FRAMING
Kelompok 1
Akuntansi B
JURUSAN AKUNTANSI
UNIVERSITAS PERJUANGAN
TAHUN 20
DAFTAR ISI
i
KONSEP DASAR FRAMING
Framing adalah cara untuk memilih aspek tertentu dari realitas untuk disajikan
kepada khalayak. Teori framing dapat diterapkan pada berbagai situasi, termasuk media
massa, kampanye politik, dan pemilihan produk. Konsep tentang framing atau frame sendiri
bukan murni konsep ilmu komunikasi, akan tetapi dipinjam dari ilmu kognitif (psikologis).
Dalam praktiknya, analisis framing juga membuka peluang bagi implementasi konsep-konsep
sosiologis, politik, dan kultural untuk menganalisis fenomena komunikasi, sehingga suatu
fenomena dapat diapresiasi dan dianalisis berdasarkan konteks sosiologis, politis, atau
kultural yang melingkupinya.
Frame adalah cara bercerita atau gugusan ideide yang terorganisir sedemikian rupadan
menghadirkan konstruksi makna peristiwaperistiwa yang berkaitan dengan objek suatu
wacana. Berdasarkan konsepnya, Gamson mendefinisikan framingdalam dua
pendekatanyaitu :
1. Pendekatan kultural dalam level kultural, frame pertama-tama dapat dimaknai sebagai
batasan-batasan wacana serta elemen-elemen konstitutif yang tersebar dalam konstruksi
wacana.
2. Pendekatan psikologis dalam level individual, individual selalu bertindak atau mengambil
keputusan secara sadar, rasional, dan intensional. Individu selalu menyertakan pengalaman
hidup, wawasan sosial, dan kecenderungan psikologisnya dalam menginterpretasi pesan yang
ia terima.
Gitlin
Frame sebagai seleksi, penegasan, dan eksklusi yang ketat. Ia menghubungkan konsep
tersebut dengan proses memproduksi berita. Konsepsi framing dari para konstruksionis dalam
literatur sosiologi ini memperkuatasumsi mengenai proses kognitif individual penstrukturan
representasi kognitif danteori proses pengendalian informasi dalam psikologi.
Entman
Melihat framing dalam dua dimensi besar yaitu seleksi isu dan penekanan atau penonjolan
aspek-aspek realitas. Kedua faktor ini dapat lebih mempertajam framing berita melalui proses
seleksi isu yang layak ditampilkan dan penekanan isi beritanya. Perspektif wartawanlah yang
1
akan menentukan fakta yang dipilihnya, ditonjolkannya, dan dibuangnya. Dibalik semua itu,
pengambilan keputusan mengenai sisi mana yangditonjolkan tentu melibatkan nilai dan
ideologi para wartawan yang terlibat dalam proses produksi sebuah berita. Framing memiliki
impilkasi penting bagi komunikasi politik". Sebab framing memainkan peran utama dalam
mendesakkan kekuasaan politik, danframe dalam teks berita sungguh merupakan kekuasaan
yang tercetak. Ia menunjukkan identitas para aktor atau interest yang berkompetisi untuk
mendominasi teks. Konsep framing menurut Entman, secara konsisten menawarkan sebuah
cara untuk mengungkap the power of a communication text. Framing analysis dapat
menjelaskan dengan cara yang tepat pengaruh atas kesadaran manusia yang didesak oleh
transfer informasi dari sebuah lokasi, seperti pidato, ucapan, ungkapan, news report, atau
novel framing, secara esensial meliputi penseleksian dan penonjolan. Membuat frame adalah
menseleksi beberapa aspek dari suatu pemahaman realitas, dan membuatnya lebih menonjol
didalam suatu teks yang dikomunikasikan sedemikian rupa sehingga mempromosikan sebuah
definisi permasalahan yang khusus, interpretasi kausal, evaluasi moral, dana atau
merekomendasikan penanganannya.
G.J. Aditjondro
Mendefinisikan framing sebagai metode penyajian realitas dimana kebenaran, tentang suatu
kejadian, tidak diingkari secara total, melainkan dibelokkan secara halus, dengan
memberikan sorotan terhadap aspek-aspek tertentu saja, dengan menggunakan istilah-istilah
yang punya konotasi tertentu, dan dengan bantuan foto, karikatur, dan alat ilustrasi lainnya.
Proses framing merupakan bagian tak terpisahkan dari proses penyuntingan yang melibatkan
semua pekerja di bagian keredaksian mediacetak. Proses framing menjadikan media massa
sebagai arena dimana informasi tentang masalah tertentu diperebutkan dalam suatu perang
simbolik antara berbagai pihak yang sama-sama menginginkan pandangannya didukung
pembaca. Pada umumnya, terdapat tiga tindakan yang biasa dilakukan pekerja media massa,
khususnya oleh komunikator massa, tatkala melakukan konstruksi realitas politik yang
berujung pada pembentukan makna atau citra mengenai sebuah kekuatan politik,yaitu :
1. Dalam hal pilihan kata (simbol) politik. Dalam komunikasi politik, para komunikator
bertukar citra-citra atau makna-makna melelui lambing. Mereka saling menginterpretasikan
pesan-pesan (simbol-simbol) politik yang diterimanya.
2
(mempunyai nilai berita) dari sebuah peristiwa politik. Ditambah pula dengan berbagai
kepentingan, maka konstruksi realitas politik sangat ditentukan oleh siapa yang memiliki
kepentingan (menarik keuntungan atau pihak mana yang diuntungkan) dengan berita tersebut.
3. Menyediakan ruang atau waktu untuk sebuah peristiwa politik. Justru hanya jika media
massa memberi tempat pada sebuah peristiwa politik, maka peristiwa akan memperoleh
perhatian dari Masyarakat. Semakin besar tempatyang diberikan semakin besar pula
perhatian yang diberikan oleh khalayak. Pada konteks ini media massa memiliki fungsi
agenda setter sebagaimana yang dikenal dengan teori Agenda Setting.
SUMBER :
(https://www.academia.edu/13737723/Ak_keperilakuan_kurang_kesimpulan)
Menurut Halim dalam Tristantyo (2014), Berdasarkan sifatnya investor juga dapat
dikategorikan dalam tiga tingkatan yaitu :
Tipe investor konservatif ini memiliki ciri tidak menyukai risiko dan lebih suka
menghindari risiko. Tipe investor yang ini nyaman dengan keamanan modal investasi serta 1
hasil yang pasti. Karena tidak mau ambil risiko, bagi mereka investasi hanya dimaksudkan
untuk menjaga keamanan modal. Mereka tidak mempersoalkan imbal hasil kecil asal tidak
merugi. Karena itu, pendapatan tetap lebih menarik ketimbang peningkatan nilai investasi.
Menariknya, tipe investor konservatif ini termasuk juga mereka yang masih minim
pengetahuan tentang potensi imbal hasil. Jadi, jenis instrumen investasi yang
direkomendasikan untuk tipe investor ini adalah obligasi pemerintah, reksa dana pasar uang,
reksa dana pendapatan tetap, dan reksa dana terproteksi.
Tipe investor moderat ini sudah berani mengambil risiko, meski dalam porsi yang
masih medium, karena sadar akan konsekuensi imbal hasil yang lebih tinggi, tapi juga potensi
kerugiannya. Investor moderat biasanya mengurangi porsi obligasi pemerintah, reksa dana
pasar uang, reksa dana pendapatan tetap, dan reksa dana terproteksi dan mengalihkannya ke
3
jenis instrumen investasi lain sebesar 30-40 persen, seperti pada reksa dana campuran, reksa
dana saham, dan mulai masuk saham.
Tipe investor yang satu ini menyukai risiko dan kerap disebut dengan pencari risiko
karena termotivasi untuk mendapatkan imbal hasil tinggi. Tipe investor ini tentu saja terdepan
dalam pilihan instrumen investasi yang memiliki risiko tinggi. Oleh sebab itu, pilihan jenis
instrumen investasinya pun didominasi oleh saham dan reksa dana saham. Bertolak belakang
dengan investor konservatif, tipe investor yang ini siap dengan penurunan nilai modal karena
tidak menginginkan pendapatan, tetapi pertumbuhan nilai investasi. Oleh sebab itu, tipe
investor ini sudah terbiasa dengan fluktuasi.
SUMBER
(http://repository.stie-mce.ac.id/1380/3/3.%20BAB%20II%20KAJIAN%20PUSTAKA.pdf)
Sikap adalah keyakinan dan perilaku yang terkait terhadap suatu objek. Mereka tidak
stabil, dan karena komunikasi dan perilaku orang lain, mereka dapat berubah karena
pengaruh sosial , serta oleh motivasi individu untuk menjaga konsistensi kognitif ketika
disonansi kognitif terjadi—ketika dua sikap atau konflik sikap dan perilaku. Sikap dan objek
sikap merupakan fungsi afektifdan komponen kognitif. Telah dikemukakan bahwa komposisi
antar-struktural dari jaringan asosiatif dapat diubah dengan aktivasi satu node. Jadi, dengan
mengaktifkan simpul afektif atau emosional, perubahan sikap mungkin terjadi, meskipun
komponen afektif dan kognitif cenderung saling terkait. [3]
Pangkalan
Ada tiga dasar perubahan sikap: kepatuhan , identifikasi , dan internalisasi . Ketiga
proses ini mewakili tingkat perubahan sikap yang berbeda. [4]
Kepatuhan
Salah satu pasangan kartu yang digunakan dalam percobaan. Kartu di sebelah kiri
mempunyai garis referensi dan kartu di sebelah kanan menunjukkan tiga garis perbandingan.
4
orang lain. Individu tidak serta merta mengalami perubahan keyakinan atau penilaian
terhadap suatu objek sikap, melainkan dipengaruhi oleh hasil sosial dari penerapan perubahan
perilaku. [4] Individu juga sering kali sadar bahwa dirinya didesak untuk merespons dengan
cara tertentu.
Identifikasi
Internalisasi
5
dan keyakinan individu yang sudah ada. Oleh karena itu, perilaku yang diambil melalui
internalisasi disebabkan oleh isi objek sikap.
Teori nilai harapan didasarkan pada internalisasi perubahan sikap. Model ini
menyatakan bahwa perilaku terhadap suatu objek merupakan fungsi dari niat individu, yaitu
fungsi dari sikap keseluruhan seseorang terhadap tindakan tersebut.
PROSPECT THEORY
Teori prospek terkadang disebut sebagai teori penghindaran kerugian . Teori tersebut
diperkenalkan oleh dua orang psikolog, Daniel Kahneman, dan Amos Tversky, untuk
menggambarkan bagaimana manusia mengambil keputusan ketika dihadapkan pada beberapa
pilihan.
6
Fase Teori Prospek
Teori tersebut menggambarkan proses pengambilan keputusan dalam dua fase, yang
meliputi:
1. Tahap pengeditan
Contoh untuk menunjukkan efek pembingkaian adalah pilihan yang diberikan kepada
pasien kanker. Biasanya, pasien kanker dihadapkan pada pilihan untuk menjalani operasi atau
kemoterapi untuk mengobati penyakit mereka, dan mereka membuat keputusan berdasarkan
apakah statistik hasil disajikan dalam kaitannya dengan tingkat kelangsungan hidup atau
tingkat kematian. Setelah pilihan-pilihan telah dibingkai dan siap untuk pengambilan
keputusan, teori memasuki fase kedua.
2. Tahap evaluasi
Pada fase evaluasi, orang cenderung berperilaku seolah-olah mereka akan membuat
keputusan berdasarkan hasil potensial dan memilih opsi dengan utilitas lebih tinggi. Fase ini
menggunakan analisis statistik untuk mengukur dan membandingkan hasil setiap
prospek. Tahap evaluasi terdiri dari dua indeks yaitu fungsi nilai dan fungsi pembobotan yang
digunakan untuk membandingkan prospek.
1. Kepastian
7
Opsi A memberikan jaminan kemenangan sebesar $100 sedangkan opsi B
memberikan kemungkinan menang $200, dengan peluang menang 70% dan peluang kalah
30%. Kebanyakan orang akan memilih opsi A karena memberikan jaminan kemenangan,
meskipun menawarkan return yang lebih rendah dibandingkan B.
2. Kemungkinan kecil
3. Posisi relatif
Misalnya, jika semua orang di kantor mendapat kenaikan gaji sebesar 20%, tidak ada
individu yang akan merasa lebih baik. Namun, jika orang tersebut mendapat kenaikan gaji
10%, dan orang lain gagal mendapatkan kenaikan gaji, orang tersebut akan merasa lebih baik
dan lebih kaya daripada orang lain.
8
Kritik terhadap Teori Prospek
Salah satu kritik terhadap teori prospek adalah kurangnya penjelasan psikologis
terhadap proses yang dibicarakannya. Kritik datang dari psikolog lain yang mencatat bahwa
faktor-faktor seperti respons emosional dan afektif manusia yang penting dalam proses
pengambilan keputusan tidak ada dalam model tersebut.
Teori ini juga dikritik karena teori framing yang tidak memadai dalam menjelaskan
mengapa aktor menghasilkan frame yang mereka gunakan. Para pengambil keputusan sering
kali harus berhadapan dengan kerangka-kerangka yang bersaing dalam berbagai isu.