Kelompok 7
Olivia Maryani P23133015046
Putri Handayani P23133015049
Reztu Andayani P23133015053
Syifa Nazila P23133015060
Komunikasi Risiko
Manajer Risiko
Tujuan pokok komunikasi risiko adalah memberikan informasi yang relevan dan akurat
dalam istilah yang jelas dan mudah dipahami kepada audiens tertentu dalam rangka :
(FAO, Food & Nutrition paper, No.70).
informasi dan pendidikan yang efektif jika kedua hal tersebut terpilih sebagai pilihan
manajemen risiko.
Komunikasi risiko pada dasarnya merupakan bagian dari rangkaian
proses meminimalkan risiko, yang terdiri dari 3 (tiga) komponen,
yaitu
risiko maupun kunci untuk mencapai keterbukaan. Dan terdapat juga beberapa
3. Harapan
4. Pendidikan
5. Situasi
Dalam komunikasi risiko terdapat 3 (tiga) strategi
komunikasi risiko, yaitu:
Pada intinya, advokasi adalah suatu cara untuk mencapai tujuan tertentu.
Lebih rinci, advokasi merupakan suatu usaha yang sistimatik dan teroganisir
untuk mempengaruhi dan mendesakkan terjadinya perubahan kebijakan
publik secara bertahap maju, melalui semua saluran advokasi yang ada.
Advokasi kesehatan adalah upaya secara sistimatis untuk mempengaruhi
pimpinan, pembuat/penentu kebijakan, keputusan dan penyandang dana
dan pimpinan media massa agar proaktif dan mendukung berbagai
kegiatan promosi penanggulangan pengendalian penyakit sesuai dengan
bidang dan keahlian masing-masing.
2. Pemanfaatan data dan riset untuk advokasi. Mendefinisikan isu-isu secara jelas dengan
berbasis data.
6. Membuat presentasi yang persuasif. Memilih pendekatan dan alat- alat secara tepat.
5. Membangun kapasitas
Adanya kebijakan/keputusan dan tersedianya dana
untuk mendukung penyelenggaraan promosi
penanggulangan pengendalian penyakit merupakan
luaran dari advokasi. Dan sasaran dari advokasi sendiri
adalah kepada :
1. Kepercayaan.
2. Pemberitahuan Pertama.
3. Transparansi
5. Perencanaan
Media massa, cetak maupun elektronik, merupakan saluran yang sangat
efektif dalam penyebar-luasan informasi, selain juga saluran utama yang
menyuarakan pendapat dan situasi publik. Jadi dalam komunikasi risiko,
komunikasi dengan media massa mutlak dilakukan. Pada dasarnya komunikasi
dengan media massa akan lebih efektif jika hubungan dengan media massa sudah
terjalin baik.
Dalam situasi krisis, darurat / situasi KLB, sering seorang petugas atau juru
bicara harus berbicara dengan media atau dengan publik sesegera mungkin.
Betapapun krisis situasinya, seorang juru bicara tetap harus mempersiapkan diri.
Kejelasan informasi dan citra organisasi akan sangat dipengaruhi oleh
penampilan juru bicara.