Anda di halaman 1dari 26

Konsep Model EER (Enhanced Entity

Relationship)

Dosen Pengampu:
Syefudin, S.Kom, M.Pd
Peraturan dan Nilai

 1. Absensi Kehadiran min 10 %


 2. Tugas 15 %
 3. Ujian Tengah Semester 35 %
 4. Ujian Akhir Semester 40 %
 5. Quiz minimal 2 kali
 Note: Catatan, softcopy, slide, fotocopyan, mencatat
materi selama perkuliahan.
EER (Enhanced Entity Relationship)

 Digunakan untuk menangani hubungan supertipe (atas) / subtipe


(bawah)
 Supertipe adalah suatu entitas yang bersifat umum
 Subtipe adalah suatu entitas yang merupakan pengkhususan dari
supertipe
 Contoh:
 MOBIL dapat menjadi supertipe
 SEDAN, MINIBUS, JIP dapat berkedudukan sebagai subtipe
.
Notasi Hubungan Supertipe / Subtipe

 Simbol lingkaran digunakan untuk menghubungkan garis ke supertipe


dan subtipe
 Simbol bentuk-U pada garis yang mneghubungkan simbol lingkaran dan
subtipe menyatakan bahwa subtipe adalah bagian dari supertipe
.
.
Pilihan Model Konseptual

 1. Buat sebuah tipe entitas bernama PEGAWAI


 2. Buat tiga buah entitas terpisah
 3. Buat supertipe dan subtype seperti pada contoh di depan
Generalisasi
 Kebalikan dari proses spesialisasi
 Dilakukan dengan mengidentifikasi attribute-attribute yang sama
dan melakukan generalisasi ke sebuah superclass
 Contoh:
 TRUCK & CAR dapat digeneralisasi menjadi VEHICLE
.
Pewarisan Atribut
 Pewarisan atribut (attribute inhertance) merupakan sifat yang
membuat entitas subtipe mewarisi nilai-nilai yang terdapat pada
semua atribut dalam supertipe
 Contoh Nama_Pegawai terdapat pada supertipe PEGAWAI. Nilai
atribut ini dengan sendirinya diwarisi oleh subtipe seperti
PEGAWAI TETAP.
Proses Pembuatan Hubungan Supertipe/Subtipe
 1. Generalisasi
 Proses perancangan yang bersifat bottom-up
 Pembuatan entitas yang bersifat umum dimulai dari tipe-tipe
entitas yang bersifat khusus.

 2. Spesialisasi
 Proses perancangan yang bersifat top-down
 Pembuatan satu atau beberapa entitas yang bersifat khusus
(subtype) dilakukan dari entitas yang bersifat umum terlebih
dahulu (supertipe)
Ilustrasi Generalisasi
.
Contoh lain Spesialisasi

 Entitas ORANG mengandung atribut Nama, Alamat, Kota


 Sesorang bisa dipecah lagi menjadi:
 PELANGGAN

 PEGAWAI
Kekangan Kelengkapan (untuk menjawab)

 Kekangan kelengkapan (completeness constraint) adalah jenis


kekangan yang ditujukan untuk menjawab pertanyaan apakah suatu
instan dari supertipe harus juga menjadi paling tidak anggota dari
sebuah subtype
 Kekangan kelengkapan memiliki 2 aturan:
 Spesialisasi parsial (partial specialization)
Suatu instan supertipe boleh tidak menjadi bagian dari subtipe
 Spesialisasi total (total specialization)
Setiap instan supertipe harus menjadi anggota dari supertipe
.
.
Disjointness Constraint

 Disjointness constraint adalah kekangan yang ditujukan untuk


menjawab pertanyaan apakah suatu instan supertipe bisa secara
serentak menjadi anggota dua buah subtipe (atau lebih)
 Dua aturan pada disjointness constraint:
 Aturan disjoint: jika suatu instan supertipe adalah anggota salah satu
subtype, maka instan tersebut tidak boleh menjadi anggota subtype
yang lain
 Aturan overlap: jika suatu instan supertipe adalah anggota salah satu
subtype, maka instan tersebut boleh menjadi anggota subtype yang
lain.
.
.
Pembeda Subtipe

 Pembeda subtype adalah suatu atribut pada supertipe yang


nilainya menentukan target sebuah subtype atau beberapa
subtipe
Pembeda Subtipe
Pembeda Subtipe
Tugas 1

 Bank memiliki tiga jenis rekening: cek, tabungan, pinjam


 Atribut untuk ketiga rekening:
 CEK = (No_Rek, Tgl_Buka, Saldo, Biaya_Layanan)
 TABUNGAN = (No_Rek, Tgl_Buka, Saldo, Bunga)
 PINJAMAN = (No_Rek, Tgl_Buka, Bunga, Pembayaran)
 Setiap rekening harus menjadi salah satu dari ketiga subtype.
Dengan menggunakan generalisasi, buatlah model EER
 Sertakan pula pembeda subtipe
SELESAI

Anda mungkin juga menyukai