Anda di halaman 1dari 33

PENGANTAR TEKNOLOGI DAN

MEKANISASI PERTANIAN
Tugas Praktikum 1 BUDIDAYA
LAHAN KERING
Nama Kelompok I :
Lusi Syahnanda Putri ( 20008542111018)
Serli Sapitri Mayang Sari (2000854211021)
Haris Munandar (2000854211028)
Roby Haykal Putra (1800854211005)

PRODI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BATANGHARI
GANJIL 2022/2023
BAHAN DAN ALAT
WAKTU DAN TEMPAT

BAHAN DAN ALAT YANG DIGUNAKAN WAKTU DAN ALAT

1. Panduan praktikum 1. Praktikum di laksanakan pada tanggal 12 bulan


2. Kamera Handphone
November 2022.

3. GPS Handphone
2. Praktikum dilaksanakan di Jl Jambi Ma.
Bulian, Jembatanmas, Kecamatan Pemayung
4. Meteran Kab. Batanghari

5. Kriteria warna tanah(handphone) 3. (Alat pelacak Lokasi Berbasis GPS via komunikasi seluler)

6. Alat tulis
PENGAMATAN LAPANGAN

1. Tentukan koordinat lokasi pengamatan


Jl Jambi Ma. Bulian, Jembatanmas, Kecamatan Pemayung Kab. Batanghari
2. Sebutkan komoditi yang dibudidayakan

Tanaman Jagung (Zea mays ) Tanaman Cabai ( Capsicum Sp.)


3. Foto Lahan Kering. Bila berlereng, tentukan estimasi kemiringan lahan

Lahan Datar
4. Foto lahan telah diolah

Pengolahan lahan menggunakan bedengan


5. Foto parit/saluran air
6. Jenis Pupuk dan Dosis yang digunakan
. Jagung
Pupuk NPK, SP Petro dan urea (200kg/ha)

. Cabai
Pupuk kandang,SP 36 dan NPK phonska (300kg /ha)
7. Tentukan Jenis gulma yang tumbuh pada areal pertanamandan Teknik Pengendaliannya.

Gulma yang tumbuh pada areal pertanaman budidaya cabai dan jagung sama

Teknik pengendalian menggunakan pengendalian kimia pestisida (herbisida) dan


pengendalian mekanik menggunakan mesin potong rumput.
8. Jenis Hama yang menyerang dan foto bagian tanaman yang terserang

Cabai Jagung

Busuk buah cabai Daun berlubang disebabkan


disebabkan oleh lalat buah oleh gigitan ulat.
9 . Tentukan Jenis penyakit yang menyerang tanaman dan Teknik Pengendaliannya

Bercak daun pada tanaman jagung


oleh Helminthosporium sp.

Teknik pengendalian menggunakan pengendalian secara kimiawi dengan fungisida, kombinasi


fungisida dan varietas, varietas tahan, pengaturan waktu tanam serta komponen pengendalian
lainnya.
Bercak daun cercospora
pada tanaman cabai.

Teknik pengendalian penyakit bercak daun cercospora dapat dilakukan dengan system pengendalian
hama penyakit secara terpadu, yaitu memadukan berbagai konsep pengendalian secara fisik,
mekanik, kultur teknis, dan kimiawi.
Penyakit kerdil pada tanaman cabai disebabkan oleh terserang kutu
kebul (bemisia tabaci) dan kekurangan perawatan pada tanaman.

Teknik pengendaliannya yaitu melakukan penyemprotan dengan menggugunakan insektisida


berbahan aktif abamektin, karbosulfan, fipronil atau imidakloprid.
PEMBAHASAN

1. A. Tanaman Cabai:

Cabai adalah buah dan tumbuhan anggota genus Capsicum. Buahnya dapat digolongkan sebagai
sayuran maupun bumbu, tergantung bagaimana pemanfaatannya. Sebagai bumbu, buah cabai yang
pedas sangat populer di Asia Tenggara sebagai penguat rasa untuk makanan. Bagi seni masakan Padang,
cabai bahkan dianggap sebagai "bahan makanan pokok" kesepuluh (alih-alih kesembilan). Sangat sulit
bagi masakan Padang dibuat tanpa cabai.
Cabai merah besar (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu jenis sayuran yang memilki nilai
ekonomi yang tinggi. Cabai mengandung berbagai macam senyawa yang berguna bagi kesehatan
manusia. melaporkan cabai mengandung antioksidan yang berfungsi untuk menjaga tubuh dari serangan
radikal bebas. Kandungan terbesar antioksidan ini adalah pada cabai hijau. Cabai juga mengandung
Lasparaginase dan Capsaicin yang berperan sebagai zat antikanker.
Tanaman cabai cocok ditanam pada tanah yang kaya humus, gembur dan sarang, serta tidak
tergenang air; pH tanah yang ideal sekitar 5—6. Waktu tanam yang baik untuk lahan kering adalah
pada akhir musim hujan (Maret—April). Untuk memperoleh harga cabai yang tinggi, bisa juga
dilakukan pada bulan Oktober dan panen pada bulan Desember, walaupun kemungkinan memiliki risiko
kegagalan. Tanaman cabai diperbanyak melalui biji yang ditanam dari tanaman yang sehat serta bebas dari
hama dan penyakit. Buah cabai yang telah diseleksi untuk bibit dijemur hingga kering. Kalau panasnya cukup
dalam lima hari telah kering kemudian baru diambil bijinya, Untuk areal satu hektar dibutuhkan sekitar dua
sampai tiga kg buah cabai (300—500 gr biji).

. Penyiraman
Penyiraman menggunakan air dalam parit dan air hujan, penyiraman dilakukan secara rutin pada pagi
dan sore hari.

. Pemupukan
1. Pemupukan dilakukan dengan pemberian larutan pupuk NPK, dilakukan setiap minggu sejak tanaman
berumur 7 hari setelah tanam. Pemupukan selanjutnya dilakukan dua minggu sekali
2. Pemberian pupuk SP-36 diberikan pada saat tanaman cabai kekurangan unsur hara dan bisa untuk sebagai
meningkatkan hasil produksi tanaman cabai.
3. Dan pupuk kandang diberikan pada saat tanaman cabai pertaman kali disemai, yakni antara 5 sampai 26 hari
setelah tanam.
. Adapun kendala dalam membudidayakan tanaman cabai yaitu:
1. Hama
Salah satu kendala utama dalam sistem produksi cabai di Indonesia adalah dengan adanya serangan
lalat buah pada buah cabai. Hama ini sering menyebabkan gagal panen. Buah cabai yang terserang sering
tampak sehat dan utuh dari luar tetapi bila dilihat di dalamnya membusuk dan mengandung larva lalat.
Penyebabnya utamanya adalah lalat buah Bactrocera carambolae. Karena gejala awalnya yang tidak
tampak jelas, sementara hama ini sebarannya masih terbatas di Indonesia, lalat buah menjadi hama
karantina yang ditakuti sehingga dapat menjadi penghambat ekspor buah-buahan maupun pada produksi
cabai. Selain lalat buah, kutu daun Myzus persicae (Hemiptera: Aphididae) merupakan salah satu hama
penting pada budidaya cabai, karena dapat menyebabkan kerusakan hingga 80%.
. Upaya penanggulangan hama
Upaya pengendalian serangan lalat buah dapat menggunakan insektisida nabati ekstrak Tephrosia
vogelii dan Alpinia galangal juga pembrongsongan yang dapat mencegah serangan lalat buah, dan untuk
di areal lahan luas seperti di lahan sentral produksi cabai. Upaya pengendalian lalat buah pada tanaman
cabai, khususnya cabai merah, adalah penggunaan insektisida sintetik karena dianggap praktis, mudah
didapat, dan menunjukkan efek yang cepat.
2. Penyakit
a. bercak daun pada tanaman cabai
Penyakit bercak daun cabai adalah salah satu penyakit terpenting yang meyerang cabai di Indonesia.
Penyakit ini distimulir oleh kondisi lembab dan suhu relative tinggi. Penyakit bercak daun cabai dapat
menyebabkan kerusakan sejak dari persemaian sampai tanaman cabai berbuah. Penyakit ini menyebabkan
masalah serius terhadap perkembangan tanaman cabai.
Gejala serangan penyakit pada daun berupa bercak kecil berbentuk bulat dan kering. Bercak meluas
sampai diameter sekitar 0,5 cm. Pusat bercak berwarna pucat sampai putih dengan warna tepi lebih tua.
Bercak yang tua dapat menyebabkan lubang. Apabila terdapat banyak bercak maka daun cepat menguning
dan gugur, atau langsung gugur tanpa menguning lebih dahulu. Bercak sering terdapat pada batang, tangkai
daun maupun tangkai buah, namun pada buah jarang dijumpai. Kadang-kadang penyakit ini menyerang
cabai di persemaian.
Pengendaliannya :
a. Melakukan rotasi tanaman yang tidak sejenis,
b. Menggunakan varetas tahan penyakit bercak daun,
c. Menggunakan mulsa plastik di musim hujan,
d. Pengendalian gulma secara baik,
e. Membuat bedengan lebih tinggi dimusim hujan,
f. Membuat sistem drainase yang baik,
g. Pengaturan jarak tanam yang tidak terlalu rapat,
h. Pengolahan lahan yang baik, dan
i. Penyemprotan fungisida.
b. penyakit kerdil pada tanaman cabai
penyakit yang kerap menyerang tanaman cabai adalah penyakit kerdil, atau virus kerdil. Penyakit ini
juga disebut penyakit kuning yang disebabkan oleh virus gemini. Penyakit ini yaitu menyebabkan helai
daun yang mengalami perubahan warna dengan bagian tulang daun memutih (vein clearing). Kemudian,
gejala akan berkembang menjadi warna kuning, bagian tulang daun menebal, dan daun mengeriting ke
arah atas, babkan daun-daun mengecil dan berwarna kuning terang. Jika tanaman terserang pada umur
muda, biasanya tanaman menjadi kerdil dan tidak berbuah.

. Teknik pengendaliannya
1. Pilih varietas yang tahan penyakit Untuk mencegah penyakit kerdil, lakukan penanaman varietas yang
agak tahan karena belum ada yang benar-benar tahan terhadap serangan virus kuning. Lakukan juga
pemberian pupuk organik berupa pupuk kandang atau kompos.

2. Menanam tanaman pembatas Selain menanam cabai, tanam juga beberapa tanaman pembatas, misalnya
jagung, untuk mencegah masuknya serangga penular virus.
3. Sanitasi Lakukan sanitasi di sekitar pertanaman, terutama mengendalikan tumbuhan pengganggu
(gulma) dari jenis babadotan, bunga kancing, dan ciplukan yang bisa menjadi tanaman inang bagi virus

4. Tumpang sari Lakukan penanaman dengan sistem tanam tumpang sari, misalnya cabai dengan kubis,
untuk menekan populasi kutu kebul. Jangan lupa gunakan mulsa, misalnya mulsa jerami atau mulsa plastik
perak

5. Mencabut tanaman yang sakit Anda juga perlu mencabut dan memusnahkan tanaman yang sakit agar
tidak menjadi sumber penularan ke tanaman lain yang masih sehat

6. Pestisida Sebagai langkah terakhir, gunakan pestisida sesuai anjuran untuk mengendalikan serangga
penular virus. Penting juga untuk selalu mengamati atau memantau kondisi pertanaman sejak di
pembibitan, sehingga gejala penyakit dapat diketahui sejak awal dan penyebarannya pun dapat dicegah
sejak awal.
2. B. Tanaman Jagung:
Jagung (Zea Mays) adalah salah satu tanaman pangan penghasil karbohidrat yang terpenting di dunia,
selain gandum dan padi. Bagi penduduk Amerika Tengah dan Selatan, bulir jagung adalah pangan pokok,
sebagaimana bagi sebagian penduduk Afrika dan beberapa daerah di Indonesia. Dalam biologi, tumbuhan
adalah organisme eukariota multiseluler yang tergolong ke dalam kerajaan Plantae. Jagung dikenal luas
oleh masyarakat Indonesia karena tanaman jenis zea ini bisa dijadikan bahan makanan pokok pengganti
nasi dan berbagai macam makanan olahan. Selain itu bagian dari tanaman jagung juga dapat dimanfaatkan
sebagai pakan ternak seperti daun, batang, klobot dan janggelnya.
Jagung termasuk tanaman berbunga, Tanaman jagung berkembang biak dengan biji sehingga disebut
sebagai tanaman spermatophyta, kemudian Biji jagung berkeping satu sehingga tanaman ini termasuk
dalam kelompok monokotiledone, dan akar tanaman berbentuk serabut dengan akar kecil-kecilnya
menyerupai rambut.

. Penyiraman
Penyiraman menggunakan air dalam parit dan air hujan, penyiraman dilakukan Setiap hari satu kali
tanaman jagung disiram selama satu minggu. Setelah istirahat, penyiraman kembali dilakukan setelah
minggu ke-4, dan saat pembentukan tongkol. Saat pembentukan tongkol, tanaman jagung disiram sehari
sekali agar tumbuh dengan sempurna dan Jangan menyiram tanaman jagung jika hari sudah hujan.

. Pemupukan:
1. Pupuk Urea ini diberikan 1/3 dosis saat tanam dan saat tanaman berumur 4 minggu setelah tanam.
2. pupuk SP-36 diberikan satu kali pada saat tanam.
3. Pupuk NPK pemupukan pertama dilakukan pada saat 14 hari setelah tanam (HST), setelah itu
Lakukakan pemupukan kedua dilakukan sebelum 40 HST.

. Kendala dalam menanam jagung yaitu adanya serangan hama dan penyakit:
1. Hama
Ulat Grayak merupakan salah satu hama yang menyerang tanaman jagung. Ulat ini tidak berbulu dan
biasa disebut oleh petani sebagai ulat tentara karena menyerang dengan populasi tinggi. Ulat ini memiliki
daya migrasi tinggi dimana imago mampu terbang 100 km/malam dan 500 km sebelum meletakkan
telurnya. Dengan bantuan angin, larva mampu menginvasi tanaman budidaya di sebelahnya.
Ulat grayak umumnya menyerang pada malam hari, sedangkan pada siang hari ulat ini bersembunyi
di bawah tanaman, mulsa atau dalam tanah. Gejala tanaman terserang ulat grayak adalah daun rusak
terkoyak, berlubang tidak beraturan, terdapat kotoran seperti serbuk gergaji dan pada serangan berat daun
menjadi gundul. Ulat grayak merupakan hama invasif. Hama ulat grayak menyerang tanaman jagung mulai
dari umur 7 hari setelah tanam hingga usia panen. Akibatnya, para petani merugi hingga miliaran Rupiah.
Ada dua jenis ulat grayak yang menyerang tanaman jagung, masing-masing dengan nama
ilmiah Spodeptera frugiperda dan Spodoptera litura. Keduanya sama-sama sangat berbahaya, karena
menyerangnya merata, mulai daun hingga ke pangkalnya.

. Teknik penanggulangnnya yaitu :


Pengendalian ulat grayak pada jagung juga dapat dilakukan dengan pembuatan pestisida nabati (botani)
Dan juga bisa melakukan :
a. Rotasi tanaman untuk memutus daur hidup hama.
b. Pengolahan tanah yang baik (selama 1 bulan) untuk mengangkat kepompong hama dari dalam tanah
agar mati terjemur oleh sinar matahari
c. Pemasangan perangkap berferomon, feromon Exi sebanyak 20 buah per hektar
d. Pemasangan lampu perangkap sebanyak 30 buah per hektar
e. Penyemprotan insektisida jika kerusakan daun telah mencapai 5%
f. Penyemprotan insektisida jika populasi kelompok telur telah mencapai 1 kelompok atau 10 tanaman
g. Penyemprotan insektisida jika tangkapan ngengat oleh Feromon Exi telah mencapai 30 ngengat/ 3
malam.

2. penyakit pada tanaman jagung :

A. Penyakit bercak daun

Penyakit yang disebabkan oleh Helminthosporium sp. merupakan salah satu penyakit utama pada
jagung setelah bulai. Patogen ini menular melalui udara sehingga mudah menyebar. Kehilangan hasil
akibat bercak daun mencapai 59% terutama bila penyakit menginfeksi tanaman
sebelum bunga betina keluar.
Perkembangan penyakit ditentukan oleh kondisi lingkungan. Suhu optimal untuk perkembangan penyakit
berkisar 20-30 °C. Karena kondisi suhu tersebut umum dijumpai pada areal pertanaman jagung sehingga
Helminthosporium sp. hampir selalu ditemukan pada setiap musim tanam. Patogen dalam bentuk
miselium dorman juga mampu bertahan hingga satu tahun pada sisa tanaman jagung sehingga penyakit
bersifat laten serta mampu menyebabkan serangan secara sporadis yang serius/ terutama pada varietas
rentan.
Gejala visual yang menunjukkan ciri khusus serangan Helminthosporium maydis ini adalah bercak
agak memanjang dengan bagian tengah agak melebar dan makin ke pinggir makin kecil, berwarna cokelat
keabuan yang dikelilingi oleh warna kekuningan sejajar tulang daun. Konidia jamur mulai terlihat setelah
6 hari dan semakin banyak pada hari ke 12. Bentuk konidia agak melengkung dengan ujung yang tumpul
dan bersekat 3 -10 buah.

Gejala awal pada varietas jagung yang peka terlihat 13 jam setelah infeksi jamur berupa titik
transparan agak basah yang kemudian makin membesar dan warnanya menjadi cokelat kekuningan setelah
5-6 hari.
Sporulasi Helminthosporium maydisterjadi pada permukaan tanaman jagung yang terinfeksi. Setelah itu
spora lepas kemudian terbawa oleh angin dan hinggap pada permukaan tanaman jagung yang lain.
Selanjutnya spora saling tarik menarik dan melakukan penetrasi awal kemudian spora membentuk bercak
dan berkembang.

. Teknik Pengendaliannya :
Pengendalian secara kimiawi dengan fungisida, kombinasi fungisida dan varietas, varietas tahan,
pengaturan waktu tanam serta komponen pengendalian lainnya, juga bisa melakukan kombinasi fungisida
dan ketahanan varietas. Berbagai penelitian yang dilakukan oleh para ahli menunjukkan bahwa kombinasi
antara pemberian fungisida berbahan aktif Mankozeb 80% (merek dagang Dithane M-45 80 WP) dan
penanaman varietas yang tahan terhadap penyakit bercak daun seperti varietas Semar-2 dan Bisma, mampu
menekan penularan dan perkembangan penyakit bercak daun pada tanaman jagung.

Penggunaan varietas tahan. Penggunaan varietas tahan untuk pengendalian maydis tergolong efektif.
Pada varietas tahan, jumlah bercak lebih sedikit dibanding pada varietas rentan. Pada varietas tahan,
tanaman mengandung enzim yang dikeluarkan oleh dinding sel daun yang mampu melawan sifat
agresivitas dari spora cendawan tersebut.
KESIMPULAN
Dari hasil pratikum kelompok kami yang dilakukan pada lahan kering yang ditanami tanaman jagung
dan tanaman cabai ada terdapat beberapa kendala seperti serangan hama dan penyakit yang mengakibatkan
kerugian bagi petani, walaupun sudah dilakukan pengendalian tetapi masih saja ada yang tidak
terkendalikan seperti pada penanaman sebelumnya dikarenakan adanya musim hujan, yang mengakibatkan
virus datang atau terbawa oleh angin kemudian menyebar hampir merata pada tanaman yang
dibudidayakan pada lokasi tersebut.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai