Tujuan Pembelajaran
Umum:
Setelah mempelajari modul ini anda dapat menjelaskan dengan benar tentang strategi
komunikasi risiko.
Khusus:
Menjelaskan cara melakukan komunikasi dalam situasi krisis / situasi darurat (KLB)
Mendapat dukungan dari para pengambil keputusan, penentu kebijakan dan stakeholders lain,
dalam bentuk kebijakan pengendalian penyakit, sumberdaya integrasi promosi kesehatan,
terjalinnya kemitraan sinergis pusat daerah swasta LSM, serta berbagai investasi dalam
pengendalian penyakit.
Pengertian advokasi
Menurut Johns Hopkins (1990) dalam Tawi, advokasi adalah usaha untuk mempengaruhi
kebijakan publik melalui bermacam-macam bentuk komunikasi persuasif.
Menurut Socorro Reyes, Local Legislative Advocacy Manual, Philippines: The Center for
Legislative Development, (1997), advokasi adalah aksi strategis yang ditujukan untuk
menciptakan kebijakan publik yang bermanfaat bagi masyarakat atau mencegah munculnya
kebijakan yang diperkirakan merugikan masyarakat.
Advokasi merupakan aksi yang strategis dan terpadu, oleh perorangan atau kelompok
masyarakat untuk memasukkan suatu masalah ke dalam agenda kebijakan, dan mengontrol para
pengambil keputusan untuk mengupayakan solusi bagi masalah tersebut sekaligus membangun
basis dukungan bagi penegakan dan penerapan kebijakan publik yang dibuat untuk mengatasi
masalah tersebut. (Manual Advokasi Kebijakan Strategis, IDEA, Juli 2003).
Orang yang paling sering menjadi target dari usaha-usaha advokasi adalah berbagai pembuat
keputusan, pembuat kebijakan, pemuka pendapat, pemimpin agama, orang yang mengontrol
akses terhadap sumber-sumber penting seperti media (gatekeepers), dan orang-orang yang
berpengaruh. Kelompok-kelompok lain seperti masyarakat sipil, persekutuan, organisasi non
pemerintah (LSM), sektor swasta dan media juga menjadi target dan mitra untuk usaha-usaha
advokasi.
Dengan kata lain, proses mempengaruhi atau mengubah perilaku orang sebagai serangkaian
tahap yang dimulai dengan:
Sementara itu ada pendapat populer bahwa advokasi adalah melakukan kampanye pada media
massa atau melakukan upaya komunikasi, informasi dan edukasi.
Strategi Advokasi
Unsur-unsur advokasi
Pendekatan advokasi
Dalam advokasi peran komunikasi sangat penting, sehingga komunikasi dalam rangka advokasi
kesehatan memerlukan kiat khusus agar komunikasi efektif. Kiat-kiatnya antara lain sebagai
berikut :
1. Jelas ( clear )
2. Benar ( correct )
3. Konkret ( concrete )
4. Lengkap ( complete )
5. Ringkas ( concise )
6. Meyakinkan ( Convince )
7. Konstekstual ( contextual )
8. Berani ( courage )
9. Hati hati ( coutious )
10. Sopan ( courteous )
4. Memobilisasi publik
5. Membangun kapasitas
Persyaratan advokasi
4. Urgent (mendesak)
- Adanya kebijakan/keputusan
a. Gubenur
b. DPR, DPRD
c. Bupati / walikota
f. Kepala Desa
g. Organisasi Profesi
h. Tokoh Ulama
i. Penyandang dana
a. Untuk Pemda: Dukungan Politis dan pendanaan, pesan tidak terlalu teknis, orientasi pada
SDM.
b. Untuk Dinkes : Komitmen Operasional agar kinerja Surveilans baik.
c. Untuk Camat dan Kepala Desa : Dukungan pergerakan masyarakat.
d. Untuk Kader : Dukungan pergerakan masyarakat agar mau melapor.
e. Untuk Pimpinan Rumah Sakit / Puskesmas : Dukungan dalam upaya penemuan kasus.
f. Organisasi terkait : Dukungan penemuan kasus.
b. Pertemuan tidak resmi, seperti sarasehan, dialog, lobby, acara minum teh / kopi,
negosiasi.
Bina suasana adalah upaya penggalangan kemitraan antara berbagai kelompok masyarakat untuk
menciptakan suasana yang mendukung penyelenggaraan promosi penanggulangan pengendalian
penyakit.
a. Terciptanya opini publik dan kondisi masyarakat yang peduli terhadap penyelenggaraan
promosi kesehatan
b. Terjalinnya kemitraan dalam upaya mengatasi stigma, kecacatan, penemuan dan pengobatan
penderita, dan lain-lain.
a. Kader
b. Tokoh masyarakat
a. Tokoh agama
b. Petugas kesehatan
a. Pelatihan
b. Seminar
c. Lokakarya
d. Sarasehan
e. Studi banding
f. Dialog terbuka
g. Pameran
Apa yang dimaksud strategi gerakan masyarakat ?
Gerakan masyarakat adalah upaya proaktif untuk menumbuhkan kesadaran dan kemauan
individu dan masyarakat agar mau dan mampu mempraktekkan (melaksanakan) upaya
pengendalian penyakit.
Apa luarannya ?
Adanya upaya dari masyarakat baik individu maupun kelompok dalam Pengendalian Penyakit
Sasaran dalam gerakan masyarakat adalah seluruh anggota masyarakat, baik individu maupun
kelompok.
a. Penyebarluasan informasi melalui : tatap muka maupun melalui media, baik media
massa, cetak maupun elektrinik.
Dalam situasi krisis, darurat / situasi KLB, setidaknya terdapat lima hal yang harus
diperhatikan untuk dilakukan. Lima hal tersebut disarikan dari pengalaman WHO dalam
mengatasi komunikasi dalam berbagai situasi krisis.
1. Kepercayaan.
Kepercayaan merupakan elemen yang sangat penting dalam komunikasi. Pada dasarnya
masyarakat akan mau mengikuti anjuran petugas apabila mereka mempunyai kepercayaan
terhadap petugas. Sebaliknya petugas juga harus mempunyai kepercayaan pada masyarakat.
Kepercayaan bukan hal yang diperoleh secara instant, jadi perlu dibangun secara terus-menerus.
Jika terdapat situasi dimana masyarakat tidak menaruh kepercayaan pada petugas atau
pemerintah, maka tugas pertama TGC adalah membangun atau mengembalikan kepercayaan
masyarakat terlebih dahulu.
2. Pemberitahuan Pertama.
Jika telah dideteksi terjadinya kasus, maka TGC (Juru Bicara yang ditunjuk) perlu memberitahu
secepatnya kepada masyarakat, bahkan meskipun penjelasan lebih rinci belum diperoleh.
Masyarakat perlu mengetahui keadaan sebenarnya dari petugas yang berwenang, tidak dari pihak
lain.
3. Transparansi.
Petugas atau Juru Bicara harus memberikan informasi sejujur mungkin mengenai keadaan yang
sedang terjadi. Tidak perlu ragu untuk menjelaskan hal yang sudah diketahui dan hal yang belum
diketahui atau belum jelas pada saat itu. Petugas juga harus menjelaskan hal-hal yang dapat
dilakukan oleh masyarakat untuk membantu mengendalikan keadaan.
Pada situasi krisis sangat penting untuk mengetahui apa yang menjadi pendapat dan concern
masyarakat. Secara khusus perlu ditanyakan dan ditelusuri apa kata masyarakat, termasuk sikap,
kepercayaan, kebiasaan dan aspek perilaku yang lain. Hal ini tentunya akan menjadi
pertimbangan yang berguna dalam menyusun pesan kunci maupun strategi komunikasi.
5. Perencanaan.
Perencanaan, atau persiapan, betapapun krisis situasinya merupakan hal yang harus dilakukan.
Perlu disusun rencana komunikasi krisis, yang antara lain mencakup penetapan juru bicara,
penetapan waktu pemberitahuan pertama, pesan kunci, hubungan dengan pihak lain, dan
sebagainya. Perencanaan ini juga akan menempatkan kegiatan komunikasi sebagai bagian
integral dari manajemen risiko dan kegiatan pengendalian penyakit secara keseluruhan.
Media massa, cetak maupun elektronik, merupakan saluran yang sangat efektif dalam penyebar-
luasan informasi, selain juga saluran utama yang menyuarakan pendapat dan situasi publik. Jadi
dalam komunikasi risiko, komunikasi dengan media massa mutlak dilakukan. Pada dasarnya
komunikasi dengan media massa akan lebih efektif jika hubungan dengan media massa sudah
terjalin baik. Tim dapat menggunakan struktur kehumasan yang sudah ada untuk mendukung
proses komunikasi dengan media massa.
Berikut ini uraian beberapa tips yang dapat digunakan dalam melakukan komunikasi
dengan media/pers :
Menggunakan berbagai media yang ada untuk menyampaikan pesan kepada publik.
Memposisikan organisasi sebagai sumber informasi handal untuk media massa untuk
bidang tertentu (kesehatan).
Rangkuman
Advokasi adalah suatu cara untuk mencapai tujuan tertentu. Lebih rinci, advokasi merupakan
suatu usaha yang sistimatik dan teroganisir untuk mempengaruhi dan mendesakkan terjadinya
perubahan kebijakan publik secara bertahap maju, melalui semua saluran advokasi yang ada.
Pendapat populer bahwa advokasi adalah melakukan kampanye pada media massa atau
melakukan upaya komunikasi, informasi dan edukasi.
Dalam situasi krisis, darurat / situasi KLB, setidaknya terdapat lima hal yang harus
diperhatikan untuk dilakukan (WHO), yaitu :
1. Kepercayaan.
2. Pemberitahuan pertama
3. Transparansi
5. Perencanaan
Media massa, cetak maupun elektronik, merupakan saluran yang sangat efektif dalam penyebar-
luasan informasi, selain juga saluran utama yang menyuarakan pendapat dan situasi publik. Jadi
dalam komunikasi risiko, komunikasi dengan media massa mutlak dilakukan. Pada dasarnya
komunikasi dengan media massa akan lebih efektif jika hubungan dengan media massa sudah
terjalin baik. Tim dapat menggunakan struktur kehumasan yang sudah ada untuk mendukung
proses komunikasi dengan media massa.