Anda di halaman 1dari 94

PRAKTIKUM

MANAJEMEN AGROEKOSISTEM
PENDAHULUAN
(ASPEK HPT)
KONTRAK PRAKTIKUM MANAJEMEN AGROEKOSISTEM
● Pelaksanaan sesuai jadwal yang berlaku
● Kegiatan praktikum 2 jam di jam ke 4 dan ke 5, dibagi menjadi 1 jam pengantar praktikum(teori) yang dilakukan secara
daring sisanya dilakukan secara luring di Lahan
● Kegiatan praktikum daring berlangsung maksimal 60 menit, dengan 30 menit sisanya untuk persiapan dan mobilisasi
menuju lahan
● Praktikan yang menghadiri kegiatan praktikum secara daring diwajibkan menyalakan kamera selama kegiatan praktikum
berlangsung
● Praktikan wajib berpakaian rapi dan sopan
● Praktikan wajib mengerjakan tugas sesuai dengan arahan asisten praktikum
● Praktikan daring diusahakan bergabung dalam Google meet 5 menit sebelum dimulai
● Presensi kehadiran dilakukan secara langsung oleh asisten
● Kegiatan praktikum dilahan dilakukan di jam ke-5 estimasi waktu 75 menit
● Kelas dibagi menjadi 4 kelompok
● Kegiatan praktikum dilapang dilakukan sebagian mahasiswa yakni maksimal 12 praktikan dalam satu kelas. Dari masing-
masing kelompok mengirim 3 praktikan untuk menghadiri praktikum maes di lapang
● Presensi kehadiran harus 100%, kecuali praktikan memiliki halangan yang tidak dapat dihindarkan dan harus
menyerahkan surat izin yang dapat diterima
● Keterlambatan maksimal 10 menit (sanksi keterlambatan review 1 jurnal internasional).
MATERI MAES PRAKTIKUM ASPEK HPT
MATERI MAES PRAKTIKUM ASPEK TANAH

1. PRINSIP DALAM MANAJEMEN AGROEKOSISTEM:


PENGELOLAAN TANAH
2. DIVERSITAS MIKROBA DAN FAUNA TANAH SERTA
PENGELOLAANNYA
3. DEGRADASI DAN RESTORASI
MATERI MAES PRAKTIKUM ASPEK BP
1. PRINSIP DALAM MANAJEMEN AGROEKOSISTEM: ASPEK TANAMAN
2. DIVERSIFIKASI TANAMAN DAN PENGELOLAANNYA
3. POLA PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN
4. PENGELOLAAN TANAMAN DALAM ADAPTASI PERUBAHAN
PENGUNAAN LAHAN DAN IKLIM
5. STUDI KASUS PENGELOLAAN TANAMAN PADA SKALA LAHAN DAN
LANSKAP
TUJUAN

Untuk mengeksplorasi dan Untuk mengeksplorasi dan

01 02
mengidentifikasi keanekaragaman mengidentifikasi keanekaragaman
spesies serangga yang ada pada penyakit pada tanaman budidaya
agroekosistem yang ada pada agroekosistem

03 04
Untuk mengetahui peran masing- Untuk merencanakan agroekosistem
masing spesies serangga yang baik secara teoritis
tersebut pada agroekosistem
LUARAN YANG DIHARAPKAN

1. Praktikan mampu mengeksplorasi dan mengidentifikasi spesies serangga


yang ada pada agroekosistem
2. Praktikan mengetahui peran masing-masing spesies serangga tersebut
dalam suatu agroekosistem
3. Praktikan mampu mengeksplorasi dan mengidentifikasi keanekaragaman
penyakit pada suatu agroekosistem
4. Praktikan mampu merencanakan agroekosistem yang baik secara teoritis
Apa itu Ekosistem?
Ekosistem merupakan suatu sistem
ekologi yang terbentuk oleh hubungan
timbal balik antara makhluk hidup dengan
lingkungannya. Komponen dari ekosistem
terdiri dari komponen biotik dan
komponen abiotik.
Apa itu Agroekosistem
Agroekosistem atau ekosistem pertanian
merupakan suatu bentuk ekosistem binaan
manusia yang perkembangannya ditujukan
untuk memperoleh produk pertanian yang
diperlukan untuk memenuhi kebutuhan
manusia.
Perbedaan Ekosistem dan Agroekosistem
Ekosistem masih bersifat alami yang pembentukan
dan perkembangannya tanpa ada campur tangan
manusia. Sedangkan agroekosistem, dalam
pembentukan dan perkembangannya sudah ada
campur tangan manusia karena agroekosistem
sengaja dibentuk untuk dapat memenuhi kebutuhan
manusia.
Apa itu Manajemen Agroekosistem?

Managemen Agroekosistem merupakan


suatu usaha yang dilakukan agar dapat
mempertahankan produksi pertanian
yang optimal tanpa merusak lingkungan
sehingga tercipta pertanian yang
berkelanjutan
● Manajemen (pengelolaan) mempunyai fungsi untuk
merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan
dan mengawasi.
● Manajemen Agroekosistem perlu dilihat sebagai
proses pengaturan kegiatan dalam ekosistem
pertanian yang disesuaikan dengan fungsi-fungsi
manajemen. Setiap pekerjaan dalam ekosistem
pertanian, dilaksanakan dengan melalui proses
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan
monitoring atau pengawasan yang tepat dan
terarah
Praktek budidaya yang dapat meningkatkan
kerentanan agroekosistem terhadap hama
dan patogen penyakit
● Penurunan keragaman biodiversitas
● Penggunaan pestisida yang tidak
bijaksana
● Pemupukan yang tidak berimbang
● Faktor lingkungan seperti suhu, iklim,
kelembaban, cuaca, dll
MANAJEMEN AGROEKOSISTEM YANG BAIK
PERANCANGAN AGROEKOSISTEM UNTUK
MENGENDALIKAN OPT
• Melakukan penanaman secara tumpangsari untuk meningkatkan keragaman
vegetasi
• Menerapkan sistem rotasi tanam untuk mengurangi serangan OPT
• Menerapkan sistem pemberoan lahan untuk mengurangi serangan OPT
• Menerapkan pemupukan yang berimbang
• Melakukan budidaya dengan memilih jenis tanaman yang sesuai dengan kondisi
lingkungan
• Melakukan penanaman tanaman refugia untuk meningkatkan potensi musuh alami
• Melakukan pemantauan kondisi lahan terhadap adanya serangan OPT
• Melakukan penyemprotan pestisida apabila serangan OPT tinggi.
Kegiatan Penanaman di Lahan
● Kegiatan penananaman di lapang dimulai pada M4 yang berlokasi di
Lahan Percobaan Jatimulyo
● Kegiatan dilakukan pada jam ke-4 / ke-5 dan setiap kelas dibagi
menjadi 4 kelompok (setiap kelompok mengirim 3 perwakilan untuk
praktikum di lapang)
● Terdapat 4 perlakuan yang diterapkan :
1. Tanaman kangkung monokultur
2. Tanaman kangkung + kacang panjang
3. Tanaman kangkkung dengan refugia
4. Tanaman kangkung + kacang panjang dengan refugia
● Setiap aspek terdapat parameter pengamatan
tersendiri (aspek BP dan Tanah akan dijelaskan
lebih lanjut)
● Parameter pengamatan aspek HPT antara lain :
1.Pengamatan arthropoda (yellow trap + pitfall)
2.Pengamatan intensitas penyakit (pengamatan
visual)
CATATAN
Mobilisasi ke lahan diharapkan tertib dan tidak menimbulkan
keributan dengan jalur yg digunakan ialah sebelah RS UB.

Pakaian lapang disesuaikan dan diharapakan berhati-hati, lebih baik


menggunakan sepatu boots dan membawa jas hujan

Accident lapang tanggung jawab mandiri (luka atau berdarah)


TERIMA KASIH
MANAJEMEN
AGROEKOSISTEM
ASPEK HPT

DIAGNOSIS PENYAKIT

Tim Asisten MAES HPT 2022


POKOK PEMBAHASAN
1. Pengertian tumbuhan sakit
2. Penyebab penyakit abiotik
3. Penyebab penyakit biotik
4. Perhitungan intensitas penyakit
5. Contoh perhitungan IP
6. Pengelolaan Agroekosistem untuk Pengendalian OPT
DIAGNOSIS PENYAKIT TUMBUHAN
Penyakit tumbuhan merupakan ketidak-normalan pada tumbuhan akibat
serangan patogen atau gangguan faktor lingkungan yang
dinampakkan dalam bentuk gejala kerusakan pada tumbuhan

Tumbuhan sakit adalah situasi di mana proses hidup suatu tanaman


menyimpang dari keadaan normal dan menimbulkan kerusakan,
sehingga tanaman tidak dapat tumbuh dan berkembang baik seperti
biasa, bahkan dapat menyebabkan matinya tanaman tersebut.
Faktor
Sinar matahari, suhu, kelembaban,
Abiotik mineral, senyawa kimia

Penyakit
Tumbuhan

Faktor
Jamur, Bakteri, Virus, Nematoda
Biotik
Suhu Tinggi dan Sinar Matahari
• Beberapa tumbuhan peka terhadap
suhu dan intensitas cahaya tinggi dan
menyebabkan gejala sun-scald.
• Kerusakan sering dijumpai pada
tanaman yang banyak mengandung air.
• Berpengaruh besar pada beberapa
pertumbuhan patogen. Contohnya
Antraknosa yang disebabkan
Gambar penyakit Antraknosa
Colletotrichum sp.
Suhu Rendah
• Dapat menimbulkan lapisan frost pada tanah
sehingga menghalangi akar untuk menyerap air.
• Beberapa patogen berkembang cepat pada suhu
rendah. Contohnya jamur Phytopthora infestans.

Kekurangan Penyakit Hawar daun pada kentang


Oksigen
• Contoh penyakit Blackheart pada kentang, merupakan salah satu penyakit
karena kurangnya oksigen selama masa penyimpanan kentang di gudang-
gudang penyimpanan. Memiliki gejala berupa nekrotis pada umbi, mula-
mula berwarna kemerahan kemudian coklat kemerahan, coklat, coklat tua
dan akhirnya jaringan umbi berwarna hitam.
Kelembaban Tanah Yang Tidak Sesuai

• Kelembaban mempengaruhi permulaan dan perkembangan


penyakit tanaman infeksi.
• Kelembaban yang sangat rendah dapat menimbulkan kelayuan
permanen pada tanaman sedangkan kelembaban tanah yang
terlalu tinggi akan menyebabkan terjadinya pembusukan akar
dan bagian-bagian tanaman lain yang berada di dalam tanah.
• Kelembaban sangat diperlukan untuk perkecambahan spora
jamur dan proses penetrasi.
Hujan Es dan Angin
Kerusakan yang ditimbulkan umumnya adalah
luka sobekan pada daun, pengguran daun,
dan hancurnya tanaman yang sangat
dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu:
• Jenis tanaman
• Tingkat pertumbuhan
• Ukuran es
• Keadaan cuaca
Keracunan Mineral
Sangat berkaitan erat dengan kemasaman tanah
yang dapat meracuni beberapa tanaman dan
mengakibatkan klorosis, layu, bercak, penebalan
daun, kerdil, ataupun mati.
Contoh:
• Keracunan N: daun berwarna hijau tua,
rimbun, namun membentuk sistem
perakaran dangkal dan terbatas.
• Keracunan Fe : menyebabkan timbulnya
warna perunggu dan defisiensi unsur P, K
dan Zn.
Defisiensi Unsur Hara
• Defisiensi unsur N : Secara keseluruhan daun-

daun berwarna hijau kekuningan (pucat) dan


pertumbuhan terhambat (kerdil)
• Defisiensi unsur P: Pertumbuhan terhambat

(kerdil), daun-daun tua ungu oranye, daun-daun


muda berwarna hijau tua kusam
• Defisiensi unsur K: terdapat flek-flek terbakar

atau pada tepi daun mulai dari ujung daun


Residu Pestisida Alelopati
Pestisida kimia dapat bersifat racun bagi Terdapat jenis tanaman yang menghasilkan
tanaman disebabkan oleh: senyawa bersifat racun bagi tanaman lain.
• Pemakaian pestisida yang salah (jenis, Contoh:
dosis) • Juglone yang dihasilkan oleh pohon walnut

• Residu pestisida fitotoksik (kosentrasi yang dapat meracuni tanaman tomat,


yang terlalu tinggi) kentang, dan apel.
• Kafein yang dihasilkan tanaman kopi
arabika dapat meracuni tanaman mint
(Mentha sp.)
Polutan Beracun
Umumnya dihasilkan dari kegiatan industri ataupun
pemanfaatan energi. Polutan yang dihasilkan akan
dapat menutupi permukaan daun, sehingga akan
menghalangi pertukaran gas yang masuk ataupun
keluar dari permukaan daun.
Penyebab Penyakit Faktor Biotik

Jamur/Cendawa Bakteri Virus


n/Fungi

Tumbuhan tingkat Nematoda


tinggi parasitik
Jamur/Cendawan/Fungi
Jamur merupakan salah satu patogen yang
dapat menyerang semua bagian tanaman
mulai dari akar, batang, ranting, daun,
bunga, hingga buah. Penyebaran penyakit
ini dapat disebabkan oleh air, serangga,
atau sentuhan tangan.

Contoh penyakit yang disebabkan oleh


jamur adalah penyakit akar gada
(Plasmodiophora brassicae), hawar daun
pada kentang dan tomat (Phytophtora
infestans), bulai pada jagung
(Peronoclerospora maydis) dst.
Bakteri
Bakteri dapat menyebabkan busuk pada
daun, batang, dan akar tanaman. Bagian
tanaman yang diserang bakteri akan
mengeluarkan lendir, bau sangat menusuk,
dan lengket jika disentuh. Tanaman yang
terserang bakteri dapat diatasi dengan
bakterisida.
Contoh penyakit yang disebabkan oleh
bakteri adalah busuk hitam pada kubis
(Xanthomonas campestris), layu pada
pisang (Ralstonia solanacearum), busuk
bulir pada padi (Burkholderia glumae) dst.
Virus
Virus merupakan kesatuan
ultramikroskopik yang hanya
mengandung satu atau dua bentuk
asam nukleat yang dibungkus oleh
senyawa protein kompleks. Penularan
penyakit yang disebabkan oleh virus
dapat melalui serangga vektor.

Salah satu contoh penyakit yang


disebabkan oleh virus adalah TMV
(Tobacco Mosaic Virus) yang
menyerang permukaan atas daun
tembakau.
Nematoda
Secara umum nematoda berbentuk seperti belut, tubuh tidak
bersegmen, simetris bilateral, transparan, tidak mempunyai
rongga tubuh (pseudocleomate), tubuh dilapisi lapisan
kutikula yang lembut sehingga memudahkan bergerak, dan
tidak berkaki maupun anggota tubuh lain. Salah satu contoh
nematoda yang sering menyerang akar tanaman yaitu
Meloidogyne spp. yang menyerang akar tanaman seledri.
Tumbuhan Tingkat Tinggi Parasitik
Tumbuhan parasitik biasanya mampu menghasilkan biji
dan bunga yang mirip dengan biji dan bunga yang
dihasilkan oleh tanaman inangnya. Berdasarkan tingkat
parasitismenya, tumbuhan parasit dibagi menjadi 3 :
• Tumbuhan epifit : secara fisiologis tidak tergantung
tanaman inang tetapi, sangat bergantung terhadap
perlindungan tanaman inang dari faktor luar.
• Tumbuhan hemuparasit : tumbuhan parasit yang
tergantung kepada inangnya, terutama untuk
memenuhi kebutuhan air dan mineral.
• Tumbuhan parasit benar : tumbuhan tingkat tinggi
yang tidak memiliki klorofil, sehingga sangat
tergantung dengan tanaman inang untuk mencukupi
kebutuhan nutrisinya.
Penghitungan intensitas penyakit dapat
dilakukan dengan dua metode
berdasarkan keparahan penyakitnya
yaitu metode mutlak dan metode
skoring.

—Intensitas Penyakit Tanaman


METODE MUTLAK

Pengertian Rumus

Metode mutlak digunakan untuk


menghitung penyakit yang
menyerang pada bagian tanaman
yang akan dipanen atau memiliki 𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝑻𝒂𝒏𝒂𝒎𝒂𝒏 𝑺𝒂𝒌𝒊𝒕
nilai jual tinggi. Intensitas penyakit 𝒊= X 100%
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑺𝒆𝒍𝒖𝒓𝒖𝒉 𝑻𝒂𝒏𝒂𝒎𝒂𝒏
didapatkan dengan membagi
jumlah tanaman yang terserang
dengan total populasi tanaman dan
kemudian dikalikan 100%.
CONTOH SOAL

PERHITUNGAN IP MUTLAK

Pada suatu lahan yang ditanami bawang merah memiliki jumlah populasi 800
tanaman dengan 480 tanaman terserang penyakit layu fusarium sedangkan
tanaman lain tidak menunjukkan gejala serangan penyakit. Hitunglah intensitas
Rumus IP Mutlak: serangan penyakitnya!

𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝑻𝒂𝒏𝒂𝒎𝒂𝒏 𝑺𝒂𝒌𝒊𝒕


𝒊= X 100%
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑺𝒆𝒍𝒖𝒓𝒖𝒉 𝑻𝒂𝒏𝒂𝒎𝒂𝒏
𝟒𝟖𝟎
𝒊= X 100%
𝟖𝟎𝟎
𝒊= 60%
Skala deskriptif adalah angka yang
menggambarkan tingkat kerusakan tanaman atau
bagian tanaman oleh penyakit. Skala ini diperoleh
dengan membagi gejala penyakit dalam beberapa
kategori atau kelas, dari mulai bebas penyakit sampai
penuh dengan penyakit.

Contoh penyakit yang menggunakan IP Skoring


adalah, karat daun, bercak daun, dll.

—Perhitungan skala deskriptif


(skoring)
Skor Keterangan :
Uraian
Penyakit I = Intensitas Penyakit
0 Tidak ada infeksi penyakit n = jumlah daun dari setiap
kategori serangan
Luas permukaan tanaman v = nilai skala tiap kategori
1 yang terserang mencapai 1%
hingga 25% serangan
Luasan permukaan yang
Z = nilai skala dari serangan skala
2 terserang lebih dari 25% tertinggi
hingga 50% N = jumlah daun yang diamati
Luasan permukaan yang
3 terserang lebih dari 50%
hingga 75%
Luasan permukaan tanaman
4 yang terserang lebih dari
75%
Contoh Soal
Pada suatu tanaman kopi terinfeksi penyakit karat daun, yang menyerang
pada daun tanaman kopi. Berdasarkan pengamatan, didapatkan 3 daun
terinfeksi 45%, 5 daun terinfeksi 30%, 9 daun terinfeksi 7%, 4 daun terinfeksi
55%, serta 5 daun terinfeksi 75%. Diketahui jumlah daun pada tanaman kopi
yang diamati tersebut terdapat 40 daun. Berapakah itensitas penyakit yang
menyerang tanaman kopi tersebut ?
Skor serangan (v) Jumlah daun (n) n.v
σ(𝑛. 𝑣)
0 14 0 𝐼𝑃 = 𝑋 100%
𝑁. 𝑍
1 9 9
2 8 16
57
𝐼𝑃 = 𝑋 100%
160
3 4 12
4 5 20
𝐼𝑃 = 35,625%
Total 40 57
PENGELOLAAN AGROEKOSISTEM
UNTUK PENGENDALIAN OPT
Pengendalian OPT dilakukan dengan beberapa teknik yaitu :
• Secara Fisik
• Secara Mekanik
• Cara Budidaya
• Secara Hayati
• Secara Genetik
• Penggunaan Pestisida kimia (apabila pengendalian sebelumnya
tidak efektif, dengan menerapkan prinsip 5T)
PRINSIP 5T

Tepat Sasaran Tepat Jenis

Tepat Waktu Tepat Cara

Tepat dosis/konsentrasi
TUGAS 1
1. Petani Tuban membudidayakan tanaman kacang tanah setelah budidaya padi
gogo.Populasi tanaman kacang tanah sebanyak 1500 tanaman. Pada umur 1 MST
350tanaman terserang jamur Sclerotium rolfsii. Berapa persentase kejadian penyakit
yangterjadi pada lahan tersebut?
2. Kecamatan Munjungan merupakan penghasil cengkeh terbesar di Trenggalek.Salah
satu petak lahan petani ditumbuhi 50 tanaman cengkeh. Setelah dilkukanpengamatan
pada 5 tanaman sampel terhadap daun ke 1, 2, 3, 4, dan ke 5 dari duaranting yang
berlainan (sebanyak 10 lembar daun), tanaman cengkeh pada lahantersebut terserang
cacar daun Phyllostica sp. Data yang diperoleh yaitu sampel 1terdapat 2 daun yang
terserang 82%, 3 daun terserang 24% dan 2 persen terserang35% ; sampel 2 terdapat
5 terserang 18%, 1 daun terserang 50% dan 3 daun terserang21% ; sampel ke 3
terdapat 4 daun terserang 58% dan 3 daun terserang 30% ; sampel4 terdapat 2 daun
terserang 93% ; sampel 5 terdapat 6 daun terserang 24% dan 2 daunterserang 35%.
Berapakah intensitas serangan cacar daun pada tanaman cengkehpada lahan
tersebut? (Skala serangan 0= tidak ada infeksi, 1= 1-25%, 2= 26-50%, 3=51-75%, 4=
76-100%).
Ketentuan Tugas 1
a. Tugas ditulis tangan di folio dan di scan
b. Dikumpulkan di google classroom masing-masing
c. Pengumpulan pada hari praktikum 23.59 WIB
d. Format Nama : No Absen_Nama_NIM_Tugas Perhitungan IP
e. Format file PDF
TUGAS 2
1. Mahasiswa melakukan pengamatan pada 2 jenis tanaman berbeda
yang terserang penyakit di sekitar rumah masing-masing
2. Tuliskan gejala, tanda dan asumsi penyakit dan pengelolaan OPT
yang ada di lapang
3. Tugas dilengkapi dengan dokumentasi pribadi dan dokumentasi dari
literatur
4. Bandingkan deskripsi penyakit dengan literatur (2015-sekarang)
Ketentuan Tugas 2
a. Tugas dikerjakan di word
b. Dikumpulkan di google classroom masing-masing
c. Pengumpulan maksimal H+7 praktikum (23.59 WIB)
d. Format Nama : No Absen_Nama_NIM_Tugas Diagnosis Penyakit
e. Format file PDF
TERIMA KASIH
MANAJEMEN AGROEKOSISTEM

Permasalahan OPT di
Agroekosistem &
Pengamatan Hama
TIM ASISTEN MANAJEMEN AGROEKOSISTEM
ASPEK HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN 2022
Munculnya permasalahan
OPT di agroekosistem
 Praktik budidaya monokultur
 Budidaya tanpa mengistirahatkan lahan
 Penggunaan Pestisida kimia berlebih
 Minimnya habitat bagi predator dan parasitoid
 Cuaca dan iklim
Budidaya Monokultur

Input Pestisida Kimia


Kurangnya refugia

Perubahan Iklim
Bagaimana mengatasi
permasalahan yang
muncul dalam
agroekosistem?
= Monitoring
Pemantauan atau monitoring merupakan sebuah proses
pengumpulan informasi dari penerapan suatu program
termasuk mengecek apakah suatu program telah berjalan
sesuai dengan rencana yang diinginkan sehingga setiap
masalah yang ditemukan dapat diatasi (Pujiarti, 2018).

Monitoring kondisi agroekosistem, salah satunya dengan


melakukan pengamatan hama untuk mengetahui keragaman
serangga yang ada pada agroekosistem, sehingga dapat
mengambil keputusan yang tepat dalam manajemen.
Pengamatan Hama
 Serangga (insekta) merupakan golongan hama
terbesar dari filum Arthropoda.

 Ciri-ciri kaki beruas, tubuh bilateral simetris, dan


dilapisi eksoskeleton/kutikula keras.
 Selain serangga terdapat hewan lain dalam filum
Arthropoda seperti, kepiting (decapoda), udang
(crustacea), laba-laba (arachnida) lipan atau luwing
(myriapoda).
 Serangga digolongkan dalam kelas insekta.
 Perkembangbiakan serangga umumnya seksual.
 Perkembangbiakan dari satu sel telur menjadi banyak
embrio (Aseksual) disebut poliembrioni. Contoh:
Ordo Hymenoptera, Orthoptera
 Serangga yang dapat berkembangbiak tanpa
pembuahan (Aseksual) disebut parthenogenesis.
Contoh: Kutu daun (Aphids sp.), Lebah (Apis
andreniformis)
 Saat ini spesies serangga yang telah ditemukan mencapai
2-3 juta spesies dan 800.000 spesies telah berhasil di
identifikasi, diantaranya dari ordo Orthoptera,
Lepidoptera, Diptera, Hemiptera, Coleoptera, dan
Hymenoptera.
Pengamatan Hama
Kondisi sistem ekologi dalam agroekosistem dapat dilihat dari komposisi
peran dari individu spesies yang terkoleksi, dalam kurun waktu dan
lokasi di lahan yang sama.

Dalam hal ini yang dikoleksi adalah komunitas arthropoda yang berperan
sebagai hama, musuh alami, dan arthropoda lain (pengurai, dll).

Keseimbangan komposisi peran dari total individu yang terkoleksi dijadikan


sarana untuk memahami kondisi ekologi lahan.

Metode yang digunakan berupa pendekatan fiktorial dengan


menggunakan grafik tiga dimensi untuk menggambarkan posisi dari
komposisi peran.
Segitiga fiktorial merupakan suatu metode yang digunakan untuk mengetahui
komposisi peran dari serangga yang berada di dalam suatu agroekosistem
Pengamatan Hama
Koleksi arthropoda di lapangan dapat dilakukan dengan berbagai cara menggunakan
beberapa macam alat, seperti pitfall, sweep net, dan perangkap (warna dan cahaya).
Berikut beberapa perangkap yang biasa digunakan:

1. Pitfall Trap
Perangkap ini digunakan untuk menangkap serangga tanah dan laba-laba. Alat
yang digunakan adalah gelas plastik yang berisi air yang dilarutkan sedikit
sabun/detergen.
Pengamatan Hama
2. Malaise Trap
Perangkap ini terdiri dari jaring vertikal sebagai pelindung, jaring ujung, dan
kanopi miring yang mengarah ke perangkat koleksi. Malaise trap digunakan untuk
mengoleksi jenis lebah dan berbagai jenis serangga terbang lainnya
Pengamatan Hama
3. Pan trap
Perangkap ini terdiri dari panci/wadah berwarna-warni yang berisi air sabun di
dalamnya. Warna wadah yang berbeda akan memerangkap jenis serangga yang
berbeda pula.
Pengamatan Hama
4. Sticky trap
Perangkap ini berupa perangkap warna yang lekat, sehingga serangga yang
hinggap tidak dapat lepas. Perangkap warna yang biasa digunakan yaitu perangkap
warna kuning, yang dapat menarik kutu aphid, kutu kebul, dan serangga bermanfaat,
sedangkan perangkap warna putih dapat menarik thrips.
PENGAMATAN HAMA
TABEL 1. KOMPOSISI PERAN ARTHROPODA PADA PERTANAMAN
KENTANG DI KECAMATAN LOWOKWARU 2010-2011
PENGAMATAN HAMA
Menentukan komposisi peran dari hasil pengamatan minggu pertama,
yaitu 25 % hama - 25 % musuh alami - 50 % serangga lain.
Pengamatan Hama
TUGAS PRAKTIKUM
KODE A (KELAS A-F)
Absen ganjil -> 1,3,5 mst. Absen genap -> 2,4,6 mst
Berikut adalah data komposisi peran Arthropoda pada Pertanaman
Tomat di Lahan Jatimulyo 2015:
TUGAS PRAKTIKUM
Berikut adalah data komposisi peran Arthropoda pada Pertanaman
Tomat di Lahan Jatimulyo 2015:
KODE B (KELAS G-L)
Absen ganjil -> 1,3,5 mst. Absen genap -> 2,4,6 mst
Waktu Pengamatan Jumlah Individu
(mst) Hama Musuh Alami (MA) Serangga Lain (SL) Total

1 15 25 4

2 20 15 5

3 5 25 9

4 10 25 13

5 19 10 5

6 15 20 5
TUGAS PRAKTIKUM
Berikut adalah data komposisi peran Arthropoda pada Pertanaman
Tomat di Lahan Jatimulyo 2015:
KODE C (KELAS M-R)
Absen ganjil -> 1,3,5 mst. Absen genap -> 2,4,6 mst
TUGAS PRAKTIKUM
 Buatlah segitiga fiktorial dengan data tersebut dan
simpulkan bagaimana hasil dari masing-masing segitiga
fiktorial tersebut. Kemudian lakukanlah interpretasi data
dan buat kesimpulan dari komposisi peran Arthropoda
pada pertanaman Tomat di Lahan Jatimulyo 2015.
 Kerjakan dikertas folio bergaris dan ditulis tangan, serta
dikumpulkan dalam bentuk PDF dan format pengumpulan
(Nama_Nim_Segitiga Fiktorial). Dikumpulkan pada pukul
23.59 malam ini. Semangat!
TERIMAKASIH
PENGAMATAN
BERKELANJUTAN
Tim Asisten
Manajemen Agroekosistem
Aspek HPT 2022
Pitfall Trap

Perangkap ini digunakan untuk menangkap serangga


yang merayap di permukaan tanah. Alat yang digunakan
adalah gelas plastik yang berisi air sabun/detergen.
Penambahan sabun/detergen berfungsi untuk
mengurangi tegangan permukaan air, sehingga serangga
tidak dapat keluar dari perangkap.

• Pemasangan pitfall trap biasanya dilakukan selama 1 x 24


jam.
• Diletakkan di lima titik (plot) pada sawah untuk mewakili
seluruh petakan sawah
• Pengambilan sampel hama menggunakan pitfall trap
dilakukan pada fase vegetatif dan generatif.
• Sampel hama yang didapatkan kemudian diidentifikasi di
laboratorium.
Yellow Sticky Trap
Perangkap likat kuning (yellow sticky trap) merupakan
pengendalian yang dirancang berdasarkan preferensi
serangga terhadap suatu warna tertentu. Serangga
umumnya tertarik dengan cahaya, warna, aroma
makanan atau bau tertentu, dimana warna yang disukai
serangga biasanya warna-warna kontras seperti warna
kuning cerah.

• Yellow trap akan diletakkan di lima titik (plot) pada


sawah untuk mewakili seluruh petakan sawah.
• Dipasang selama 24 jam menggunakan papan kuning
berukuran 25 x 20 cm.
• Pengambilan sampel hama dilakukan pada fase
vegetatif dan generatif tanaman.
• Sampel hama yang didapat kemudian diidentifikasi
jumlah dan jenisnya di laboratorium.
Layout Pemasangan Perangkap Hama

a.

Keterangan:
a. Layout pengambilan sampel
hama menggunakan metode
b. yellow trap
b. Layout pengambilan sampel
hama menggunakan metode
pitfall trap
Sweep Net

Jaring serangga (sweep net) terbuat dari bahan


ringan dan kuat dengan kain kasa. Tujuannya untuk
menangkap serangga yang aktif terbang. Metode yang
digunakan adalah sweeping. Contoh serangga yaitu
yang berasal dari ordo Odonata.
Metode Zig-Zag

Mengayunkan sweep net


sebanyak 3 kali

Serangga yang tertangkap di


dalamnya dimasukkan ke dalam
plastik

Kecepatan ayunan sweep net


harus stabil dan tidak terlalu cepat
Pembuatan Tabel
Pembuatan tabel digunakan untuk mempermudah dalam proses selanjutnya yaitu
identifikasi di laboratorium. Apabila arthropoda yang ditemukan sulit dikenali maka bisa
dituliskan terlebih dahulu ordonya saja dengan mengacu pada kenampakan sayap, gejala
kerusakan tanaman, dan ciri fisik lainnya. Adapun contohnya sebagai berikut :

No. Nama umum Jumlah

1 Belalang 5
sembah
2 Acarina 5

3 Lebah madu 10

4 dst dst
Identifikasi Serangga
Tujuan :
1. untuk mendokumentasikan dan mengetahui peranan
arthropoda
2. Untuk melihat morfologi arthropoda dengan lebih jelas

Planococcus citri (kutu


dompolan) Oidium tingitanium (embun
tepung pada tanaman jeruk)
Alat dan bahan

Sampel tanaman Mikroskop stereo


Kamera

Langkah Kerja
1. Siapkan sampel arthropoda yang sudah diambil dari lokasi pengamatan.
2. Letakkan sampel tanaman di atas stage plate dengan perbesaran yang
sesuai hingga morfologi arthropoda terlihat dengan jelas.
3. Dokumentasikan arthropoda dengan kamera.
4. Golongkan ke dalam salah satu dari tiga peranan serangga.
Peranan
Arthropoda

Arthropoda lain
Musuh alami
Hama
Tabel dan Segitiga Fiktorial

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ ℎ𝑎𝑚𝑎
% Hama = x
Dalam pengamatan arthropoda, 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑎𝑟𝑡ℎ𝑟𝑜𝑝𝑜𝑑𝑎 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑠𝑎𝑡𝑢 𝑙𝑎𝑛𝑑𝑢𝑠𝑒
ditemukan 5 kepik hijau, 5 100%
5
belalang sembah, dan 10 lebah = 𝑥 100%
5+5+10
madu dalam satu land use, = 5/20 x 100%
sehingga dapat dilakukan = 25%
perhitungan sebagai berikut.
% Musuh alami = 25 %
% Serangga lain = 50%
Tabel dan Segitiga Fiktorial
Pengamatan Penyakit

Secara umum, pengukuran penyakit dapat


dilakukan dengan dua cara yakni pengukuran
penyakit mutlak dan pengukuran berdasarkan
intensitas serangan.
Apabila total kerugian yang ditimbulkan sampai
mengakibatkan tanaman mati maka
menggunakan metode mutlak dengan rumus:

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑎𝑛𝑎𝑚𝑎𝑛 𝑠𝑎𝑘𝑖𝑡


𝑃= × 100%
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑡𝑎𝑛𝑎𝑚𝑎𝑛
Contoh penyakit yang menggunakan metode mutlak adalah penyakit
layu Fusarium, layu bakteri, kulai bibit, dan akar gada pada kubis.

a. Penyakit layu fusarium b. Penyakit layu bakteri c. Penyakit akar gada


Sementara apabila tingkat serangan hanya menyerang bagian tanaman tanpa menyebabkan
tanaman mati atau masih bisa berproduksi, digunakan metode intensitas serangan dengan rumus:

∑(𝒏 × 𝒗)
𝑰= × 𝟏𝟎𝟎%
𝒁×𝑵

Skala serangan terbagi menjadi:


I = intensitas serangan
N = jumlah daun terserang 0 = tidak ada daun terserang
v = skala (0-4) 1 = daun terserang luasnya 1-25%
Z = skala tertinggi
2 = daun terserang luasnya 26-50%
N = total daun diamati
3 = daun terserang luasnya 51-75%
4 = daun terserang luasnya 76-100%
Contoh penyakit yang menggunakan
metode intensitas serangan adalah bercak
Cercospora pada kacang tanah, Alternaria
solani pada kentang, Phytopthtora
infestans pada kentang dan tomat.

d. Penyakit Cercospora e. Penyakit Alternaria solani f. Penyakit Phythopthora infestans


Alat dan Bahan
Tanaman Sampel
Sweep Net
Yellow Sticky Trap (YST)
Botol dan Gelas plastik
Air
Detergen
Alkohol
Wadah Plastik dan Kantong Plastik
Kuas
Kain Kasa/Kapas
Lup/Kaca Pembesar
Mikroskop stereo
Lembar Kerja Pengamatan dan Alat Tulis
Cara Kerja Pengamatan
Keanekaragaman Arthropoda
STEP 3
STEP 1 Memasang perangkap Yellow Sticky STEP 5
Membaca dan memahami Trap (YST) dan pitfall H-1 Mengidentifikasi serangga
buku panduan praktikum pengamatan (bentuk, sifat, dan peran)

STEP 2 STEP 4
Menyiapkan alat dan Pengamatan dilakukan
bahan yang digunakan keesokan harinya (YST,
pitfall, dan sweep net)
Cara Kerja Pengamatan
Keanekaragaman Penyakit

Membaca dan memahami Menentukan


buku panduan praktikum tanaman sampel

STEP 1 STEP 2 STEP 3 STEP 4

Menyiapkan alat Menghitung


dan bahan yang intensitas
digunakan penyakit
Pelaksanaan Fieldtrip

Fieldtrip Manajemen Agroekosistem dilakukan pada tanggal 10-11 April 2021


di Desa Karang Widoro dan Desa Tegalweru, Kecamatan Dau, Kabupaten
Malang, Provinsi Jawa Timur. Terdapat tiga penggunaan lahan yang
digunakan yaitu sawah, tegalan dan kebun. Komoditas yang digunakan yaitu
padi pada lahan sawah, jagung pada lahan tegalan, dan jeruk tumpang sari
dengan cabai pada lahan kebun. Lahan sawah dan tegalan berlokasi di Desa
Karang widoro, sedangkan lahan kebun berada di Desa Tegalweru.
Video cara menangkap Arthropoda menggunakan berbagai macam perangkap:
𝒉𝒕𝒕𝒑𝒔://𝒚𝒐𝒖𝒕𝒖. 𝒃𝒆/𝒉𝑪𝒉𝒁𝒈𝑷𝑨𝑶𝒘𝒄𝑼
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai