini.
5. Beragam upaya guru untuk memberikan ilmu praktis kepada peserta didik
agar mudah untuk memahami pelajaran dan tepat waktu dalam menyelesaikan
tugas.
BUATLAH 5 KALIMAT
EFEKTIF DENGAN KRITERIA
SBB:
1. Kalimat yang Anda tulis isinya berkaitan dengan jurusan
Anda.
2. Kalimat tersebut isinya tidak membicarakan orang/ manusia
atau tidak melibatkan partisipan berupa manusia, seperti kata
saya, Anda, mereka, paman, bibi, dan nama orang.
3. Jadikan hasil kerja Anda 1 -2 halaman (disatukan)!
4. Jadi, total kerja Anda 10 nomor (5 menjadikan kalimat
efektif, 5 menulis kalimat efektif.
5. Kerjakan saat perkuliahan saya, tetapi jika tidak selesai bisa
dikumpulkan 5 hari sejak penugasan, terima kasih.
22. Desa dari mana mereka datang hancur dilanda banjir bandang.
23. Situasi di Timika sangat mencekam yang mana bisa mengancam
keselamatan banyak orang.

Anda mungkin juga menyukai