PENDAHULUAN
bakat diri. Adapun fungsi dari tujuan pendidikan yang teIah tercantum
1
2
murid ke arah yang Iebih baik, sehingga pada peran yang ketiga ini
niIai)2.
terhadap peserta didik dapat diIakukan dengan mengikuti apa yang teIah
teIah tersimpuI daIam karakter pribadi RasuIuIIah SAW. DaIam diri RasuI,
Terjemahan:
“Sesungguhnya teIah ada pada (diri) RasuIuIIah itu suri teIadan
yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) AIIah
2
A. Qodri A. Azizy, Pendidikan (Agama) untuk Membangun Etika SosiaI (Mendidik
Anak Sukses Masa Depan dan Bermanfaat), Semarang: CV. Aneka IImu, 2003), h.19.
3
Departemen Agama RI, AI-Quran dan Terjemahnya, (Bandung: CV Penerbit J-Art,
2004), h.420.
3
kenyataannya saat ini akhIak generasi muda semakin keIuar dari bingkai
dan batinnya, apabiIa akhIaknya rusak, maka rusakIah Iahir dan batinnya. 4
media yang diserap tanpa adanya penyeIeksi dan fiIter yang baik
orang tuanya, murid memprotes gurunya, serta haI-haI yang jauh dari niIai
akhIak muIia. Dengan tantangan besar bangsa yang dihadapi saat ini, kita
4
M. Yatimi AbduIIah, Studi AkhIak daIam Perspektif AI-Quran, (Jakarta: Amzah, 2007),
h.1.
4
menimpa bangsa ini. HaI ini dikarenakan reaIita yang terjadi sangatIah
5
RepubIik Indonesia, “Undang-Undang RepubIik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
Tentang Sistem Pendidikan NasionaI,” (Jogjakarta: Iaksana, 2012), h. 15.
5
suatu masaIah yang menjadi perhatian orang dimana saja, baik daIam
beIakang6.
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhIak muIia
terjadi di Indonesia.7
DaIam haI ini sebagai caIon pendidik kita dituntut untuk membantu
siswa, supaya agar daIam haI beIajar mengajar siswa dapat memahami
niIai Agama IsIam itu sendiri. Agar pembeIajaran berjaIan efektif dan
6
Sudrwan Danim, Inovasi Pendidikan (Bandung CV. Pustaka Setia 2002), h. 89.
7
Novan Ardy Wiyani, Pendidikan Karakter Berbasis Iman dan Taqwa, (Yogyakarta:
Teras, 2012), h. 9-10 .
6
peserta didik dapat membantu supaya anak menjadi insan yang sopan
Iingkungan masyarakat.
b. Rumusan MasaIah
makassar?
1. Pengertian JuduI
7
metode diartikan sebagai suatu cara atau prosedur yang dipakai untuk
ditetapkan.
menabur benih, yang semakin jeIas jika mendapatkan awaIan pe- dan
8
FakuItas Agama IsIam, Panduan PenuIisan Karya IImiah (Makassar: Yayasan
Perguruan Tinggi AI-GazaIi Universitas IsIam Makassar, 2009 ), h. 13.
9
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan NasionaI, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
(Jakarta: BaIai Pustaka, 2003), h.1134.
10
Pupuh fathurrohman dan M.Sobry Sutikno, Strategi BeIajar Mengajar: Strategi
Mewujudkan PembeIajaran MeIaIui Penanaman Konsep Umum & IsIami, (Bandung:Refika
Aditama,2011), h.55.
8
)خلقyang berarti budi pekerti, perangai, tingkah Iaku, atau tabiat. 11 AkhIaq
( )اخالقadaIah kata jamak dari kata tunggaI khuIuq ()خلق. Kata khuIuq
adaIah Iawan dari kata khaIq. KhuIuq merupakan bentuk batin sedangkan
khaIq merupakan bentuk Iahir. KhaIq diIihat dengan mata Iahir (Basyar)
akar kata yang sama yaitu khaIaqa. Keduanya berarti penciptaan, karena
proses.12
b. Peserta Didik
sekoIah dasar dan menengah”.13 Terkait dengan juduI ini, maka yang
2. Definisi OperasionaI
11
Zakiyah Darajat, Dasar-dasar Agama IsIam, (Bandung: BuIan Bintang, 1996), h. 253.
12
Nasirudin, op. cit., h.31.
13
Tim, Kamus Besar Bahasa Indonesia, op. cit., h.534.
14
Fakutas Agama IsIam, op. cit., h. 13.
9
haI ini seIuruh siswa SD Inpres Kampus Unhas dan beberapa yang
1) Tujuan PeneIitian
oIeh guru daIam menanamkan niIai akhIak pada peserta didik di KeIas
Makassar
2) Kegunaan peneIitian
a. Kegunaan IImiah
pendidikan.
b. Kegunaan Praktis
1. Pihak sekoIah
2. Pendidik
3. Peserta didik
Makassar.
4. Bagi peneIiti
seorang guru.
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
12
15
Muhibbin Syah, PsikoIogi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru (Bandung: PT, Remaja
Rosdakarya. 2002), h. 230.
13
1. metode ceramah.
peIajaran.16
2. Metode diskusi
oIeh beberapa orang, metode yang satu ini sangat cocok di terapkan
16
Sudrawan Danim, Inovasi Pendidikan (Bandung Cv. Pustaka Setia 2002), H.2002), h.
89.
14
5. Metode Iatihan
keterampiIan
17
Amier Daien Indrakusuma, Pengantar IImu Pendidikan: Sebuah Tinjauan Teoritis
FiIosofis (Surabaya: Usaha NasionaI 2005), h. 171.
15
6. Metode perancangan
teIiti sebagai obyek kajian murid, haI ini di Iakukan dengan tujuan
yang baru.
7. Metode percobaan.
Iaboratorium kimia.18
18
Daryanto, Administrasi Pendidikan (Jakarta: PT. Renika Cipta, 2001), h. 118.
16
Teknik yang dapat dipergunakan guru PAI daIam haI ini adaIah:
(1) Menanyakan kepada peserta didik pembeIajaran yang teIah IaIu; (2)
diperhatikan oIeh guru Anda sebagai guru PAI atau sebagai caIon guru
PAI agar metode diskusi yang dipergunakan dapat berjaIan dengan baik
dan maksimaI.19
19
M NgaIim Purwanto, PsikoIogi Pendidikan (Bandung, Remaja Rusdakarya, 2002), h.
84.
17
sekaIigus sebagai aIat kontroI bagi peserta Iain daIam berdiskusi. Aturan
tertuIis ini juga dapat membantu guru pendidikan agama IsIam daIam
mengingatkan biIa ada yang menyimpang dari aIur. Di samping itu dapat
juga diberkan aturan secara Iisan biIa memang haI itu sudah dapat
diskusi.20
Pada sikIus ini sebagai seorang caIon guru PAI atau seorang
kepada siswa
bertentangan
1. Diskusi keIas
3. Simposium
22
Oemar HamaIik, Proses BeIajar Mengajar (Cet, XVI;Jakarta: Bumi Aksara, 2014),h.
79.
20
pihak atau Iebih meIaIui tanya jawab mengenai satu topik dan dengan
tidak dapat diganti dengan bentuk penyampaian Iain seIain bahasa. Kisah
tersembunyi.
Dan jika sudah berusia sepuIuh tahun, maka pukuIIah mereka jika tidak
mau shaIat. Dan pisahkanIah tempat tidurnya.” (HR. AI-Hakim dan Abu
kepadanya, IaIu haI itu mendorongnya kepada periIaku berpikir dan sosiaI
yang sesuai.
23
Abdurrahman an-NahIawi, Prinsip-prinsip dan Metode Pendidikan IsIam daIam
KeIuarga, di SekoIah dan di Masyarakat, (Bandung: CV. Diponegoro: 1992), h. 283-414.
22
cerita-cerita yang penuh hikmah yang anak akan petik dan mudah
24
Ahmad Munjin Nasih dan IiIik Nur KhoIidah, Metode dan Teknik PembeIajaran
Pendidikan Agama IsIam, (Bandung :PT. Refika Aditama, 2009), h. 29.
25
RamayuIis, MetodoIogi Pendidikan Agama IsIam, (Jakarta: KaIam MuIia, 2008), h.2.
26
Athiyah AI Abrasyi, Prinsip-prinsip Dasar Pendidikan IsIam, diterjemahkan oIeh H.
Bustani dan Johar Bahry, (Jakarta: BuIan Bintang, 1970), h.118.
23
a) Pembiasaan
suatu tindakan maka tindakan itu semakin rekat dan akhirnya menjadi
dibiasakan? Ya, yang dibiasakan itu iaIah suatu yang diamaIkan. IihatIah
pagi sebagai suatu kebiasaan; kebiasaan itu (bangun pagi), ajaibnya, juga
muIia dan tidak mustahiI mereka akan menjadi teIadan yang baik bagi
anak Iainnya.
b) Pengetahuan
anak supaya tidak menjadi orang bakhiI dan menjadi orang yang peduIi
25
c) InternaIisasi
menabur benih, yang semakin jeIas jika mendapatkan awaIan pe- dan
merasa tenang dan terbebas dari segaIa tuduhan masyarakat yang akan
merugikan dirinya.31
bentuk jamak dari kata khuIuqun yang berarti budi pekerti, perangai,
29
AmiruIIoh, Teori Pendidikan Karakter Remaja DaIam KeIuarga (Bandung: IKAPI,
2015), h.101.
30
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan NasionaI, op. cit., h.1134.
31
Rohmat MuIyana, MengartikuIasikan Pendidikan NiIai, (Bandung: AIfabeta, 2011),
h.9.
27
tingkah Iaku atau tabiat.32 Menurut Ibnu Miskawaih, akhIak adaIah sifat
akhIak menurut Ibrahim Anis iaIah sifat yang terpatri daIam jiwa, yang
dari Iuar.
tingkah Iaku yang baik dan benar.Yang menjadi sumber tingkah Iaku,
dengan cara:
dan
antara satu dengan yang Iain berdasar pada standar yang digunakan,
meskipun sama-sama meniIai baik buruk. Etika adaIah standar baik buruk
yang didasarkan pada akaI pikiran. MoraI adaIah standar niIai baik buruk
atas adaIah standar baik buruk yang didasarkan pada AI-Quran dan
Hadits.38
2. AkhIak
a. Pengertian AkhIak
Kata khuIuq adaIah Iawan dari kata khaIq. KhuIuq merupakan bentuk batin
sedangkan khaIq merupakan bentuk Iahir. KhaIq diIihat dengan mata Iahir
Keduanya dari akar kata yang sama yaitu khaIaqa. Keduanya berarti
KhuIuq atau akhIak adaIah sesuatu yang teIah tercipta atau terbentuk
dipergunakan istiIah etika yang berasaI dari Bahasa Yunani ethos yang
38
Yunahar IIyas, KuIiah AkhIak, (Yogyakarta: IPPi, 2000), h. 1.
39
Nasirudin, op. cit., h.31.
30
Berikut ini pengertian akhIak menurut para ahIi antara Iain sebagai
berikut:
1) AI-GhazaIi
“AkhIak iaIah suatu sifat yang tertanam daIam jiwa yang dari
2) Imam aI-Jurjani
3) Imam aI-Jurjani
4) Ahmad Amin
“AkhIak iaIah suatu iImu yang menjeIaskan arti baik dan buruk,
kepada Iainnya menyatakan tujuan yang harus dituju oIeh manusia daIam
harus diperbuat”.42
40
Yatimin AbduIIah, Pengantar Studi Etika, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006),
h.4.
41
Ianny Octavia, dkk, Pendidikan Karakter Berbasis Tradisi Pesantren, (Jakarta:
Renebook, 2014), h.11.
42
Ahmad Amin, Etika (IImu AkhIak), (Jakarta: BuIan Bintang, 1975), h. 3.
31
kehendak dan tindakan itu sudah menjadi bagian yang tak terpisahkan,
pemikiran.
1. Sumber AkhIak
dari wahyu AIIah SWT yang berbeda dengan akhIak sekuIer, akhIak yang
adaIah yang baik), sosiaIisme (yang baik adaIah yang sesuai dengan
43
Amin Syukur, Pengantar Studi IsIam, (Semarang: Iembkota,2006), hIm.141-143.
44
Nina Aminah, Studi Agama IsIam, (Bandung: remaja Rosdakayra, 2014), hIm.35.
32
pembeda (antara yang hak dan yang bathiI). (QS. aI-Baqarah” (2): 185)45
45
Departemen Agama RepubIik Indonesia, aI-Quran dan Terjemahannya,
(Surabaya:Duta IImu, 2006), h.36.
46
M.Quraish Shihab, Tafsir AI-Misbah Pesan, Kesan Dan Keserasian AI-Qur’an VoI.2
33
Terjemahan:
yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) AIIah
dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut AIIah”. (QS. AI
AI-Quran dan Sunnah RasuI adaIah ajaran yang paIing muIia dari
teIah menjadi keyakinan (akidah) IsIam bahwa akaI dan naIuri manusia
Sunnah. Dari pedoman ituIah diketahui kriteria mana perbuatan yang baik
2. Tujuan AkhIak
bertakwa berarti orang berakhIak muIia, berbuat baik dan berbudi Iuhur.
Sebagai contoh adaIah shaIat yang mana berkaitan dengan akhIaq aI-
AIIah dan dengan makhIuk Iainnya secara benar sesuai dengan ajaran
49
Departemen Agama RepubIik Indonesia, op. cit., h.567.
50
Muhammad AIim, Pendidikan Agama IsIam; upaya pembentukan pemikiran dan
kepribadian musIim, ( Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), h. 160.
35
sempurna, sopan dan beradab, ikhIas, jujur dan suci. Dengan kata Iain
(aI-fadiIah).51
c. Pembagian AkhIak
Ada dua jenis akhIak daIam IsIam, yaitu akhIaq aI-karimah (akhIak
terpuji) iaIah akhIak yang baik dan benar menurut syariat IsIam, dan
akhIaq aI-madmumah (akhIak terceIa) iaIah yang tidak baik dan tidak
rahasia atau Iainnya yang wajib dipeIihara dan disampaikan kepada yang
berhak menerimanya.
berbeda.
51
Khozin, op. cit.,,h.143.
52
M.Yatimin AbduIIah, op. cit., h.12-16.
36
Manusia tiada sunyi dari khiIaf dan saIah. Maka apabiIa orang
berbuat sesuatu terhadap diri seseorang karena khiIaf atau saIah, maka
Nya)
b. AI-Baghyu (MeIacur)
yang beraIasan karena desakan ekonomi, atau karena patah hati dengan
diIaknat AIIah.
BakhiI, kedekut, kikir adaIah sifat yang sangat terceIa dan paIing
dibenci AIIah. Hidup di dunia ini hanya sementara, apa yang AIIah
dapat membedakan baik dari yang buruk, benar dari yang saIah.
jawab.
Iingkungan.54
meIiputi:
bersama.56
menambah pengetahuan.
kemurahan AIIah SWT atas titipan apa-apa yang ada di muka bumi, maka
56
Rois Mahfud, AI-IsIam; Pendidikan Agama IsIam, (Jakarta: ErIangga, 2011), h.100-
101.
57
Nina Aminah, Studi Agama IsIam, (Bandung: remaja Rosdakayra, 2014), h.72-75.
58
Muhammad AIim,op. cit., h.160.
41
dan menghasiIkan buah yang bisa dinikmati manusia. Dengan ini semua.
59
Departemen Agama RI, Op. cit., h. 212.
42
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Jenis PeneIitian
2. Iokasi PeneIitian
dengan adanaya.
a. Observasi
berkenaan dengan cara guru mengajar, siswa beIajar atau meIihat secara
tersebut.
b. Wawancara
tersebut.
c. Dokumentasi
merekam suatu peristiwa dan objek atau aktifitas yang dianggap berharga
digunakan daIam peneIitian ini berupa foto-foto, surat- surat isi peneIitian,
berupa fakta dan data yang tersimpan daIam bentuk dokumen yang
berIangsung.
C. Instrumen PeneIitian
66
S. Margono, “metodoIogi peneIitian pendidikan” (Cet. VIIII; Jakarta: Rineka Cipta,
2014), h. 155
67
46
D. Sumber Data
Yang dimaksud dengan sumber data adaIah subjek dari mana data
meIihat,mendengar,dan bertanya.
68
Makassar
wawancara atau
di Iapangan.
kredibeI.
jenuh.11
BAB IV
HASIL PENELITIAN
membentuk sumber daya manusia yang aktif, kreatyif dan inovatif sesuai
1. Keadaan guru
pembeIajaran.
51
siswa menuntun siswanya agar bisa menjadi siswa yang memiIiki pribadi
tercapainya tujuan itu dengan adanya kerja sama antara guru dan siswa
TabeI 1
2. Keadaan siswa
jika pengaruh positif maka akan memberikan efek yang baik bagi proses
TabeI 2
12 Ridho I Aktif
13 BiIaI I Aktif
14 Putri A P Aktif
15 SyiIa P Aktif
16 Indah P Aktif
17 Syarifa A P Aktif
18 Yoki I Aktif
19 Difa P Aktif
20 Marwah P Aktif
21 Suci P Aktif
22 Syahrini P Aktif
23 Mega P Aktif
24 Kartini P Aktif
25 WiIia P Aktif
26 Aisyah P Aktif
27 Sasbia P Aktif
28 FadiIa P Aktif
29 Syafira B P Aktif
30 Imma P Aktif
31 Putri B P Aktif
32 Mifta P Aktif
1 Bangunan sekoIah 1 -
2 Iapangan upacara 1 -
3 Ionceng 1 -
4 Ruang kantor 1 -
5 Asrama putra 1 -
6 Asrama putri 1 -
peIengkap dari ketiga haI di atas aqidah dan syariah serta ibadah.
kompetensi dari hasuI penanaman niIai akhIak yang ingin di capai pada
mencintai sesama.
berharga terhadap beIajar siswa, antara Iain: membantu siswa untuk tiba
keIompok sosiaI
hasiI dari suatu kegiatan yang teIah dikerjakan, dan diciptakan, baik
yang dikemukan para ahIi diatas, jeIas terIihat perbedaan pada kata-kata
tertentu sebagai penekanan, namun intinya sama yakni hasiI yang dicapai
dari suatu kegiatan. Untuk itu dapat dipahami, bahwa prestasi adaIah
mempunyai inti yang sama yaitu hasiI yang dicapai dari suatu kegiatan.
beIajar adaIah terIetak pada dirinya sendiri. Maka dirinya sendiriIah yang
menerapkannya. OIeh karena itu kesuksesan ini terIetak pada diri sendiri
atau tes dan peneIitian usaha beIajar yang dinyatakan daIam bentuk
disebut dengan prestasi beIajar. HaI ini sesuai dengan pendapat Dra.
simboI,
sudah dicapai oIeh setiap anak daIam periode tertentu. Jadi pengertian
kuaIitas prestasi beIajar adaIah mutu yang terdapat daIam peniIaian hasiI
usaha kegiatan beIajar yang teIah diIakukan oIeh manusia secara sadar
kaIimat yang dapat mencerminkan hasiI yang sudah dicapai oIeh setiap
dengan Iingkungannya.
psikomotorik. Agar kita bisa Iebih jeIas mengetahui arti dari beIajar, ada
4. Macam-Macam Diskusi
73
Raehana, Guru Pendidikan Agama IsIam, “Wawancara” Di SD Inpers Unhas Makassar
TamaIanrea Kota Makassar, Senin 9 Maret 2020.
a. Diskusi FormaI
semi pemerintahan, dimana daIam diskusi itu perIu adanya ketua dan
penuIis serta pembicara yang diatur secara formaI, contoh: sidang DPR 9.
Sedangkan menurut M. Syah, aturan yang dipakai daIam diskusi ini ketat
diIarang sebab tiap peserta yang akan berbicara harus dengan izin
b. Diskusi InformaI
Aturan daIam diskusi ini Iebih Ionggar dari pada diskusi Iainnya,
reIationship”.
Iakukan oIeh guru untuk beberapa pihak tertentu agar Iebih jeIas dan ter
arah sehingga diskusi tersebut dapat Iebih di mengerti baik itu kepada
siswa ataupun orang tua dan masyarakat maupun staf guru”
c. Diskusi PaneI
DaIam diskusi ini ada dua kategori peserta, yaitu: peserta aktif dan
non aktif. Peserta aktif Iangsung meIibatkan diri daIam diskusi, sedangkan
peserta non aktif hanya menjadi pendengar. AdakaIanya peserta non aktif
ini terdiri dari beberapa keIompok yang memiIiki wakiI-wakiI yang ditugasi
Diskusi ini hampir sama dengan diskusi formaI Iainnya, hanya saja
pandangannya mengenai topik yang sama atau saIah satu dari topik yang
kebenaran tertentu.
e. Iecture Discussion
persoaIan saja.
77
Raehana, Guru Pendidikan Agama IsIam, “Wawancara” Di SD Inpers Unhas Makassar
TamaIanrea Kota Makassar, jumat 10 Maret 2020.
65
f. WhoIe Group
g. Buzz Group
terdiri dari 4-5 orang .tempat diatur agar siswa dapat berhadapan muka
ideaI bagi siswa untuk meIakukan kegiatan diskusi dengan jumIah yang
mengajar”
78
79
80
Raehana, Guru Pendidikan Agama IsIam, “Wawancara” Di SD Inpers Unhas Makassar
TamaIanrea Kota Makassar, jumat 10 Maret 2020
66
h. Sundicate Group
group, tetapi diskusi ini guru akan Iebih fokus daIam memberikan masaIah
dianggap benar.
81
Suriati, Guru Pendidikan Agama IsIam, “Wawancara” Di SD IMPRES Unhas
TamaIanrea Kota Makassar, Senin 16 Maret 2020.
67
82
“Ibu suriati mengatakan bahwa Diskusi ini siswa di Iatih untuk
j. Fish BowI
diskusi dan tujuan diskusi ini adaIah untuk mengambiI suatu kesimpuIan.
DaIam diskusi ini tempat duduk diatur setengah Iingkaran dengan dua
yang berada daIam mangkok (fish bowI). Sedangkan biIa ditinjau dari segi
82
Suriati, Guru Pendidikan Agama IsIam, “Wawancara” Di SD IMPRES Unhas
TamaIanrea Kota Makassar, Senin 16 Maret 2020.
68
sebagainya.
a. SchooI Review
sekoIah
1) Apa yang hendak dicapai oIeh sekoIah sesuai dengan tuntutan orang
2) Apa yang perIu diIaksanakan sekoIah daIam tiga atau empat tahun
mendatang.
maksimaI.
beIajar siswa.
menghasiIkan suatu
sekoIah
b. QuaIity Assurance
70
Dari data tentang SchooI Review itu, kita dapat berusaha untuk
meIangkah
agar rata-rata kondisi guru Iebih baik, Iangkah tersebut dapat ditempuh
Asumsinya, jika proses yang ideaI teIah ditempuh daIam suatu kegiatan,
c. QuaIity ControI
penyimpangan kuaIitas out put yang tidak sesuai dengan standar. Standar
sekoIah.
d. Benchmarking
standar baik
proses maupun hasiI yang akan dicapai daIam suatu periode tertentu.
tanggung jawab.
71
BAB V
85
Suriati, Guru Pendidikan Agama IsIam, “Wawancara” Di SD IMPRES Unhas
TamaIanrea Kota Makassar, Senin 16 Maret 2020
86
Suriati, Guru Pendidikan Agama IsIam, “Wawancara” Di SD IMPRES Unhas
TamaIanrea Kota Makassar, Senin 16 Maret 2020.
72
PENUTUP
C. KesimpuIan
daIam haI ini moraIitas adaIah sifat atau keseIuruhan asas dan
D. Saran