Anda di halaman 1dari 6

REKOMENDASI TEKNIS

PADA PERORANGAN YANG BERKONSULTASI


Diberikan kepada :
1. Nama : Sanam Suwiarto
2. Pekerjaan : Petani
3. Alamat : Susukan Kec. Sumbang (Poktan Tani Jaya I)
4. Tempat : BPP Sumbang
5. Hari / Tanggal : Kamis, 2 Desember 2021
Masalah yang dikonsultasikan :
1. Komoditas : Tanaman Jagung
2. Luas / Populasi : 0,5 Ha
3. Permasalahan/Topic : Pengendalian Hama Wereng Pada Tanaman Jagung

Rekomendasi yang diberikan :


Pengendalian Hama Wereng Pada Tanaman Jagung

I. LATAR BELAKANG
Beberapa tahun yang lalu hama wereng jagung belum menjadi masalah
di sebagian besar sentra jagung, hal ini disebabkan dampak yang ditimbulkan
belum terlalu besar, dan kerugian yang ditimbulkan juga belum menyebakan
kerugian di kalangan petani jagung. Namun beberapa tahun terakhir
keberadaan wereng jagung semakin berkembang, hampir di semua areal sentra
tanaman jagung sudah menunjukkan gejala keberadaan hama ini, sehingga patut
di waspadai. Petani di beberapa daerah menyatakan hama wereng jagung saat
ini menjadi permasalahan yang serius bagi para petani. Kini, menjadi tantangan
besar bagi petani untuk mengatasi hama tersebut secara tepat. Akibat serangan
hama tersebut banyak petani mengalami kerugian besar, hasil panen berkurang,
bahkan gagal panen. Olehnya sebelum menimbulkan kerugian yang besar, perlu
pengetahuan mengenai hama ini sehingga kita dapat mengantisipasi dampak
serangannya dan melakukan teknik pengendalian yang tepat.
II. KLASIFIKASI HAMA WERENG JAGUNG
Wereng Jagung (Peregrinus Maidis Ashm) adalah salah satu hama
minor di tanaman jagung, namun keberadaan patut diwaspadai karena potensi
kehilangan hasil yang disebabkan oleh serangan wereng ini bisa mencapai 70
%, hal ini disebabkan wereng ini menghisap cairan tanaman sehingga
menyebabkan daun mengering dan bisa menyebabkan tanaman menjadi kerdil
dan tidak menghasilkan tongkol yang sempurna selain itu hama ini juga
diketahui sebagi vektor beberapa jenis virus diantaranya MMV (Maize Mosaic
Rhabdovirus) dan MStV (Maize Tenui virus) , walaupun belum ada laporan
tentang kerugian yang serius karena serangan hama ini karena umunya
serangannya pada umur 47 – 73 HST yang mana telah melewati fase kritis
tanaman jagung, sehingga kerugian yang disebabkan tidak terlalu signifikan,
walaupun beberapa tahun terakhir ada laporan bahwa wereng jagung juga
ditemukan pada fase vegetatif 15 – 42 HST.
Wereng jagung Peregrinus maidis Ashmead adalah serangga hama yang
hidup pada tanaman jagung. Serangga ini mempunyai nama synonim antara lain
Delphax maidis Ashmead, Delphax psylloides Lethierryi, dan Pundaluoya
simplicia Distant. Serangga ini masuk dalam famili Delphacidae, genus
Peregrinus dan specsies maidis. Serangga ini tidak saja merusak tanaman
jagung dan sorgum, tetapi juga dapat menularkan penyakit sejenis virus yang
disebut penyakit MMV (maize mosaic rhabdovirus) dan penyakit MStV (maize
tenuivirus), Serangga ini mempunyai banyak inang walupun niche utamanya
adalah jagung dan sorgum. Serangga ini dapat juga bertahan hidup pada
beberapa rerumputan dari jenis rumput navier Pennisetum purpureum
Schumach, rumput vasey Paspalum urvillei Steud, tanaman tebu Saccharum
officinarum L, dan sorgum. Serangga ini ditemukan juga pada rumput coarse.

Kingdom: Animalia

Phylum: Arthropoda

Class: Insecta

Order: Hemiptera

Suborder: Auchenorrhyncha

Superfamily: Fulgoroidea

Family: Delphacidae
Genus: Peregrinus

Species: P. maidis

III. SIKLUS HIDUP WERENG JAGUNG


Wereng Jagung betina bertelur 20-30 telur di dalam pelepah daun
tanaman inang mereka. Dalam kondisi normal, perkembangan dari penetasan ke
dewasa membutuhkan waktu sekitar 20 hari. Namun, perkembangan nimfa
wereng jagung sangat tergantung pada suhu. Perkembangan normal terjadi
antara 20-27 ° C dan memiliki lima tahap nimfa (remaja). Suhu ekstrem (di
bawah 10 ° C dan di atas 30 ° C) mengakibatkan hilangnya instar kelima dan
ganti kulit langsung dari instar keempat ke dewasa, tetapi perkembangan penuh
hingga 74 hari. Wereng jagung ini mampu mereproduksi sepanjang tahun,
tetapi perkembangannya dipengaruhi oleh perubahan suhu. Faktor lain yang
mempengaruhi perkembangan adalah ketersediaan nutrisi. Peningkatan kadar
pupuk Nitrogen dalam jaringan tanaman menghasilkan waktu pengembangan
yang lebih singkat, lebih banyak telur yang dihasilkan, dan peningkatan tingkat
kelangsungan hidup nimfa dan Imago.

Telur dan nimfa

Nimfa
Imago (bersayap sempurna)

Imago (bersayap pendek)

Mirip dengan wereng lainnya, wereng jagung juga memiliki dua


jenis wereng  dewasa yang berbeda dapat berkembang tergantung pada
kondisi lingkungan. yaitu

1. Brachypterous, memiliki sayap pendek (kurang berkembang) dan


paling sering berkembang sebagai respons terhadap tanaman inang
berkualitas tinggi, kepadatan populasi rendah, dan tidak perlu
penyebaran.
2. Macropterous, telah mengembangkan sayap sepenuhnya dan muncul
ketika diperlukan penyebaran karena kepadatan populasi yang tinggi
atau tanaman inang berkualitas rendah.

Macropterous
Brachypterous

Tujuan macropters adalah untuk menyebarkan dan meletakkan telur


pada bibit jagung, sedangkan brachypters hanya untuk memberi
makan pada tanaman yang tumbuh dan bereproduksi. Setelah tanaman
mulai menua, lebih banyak macropters diproduksi dan siklus
berlanjut.

IV. GEJALA SERANGAN WERENG JAGUNG


Wereng jagung menyerang tanaman dengan cara menghisap cairan
tanaman inangnya, gejala serangan pada daun tampak bercak bergaris kuning,
garis-garis pendek terputus-putus sampai bersambung terutama pada tulang
daun kedua dan ketiga. Daun tampak bergaris kuning panjang, begitu pula pada
pelepah daun. Pertumbuhan tanaman akan terhambat, menjadi kerdil, tanaman
menjadi layu dan kering (hopper burn). Selain itu hama ini juga sebagai vektor
untuk beberapa jenis virus diantaranya MMV (Maize Mosaic Rhabdo virus) dan
MStV (Maize Tenui virus)

V. REKOMENDASI TEKNIS
Pengendalian hama ini dapat dilakukan dengan berbagai cara
diantaranya :

1. Menanam varietas yang tahan


2. Tanam serempak untuk meminimalkan serangan.
3. Membersihkan rumput-rumput yang mejadi inang alternative dari hama
ini.
4. Mengurangi penggunaan pupuk Nitrogen (urea dan ZA) karena
penggunaan pupuk nitrogen yang tinggi dapat menyebabkan hama ini
berkembang dengan cepat.
5. Jarak tanam jangan terlalu rapat, untuk menjaga sirkulasi udara
6. Jika serangan tinggi lakukan pengendalian dengan cara kimia, gunakan
pestisida yang tepat.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.pejuangpangan.com/mewaspadai-serangan-wereng-jagung/

http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/63880/Pentingnya--pengamatan-hama-
dan-Penyakit-di-tanaman-jagung/

https://m.lampost.co/berita-dosen-pertanian-unila-identifikasi-wereng-jagung.html

http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/83575/-OPT--TANAMAN--JAGUNG----DAN-
PENGENDALIANNYA/

Sumbang , 2 Desember 2021

Yang Berkonsultasi Penyuluh Pertanian

Sanam Suwiarto Avriliana Sukowati,SP


NIP. 19840426 201706 2 003

Anda mungkin juga menyukai