Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH DESA SIAGA PASIR NANJUNG

DISUSUN OLEH :
DESY KARLINA
GLORY REBECCA SAMBAN RANDE
RECCA AMELYA AMIR
VITA YULAEKHA

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK


KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR JURUSAN KEBIDANAN PRODI D-IV
KEBIDANAN TAHUN 2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Maraknya bencana alam seperti tanah longsor, banjir, gempa, tsunami dan lain-
lain, akhir-akhir ini telah memperparah kondisi sosial, ekonomi dan lingkungan di
tanah air kita. Pencemaran lingkungan, penggundulan hutan pengungsian dan wabah
penyakit serta Kejadian Luar Biasa (KLB) telah terjadi di sebagian besar Negara kita.
Konflik sosial yang berkepanjangan telah menimbulkan kerusakan dan pertikaian,
stress, gangguan jiwa dan kemiskinan.
Kondisi tersebut di atas turut meningkatkan masalah kesehatan seperti tingginya
angka kematian, terutama kematian ibu sebesar 359/100.000 (SDKI 20012) dan
kematian bayi sebesar 35/1000 kelahiran hidup (SDKI 2002-2003). Demikian juga
dengan tingginya angka kesakitan akhir-akhir ini ditandai dengan munculnya kembali
berbagai penyakit lama seperti malaria dan tuberculosis paru, dan demam berdarah.
Sehubungan dengan hal tersebut, pemerintah telah menetapkan PP nomor 7
tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)
2004-2009 dengan sasaran yang harus dicapai:
1. Meningkatnya umur harapan hidup dari 66,2 tahun menjadi 70,6 tahun.
2. Menurunnya angka kematian bayi dari 45 menjadi 26/1000 kelahiran hidup.
3. Menurunnya angka kematian ibu melahirkan dari 307 menjadi 226/100.000
kelahiran hidup.
4. Menurunnya prevalensi gizi kurang anak balita dari 25,8% menjadi 20%.
Dengan telah ditetapkan sasaran tersebut, maka Departemen Kesehatan segera
memutuskan visi yaitu “masyarakat yang mandiri untuk hidup sehat” dengan misi
membuat masyarakat sehat.
B. Rumusan Masalah
1. Apa konsep dasar Desa Siaga ?
2. Apa pengertian Desa Siaga ?
3. Apa tujuan Desa Siaga ?
4. Bagaimana sasaran dan kriteria pengembangan Desa Siaga ?
5. Apa program-program yang terdapat dalam Desa Siaga ?
6. Bagaimana pelaksanaan Desa Siaga ?
7. Siapa peran jajaran kesehatan dan pemangku kepentingan terkait ?
8. Bagaimana indikator keberhasilan Desa Siaga ?
C. Tujuan
1. Mengetahui konsep dasar Desa Siaga
2. Mengetahui pengertian Desa Siaga
3. Mengetahui tujuan Desa Siaga
4. Mengetahui sasaran dan kriteria pengembangan Desa Siaga
5. Mengetahui program-program yang terdapat dalam Desa Siaga
6. Mengetahui pelaksanaan Desa Siaga
7. Mengetahui peran jajaran kesehatan dan pemangku kepentingan terkait
8. Mengetahui indikator keberhasilan Desa Siaga
D. Manfaat
1. Mahasiswa mampu mengetahui konsep dasar Desa Siaga
2. Mahasiswa mampu mengetahui pengertian Desa Siaga
3. Mahasiswa mampu mengetahui tujuan Desa Siaga
4. Mahasiswa mampu mengetahui sasaran dan kriteria pengembangan Desa Siaga
5. Mahasiswa mampu mengetahui program-program yang terdapat Dalam Desa
Siaga
6. Mahasiswa mampu mengetahui pelaksanaan Desa Siaga
7. Mahasiswa mampu mengetahui peran jajaran kesehatan dan pemangku
kepentingan terkait
8. Mahasiswa mampu mengetahui indikator keberhasilan Desa Siaga
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Konsep Dasar Desa Siaga


Langkah nyata untuk mewujudkan sasaran RPJMN 2004-2009, telah diterbitkan
SK Menkes No. 564/2006 tentang Pedoman Pelaksanaan Pembangunan Desa Siaga,
dengan mengambil kebijakan bahwa “seluruh desa di Indonesia menjadi Desa Siaga
pada akhir tahun 2008”
B. Pengertian Desa Siaga
Desa Siaga adalah desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya dan
kemampuan serta kemauan untuk mencegah dan mengatasi masalah-masalah
kesehatan, bencana dan kegawatdaruratan kesehatan, secara mandiri.
Desa yang dimaksud di sini dapat berarti Kelurahan atau negeri atau istilah-istilah
lain bagi kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah, yang
berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat,
berdasarkan asal-usul dan adapt-istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam
sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Desa Siaga merupakan gambaran masyarakat yang sadar, mau dan mampu untuk
mencegah dan mengatasi berbagai ancaman terhadap kesehatan masyarakat seperti
kurang gizi, penyakit menular dan penyakit yang berpotensi menimbulkan KLB,
kejadian bencana, kecelakaan, dan lain-lain, dengan memanfaatkan potensi setempat,
secara gotong-royong.
C. Tujuan Desa Siaga
Tujuan dari dibentuknya Desa Siaga adalah:
1. Mendekatkan pelayanan kesehatan dasar kepada masyarakat desa.
2. Menyiapsiagakan masyarakat untuk menghadapi masalah-masalah yang
berhubungan dengan kesehatan masyarakat.
3. Memandirikan masyarakat dalam mengembangkan perilaku hidup bersih dan
sehat.
D. Sasaran Dan Kriteria Pengembangan Desa Siaga
1. Sasaran :
Untuk mempermudah strategi intervensi, sasaran pengembangan Desa Siaga
dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:
a. Semua individu dan keluarga di desa, yang diharapkan mampu melaksanakan
hidup sehat, serta perduli dan tanggap terhadap permasalahan kesehatan di
wilayah desanya.
b. Pihak-pihak yang mempunyai pengaruh terhadap perilaku individu dan
keluarga atau dapat menciptakan iklim yang kondusif bagi perubahan perilaku
tersebut, seperti tokoh masyarakat, termasuk tokoh agama, tokoh perempuan
dan pemuda; kader; serta petugas kesehatan.
c. Pihak-pihak yang diharapkan memberikan dukungan kebijakan, peraturan
perundang-undangan, dana, tenaga, sarana, dan lain-lain, seperti Kepala Desa,
Camat, para pejabat terkait, swasta, para donatur, dan pemangku kepentingan
lainnya.
2. Kriteria
Sebuah desa telah menjadi Desa Siaga apabila desa tersebut memiliki sekurang-
kurangnya sebuah Pos Kesehatan Desa.
E. Program-program yang Terdapat Dalam Desa Siaga
Inti dari kegiata Desa Siaga adalah memberdayakan masyarakat agar mau dan
mampu untuk hidup sehat. Oleh karena itu dalam pengembangannya diperlukan
langkah-langkah pendekatan edukatif. Yaitu upaya mendampingi (memfasilitasi)
masyarakat untuk menjalani proses pembelajaran yang berupa proses pemecahan
masalah-masalah kesehatan yang dihadapinya.
Untuk menuju Desa Siaga perlu dikaji berbagai kegiatan bersumberdaya
masyarakat yang ada dewasa ini seperti Posyandu, Polindes, Pos Obat Desa, Dana
Sahat, Siap-Antar-Jaga, dan lain-lain sebagai embrio atau titik awal pengembangan
menuju Desa Siaga. Dengan demikian, mengubah desa menjadi Desa Siaga akan
lebih cepat bila di desa tersebut telah ada berbagai Upaya Kesehatan Berbasis
Masyarakat (UKBM).
F. Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) Dalam Desa Siaga
1. Pengertian Poskendes
Poskesdes adalah upaya UKBM yang dibentuk di desa dalam rangka
mendekatkan / menyediakan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat
desa.Poskesdes dapat dikatakan sebagai sarana kesehatan yang merupakan
pertemuan antara upaya-upaya masyarakat dan dukungan pemerintah.
Pelayanannya meliputi upaya-upaya promotif, preventif, dan kuratif yang
dilaksanakan oleh tenaga kesehatan (terutama bidan) dengan melibatkan kader
atau tenaga sukarela lainnya.
2. Kegiatan Poskendes
Poskesdes diharapkan dapat melaksanakan kegiatan-kegiatan pelayanan
kesehatan bagi masyarakat desa, sekurang-kurangnya:
a. Pengamatan epidemiologis sederhana terhadap penyakit, terutama
penyakit menular dan penyakit yang berpotensi menimbulkan KLB, dan
faktor-faktor resikonya (termasuk status gizi) serta kesehatan ibu hamil yang
beresiko.
b. Penanggulangan penyakit, terutama penyakit menular dan penyakit yang
berpotensi menimbulkan KLB, serta faktor-faktor resikonya (termasuk
kurang gizi).
c. Kesiapsiagaan dan penanggualangan bencana dan kegawatdaruratan
kesehatan.
d. Pelayanan medis dasar, sesuai dengan kompetensinya.
e. Kegiatan-kegiatan lain, yaitu promosi kesehatan untuk peningkatan
keluarga sadar gizi, peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS),
penyehatan lingkungan, dan lain-lain, merupakan kegiatan pengembangan.
Poskesdes juga diharapkan sebagai pusat pengembangan atau revitalisasi
berbagai UKBM lain yang dibutuhkan masyarakat desa (misalnya Warung
Obat Desa, Kelompok Pemakai Air, Arisan Jamban Keluarga dan lain-lain).
Dengan demikian, Poskesdes sekaligus berperan sebagai coordinator dan
UKBM-UKBM tersebut.
3. Sumber Daya Poskendes
Poskesdes diselenggarakan oleh tenaga kesehatan (minimal seorang bidan),
dengan dibantu oleh sekurang-kurangnya dua orang kader. Untuk
menyelenggarakan Poskesdes harus tersedia sarana fisik bangunan,
perlengkapan, dan peralatan kesehatan. Guna kelancaran komunikasi dengan
masyarakat dan dengan sarana kesehatan (khususnya Puskesmas), Poskesdes
seyogyanya memiliki juga sarana komunikasi (telepon, ponsel, atau kurir).
Pembangunan saranan fisik Poskesdes dapat dilaksanakan melalui berbagai
cara, yaitu dengan urutan alternative sebagai berikut:
a. Mengembangkan Pondok Bersalin Desa (Polindes) yang telah ada menjadi
Poskesdes.
b. Memanfaatkan bangunan yang sudah ada, yaitu misalnya Balai RW Balai
Desa, Bali Pertemuan Desa, dan lain-lain.
c. Membangun baru, yaitu dengan pendanaan dari Pemerintah (Pusat atau
Daerah), donator, dunia usaha, atau swadaya masyarakat.
G. Pelaksanaan Desa Siaga
1. Persiapan
Dalam tahap persiapan, hal-hal yang perlu dilakukan adalah:
a. Pusat
1) Penyusunan pedoman.
2) Pembuatan modul-modul pelatihan.
3) Penyelenggaraan Pelatihan bagi Pelatih atau Training of Trainers (TOT)
b. Provinsi
1) Penyelenggaraan TOT (tenaga kabupaten / Kota)
c. Kabupaten / Kota
1) Penyelenggaraan pelatihan tenaga kesehatan.
2) Penyelenggaraan pelatihan kader.
2. Pelaksanaan
Dalam tahap pelaksanaan, hal-hal yang perlu dilakukan adalah:
a. Pusat
Penyediaan dana dan dukungan sumber daya lain
b. Provinsi
Penyediaan dana dan dukungan sumber daya lain
c. Kabupaten / Kota
1) Penyediaan dana dan dukungan sumber daya lain.
2) Penyiapan Puskesmas dan Rumah Sakit dalam rangka penanggualangan
bencana dan kegawatdaruratan kesehatan
d. Kecamatan
Pengembangan dan Pembinaan Desa Siaga.
3. Pemantauan dan Evaluasi
Dalam tahap pemantauan dan evaluasi, hal-hal yang perlu dilakukan adalah:
a. Pusat
Memantau kemajuan dan mengevaluasi keberhasilan pengembangan Desa
Siaga
b. Provinsi
1) Memantau kemajuan pengembangan Desa Siaga.
2) Melaporkan hasil pemantauan ke pusat.
c. Kabupaten / Kota
1) Memantau kemajuan pengembangan Desa Siaga.
2) Melaporkan hasil pemantauan ke Provinsi.
d. Kecamatan
1) Melakukan Pemantauan Wilayah Setempat (PWS).
2) Melaporkan pengembangan ke Kabupaten /Kota.
H. Pendekatan Pengembangan Desa Siaga
Pengembangan Desa Siaga dilaksanakan dengan membantu/ memfasilitasi
masyarakat untuk menjalani proses pembelajaran melalui siklus atau spiral
pemecahan masalah yang terorganisasi (pengorganisasian masyarakat), yaitu dengan
menempuh tahap-tahap:
1. Mengidentifikasi masalah, penyebab masalah, dan sumber daya yang dapat
dimanfaatkan untuk mengatasi masalah.
2. Mendiagnosis masalah dan merumuskan alternatif-alternatif pemecahan masalah.
3. Menetapkan alternative pemecahan masalah yang layak, merencanakan dan
melaksanakannya.
4. Memantau, mengevaluasi dan membina kelestarian upaya-upaya yang telah
dilakukan.
Meskipun di lapangan banyak variasi pelaksanaanya, namun secara garis besar
langkah-langkah pokok yang perlu ditempuh adalah sebagai berikut:
1. Pengembangan Tim Petugas
Langkah ini merupakan awal kegiatan, sebelum kegiatan-kegiatan lainnya
dilaksanakan. Tujuan langkah ini adalah mempersiapkan para petugas kesehatan
yang berada di wilayah Puskesmas, baik petugas teknis maupun petugas
administrasi. Persiapan pada petugas ini bisa berbentuk sosialisasi, pertemuan
atau pelatihan yang bersifat konsolidasi, yang disesuaikan dengan kondisi
setempat. Keluaran (output) dan langkah ini adalah para petugas yang memahami
tugas dan fungsinya, serta siap bekerjasama dalam satu tim untuk melakukan
pendekatan kepada pemangku kepentingan masyarakat.
2. Pengembangan Tim di Masyaraka
Tujuan langkah ini adalah untuk mempersiapkan para petugas, tokoh
masyarakat, serta masyarakat, agar mereka tahu dan mau bekerjasama dalam satu
tim untuk mengembangkan Desa Siaga. Dalam langkah ini termasuk kegiatan
advokasi kepada para penentu kebijakan, agar mereka mau memberikan
dukungan, baik berupa kebijakan atau anjuran, serta restu, maupun dana atau
sumber dana yang lain, sehingga pembangunan Desa Siaga dapat berjalan dengan
lancar. Sedangkan pendekatan kepada tokoh-tokoh masyarakat bertujuan agar
mereka memahami dan mendukung, khususnya dalam membentuk opini publik
guna menciptakan iklim yang kondusif bagi pengembangan Desa Siaga.
Jadi dukungan yang diharapkan dapat berupa dukungan moral, dukungan
financial atau dukungan material, sesuai kesepakatan dan persetujuan masyarakat
dalam rangka pengembangan Desa Siaga. Jika di daerah tersebut telah terbentuk
wadah-wadah kegiatan masyarakat di bidang kesehatan seperti Konsil Kesehatan
Kecamatan atau Badan Penyantun Puskesmas, Lembaga Pemberdayaan Desa,
PKK, serta organisasi kemasyarakatan lainnya, hendaknya lembaga-lembaga ini
diikut sertakan dalam setiap persemuan dan kesepakatan.
3. Survei Mawas Diri
Survey Mawas Diri (SMD) atau Telaah Mawas Diri (TMD) atau Community
Self Survey (CSS) bertujuan agar pemuka-pemuka masyarakat mampu
melakukan telaah mawas diri untuk desanya. Survey ini harus dilakukan oleh
pemuka-pemuka masyarakat setempat dengan bimbingan tenaga kesehatan.
Dengan demiian, mereka menjadi sadar akan permasalahan yang dihadapi di
desanya, serta bangkit niat dan tekad untuk mencari solusinya, termasuk
membangun Poskesdes sebagai upaya mendekatkan pelayanan kesehatan dasar
kepada masyarakat desa. Untuk itu, sebelumnya perlu dilakukan pemilihan dan
pembekalan keterampilan bagi mereka.
Keluaran atau output dan SDM ini berupa identifikasi masalah-masalah
kesehatan serta daftar potensi di desa yang dapat didayagunakan dalam mengatasi
masalah-masalah kesehatan tersebut, termasuk dalam rangka membangun
Poskesdes.
4. Musyawarah Masyarakat Desa (MMD)
Tujuan penyelenggaraaan musyawarah masyarakat desa (MMD) ini adalah
mencari alternative penyelesaian masalah kesehatan dan upaya membangun
Poskesdes, diakitkan dengan potensi yang dimiliki desa. Di samping itu, juga
untuk menyusun rencana jangka panjang pengembangan Desa Siaga.
Inisiatif penyelenggaraan musyawarah sebaiknya berasal dari tokoh
masyarakat yang telah sepakat mendukung pengembangan Desa Siaga. Peserta
musyawarah adalah tokoh-tokoh masyarakat, termasuk tokoh-tokoh perempuan
dan generasi muda setempat. Bahkan sedapat mungkin dilibatkan pula kalangan
dunia usaha yang mau mendukung pengembangan Desa Siaga dan kelestariannya
(untuk itu diperlukan advokasi).
Data serta temuan lain yang diperoleh pada saat SMD disajikan, utamanya
dalah daftar masalah kesehatan, data potensial, serta harapan masyarakat. Hasil
pendataan tersebut dimusyawarahkan untuk penentuan prioritas, dukungan dan
kontribusi apa yang dapat disumbangkan oleh masing-masing individu / institusi
yang diwakilinya, serta langkah-langkah solusi untuk pembangunan Poskesdes
dan pengembangan masing-masing Desa Siaga.
I. Pelaksanaan Kegiatan
Secara operasional pembentukan Desa Siaga dilakukan dengan kegiatan
sebagai berikut:
1) Pemilihan Pengurus dan Kader Desa Siaga
Pemilihan pengurus dan kader Desa Siaga dilakukan melalui pertemuan
khusus para pemimpin formal desa dan tokoh masyarakat serta beberapa wakil
masyarakat. Pemilihan dilakukan secara musyawarah dan mufakat, sesuai dengan
tata cara dan kriteria yang berlaku, dengan difasilitasi oleh Puskesmas.
2) Orientasi / Pelatihan Kader Desa Siaga
Sebelum melaksanakan tugasnya, kepada pengelola dan kader desa yang telah
ditetapkan perlu diberikan orientasi atau pelatihan. Orientasi / pelatihan
dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota sesuai dengan pedoman
orientasi / pelatihan yang berlaku. Materi orientasi / pelatihan yang berlaku.
Materi orientasi / pelatihan mencakup kegiatan yang akan dilaksanakan di desa
dalam rangka pengembangan Desa Siaga (sebagaiman telah dirumuskan dalam
Rencana Operasional). Yaitu meliputi pengelolaan Desa Siaga secara umum,
pembangunan dan pengelolaan Poskesdes, pengembangan dan pengelolaan
UBKM lain, serta hal-hal penting terkait seperti kehamilan dan persalinan sehat,
Siap-Antar-Jga, Keluarga Sadar Gizi, Posyandu, kesehatan lingkungan,
pencegahan penyakit menular, penyediaan air bersih dan penyehatan lingkungan
pemukiman (PAB-PLP), kegawatdaruratan sehari-hari, kesiap-siagaan bencana,
kejadian luar biasa, warung obat desa (WOD), dversifikasi pertanian tanaman
pangan dan pemanfaatan pekarangan melalui Taman Obat Keluarga (TOGA),
kegiatan surveilans, PHS, dan lain-lain.
3) Pengembangan Poskesdes dan UKBM lain
Dalam hal ini, pembangunan Poskesdes bisa dikembangkan dari Polindes
yang sudah ada. Apabila tidak ada Polindes, maka perlu dibahas dan dicantumkan
dalam rencana kerja tentang alternative lain pembangunan Poskesdes. Dengan
demikian diketahui bagaimana Poskesdes tersebut akan diadakan , membangun
baru dengan fasilitas dari pemerintah, membangun baru dengan bantuan dari
donator, membangun baru dengan swadaya masyarakat, atau memodifikasi
bangunan lain yang ada.
Bilamana Poskesdes sudah berhasil diselenggarakan, kegiatan dilanjutkan
dengan membentuk UKBM-UKBM yang diperlukan dan belum ada di desa yang
bersangkutan, atau merevitalisasi yang sudah ada tetapi kurang / tidak aktif.
4) Penyelenggaraan Kegiatan Desa Siaga
Dengan telah adanya Poskesdes, maka desa yang bersangkutan telah dapat
ditetapkan sebagai Desa Siaga. Setelah Desa Siaga resmi dibentuk, dilanjutkan
dengan pelaksanaan kegiatan Poskesdes secara rutin, yaitu pengembangan sistem
surveilans berbasis masyarakat, pengembangan kesiapsiagaan dan
penanggulangan kegawat-daruratan dan bencana, pemberantasan penyakit
menular dan penyakit yang berpotensi menimbulkan KLB., penggalangan dana,
pemberdayaan masyarakat menuju KADARZI dan PHBS, penyehatan
lingkungan, serta pelayanan kesehatan dasar (bila diperlukan). Selain itu,
diselenggarakan pula pelayanan UKBM-UKBM lain seperti Posyandu dan lain-
lain dengan berpedoman kepada panduan yang berlaku.
Secara berkala kegiatan Desa Siaga dibimbing dan dipantau oleh Puskesmas,
yang hasilnya dipakai sebagai masukan untuk perencanaan dan pengembangan
Desa Siaga selanjutnya secara lintas sektoral.
J. Pembinaan dan Peningkatan
Mengingat permasalahan kesehatan sangat dipengaruhi oleh kinerja sektor
lain, serta adanya keterbatasan sumber daya, maka untuk memajukan Desa Siaga
perlu adanya pengembangan jejaring kerjasama dengan berbagai pihak.
Perwujudan dan pengembangan jejaring Desa Siaga dapat dilakukan melalui
Temu Jejaring UKBM secara internal di dalam desa sendiri dan atau Temu
Jejaring antar Desa Siaga (minimal sekali dalam setahun). Upaya ini selain untuk
memantapkan kerjasama, juga diharapkan dapat menyediakan wahana tukar-
menukar pengalaman dan memecahkan masalah-masalah yang dihadapi bersama.
Yang juga tidak kalah pentingnya adalah pembinaan jejaring lintas sektor,
khususnya dengan program-program pembangunan yang bersasaran Desa.
Salah satu kunci keberhasilan dan kelestarian Desa Siaga adalah keaktifan
para kader. Oleh karena itu, dalam rangka pembinaan perlu dikembangkan upay-
upayauntuk memenuhi kebutuhan para kader agar tidak drop out. Kader-kader
yang memiliki motivasi memuaskan kebutuhan sosial psikologinya harus diberi
kesempatan seluas-luasnya untuk mengembangkan kreatifitasnya. Sedangkan
kader-kader yang masih dibebani dengan pemenuhan kebutuhan dasarnya, harus
dibantu untuk memperoleh pendapatan tambahan, misalnya dengan pemberian
gaji / intensif atau difasilitasi agar dapat berwirausaha.
Untuk dapat melihat perkembangan Desa Siaga, perlu dilakukan pemantauan
dan evaluasi. Berkaitan dengan itu, kegiatan-kegiatan di Desa Siaga perlu dicatat
oleh kader, misalnya dalam Buku Register UKBM (contohnya: kegiatan
Posyandu dicatat dalam buku Register Ibu dan Anak Tingkat Desa atau RIAD
dalam Sistem Informasi Posyandu).
K. Peran Jajaran Kesehatan dan Pemangku Kepentingan Terkait
1. Peran Jajaran Kesehatan
a) Peran Puskesmas
Dalam rangka pengembangan Desa Siaga, Puskesmas merupakan
ujung tombak dan bertugas ganda yaitu sebagai penyelenggara PONED dan
penggerak masyarakat desa. Namun demikian, dalam menggerakkan
masyarakat desa, Puskesmas akan dibantu oleh Tenaga Fasilitator dari Dinas
Kesehatan Kabupaten / Kota yang telah dilatih Provinsi. Adapun peran
Puskesmas adalah sebagai berikut:
1) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar, termasuk Pelayanan
Obstetrik dan Neonatal Emergensi Dasar (PONED).
2) Mengembangkan komitmen dan kerjasama tim tingkat kecamatan dan
desa dalam rangka pengembangan Desa Siaga.
3) Memfasilitasi pengembangan Desa Siaga dan Poskesdes.
4) Melakukan monitoring Evaluasi dan pembinaan Desa Siaga.
b) Peran Rumah Sakit
Rumah Sakit memegang peranan penting sebagai sarana rujukan dan
pembina teknis pelayanan medik. Oleh karena itu, dalam hal ini peran Rumah
Sakit adalah:
1) Menyelenggarakan pelayanan rujukan, termasuk Pelayanan Obstetrik dan
Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK).
2) Melaksanakan bimbingan teknis medis , khususnya dalam rangka
pengembangan kesiapsiagaan dan penanggulangan kedaruratan dan
bencana di Desa Siaga.
3) Menyelenggarakan promosi kesehatan di Rumah Sakit dalam rangka
pengembangan kesiapsiagaan dan penanggulangan kedaruratan dan
bencana.
c) Peran Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota
Sebagai penyelia dan pembina Puskesmas dan Rumah Sakit, peran Dinas
Kesehatan Kabupaten / Kota meliputi:
1) Mengembangkan komitmen dan kerjasama tim di tingkat Kabupaten /
Kota dalam rangka pengembangan Desa Siaga
2) Merevitalisasi Puskesmas dan jaringannya sehingga mampu
menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar dengan baik, termasuk
PONED, dan pemberdayaan masyarakat.
3) Merevitalisasi Rumah Sakit sehingga mampu menyelenggarakan
pelayanan rujukan dengan baik, termasuk PONEK, dan promosi kesehatan
di Rumah Sakit.
4) Merekrut / menyediakan calon-calon fasilitator untuk dilatih menjadi
Fasilitator Pengembangan Desa Siaga
5) Menyelenggarakan pelatihan bagi petugas kesehatan dan kader.
6) Melakukan advokasi ke berbagai pihak (pemangku kepentingan) tingkat
Kabupaten / Kota dalam rangka pengembangan Desa Siaga.
7) Bersama Puskesmas melakukan pemantauan, evaluasi dan bimbingan
teknis terhadap Desa Siaga.
8) Menyediakan anggaran dan sumber daya lain bagi kelestarian Desa Siaga
d) Peran Dinas Kesehatan Provinsi
Sebagai penyelia dan pembina Rumah Sakit dan Dinas Kesehatan Kabupaten /
Kota, Dinas Kesehatan Provinsi berperan:
1) Mengembangkan komitmen dan kerjasama tim di tingkat provinsi dalam
rangka pengembangan Desa Siaga.
2) Membantu Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota mengembangkan
kemampuan melalui pelatihan-pelatihan teknis, dan cara-cara lain.
3) Membantu Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota mengembangkan
kemampuan Puskesmas dan Rumah Sakit di bidang konseling, kunjungan
rumah, dan pengorganisasian masyarakat serta promosi kesehatan, dalam
rangka pengembangan Desa Siaga.
4) Menyelenggarakan pelatihan Fasilitator Pengembangan Desa Siaga
dengan metode kalakarya (interrupted training).
5) Melakukan advokasi ke berbagai pihak (pemangku kepentingan) tingkat
provinsi dalam rangka pengembangan Desa Siaga.
6) Bersama Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota melakukan pemantauan,
evaluasi dan bimbingan teknis terhadap Desa Siaga.
7) Menyediakan anggaran dan sumber daya lain bagi kelestarian Desa Siaga.
e) Peran Departemaen Kesehatan
Sebagai aparatur tingkat Pusat, Departemaen Kesehatan berperan dalam:
1) Menyusun konsep dan pedoman pengembangan Desa Siaga, serta
mensosialisasikan dan mengadvokasikannya.
2) Memfasilitasi revitalisasi Dinas Kesehatan, Puskesmas, Rumah Sakit,
serta Posyandu dan UKBM-UKBM lain.
3) Memfasilitasi pembangunan Poskesdes dan pengembangan Desa Siaga.
4) Memfasilitasi pengembangan sistem surveilans, sistem informasi /
pelaporan, serta sistem kesiapsiagaan dan penanggulangan kedaruratan
dan bencana berbasis masyarakat.
a) Memfasilitasi ketersediaan tenaga kesehatan untuk tingkat desa.
b) Menyelenggarakan pelatihan bagi pelatih (TOT).
c) Menyediakan dana dan dukungan sumber daya lain.
d) Menyelenggarakan pemantauan dan evaluasi.
f) Peran Pemangku Kepentingan Terkait
Pemangku kepentingan lain, yaitu para pejabat Pemerintah Daerah, pejabat
lintas sektor, unsur-sunsur organisasi / ikatan profesi, pemuka masyarakat,
tokoh-tokoh agama, PKK, LSM, dunia usaha, swasta dan lain-lain, diharapkan
berperan aktif juga di semua tingkat administrasi.
1) Pejabat-pejabat Pemerintah Daerah
a) Memberikan dukungan kebijakan, sarana dan dana untuk
penyelenggaraan Desa Siaga.
b) Mengkoordinasikan penggerakan masyarakat untuk memanfaatkan
pelayanan Poskesdes / Puskesmas / Pustu dan berbagai UBKM yang
ada (Posyandu, Polindes, dan lain-lain).
c) Melakukan pembinaan untuk terselenggaranya kegiatan Desa Siaga
secara teratur dan lestari.
2) Tim Penggerak PKK
a) Berperan aktif dalam pengembangan dan penyelenggaraan UBKM di
Desa Siaga (Posyandu dan lain-lain).
b) Menggerakkan masyarakat untuk mengelola, menyelenggarakan dan
memanfaatka UBKM yang ada.
c) Menyelenggarakan penyuluhan kesehatan dalam rangka menciptakan
kadarzi dan PHBS.
3) Tokoh Masyarakat
a) Menggali sumber daya untuk kelangsungan penyelenggaraan Desa
Siaga.
b) Menaungi dan membina kegiatan Desa Siaga.
c) Menggerakkan masyarakat untuk berperan aktif dalam kegiatan Desa
Siaga.
4) Organisasi Kemasyarakatan / LSM / Dunia Usaha / Swastas
a) Beperan aktif dalam penyelenggaraan Desa Siaga.
b) Memberikan dukungan sarana dan dana untuk pengembangan dan
penyelenggaraan Desa Siaga.
L. Indikator Keberhasilan Desa Siaga
Keberhasilan upaya Pengembangan Desa Siaga dapat dilihat dari empat kelompok
indikatornya, yaitu: indikator masukan, indikator proses, indikator keluaran, dan
indikator dampak. Adapun uraian untuk masing-masing indikator adalah sebagai
berikut:
1. Indikator Masukan
Indikator masukan adalah indikator untuk mengukur seberapa besar masukan
telah diberikan dalam rangka pengembangan Desa Siaga. Indikator masukan
terdiri atas hal-hal berikut:
a) Ada / tidaknya Forum Masyarakat Desa.
b) Ada / tidaknya Poskesdes dan sarana bangunan serta perlengkapannya.
c) Ada / tidaknya UBKM yang dibutuhkan masyarakat.
d) Ada / tidaknya tenaga kesehatan (minimal bidan).
2. Indikator Proses
Indikator proses adalah indikator untuk mengukur seberapa aktif upaya yang
dilaksanakan di suatu Desa dalam rangka pengembangan Desa Siaga. Indikator
proses terdiri atas hal-hal berikut:
a) Frekuensi pertemuan Forum Masyarakat Desa.
b) Berfungsi / tidaknya Poskesdes.
c) Berfungsi / tidaknya UBKM yang ada.
d) Berfungsi / tidaknya Sistem Kegawatdaruratan dan Penanggulangan
Kegawatdaruratan dan Bencana.
e) Berfungsi / tidaknya Sistem Surveilans berbasis masyarakat.
f) Ada / tidaknya kegiatan kunjungan rumah untuk kadarzi dan PHBS.
3. Indikator Keluaran
Indikator keluaran adalah indikator untuk mengukur seberapa besar hasil
kegiatan yang dicapai di suatu Desa dalam rangka pengembangan Desa Siaga.
Indikator keluaran terdiri atas hal-hal berikut:
a) Cakupan pelayanan kesehatan dasar Poskesdes.
b) Cakupan pelayanan UBKM-UBKM lain.
c) Jumlah kasus kegawatdaruratan dan KLB yang dilaporkan.
d) Cakupan rumah tangga yang mendapat kunjungan rumah untuk kadarzi dan
PHBS.
4. Indikator Dampak
Indikator dampak adalah indikator untuk mengukur seberapa besar dampak
dan hasil kegiatan di Desa dalam rangka pengembangan Desa Siaga. Indikator
dampak terdiri atas hal-hal berikut:
a) Jumlah penduduk yang menderita sakit.
b) Jumlah penduduk yang menderita gangguan jiwa.
c) Jumlah ibu yang melahirkan dan meninggal dunia.
d) Jumlah bayi dan balita yang meninggal dunia.
e) Jumlah balita dengan gizi buruk.
BAB III
ISI

PROFILE DESA SIAGA PASIRNANJUNG

Desa Pasirnanjung merupakan salah satu desa di Kecamatan Cimanggung


Kabupaten Sumedang Provinsi Jawa Barat yang terbentuk pada tahun 2007 hasil dari
pemekaran Desa Sindangpakuwon yang diatur oleh Peraturan Daerah Kabupaten
Sumedang No. 15 Tahun 2007 tentang Pembentukan Desa-Desa Baru Hasil
Pemekaran Desa di Kabupaten Sumedang. Saat ini (tahun 2010.red) Desa
Pasirnanjung memliki jumlah penduduk sebanyak 6.334 Jiwa terdiri dari Laki-laki
sebanyak 3.096 Jiwa dan perempuan sebanyak 3.238 Jiwa yang terbagi menjadi 1.586
KK.
Secara fisik kondisi Tofografi Desa Pasirnanjung merupakan daerah
pegunungan KSDA Kareumbi dengan ketinggian 1200 m di atas permukaan laut.
Curah hujan rata-rata pertahun cukup tinggi mencapai kurang lebih 2000 mm dengan
jumlah hari hujan efektif antara 93-123 hari. Lama penyinaran matahari termasuk
sedang yang rata-rata 62,5 sedangkan suhu udara berkisar antara 20-23 0C dan
kelembaban relatif sekitar 78 %.
Desa Pasirnanjung terbagi menjadi 4 Dusun yaitu Dusun I (Dusun
Pasirnanjung) terdiri dari 3 RW dan 12 RT, Dusun II (Dusun Pasirhuni) terdiri dari 3
RW dan 11 RT, Dusun III (Dusun Mekarsari) terdiri dari 4 RW dan 14 RT, dan Dusun
IV (Dusun Puteraco) terdiri dari 3 RW dan 16 RT.
A. Visi
Dengan mempertimbangkan potensi, kondisi, permasalahan, tantangan dan
peluang yang ada di Desa Pasirnanjung serta mempertimbangkan budaya yang hidup
dalam masyarakat, maka ditetapkan Visi Desa Pasirnanjung tahun 2009-2014,
adalah :
“ PASIRNANJUNG SEMANGAT”
(Sejahtera, Mandiri, Agamis dan Demokratis)
Penjabaran Visi Desa Pasirnanjung tersebut adalah sebagai berikut :
Sejahtera : Adalah sikap dan kondisi masyarakat Pasirnanjung yang mampu
memenuhi kebutuhan dan hak dasarnya seperti Pendidikan, Kesehatan, Ekonomi dan
Pelayanan Publik.
Mandiri : Adalah sikap dan kondisi masyarakat Pasirnanjung yang mampu
meningkatkan dan menggali kemampuan dan kekuatan sendiri serta potensinya
seperti Infrastruktur, Lingkungan, Sumber Daya Air, Pertanian, peternakan dan lain
sebagainya.
Agamis : Adalah sikap dan kondisi masyarakat yang Berke-Tuhan-an Yang Maha Esa
menghadapi Tantangan jaman dan arus globalisasi serta perkembangan budaya dan
sosial yang berkembang di masyarakat.
Demokratis : Sikap dan kondisi masyarakat yang siap berperan aktif dalam
memberikan kontribusi bagi pelaksanaan Pemerintahan Desa dan Demokratisasi di
Masyarakat.

B. Misi
Agar visi Desa Pasirnanjung tersebut dapat diwujudkan dan dapat mendorong
efektifitas dan efisiensi pemanfaatan sumber daya yang dimilki, ditetapkan Misi Desa
Pasirnanjung, yang didalamnya mengandung gambaran tujuan serta sasaran yang
ingin dicapai.
Adapun misi tersebut adalah sebagai berikut :
1. Mewujudkan SDM yang sehat, cerdas, produktif dan berdaya saing;
Tujuan :
1) Mendorong tingkat Pendidikan, Kesehatan dan Ekonomi masyarakat sebagai
indikator dari Indeks Pembangunan Manusia (IPM);
2) Menciptakan Kinerja Aparatur Desa yang handal dan profesional;

3) Menciptakan pemberdayaan masyarakat yang memiliki produktifitas, jiwa


berwirausaha dan etos kerja yang tinggi.

Sasaran :
1) Meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan dasar dan sistem
rujukannya terutama untuk kesehatan ibu dan anak;
2) Terbentuk dan terwujudnya Desa Siaga yang peduli dan tanggap terhadap
kesehatan masyrakat dalam kehidupan sehari-hari melalui perilaku Hdup
Bersih dan Sehat (PHBS);

3) Meningkatnya akses dan mutu pendidikan terutama untuk penuntasan wajib


belajar 9 tahun dan pencanangan wajib belajar 12 tahun bagi anak usia
sekolah;

4) Meningkatnya semangat dan etos kerja serta profesionalisme aparatur desa


dalam melayani kebutuhan masyarakatnya;

5) Meningkatnya pelayanan sosial bagi penyandang masalah kesejahteraan


sosial dan perlindungan terhadap hak-hak anak;

6) Meningkatnya Pemberdayaan perempuan dan peran pemuda dalam berbagai


aspek dan proses pembangunan;

7) Menciptakan lapangan usaha baru bagi usia produktif serta meningkatnya


akses, kualitas dan perlindungan terhadap tenaga kerja.
2. Meningkatkan kemandirian dan partisipasi masyarakat dalam Menggali sumber
daya dan potensi desa berlandaskan semangat gotong royong;
Tujuan :
Menyediakan Infrastruktur wilayah yang mampu mendukung aktifitas ekonomi,
sosial dan budaya masyarakat.
Sasaran :
1) Meningkatnya semangat Pancasila dalam kehidupan sehari-hari yang saat ini
mulai memudar;
2) Meningkatnya kemandirian dan semangat dalam dalam semua aspek dan
proses pembangunan;

3) Tergalinya seluruh potensi dan kualitas sumberdaya manusia dan sumberdaya


alam yang dimilki Desa Pasirnanjung;

4) Mengurangi angka permasalahan sosial yang terjadi dan berkembang di


masyarakat yang berprinsip dari, oleh dan untuk masyarakat;

5) Terbangunnya fasilitas umum dan fasilitas sosial serat akses transportasi yang
memadai bagi kelangsungan ekonomi masyarakat;

6) Berkurangnya tingkat pencemaran,kerusakan lingkungan, dan


resiko bencana.

3. Menciptakan masyarakat yang memiliki kearifan budaya lokal dan kondisi sosial
yang baik menghadapi tantangan arus globalisasi dengan berlandaskan Ketuhanan
YME;
Tujuan :
1) Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan masyarakat Desa Pasirnanjung;
2) Mencegah dan mengurangi tingkat kenakalan remaja dan kriminalitas
pengaruh arus urbanisasi dan arus globalisasi jaman;
3) Meningkatnya kesadaran akan perbedaan dan menghormati serta menghargai
antar pemeluk agama, suku dan budaya.

Sasaran :
1) Mewujudkan kebebasan setiap pemeluk agama dalam menjalankan
ibadahnya masing-masing;
2) Meningkatnya sikap saling menghargai dan menghormati antar berbagai
komunitas budaya;

3) Berkembangnya implementasi nilai-nilai budaya dan kearifan lokal;

4) Meningkatnya kesadaran masyarakat dalam mencegah kejahatan korupsi,


kolusi dan nepotisme sejak dini;

5) Meningkatnya kesadaran akan perbedaan, toleransi, dan kerjasama antar


umat beragama;

6) Menyiapkan sumberdaya manusia Desa Pasirnanjung terhadap pengaruh arus


globalisasi dalam kehidupan sehari-hari.

4. Mewujudkan Pelaksanaan Demokratisasi masyarakat yang aman, tertib dan kondusif.


Tujuan :
1) Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan proses demokrasi
baik itu Pemilihan Kepala Desa, Kepala Daerah dan Pemilu Legislatif dan Pemilu
Presiden/Wakil Presiden;
2) Meningkatkan Partisipasi Masyarakat dalam menjaga stabilitas dan kondusifitas
wilayah dari berbagai gangguan dan kejahatan yang terjadi di masyarakat.

Sasaran :
1) Terselenggaranya hak azasi manusia dalam menyampaikan aspirasinya pada
proses pemilu;
2) Meningkatnya pemahaman wawasan kebangsaan bagi masyarakat secara
menyeluruh;

3) Terwujudnya perencanaan dan pelaksanaan pembangunan yang partisipatif


merupakan salah satu wujud partisipasi masyarakat dalam pembangunan daerah
yang diimplementasikan dalam perwujudan jaringan aspirasi masyarakat,
kemitraan maupun swadana pembangunan infrastruktur oleh masyarakat serta
pemeliharaan sarana publik.

4) Terwujudnya kehidupan berpolitik yang demokratis diimplementasikan


dalam kebebasan penyampaian aspirasi, tingkat pastisipasi dalam pesta
demokrasi serta pemeliharaan situasi keamanan yang kondusif.

5) Terwujudnya penegakkan hukum yang memenuhi rasa keadilan dalam segala


aspek kehidupan.

VISI, MISI dan STRATEGI DESA SIAGA PASIRNANJUNG


Visi :
"Tanggap dan Peduli menuju masyarakat Sehat"
Misi :
1. Meningkatnya pemahaman masyarakat tentang pentingnya sehat dan
kesehatan.
2. Meningkatnya kesiap-siagaan dan kewaspadaan terhadap kegawat-daruratan
sehari-hari, penyakit, bencana, dan KLB lainnya.

3. Pemberdayaan masyarakat desa secara optimal.

Strategi :
1. Menyampaikan media informasi kesehatan kepada masyarakat.
2. Memotivasi masyarakat untuk berperan aktif dalam permasalahan kesehatan.
3. Mengoptimalkan sarana / fasilitas kesehatan desa (Poskesdes, Polindes,
Posyandu dan UKBM lainnya)

4. Advokasi, Promosi dan Kemitraan baik dengan Legislatif, Eksekutif maupun


dengan pihak / instansi lainnya yang kompeten.

Sasaran :
 Semua Individu, keluarga di desa supaya mampu melaksanakan PHBS serta
peduli dan tanggap terhadap masalah kesehatan di Desa;
 Para pejabat dan tenaga kesehatan fungsional maupun administratif;

 Tokoh Masyarakat/Tokoh Agama, LSM dan Kader Kesehatan yang


berpengaruh terhadap perubahan prilaku individu dan keluarga di Desa;

 Sektor terkait / Para pejabat eksekutif (Bupati/Camat/Kades) dan legislatif


(DPRD) sebagai pendukung kebijakan dana / tenaga / sarana.
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang kami dapat dari hasil di atas yaitu Desa siaga adalah
desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya dan kemampuan serta
kemauan untuk mencegah dan mengatasi masalah-masalah kesehatan, bencana dan
kegawatdaruratan kesehatan, secara mandiri. Adapun tujuan umumnya adalah
terwujudnya desa dengan masyarakat yang sehat, peduli, dan tanggap terhadap
masalah-masalah kesehatan, bencana, dan kegawatdaruratan di desanya.
Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat desa tentang pentingnya
kesehatan dan melaksanakan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat).
Meningkatnya kemampuan dan kemauan masyarakat desa untuk menolong
dirinya sendiri di bidang kesehatan. Meningkatnya kesehatan di lingkungan desa.
Meningkatnya kesiagaan dan kesiapsediaan masyarakat desa terhadap risiko dan
bahaya yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan (bencana, wabah penyakit,
dsb). Menurunkan angka kematian ibu dan anak. Meningkatkan pertolongan
persalinan oleh nakes. Meningkatkan kepesertaan KB.
B. Saran
Dari pengertian dan tujuan adanya desa siaga sangatlah bermanfaat bagi
masyarakat khususnya dalam mempertahankan dan bahkan meningkatkan derajat
kesehatan diharapkan agar pelaksanaan desa siaga ini kembali dilakukan dan
disebarluaskan ke setiap wilayah di Indonesia. Desa siaga inilah merupkan langkah
awal yang sangat penting untuk dilakukan yang akhirnya nanti akan mendukung
pogram pemerintah dalam pencapaian peningkatan derajat kesehatan masyarakat
Indonesia
DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. 2006. Petunjuk Teknis Pengembangan dan Penyelenggaraan


Poskesdes. Jakarta: Depkes RI.
Depkes RI. 2006. Promosi Kesehatan. Jakarta: Depkes RI.
Depkes RI. 2006. Pengamatan Epidemiologi Sederhana. Jakarta: Depkes RI.
Depkes RI. 2002. Pendekatan Kmasyarakatan. Jakarta: Depkes RI.
Depkes RI. 2006. Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Desa Siaga, Pusat Promosi
Kesehatan Jakarta. Depkes, RI

Anda mungkin juga menyukai