Anda di halaman 1dari 7

PENGARUH PERSEPSI MAHASISWA AKUNTANSI MENGENAI

LINGKUNGAN KERJA AUDITOR EKSTERNAL TERHADAP


PILIHAN KARIRNYA SEBAGAI AUDITOR
(Studi Kasus Pada Mahasiswa dan Alumni Jurusan Akuntansi Perguruan
Tinggi Swasta se Kopertis Wilayah IV Jawa Barat Banten)
Neni Maryani 1) Rudiana 2)
1)

Akuntansi FE UNJANI
Jl. Terusan Jenderal Sudirman Cimahi
nenimaryani19@yahoo.com
2)
Akuntansi, Poltek Praktisi Bandung
Jl. Merdeka Bandung
xrudie@yahoo.co.id
Abstrak Penelitian ini dilakukan pada Mahasiswa Jurusan Akuntansi Perguruan Tinggi Swasta se Kopertis
Wilayah IV Jawa Barat Banten yang bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh antara persepsi
mahasiswa akuntansi mengenai lingkungan kerja Auditor Eksternal terhadap pilihan karir sebagai auditor.
Pemilihan sebuah karir bagi mahasiswa akuntansi adalah tahap awal dari pembentuk karir tersebut. Setelah
berhasil menyelesaikan kuliahnya, pilihan karir bagi lulusan akuntansi tidak tertutup pada profesi akuntansi
saja, banyak pilihan profesi yang dapat dijalani oleh mereka tergantung faktor-faktor yang
melatarbelakanginya. Persepsi memiliki peranan yang penting dalam pilihan karir, persepsi mahasiswa
memainkan peranan penting dalam proses pengambilan keputusan pilihan karir mahasiswa. Penelitian ini
menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu data yang terkumpul dalam bentuk deskriptif. Adapun teknik
pengumpulan data yang penulis gunakan adalah kuesioner, penelitian ini digunakan statistik non parametrik
karena sangat sesuai dengan data-data ilmu sosial. Teknik koefisiensi kontingensi mempunyai kaitan erat
dengan teknik chi kuadrat (chi Square). Hasil penelitian ini, menunjukan bahwa setelah dilakukan pengujian
didapatkan hasil bahwa persepsi mahasiswa akuntansi mengenai lingkungan kerja eskternal auditor memiliki
pengaruh terhadap pilihan karir sebagai auditor.
Kata Kunci: Persepsi, pilihan karir, auditor

I. PENDAHULUAN
Melihat kondisi yang ada saat ini, dapat
dikatakan ada berbagai kendala yang harus diatasi
dalam kaitannya dengan profesi akuntan publik
diantaranya:
1. Rendahnya tingkat kepercayaan masyarakat
terhadap jasa Akuntan Publik Lokal
2. Kesiapan pemberlakuan Standar Akuntansi
Internasional (IFRS) tahun 2012
3. Rendahnya minat lulusan akuntansi menjadi
Akuntan Publik.
Rendahnya tingkat kepercayaan masyarakat
terhadap Akuntan Publik Lokal dapat dilihat dari
penyebaran jasa profesi ini. Sampai tahun 2009,
terdapat 46
Kantor Akuntan Publik (KAP) Lokal
yang berafiliasi dengan KAP Asing. Dari pangsa pasar
yang ada sampai tahun 2009, 50% jasa ini dikuasai
oleh akuntan Publik yang berafiliasi dengan Kantor
Akuntan Publik Asing.(Tia Aditiasih, 2010).
Rendahnya minat lulusan akuntansi menjadi
Akuntan publik dapat dilihat dari penyebaran
pekerjaan sarjana akuntansi secara umum menyebar
pada berbagai bidang pekerjaan sebagai berikut:
Tabel 1
Penyebaran Pekerjaan Lulusan Akuntansi

Akuntan Publik

2 4%

Akuntan Manajemen

45 55%

Akuntan Pendidik

20 30%

Akuntan Sektor Publik

20 35%

Bisnis mandiri/wira usaha

10 20%

(Suwarjono, 2004)
Dilihat dari data tersebut, nampak bahwa
profesi akuntan pulbik merupakan profesi yang paling
rendah minatnya.

Ditinjau dari sudut usia, saat ini terdapat


920 tenaga profesional di kantor Akuntan Publik
yang tergabung di 501 kantor akuntan publik.
Berikut ini data mengenai akuntan publik dan
tingkat penyebarannya.

Usia

Tabel 2
Jumlah akuntan Publik berdasarkan Usia

Penyebaran Akuntan
Akuntan
%
Publik
Jabodetabek
Wilayah
lainnya

Proceedings SNEB 2014: Hal. 1

> 51 thn

589

64%

40 50 thn

230

25%

< 40 thn

101

11%

55%
45%
920
100%
Sumber: Harian Ekonomi dan Neraca, 23 Agustus 2010,
http://bataviase.co.id/node/353037, diolah kembali.

Dari tabel tersebut menunjukkan bahwa sedikit


generasi muda akuntan yang berminat menjadi akuntan
Publik.
Data dari Departemen Keuangan
menunjukkan bahwa Akuntan beregister kurang lebih
50.000 orang, dimana yang memiliki gelar CPA tidak
sampai seribu orang. Sedangkan jika dilihat dari
tingkat penyebarannya, sebagian besar terpusat di
ibukota Jakarta dan sekitarnya.
Rendahnya minat menjadi Akuntan Publik
dilakukan penelitian oleh Srihadi terhadap mahasiswa
jurusan akuntansi PAAP FE UNPAD. Total
respondennya sebanyak 80 orang terdiri dari 45
mahasiswa pria dan 35 wanita yang duduk dalam
semester lima dan enam. Mahasiswa tersebut telah
menempuh mata kuliah auditing.

Dari prosentase pencapaian skor jawaban


responden maka terlihat bahwa prosentase pilihan
karir tertinggi ditunjukkan pada sektor industri
perbankan sejumlah 32%,sedangkan untuk
menjadi Akuntan Publik sebesar 20%
Peran pendidikan akuntansi menurut Prakarsa
adalah (1) menciptakan knowledge workers yang
dapat bekerja sama secara sinergi dengan bluecollar workers serta menciptakan nilai tambah
(2) tanggap terhadap peran akuntansi yang
cenderung makin multidimensional dan vital
dimasa depan (3) mampu memberi bekal kepada
para akuntan agar dapat melaksanakan oversight,
insight dan foresight rolers yang akan menjadi
makin rumit pada era globalisasi.
II. LANDASAN TEORI
Pengertian Persepsi
Terdapat banyak pengertian mengenai persepsi,
Jalaludin Rakhmat menyatakan bahwa pengertian
persepsi adalah:
Pengalaman tentang objek, peristiwa atau
hubungan-hubungan yang diperoleh dengan
menyimpulkan informasi dan menafsirkan
pesan.(2004;51)
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi
Persepsi seseorang diperengaruhi oleh berbagai
faktor yang menyebabkan individu dapat memberikan
interpretasi yang berbeda dengan orang lain pada saat
melihat sesuatu.
Menurut Jalaludin Rakhmat faktor-faktor
yang mempengaruhi persepsi adalah:
1. Faktor fungsional, berasal dari kebutuhan,
pengalaman masalalu, motivasi, harapan
dan keinginan, perhatian, emosi
dan

suasana hati dan hal-hal lain yang termasuk


dalam faktor personal.
2. Faktor stuktural, berasal dari sifat stimuli
fisik dan efek-efek saraf yang ditimbulkan
pada sistem saraf individu.
3. Faktor kebudayaan, kultur atau kebudayaan
dimana individu tumbuh dan berkembang
akan turut pada menentukannya proses
persepsi seseorang.(2004;57)
Persepsi terhadap karir berdasarkan penelitian
Nystrom dan Mc Arthur (1989) dapat ditinjau dari
dua cara yaitu,1) karir sebagai variabel dependen, dan
2) karir sebagai variabel independen. Sebagai variabel
dependen, artinya karir dipengaruhi oleh berbagai
pilihan organisasi seperti strategi, struktur, proses dan
kondisi organisasi. Sebaliknya bila karir sebagai
variabel independen akan mempengaruhi kinerja
organisasi, misalnya kesempatan promosi dalam
organisasi akan mempengaruhi kualitas tenaga kerja.
Jadi kesesuaian antara stuktur organisasi dan
perkembangan karir diperlukan dalam hubungannya
dengan kemungkinan peningkatan kinerja individu
dan kinerja organisasi.
Lingkungan Kerja Auditor
Menurut DeZoort et al (1997) dalam Sharon
Ayumediaz (2005), lingkungan kerja auditor
dijabarkan dalam 3 (tiga) indikator yang dinilai cukup
meliputi beberapa isu yang relevan dengan dunia
akuntan publik, yaitu :
1. Job Duties and Responsibilities.
Mencakup pengetahuan dan keahlian yang
dibutuhkan oleh seorang auditor, juga mengenai
atribut dan manfaat profesi auditor.
2. Advancement, Training and Supervision.
Mencakup kemahiran dalam pekerjaan, pelatihan
dan pendidikan yang dilaksanakan oleh kantor
Akuntan Publik, Promosi jabatan dan kecukupan
supervisi kerja.
3. Personal Concerns.
Mencakup Standar etik dan interaksi dengan
rekan seprofesi, dukungan perusahaan dalam
mengikuti persiapan Ujian Sertifikat Akuntan
Publik (USAP).
Pengertian Karir
Pengertian karir menurut Marihot Tua Efendi
Hariandja pengertian karir adalah:
Keseluruhan jabatan atau pekerjaan atau
posisi yang dapat diduduki seseorang selama
kehidupan kerjanya dalam organisasi atau
dalam
beberapa
organisasi.
(2002;219)
Sementara Achmad S Ruky menyatakan karir
adalah sebagai berikut:
Karir adalah sebuah pola pengalamanpengalaman yang terkati dengan pekerjaan
(misalnya jabatan,tugas-tugas, keputusankeputusan dan interpretasi pribadi tentang
kejadian-kejadian yang berkaitan dengan
pekerjaan) dan kegiatan-kegiatan Selama masa
kerja seseorang(2003;284)

Proceedings SNEB 2014: Hal. 2

Pengertian karir menurut Mutiara S Panggabean


adalah:
Semua pekerjaan yang dilakukan seseorang
selama masa kerjanya yang memberikan
kelangsungan, keteraturan, dan nilai bagi
kehidupan
seseorang
(2002:58)
Dari beberapa pengertian di atas, maka karir
merupakan
serangkaian
kegiatan
seseorang
berhubungan dengan pekerjaan yang mengandung
perilaku, kemampuan, sikap dan aspirasi selama
hidupnya dimana hal tersebut memberikan arti dalam
kehidupannya.
Pengertian Informasi Karir
Informasi karir adalah sejumlah bahan
informasi tentang pemahaman diri, pemahaman
informasi dan pemahaman dunia kerja serta jenis
pekerjaan tertentu,, sehingga seseorang dapat
merencanakan masa depannya sesuai dengan
kemampuannya dan mendapatkan kepuasan atas
pilihan karirnya.
Dari pengertian diatas dapat disebutkan
bahwa informasi karir memuat rencana dan pilihan
karir seseorang yang didasarkan pada berbagai
pengetahuan yang diperlukan untuk membuat
keputusan mengenai suatu pekerjaan atau karir.
Tujuan Informasi Karir
Dewa Ketut Sukardi mengemukakan bahwa
informasi karir bertujuan untuk dipergunakan sebagai
alat untuk membantu individu memperoleh
pandangan, pengertian dan pemahaman tentang dunia
kerja dan aspek-aspek dunia kerja. (1998;112)
Berkenaan dengan pentingnya individu untuk
memperoleh pandangan dan pengertian untuk
mengambil keputusan tentang karir, L.E.Tyler yang
dikutip E.Lahope mengemukakan bahwa:
Informasi karir penting diberikan kepada
seseorang agar ia dapat mengetahui dengan
jelas apa dan bagaimana pekerjaan itu, ciriciri pribadi apa yang dituntutnya, serta mana
yang dikehendaki dan mana yang tidak
dikehendaki, dengan maksud membawa
seseorang kepada pilihan, keputusan dan
rencana hidup di masa depan.(2002;28)
Sumber Informasi Karir
Informasi karir dapat diperoleh dari berbagai
sumber, diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Lembaga pendidikan (guru/dosen)
2. Media cetak dan media elektronik seperti koran,
majalah radio dan TV dalam bentuk iklan, artikel
dan sebagainya.
3. Keluarga dan teman.
4. Bursa karir atau bursa tenaga kerja.
Jenis Informasi Karir
Dewa Ketut Sukardi membagi informasi
karir menjadi tiga golongan besar, yaitu:
1. Informasi Pribadi Sosial.

2. Informasi Pendidikan.
3. Informasi Pekerjaan.(1998;40)
Pilihan Karir dalam Profesi Akuntansi
Pilihan karir dalam profesi akuntansi menurut
Weygandt,
Kreso,
Kell,
(1999;7)
dapat
diklasifikasikan menjadi tiga bidang utama, yaitu : (1)
Public Accounting, (2) Private Accounting, dan (3)
Non Profit For Accounting.
Profesi merupakan suatu bidang pekerjaan
yang dilandasi pendidikan di bidang tertentu. Sebagai
suatu profesi, profesi akuntan merupakan bidang
profesi yang memberikan jasa bagi masyarakat
terutama yang terkait dengan pengkajian informasi
dalam dimensi moneter (satuan uang). Orang-orang
yang berprofesi dalam bidang akuntansi disebut
akuntan. Akuntan dapat dikelompokan sesuai dengan
spesifikasinya yang diminati, yaitu:
1. Akuntan Intern
2. Akuntan Publik
3. Akuntan Sektor Publik (pemerintahan)
4. Akuntan Pendidik
Profesi auditor juga memiliki persepsi negatif
yang muncul berkaitan dengan turnover karyawan
yang biasanya terjadi pada staf yang baru masuk.
Rhode et al (1977) dalam Sharon Ayumediaz
(2005) dalam penelitiannya tentang penyebab turnover
profesi auditor menyatakan bahwa alasan yang paling
banyak diberikan untuk meninggalkan profesi auditor
adalah (1) Konflik antara kerja dengan kehidupan
keluarga (2) Tersitanya terlalu banyak waktu (3)
Ketidakmampuan individu yang bersangkutan untuk
menggunakan bakat dan kemampuannya.
Carcello et al (1991) dalam Sharon
Ayumediaz (2005) mengindikasikan atribut profesi
auditorlah yang dapat mengurangi minat mahasiswa
akuntansi untuk memilih karir sebagai auditor atau
menyebabkan mereka yang sudah memilih auditor
sebagai karir menjadi tidak puas. Empat karakteristik
yang paling sering disebutkan adalah overtime,
deadline/budget yang tidak realistis, stres/tekanan
pekerjaan serta politik perusahaan. Dua karakteristkik
tersebut, yaitu overtime dan stres / tekanan pekerjaan,
merupakan alasan yang paling banyak diberikan untuk
meninggalkan profesi auditor.
Dalam penelitian Dennis et al pada tahun
1996 tentang dampak litigation terhadap profesi
auditor sebagai pilihan karir diindikasikan bahwa
profesi auditor merupakan batu loncatan karir non
auditor. Pekerjaan sebagai auditor digunakan untuk
mengasah keahlian yang akan ditransfer ke profesi
non auditor. Salah satu penyebab adalah masalah
stres dan waktu yang menjadi karakteristik profesi
auditor.
Dari hal tersebut diatas dapat membentuk
sebuah paradigma berpikir masyarakat mengenai
profesi auditor eksternal, bahwa profesi auditor
eksternal adalah profesi yang membosankan, gaji tidak
memadai dengan pekerjaan yang menumpuk.

Proceedings SNEB 2014: Hal. 3

Profesi auditor eksternal dapat kehilangan


calon-calon auditor berkualitas jika informasi negatif
mengenai lingkungan kerja Auditor Eksternal terus
berkembang di masyarakat. Sehingga minat lulusan
sarjana akuntansi dapat berkurang untuk memilih
karirnya sebagai auditor eksternal dan mengalihkan
pilihan karirnya pada profesi akuntansi yang lain.
Rendahnya minat menjadi Akuntan Publik dilakukan
penelitian oleh Srihadi terhadap mahasiswa jurusan
akuntansi PAAP FE UNPAD. Total respondennya
sebanyak 80 orang terdiri dari 45 mahasiswa pria dan
35 wanita yang duduk dalam semester lima dan enam.
Mahasiswa tersebut telah menempuh mata kuliah
auditing.
III. PEMBAHASAN
Pengujian ini dilakukan dengan teknik koefisien
kontingensi sebagai berikut:
1. Menyusun frekuensi pengamatan dalam tabel
kontigensi r x k
2. Menentukan nilai frekuensi harapan tiap sel, diaman
jika terdapat 20 % dari seluruh sel memiliki
frekuensi harapan tiap sel yang lebih kecil dari satu
dilakukan penggabungan kategori.
3. Menghitung chi kuadrat (X2)
4. Menghitung nilai koefisiensi kontingensi ( C )
Test Statistics
Chi-Square a
df
Asy mp. Sig.

Y
1067.450
30
.000

a. 0 cells (.0%) hav e expected f requencies less than


5. The minimum expected cell f requency is 20.8.

Persepsi
Mahasiswa
Akuntansi
Mengenai
Lingkungan Kerja Auditor Eksternal
Dari hasil penelitian dan penjelasan tentang
persepsi mahasiswa Program Studi Akuntansi
Perguruan Tinggi Swasta se Kopertis Wilayah IV
Jawa Barat Banten mengenai lingkungan kerja
Auditor Eksternal maka, hasil pengolahan data pada
bagian sebelumnya menunjukan bahwa mahasiswa
akuntansi cenderung memiliki persepsi positif
mengenai lingkungan kerja Auditor Eksternal,
mahasiswa atau responden yang memiliki persepsi
positif tersebut cenderung memilih karir auditor.
Sebanyak 65% dari responden yang memiliki persepsi
positif, memilih karir auditor, sedangkan dengan
mahasiswa yang memiliki persepsi sangat positif
cenderung memilih karir non auditor yaitu sebanyak
64% dari responden yang memiliki persepsi sangat
positif.
Dari hasil penelitian diatas yaitu persepsi
mahasiswa akuntansi mengenai lingkungan kerja
Auditor Eksternal, sebagian besar responden
menyatakan persepsi positif terhadap lingkungan kerja
Auditor Eksternal, namun juga terdapat beberapa
persepsi yang negatif.
Untuk indikator job duties and responsibility
pernyataan dengan skor terendah atau persepsi

terendah adalah pernyataan butir 7 yaitu mengenai


profesi auditor adalah profesi yang menarik bagi
responden. Hal ini menunjukan bahwa ketertarikan
responden terhadap profesi auditor adalah rendah
meskipun persepsi mereka positif.
Kemudian untuk indikator advancement,
training and supervision pernyataan dengan skor
terendah adalah butir pernyataan no 20 yaitu mengenai
profesi auditor responden tidak dapat menerima
evaluasi pekerjaan tepat waktu dan konstruktif.
Beberapa hal yang menyebabakan persespsi responden
rendah mengenai pernyataan ini diantaranya adalah
sebagian besar responden tidak memiliki pengalaman
dalam audit, jadi responden tidak memiliki
pengetahuan mengenai evaluasi pekerjaan untuk audit.
Sedangkan untuk indikator personal concern,
beberapa pernyataan dengan skor rendah diantaranya
adalah pernyataan butiR 24 dan 26. Pernyataan butir
24 mengenai dalam profesi auditor jika responden
bekerja lembur responden tidak dapat memastikan
kapan akan berhenti pada hari itu. Responden
mendapatkan informasi mengenai banyaknya waktu
lembur jika bekerja di KAP diantaranya dari
perkuliahan, hal ini menyebabkan responden
berpersepsi jika mereka bekerja sebagai auditor di
KAP mereka belum pasti bisa memastikan dapat
berhenti bekerja kapan pada hari itu, hal ini juga dapat
menyebabkan responden enggan untuk memilih karir
sebagai auditor.
Untuk pernyataan butir 26 juga mendapatkan
skor rendah, bahkan skor terendah untuk seluruh
penyataan yaitu mengenai dalam profesi auditor saaat
bekerja keluar kota responden tidak dapat memastikan
apakah di akhir minggu dapat pulang kerumah. Profesi
auditor tidak jarang memiliki klien sampai keluar
kota, hal ini menyebabkan auditor harus berpergian
keluar kota untuk melaksanakan audit. Responden
berpersepsi jika mereka bekerja sebagai auditor
mereka ragu bisa memastikan dapat pulang kerumah
pada akhir minggu.
Hal tersebut membentuk informasi bahwa
profesi auditor mempunyai masalah dengan waktu
yang tidak pernah cukup dan hal ini pada akhirnya
membentuk persepsi negatif mengenai masalah
lembur atau perjalanan keluar kota dalam profesi
auditor.
Pengaruh
Persepsi
Mahasiswa
Akuntansi
Mengenai Lingkungan Kerja Auditor Eksternal
Lingkungan Kerja Auditor Terhadap Pilihan
Karir Sebagai Auditor
Dari perhitungan, diperoleh chi kuadrat (x2)
sebesar 1067,45 ,untuk menguji signifikansi koefisien
C yang dihasilkan, dilakukan perbandingan Chi
Kuadrat hitung dengan Chi Kuadrat Tabel pada
tingkat signifikansi dan degree of freedom (df)
tertentu. Tingkat signifikansi adalah 0,05 dengan df =
642.
Setelah dilakukan perbandingan, maka
diperoleh nilai Chi Kuadrat tabel sebesar 43,775.
Ternyata X2 hitung X2 Tabel (1067,45 43,775). Berarti
Ho ditolak dan Ha diterima.

Proceedings SNEB 2014: Hal. 4

Dari karakteristik responden diketahui bahwa


91% tidak memiliki pengalaman audit, mungkin hal
ini juga yang menyebabkan sebagian responden tidak
berminat untuk memilih karirnya sebagai auditor.
Namun, informasi mereka dapat dari perkuliahan,
media, teman, dosen dan sebagainya. Sehingga
meskipun tidak memiliki pengalaman audit, persepsi
masih dapat terbentuk dari informasi yang didapat.
Persepsi mahasiswa akuntansi mengenai
lingkungan kerja Auditor Eksternal bukanlah satusatunya faktor yang mempengaruhi pilihan karir
mereka sebagai auditor, hal ini karena meskipun
persepsi responden sangat positif mengenai
lingkungan kerja Auditor Eksternal, namun hal ini
tidak lantas membuat mereka memilih auditor sebagai
pilihan karir mereka.
IV. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan
penulis terhadap mahasiswa Program Studi Akuntansi
Perguruan Tinggi Swasta se Kopertis Wilayah IV
Jawa Barat Banten, dapat disimpulkan bahwa persepsi
mahasiswa mengenai lingkungan kerja Auditor
Eksternal memiliki pengaruh terhadap pilihan karir
mereka sebagai auditor. Berdasarkan teori-teori yang
dipelajari serta pembahasan yang dilakukan pada babbab sebelumnya, maka penulis menarik kesimpulan
sebagai berikut:
1. Secara keseluruhan mahasiswa Program Studi
Akuntansi Perguruan Tinggi Swasta se Kopertis
Wilayah IV Jawa Barat Banten memiliki
persespsi positif mengenai lingkungan kerja
Auditor Eksternal, yang mencakup indikatorindikator job duties and responsibilities,
advancement, training and supervision serta
personal concern.
2. Secara keseluruhan mahasiswa Program Studi
Akuntansi Perguruan Tinggi Swasta se Kopertis
Wilayah IV Jawa Barat Banten memilih karir
sebagai non auditor setelah lulus nanti.
Berdasarkan indikator penelitian, mereka tidak
memilih auditor sebagai karirnya pada
pernyataan-pernyataan mengenai masalah waktu
lembur, perjalanan ke luar kota serta penugasan
pekerjaan dalam profesi auditor.
3. Meskipun persepsi responden sangat positif
terhadap lingkungan kerja Auditor Eksternal,
akan tetapi hal ini tidak membuat mereka untuk
memilih karir sebagai auditor. Sehingga tidak
terdapat pengaruh antara persepsi mahasiswa
akuntansi mengenai lingkungan kerja Auditor
Eksternal terhadap pilihan karirnya sebagai
auditor.
Pilihan Karir Mahasiswa Akuntansi Sebagai
Auditor
Dari hasil penelitian dan penjelasan
mengenai persepsi mahasiswa Program Studi
Akuntansi Perguruan Tinggi Swasta se Kopertis
Wilayah IV Jawa Barat Banten mengenai lingkungan
kerja Auditor Eksternal menunjukan bahwa
mahasiswa akuntansi (responden) memiliki persepsi

positif mengenai lingkungan kerja Auditor Eksternal.


Meskipun persepsi responden positif mengenai
lingkungan kerja Auditor Eksternal, namun
kecenderungan responden untuk memimilih karir
sebagai auditor lebih tinggi yaitu sebanyak 65% dari
responden yang memiliki persepsi positif. Hal tersebut
mengindikasikan bahwa persepsi yang positif
mengenai lingkungan kerja Auditor Eksternal akan
mengarahkan responden untuk memilih karir sebagai
auditor.
Setelah dilakukan penelitian, sebanyak
67,55% responden dari seluruh responden untuk
keseluruhan pernyataan memilih karir sebagai non
auditor. Hal ini menjadi tolak ukur bahwa lebih dari
setengah responden berminat untuk memilih karir
sebagai non auditor.
Responden yang tidak memilih karir sebagai
auditor sebagai karirnya diantaranya disebabkan oleh
karakteristik-karakteristik dalam profesi auditor.
Karakteristik-karakteristik seperti lembur, perjalanan
ke luar kota serta penugasan pekerjaan pada profesi
auditor diindikasikan dapat mengurangi minat
mahasiswa akuntansi untuk memilih karir sebagai
auditor atau menyebabkan merek yang sudah memilih
karir sebagai auditor menjadi tidak betah .
Selain karakteristik-karakteristik tersebut
diatas, alasan lain yang mereka tidak memilih auditor
sebagai karirnya dikarenakan profesi auditor adalah
membosankan,
karena
dalam
pekerjaannya
membutuhkan waktu dan konsentrasi yang cermat
ketika melakukan pemeriksaan laporan keuangan,
walaupun dalam pelaksanaannya mereka mengetahui
dengan menjadi auditor bisa memperlajari banyak hal.
Selain itu, alas an lainnya adalah balas jasa yang
kurang jika bekerja di KAP. Balas jasa yang didapat
auditor kurang sesuai dengan pekerjaan yang
dilakukan. Mungkin dengan alasan-alasan diatas minat
memilih karir auditor menjadi kurang. Bekerja
sebagai staf keuangan pada perusahaan, bank atau
institusi pemerintah, menjadi wiraswasta merupakan
pilihan karir yang menarik bagi mereka daripada
menajdi seorang auditor.
REFERENSI
Dewan

SPAP Ikatan Akuntan Indonesia.


Kompartemen Akuntan Publik, 2001.
Standar Profesional Akuntan Publik Per 1
Januari 2011. Jakarta: PT. Salemba
Empat.

Dezoort, F.T., A.T. Lord, dan B.R. Cargile. 1997.


A Comparison of Accounting Professors
and Student Perceptions of The Public
Accounting Work Environment, Issues in
Accounting Education (Fall): 281-298.
Dindin

Zaenudin,
Neni
Maryani.
(2012).Pengaruh Persepsi Mahasiswa
dan
Alumni
Jurusan
Akuntansi
Mengenai Lingkungan Kerja Auditor

Proceedings SNEB 2014: Hal. 5

Eksternal Terhadap Pilihan Karir


Sebagai Auditor (Studi Kasus Pada
Mahasiswa Jurusan Akuntansi FE
UNJANI). Skripsi. Fakultas Ekonomi,
Jurusan Akuntansi Universitas Jenderal
Achmad Yani Cimahi.
Hariandja, Marihot Tua Effendi. 2002. Manajemen
Sumber Daya Manusia, Pengadaan,
Pengembangan,
Pengkompensasian,
Peningkatan Produktivitas Pegawai.
Jakarta. PT Garsindo

tahun 2004. Saat ini menjadi Dosen di Poltek Praktisi


Bandung dan Patner di KAP Roebiandini dan Rekan.

Rhode, J.G.J.E. Sorensen dan E.E. Lawler. 1997.


Sources of Professional by the Exit
Interview Accounting. Organizations acnd
Society
Rakhmat, Jalaludin. 2004. Psikologi Komunikasi.
Edisi Revisi. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Sawarjuwono.2004.Produk Pendidikan Akuntansi
di Masa Depan : Suatu Proses
Antisipasi.Media
Akuntansi
Edisi
49/TahunXII/September 2005 hal 54.
Sharon Ayumediaz. 2005. Pengaruh Persepsi
Mahasiswa
Akuntansi
Mengenai
Lingkungan Kerja Auditor Eksternal
Terhadap Pilihan Karirnya Sebagai
Auditor
(Survei
atas
Mahasiswa
Akuntansi Angkatan 2002-2005 Fakultas
Ekonomi
Universitas
Padjajaran
Bandung). Padjajaran Bandung.
Srihadi, 2009.Pilihan Karir Mahasiswa Program
D III Akuntansi FE UNPAD Suatu
Penelitian Deskriptif. Jurnal Ekonomi dan
Bisnis Terapan FE UNPAD.Vol 5 No 2
September 2009 hal 1-12.
Panggabean, Mutiara S. 2002. Manajemen
Sumber Daya Manusia Edisi Pertama.
Jakarta. Ghalia Indonesia.

Biodata Penulis
Neni Maryani, memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
(SE), Jurusan Akutansi Universitas Padjadjaran
Bandung, lulus tahun 1994. Memperoleh gelar
Magister Science (MSi) Program Pasca Sarjana
Magister Ilmu Ekonomi Universitas Padjadjaran
Bandung, lulus tahun 2004. Saat ini menjadi Dosen di
Fakultas Ekonomi Universitas Jenderal Achmad Yani
Cimahi
Rudiana, memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (SE),
Jurusan Akuntansi Universitas Padjadjaran Bandung,
lulus tahun 1995. Memperoleh gelar Magister
Akuntansi (M.Ak) Program Pasca Sarjana Magister
Ilmu Ekonomi Universitas Padjadjaran Bandung, lulus

Proceedings SNEB 2014: Hal. 6

Proceedings SNEB 2014: Hal. 7

Anda mungkin juga menyukai