Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM

“ KEBERADAAN GULMA DILAHAN PERTANIAN”

DOSEN :

1. Ir. Jamila Messa,MP


2. Tegu Pratama,SP.,M.Si

OLEH

MARCE 20011014031

AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS ISLAM MAKASSAR

2021
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara agraris atau merupakan negara yang


sebagian besar penduduknya bermatapencaharian sebagai petani, sehingga
sektor pertanian merupakan sektor yang penting dalam pembangunan dan
menjadi sumber kehidupan yang utama.

Salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhna dan perkembangan


tanaman budidaya adalah keberadaan gulma. Gulma merupakan tumbuhan
yang tumbuh pada tempat yang tidak dikehendaki oleh petani, karena akan
merugikan petani baik langsung maupun tidak langsung. Dalam sistem
pertanian, gulma tidak dikehendaki karena dapat menimbulkan banyak
kerugian antara lain yaitu menurunkan hasil, menurunkan mutu, sebagai
tanaman inang hama dan penyakit, menimbulkan keracunan bagi tanaman
pokok seperti allelopati. Keberadaan gulma dengan jumlah populasi cukup
tinggi mengakibatkan kerugian besar bagi petani sehingga perlu dikendalikan.

Pada umumnya persaingan gulma terhadap pertanaman terjadi dan


terparah pada seperampat dan sepertiga dari umur tanaman. Persaingan pada
awal pertumbuhan akan mengurangi kualitas hasil panen tanaman, sedangkan
gangguan dan persaingan pada pertanaman menjelang panen berpengaruh
lebih besar terhadap kuantitas hasil panen.

Keberadaan gulma dapat diketahui dengan cara melihat secara


langsung dilahan pertanian . selain itu, dengan metode seperti ini kita dapat
mengetahui kerugian yang ditimbulkan gulma tersebut dan jenis pengendalian
yang digunakan setiap petani.
B. Tujuan praktikum

Tujuan dari praktikum ini adalah :

 Memahami proporsi gulma yang tumbuh dilahan budidaya


 Mengetahui tingkat kerugian yang dirasakan petani akibat gulma
 Mengetahui beberapa teknik pengendalian Gulma
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Defenisi Gulma

Gulma dapat dikategorikan sebagai organisme pengganggu tumbuhan


(OPT) yang dapat menyebabkan kehilangan hasil pada produksi tanaman
pertanian, termasuk komoditas hortikultura secara kualitas dan kuantitas.
Informasi dan pengetahuan teknis terkait gulma berupa tempat tumbuh gulma,
sifat gulma, cara memperbanyak diri serta klasifikasi gulma sangat penting
untuk diketahui oleh para petani hortikultura dan petugas lapang yang
membina petani hortikultura dalam menentukan cara dan teknik pengendalian
gulma yang cepat, tepat dan efektif.

Gulma merupakan tumbuhan yang selalu berada di sekitar tanaman


yang sedang dibudidayakan dan dapat pula mengakibatkan kehilangan hasil
secara tidak langsung pada tanaman budidaya disamping kehilangan hasil
langsung akibat hama dan penyakit tanaman.

Tumbuhan yang lazim menjadi gulma mempunyai beberapa cirri khas


yaitu : pertumbuhannya cepat, mempunyai daya bersaing yang kuat dalam
perebutan factor-faktor kebutuhan hidup, mempunyai toleransi yang besar
terhadap suasana lingkungan yang ekstrim, mempunyai daya berkembang-
biak yang besar baik secara generative atau vegetative ataupun kedua-duanya,
alat perkembang-biakannya mudah tersebar malaui angin,air, maupun
binatang, dan bijinya mempunyai sifat dormansi yang memungkinkannya
untuk bertahan hidup dalam kondisi yang tidak menguntungkan (Nasution,
1998).

B. Kerugian yang Ditimbulkan Akibat Gulma

Keberadaan gulma di lahan pertanian dirasakan sangat merugikan petani.


Kerugian itu disebabkan karena gulma mengadakan pesaingan dengan tanaman
budidaya. Persaingan antara gulma dengan tanaman pokok terjadi karena gulma
dan tanaman pokok tumbuh saling berdekatan pada tempat yang sama.
Tumbuhnya gulma menimbulkan banyak kerugian bagi petani. Kerugian adanya
gulma pada lahan produksi selain terjadinya kompetisi dengan tanaman pokok,
adanya gulma akan menghambat pekerjaan petani, mengganggu kesehatan
petani (menimbulkan alergi/gatal-gatal, menjadi tempat berlindung atau menjadi
inang bagi hama dan penyakit tanaman, menguras unsur hara, mengurangi
ketersediaan air bagi tanaman pokok, tercampurnya atau pengotoran biji gulma
pada hasil budidaya pertanian, terbentuknya alelopathy yang meracuni tanaman
budidaya, penurunan pembentukan fotosintat dan asimilat karena penaungan
gulma, menurunkan kualitas dan kuantitas hasil tanaman budidaya. Oleh karena
banyak kerugian yang ditimbulkan oleh gulma maka gulma harus dikendalikan
atau diberantas keberadaannya.

C. Sifat-Sifat Gulma Secara

Umum Gulma merupakan tumbuhan yang mempunyai sifat dan ciri khas
tertentu, yang umumnya berbeda dengan tanaman budidaya. Sifat-sifat dari gulma
tersebut antara lain : 1. Gulma mudah tumbuh pada setiap tempat atau daerah
yang berbeda-beda, mulai dari tempat yang miskin nutrisi sampai kaya nutrisi. 6
2. Gulma dapat bertahan hidup dan tumbuh pada daerah kering sampai daerah
yang lembab. 3. Kemampuan gulma untuk mengadakan regenerasi atau
perkembangbiakan gulma yang hidupnya menahun dapat pula menyebar luas
dengan perkembangbiakan vegetatif disamping generatif. Gulma dapat tumbuh
menjadi individu gulma yang baru seperti akar, batang, umbi dan lain sebagainya.
Inilah yang memungkinkan gulma unggul dalam persaingan dengan tanaman
budidaya. 4. Gulma juga dapat menghasilkan biji dalam jumlah yang sangat
banyak, inilah yang memngkinkan gulma cepat berkembang biak (Johnny, 2006
dalam Sinaga 2014).

D. Pengendalian Gulma

Pengendalian gulma dapat dilakukan secara preventif, manual, kultur


teknis, biologi, hayati, terpadu dan kimia dengan menggunakan herbisida.
Pengendalian gulma dengan cara menggunakan herbisida banyak diminati
terutama untuk lahan pertanian yang cukup luas. Hal tersebut dikarenakan
herbisida lebih efektif membunuh dan mengendalikan gulma tanaman tahunan dan
semak belukar serta meningkatkan hasil panen pada tanaman pokok dibandingkan
dengan penyiangan biasa.

Pengendalian gulma yang sering dilakukan dilahan yang saya amati yaitu
menggunakan mesin pemotong rumput tetapi apabila gulma sudah susah untuk
dikendalikan maka petani menggunakan herbisida, salah satu jenis herbisida yang
digunakan yaitu round up dan gramoxone.
BAB III

BAHAN DAN METODE

A. Tempat dan Waktu

Praktikum keberadaan gulma di lahan pertanian dilaksanakan di


daerah Kelompok Tani Sekkang Mata II, Kelurahan Tettikenrarae, kec.
Marioriwawo, kabupaten Soppeng pada hari kamis 30 oktober 2021 pukul
11.000. WITA

B. Alat dan Bahan Alat :

ALat

1. Alat tulis : Untuk mencatat hasil identifikasi.


2. HP : Untuk mendokumentasikan
3. Lembaran kerja atau panduan praktikum
4. Lahan

C. Prosedur Kerja
1. Mencari sebanyak mungkin jenis gulma berdasarkan yang
ditemukan pada lahan yang telah ditentukan
2. Mengisi kosioner sesuai pertanyaan kerseponden
3. Dokumentasikan gulma yang tumbuh dihamparan lahan tersebut
dan juga satu persatu jenis gulma yang ditemukan
BAB 1V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL
Analisis data

Lokasi : Kelurahan Tettikenrarae, kecamatan Marioriwawo, kabupaten


Soppeng

NO Nama Ilmiah Jenis inang Jenis Gulma Dominan


Gulma
1 Imperata cylindrica kakao Gulma rerumputan
2 Setaria plicata kakao Gulma rerumputan
3 Paspalum kakao Gulma rerumputan
conjugatum
4 Mikania micrantha, kakao Gulma daun lebar
5 cyperus kyllingia kakao Gulma teki

DAFTAR KUESIONER RESPONDEN (1)

A. Identitas Petani

1. Nama : Abbas Marsuki

2. Umur : 50 Tahun

3. Alamat : Kelurahan Tettikenrarae, kecamatan


Marioriwawo, kabupaten Soppeng

4. Pendidikan : SMA

5. Pekerjaan utama : Petani

6. Jumlah keluarga : 3 orang

7. Pengalaman bertani : 25 Tahun

8. Luas lokasi : 1,5 Hektar


B. Ekonomi Responden
1.Jumlah anggota keluarga (termasuk responden) ...3... Orang
2.Perkerjaan utama ? Petani

C.BudidayaTanaman
1. Komoditas tanamaman dan variatas tanaman yang digunakan ? kakao,
klon MCC

2. Masalah yang sering dihadapai petani ? adanya Gulma disekitar


tanaman.

3. Bagaimana cara mengendalikan gulma?


- menggunakan herbisida round up dan
gramoxone
-menggunakan mesin pemotong rumput

4. kerugian apa yang diperoleh dari opt


tersebut ?

dapat menurunkan produksi tanaman


cukup besar karena kompetisi unsur
hara dan air yang terjadi antara gulma
dan tanaman pokok sudah bisa
dipastikan mengurangi asupan dan
input yang diberikan pada tanaman
tersebut

DAFTAR KUESIONER RESPONDEN(2)

A. Identitas Petani
1. Nama : Asriadi

2. Umur : 38 Tahun

3. Alamat : Kelurahan Tettikenrarae, kecamatan


Marioriwawo, kabupaten Soppeng

4. Pendidikan : SMA

5. Pekerjaan utama : Petani

6. Jumlah keluarga : 2 orang

7. Pengalaman bertani : 13 Tahun

8. Luas lokasi : 1 Hektar

B. Ekonomi Responden
1.Jumlah anggota keluarga (termasuk responden) ...2... Orang
2.Perkerjaan utama ? Petani

C.BudidayaTanaman
1. Komoditas tanamaman dan variatas tanaman yang digunakan ? kakao,
klon s1 MCC 02
2. Masalah yang sering dihadapai petani ? adanya penyakit dan Gulma
disekitar tanaman ?

Bagaimana cara mengendalikan gulma?


menggunakan herbisida round up dan
gramoxone atau dikendalikan secara
mencabut dengan menggunakan mesin
pemotong rumput .

4.. kerugian apa yang diperoleh dari opt


tersebut ?
dapat Mengakibatkan buah kakao rusak atau
kurang maksimal serta dapat menurunkan
produksi tanaman cukup besar .

DAFTAR KUESIONER RESPONDEN ( 3 )

A. Identitas Petani

1. Nama : Irfan

2. Umur : 26 Tahun

3. Alamat : Kelurahan Tettikenrarae, kecamatan


Marioriwawo, kabupaten Soppeng

4. Pendidikan : D3 Perkebunan

5. Pekerjaan utama : swasta

6. Jumlah keluarga : 1 orang

7. Pengalaman bertani : 4 Tahun

8. Luas lokasi : 20 Hektar

B. Ekonomi Responden
1.Jumlah anggota keluarga (termasuk responden) ...6... Orang
2.Perkerjaan utama ? Swasta

C.BudidayaTanaman

1. Komoditas tanamaman dan variatas tanaman yang digunakan ? Kakao


Klon MCC 02
2. Masalah yang sering dihadapai petani ? adanya Gulma disekitar
tanaman

3. Bagaimana cara mengendalikan gulma?


Racun rumput atau herbisida round up dan
gramoxone atau dengan menggunakan mesin
pemotong rumput

4.. kerugian apa yang diperoleh dari opt


tersebut ? dapat menurunkan kualitas hasil
atau produksi tanaman dan petani menamba
biaya untuk pembelian herbisida.

DAFTAR KUESIONER RESPONDEN ( 4 )

A. Identitas Petani

1. Nama : Muh. Aris

2. Umur : 52 Tahun

3. Alamat : Kelurahan Tettikenrarae, kecamatan


Marioriwawo, kabupaten Soppeng

4. Pendidikan : SMA

5. Pekerjaan utama : Petani

6. Jumlah keluarga : 4 orang

7. Pengalaman bertani : 20 Tahun

8. Luas lokasi : 70 Are

B. Ekonomi Responden
1.Jumlah anggota keluarga (termasuk responden) ...4... Orang
2.Perkerjaan utama ? Petani
C.BudidayaTanaman
1. Komoditas tanamaman dan variatas tanaman yang digunakan ? Kakao
Klon MCC 01 Dan ICCRI

2. Masalah yang sering dihadapai petani ? adanya Gulma disekitar tanaman


dan susah dikendalikan

3. Bagaimana cara mengendalikan gulma?


- dibabat dengan mesin rumput
- menggunakan herbisida round up dan
gramoxone
4. kerugian apa yang diperoleh dari opt tersebut ?
Tanaman tidak bias berkembang dengan baik
dan juga pemangkasan sulit dilakukan
sehingga menurunkan hasil produksi

B. PEMBAHASAN

Dari hasil pengamatan yang dapat di jelaskan bahwa Gulma merupakan


salah satu kendala utama dalam usaha pembudidayaan suatu tanaman. Gulma
dapat tumbuh dan berkembang dengan pesat di lahan tanaman budidaya sehingga
dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan serta dapat mengakibatkan
turunnya hasil panen baik dari segi kualitas maupun kuantitas.

Pada lahan pertanian atau lahan budidaya Tidak jarang gulma lebih unggul
dalam bertahan hidup dibanding tanaman pokok, hal ini disebabkan karena gulma
memiliki pertumbuhan yang cepat, mempunyai daya saing yang kuat dalam
memperebutkan faktor-faktor kebutuhan hidupnya, mempunyai toleransi yang
besar terhadap kondisi lingkungan yang ekstrem, mempunyai daya berkembang
biak yang besar secara vegetatif atau generatif karena alat perkembangbiakannya
mudah tersebar melalui bantuan angin, air, dan binatang, serta bijinya mempunyai
sifat dormansi yang memungkinkannya untuk bertahan hidup dalam kondisi yang
kurang menguntungkan.

Pada praktikum kali ini mengenai keberadaan gulma dilahan pertanian di


didapatkan jenis gulma yang paling banyak didapat pada tanaman kakao Imperata
cylindrica, Setaria plicata, Paspalum conjugatum, Mikania micrantha, dan
cyperus kyllingia.

jenis-jenis gulma yang terdapat pada areal yang diamati dan dalam jumlah populasi
yang cukup tinggi yaitu jenis gulma rerumputan , ± 60 % , golongan gulma daun
lebar ± 20 % sedangkan golongan gulma teki-tekian ,20%. Cara petani atau
responden mengatasi atau mengendalikan OPT tersebut yang paling banyak
dilakukan adalah dengan menggunakan menggunakan mesin pemotong rumput
tapi apabila gulma susah dikendalikan maka dilakukan menyemprotkan dengan
Herbisida round up dan gramoxone , kerugian yang ditimbulakan oleh OPT
tersebut adalah dapat menyebabkan terhambatnya aksesibilitas terutama dalam
efisiensi dan efektifitas pemupukan, pertumbuhan tanaman kurang baik,
pemangkasan sulit dilakukan ,sulitnya pengendalian hama dan penyakit, kesulitan
dalam pengairan, proses pemanenan serta pekerjaan lainnya. Dan yang terpenting
lagi adalah seringnya gulma menjadi tanaman inang alternatif bagi hama ataupun
penyakit serta menunrunkan kualitas hasil yang diterima. Kerugian lain yang
ditimbulkan gulma adalah pengaruh persaingan ( kompetisi )mengurangi
ketersedian unsur hara tanaman mendorong efek allelophaty ( zat yang bersifat
racun pada tanaman ), dan petani menambah modal untuk pembelian herbisida.

Dapat dilihat pada gambar terdapat banyaknya gulma pada lahan pertanian
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Keberadaan gulma di lahan pertanian dirasakan sangat merugikan
petani. Kerugian itu disebabkan karena gulma mengadakan pesaingan
dengan tanaman budidaya. Persaingan antara gulma dengan tanaman
pokok terjadi karena gulma dan tanaman pokok tumbuh saling berdekatan
pada tempat yang sama. Tumbuhnya gulma menimbulkan banyak
kerugian bagi petani.
Di kelurahan Tettikenrarae, kec. Marioriwawo, kab. Soppeng
kerugian yang dialami petani adanya gulma adalah hasil produksi menurun
sehingga nilai jual berkurang sehingga petani sering menambah modal
untuk untuk pembelian pestisida untuk mengendalikan gulma
Pengendalian gulma yang dilakukan petani di daerah tersebut yang
sering digunakan adalah menggunakan alat mesin pemotong rumput
( gulma ) tetapi apabilah gulma susah dikendalikan maka petani tersebut
melakukan penyemprotan racun rumput ( Herbisida ) . jenis herbisida yang
digunakan petani adalah round up dan gramoxone.
B. Saran
Sebaiknya petani mengantisipasi lebih awal adanya kerugian yang akan
disebabkan gulma dengan cara melakukan penanganan lebih awal atau
sebelum gulma tumbuh besar atau banyak.

DAFTAR PUSTAKA

Nasution, U. 1998. Gulma Pengendalian Di Perkebunan Karet Sumatera Utara


Dan

Aceh. Pusat Penelitian Dan Pengembangan Perkebunan Tanjung Morawa


(P4TM).

Johny, Martin. 2006. Dasar-dasar Mata Kuliah Gulma di Jurusan Biologi.

Universitas Udayana. Bali.

Sukman Y dan Yakup. 2002. Gulma dan Teknik Pengendaliannya. PT Raja

Grafindo Persada. Jakarta.

Sembodo, R, J, Dad. 2010. Gulma dan pengelolaannya. Graha Ilmu.

Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai